DESIMINASI AWAL Fix
DESIMINASI AWAL Fix
OLEH :
KELOMPOK 10
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat-Nyalah Laporan Desiminasi Awal Praktek Manajemen
Keperawatan MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional) dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
1. Dr. Ida Komang Upeksa selaku Direktur RSUD Kab. Gianyar yang telah
memberikan ijin kepada kami untuk melaksanakan praktik profesi manajemen
keperawatan di Ruang Astina
2. I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.d selaku Rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali (ITEKES Bali) yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada kami untuk mengikuti praktek stase manajemen
keperawatan program studi Profesi Ners.
3. Ida Ayu Made Sasih S.Kep., SH., MHselaku Kepala Bidang Keperawatan
RSUD Kab. Gianyar.
4. Ns. Putu Ardiani, S.Kep selaku Kepala Ruangan dan Pembimbing Klinik
Ruang Astina yang berkenan menerima kami dan memberikan masukan serta
bimbingan.
5. Ns. IGN Kusuma Negara, S.Kep., MNS selaku Pembing Akademik stase
manjemen keperawatan yang telah memberikan masukan serta bimbingan.
6. Staf yang telah banyak memberikan masukan dan informasi data yang kami
perlukan.
ii
7. Rekan-rekan mahasiswa kelompok X Program Studi Profesi Ners atas
kerjasamanya selama ini.
Penulis menyadari bahwa laporan desiminasi awal ini banyak
kekurangan.Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk perbaikan berikutnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................... iv
DAFTAR BAGAN ................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan ..................................................................................... 3
C. Manfaat ................................................................................... 4
D. Tempat dan Waktu ................................................................. 4
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. Gambaran Umum Rumah Sakit .................................................... 5
1. Sejarah ..................................................................................... 5
2. Pelayanan di RSUD Sanjiwani Gianyar ................................ 11
3. Ketenagakerjaan .................................................................... 14
B. Gambaran Umum Ruang Astina ................................................ 15
BAB III FORMAT PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Pengkajian M1-M5 ...................................................................... 16
B. Pelaksanaan Analisa SWOT........................................................ 64
BAB IV PERENCANAAN
A. Prioritas Masalah……………………………………………….84
B. Perencanaan…………………………………………………….84
iv
DAFTAR BAGAN
3.2 Alur Masuk Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Sanjiwani Gianyar
3.3 Alur Umum Layanan Gawat Darurat
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, yaitu
SDM melakukan inovasi dan berubah atau SDM yang diubah oleh suatu
keadaan dan situasi. Perawat harus mempunyai keterampilan dalam proses
perubahan. Keterampilan pertama adalah proses keperawatan dan
keterampilan, kedua adalah ilmu teoritis dan pengalaman praktik. Perubahan
pelayanan kesehatan atau keperawatan merupakan kesatuan dalam
perkembangan dan perubahan keperawatan di Indonesia. Perubahan adalah
cara keperawatan mempertahankan diri sebagai profesi dan berperan aktif
dalam menghadapi era global (Nursalam, 2014).
Salah satu unsur yang sangat menentukan mutu pelayanan kesehatan
Rumah Sakit adalah tenaga kesehatan dan yang memiliki peran paling besar
adalah perawat, hal ini disebabkan profesi perawat memiliki proporsi yang
relatif besar yaitu hampir melebihi 50% dari seluruh sumber daya manusia
(SDM) Rumah Sakit. Kerja dan tugasnya lebih baik dibandingkan dengan
tenaga lain, karena sifat dan fungsi tenaga ini adalah mendukung pelayanan
medik berupa pelayanan keperawatan yang dikenal dengan asuhan
keperawatan (Wiwiek, 2008).
Menurut Gillies (1989) dalam Nursalam (2011) menyatakan bahwa
manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan,
melalui upaya staff keperawatan, untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman bagi pasien, keluarga dan masyarakat. Tuntutan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan melalui penerapan asuhan
keperawatan yang optimal semakin meningkat. Asuhan keperawatan yang
optimal dapat dicapai dengan menata sistem metode praktik keperawatan
professional (MPKP)yang mana perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien tersebut masuk
sampai keluar dari Rumah Sakit. Dengan penerapan model
1
asuhankeperawatan professional ini maka akan jelas peran dan fungsi
perawat sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugatnya.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan
melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan professional. Pemberian pelayanan keperawatan secara
professional perawat diharapkan mampu menyelesaikan tugasnya dalam
memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien menuju
kea rah kesehatan yang optimal (Nursalam, 2014).Pelaksanaan asuhan
keperawatan secara professional berkaitan dengan tuntunan profesi dan
tuntunan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan
pengelolaan secara professional dengan memperhatikan setiap perubahan
yang terjadi di Indonesia.
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata yaitu di Rumah Sakit dan komunitas sehingga perawat perlu
memahami konsep dan aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah
konsep tentang pengelolaan bahan, konsep manajemen keperawatan,
perencanaan, yang berupa rencana strategis melalui pendekatan :
pengumpulan data, analisa SWOT dan penyusunan langkah – langkah
perencanaan, pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam pelaksanaan
MPKP dan melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2014).
Sebagai mahasiswa keperawatan sebelum memahami MPKP lebih lanjut,
hendaknya memahami betul pengkajian yang harus dilakukan terkait dengan
pengkajian pelaksanaan manajemen keperawatan di suatu ruangan dalam
suatu rumah sakit.Ruang Astina RSUD Sanjiwani Gianyar merupakan ruang
rawat inap yang telah menggunakan Model Praktik Keperawatan Profesional.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan menyusun laporan manajemen
keperawatan di Ruang Astina RSUD Sanjiwani Gianyar dalam periode dua 5
hari terhitung mulai tanggal 27 Januari 2020 sampai 10 Februari 2020.
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik klinik manajemen keperawatan,
mahasiswa mampu memahami penerapan pengkajian manajemen
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik manajemen keperawatan,
mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian situasi ruangan di Ruang Astina RSUD
Sanjiwani Gianyar.
b. Melakukan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT
c. Menentukan rumusan masalah dan program inovasi yang dapat
diterapkan di Ruang Astina RSUD Sanjiwani Gianyar.
d. Menyusun rencana strategi dan operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian Model Praktek Keperawatan Profesional: (1)
Timbang Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3) Supervisi
Keperawatan, (4) Dokumentasi Keperawatan, (5) Discharge
Planning (6) Sentralisasi obat
Menyusun rencana strategis untuk menjalankan program inovasi
yang telah ditentukan: (1) Penyediaan leaflet untuk penyuluhan
pasien dan keluarga serta perlengkapan discharge planning, (2)
Penyediaan fasilitas untuk memberikan pelayanan yang maksimal
kepada pasien, (3) Menyusun dokumentasi keperawatan yang
berorientasi pada SAK.
e. Melaksanakan rencana strategis dan operasional ruangan
berdasarkan hasil pengkajian Model Praktek Keperawatan
Profesional: (1) Timbang Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3)
Supervisi Keperawatan, (4) Dokumentasi Keperawatan, (5)
Discharge Planning (6) Sentralisasi obat
f. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategis dan operasional
ruangan berdasarkan hasil pengkajian Model Praktek
Keperawatan Profesional:
3
(1)Timbang Terima, (2)Ronde Keperawatan, (3)Supervisi
Keperawatan, (4)Dokumentasi Keperawatan, (5)Discharge
Planning(6) Sentralisasi obat
g. Menganalisa Tingkat Kepuasan pasien
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Tercapainya kepuasan pasien dan pelanggan yang ada di Ruang Astina
RSUD Sanjiwani Gianyar.
2. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbina hubungan atau komunikasi yang adekuat antara perawat
dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, perawat
dengan pasien serta keluarga pasien.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
3. Bagi Rumah Sakit
a. Untuk menata tenaga keperawatan dalam upaya menuju layanan yg
profesional
b. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang Astina RSUD
Sanjiwani Gianyaryang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan professional.
c. Dapat menganalisa masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi.
d. Dapat menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
secara optimal.
D. Tempat dan Waktu
Tempat dilaksanakannya praktik klinik manajemen keperawatan ini adalah
di Ruang Astina RSUD Sanjiwani, selama 14 hari kerja terhitung tanggal 27
Januari 2020 sampai 10 Februari 2020.
4
BAB II
PROFIL RUMAH SAKIT
5
307Tahun 1994, Tanggal 15 Juli 1994, Tentang Penetapan dan
Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Kabupaten Daerah Tingkat II
Gianyar Kelas D menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C.
Pengisian jabatan struktural baru dapat dilakukan pada tahun 1996
tepatnya 12 Maret 1996. Dengan demikian perkembangan secara
organisasi menunjukkan semakin mantap dan pengisian jabatan
struktural secara lengkap dan menganut pola maksimal sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar Nomor 28
Tahun 1997 tanggal, 4 Desember 1997 tentang Pembentukan
Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Sanjiwani Kabupaten Daerah Tingkat IIGianyar.
Berdasarkan Perda Nomor 28 Tahun 1997 tersebut, tercantum
nama Rumah Sakit yaitu “Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani“
Kabupaten Daerah Tingkat IIGianyar.
Berdasarkan Perda Nomor 6 Tahun 2001 tanggal 5 Januari 2001
tentang Pembentukan Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar. Mengingat
perkembangan dan peningkatan jangkauan pelayanan Rumah Sakit
semakin pesat maka RSUD Sanjiwani Kab.Gianyar diusulkan
menjadi Rumah Sakit Kelas B NonPendidikan.
Berdasarkan Keputusan DPRD Kabupaten Gianyar Nomor 11
Tahun 2001 tanggal 3 Agustus 2001 tentang Penetapan Persetujuan
DPRD Kab.Gianyar terhadap peningkatan kelas RSUD Sanjiwani
Kab.Gianyar dari kelas C ke kelas B Non Pendidikan. Berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
41/Menkes/SK/I/2002 tanggal 21 Januari2002 tentang Peningkatan
Kelas RSUD Sanjiwani milik Pemerintah Kabupaten Gianyar, dari
kelas C menjadi kelas B NonPendidikan.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia tersebut di atas dan untuk mengoperasionalkan
RSUDSanjiwani Kabupaten Gianyar Kelas B Non Pendidikan maka
diterbitkanlah Surat Keputusan Bupati Gianyar Nomor 51 Tahun
6
2002 tanggal 12 Februari 2002 tentang Penetapan RSUD Sanjiwani
Kab.Gianyar menjadi Kelas B Non Pendidikan, sedangkan struktur
organisasi dan tata kerja Rumah Sakit mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan,
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Kabupaten Gianyar. Mengingat Peresmian RSUD Sanjiwani menjadi
kelas B Non Pendidikan yang dilaksanakan tanggal 18 Februari tahun
2002 oleh Bapak Bupati Gianyar, maka peristiwa bersejarah ini setiap
tanggal 18 Februari diperingati sebagai hari Ulang Tahun RSUD
SanjiwaniGianyar.
Pada tahun 2008 RSUD Sanjiwani berubah status menjadi Badan
Layanan Umum Daerah berdasarkan Keputusan Bupati Gianyar
Nomor 56 Tahun 2008 tentang Penetapan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLUD) pada RSUD
Sanjiwani Gianyar yang didilengkapi dengan Peraturan Bupati
Gianyar Nomor 7 tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan dan Akuntansi RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar serta
Peraturan Bupati Gianyar Nomor 52 Tahun 2012 tentang Stándar
Akuntansi Berbasis Akrual Badan Layanan Umum Daerah Rumah
Sakit Umum Daerah Sanjiwani KabupatenGianyar.
Seiring dengan tuntutan peningkatan kualitas pelayanan dan juga
untuk mewujudkan visi Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Kabupaten Gianyar yaitu Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah
Sanjiwani Terdepan Dalam Pelayanan Kesehatan, Pendidikan dan
Penelitian serta Teknologi Kesehatan Berstandar Nasional, Rumah
Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar telah ditetapkan
menjadi Rumah Sakit.
Pendidikan Satelit Universitas Udayana melalui Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.HK.02.03/I/4421/2016 tanggal 27 Desember 2016 dan
ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan Utama Universitas
7
Warmadewa melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor.HK.02.03/I/4422/2016 tanggal 27 Desember 2016.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar secara periodik wajib
terakreditasi oleh komisi akreditasi rumah sakit, dimana saat ini telah
lulus akreditasi versi Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
(SNAR) tingkat paripurna melalui sertifikat yang dikeluarkan oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit Nomor. KARS-SERT/51/XI/2018
tanggal 7 Nopember2018.
8
3) penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan;dan
4) penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
pengetahuan bidangkesehatan.
9
f. Falsafah RSUD Sanjiwani Gianyar
2) TujuanKhusus
10
b) Memberikan gambaran situasi pelayanan kesehatan Rumah
Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar
Tahun2018.
Layanan rawat inap telah disiapkan 266 buah tempat tidur (TT)
yang tersebar di seluruh ruang perawatan sesuai dengan tingkat/
kelas perawatannya dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2018
sebagai mana tebel 3.4 di bawahini.
11
7 Kelas Khusus 43 58 71
JUMLAH 210 210 260 280 266
Sumber : Subid. Keperawatan Rawat Inap 2018
13
3. Ketenagaan RSUD Sanjiwani Gianyar
14
B. Gambaran Umum Ruangan Astina
15
BAB III
PENGKAJIAN DATA DAN ANALISA
A.PENGUMPULAN DATA
1. M1-Man
a.Struktur Organisasi Ruang Astina RSUD Sanjiwani Gianyar
Struktur organisasi Rumah Sakit untuk Ruang Astina RSUD
Sanjiwani Gianyar terdiri dari Kepala Ruangan, Wakil Kepala
Ruangan, dimana Kepala Ruangan mempunyai 2 TIM dengan
masingmasing Ketua TIM mempunyai beberapa perawat pelaksana,
dimana kepala ruangan mempunyai inventaris dan administrasi.
Struktur organisasi tersebut sudah lengkap dengan uraian tugas, fungsi
kewajiban, tanggung jawab serta hubungan kerja dengan unit lain untuk
menyelenggarakan pelayanan keperawatan.
16
KEPALA RUANGAN
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Keperawatan Fungsional Ruang Astina RSUD Sanjiwani
Gianyar
17
Ketenagaan Ruang Astina RSUD Sanjiwani Gianyar
1) Riwayat pendidikan, ketenagaan dan sertifikasi Ruang Astina
RSUD Sanjiwani Gianyar
a)Tenaga Keperawatan
(1) Tenaga S1 Keperawatan 5 orang
(2) Tenaga DIII Keperawatan 8 orang
(3) Tenaga DIII Kebidanan 2 orang
b)Tenaga Non Keperawatan
(1) Tenaga Administrasi 1 orang
(2) Tenaga cleaning service 3 orang
2) Tabel ketenagaan dan riwayat pendidikan perawat serta pelatihan
yang didapat.
