Anda di halaman 1dari 88

POLRI DAERAH BANTEN

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN

PEDOMAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan


efektifitas Sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuanya adalah memberikan
kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut
perlu adanya pedoman yang menunjukan bagaimana seharusnya instansi
mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi dan memelihara
pegawai dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas)yang tepat.

Salah satu kunci utama dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang
profesional adalah terletak pada proses perencanaan, rekrutmen dani evaluasi
calon pegawai. Mencari pegawai yang profesional dan berkualitas tidaklah
mudah. merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah organisasi dalam
melakukan penyaringan untuk pegawai baru.untuk itulah Pedoman Standart
Profesi RS Bhayangkara POLDA BANTEN dibutuhkan untuk merencanakan dan
memahami Standart Profesi agar mendapatkan sumber daya yang berkualitas
secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga
tercapai tujuan visi dan misi RS Bhayangkara POLDA BANTEN.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Terciptanya acuan pokok yang terus diperbaiki untuk mendapatkan sumber
daya manusia yang berkualitas.
2. Tujuan Khusus
a. Menentukan ruang lingkup pedoman
b. Menentukan Batasan Operasional
c. Mengidentifikasi berbagai landasan hukum
d. Menetapkan Tata Laksana Pedoman dalam setiap bab

/C. RUANG . . . . .

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


2

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman SDM RS. Bhayangkara POLDA BANTEN terdiri dari :

1. Kebijakan tentang Sumber Daya Manusia


2. Pengembangan Sumber Daya Manusia
3. Rekruitmen
4. Kredensial Tenaga Kesehatan
5. Orientasi Pegawai Baru
6. Kontrak Kerja
7. Alih Tugas dan Tanggung Jawab
8. Peraturan dan Tata Tertib Kerja
9. Pemberian Gaji, Tunjangan, Insentif dan Lembur
10. Pendidikan dan Pelatihan
11. Penilaian Kinerja
12. Pengakhiran hubungan kerjaPegawai
13. Pemeliharaan Informasi Pegawai

D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-UndangRepublik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
4. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Permenkes RI No. 1691/MENKES/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit;
6. Kepmenkes No 1087 /Menkes/SK/VIII/2010 tanggal 10 Agustus 2010
tentang Standar K-3 di rumah sakit;
7. Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Struktur dan Tata kerja
Organisasi Rumah Sakit Bhayangkara Polri;
8. Permendagri Nomor 12 tahun 2008 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja
di Lingkungan Departemen Dallam Negeri dan pemerintah Daerah;
9. Permenkes Nomor 53 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis
Beban Kerja Dilingkungan Kesehatan;
10. Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 tentang Perijinan dan Klasifikasi Rumah
Sakit;
11. Permenkes Nomor 20 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pegawai Non
Pegawai Negeri Sipil Pada Satuan Kerja Kementerian Kesehatan Yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
12. Permenkes Nomor 33 tahun 2015 tentang Pedoman Perencaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan;

/13. Peraturan . . . . .
13. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor:
Kep/15/I/2011 tanggal 11 januari 2011 tentang Penetapan Rumah Sakit
Bhayangkara POLDA BANTEN Malang Polda BANTEN.

E. VISI , MISI dan FALSAFAH


MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
3

A. VISI
Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN adalah:
“Mewujudkan RS Bhayangkara Polda Banten yang modern dan unggul
dalam pelayanan”.

B. MISI
Dalam rangka Pelaksanaan visi diatas, Maka miisi Rumkit Bhayangkara
POLDA BANTEN adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan prima berbasis profesionalisme.
2. Menjadikan salah satu rumah sakit rujukan provinsi Banten.
3. Memberikan pelayanan kedokteran yang handal.
4. Menjadi rumah sakit Bhayangkara yang terakreditasi secara nasional.
5. Sebagai pusat rujukan DVI Regional Banten.

C. FALSAFAH RUMAH SAKIT


Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN berada dilokasi strategis
di pusat kota Batu. Berada di tengah kota yaitu Jl. Kartini No. 1, Dibawah
kepemilikan Kepolisian Negara Republik Indonesia dibawah Pembinaan
Biddokkes Polda Jatim. Kami senantiasa berusaha memberikan pelayanan
terbaik guna membantu pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang
sehat.
Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN juga berkomitmen untuk
senantiasa mengupayakan keberhasilan tugas Dokpol, keselamatan pasien
dan kepuasan pelanggan dengan melakukan perbaikan yang
berkesinambungan dari waktu ke waktu sesuai perkembangan teknologi dan
kebutuhan pelanggan
Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN adalah Rumah Sakit
pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
membutuhkan serta merupakan salah satu rumah sakit pemerintah di Kota
Batu yang memiliki komitmen terhadap kualitas pelayanan, kemudahan
akses serta dokter spesialis berbagai disiplin ilmu dan dengan alat.

