BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu kunci utama dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang
profesional adalah terletak pada proses perencanaan, rekrutmen dani evaluasi
calon pegawai. Mencari pegawai yang profesional dan berkualitas tidaklah
mudah. merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah organisasi dalam
melakukan penyaringan untuk pegawai baru.untuk itulah Pedoman Standart
Profesi RS Bhayangkara POLDA BANTEN dibutuhkan untuk merencanakan dan
memahami Standart Profesi agar mendapatkan sumber daya yang berkualitas
secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga
tercapai tujuan visi dan misi RS Bhayangkara POLDA BANTEN.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Terciptanya acuan pokok yang terus diperbaiki untuk mendapatkan sumber
daya manusia yang berkualitas.
2. Tujuan Khusus
a. Menentukan ruang lingkup pedoman
b. Menentukan Batasan Operasional
c. Mengidentifikasi berbagai landasan hukum
d. Menetapkan Tata Laksana Pedoman dalam setiap bab
/C. RUANG . . . . .
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman SDM RS. Bhayangkara POLDA BANTEN terdiri dari :
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-UndangRepublik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
4. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Permenkes RI No. 1691/MENKES/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit;
6. Kepmenkes No 1087 /Menkes/SK/VIII/2010 tanggal 10 Agustus 2010
tentang Standar K-3 di rumah sakit;
7. Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Struktur dan Tata kerja
Organisasi Rumah Sakit Bhayangkara Polri;
8. Permendagri Nomor 12 tahun 2008 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja
di Lingkungan Departemen Dallam Negeri dan pemerintah Daerah;
9. Permenkes Nomor 53 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis
Beban Kerja Dilingkungan Kesehatan;
10. Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 tentang Perijinan dan Klasifikasi Rumah
Sakit;
11. Permenkes Nomor 20 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pegawai Non
Pegawai Negeri Sipil Pada Satuan Kerja Kementerian Kesehatan Yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
12. Permenkes Nomor 33 tahun 2015 tentang Pedoman Perencaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan;
/13. Peraturan . . . . .
13. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor:
Kep/15/I/2011 tanggal 11 januari 2011 tentang Penetapan Rumah Sakit
Bhayangkara POLDA BANTEN Malang Polda BANTEN.
A. VISI
Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN adalah:
“Mewujudkan RS Bhayangkara Polda Banten yang modern dan unggul
dalam pelayanan”.
B. MISI
Dalam rangka Pelaksanaan visi diatas, Maka miisi Rumkit Bhayangkara
POLDA BANTEN adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan prima berbasis profesionalisme.
2. Menjadikan salah satu rumah sakit rujukan provinsi Banten.
3. Memberikan pelayanan kedokteran yang handal.
4. Menjadi rumah sakit Bhayangkara yang terakreditasi secara nasional.
5. Sebagai pusat rujukan DVI Regional Banten.
/Penunjang . . . . .
penunjang medis yang cukup lengkap. Terhitung sejak Maret tahun 2011,
Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN telah terakreditasi.
Cakupan layanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit
Bhayangkara POLDA BANTEN meliputi Instalasi Gawat Darurat, Rawat
Jalan, Rawat Inap dengan HCU, Kamar Bedah, Laboratorium, Radiologi,
Instalasi Farmasi, Gizi, Penunjang Medis lainnya, Medical Check Up yang
dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
A. KUALIFIKASI
1. JABATAN STRUKTURAL
a. KARUMKIT
b. WAKARUMKIT
1. sesuai dengan perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat AKP atau PNS gol
III c/d.
2. Wakil direktur yang mebidangi Pelayanan Medis pendidikan S1 Profesi
Kedokteran.
3. Mengikuti pelatihan perumahsakitan (Kepemimpinan, Kewirausahaan,
Rencana Implementasi dan Rencana tahunan, Tata kelola Rumah Sakit,
Standart pelayanan Minimal, Sistem Akuntabilitas, Sistem Remunerasi
Rumah Sakit, Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
c. KASUBBAGWASINTERN
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat AKP atau PNS gol
III c/d.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
3. memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 tahun sesuai dengan bidang
tugasnya.
d. KASUBBAGRENMMIN
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
3. memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 tahun sesuai dengan bidang
tugasnya.
/e.KASUBBAG . . . . .
e. KASUBBAGBINFUNG
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
3. memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 tahun sesuai dengan bidang
tugasnya.
f. KASUBBIDYANMEDDOKPOL
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat AKP atau PNS gol
III c/d.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
3. memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 tahun sesuai dengan bidang
tugasnya.
g. KASUBBIDJANGMEDUM
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat AKP atau PNS gol
III c/d.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
3. memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 tahun sesuai dengan bidang
tugasnya.
h. URWASBIN
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
i. Urwasopsyan
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
j. Urtu
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
k. Urren
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
/l. Urmin . . . . .
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
8
l. Urmin
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana
m. Urkeu
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
n. Ur SIM dan RM
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
o. Urdiklit
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
p. Uryanmed
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
q. Uryanwat
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
r. Uryandokpol
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
s. Urjangmed
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
/ t. Urjangum. . . . .
t. Urjangum
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
2. JABATAN FUNGSIONAL
a. KARU
1) Kepala Ruang Perawatan
a) Pendidikan Akademi Keperawatan/ D3/ S1.
b) Memiliki Sertifikat Manajemen Bangsal
c) Memilki SIP/SIK
d) Sehat Jasmani dan Rohani
e) Terampil, terlatih secara Internal RS
f) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
g) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
h) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
i) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
j) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
3) Kepala IGD
a) Pendidikan Akademi Keperawatan/ D3/ S1
b) Memiliki sertifikat pelatihan BLS / PPGD
c) Sehat Jasmani dan Rohani
d) Terampil, terlatih secara Internal RS
/ e) Memiliki . . . . .
e) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
/ f) Berdisiplin. . . . .
f) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
/ g) Berwibawa. . . . .
g) 2. Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi
contoh yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
i) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
12
/ f) Berdisiplin . . . . .
f) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
g) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
/ f) Berwibawa. . . . . .
f) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
g) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
h) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
16) Kepala Unit Laundry
a) Pendidikan Minim SMA
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
14
/ g) Berwibawa. . . . .
g) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
i) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
19) Kepala Unit SIM
a) Pendidikan Minim D3/ Sarjana Komputer
b) Sehat Jasmani dan Rohani
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
15
b. PPA
1) MEDIS
a) DOKTER UMUM
untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S1 Kedokteran umum
b) DOKTER GIGI
untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S1 Kedokteran gigi
c) DOKTER SPESIALIS
(1) SPESIALIS KANDUNGAN
untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S2 Spesialis Obgyn
(2) SPESIALIS ANAK
untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S2 Spesialis Anak
(3) SPESIALIS ANASTESI
untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S2 Spesialis Anastesi
(4) SPESIALIS BEDAH
untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S2 Spesialis bedah
(5) SPESIALIS UROLOGI
untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S2 Spesialis Urologi
/(6) SPESIALIS . . . . .
2) PERAWAT
a) PERAWAT POLI UMUM
(1) pendidikan minimal DIII Keperawatan, dengan pendidikan
lanjutan S1 Keperawatan
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
16
c) PERAWAT IGD
(1) pendidikan minimal DIII Keperawatan, dengan pendidikan
lanjutan S1 Keperawatan
(2) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang
Kesehatan
(3) memiliki Sertifikat Kompetensi atau
Sertifikat Profesi
(4) memiliki surat Keterangan sehat dan
mental
e) BIDAN
(1) pendidikan minimal DIII Kebidanan, dengan pendidikan
lanjutan DIV Kebidanan
(2) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan
(3) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(4) memiliki surat Keterangan sehat dan mental
/ c.NAKES . . . . .
c. NAKES LAIN
1) FARMASI
(1) APOTEKER
(a) pendidikan minimal S1 profesi Farmasi
(b) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan
(c) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(d) memiliki surat Keterangan sehat dan mental
2) ANALIS KESEHATAN
(a) pendidikan minimal SMAK / DIII Analis dengan pendidikan
lanjutan DIV
(b) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan
(c) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(d) memiliki surat Keterangan sehat dan mental
3) RADOGRAFER
(a) pendidikan minimal DIII Radiodiagnostik dan Radioterapi dengan
pendidikan lanjutan DIV
(b) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan
(c) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(d) memiliki surat Keterangan sehat dan mental
4) GIZI
(a) pendidikan minimal DIII Gizi dengan pendidikanlanjutan S1
(b) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan
(c) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(d) memiliki surat Keterangan sehat dan mental
5) REKAM MEDIK
(a) pendidikan minimal DIII Rekam Medik dengan pendidikan lanjutan S1
(b) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan
(c) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(d) memiliki surat Keterangan sehat dan mental
/ d. TENAGA . . . . .
d. TENAGA STAF LAINNYA
1) IPS RS
(a) kualifikasi pendidikan minimal S1 Kesling
2) ADMINISTRASI
(a) Kualifikasi pendidikan SMA/SMK/DIII/S1
(b) memiliki ijazah
3) PETUGAS KAMAR JENAZAH
(a) Kualifikasi pendidikan minimal SMA
(b) Memiliki Ijazah
(c) memiliki surat keterangan sehat dan mental
4) SATPAM
(a) kualifikasi pendidikan minimal SMA
(b) memiliki Ijazah
(c) memiliki sertifikat pelatihan bela diri
5) CLEANING SERVICE
(a) kualifikasi pendidikan minimal SMA/SMK
(b) Memiliki Ijazah
6) MAINTENENCE
(a) kualifikasi pendidikan minimal SMA/SMK
(b) Memiliki Ijazah
3. URAIAN TUGAS
a. Struktural
1) Karumkit
(a) Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian, perencanaan
administrasi sumber daya Rumah Sakit Bhayangkara;
(b) Melaksanakan pembinaan fungsi;
(c) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan prima dan paripurna;
/(d) Menyelenggarakan. . . . .