Tabel 3.1
Ketenagaan dan Riwayat Pendidikan Perawat di Ruang Astina RSUD
Sanjiwani Gianyar
No. Nama Status Pendidikan Masa Kerja Pelatihan yang pernah
Ketenagaan diikuti
1. Ns. Pt Ardiani, S.Kep PNS Gol IIIC S1 1994 (26 th) Pelatihan an Workshop
Keperawatan “Excellent Service”,
Ners Workshop Training Need
Assesment, Workshop
Manajemen Bangsal,
Sosialisasi perawatan luka
modern
Pelatihan Peningkatan
Mutu dan Keselamatan
Pasien (PMKP), Pelatihan
Wajib
Terintergrasi, Pelatihan
PIC (Person In Charge),
Pelatihan Clinical
Instruktur (CI)BHD, PPI,
APAR
18
2. Ns. Ni WynKrisnawati, PNS Gol IIID S1 1997 (23 th) Pelatihan Peningkatan
S.Kep Keperawatan Mutu dan Keselamatan
Ners Pasien (PMKP), Pelatihan
Wajib
Terintergrasi, Pelatihan
PIC (Person In Charge),
Pelatihan Clinical
Instruktur (CI), PPI,
APAR, BHD
3. I.A.Pt. Sukartika, PNS Gol IIID D III 1989 (31 th) Workshop Peningkatan
Amd.Kep Keperawatan Mutu dan Keselamatan
Pasien (PMPK)
Pelatihan Wajib
Terintergrasi, Pelatihan
PIC (Person In Charge),
Pelatihan Clinical
Instruktur (CI), PPI, APAR,
BHD
4. L.Pt. Sumahardewi, PNS Gol IIIC DIII 2005(15 th) Pelatihan Wajib
A.Md.Keb Kebidanan Terintergrasi, PPI,
APAR, BHD
5. Nym. Diasminiari, PNS Gol IIIA DIII 2006 (14 th) APAR, BHD, PPI,
A.md.Kep Keperawatan TB.DOT
6. G.A.Sri Padmini, PNS Gol IIIA D III 2009 (11 th) Workshop PMPK,
A.Md.Kep Keperawatan BHD, PPI, APAR,
Pelatihan HIV/AIDS
7. G.A.Arini, A.Md.Keb PNS Gol IID D III 2007 (13 th) BHD, PPI, APAR,
Kebidanan Pelatihan
Wajib Terintergrasi
8. I Wyn Darma PNS Gol IIID D III 1989 (31 th) PPI, APAR, BHD
Keperawatan
9. Ns. Pt Nanik Haryani, PNS Gol IIIC S1 2000 (20 th) PPI, APAR, BHD,
S.Kep Keperawatan Pelatihan Management
Ners Sistem Code Blue,
Pelatihan Wajib
Terintergrasi
10. Ni Md Suwartini, PNS Gol IIIB DIII 2006 (14 th) Pelatihan Wajib
A.Md.Kep Keperawatan Terintergrasi, Pelatihan
Tata Laksana Penyakit
Jantung, PPI, APAR,
BHD, Pelatihan EKG
19
11. Putu Eka Sarjani, PNS Gol IIIA DIII 2006 (14 th) ATLS, BLS, PPI, Pelatihan
A.Md.Kep Keperawatan Wajib
Terintergrasi
12. D.A. Sri Parwati, PNS Gol IID DIII 2006 (14 th) BLS, PPI, Pelatihan
A.Md.Kep Keperawatan Wajib Terintergrasi
13. Ns. L. Eka Sinta P., Kontrak S1 2015 (5 th) BCLS, PPI, Pelatihan
S.Kep Keperawatan Perawatan Luka,
Ners Pelatihan APN, BHD,
APAR , Pelatihan EKG
14. Ni Wyn Erik Astiti, PNS Gol IIC DIII 2010 (10 th) PPI, APAR, BHD,
A.Md.Kep Keperawatan Pelatihan Wajib
Terintergrasi
15. Ns. Putu Eka W. Utami, Kontrak S1 2019 (1 th) PPI, BHD, APAR,
S.Kep Keperawatan Pelatihan Wajib
Ners Terintergrasi
a. Pelatihan BHD
b. Pelatihan PPI
c. Pelatihan APAR
d. Pelatihan BTLS
e. Pelatihan ATLS
f. Pelatihan TB.DOT
g. Pelatihan EKG
h. Pelatihan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
20
i. Pelatihan Pelatihan Wajib Terintergrasi
j. Pelatihan Pelatihan PIC (Person In Charge)
k. Pelatihan Clinical Instruktur (CI)
l. Pelatihan Tata Laksana Penyakit Jantung
m. Pelatihan Perawatan Luka
n. Pelatihan APN
o. Pelatihan HIV/AIDS
p. Pelatihan Management Sistem Code Blue
3)Pembagian Tugas
Adapun pembagian tugas keperawatan yang dimiliki Ruang Astina
RSUD Sanjiwani Gianyar adalah Kepala Ruangan yang dibantu Wakil
Kepala Ruangan, 2 orang Katim dan setiap Katim terdiri 5-6 orang
anggota. Adapun tugas dan tanggung jawab setiap perawat adalah
sebagai berikut:
21
Tabel 3.2
Pembagian Tugas Kepala Ruangan dan Wakil Kepala Ruangan
Data
No SDM Fungsi Standar Teori Pengkajian
Ya Tidak
1. Kepala Administrasi 1.Melakukan absensi √
Ruangan 2.Membuat jadwal jaga √
3.Membuat laporan jaga √
4.Membuat laporan (harian, bulanan, √
triwulan)
5.Membuat sensus harian
√
6.Melakukan registrasi pasien masuk dan
keluar √
7. Membuat perencanaan kebutuhan
tenaga, alat, fasilitas dan obat √
8. Membuat laporan KLB
√
9. Membuat program pemeliharaan alat √
dan fasilitas
10. Menyusun program:
a) pengembangan staf √
b) orientasi staf baru √
c) bimbingan staf √
d) membuat laporan kinerja staf √
22
Promosi 1. Melakukan operan jaga setiap shift √
2. Melakukan orientasi staf √
3. Melakukan orientasi pasien baru √
4. Mengadakan rapat rutin ruangan √
5. Mensosialisasikan
a) Kebijakan √
b) Standar √
c) SOP √
6. Mengikuti rapat rutin dan √
koordinator
7. Memberi penyuluhan perorangan √
8. Memberi penyuluhan kelompok √
9. Melaksanakan PKM RS √
10. Melaksanakan discharge
√
planning
23
Promosi 1. Melakukan operan jaga setiap shift √
2. Melakukan orientasi staf baru √
3. Melakukan orientasi pasien baru √
4. Mengadakan rapat rutin ruangan
√
5. Mensosialisaikan :
a) Kebijakan
√
b) Standar
√
c) SOP
6. Mengikuti rapat rutin dan √
koordinasi √
7. Memberi penyuluhan perorangan
8. Memberi penyuluhan kelompok √
9. Melaksanakan PKM RS √
10. Melaksanakan discharge planning √
√
Advokasi 1.Melakukan informed consent √
(lisan dan rulisan)
2. Melakukan pendampingan pasien √
3. Menjaga privasi pasien √
4. Menjaga kerahasiaan dokumen. √
Sumber : Nursalam, 2007
Analisa :
Berdasarkan hasil pengkajian (tanggal 27-28 Januari 2020)
didapatkan hasil pada pembagian tugas sumber daya manusia yang
terdapat di Ruang Astina RSUD Sanjiwani Gianyar masih memiliki
beberapa kelemahan diantaranya:
24
lakukan oleh perawat yang berada di ruangan.Dimana penyuluhan
individu langsung terfokus pada satu pasien.