/Penunjang . . . . .
penunjang medis yang cukup lengkap. Terhitung sejak Maret tahun 2011,
Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN telah terakreditasi.
Cakupan layanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit
Bhayangkara POLDA BANTEN meliputi Instalasi Gawat Darurat, Rawat
Jalan, Rawat Inap dengan HCU, Kamar Bedah, Laboratorium, Radiologi,
Instalasi Farmasi, Gizi, Penunjang Medis lainnya, Medical Check Up yang
dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


4

Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN dengan bangunan di


atas tanah dengan luas 4268 m.Untuk mewujudkan Misi Rumah Sakit
tersebut maka Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN memiliki motto
“Bersama kita berubah menjadi lebih baik, professional, lebih modern dan
lebih sejahtera’.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI

1. JABATAN STRUKTURAL

a. KARUMKIT

1. Sesuai perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat Kompol Gol.IV A


2. Karumkit harus seorang tenaga medis (Kedokteran umum/Forensik)
3. Memiliki Keahlian dibidang perumahsakitan
4. Mengikuti pelatihan perumahsakitan (Kepemimpinan, Kewirausahaan,
Rencana Implementasi dan Rencana tahunan, Tata kelola Rumah Sakit,
Standart pelayanan Minimal, Sistem Akuntabilitas, Sistem Remunerasi
Rumah Sakit, Pengelolaan Sumber Daya Manusia.

b. WAKARUMKIT
1. sesuai dengan perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat AKP atau PNS gol
III c/d.
2. Wakil direktur yang mebidangi Pelayanan Medis pendidikan S1 Profesi
Kedokteran.
3. Mengikuti pelatihan perumahsakitan (Kepemimpinan, Kewirausahaan,
Rencana Implementasi dan Rencana tahunan, Tata kelola Rumah Sakit,
Standart pelayanan Minimal, Sistem Akuntabilitas, Sistem Remunerasi
Rumah Sakit, Pengelolaan Sumber Daya Manusia.

c. KASUBBAGWASINTERN
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat AKP atau PNS gol
III c/d.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
3. memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 tahun sesuai dengan bidang
tugasnya.

d. KASUBBAGRENMMIN
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
3. memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 tahun sesuai dengan bidang
tugasnya.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


7

/e.KASUBBAG . . . . .
e. KASUBBAGBINFUNG
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
3. memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 tahun sesuai dengan bidang
tugasnya.

f. KASUBBIDYANMEDDOKPOL
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat AKP atau PNS gol
III c/d.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
3. memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 tahun sesuai dengan bidang
tugasnya.

g. KASUBBIDJANGMEDUM
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat AKP atau PNS gol
III c/d.
2. Pendidikan minimal Sarjana.
3. memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 tahun sesuai dengan bidang
tugasnya.

h. URWASBIN
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.

i. Urwasopsyan
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.

j. Urtu
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.

k. Urren
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.

/l. Urmin . . . . .
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
8

l. Urmin
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana

m. Urkeu
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.

n. Ur SIM dan RM
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.

o. Urdiklit
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.

p. Uryanmed
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.

q. Uryanwat
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.

r. Uryandokpol
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.

s. Urjangmed
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.

/ t. Urjangum. . . . .

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


9

t. Urjangum
1. sesuai dengan Perkap 11 tahun 2011 dengan pangkat IP atau PNS gol III
a/b.
2. Pendidikan minimal Sarjana.

2. JABATAN FUNGSIONAL

a. KARU
1) Kepala Ruang Perawatan
a) Pendidikan Akademi Keperawatan/ D3/ S1.
b) Memiliki Sertifikat Manajemen Bangsal
c) Memilki SIP/SIK
d) Sehat Jasmani dan Rohani
e) Terampil, terlatih secara Internal RS
f) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
g) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
h) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
i) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
j) Menjadi pegawai BLU 2 tahun

2) Kepala Ruang Bersalin


a) Kualifkasi Pendidikan minimal D3 Kebidanan
b) Memiliki STRB/SIKB
c) Sehat Jasmani dan Rohani
d) Terampil, terlatih secara Internal RS
e) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
f) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
g) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
i) Menjadi pegawai BLU 2 tahun

3) Kepala IGD
a) Pendidikan Akademi Keperawatan/ D3/ S1
b) Memiliki sertifikat pelatihan BLS / PPGD
c) Sehat Jasmani dan Rohani
d) Terampil, terlatih secara Internal RS

/ e) Memiliki . . . . .
e) Memiliki Jiwa Kepemimpinan

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


10

f) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi


kompetensi dan Profesionalisme
g) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
i) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
4) Kepala Ruang ICU/HCU
a) Pendidikan Akademi Keperawatan D3/ S1
b) Pelatihan HCU
c) Sehat Jasmani dan Rohani
d) Terampil, terlatih secara Internal RS
e) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
f) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
g) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
i) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
5) Kepala Ruang OK
a) Pendidikan Akademi Keperawatan D3/ S1
b) Memiliki sertfikat kamar bedah dasar, BLS (Basic Life Support)
c) Memiliki SIP/SIK
d) Sehat Jasmani dan Rohani
e) Terampil, terlatih secara Internal RS
f) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
g) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
h) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
i) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
j) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
6) Kepala Ruang Poli Umum
a) Pendidikan Akademi Keperawatan D3/ S1
b) Memiliki SIP/SIK
c) Sehat Jasmani dan Rohani
d) Terampil, terlatih secara Internal RS
e) Memiliki Jiwa Kepemimpinan

/ f) Berdisiplin. . . . .
f) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


11

g) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh


yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
i) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
7) Kepala Ruang Unit Laboratorium
a) Pendidikan Akademi Keperawatan D3 Analis Kesehatan
b) Memiliki STR / SIK - ATLM
c) Sehat Jasmani dan Rohani
d) Terampil, terlatih secara Internal RS
e) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
f) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
g) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
i) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
8) Kepala Ruang Radiologi
a) Pendidikan Akademi Keperawatan D3/D4/S1 Radiografer
b) Memiliki STR dan SIP
c) Sehat Jasmani dan Rohani
d) Terampil, terlatih secara Internal RS
e) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
f) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
g) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
i) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
9) Kepala Ruang Rekam Medik
a) Pendidikan Akademi D3 Perekam Medik
b) Memiliki STR dan SIP
c) Sehat Jasmani dan Rohani
d) Terampil, terlatih secara Internal RS
e) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
f) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi kompetensi
dan Profesionalisme.