(d) Menyelenggarakan pelayanan kedokteran kepolisian yang didukung
penunjang
/ ii. Urren. . . . .
5) Kasubbagbinfung
(a) Melaksanakan SIM, RM, serta pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan di lingkungan Rumkit Bhayangkara;
(b) Dalam melaksanakan tugas, Subbagrenmin menyelenggarakan
fungsi perencanaan, penatalaksanaan, pengawasan dan
pengendalian kegiatan SIM dan RM serta pelaksanaan pendidikan,
pelatihan, penelitian dan pengembangan;
(c) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Subbagbinfung
dibantu oleh :
i. Ur SIM dan RM, yang bertugas menyelenggarakan perencanaan,
penatalaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan SIM
dan RM;
ii. Urdiklit, yang bertugas menyelenggarakan pendidikan, pelatihan,
penelitian dan pengembangan.
6) Kasubbid yanmeddokpol
(a) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik, pelayanan
keperawatan dan pelayanan kedokteran kepolisian di lingkungan
Rumkit Bhayangkara untuk mewujudkan pelayanan prima dan
paripurna;
(b) Dalam melaksanakan tugas, Subbidyanmeddokpol
menyelenggarakan fungsi :
i. Pelayanan medik;
ii. Pelayanan keperawatan;
iii. Pelayanan kedokteran kepolisian;
iv. Pelayanan instalasi.
(c) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas
Subbidyanmeddokpol dibantu oleh :
i. Uryanmed, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan
medik;
ii. Uryanwat, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan
keperawatan
/7) Kasubbid . . . . .
7) Kasubbid jangmedum
b. Fungsional
a) Kepala Ruang Perawatan
Bertugas menyelengarakan pelayanan di unit Rawat Inap dibawah
Koordinator Kauryanwat
(1) Memiliki tugas pokok sebagai berikut:
i. Mengkoordinir pekerjaan teknis pengobatan dan pelayanan
pasien pada bagian perawatan.
ii. Membantu Kepala Keperawatan dalam perencanaan,
pembinaan, koordinasi, dan pengawasan pada ruangan
keperawatan.
(2) Memiliki tanggung jawab:
i. Memastikan pelayanan keperawatan diruang rawat inap berjalan
sesuai dengan aturan yang berlaku, baik itu berupa kebijakan,
SPO dan surat edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi diruang rawat inap dengan seluruh bagian
terkait, pasien, dokter, tenaga kesehatan lain, serta terciptanya
lingkungan kerja yang kondusif.
(3) Memiliki wewenang
i. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya.
ii. Mengatur pelayanan keperawatan yang berada dibawah
supervisinya sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan mutu asuhan keperawatan sesuai
standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya
/ b) Kepala. . . . .
/ (c) Memiliki. . . . .
(c) Memiliki wewenang
i. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya.
/ g) Kepala. . . . .
/(c) Memiliki. . . . .
(b) Memiliki tanggung jawab
/ I) Kepala. . . . .
l) Kepala Ruang Poli Gigi
/ c) Memiliki. . . . .
c) Memiliki Wewenang
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
29
/ (ii) Membantu . . . . .
ii. Membantu Kaur Jangum dalam perencanaan, pembinaan,
koordinasi, dan pengawasan pada bagian Maintenance.
/ (c) Memiliki. . . . .
(c) Memiliki wewenang
i. Memberi usulan mengenai penambahan peralatan di laundry
ii. Memeriksa hasil kegiatan seluruh staf.
vi. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja yang lain yang
terkait
vii. Mendelegasikan tugas kepada staf yang berwewenang dan
kompeten.
r) Kepala Ruang Unit Kamar Jenazah
Bertugas menyelenggarakan Kegiatan Kamar Jenazah dan
Bertanggung Langsung Kepada Kaur Jangum
(a) Dengan tugas pokok : Mengelola Kamar Jenazah
(b) Memiliki tangung jawab
i. Memastikan pelayanan di Unit Kamar Jenazahn berjalan sesuai
dengan aturan yang berlaku, baik itu berupa kebijakan, SPO dan
surat edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi dengan seluruh bagian terkait, pasien,
dokter, tenaga kesehatan lain, serta terciptanya lingkungan kerja
yang kondusif.
(c) Memiliki wewenang
i. Melaksanankan Pembinaan, Pengarahan, evaluasi bagian staf
kamar jenazah
ii. Mengatur pelayanan Keuanganyang berada dibawah supervisinya
sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan mutu pelayanan Keuangan sesuai standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya
s) Kepala Unit SIM
Bertugas menyelenggarakan Kegiatan Kamar Jenazah dan
Bertanggung Langsung Kepada Kaur Jangum
(a) Dengan tugas pokok
i. Membuat perencanaan kegiatan SIM RS. Bhayangkara POLDA
BANTEN.
ii. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS.
Bhayangkara POLDA BANTEN.
iii. Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan kegitan di
unit kerja SIM RS. Bhayangkara POLDA BANTEN.
/ (b) Memiliki. . . . .
(b) Memiliki tangung jawab
Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS
(c) Memiliki wewenang
i. Memeriksa hasil kegiatan hasil kerja Instalasi SIM
ii. Menilai kinerja staf
iii. Memberi usulan mengenai penambahan peralatan di Instalasi SIM
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
33
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Hari Kerja dan Jam Kerja
Hari kerja di Rumah Sakit adalah 5 (lima) hari kerja seminggu untuk staf dan jam
kerja standar Rumah Sakit adalah 46 jam seminggu. RS. Bhayangkara POLDA BANTEN
merupakan rumah sakit yang dibuka selama 24 jam sehari untuk melayani masyarakat
umum dan disesuaikan dengan ketentuan jam kerja standar Rumah Sakit.
Bagi pegawai yang bekerja secara shift, maka waktu kerjanya akan diatur
tersendiri oleh rumah sakit dan tetap mengacu pada jam kerja standar 46 jam/5 hari
kerja seminggu.Untuk pegawai yang waktu kerjanya melebihi jam kerja standar, maka
kelebihan waktu kerjanya akan diperhitungkan sebagai lembur.
2. Shift Kerja
Pengaturan tenaga kerja di RS. Bhayangkara POLDA BANTEN ini berdasarkan
berdasarkan shift dan non shift.
a. Shift
1) Dokter Jaga IGD
Shift Pagi : 07.00 – 15.00 WIB
Shift Sore : 15.00 – 21.00 WIB
Shift Malam : 21.00 – 07.00 WIB
2) Keperawatan, Kebidanan
Shift Pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift Sore : 14.00 – 21.00 WIB
Shift Malam : 21.00 – 07.00 WIB
/ 3) Instalasi. . . . . .
3) Instalasi Gizi
Shift Pagi : 07.00 – 19.00 WIB
Shift Siang : 19.30 – 07.00 WIB
4) Satpam
Shift : 07.00 – 07.00 WIB
5) Instalasi Radiologi
Shift Pagi :07.00 – 14.00 WIB
Shift Sore :14.00 – 21.00 WIB
Shift Malam :21.00 – 07.00 WIB
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
34
6) Instalasi Laboratorium
Shift Pagi :07.00 – 14.00 WIB
Shift Sore :14.00 – 21.00 WIB
Shift Malam :21.00 – 07.00 WIB
7) Instalasi Farmasi
Shift Pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift Sore : 14.00 – 21.00 WIB
Shift Malam : 21.00 – 07.00 WIB
8) Cleaning Service
Shift Pagi : 06.00 – 13.00 WIB
Shift Sore : 13.00 – 19.00 WIB
9) Staf rekam medik bagian Loket pendaftaran
Shift Pagi : 07.00 – 15.00 WIB
(3) Staf Driver
Cadangan : 07.00 – 14.00 WIB
bertugas Piket 24 jam
(4) Staf Keuangan
a. Kasir
Shift Pagi : 07.00 – 19.00 WIB
Shift Malam : 19.00 – 07.00 WIB
/b. Bendahara . . . . .
b. Bendahara
Senin-Kamis : 07.00 – 15.00 WIB
Jum’at : 07.00 – 15.30 WIB
b. Non Shift
Kepala Rumah Sakit Beserta Anggota Struktural, Staf Umum ( Staf Administrasi)
/BAB III . . . . .