25
Tabel 3.3
BOR Ruang Astina RSUD Sanjiwani Gianyar Januari-Desember 2019
Pencapaian
dalam bln
Standar Keterangan
Januari-
Nasional
Desember
2019
Tabel 3.4
Gambaran Umum Jumlah Tempat Tidur di Ruang Astina
Tgl 7 Januari 2020
No. Shift Kls 1 Kls II Kls III VIP BOR
1. Pagi 8 bed 3 bed 4 bed 5 bed 20/20x100% =
100%
Tabel 3.5
Gambaran Umum Jumlah Tempat Tidur di Ruang Astina
Tgl 8 Januari 2020
No. Shift Kls 1 Kls II Kls III Vip BOR
1. Pagi 8 bed 3 bed 4 bed 5 bed 20/20x100% =
100%
26
Tabel 3.6
Perhitungan Beban Kerja dan Kebutuhan Perawat Menurut
Rumus Douglas
Minimal Care Parsial Care Total Care
Pagi 0,17 0,27 0,36
Siang 0,14 0,15 0,30
Malam 0,07 0,10 0,20
Diketahui :
Ruang Astina dengan kapasitas 20 pasien tanggal 28 Januari 2020
Tingkat Ketergantungan pasien :
Minimal Care : 15
Parsial Care :3
Total Care :2
Tabel 3.7
Kebutuhan Perawat Menurut Tingkat Ketergantungan Pasien
Klasifikasi Shift
Pagi Siang Malam
Minimal Care 15 x 0,17 = 2,55 13 x 0,14 = 1,82 14 x 0,07 = 0,98
Parsial Care 3 x 0,27 = 0,81 2 x 0,15 = 0,3 3 x 0,10 = 0,3
Total Care 2 x 0,36 = 0,72 3 x 0,30 = 0,9 3 x 0,20 = 0,6
Jumlah 4,08 3,02 1,88
Jadi, total perawat yang dibutuhkan dalam sehari :
4,08 + 3,02+ 1,88 = 8,98 (9 orang)
(2) Kebutuhan Perawat untuk hari libur/cuti/hari besar dan tugas non
keperawatan
52+12+17
x 16
280
= 4,6
= 5 orang
27
2. Perawat yang mengerjakan tugas non profesi/perawatan
tidak langsung (perincian, kebersihan, dll)
(3) Structural
Kepala ruangan = 1 orang
Wakil Kepala Ruangan = 1 orang
Ketua Tim = 2 orang
Total = 4 orang
b)Rumus DEPKES
Minimal : 15 orang Pasien : 20 orang
Parsial : 3 orang Perawat : 15 orang
Total : 2 orang
Jam perawatan langsung
Minimal : 15 x 3 jam = 45 jam
Parsial : 3 x 4 jam = 12 jam
Total : 2 x 6 jam = 12 jam
69 jam
Jam perawatan tidak langsung :
35 Menit/hari x 20 Pasien = 700 menit= 11,66 jam = 12 jam
28
Jam penyuluhan = 15 menit x 20 pasien = 300 menit = 5 jam
Total jam perawatan = 65 jam + 12 jam + 5 jam
= 82 jam
Rata-rata ketergantungan pasien
Totaljamperawatan
= Jumlahpasien
82
=
20
= 4,1 jam
Jumlahjamperawat
Kebutuhan Perawatan =
Jumlahjamkerjaperhari
82
=
6
= 13,6 = 14 orang
Pembagian perawat/shift
Pagi : 47% x 14 orang = 6,58 = 7 orang
Sore : 35% x 14 orang = 4,9 = 5 orang
Malam : 17% x 14 orang = 2,38 = 2 orang
Struktural
Kepala Ruangan = 1 orang
Wakil Kepala Ruangan = 1 orang
Ketua TIM = 2 orang
Total Kebutuhan Perawat = 18 orang
Menurut perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
ruangan menggunakan rumus Douglas, maka Ruang Astina RSUD
Sanjiwani Gianyar, masih kekurangan tenaga perawat sebesar 19
orang sedangkan menurut rumus DEPKES dibutuhkan tenaga
perawat sebanyak 18 orang.
Analisa :
Menurut perhitungan jumlah tenaga perawat yang sudah
dilakukan menggunakan rumus Douglas dan rumus DEPKES, di
ruangan tidak menggunakan rumus Douglas maupun rumus
DEPKES, maka dapat disimpulkan bahwa Ruang Astina RSUD
Sanjiwani Gianyar masih kekurangan tenaga perawat, sebab tenaga
yang saat ini dimiliki ruangan sebanyak 15 orang.
29
6)Alur Pasien Masuk
a) Kajian Teori
Penerimaan pasien baru merupakan hal yang penting dalam
perawatan pasien di ruang perawatan.Penerimaan pasien baru
meliputi penilaian keadaan umum dan mengobservasi tanda-tanda
vital pasien sehingga dapat diketahui keadaan awal pasien dan
kebutuhan perawatan saat itu.Hasil-hasil penunjang medis seperti
hasil rontgen dan laboratorium serta obat-obat pasien juga harus
dicek identitasnya untuk menghindari kekeliruan atau kehilangan.
Selanjutnya pasien dan keluarga diberikan orientasi ruangan serta tata
tertib yang harus ditaati
30
c) Alur masuk RS
DATANG SENDIRI NO RM :
• SURAT
• PASIEN UMUM TPPRI RUJUKAN
• SURAT
• RUJUKAN KONTROL
(ASURANSI, UMUM) KEMBALI
• REGISTRASI
• DOKTER
• KTP
SWASTA/FKTP • KIB
PERNAH •
• PUSKESMAS/FKTP KARTU
DIRAWAT TIDAK BPJS/ASURAN
• RS LAIN/FKTP
/BEROBA
SI LAINNYA
• ISI FORMULIR
ASSESMENT
AWAL
YA
FOLLOW UP
PERAWATAN RUANG DIRUJUK
RAWAT KE RS LAIN
INAP
POLIKLINIK
MENINGGAL SEMBUH
3.2 Alur Masuk Pasien Diruang Astina Rawat Inap RSUD Sanjiwani Gianyar
31
Bagan 3.3Alur umum layanan Gawat Darurat
32
2. M2 - Material
A. Lokasi dan Denah RSUD SanjiwaniGianyar
1. Gambaran umum lokasi RSUD Sanjiwani Gianyar sebagai
berikut:
a. Timur :
1) GedungA
2)GedungB
- Lantai 1 : IGD, admission/informasi danoperator
- Lantai 2 : HCU danICCU
- Lantai 3 : OKcito
3) GedungC
- Lantai 1 :radiologi
- Lantai 2 :laboratorium
4)Pura
5)ParkirMobil
b. Utara:
1)GedungD
- Lantai 1 : OK 1 s/d5
- Lantai 2 : ICU danHD
33
- Lantai 3 : ruang direksi, manajemen, dan graha sabha
2)GedungE
34
Lokasi denah RSUD Sanjiwani Gianyar
35
B. Lokasi dan Denah RuanganAstina
1. Gambaran umum lokasi Ruangan Astina sebagai berikut:
a. Timur : Nurse station/administrasi, ruangperawat dan ruangan
pasien
b. Utara : Ruangan pasien
c. Barat : Ruangan pasien dan ruang tindakan
d. Selatan : Ruangan pasien
36
Denah Ruangan Astina
U
Ruang Mahasiswa
Gudang
Ruang Tindakan
Dapur
37
a. LingkunganKerja
Menurut Mardiana (2010) lingkungan kerja adalah dimana
pegawai melakukan pekerjaan sehari hari.Lingkungan kerja yang
kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai
untuk bekerja optimal.Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi
pegawai. Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia
bekerja, maka pegawai tersebut akan betah ditempat kerjanya untuk
melakukan aktifitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara
efektif dan optimal, prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan
kerja tersebut mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara
sesama pegawai dan hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta
lingkungan fisik tempat lingkungan pekerja.
Berdasarkan hasil observasi di Ruang Astina RSUD Sanjiwani
Gianyar, didapatkan lingkungan kerja yang kondusif dimana adanya
hubungan baik antara perawat dengan perawat yang lain, perawat
dengan atasan perawat, perawat dengan tenaga medis lainnya
maupun perawat dengan pasien. Adapun beberapa kendala yang
didapat di Ruang Astina RSUD Sanjiwani Gianyar adalah tidak
adanya sampiran sebagai pembatas antara pasien A dan B terutama
pasien yang ada di ruang 201 kelas III untuk menjaga privasi pasien.