/ g) Berwibawa. . . . .
g) 2. Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi
contoh yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
i) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
12

10) Kepala Ruang Farmasi


a) Pendidikan Sarjana Farmasi/Profesi Apoteker
b) Memiliki SIPA
c) Sehat Jasmani dan Rohani
d) Terampil, terlatih secara Internal RS
e) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
f) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
g) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
i) Menjadi pegawai BLU 2 tahun

11) Kepala Ruang Gizi


a) Ahli Gizi Dietisien/Nutrisionis
b) Pendidikan Minim D3 Gizi berkelanjutan D4 Gizi, S1 Gizi, S2 Gizi
c) Memiliki sertifikat pelatihan Manajemen dan Tekhnis pelayanan Gizi
Rumah Sakit (PGRS)
d) Sehat Jasmani dan Rohani
e) Terampil, terlatih secara Internal RS
f) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
g) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
h) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
i) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
j) Menjadi pegawai BLU 2 tahun

12) Kepala Ruang Poli Gigi


a) Pendidikan Minim DIII perawat Gigi
b) Memiliki SIPG dan SIK
c) Sehat Jasmani dan Rohani
d) Terampil, terlatih secara Internal RS
e) Memiliki Jiwa Kepemimpinan

/ f) Berdisiplin . . . . .
f) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
g) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


13

i) Menjadi pegawai BLU 2 tahun


13) Kepala Ruang Kasir
a) Pendidikan Minim SMA
b) Dapat mengoperasikan Komputer Ms Word, Excell, Power Point
c) Sehat Jasmani dan Rohani
d) Terampil, terlatih secara Internal RS
e) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
f) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
g) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
i) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
14) Kepala Unit Driver
a) Pendidikan Minim SMA
b) Dapat mengoperasikan Kendaraan
c) Memilki Surat Ijin Mengemudi
d) Sehat Jasmani dan Rohani
e) Terampil, terlatih secara Internal RS
f) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
g) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
h) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
i) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
j) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
15) Kepala Ruang Maintenence
a) Pendidikan Minim SMA/SMK
b) Sehat Jasmani dan Rohani
c) Terampil, terlatih secara Internal RS
d) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
e) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme

/ f) Berwibawa. . . . . .
f) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
g) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
h) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
16) Kepala Unit Laundry
a) Pendidikan Minim SMA
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
14

b) Mengikui pelatihan Kebersihan Bersetifikat


c) Sehat Jasmani dan Rohani
d) Terampil, terlatih secara Internal RS
e) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
f) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
g) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
i) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
17) Kepala Unit CSSD
a) Pendidikan Minim D3 Keperawatan
b) Mengikui pelatihan prosedur dan teknis pelayanan sterilisasi
c) Sudah mempunyai pengalaman kerja di bagian kamar operasi atau
sterilisasi
d) Sehat Jasmani dan Rohani
e) Terampil, terlatih secara Internal RS
f) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
g) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
h) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
i) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
j) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
18) Kepala Unit Kamar Jenazah
a) Pendidikan Minim SMA
b) Sudah mendapatkan kursus tambahan tentang prosedur dan teknis
pelayanan kamar jenazah
c) Sehat Jasmani dan Rohani
d) Terampil, terlatih secara Internal RS
e) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
f) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme.

/ g) Berwibawa. . . . .
g) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
h) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
i) Menjadi pegawai BLU 2 tahun
19) Kepala Unit SIM
a) Pendidikan Minim D3/ Sarjana Komputer
b) Sehat Jasmani dan Rohani
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
15

c) Terampil, terlatih secara Internal RS


d) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
e) Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan Profesionalisme
f) Berwibawa mampu membimbing rekan sejawat, memberi contoh
yang baik bagi rekan sejawatnya.
g) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
h) Menjadi pegawai BLU 2 tahun

b. PPA
1) MEDIS
a) DOKTER UMUM
untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S1 Kedokteran umum
b) DOKTER GIGI
untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S1 Kedokteran gigi
c) DOKTER SPESIALIS
(1) SPESIALIS KANDUNGAN
untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S2 Spesialis Obgyn
(2) SPESIALIS ANAK
untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S2 Spesialis Anak
(3) SPESIALIS ANASTESI
untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S2 Spesialis Anastesi
(4) SPESIALIS BEDAH
untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S2 Spesialis bedah
(5) SPESIALIS UROLOGI
untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S2 Spesialis Urologi

/(6) SPESIALIS . . . . .

(6) SPESIALIS MATA


untuk kualifikasi dengan pendidikan minimal S2 Spesialis Mata

2) PERAWAT
a) PERAWAT POLI UMUM
(1) pendidikan minimal DIII Keperawatan, dengan pendidikan
lanjutan S1 Keperawatan
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
16

(2) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan


(3) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(4) memiliki surat Keterangan sehat dan mental

b) PERAWAT POLI GIGI


(1) pendidikan minimal DIII Perawat Gigi
(2) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan
(3) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(4) memiliki surat Keterangan sehat dan mental

c) PERAWAT IGD
(1) pendidikan minimal DIII Keperawatan, dengan pendidikan
lanjutan S1 Keperawatan
(2) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang
Kesehatan
(3) memiliki Sertifikat Kompetensi atau
Sertifikat Profesi
(4) memiliki surat Keterangan sehat dan
mental

d) PERAWAT RAWAT INAP


(1) pendidikan minimal DIII Keperawatan, dengan pendidikan
lanjutan S1 Keperawatan
(2) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang
Kesehatan
(3) memiliki Sertifikat Kompetensi atau
Sertifikat Profesi
(4) memiliki surat Keterangan sehat dan
mental

e) BIDAN
(1) pendidikan minimal DIII Kebidanan, dengan pendidikan
lanjutan DIV Kebidanan
(2) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan
(3) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(4) memiliki surat Keterangan sehat dan mental