BAB III
STANDART FASILITAS
A. KEUANGAN
1. SISTEM PENERIMAAN
Sistem penerimaan dibagi menjadi penerimaan Pelayanan rawat Jalan
dan Layanana Rawat Inap. Untuk Rawat Jalan maka setiap Kasir melaporkan
kepada Bagian Keuangan (Bendahara Penerimaan) dengan melampirkan
seluruh slip Layanan, Kwitansi dan rekap yang ditulis secara manual dibuku
ataupun di cetak dari komputer. Untuk penerimaan layanan Rawat Inap maka
Setiap Kasir melaporkan ke kepada Bagian Keuangan (Bendahara
Penerimaan) dengan melampirkan Copy Kwitansi dan perincian billing Rawat
Inap.
2. SISTEM PENGELUARAN
Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN berusaha Membuat Sistem
pembayaran yang dapat mengontrol semua pembayaran dengan baik secara
garis besar, sistem pembayaran biaya-biaya tetap dan biaya-biaya tidak tetap
1) Yang termasuk Biaya-Biaya tetap :
(a) Gaji Tetap pegawai
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
36
B. ALAT
Rumah sakit memiliki fasilitas yang berupa sarana, prasarana dan peralatan
yang terdiri dari alat medis, alat non medis dan mebelair Agar kegiatan
penyelenggaraan pelayanan terhadap dapat berjalan Optimal.
/b. pemeriksaan . . . . .
1) Sarana
sarana adalah semua bangunan gedung serta bangunan lainnya yang
digunakan baik secar langsung maupun tidak langsung untuk pelayanan
pasien maupun operasional rumah sakit. Sarana rumah sakit biasanya
meliputi bangunan gedung rawat jalan, bangunan gedung kantor, bangunan
gedung parkir, jalan lingkungan rumah sakit, drainase, bangunan pengaman,
halaman dan juga bangunan bangunan pendukung lainnya baik yang sudah
ada maupun yang akan dibangun.
Sarana rumah sakit sebaiknya sesuai dengan kesehatan dan keselamatan
kerja. Baik itu bangunan, jalan maupun drainase yang ada di lingkungan
rumah sakit, Eliminasi semua faktor yang bisa menimbulkan resiko terhadap
semua pemakai baik itu pasien, keluarga pasien, pegunjung dan juga pekerja
rumah sakit itu sendiri.
2) prasarana
Prasarana rumah sakit adalah fasilitas berbentuk fisik terdiri dari alat dan
jaringan. Jaringannya membentuk suatu sistem yang saling terkait. Prasarana
rumah sakit meliputi sistem kelistrikan, sistem gas medis, sistem komunikasi,
sistem penangkal petir, sistem hidrant dan anti kebakaran, sistem tata udara,
sistem kelola air dan sistem insulation transformer. Semua sistem yang harus
ada dirumah sakit ini sangat penting untuk dikelola dengan baik sehingga
perlu manajemen fasilitas yang handal di rumah sakit.
3) Peralatan
(a) peralatan medis dan non medis. Peralatan medis adalah peralatan yang
digunakan langsung untuk penyembuhan pasien baik terapi, pembedahan
maupun untuk diagnostik yang terdiri dari peralatan radiologi, instrumen
medik, peralatan elektromedik, peralatan laboratorium, peralatan optik dan
mekanik halus, peralatan penunjang operasi,peralatan penunjang
perawatan.
(b) peralatan non medik adalah fasilitas fisik berupa alat yang mendukung
pelayanan kesehatan dan biasanya tidak berfungsi untuk penyembuhan
secara langsung kepada pasien. Peralatan non medik ini terdiri dari
peralatan binatu, peralatan dapur, peralatan sterilisator, peralatan
pendingin, peralatan incenerator, peralatan kantor, peralatan pengelolaan
air. Pengelolaan fasilitas peralatan rumah sakit yang baik akan
menurunkan cost secara keseluruhan rumah sakit.
(c) peralatan mebelair merupakan semua peralatan mebel baik yang dipakai
untuk pasien maupun dipakai untuk perlengkapan kantor bisa terbuat dari
kayu, logam, karet maupun bahan lainnya. Peralatan mebelair terdiri dari
bed pasien non elektrik, kereta pasien, almari pasien, kereta makan,
kereta sampah, kereta linen, kereta instrumen dan juga meja dan kursi.
/(d) Pentingnya . . . . .
(d) Pentingnya sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit maka perlu ada
manajemen pemeliharaan dan pengelolaan yang dapat memaksimalkan
performance dari fasilitas itu sendiri, yaitu:
i. Pemeliharaan fasilitas yang sifatnya kuratif dimana kegiatan
perbaikan yang dilaksanakan setelah terjadinya penurunan kinerja
fasilitas atau perbaikan yang telah diprogramkan karena akan terjadi
keausan atau kerusakan suatu komponen dari peralatan yang dapat
diperkirakan sebelumnya. Tujuan dari pemeliharaan kuratif ini untuk
memulihkan kinerja dari fasilitas yang mengalami penurunan
degradasi atau kerusakan sehingga layak pakai dan aman.
ii. Kegiatan kalibrasi alat kesehatan juga perlu selalu dilakukan baik itu
terjadwak maaupun kalibrasi tidak terjadwal. Kalibrasi ini berupa
pengukuran atau peneraan fasilitas dengan standar baku bersatuan
ukuran. Tujuan dari kalibrasi ini agar fasilitas yang menggunakan
satuan ukuran tetap dalam kondisi yang normal dan terjamin
akurasinya.
/ BAB IV. . . . .
BAB IV
TATA LAKSANA
S-1 MARS
S-1
Karumkit MMRS/ MARS 1 Kedokteran 1
1. Kedokteran
Forensik
S-1 MMRS/
Wakarumkit 1 S1 Kedokteran 1
2. Kedokteran MARS
S1-
Kasubbag Renmin Administrasi MM S1 Psikologi
3.
Publik
S1-
KaUrtu Smu
4. Administrasi
S1-Ekonomi
KaUrren MM Smu
5. Manajemen
KaUrmin S1-
Administrasi
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
39
6.
S1-Ekonomi
KaUrkeu MM AMD
7. Akuntansi
S1-
Kasubbag Binfung Administrasi DIII Kebidanan
8.
Publik
S1-
Informartika
9. Ur SIM dan RM
D4-
rekammedis
S1-
Ur Diklit Administrasi
10.
Publik
S1-
Kasubag Wasintern Administrasi
11.
Publik
S1-
Ur Wasbin Administrasi
12.
Publik
S1-
Ur Wasopsyan
13. Keperawatan
S1-
Kasubbid Yanmed Dokpol
14. Kedokteran
D3-
Ur yanmet
15. Keperawatan
S1-
Kasubid Jangmedum Administrasi SI Farmasi
17.
Publik
/d. kewenangan . . . . .
Obgyn Obgyn
8. Dokter Spesialis Anak S2 spesialis S2 Spesialis
2
Anak anak
9. S2 Spesialis S2 penyakit
Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1
Penyakit dalam Dalam
10. S2 spesialis S2 spesialis
Dokter Spesialis Anastesi 1
anastesi Anastesi
11. S2 Spesialis S2 Spesialis
Dokter Spesialis Bedah Bedah 2
Bedah
12. S2 Spesialis S2 Spesialis
Dokter spesialis Urologi Urologi Urologi
13. S2 Spesialis S2 Spesialis
Dokter spesialis Mata Mata 1
Mata
14. S2 Spesialis S2 Spesialis
Dokter Spesialis Paru Paru Paru
15. S2 Spesialis S2 Spesialis
Dokter Spesialis THT THT THT
16. S2 Spesialis S2 Spesialis
Dokter Spesialis Orthopedi Konsultan
Orthopedi Orthopedi
17. Dokter Spesialis Gigi Konservasi S2 Spesialis S2 Spesialis
Konsultan
/endondonsi Gigi Gigi
Tenaga Kesehatan
Farmasi
/c. sebagai . . . . .