Di Ruang Astina RSUD Sanjiwani Gianyar juga sulit dalam
melakukan ambulasi pasien, dikarenakan koridor ruangan yang
sempit.
b. Sarana danPrasarana
Didalam manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya
pengelolaan peralatan sebagai faktor pendukung atau penunjang
terlaksananya pelayanan keperawatan. Peralatan kesehatan untuk
pelayanan keperawatan yang merupakan semua bentuk kesehatan
untuk pelayanan keperawatan yang dipergunakan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan untuk menunjang
kelancaranpelaksanaan ,sehingga diperoleh tujuan pelayanan
38
keperawatan yang efisien dan efektif.
Jumlah fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan dapat
dipenuhi dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing- masing
institusi dengan memperhatikan jenis, alat, bahan, ukuran, jumlah
yang dibutuhkan.
Ruang Astina merupakan ruang rawat inap untuk pasien bedah
yang memerlukan perawatan khusus. Ruang Astina terbagi menjadi
4 kelas yaitu kelas VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III, dimana kelas
VIP terdiri dari 5 ruangan masing-masing memiliki kapasitas 1
tempat tidur, ruangan tersebut yaitu ruang no 203, 204, 205, 205
dan 210. Ruang kelas I terdiri dari 4 ruangan masing-masing
memiliki kapasitas 2 tempat tidur, ruangan tersebut yaitu ruang 207,
208, 209, dan 211.Ruang kelas II terdiri dari 1 ruangan yaitu ruang
202 yang memiliki 3 kapasitas tempat tidur.Sedangkan kelas III
terdiri dari 1 ruangan yaitu ruang 201 yang memiliki kapasitas 4
tempat tidur.
Fasilitas alat medis, non medis keperawatan dan alat tenun
Berdasarkan data yang didapatkan dari pengkajian yang dilakukan
tanggal 27 Januari 2020 didapatkan fasilitas alat medis pada tabel
sebagai berikut :
a. Peralatan dan Fasilitas
1) Daftar Interventaris Alat Kesehatan
Tabel 3.8 fasilitas alat kesehatan/medis ruang astina
39
9 Pube Oxymetri - -
10 Syringe pump 2 Baik
11 EKG 1 Baik
12 Timbangan Dewasa 1 Baik
13 BVM 2 Baik
40
3) Daftar Inventaris Kebutuhan Keperawatan
No Nama Alat Jumlah Keterangan
1 Meja Kantor 4 Baik
2 Kursi Kantor 3 Baik
3 Computer 2 Baik
4 Lemari Dokumen 2 Baik
5 Meja Counter 1 Baik
6 Kursi panjang 2 Baik
7 Pesawat Telepon 1 Baik
8 Jam dinding 1 Baik
9 Kursi tingklik 13 Baik
10 Printer 1 Baik
11 Kipas angina tornado 5 Baik
41
station
f) Ruang mahasiswa
Administrasipenunjang
Buku jadwaldinas
Buku laporanpasien
Buku sensusharian
Buku amprahanalat
Buku vitalsign
Bukuinventaris
Buku registerpasien
Buku visite
Buku injeksi
Buku wewenangkrisis
Buku monitoring
Buku operanalat
Blanko laboratorium dantranfusi
Blanko persetujuantindakan
Blanko kriteria pasien masukICU
Blankokonsultasi
Bukurapat
Buku laporanadministrasi
Buku diet
Bukulaundry
Buku peminjamanalat
Buku kerusakanalat
Buku pasienmeninggal
BukuLaboratorium
Buku speakup
Buku pemberian pendidikan tentang
keamanan dan efektivitas pengunaan
peralatanmedis
42
BukuKTD
Buku mobile
Bukuadmin
Bukuexbad
Buku kartupenunggu
Buku pelatihanMPKP
Buku CSSD
Buku oksigen
Analisa
43
3. M3-Metode
a. Penerapan MPKP
Metode yangdigunakan
b. TimbangTerima
44
malam dilakukan tanpa kepala ruangan.Timbang terima sudah
dilakukan pada setiap pergantian shif, tetapi belum sesuai dengan
teori yang ada. Timbang terima dari shif malam ke shif pagi
dilakukan langsung ke ruangan pasien, namun dari shif pagi ke shif
sore, dan shif sore ke shif malam dilakukan di nurse station. Perawat
terlebih dahulu memperkenalkan diri sendiri dan menjelaskan
limpahan tanggung jawab ke siapa yang akan bertugas untuk shif
selanjutnya kepada pasien. Perawat sudah mempersiapakan buku
laporan untuk kelengkapan operan, hasil catatan kondisi pasien
dibicarakan secara menyeluruh saat operan jaga dilakukan. Isi buku
timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosa medis atau
intervensi keperawatan yang sudah dilakukan serta rencana tindakan
tindakan yang akan dilakukan. Dalam setiap timbang terima selalu
ada klarifikasi langsung, tanya jawab dan validasi terhadap semua
hal yang ditimbang terimakan. Pelaporan timbang terima dicatat
menggunakan buku lapoan harian namun tidak dibagi berdasarkan
tanggung jawab petugas primer, diakhir kegiatandilakukan
penandatanganan oleh perawat primer atau seorang perawat
pelaksana yang bertanggungjawab atas tugas yang dilaksanakan dan
diketahui oleh kepala ruangan.
Kajian teori :
45
Pelaksanaan di ruangan :
Kendala :
c. SentralisasiObat
46
Hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan bahwa
semua perawat di Ruang Astina sudah menerapkan tentang
pengadaan sentralisasi obat.Saat ini sistem penyimpanan obat yang
dilakukan di ruang Astina adalah penanggung jawab penglolaan obat
adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan
kepada staf yang ditunjuk.Obat yang telah diresepkan dokter, diambil
oleh perawat dan ditunjukan kepada keluarga pasien. Keluarga
pasien mengetahui dan menyetujui tentang pelaksanaan sentralisasi
obat yang dimana surat persetujuan tersebut sudah terdapat pada
rekam medis pasien sehingga dapat didokumentasikan. Perawat
memberikan resep ke keluarga pasien untuk menebus obat di apotek,
kemudian dari pihak apotek menyiapkan obat dan keluarga
menerima obat. Obat yang telah diserahkan selanjutnya dicek
kembali apakah obat yang telah diterima sesuai dengan obat yang
telah diresepkan. Kemudian obat simpan oleh perawat dalam
sentralisasi obat yang sudah lengkap berisi identitas pasien (Nama,
no RM dan tanggal lahir pasien).
Kajian teori :
47
membutuhkan suhu ruangan disimpan dengan suhu 15-25°C dan
obat yang membutuhkan suhu <25°C dikendalikan dengan pendingin
ruangan AC (Air Conditioner) dan petugas setiap hari mengecek
suhu pada ruangantersebut.
Pelaksanaan di ruangan :
Kendala :
d. SupervisiKeperawatan
48
dilaksanakan oleh koordinator kepala ruangan sedangkan supervisi di
Ruang Astina RSUD Sanjiwani Gianyar oleh Kepala Ruangan
terhadap staff untuk menilai kinerja sudah dilakukan namun tidak
setiap hari, pendokumentasian sudah dilakukan,
Kajian Teori :
Pelaksanaan di ruangan :
Kendala :
e. Dischargeplanning
49
diperbolehkan pulang oleh dokter hanya diberikan jadwal untuk
kontrol kembali termask terapi obatnya dan mengajarkan pada pasien
yang harus dilakukan dan dihindari selama di rumah, serta hasil-hasil
pemeriksaan selama dirawat.Pemberian health education kepada
pasien dan keluarga pasien hanya dijelaskan secara lisan.