/ c.NAKES . . . . .
c. NAKES LAIN
1) FARMASI

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


17

(1) APOTEKER
(a) pendidikan minimal S1 profesi Farmasi
(b) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan
(c) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(d) memiliki surat Keterangan sehat dan mental

(2) ASISTEN APOTEKER


(a) pendidikan minimal DIII Farmasi
(b) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan
(c) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(d) memiliki surat Keterangan sehat dan mental

2) ANALIS KESEHATAN
(a) pendidikan minimal SMAK / DIII Analis dengan pendidikan
lanjutan DIV
(b) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan
(c) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(d) memiliki surat Keterangan sehat dan mental

3) RADOGRAFER
(a) pendidikan minimal DIII Radiodiagnostik dan Radioterapi dengan
pendidikan lanjutan DIV
(b) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan
(c) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(d) memiliki surat Keterangan sehat dan mental

4) GIZI
(a) pendidikan minimal DIII Gizi dengan pendidikanlanjutan S1
(b) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan
(c) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(d) memiliki surat Keterangan sehat dan mental

5) REKAM MEDIK
(a) pendidikan minimal DIII Rekam Medik dengan pendidikan lanjutan S1
(b) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan
(c) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(d) memiliki surat Keterangan sehat dan mental

/ d. TENAGA . . . . .
d. TENAGA STAF LAINNYA
1) IPS RS
(a) kualifikasi pendidikan minimal S1 Kesling

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


18

(b) memiliki Ijazah Pendidikan dibidang Kesehatan


(c) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
(d) memiliki surat Keterangan sehat dan mental

2) ADMINISTRASI
(a) Kualifikasi pendidikan SMA/SMK/DIII/S1
(b) memiliki ijazah
3) PETUGAS KAMAR JENAZAH
(a) Kualifikasi pendidikan minimal SMA
(b) Memiliki Ijazah
(c) memiliki surat keterangan sehat dan mental

4) SATPAM
(a) kualifikasi pendidikan minimal SMA
(b) memiliki Ijazah
(c) memiliki sertifikat pelatihan bela diri
5) CLEANING SERVICE
(a) kualifikasi pendidikan minimal SMA/SMK
(b) Memiliki Ijazah
6) MAINTENENCE
(a) kualifikasi pendidikan minimal SMA/SMK
(b) Memiliki Ijazah

3. URAIAN TUGAS

a. Struktural

Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Struktur


dan Tata kerja Organisasi Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Rumah Sakit
Bhayangkara POLDA BANTEN merupakan Rumah Sakit Polri rincian tugas
pokok sebagai berikut :

1) Karumkit
(a) Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian, perencanaan
administrasi sumber daya Rumah Sakit Bhayangkara;
(b) Melaksanakan pembinaan fungsi;
(c) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan prima dan paripurna;

/(d) Menyelenggarakan. . . . .
(d) Menyelenggarakan pelayanan kedokteran kepolisian yang didukung
penunjang

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


19

(e) medik dan penunjang umum untuk mewujudkan pelayanan Rumah


Sakit Bhayangkara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2) Wakarumkit
(a) Membantu Karumkit Bhayangkara dalam melaksanakan tugas dengan
mengendalikan pelaksanaan tugas staf seluruh satuan organisasi
dalam jajaran Rumah Sakit Bhayangkara;
(b) Memimpin Rumkit Bhayangkara dalam hal Karumkit Bhayangkara
berhalangan sesuai dengan batas kewenangannya.
3) Kasubbagwasintern
(a) Melaksanakan pengawasan dan pembinaan kegiatan Rumkit
Bhayangkara secara internal pada bidang pengelolaan sumber daya
dan operasional pelayanan sesuai dengan standar pelayanan Rumkit
Bhayangkara;
(b) Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas Subbagwasintern dibantu
oleh :
I. Urwasbin, yang bertugas melaksanakan pengawasan dan
pembinaan sumber daya;
II. Urwasopsyan, yang bertugas melaksanakan pengawasan
operasional pelayanan Rumkit Bhayangkara.
4) Kasubbagrenmin
(a) Melaksanakan pembinaan dan menyelenggarakan perencanaan dan
administrasi pelayanan kesehatan di lingkungan Rumkit Bhayangkara
Rumkit Bhayangkara;
(b) Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subbagrenmin
menyelenggarakan fungsi:
i. perencanaan kerja dan anggaran;
ii. penyelenggaraan manajemen SDM;
iii. penyelenggaraan manajemen materiil dan logistik;
iv. penyelenggaraan manajemen keuangan Rumkit
Bhayangkara;
v. penyelenggaraan ketatausahaan dan urusan dalam
(c) Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas Subbagrenmin dibantu
oleh :
i. Urtu, yang bertugas menyelenggarakan penatausahaan
administrasi Rumkit Bhayangkara;

/ ii. Urren. . . . .

i. Urren, yang bertugas menyelenggarakan perencanaan kerja dan


anggaran;
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
20

ii. Urmin, yang bertugas menyelenggarakan manajemen SDM


meliputi perencanaan kebutuhan, penerimaan personel, dan
pembinaan karier, serta penyelenggaraan materiil dan logistik;
iii. Urkeu, yang bertugas menyelenggarakan pengelolaan keuangan
Rumkit Bhayangkara.