Laborat
Analis SMAK
Radiografer
D3 D4
Radiografer Radiodiagnostik Radiodiagnostik D3 radiologi
dan Radioterapi dan Radioterapi
Gizi
Rekam Medik
D3 Analis D3 Analis
Petugas IPSRS
Elektro Medic Elektro Medic
18/ B.PEMUTAKHIRAN . . . . .
B. PEMUTAKHIRAN POLA KETENAGAAN
1. Pemutakhiran pegawai pada RS Bhayangkara POLDA BANTEN dilakukan
sewaktu-waktu pada saat ada perubahan data pegawai.
2. Pemutakhiran data pegawai pada RS Bhayangkara POLDA BANTEN dalam
bentuk DSP (Daftar Susunan pegawai) dan DUK (Daftar Urutan Kepangkatan)
dilakukan perubahan jikalau ada perubahan perundang-undangan yang
berlaku.
3. File masing- masing pegawai dimutakhirkan setiap ada mutasi, naik pangkat,
naik gaji berkala, pendidikan dan kontrak Kinerja.
C. REKRUTMEN
b) Mencari pelamar.
Menyeleksi lamaran yang sudah masuk untuk mencari kualifikasi
pendidikan sesuai dengan yang dibutuhkan, apabila kualifikasi
Pendidikan yang dibutuhkan tidak ada, maka membuat pengumuman
lowongan perkerjaan / pengiklanan melalui broadcast di media social.
/3. Penyaringan. . . . .
3. Penyaringan /seleksi.
Dalam proses penyaringan atau seleksi dilakukan proses menyisihkan
pelamar yang tidak sesuai dengan tujuan dan kualifikasi pekerjaan yang
telah direncanakan.
a) Persyaratan
Sebagaimana diatur dalam peraturan RS. Bhayangkara POLDA
BANTEN, persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon
staf meliputi hal-hal berikut :
/3. Memenuhi. . . . .
3. Memenuhi persyaratan-persyaratan dari Departemen
Kesehatan RI, antara lain memiliki Surat Tanda
Registrasi (STR) dengan kesanggupan untuk mengurus
Surat Ijin Praktek (SIP)
(b) Tenaga Kesehatan.
i. Perawat
Syarat – syaratnya adalah :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan profesi, serendah-
rendahnya diploma tiga (DIII) Perawat.
2. Harus memiliki STR.
3. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga lain
yang sejenis.
ii. Bidan
Syarat – syaratnya adalah :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan profesi, serendah-
rendahnya diploma tiga (DIII) Kebidanan.
2. Harus memiliki STR.
3. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga lain
yang sejenis.
/(ii) Gizi. . . . .
2. Gizi
Syarat – syaratnya adalah :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan profesi, serendah-
rendahnya diploma tiga (DIII)Gizi.
2. Harus memiliki STR.
3. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga
lain yang sejenis.
iii. Analis Laborat
Syarat – syaratnya adalah :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan profesi, serendah-
rendahnya diploma tiga (DIII)Analis Kesehatan
2. Harus memiliki STR.
3. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga
lain yang sejenis.
iv. Radiografer
Syarat – syaratnya adalah :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan profesi, serendah-
rendahnya diploma tiga (DIII)Radiodiagnostik dan
Radioterapi
2. Harus memiliki STR.
3. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga
lain yang sejenis.
v. Rekam Medik
Syarat – syaratnya adalah :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan profesi, serendah-
rendahnya diploma tiga (DIII)Rekam Medik.
2. Harus memiliki STR.
3. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga
lain yang sejenis.
/3) Syarat . . . . .
3) Syarat Administrasi
a. Surat lamaran.
b. Foto copy Ijasah dan daftar nilai yang dilegalisir.
c. Dilampikan foto copy sertifikat Akreditasi Kampus
d. Daftar riwayat hidup (bagi yang sudah berpengalaman
bekerja di tempat lain harus melampirkan surat
keterangan pengalaman kerja)
e. Surat Keterangan Kelakuan Baik dari Kepolisian.
f. Surat keterangan sehat dari dokter
g. Foto copy Surat Nikah (bagi yang sudah menikah).
h. Foto copy Kartu Keluarga
i. Foto copy Kartu Tanda Penduduk.
j. Pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 1 lembar
k. STR bagi tenaga Kesehatan
4) PROSEDUR
1. Pelamar mengajukan lamaran tertulis ditujukan kepada
Kepala RS Bhayangkara POLDA BANTEN dengan
dilampiri persyaratan yang telah ditentukan.
2. Pelamar menyerahkan berkas-berkas permohonan
tersebut kepada rumah sakit melaluiKepala Urusan
Tata Usaha (Kaurtu).
3. Surat lamaran yang masuk di Urtu diperiksa kembali
kelengkapannya, kemudian dimasukkan dalam register
pelamar.
4. Berkas yang sudah diterima menjadi hak milik RS.
Bhayangkara POLDA BANTEN dan tidak dapat diminta
kembali.
5. Bila ada kebutuhan tenaga, maka akan dilakukan
seleksi penerimaan oleh tim penerimaan stafyang
diangkat dengan Surat perintah Karumkit RS.
Bhayangkara POLDA BANTEN. Kepala Urusan
Administrasi (Kaurmin) atau Kepala Urusan Tata Usaha
(Kaurtu) akan menghubungi melalui telephon terhadap
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
46
/4. Panggilan . . . . .
4. Panggilan tes.
Pelamar-pelamar yang lolos dalam proses seleksi akan dipanggil untuk
mengikuti tes penerimaan karyawan. Pelaksanaan tes dibagi dalam
beberapa tahap sebagai berikut :
Tahap I
Tes tulis diikuti oleh pelamar yang lulus persyaratan administrasi sesuai
dengan bidang masing-masing.
a. Tahap II
Tes kemampuan / skill test
b. Tahap III
Tes wawancara untuk menggali niat, harapan, dan kesungguhannya
mengabdi di rumah sakit. Bagi pelamar yang lulus pada ketiga
tahapan tes tersebut maka akan di angkat menjadi calon pegawai
BLU untuk kemudian melanjutkan pada tahap IV. Sebelum menjalani
tes orientasi calon pegawai akan di evaluasi secara berkelanjutan
oleh ketua tim recruitmen.
c. Tahap IV
Orientasi selama 1 minggu untuk mengetahui ketrampilannya sesuai
bidang profesi masing-masing.
Pada tahap ini sub komite kredensial melakukan kredensial terhadap
tenaga medis, paramedis keperawatan,paramedis non keperawatan
dan tenaga non medis lainnya untuk menentukan tingkat
kewenangan klinis dan perencanaan penempatan kerja masing-
masing personil.
d. Tahap V
Bagi calon pegawai BLU yang telah selesai melaksanakan orientasi
maka akan di terbitkan surat Pengangkatan sebagai calon pegawai
BLU. dan dilakukan penilaian dari perilaku keseharian, ketaatan
pada peraturan, kemampuan profesi dan lain-lain yang diperlukan
terhadap calon pegawai yang akan menjadi dasar sebagai pegawai
BLU sekurang lebihnya 2 tahun setelah menjadi calon.
/ PEMBAGIAN. . . . .
Pejabat structural
3 Wawancara
rumah sakit
4 Pembuatan soal :
/ Sistem. . . . .
Sistem yang menggambarkan proses rekrutmen calon pegawai tenaga klinis
dan non klinis adalah menggunakan alur flow chart yang seragam diseluruh unit
kerja rumah sakit sebagai berikut :
Kasubbag/kasubbidmengajukan
START
permintaan kebutuhan stafkepada
Karumkit.
FORM PERMINTAAN STAF DARI
Bila permintaan disetujui, kaurmin
UNIT (NOTA DINAS)
melakukan proses rekrutmen
TIDAK sesuaitahapan-tahapan rekrutmen
DISETUJ
UI
?
YA
……
?? ??
PENGINFORMASIAN
RECRUTIMEN
SELEKSI
BERKAS
PELAMAR
PELAKSANAAN TES
TIDAK TIDAK
LULUS
?
YA
ORIENTASI
PENGANGKATAN SEBAGAI
PEGAWAI NON PNS
END
/5. Penetapan . . . . .
c) Masa Percobaan
1. Setelah menjalani masa orientasi 1 minggu maka akan dilakukan
evaluasi penilaian layak atau tidak layak untuk menetapkan sebagai
calon pegawai
2. Pada hari keempat dilakukan interview ulang
3. Pada hari kelima ditetapkan sebagai calon pegawai
4. Penetapan calon pegawai yang melaksanakan masa kerja belum
sampai 4 bulan mendapat 50% dari gaji pokok
5. Penetapan pegawai yang selesai masa percobaan pegawai yang
telah berakhir pada bulan 4-8 pada bulan ke empat sampai delapan
mendapat 80% dari gaji pokok
6. diatur pengangkatan pegawai 1 tahun sampai 2 tahun
7. Pada bulan ke 13 direview dilakukan evaluasi ditetapkan penilaian
kinerja bila layak maka akan diterbitkan Keputusan pengangkatan
sebagai pegawai tetap pada bulan berikutnya.