Kajian Teori :
f. RondeKeperawatan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan pelaksanaan ronde di
Ruang Astina ada namun jarang dilakukan. Sejauh ini pemecahan
50
masalah-masalah khusus pada pasien dilakukan dengan cara ketua
tim berdiskusi dengan kepala ruangan, jika kepala ruangan tidak bisa
menemukan cara pemecahan masalah pasien, maka akan
didiskusikan dengan tim medis lain ataupun non medis yang
berkaitan dengan masalah pasien, seperti dokter spesialis, ahli gizi,
dan lain-lain. Proses pemecahan masalah tidak melalui proses
pembentukan tim ronde, proposal maupun persiapan pasien. Ronde
tersebut dilakukan di nurse station atau di ruang pertemuan bukan
disamping pasien beserta keluarganya.
Kajian Teori:
Ronde keperawatan yaitu suatu metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada
pasien dan kebutuhan pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat primer atau associate, konselor, kepala ruangan dan seluruh
tim keperawatan dengan melibatkan pasien secara langsung sebagai
kegiatan. Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam
mengatasi masalah keperawatan pada pasien yang dilaksanakan
disamping pasien, membahas, dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh perawat primer
atau konselor, kepala ruangan, serta perawat associate yang
melibatkan seluruh anggota tim. Tujuan ronde adalah mengatasi
masalah pasien, memenuhi kebutuhan pasien yang didapat,
terciptanya kerjasama antara tim kesehatan, dan perawat dapat
melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.
Pelaksanaan di ruangan:
Sejauh ini pemecahan masalah-masalah khusus pada pasien baru
dilakukan 1-2 kali dengan cara ketua tim berdiskusi dengan kepala
ruangan, jika kepala ruangan tidak bisa menemukan cara pemecahan
masalah pasien, maka akan didiskusikan dengan tim medis lain
ataupun non medis yang berkaitan dengan masalah pasien, seperti
51
dokter spesialis, ahli gizi, dan lain-lain.
Kendala :
Ronde keperawatan sudah pernah dilakukan tetapi jarang di Ruang
Astina karena kendala waktu dan beban kerja perawat yang tinggi.
g. Dokumentasi
52
Pengumpulan data yang dilakukan di Ruang Astina dengan teknik
observasi dan wawancara dengan sistem dokumentasi berupa SOR
(Source Oriented Record) yang merupakan sistem pendokumentasian
dengan berorientasi pada komponen berupa : lembar penilaian berisi
biodata, lembar order dokter, lembar riwayat medis, catatan keperawatan
dan laporan yang meliputi:
a. Lembar tindakan danevaluasi
b. Catatanperkembangan
c. Catatan pemberianobat
d. Rekam asuhankeperawatan
e. Catatan observasikomprehensif
f. Blangko tindakan medis dan lainsebagainya.
Pemahaman perawat dalam melaksanakan dokumentasi
Khususnya mengenai dokumentasi asuhan keperawatan sudah terdapat
form dokumentasi mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, evaluasi yang telah baku dari rumah sakit. Penulisan
sudah sesuai dengan format yang ditetapkan di ruangan serta untuk
pengkajian ulang di ruangan didokumentasikan ulang sesuai dengan
keluhan pasien pada saat itu.
4. M4 – Money
a. Tarif Layanan Rawat Jalan RSUD Sanjiwani Gianyar
1) Pelayanan rawat jalan (poliklinik) terdiri dari 2 pelayanan
yaitu:
a) Pelayanan rawat jalan pagi (poliklinik pagi) jam 08.00-
13.00 wita
b) Pelayanan rawat jalan sore (poliklinik sore) jam 16.00-
21.00 wita
2) Jenis pelayanan rawat jalan pagi dibedakan antara rawat jalan
medis umum dan rawat jalan medis spesialis.
3) Komponen tarif pelayanan rawat jalan pagi meliputi :
53
a) Jasa sarana
b) Jasa pelayanan : Jasa medis dan jasa non medis
4) Komponen tarif pelayanan rawat jalan pagi tidak termasuk
obat-obatan, tindakan medis, tindakan medis gigi, penunjang
medis diagnostik, pelayanan rehabilitasi medis dan jasa
konsultasi antar spesialis, dan apabila ada dibayar terpisah
oleh pasien.
Tabel 3.12
Jasa Pelayanan
Jasa
No Jenis Pelayanan Tarif Jasa Jasa Non
Sarana
Medis Medis
54
Tabel 3.31 Rincian besaran tarif rawat jalan sore
Jasa Pelayanan
Jasa
No Jenis Pelayanan Tarif Jasa Non
Sarana Jasa Medis
Medis
55
9) Jasa medis spesialis cito + 50% dengan catatan maksimal
visite yang dibayarkan hanya 2 kali perhari
10) Jasa medis cito yang dilakukan oleh residen, dokter umum
dan dokter gigi besarnya tetap, dan maksimal visite yang
dibayarkan hanya 1 kali perhari
Tabel 3.14
56
Tabel 3.15
4 3
VIP Utama (C) 100.000 - 100.000 -
.
5 VIP Madya Tama (B) 125.000 - 125.000 -
1
6 VIP Mahotama
6 (A) 150.000 - 150.000 -
B
esaran tarif asuhan keperawatan (nursing care) perhari
57
Tabel 3.17
Keperawatan
58
Analisa :
59
Sumber kesejahteraan karyawan Rumah Sakit Umum Daerah
Sanjiwani Gianyar berasal dari:
5. M5-Market
Gambaran Kasus
Data Sepuluh Besar Penyakit Yang Dirawat di Ruang Astina RSUD
Sanjiwani Gianyar Periode Bulan September – Januari 2020
Tabel 3.18 Gambaran Kasus
No Kasus Jumlah Persentasi
1. CA Mamae 81 21,9%
2. CKR 54 14,6%
3. CA Kolon 53 14,3%
4. Thyroidotomy 44 11,9%
5. Apendikcitis 37 10%
6. HIL 29 7,8%
7. Snake Bite 24 6,5%
8. STT 23 6,2%
9. Colelithiasis 12 3,2%
10. Laparatomi 12 3,2%
60
Dari data diatas dapat dilihat bahwa kasus terbanyak yang dapat di
Ruang Astina RSUD Sanjiwani Gianyar pada bulan September sampai
Januari 2020 adalah kasus CA Mamae yang mencapai 81 kasus (21,9
%).
a. Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan pasien di ruang Ruang Astina RSUD Sanjiwani
Gianyar pada 01-28 Januari 2020 adalah 40 orang (36%)
menggunakan SKTM, 62 orang (55,9%) menggunakan BPJS dan 9
orang (8,1%) menggunakan Umum.
b. Tingkat Kepuasan Pasien
Tingkat kepuasan pasien di Ruang Astina RSUD Sanjiwani Gianyar
pada tanggal 29 Januari 2020 adalah dari 20 orang pasien 20 orang
pasien (95%) tingkat kepuasan pasien baik dengan pelayanan RSUD
Sanjiwani Gianyar, 1 orang pasien (5%) tingkat kepuasan pasien
sedang dengan pelayanan RSUD Sanjiwani Gianyar dan tidak ada
kepuasan pasien yang memiliki tingkat kepuasan kurang baik dengan
pelayanan RSUD Sanjiwani Gianyar.