5) Kasubbagbinfung
(a) Melaksanakan SIM, RM, serta pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan di lingkungan Rumkit Bhayangkara;
(b) Dalam melaksanakan tugas, Subbagrenmin menyelenggarakan
fungsi perencanaan, penatalaksanaan, pengawasan dan
pengendalian kegiatan SIM dan RM serta pelaksanaan pendidikan,
pelatihan, penelitian dan pengembangan;
(c) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Subbagbinfung
dibantu oleh :
i. Ur SIM dan RM, yang bertugas menyelenggarakan perencanaan,
penatalaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan SIM
dan RM;
ii. Urdiklit, yang bertugas menyelenggarakan pendidikan, pelatihan,
penelitian dan pengembangan.

6) Kasubbid yanmeddokpol
(a) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik, pelayanan
keperawatan dan pelayanan kedokteran kepolisian di lingkungan
Rumkit Bhayangkara untuk mewujudkan pelayanan prima dan
paripurna;
(b) Dalam melaksanakan tugas, Subbidyanmeddokpol
menyelenggarakan fungsi :
i. Pelayanan medik;
ii. Pelayanan keperawatan;
iii. Pelayanan kedokteran kepolisian;
iv. Pelayanan instalasi.
(c) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas
Subbidyanmeddokpol dibantu oleh :
i. Uryanmed, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan
medik;
ii. Uryanwat, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan
keperawatan
/7) Kasubbid . . . . .

7) Kasubbid jangmedum

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


21

(a) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan penunjang


umum untuk mewujudkan pelayanan prima dan paripurna;
(b) Dalam melaksanakan tugas, Subbidjangmedum menyelenggarakan
fungsi :
i. pelayanan penunjang medik;
ii. pelayanan penunjang umum;
iii. pelayanan instalasi;
(c) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ditas
Subbidjangmedum dibantu oleh:
i. Urjangmed, yang bertugas menyelenggarakan pelayanan
penunjang medik;
ii. Urjangum, yang bertugas menyelenggarakan pelayanan
penunjang umum;

b. Fungsional
a) Kepala Ruang Perawatan
Bertugas menyelengarakan pelayanan di unit Rawat Inap dibawah
Koordinator Kauryanwat
(1) Memiliki tugas pokok sebagai berikut:
i. Mengkoordinir pekerjaan teknis pengobatan dan pelayanan
pasien pada bagian perawatan.
ii. Membantu Kepala Keperawatan dalam perencanaan,
pembinaan, koordinasi, dan pengawasan pada ruangan
keperawatan.
(2) Memiliki tanggung jawab:
i. Memastikan pelayanan keperawatan diruang rawat inap berjalan
sesuai dengan aturan yang berlaku, baik itu berupa kebijakan,
SPO dan surat edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi diruang rawat inap dengan seluruh bagian
terkait, pasien, dokter, tenaga kesehatan lain, serta terciptanya
lingkungan kerja yang kondusif.
(3) Memiliki wewenang
i. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya.
ii. Mengatur pelayanan keperawatan yang berada dibawah
supervisinya sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan mutu asuhan keperawatan sesuai
standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya
/ b) Kepala. . . . .

b) Kepala Ruang Bersalin


MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
22

Bertugas menyelenggarakan pelayanan di Unit Kaber di bawah


Koordinator Kauryanwat
(1) Memiliki tugas pokok sebagai berikut:
i. Mengkoordinir pekerjaan teknis pengobatan dan pelayanan pasien
pada bagian kamar bersalin.
ii. Membantu KaurYanwad dalam perencanaan, pembinaan,
koordinasi, dan pengawasan pada ruangan kamar bersalin
(2) Memiliki tanggung jawab:
i. Memastikan pelayanan kebidanan diruang rawat inap berjalan
sesuai dengan aturan yang berlaku, baik itu berupa kebijakan, SPO
dan surat edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi di kamar bersalin dengan seluruh
bagian terkait, pasien, dokter, tenaga kesehatan lain, serta
terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
(3) Memiliki wewenang
i. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya.
ii. Mengatur pelayanan keperawatan yang berada dibawah
supervisinya sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan mutu asuhan keperawatan sesuai standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya

c) Kepala Ruang IGD


Bertugas menyelenggarakan pelayanan di IGD dan bertanggung
jawab langsung Kepada Kaur yanwat
(a) Dengan tugas pokok
i. Mengkoordinir pekerjaan teknis pengobatan dan pelayanan pasien
pada bagian IGD.
ii. Membantu Kauryanwat dalam perencanaan, pembinaan,
koordinasi, dan pengawasan pada ruangan IGD.
(b) Memiliki taanggung jawab:
i. Memastikan pelayanan keperawatan diruang IGD berjalan sesuai
dengan aturan yang berlaku, baik itu berupa kebijakan, SPO dan
surat edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi diruang rawat inap dengan seluruh bagian
terkait, pasien, dokter, tenaga kesehatan lain, serta terciptanya
lingkungan kerja yang kondusif.