/D. PENEMPATAN. . . . .
D. PENEMPATAN KEMBALI
Calon pegawai adalah daftar nama pelamar yang telah lulus tes
recruitmen dan memenuhi kriteria kebutuhan sesuai dengan kualifikasi pada
bidang masing-masing dan sudah di setujui oleh karumkit RS Bhayangkara
POLDA BANTEN, untuk diangkat menjadi calon pegawai di RS Bhayangkara
POLDA BANTEN dan kemudian menjalani Magang selama tiga bulan di unit
kerja yang telah ditetapkan.
/2. PENGANGKATAN . . . . .
← 2. PENGANGKATAN PEGAWAI
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
51
a. MEKANISME PENGANGKATAN
PEGAWAI
a) Syarat Pengangkatan Pegawai
Pengangkatan pegawai dilksanakan bagi calon pegawai yang telah
melalui proses penilaian orientasidan dinyatakan memenuhi kualifikasi
sesuai kebutuhan yang selanjutya akan di rekomendasikan kepada
karumkit untuk disetujui menjadi pegawai RS Bhayangkara POLDA
BANTEN dan di terbitkan Keputusan Karumkit.
b) Keputusan Karumkit
Pegawai RS Bhayangkara POLDA BANTEN yang dianggap sah
adalah mereka yang telah memiliki dan menerima Keputusan
pengangkatan sebagai pegawai sesuai dengan status kekaryawanan di
RS Bhayangkara POLDA BANTEN yang dikeluarkan dan ditanda
tangani oleh karumkit beserta pembubuhan stempel asli RS
Bhayangkara POLDA BANTEN. Dalam surat keputusan pengangkatan
pegawai disampaikan hal-hal yang menjadi pertimbangan terhadap
pengangkatan calon pegawai tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam proses pengangkatan yang bersangkutan, termasuk agar Kep
tersebut memiliki pembuktian yang kuat, maka hal-hal yang perlu
dilakukan dalam memberikan Kep tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Petikan asli untuk yang bersangkutan dan foto copy untuk arsip
file kepegawaian Rumah Sakit.
(2) Petikan dibuatkan salinan sesuai kebutuhan untuk diberikan
kepada atasan atau pejabat structural Rumah Sakit.
/ROTASI . . . . .
/(b) Menghilangkan . . . . .
/ b. Manfaat. . . . .
E. RETENSI STAF
Retensi Staf dimaksudkan adalah sebagai tingkat kebetahan pegawai bekerja
dengan ditandai tidak terjadinya pengunduran diri seseorang pegawai dari
statusnya sebagai pegawai rumah sakit.
TATA LAKSANA:
1. Pada Pegawai wanita yang memiliki Hak Cuti Melahirkan atau sakit tertentu
dapat melakukan retensi Staf berdasarkan dengan kebutuhan medis anggota
tersebut maka bila anggota ingin mengajukan retensi diperbolehkan dengan
aturan :
a. Surat Keterangan dokter yang menyatakan yang bersangkutan memerlukan
waktu lama untuk istirahat.
b. Mengajukan permohonan cuti/retensi
c. Masuk pada waktu yang telah ditentukan diakhir masa retensi, bila yang
bersangkutan tidak aktif pada masa yang telah ditentukan maka bisa
dianggap pengunduran diri secara sepihak.
2. Pada pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam mengupgrade
keilmuan dengan aturan :
a. Pengajuan pendidikan dan pelatihan pada bagian Binfung
b. Adanya surat tugas yang dikeluarkan oleh urmin
c. Melaporkan kurun waktu pelatihan/pendidikan yang dibutuhkan pada
instansi
d. Membuat Hasil kegiatan pendidikan dan pelatihan
/3. Pemberian. . . . .
3. Pemberian hak
1. Pegawai tetap mendapatkan gaji sesuai ketentuan
2. Tunjangan hari raya
3. BPJS
4. Jenjang karir
RS Bhayangakara POLDA BANTEN menyusun dan menetapkan
jenjang karir bagi para pegawainya, dan jika ada kekosongan jabatan maka
selama ada pegawai yang memenuhi persyaratan jabatan tersebut maka
yang bersangkutan mendapatkan prioritas utama dengan melalui proses
seleksi.
b. Pelaksanaan Diklat
Pelaksanaan Diklat adalah realisasi kegiatan Diklat yang telah
direncanakan dan termuat di dalam dokumen rencana Diklat. Kegiatan yang
tidak tercantum dalam dokumen rencana Diklat dilaksanakan atas keputusan
Karumkit
1. Unit kerja mengajukan realisasi kegiatan Diklat yang telah direncanakan 25
hari sebelum waktu pelaksanaan, ditujukan kepada Karumkit dan
ditembuskan ke Kaurdiklit
2. Karumkit melakukan konfirmasi apakah kegiatan tersebut sudah ada di
dokumen rencana Diklat
3. Jika tidak ada: Karumkit memutuskan apakah kegiatan tersebut dapat
dilakukan atau tidak
4. Jika ada: Karumkit menyetujui pelaksanaan kegiatan
5. Binfung membuat pengajuan dana ke bendahara Pusat dengan tembusan
ke Kaurdiklit
/6. Bendahara. . . . .
d. Pelatih Internal
Pendidikan dan latihan didalam Rumah Sakit dengan pelatih dari internal
RS.Bhayangkara POLDA BANTEN Uraian umum : diklat didalam Rumah Sakit
dengan pelatih dari Rumah Sakit adalah pelatihan yang diselenggarakan Rumah
Sakit yang diikuti oleh staf Rumah Sakit dan pelatih dari staf Rumah Sakit.
Prosedur :
1. Program pelatihan yang bias dilatih oleh staf RS sendiri dikelompokkan oleh
Kaurdiklit.
2. Dipilih jenis pelatihan yang sangat mendesak diperlukan.
3. Konsultasi dengan bagian keuangan mengenai pendanaan.
4. Karumkit menugaskan staf pelatih inti untuk menjadi ketua panitia. Ketua
panitia pelatihan menyusun kepanitiaan dan peserta pelatihan diketahui
Karumkit.
/5. Selesai . . . . .
e. Pelatih Eksternal
Pendidikan dan latihan didalam RS dengan pelatih dari ekternal RS
Bhayangkara POLDA BANTEN Uraian umum : diklat didalam RS dengan pelatih
dari instansi lain diluar RS adalah pelatihan yang diselenggarakan RS dengan
pelatih mendatangkan dari instansi lain.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
57
Prosedur :
1. Program pelatihan yang tidak bias dilaksanakan sendiri oleh RS
dikelompokkan.
2. Program pelatihan yang melibatkan banyak staf RS dan RS tidak punya
pelatih dikelompokkan.
3. RS menghubungi instansi diluar RS yang biasa melatih untuk bias melatih
sekaligus mengajukan rancangan pembiayaan.
4. RS menerima surat balasan berikut rancangan biaya, kemudian konsultasi
dengan bagian keuangan.
5. Karumkit menugaskan staf RS untuk menjadi ketua panitia.
6. Ketua panitia menyusun kepanitiaan dan peserta pelatihan dengan diketahui
Karumkit.
7. Selesai pelatihan semua yang terkait mendapat sertikat.
8. Ketua panitia melaporkan hasil pelatihan kepada Karumkit.
f. Evaluasi Diklat
Evaluasi Diklat adalah kegiatan yang dilakukan untuk menganalisis
kesesuaian perencanaan kegiatan Diklat dengan pelaksanaannya
1. Peserta Diklat membuat laporan penggunaan dana selambat-lambatnya 10
hari kerja setelah kegiatan Diklat dilaksanakan dan menyerahkan sertifikat
asli Diklat kepada Binfung dengan tembusan ke Kaurdiklit
2. Peserta Diklat menyerahkan laporan kegiatan Diklat selambat-lambatnya
10 hari kerja setelah kegiatan Diklat ke Kaurdiklit
3. Kaurdiklit melaporkan pelaksanaan kegiatan Diklat ke Karumkit
Bhayangkara POLDA BANTEN
4. Kaur diklit menjadwalkan presentasi hasil kegiatan Diklat oleh peserta
Diklat selambat-lambatnya 10 hari kerja setelah kegiatan Diklat
/5. Peserta. . . . .
5. g. Peserta Diklat melakukan presentasi hasil kegiatan Diklat
6. Bagian Diklat membuat laporan evaluasi Diklat
G. Evaluasi kinerja
a. Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperoleh bahan-
bahan pertimbangan yang obyektif dalam pembinaan Pegawai Negeri dan
Pegawai BLU.Terhadap setiap Pegawai Negeri dan Pegawai BLU, dilakukan
penilaian prestasi kerja sekali dalam1(satu) tahun oleh Pejabat Penilai dengan
tujuan:
1. Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri dan Tenaga Non Organik
diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yang disyaratkan
untuk mencapai hasil kerja yang disepakati.
2. Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip objektif, terukur,
akuntabel, partisipatif,dan transparan.
3. Sebagai sumber data untuk administrasi kepegawaian seperti perencanaan
kepegawaian dan kegiatan pengembangan jangka panjang bagi organisasi
yang bersangkutan.
4. Memberikan umpan balik yang mendorong kearah kemajuan dan
kemungkinan mempernbaiki ataupun meningkatkan kualitas kerja pegawai.
/b. Manfaat. . . . .
b. Manfaat Penilaian
1. Bagi Pegawai Negeri dan Pegawai BLU.
Penilaian tersebut berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal
seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang
bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan
kariernya. Apabila hasil dari penilaian tersebut memberikan hasil nilai yang
positif, maka diharapkan bisa memberikan motivasi untuk dapat bekerja,
mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya dengan lebih baik,
dimasa yang akan datang.Sedangkan bila hasilnya negatif, maka
diharapkan pegawai yang bersangkutan bisa mengetahui kelemahan dan
kekurangannya sehingga diharapkan pegawai tersebut bisa memperbaiki
baik kinerja maupun perilakunya dimasa mendatang.
2. Bagi organisasi
Apabila hasil dari penilaian tersebut positif, maka akan membantu
pimpinan dalam mengambil keputusan untuk kemungkinan melakukan
program pengembangan yang tepat bagi pegawai bersangkutan sesuai
dengan bakat dan kemampuannya. Selain itu pula berguna untuk
memberikan
kompensasi, kenaikan pangkat dan promosi jabatan. Sedangkan apa bila
hasil penilaian tersebut negatif, akan berguna bagi pimpinan untuk
identifikasi kebutuhan Program pendidikan dan pelatihan, konseling,
desain pekerjaan,penempatan dan demosi.
/ a. Jelas. . . . .
a. Jelas
Kegiatan yang dilakukan harus diuraikan secara jelas.
b. Dapat diukur
Kegiatan yang dilakukan harus dapat diukur secara kuantitas
dan kualitas.
c. Relevan
d. Kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas
jabatan masing - masing.
e. Dapat dicapai
Kegiatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan
Kemampuan PNS.
f. Memiliki target waktu Kegiatan yang dilakukan harus dapat
ditentukan
/5) Tata. . . . .
d. PenilaianTugasTambahan
Selain melaksanakan kegiatan tugas pokok yang ada
dalam SKP, seorang PNS dapat melaksanakan tugas lain
atau tugas tambahan yang diberikan oleh atasan
langsungnya dan dibuktikan dengan surat keterangan.
e. PenilaianKreatifitas
Apabila seorang PNS pada tahun berjalan menemukan
sesuatu yang baru dan berkaitan dengan tugas pokoknya
serta dibuktikan dengan surat keterangan dari unit kerja
setingkat eselonII, Pejabat Pembina Kepegawaian atau
Presiden.
/ Kejujuran. . . . .
Kejujuran
Kejujuran adalah ketulusan hati seorang pegawai dalam
melaksanakan tugas dan kemapuan untuk tidak menyalahgunakan
wewenang yang diberikan kepadanya
Sikap perilaku
Sikap dan perilaku dalam bekerja meliputi kedisiplinan dan keramah
tamahan dengan selalu menerapakan senyum, sapa, salam, sopan
dan santun baik terhadap rekan kerja, pimpinan , pasien dan keluarga
pasien.
Loyal terhadap pimpinan
Pada Umumnya yang dimaksud loyalitas/kesetiaan adalah tekad dan
kesanggupan mentaati, melaksanakan, mengamalkan sesuatu yang
ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan
kesanggupan itu harus dibuktikan dalam sikap dan tingkahlaku sehari-
hari serta dalam perbuatan dalam melaksanakan tugas. Pada
/ b. Mempunyai. . . . .
periode tertentu.
/a) Rekam. . . . .
a) Rekam Medik
b) Farmasi
c) Laboratorium
d) Radiologi
e) Gizi
f) Bidan
dengan cara:
a) Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk
memperolehKewenangan Klinis kepada Ketua Komite
Keperawatan
b) Ketua Komite Keperawatan menugaskan Sub Komite
Kredensial untuk melakukan proses kredensial (dapat
dilakukan secara individu atau kelompok)
c) Sub Komite melakukan wawancara/assessment, verifikasi
dan evaluasi dengan berbagai metode porto folio, asesmen
kompetensi
d) Sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai
bahan rapat menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap
tenaga keperawatan.
e) Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis
secara berkala
f) Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang
ditetapkan.
/f) Kewenangan. . . . .
NO KATEGORI PERSYARTAN
Keperawatan
PJ Shift dalam tugas Dinas
/ Proses. . . . .
Proses utama kredensial ditujukan untuk mengendalikan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan yang terinci (delination clinical privilege) bagi
setiap tenaga keperawatan yang bertumpu pada tiga tahap sebagai berikut :
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
66
1. TAHAP PERTAMA
Permohonan Untuk Memperoleh Kewenangan Klinis.
Setiap tenaga Keperawatan mengajukan permohonan kepada Komite
Keperawatanuntuk melakukan tindakan keperawatan. Perawat tersebut mengisi
beberapa formulir yang disediakan rumah sakit, antara lain daftar kewenangan
klinis keperawatan yang ingin dilakukannya sesuai dengan bidang keahliannya.
Tenaga Keperawatan tersebut memilih tindakan keperawatan yang tertera
dalam formulir daftar tindakan keperawatan tersebut dengan cara mencontreng
(diberi kewenangan atau dibawah supervisi) dan menyerahkan copy semua
dokumen yang dipersyaratkan kepada rumah sakit. Syarat-syarat tersebut
meliputi ijazah pendidikan, surat tanda registrasi perawat/bidan dan juga surat
ijin perawat/bidan serta pelatihan yang telah diikuti. Setelah formulir lengkap
Komite Keperawatan rumahsakit meminta kepada Sub Komite Kredensial untuk
melakukan proses kredensial.
2. TAHAP KEDUA
Kajian Komite Keperawatan
Komite Keperawatan bersama Sub Komite Kredensial melakukan
wawancara kepada staf keperawatan yang telah mengajukan permohonan
untuk diterbitkan kewenangan klinis dan Komite Keperawatan membicarakan
setiap permohonan kewenangan klinis yang diminta oleh perawat. Melalui
intern keperawatan ini diputuskan kewenangan klinis keperawatan yang
diberikan kepada setiap perawat/bidan.
3. TAHAP KETIGA
Hasil Kredensial
Ketua Sub Komite Kredensial memberikan rekomendasi hasil kredensial
disertai rincian kewenangan klinis tenaga keperawatan kepada Ketua Komite
Keperawatan, hasil kredensial ini ada tiga macam yaitu :
a. Diberi kewenangan
b. Diberi kewenangan dengan supervisi
c. Tidak diberi kewenangan
/4. TAHAP . . . . .
4. TAHAP KE EMPAT
Pengajuan Surat Rekomendasi
Ketua Komite Keperawatan selanjutnya mengajukan surat kepada
Kepala Rumah Sakit untuk menerbitkan Surat Penugasan Klinis yang disertai
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
67
lampiran kewenangan klinis yang telah disetujui oleh Ketua Sub Komite
Kredensial dan Ketua Komite Keperawatan
5. TAHAP KE LIMA :
Penerbitan Surat Penugasan
Kepala Rumah Sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga
keperawatan pemohon berdasarkan rekomendasi tersebut. Kepala rumah
sakit dapat saja meminta komite keperawatan untuk mengkaji ulang
rekomendasi tersebut bersama pihak manajemen rumah sakit bila dianggap
perlu.Surat penugasan tersebut dilampiri daftar kewenangan klinis untuk
melakukan tindakan keperawatan bagi tenaga paramedis yang mengajukan
kewenangan klinis.
Daftar kewenangan klinis seseorang tenaga keperawatan dapat
dimodifikasi setiap saat.Seorang tenaga keperawatan dapat saja
mengajukan tambahan kewenangan klinis yang tidak dimiliki sebelumnya
dengan mengajukan permohonan kepada Komite Keperawatan. Namun
sebaliknya, kewenangan klinis tertentu dapat saja dicabut, baik untuk
sementara atau seterusnya karena alasan tertentu seperti akan diuraikan
pada pembahasan berakhirnya kewenangan klinis.
Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan (clinical
appointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh Kepala Rumah Sakit.
Surat penugasan untuk setiap keperawatanmemiliki masa berlaku 5 tahun.
Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus
melakukan rekredensial ini lebih sederhana dibanding dengan proses
kredensial awal sebagaimana diuraikan diatas karena rumah sakit telah
memiliki informasi setiap perawat yang melakukan tindakan keperawatan di
rumah sakit. Penerbitan ulang surat penugasan (reappointment)
Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga
keperawatantersebut dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan tindakan
keperawatan tertentu.Walaupun seorang tenaga keperawatan pada awalnya
telah memperoleh kewenangan klinis untuk melakukan tindakan
keperawatan tertentu.
/namun . . . . .
namun kewenangan itu dapat dicabut oleh rumah sakit berdasarkan
pertimbangan komite keperawatan.Pertimbangan pencabutan kewenangan
klinis tertentu tersebut didasarkan pada kinerja profesi di lapangan, misalnya
tenaga keperawatanyang bersangkutan terganggung kesehatannya, baik
fisik maupun mental.Selain itu, pencabutan kewenangan klinis juga dapat
dilakukan bila terjadi kecelakaan medis yang diduga karena inkompetensi
atau karena tindakan disiplin dari komite keperawatan.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
68
b. NAKES LAIN
1. Mekanisme Kredensial dan Re-Kredensial
Mekanisme kredensial dan re-kredensial dirumah sakit adalah
tanggung jawab komite tenaga kesehatan lain yang dilaksanakan oleh
subkomite kredensial. Proses kredensial tersebut dilaksanakan dengan
semangat keterbukaan, adil, obyektif, sesuai dengan prosedur,dan
terdokumentasi. Dalam proses kredensial, Sub Komite Kredensial
melakukan penilaian kompetensi seorang staf kesehatan yang meminta
kewenangan klinis tertentu. Selain itu Sub Komite Kredensial juga
menyiapkan berbagai instrumen kredensial yang disahkan Karumkit.
Instrumen tersebut paling sedikit meliputi kebijakan rumah sakit tentang
kredensial dan kewenangan klinis, pedoman penilaian kompetensi klinis,
formulir yang diperlukan. Pada akhir proses kredensial, Komite tenaga
kesehatan lainnya menerbitkan rekomendasi kepada Karumkit tentang
lingkup kewenangan klinis seorang staf kesehatan, dan selanjutnya akan
diterbitkan Surat penugasan Klinis yang disertai Rincian Kewenangan
Klinis bagi tenaga kesehatan oleh Karumkit.
/2. Kredensial. . . . .
2. Kredensial
Karumkit menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur bagi staf
kesehatan untuk memperoleh kewenangan klinis dengan berpedoman
pada peraturan internal staf kesehatan (medical staff bylaws) Karumkit
untuk melaksanakan kredensial. Setiap rumah sakit mengembangkan
instrumen tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Secara garis besar
tahapan pemberian kewenangan klinis yang harus diatur lebih lanjut oleh
rumah sakit adalah sebagai berikut:
a. Tenaga kesehatan mengajukan permohonan kewenangan klinis
kepada Karumkit dengan mengisi formulir daftar rincian kewenangan
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
69
/h. Daftar. . . . .
h. Daftar rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege)
diperoleh dengan cara:
1) Menyusun daftar kewenangan klinis dilakukan dengan meminta
masukan dari setiap Kelompok Staf Kesehatan dan
berpedoman pada norma keprofesian yang ditetapkan oleh
Kementrian Kesehatan;
2) Mengkaji kewenangan klinis bagi Pemohon dengan
menggunakan daftar rincian kewenangan klinis (delineation of
clinical privilege).
/3. Re-Kred . . . . .
3. Re-Kredensial
Staf kesehatan yang hampir habis masa berlaku Surat Penugasan
Klinisnya dapat mengajukan ulang surat permohonan kewenangan klinis
kepada Karumkit. Subkomite Kredensial kemudian melakukan
rekredensial terhadap staf kesehatan yang mengajukan permohonan pada
saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis (clinical
appointment). Dari rekrediansial staf kesehatan, Sub Komite Kredensial
Tenaga kesehatan memberikan rekomendasi sebagai berikut :
a. kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan;
b. kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah;
c. kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi;
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
71
/Komite. . . . .
Standar
kompetensi TENAGA
KESEHATAN
Kode etik LAIN
profesi
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
72
Mengajukan permohonan
TIM KREDENSIAL
VERIFIKASI DAN
EVALUASI
PERSETUJUAN
KEPALA INSTALASI
mengajukan
KARUMKIT
REKOMENDASI
CLINICAL APPOINTMENT
/ c. TENAGA. . . . .
c. TENAGA MEDIS
Direktur rumah sakit menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur
untuk mengevaluasi kinerja staf medis di RS. Bhayangkara POLDA BANTEN.
Selain itu Direktur rumah sakit bertanggung jawab atas tersedianya berbagai
sumber daya yang dibutuhkan agar kegiatan ini dapat terselenggara.
1. Pelaksanan Evaluasi tenaga medis di RS. Bhayangkara POLDA BANTEN
a. Elemen Penilaian Monitoring dan Evaluasi SMF :
a) Ada evaluasi praktek profesional terus-menerus dari kualitas dan
keamanan pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap anggota
staf medis fungional yang direview dan dikomunikasikan kepada
setiap anggota staf medis fungsional setidaknya setiap tahun
/ BAB V. . . . .
BAB V
LOGISTIK
Tujuan dari manajemen logistik adalah tersedianya bahan logistik setiap saat
dibutuhkan, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara
efisien.
yang mengganggur (idle stock) dan berapa lama hal itu terjadi. Berapa banyak bahan
yang kadaluarsa atau rusak atau tidak dapat dipakai lagi, manejemen logistik sebagai
suatu fungsi mempunyai kegiatan-kegiatan yakni :
a. Perencanaan Kebutuhan
Fungsi perencanaan ini pada dasarnya adalah menghitung berapa besar
kebutuhan bahan logistik yang diperlukan untuk periode waktu tertentu, biasanya
untuk satu tahun,ada dua cara pendekatan yang digunakan dalam perencanaan
kebutuhan obat, yaitu:
1. Dengan mengetahui atau menghitung kebutuhan yang telah dengan nyata
dipergunakan dalam periode waktu yang lalu :
Metode ini sering disebut dengan metode konsumsi, yaitu melihat besarnya
penggunaan periode lalu.
/ Metode . . . . .
b. Penganggaran
Berfungsi menghitung kebutuhan diatas dengan harga satuan ( dapat
berdasarkan harga pembeli waktu yang lalu atau menurut informasi yang terbaru),
sehingga akan diketahui kebutuhan anggaran untuk pengadaan bahan logistik
tersebut. Karena bahan logistik itu beraneka ragam jenis dan sifatnya, maka
pengalokasian dalam rencana anggaranpun biasanya terintegrasi dalam berbagai
mata anggaran. Mengingat bahwa bahan farmasi, obat-obatan dan alat medis
habis
/ dipakai. . . . .
dipakai merupakan hal yang vital dalam pelayanan, dan mendapat porsi yang
cukup besar dalam penyediaan anggaran,maka pendalaman mengenai
pengendalian bahan farmasi di rumah sakit akan mendapat porsi yang lebih
banyak dalam perencanaan logistik Rumah sakit.
Namun jika jumlah/besarnya anggaran melampaui perkiraan besarnya
pendapatan, maka harus diadakan upaya untuk meningkatkan pendapatan dan
atau mengingatkan efisiensi, oleh karena itu perlu dilakukan analisa kembali,
belanja apa saja yang bisa di kurangi atau dihilangkan.
c. Pengadaan
a. Pembelian
b. Produksi sendiri, maupun dengan
c. Sumbangan dari pihak lain, yang tidak mengikat
d. Konsinyasi, yaitu barang titipan dari supplier/rekanan untuk dijual,pembayaran
dilakukan setelah barang laku
d. Penyimpanan
Fungsi penyimpanan termasuk juga fungsi penerimaan barang, yang
sebetulnya juga mempunyai peran strategi. Kesalahan sering terjadi adalah
penerimaan barang hanya mencocokkan dengan surat pengantar barang (faktur
barang),bukan terhadap surat perintah kerja/surat pesanan (phurchase
/ a. Kesesuaian . . . . .
a. Kesesuaian dengan jenis, jumlah dan spesifikasi bahan serta waktu penyerahan
barang terhadap surat pesan (SP), surat perintah kerja (SPK) atau purchase
order (PO)
b. Kondisi fisik bahan, apakah tidak ada perubahan warna, kemasan, bau noda
dan sebagainya yang mengindikasikan tingkat kualitas bahan.
c. Kesesuaian waktu penerimaan bahan terhadap batas waktu SP/PO
e. Pendistribusian
Efisiensi pelaksanaan fungsi pendistribusian ini juga secara tidak langsung
akan mempengaruhi kecermatan dan kecepatan penyediaan,oleh karena itu harus
ditetappkan prosedur baku pendistribusian bahan logistik, meliputi:
1. Siapa yang berwenang dan bertanggung jawab mengenai kebenaran dan
kewajaran permintaan bahan, baik mengenai jumlah, spesifikasi maupun waktu
penyerahannya. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemborosan atau
pengeluaran yang tidak perlu
2. Siapa yang berwenang dan bertanggung jawab menyetujui permintaan dan
pengeluaran barang dari gudang. Di Rumah Sakit Pemerintah biasanya
penanggung jawab gudang sekaligus bertindak selaku Bendaharawan Barang.