61
B.Analisa SWOT
Langkah-langkah dalam analisa SWOT
1.Mengurutkan komponen-komponen utama dalam pemberian asuhan
keperawatan yang professional diantaranya, yaitu :a.M1 (man)
Struktur organisasi, jumlah ketenagaan, riwayat pendidikan, sertifikasi,
pembagian tugas, beban kerja, tingkat ketergantungan pasien dan BOR
ruang rawat inap dan ruang kelolaan, kebutuhan tenaga perawat dan
alur masuk pasien.
b. M2 (material)
Gambaran umum rumah sakit dan ruangan, lokasi dan denah rumah
sakit dan ruangan, peralatan dan fasilitas (fasilitas pasien dan fasilitas
petugas) dan administrasi penunjang
c. M3 (method)
Penerapan sistem MPKP (model penugasan), penerapan timbang
terima (operan), penerapan ronde keperawatan, pengelolaan logistik
dan obat (setralisasi obat), perencanaan pulang (discharge planning),
penerapan supervisi keperawatan, dokumentasi keperawatan
2. Mengemukakan komponen-komponen umum dari M1, M2, dan M3
diantaranya, yaitu:
a. Strength : kekuatan/hal positif apa yang dimiliki oleh ruangan.
b. Weakness: kelemahan yang terdapat di ruangan.
c. Opportunity : peluang yang diberikan pada ruangan (ex : adanya
pelatihan yang diberikan pada perawat untuk meningkatkan skill maupun
pengetahuan).
d. Threat: tantangan baik itu dari interna maupun eksternal (ex :
meningkatnya tuntutan dari masyarakat dalam pemberian askep).
3. Memberikan penilaian/pembobotan berdasarkan hasil pengkajian yang
dilakukan.
4. Menjumlahkan hasil pembobotan yang telah diberikan.
64
2. Menentukan rating nilai/angka yang mutlak/paling sering muncul pada
analisa SWOT.
3. Mengkualifikasi bobot nilai berdasarkan komponen yang terpenting dari
setiap IFAS maupun EFAS, dimana hasil akhir dari pembobotan harus
berjumlah 1
4. Mengalikan bobot dan rating point.
5. Menghitung IFAS dengan rumus S-WCatatan :
S = hasil akhir dari perkalian antara bobot dan rating pada point strength.
W = hasil akhir dari perkalian antara bobot dan rating pada point weakness
65
M-1 (MAN)
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X
RATING
TOTAL 1 2,6
WEAKNESS
66
1. Perawat mempunyai kemauan 0,25 3 0,75
untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi
2. Rumah sakit memberikan 0,22 3 0,66
kebijakan untuk memberi beasiswa
dan pelatihan bagi perawat ruangan
3. Adanya mahasiswa S1 yang sedang
melakukan praktek keperawatan 0,2 2 0,4
4. Adanya kerjasama yang baik antara
mahasiswa dengan perawat klinik
5. Adanya kebijakan pemerintah 0,13 2 0,16
tentang profesionalisme
perawat
0,2 3 0,6
TOTAL 1 2,57
THREATENED
O-T=
TOTAL 1 2,2 2,57-2,2 =
0,37
67
M2-Material
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X
RATING
a.Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Mempunyai sarana dan prasarana 0,5 4 2,0
untuk pasien dan tenaga kesehatan
2. Mempunyai peralatan oksigenasi
dan semua perawat ruangan 0,3 2 0,6
mampu menggunakannya
3. Terdapat administrasi penunjang
4. Tersedianya nurse station
TOTAL 0,1 2 0,2
0,1 2 0,2
1 3
WEAKNESS
1. Belum terpakainya sarana dan 0,6 2 1,2
prasarana secara optimal
2. Di setiap bed pasien tidak terdapat
nomer bed 0,4 2 0,8
S–W =
TOTAL 1 2 3– 2 =
1
b.Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
TOTAL 1 3
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 0,5 3 1,5
dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih
professional
2. Adanya kesenjangan antara jumlah 0,5 2 1
pasien dengan peralatan yang
diperlukan
O–T=3
TOTAL 1 2,5 – 2,5 = 0,5
MPKP
68
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X
RATING
Penerapan Model
a.Internal Factors (IFAS)
STRENGTH
1. Sudah ada model asuhan 0,2 4 0,8
keperawatan yang digunakan
metode TIM
2. Memiliki standar asuhan 0,2 3 0,6
keperawatan
3. Terlaksananya komunikasi yang 0,2 2 0,4
cukup baik antar profesi
4. Model yang digunakan cukup
efisien 0,1 2 0,2
5. Kebanyakan/hampir semua
perawat menyatakan cocok dengan 0,1 2 0,2
model yang ada
6. Model yang digunakan sudah
sesuai dengan visi dan misi 0,2 4 0,8
ruangan
TOTAL 1 3
WEAKNESS
1. Kurangnya kemampuan perawat 0,4 4 0,16
dalam pelaksanaan model yang
telah ada
2. Hanya sedikit perawat yang
mengetahui kebutuhan perawatan 0,3 3 0,9
pasien secara komprehensif
3. Job yang kadang-kadang tidak
sesuai dengan lulusan akademik 0,15 2 0,30
yang berbeda tingkatannya (kurang
jelas)
4. Kurangnya jumlah tenaga yang
membantu optimalisasi penerapan
model yang digunakan 0,15 3 0,45
S-W=
TOTAL 1 0,91 3-0,91 =
1,09
b.External Factors (EFAS)
OPPORTUNITY
69
1. Kepercayaan dari pasien dan 0,5 3 1,5
masyarakat cukup baik
2. Adanya kerjasama dengan 0,25 1 0,25
institusi klinik-klinik independen
3. Ada kebijakan pemerintah tentang
profesionalisme 0,25 2 0,5
TOTAL 1 2,25
THREATENED
1. Persaingan dengan RS lain 0,2 1 0,2
2. Tuntutan masyarakat akan 0,5 3 1,5
pelayanan maksimal
3. Kebebasan pers mengakibatkan 0,3 1 0,3
mudahnya penyebaran informasi di
dalam ruangan ke masyarakat
O-T =
TOTAL 1 2 2,25-2 =
0,25
Sentralisasi Obat
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Semua perawat 0,3 3 0,9
mengemukakan jawaban
mengerti. tentang
sentralisasi obat
2. Di ruangan tersebut ada
sentralisasi obat, ini bisa 0,5 4 2,0
dilihat adanya ruangan
khusus obat.
3. Sebagian besar perawat
pernah berwenang 0,2 2 0,4
mengurusi sentralisasi obat.
TOTAL 1 3,3
70
WEAKNESS
1. Pelaksanaan 0,2 3 0,6
sentralisasi obat belum
optimal.
2. Penempatan obat LASA 0,3 3 0,9
masih tercampur.
3. Identitas pasien pada lemari 0,5 2 1,0
obat belum lengkap.