/ (c) Memiliki. . . . .
(c) Memiliki wewenang
i. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


23

ii. Mengatur pelayanan keperawatan yang berada dibawah


supervisinya sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan mutu asuhan keperawatan sesuai standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya
d) Kepala Ruang ICU/HCU
Bertugas menyelanggarakan pelayanan di Unit ICU/HCU
bertanggung jawab Langsung kepada Kauryanwat
(a) Dengan tugas Pokok
i. Bertanggung jawab tentang pemberian pelayanan Asuhan
Keperawan
ii. Mengatur tenaga perawat
iii. Mengatur Alkes/Linen di unit pelayanan ICU/HCU
(b) Memiliki tanggung jawab
i. Menjamin kompetensi sumber daya manusia yang melaksanakan
pelayanan HCU dan terapi intensif
ii. Menjamin sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan dan standar
iii. Menjamin dapat terlaksananya pelayanan HCU dan terapi intensif
yang bermutu dengan mengutamakan keselamatan pasien
iv. Menjamin terlaksananya program kendali mutu dan kendali biaya
v. Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya
manusia pelayanan HCU dan terapi intensif secara
berkesinambungan
(c) Memiliki Wewenang
i. Memberi teguran kepada staf pelayanan HCU bila melakukan
kelalaian dalam melakukan pelayanan di HCU.
ii. Meminta arahan dari atasan.
iii. Meminta masukan dari rekan kerja di pelayanan HCU atau di unit
kerja lain yang terkait.
e) Kepala Ruang Operasi
Bertugas menyelenggarakan pelayanan keperawatan di unit Kamar
Operasi
(a) Dengan Tugas Pokok
i. Bertanggung jawab tentang pemberian pelayanan Asuhan
Keperawatan
ii. Mengatur Alkes/Linen di unit pelayanan OK
(b) Memiliki . . . . .

(b) Memiliki Tanggung jawab

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


24

i. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pembedahan dan


pengelolaan di Kamar Operasi
ii. Bertanggung jawab terhadap kinerja staf
iii. Bertanggung jawab terhadap peralatan di Kamar Operasi
(c) Memiliki Wewenang
i. Memeriksa hasil kegiatan seluruh staf
ii. Menilai, menegur, memberi sanksi dan memotivasi bawahan di
Kamar Operasi
iii. Mendapat laporan hasil kerja bawahan
iv. Mengusulkan untuk pengembanganstaf
v. Memintamasukandaribawahandanunitkerjayang lain yangterkait
vi. Mendelegasikantugaskepadastafyangberwewenang dan kompeten

f) Kepala Ruangan Poli Umum


Bertugas menyelanggarakan pelayanan di Unit Poli Umum
bertanggung jawab Langsung kepada Kauryanwat
(a) Dengan Tugas Pokok
i. Mengkoordinir pekerjaan teknis pengobatan dan pelayanan pasien
pada bagian poli umum.
ii. Membantu KaurYanwat dalam perencanaan, pembinaan,
koordinasi, dan pengawasan pada ruangan poli umum.
(b) Memiliki Tanggung Jawab
i. Memastikan pelayanan keperawatan diruang poli umum berjalan
sesuai dengan aturan yang berlaku, baik itu berupa kebijakan, SPO
dan surat edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi diruang rawat inap dengan seluruh bagian
terkait, pasien, dokter, tenaga kesehatan lain, serta terciptanya
lingkungan kerja yang kondusif.

(c) Memiliki Wewenang


i. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya.
ii. Mengatur pelayanan keperawatan yang berada dibawah
supervisinya sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan mutu asuhan keperawatan sesuai standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya

/ g) Kepala. . . . .

g) Kepala Ruang Uni Laboratorium

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


25

Bertugas Menyelenggarakan Kegiatan Pelayanan di Ruang


Laboratorium dan bertanggung jawab langsung Kepada Kauryanmed
Subbidjangmedum
(a) Dengan Tugas Pokok
i. Mengkoordinir pekerjaan teknis pelayanan pasien pada bagian
laboratorium.
ii. Membantu KaurJangmed dalam perencanaan, pembinaan,
koordinasi, dan pengawasan pada ruangan laboratorium.
(b) Memiliki tanggung jawab
i. Memastikan pelayanan keperawatan di laboratorium berjalan
sesuai dengan aturan yang berlaku, baik itu berupa kebijakan, SPO
dan surat edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi diruang laboratorium dengan seluruh bagian
terkait, pasien, dokter, tenaga kesehatan lain, serta terciptanya
lingkungan kerja yang kondusif.
(c) Memiliki wewenang
i. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya.
ii. Mengatur pelayanan laboratorium yang berada dibawah
supervisinya sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan pelayanan laboratorium sesuai standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya

h) Kepala Unit Radiologi


Bertugas Menyelenggaran Pelayanan di Ruang Radilogi dan
Bertanggung jawab Langsung Kepada Kauryangmed Subbidjangmedum
(a) Dengan tugas Pokok
i. Mengkoordinir pekerjaan pelayanan pasien pada bagian Radiologi.
ii. Membantu KaurJangmed dalam perencanaan, pembinaan,
koordinasi, dan pengawasan pada ruangan Radiologi
(b) Memiliki tanggung jawab
i. Memastikan pelayanan diruang radiologi berjalan sesuai dengan
aturan yang berlaku, baik itu berupa kebijakan, SPO dan surat
edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi diruang radiologi dengan seluruh bagian
terkait, pasien, dokter, tenaga kesehatan lain, serta terciptanya
lingkungan kerja yang kondusif.
/ c) Memiliki . . . . .