/ Pendistribusian. . . . .
Pendistribusian bahan logistik selain dapat juga dilaksanakan berdasarkan
par level metode, yaitu standarisasi jumlah bahan logistik tertentu untuk ruang
tertentu.
Kemudian setiap hari petugasgudang mengecek beberapa banyak bahan
yang telah di gunakan, kemudian mengisi kembali agar jumlah bahan tetap.
f. Penghapusan
Penghapusan adalah proses penghapusan tanggung jawab bendahara
barang atas bahan atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan dari
catatan/pembukuan yang berlaku penghapusan barang diperlukan karena :
a. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali
b. Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk diatur
ulang
c. Bahan/barang sudah melewati masa kadalursa (expire date)
d. Bahan/ barang hilang karena pencurian atau sebab lain
/ BAB VI. . . . .
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Dalam Penyusunan Indikator Mutu unit kerja mengacu dari SPM yang
mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
Dengan SPM diharapkan akan menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada
masyarakat secara merata dan terjangkau.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
79
/ Kejadian. . . . .
/ b) Indikator. . . . .
b) Indikator International library
I-CAC-1 : Pasien anak dengan asma yang mendapatkan therapy
relievers selama perawatan di rumah sakit.
I-CAC-2 : pasien anak dengan asma yang mendapatkan therapy
kortikostiroid sistematik selama perawatan di rumah sakit
I-VTE-1 : angka kejadian plebitis
I-PC-1 : wanita pada kehamilan pertama dengan satu bayi dan
posisi normal melahirkan dengan proses persalinan Sectio
Caesaria pada usia kehamilan 37-42 minggu
I-PC-2 : pemberian ASI ekslusif pada bayi baru lahir selama di
rawat di rumah sakit
/ Insiden. . . . .
e) Insiden Keselamatan Pasien
Pencatatana dan pelaporan insiden keselamatan pasien dibudayakan
dengan menekannkan untuk tidak takut melporkan untuk dicari what &
why nya bukan whonya (peerbaikan sistem untuk mencegah tidak
terjadinya insiden keselamatan pasien).
Insiden keselamatan pasien yang perlu dilakukan pencatatan dan
pelaporan terdiri dari : kejadian sentinel, KTD, KNC, KPC,
/BAB VII . . . . .
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
/5. Sistim . . . . .
5. Sistim ventilasi dan pengaturan suhu udara dalam ruang (lokasi udara
masuk, ekstraksi udara, filtrasi, pembersihan dan pemeliharaan secara
berkala filter AC) minimal setahun sekali, kontrol mikrobiologi serta distribusi
udara untuk pencegahan penyakit “Legionairre Diseases “.
6. Kontrol terhadap lingkungan; misalnya yang menimbulkan debu, bau dll.,
disain dan konstruksi tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan dan
keselamatan, dll.
7. Perencanaan jendela sehubungan dengan pergantian udara jika AC mati.
/Toilet . . . . .
Toilet/Kamar mandi
1. Disediakan tempat cuci tangan dan sabun cair.
2. Membuat petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan closet duduk, larangan
berupa gambar dll.
3. Penyediaan bak sampah yang tertutup.
4. Lantai kamar mandi diusahakan tidak licin.
H. PEMELIHARAAN
1. Pelatihan tanggap darurat secara periodik bagi pegawai.
2. Pelatihan investigasi terhadap kemungkinan bahaya bom/ kebakaran/
demostrasi/ bencana alam serta Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) bagi satuan pengaman.
I. PEMERIKSAAN KESEHATAN
Suatu upaya dari Rumkit Bhayangakra POLDA BANTEN memberikan
fasilitas kesehatan kepada karyawan untuk mengetahui kondisi kesehatannya
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
85
sebelum, selama dan setelah melakukan aktivitas kerjanya. Upaya ini dilakukan
sebagai langkah meningkatkan mutu dan pelayanan kepada pasien, karyawan
maupun masyarakat sekitarnya. Langkah langkah yang dilakukan berdasarkan
dari Keputusan Menteri Kesehatan No. 1087 tahun 2012 tentang Standar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit, meliputi :
1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada waktu waktu tertentu terhadap
karyawan oleh dokter secara periodic/berkala untuk mempertahankan
derajat kesehatan karyawan sesudah berada dalam pekerjaannya, sebagai
langkah awal untuk melakukan pencegahan secara dini. Pemeriksaan rutin
yang dilakukan adalah jenis pemeriksaan yang sama dengan pemeriksaan
yang dilakukan pada pemeriksaan kesehatan awal tetapi.
/2.Penyakit . . . . .
2. Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja adalah penyakit penyakit yang ditimbulkan akibat
karyawan melakukan aktivitas pekerjaannya atau sebagai akibat/risiko yang
diitimbulkan karena aktivitas yang dilakukan karyawan selama melakukan
pekerjaan tersebut.Penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh factor-faktor
biologi (virus, bakteri, jamur, parasit), faktor kimia (antiseptik, reagen, gas
anestesi), faktor ergonomis (lingkungan kerja, cara kerja dan posisi kerja
yang salah), faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi),
faktor psikososial (kerja bergilir, beban kerja, hubungan sesame
pekerja/atasan) sehingga dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan
akibat kerja. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi dari Penyakit Akibat
Kerja berupa :
a. Jenis pekerjaan (saat ini dan sebelumnya)
b. Gerakan dalam bekerja
c. Tugas yang berat / berlebihan
d. Perubahan / pergeseran kerja
e. Iklim di tempat kerja
f. Pekerjaan lain / paruh waktu seperti ibu rumah tangga, sebagai orang
tua dan lain-lain
3. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak terduga oleh karyawan
pada saat melakukan pekerjaannya, sehingga menimbulkan suatu kondisi
yang tidak diinginkan oleh karyawan.Kecelakaan kerja dapat diminimalisir
dengan adanya suatu standar dalam melakukan suatu pekerjaan.
/BAB VIII . . . . .
BAB VIII
PENEGENDALIAN MUTU
TUJUAN
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
87
1. Umum
Sebagai dasar acuan dalam melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan di
Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN
2. Khusus
a. Tersusunnya system monitoring pelayanan Unit melalui indikator mutu
pelayanan
b. Mengetahui cara – cara /langkah – langkah dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan
c. Peningkatan mutu pelayanan dapat dilakukan secara paripurna dan
berkesinambungan serta efisien dan efektif
MANFAAT
Adapun manfaat adanya pengawasan dan pengendalian mutu adalah sebagi berikut :
1. Untuk meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN
2. Untuk mencegah dan menghindari masalah – masalah yang berkaitan dengan
pelayanan sebagai support pelayanan kesehatan seperti : komplain karyawan
/SASARAN . . . . .
LANGKAH - LANGKAH
Dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan unit umum maka perlu
ditetapkan langkah – langkah kegiatan sebagai berikut :
1. Bidang Mutu Unit SDM mempunyai tugas menyusun rencana program
penilaian mutu
2. pelayanan Unit SDM selama periode tertentu menyusun kriteria sebagai
indikator pelayanan mutu pelayanan Unit SDM, melaksanakan monitoring dan
evaluasi dari suatu penilaian yang dilaksanakan
3. Bentuk kegiatan dari bidang mutu Unit SDM yaitu melaksanakan pengelolaan
mutu kinerja pelayanan Unit SDM
4. Kegiatan dilakukan 1 bulan sekali :
Studi dokumentasi untuk evaluasi kelengkapan dokumen pelaporan
Unit SDM :
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
88
BAB IX . . . . . .
BAB IX
PENUTUP
Demikian buku Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia di buat agar digunakan
sebagai acuan dalam proses pelayanan dan pengembangan SDM Rumah Sakit, untuk
mencapai kualitas SDM dan Kinerja yang handal dan mutu pelayanan yang malsimal
sesuai harapan masyarakat, Polri dan sekitar dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatannya dan rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata merupakan pilihan utama
yang tepat bagi semua.Serta dijadikan sebagai regulasi bagi unit terkait dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana
kebijakan dan program di lingkungan Bhayangkara POLDA BANTEN.
Serang, 2019
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
POLDA BANTEN