S-W= 3,3-
2,5 2,5
TOTAL 1
= 0,8
TOTAL 1 3,0
THREATENED
1 2,0
TOTAL O-T= 3,0-
2.0= 1,0
71
Supervisi
TOTAL 1 2,3
WEAKNESS
1. Belum ada uraian jelas 0,5 2 1
tentang supervisi
2. Kurangnya program
pelatihan dan
sosialisasi tentang 0,5 2 1
supervisi
S-W=
TOTAL 1 2
2,3-2= 0,2
b. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,5 4 2
profesi ners
ITEKES Bali yang
praktek manajemen
keperawatan
2. Adanya jadwal 0,3 3 0,9
supervisi keperawatan
oleh pengawas setiap
bulan
3. Terbuka kesempatan
untuk melanjutkan 0,2 3 0,6
pendidikan atau
magang
TOTAL 1 3,5
72
TREATHENED
1.Tuntutan pasien sebagai 1 3 3
konsumen untuk
mendapatkan pelayanan
yang professional dan
bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya
perawatan
O-T= 3,5-3=
TOTAL 1 3 0,5
Timbang Terima
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
a.Internal Factor
(IFAS)
STRENGTH
1. Timbang terima 0,1 1 0,1
merupakan kegiatan
rutin, yaitu
dilaksanakan 3 kali
dalam sehari
2. Diikuti oleh 0,1 1 0,1
semua perawat yang
telah dan akan dinas
3. Timbang terima 0,1 3 0,3
dipimpin oleh kepala
ruangan
5. Ada klarifikasi, tanya 0,1 3 0,3
jawab, dan validasi
terhadap semua yang
ditimbang terimakan
6. Semua perawat tau
hal-hal yang perlu
dipersiapkan dalam 0,1 3 0,3
timbang terima
7. Selalu ada interaksi
dengan pasien selama
timbang terima 0,1 1 0,1
8. Semua perawat
mengetahui
prinsipprinsip tentang
teknik penyampaian 0,1 2 0,2
timbang terima di
depan pasien
9. Ada buku khusus
untuk pelaporan
timbang terima
10. Setelah dilaporkan,
laporan 0,1 3 0,3
ditandatangani oleh
73
yang bersangkutan
0,1 3 0,3
TOTAL 1 1,8
WEAKNESS
1. Perawat kurang 0,5 3 1,5
disiplin waktu
timbang terima
2. Perawat kurang 0,5 2 1,0
mengenalkan diri
setiap timbang terima
ke pasien
S-W=
TOTAL 1 2,5 1,8-2,5=
-0,7
b. External Factor
( EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,4 3 1,2
profesi ITEKES Bali
yang praktek
manajemen
keperawatan
2. Adanya kerjasama 0,3 3 0,9
yang baik antara
mahasiswa dengan
perawat ruangan
3. Sarana dan prasarana 0,3 2 0,9
penunjang cukup
tersedia
TOTAL 1 3
74
TREATHENED
1. Adanya tuntutan 0,5 2 1,0
yang lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan
pelayanan
keperawatan yang
professional
2. Meningkatnya 0,5 3 1,5
kesadaran masyarakat
tentang tanggung
gugat perawat sebagai
pemberi asuhan
keperawatan
O-T=
TOTAL 1 2,5 3,0-2,5=
0,5
TOTAL 1 2,7
WEAKNESS
1. Tidak tersedianya brosur 1 2 2
atau leaflet
untuk pasien saat
melakukan Discharge
Planning
S-
TOTAL 1 2 W=2,7-
2= 0,7
75
b. Eternal Factors (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,3 3 0,9
ITEKES Bali yang
melakukan praktik
2. Adanya kerjasama 0,3 3 0,9
yang baik antara
mahasiswa dengan
perawat
3. Kemauan 0,4 3 1,2
pasien/keluarga terhadap
anjuran perawat
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Adanya tuntuan 0,3 1 0,3
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
2. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan 0,4 2 0,8
pentingnya kesehatan
3. Persaingan antar ruang
yang semakin ketat
0,3 3 0,9
O-T=
TOTAL 3,0-3,0=
1 3,0
0,0
76
Ronde Keperawatan
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
a. Internal Factors
(IFAS)
STRENGTH
1. Ruangan mendukung adanya 0,3 3 0,9
kegiatan ronde keperawatan
2. Adanya kemauan perawat
untuk berubah 0,4 3 1,2
3. Adanya kasus memerlukan
perhatian khusus oleh
perawat ruangan dan kepala 0,3 3 0,9
ruangan
TOTAL 1 3,0
WEAKNESS
1. Ronde keperawatan adalah 0,5 2 1,0
kegiatan yang belum dapat
dilaksanakan secara optimal
2. Jumlah perawat yang tidak
seimbang dengan jumlah
pasien 0,5 2 1,0
S-W= 1,14
TOTAL 1 2,0
-2,0 = 1
b. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya pelatihan dan diskusi
tentang masalah yang terjadi di 0,5 3 1,5
ruangan
2. Adanya kesempatan dari
kepala ruangan dan perawat 0,5 3 1,5
ruangan untuk mengadakan
ronde keperawatan
TOTAL 1 3,0
77
TREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 0,5 2 1,0
tinggi dari pasien dan
keluarga pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang
lebih professional
2. Persaingan antar ruangan 0,5 3 1,5
yang semakin kuat dalam
pemberian pelayanan
O-T= 3,0-
TOTAL 1 2,5
2,5= 0,5
Dokumentasi Keperawatan
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
a.Internal Factors (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan 0,4 4 1,6
prasarana (administrasi
penunjang)
2. Sudah ada 0,15 3 0,45
sistem
pendokumentasian SOR 0,25 3 0,75
3. Dokumentasi
keperawatan meliputi
pengkajian keperawatan
system Head to Toe dan
ROS, serta diagnosis
keperawatan sampai
dengan evaluasi
dengan menggunakan
SOAP 0,20 3 0,6
4. Format
pengkajian sudah ada
dan dapat memudahkan
perawat dalam
pengkajian dan
pengisiannya
TOTAL 1 3,4
78
WEAKNESS
1. Sistem pendokumentasian 0,2 3 0,6
masih dilakukan secara
manual (belum
komputerisasi)
2. Belum semua tindakan 0,2 2 0,4
perawat
didokumentasikan
3. Dokumentasi tidak segera 0,2 1 0,2
dilakukan setelah
melakukan tindakan
tetapi kadangkadang
dilengkapi saat pasien
mau pulang atau apabila
keadaan memungkinkan
4. Catatan perkembangan 0,2 1 0,2
pasien kurang
berkesinambungan dan
kurang lengkap
5. Respon pasien 0,2 3 0,6
kurang terpantau dalam
lembar evaluasi
W-S = 3,4-2
TOTAL 1 2
=1,4
b.Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
TOTAL 1 2,7
THREATENED
79
1. Adanya tuntutan yang 0,82 2 1,64
lebih tinggi dari
pasien dan keluarga
pasien untuk
mendapatkan
pelayanan yang lebih
professional
2. Persaingan antar 0,18 2 0,36
ruang interna yang
semakin kuat dalam
pemberian pelayanan
O-T=
TOTAL 1 2,0 2,7-2,0=
0,7
80
1. Timbang terima sudah dilakukan namun belum berjalan secara optimal
dimana pada saat timbang terima belum semua komponen timbang terima
dilakukan. Dimana pada saat timbang terima dilakukan terlebih dahulu di
nurse station lalu dilakukan di ruangan pasien dengan perawat terlebih
dahulu memperkenalkan diri sendiri dan menjelaskan limpahan tanggung
jawab ke siapa yang akan bertugas untuk shif selanjutnya kepada pasien.
Perawat sudah mempersiapakan buku laporan untuk kelengkapan operan,
hasil catatan kondisi pasien dibicarakan secara menyeluruh saat operan jaga
dilakukan. Timbang terima dengan kontak langsung dengan pasien
dilakukan hanya pada pagi hari
81
7. Ronde Keperawatan sudah pernah dilakukan di Ruang Astina, namun belum
optimal dikarenakan terdapat kendala waktu dan beban kerja perawat yang
tinggi. Dimana ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam
mengatasi masalah keperawatan pada pasien yang dilaksanakan disamping
pasien, membahas, dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus
tertentu yang dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan,
serta perawat associate yang melibatkan seluruh anggota tim. Dan tujuan
ronde adalah mengatasi masalah pasien, memenuhi kebutuhan pasien yang
didapat, terciptanya kerjasama antara tim kesehatan, dan perawat dapat
melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar. Ronde
keperawatan sebaiknya dilakukan ketika terdapat pasien yang mengalami
masalah melebihi hari perawatan yang sudah ditentukan,di ruang Astina
Ronde keperawatan biasanya dilaksanakan ketika ditemukan kejadian pasien
yang batal dalam tindakan operasi.
8. Ketenagaan atau jumlah tenaga perawat yang masih kurang dan untuk sarana
dan prasarana sudah baik.
M1 : Ketenagakerjaan
M2 : Sarana dan Prasarana
DK : Dokumentasi Keperawatan
RK : Ronde Keperawatan
SO : Sentralisasi Obat
SV : Supervisi Keperawatan
TT : Timbang Terima
DP : Discaharge Planning
82
83