(c) Memiliki wewenang


i. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


26

ii. Mengatur pelayanan unit radiologi yang berada dibawah


supervisinya sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan pelayanan unit radiologi sesuai standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya

i) Kepala Ruang Unit Rekam Medik


Bertugas menyelenggarakan pelayanan di unit Rekam Medik dan
Bertanggung Jawab langsung kepada kaur SIM dan RM Subbagbinfung
(a) Dengan tugas pokok
i. Mengkoordinir pekerjaan teknis pencatatan pelayanan pasien.
ii. Membantu Kaur SIM dan RM dalam perencanaan, pembinaan,
koordinasi, dan pengawasan pada unit Rekam Medik.
(b) Memiliki tanggung jawab
i. Memastikan pencatatan Rekam medik berjalan sesuai dengan
aturan yang berlaku, baik itu berupa kebijakan, SPO dan surat
edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi diruang Rekam medik dengan seluruh
bagian terkait, pasien, dokter, tenaga kesehatan lain, serta
terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
(c) Memiliki wewenang
i. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya.
ii. Mengatur kelengkapan pencatatan rekam medik yang berada
dibawah supervisinya sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan pencatatan rekam medik sesuai standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya
j) Kepala Ruang Unit Farmasi
Bertugas menyelenggarakan pelayanan di unit Farmasi dan
Bertanggung Jawab Langsung Kepada Kaur jangmed
(a) Dengan tugas Pokok
i. Mengkoordinir pekerjaan teknis dan pelayanan pasien pada bagian
farmasi.
ii. Membantu KaurJangmed dalam perencanaan, pembinaan,
koordinasi, dan pengawasan pada ruangan farmasi.

/(c) Memiliki. . . . .
(b) Memiliki tanggung jawab

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


27

i. Memastikan pelayanan kefarmasian diruang farmasi berjalan


sesuai dengan aturan yang berlaku, baik itu berupa kebijakan, SPO
dan surat edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi diruang farmasi dengan seluruh bagian
terkait, pasien, dokter, tenaga kesehatan lain, serta terciptanya
lingkungan kerja yang kondusif.
(c) Memiliki wewenang
i. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya.
ii. Mengatur pelayanan farmsi yang berada dibawah supervisinya
sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan mutu pelayanan kefarmasian sesuai standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya

k) Kepala Ruang Unit Gizi


Betugas Menyelenggarakan Pelayanan di unit Gizi dan
Bertanggung jawab Langsung Kepada Kaur Jangmed
(a) Dengan Tugas Pokok
i. Mengkoordinir pekerjaan teknis dan pelayanan pasien pada bagian
Gizi.
ii. Membantu Kaur Jangmed dalam perencanaan, pembinaan,
koordinasi, dan pengawasan pada bagian Gizi.
(b) Memiliki tanggung jawab
i. Memastikan pelayanan Gizi diruuang gizi berjalan sesuai dengan
aturan yang berlaku, baik itu berupa kebijakan, SPO dan surat
edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi diruang Gizi dengan seluruh bagian terkait,
pasien, dokter, tenaga kesehatan lain, serta terciptanya lingkungan
kerja yang kondusif.
(c) Memiliki wewenang
i. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya.
ii. Mengatur pelayanan farmsi yang berada dibawah supervisinya
sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan mutu pelayanan di unit gizi sesuai standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya

/ I) Kepala. . . . .
l) Kepala Ruang Poli Gigi

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


28

Bertugas menyelenggarakan Kegiatan Pelayanan di Poli Gigi dan


Bertanggung Langsung Kepada Kaur Yanwat
(a) Dengan tugas Pokok
i. Mengkoordinir pekerjaan teknis dan pelayanan pasien pada bagian
Gizi.
ii. Membantu Kaur Yanwat dalam perencanaan, pembinaan,
koordinasi, dan pengawasan di instansi poli gigi.
(b) Memiliki tangung jawab
i. Memastikan pelayanan Poli Gigi diruang Poli Gigi berjalan sesuai
dengan aturan yang berlaku, baik itu berupa kebijakan, SPO dan
surat edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi diruang Poli Gigi dengan seluruh bagian
terkait, pasien, dokter, tenaga kesehatan lain, serta terciptanya
lingkungan kerja yang kondusif.
(c) Memiliki wewenang
i. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya.
ii. Mengatur pelayanan di poli gigi yang berada dibawah supervisinya
sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan mutu pelayanan poli gigi sesuai standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya

m) Kepala Ruang Unit Kasir


Bertujuan Menyelenggarakan Kegiatan Pelayanan di Unit Kasir dan
Bertanggung Jawab Langsung Kepada Kaur Keu
(a) Dengan Tugas Pokok
i. Mengkoordinir pekerjaan teknis dan pelayanan pasien pada bagian
Pembayaran.
ii. Membantu Kaur Keu dalam perencanaan, pembinaan, koordinasi,
dan pengawasan pada bagian Kasir
b) Memiliki tanggung Jawab
i. Memastikan pelayanan Keuangan berjalan sesuai dengan aturan
yang berlaku, baik itu berupa kebijakan, SPO dan surat edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi dengan seluruh bagian terkait, pasien,
dokter, tenaga kesehatan lain, serta terciptanya lingkungan kerja
yang kondusif.

/ c) Memiliki. . . . .

c) Memiliki Wewenang
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
29

i. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya.


ii. Mengatur pelayanan Keuangan yang berada dibawah supervisinya
sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan yang menjadi tanggung
jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan mutu pelayanan Keuangan sesuai standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya

n) Kepala Unit Driver


Bertugas Menyelenggarakan tugas di unit Driver dan Bertanggung
jawab langsung kepada Kaur Jangum
(a) Dengan Tugas Pokok
i. Mengkoordinir pekerjaan teknis dan pelayanan pasien pada bagian
Driver.
ii. Membantu KaurJagum dalam perencanaan, pembinaan,
koordinasi, dan pengawasan pada bagian Driver.
(b) Memiliki Tanggung Jawab
i. Memastikan pelayanan antar jemput pasien berjalan sesuai dengan
aturan yang berlaku, baik itu berupa kebijakan, SPO dan surat
edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi dengan seluruh bagian terkait, pasien,
dokter, tenaga kesehatan lain, serta terciptanya lingkungan kerja
yang kondusif.
(c) Memiliki wewenang
i. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya
ii. Mengatur pelayanan antar jemput pasien yang berada dibawah
supervisinya sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan mutu pelayanan Driver sesuai standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada

o) Kepala Ruang Unit Maintenence


Bertugas menyelenggarakan pelayanan di Unit maintenence dan
bertanggung Jawab Kepada Kaur Jangum Subbidjangmedum
(a) Dengan Tugas Pokok
i. Mengkoordinir pekerjaan teknis dan pelayanan pasien pada bagian
Maintenance.

/ (ii) Membantu . . . . .
ii. Membantu Kaur Jangum dalam perencanaan, pembinaan,
koordinasi, dan pengawasan pada bagian Maintenance.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


30

(b) Memiliki Tanggung jawab


i. Memastikan pelayanan Penunjang sesuai dengan aturan yang
berlaku, baik itu berupa kebijakan, SPO dan surat edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi dengan seluruh bagian terkait, pasien,
dokter, tenaga kesehatan lain, serta terciptanya lingkungan kerja
yang kondusif.
(c) Memiliki wewenang
iii. Mengatur SDM yang berada dibawah supervisinya.
iv. Mengatur pelayanan Penunjang yang berada dibawah supervisinya
sesuai standar
v. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
vi. Mengatur pelaksanaan mutu pelayanan Maintenance sesuai
standar
vii. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya
p) Kepala Unit Laundry
Bertugas menyelenggarakan Kegiatan Pelayanan di Laundry dan
Bertanggung Langsung Kepada Kaur Jangmed
(a) Dengan tugas pokok
i. Mengarahkan semua aktivitas staf yang berkaitan dengan supply
linen di rumah sakit Menentukan metode yang efektif bagi
penyiapan dan penanganan pencucian linen
ii. Bertanggung jawab agar staf mengerti akan prosedur
dan penggunaan mesin cuci secara benar.
iii. Memastikan bahwa teknik aseptik diterapkan pada saat pencucian
iv. Kerjasama dengan unit lain di rumah sakit dan melakukan
koordinasi yang bersifat intern/ ekstern
v. Membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai
dengankebutuhan
vi. Membuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang rusak
vii. Membuat perencanaan program kerja.
viii. Membuat jadwal dinas
(b) Memiliki tangung jawab
i. terhadap pelaksanaan pencucian di laundry dan pengelolaan
administrasi.
ii. Bertanggung jawab terhadap kinerja staf
iii. Memberi usulan mengenai penambahan peralatan di laundry

/ (c) Memiliki. . . . .
(c) Memiliki wewenang
i. Memberi usulan mengenai penambahan peralatan di laundry
ii. Memeriksa hasil kegiatan seluruh staf.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


31

iii. Menilai kinerja staf.


iv. Membuat dan menandatangani form permintaan
v. barang yang dibutuhkan pusat sterilisasi
q) Kepala Unit CSSD
Bertugas menyelenggarakan Kegiatan Unit CSSD dan Bertanggung
Langsung Kepada Kaur Jangmed
(a) Dengan tugas pokok
i. Mengarahkan semua aktivitas staf yang berkaitan dengan
supplay alat medis steril bagi perawatan pasien di rumah sakit
ii. Mengikuti ilmu perkembangan pengetahuan, ketrampilan dan
pengembangan diri/ personel lainnya
iii. Menentukan metode yang efektif bagi penyiapan dan
penanganan alat dan bahan steril
iv. Bertanggung jawab agar staf mengerti akan prosedur dan
penggunaan mesin sterilisasi secara benar
v. Kerja sama dengan unit lain di rumah sakit dan melakukan
koordinasi yang bersifat intern/ ekstern
vi. Melakukan seleksi calon tenaga di pusat sterilisasi, menyiapkan
konsep dan rencana kerja, serta melakukan evaluasi pada waktu
yang telah di tentukan.
vii. Membuat program orientasi untuk tenaga baru
viii. Membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan
kebutuhan
ix. Membuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang rusak
x. Membuat perencanaan program kerja
xi. Membuat laporan kinerja pusat sterilisasi
xii. Membuat jadwal dinas
(b) Memiliki tangung jawab
i. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan proses sterilisasi dan
pengelolaan Instalasi sterilisasi.
ii. Bertanggung jawab terhadap kinerja staf
iii. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan visi dan misi Instalasi
Sterilisasi
(c) Memiliki wewenang
i. Memeriksa hasil kegiatan hasil kerja Instalasi Sterilisasi
ii. Menilai kinerja staf.
/ iii. Memberi. . . . .
iii. Memberi usulan mengenai penambahan peralatan di Instalasi
Sterilisasi
iv. Menilai, menegur, memberi sanksi dan memotivasi bawahan
dibagian Instalasi Sterilisasi
v. Mengusulkan untuk pengembanganstaf

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


32

vi. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja yang lain yang
terkait
vii. Mendelegasikan tugas kepada staf yang berwewenang dan
kompeten.
r) Kepala Ruang Unit Kamar Jenazah
Bertugas menyelenggarakan Kegiatan Kamar Jenazah dan
Bertanggung Langsung Kepada Kaur Jangum
(a) Dengan tugas pokok : Mengelola Kamar Jenazah
(b) Memiliki tangung jawab
i. Memastikan pelayanan di Unit Kamar Jenazahn berjalan sesuai
dengan aturan yang berlaku, baik itu berupa kebijakan, SPO dan
surat edaran.
ii. Keterwujutan kordinasi dengan seluruh bagian terkait, pasien,
dokter, tenaga kesehatan lain, serta terciptanya lingkungan kerja
yang kondusif.
(c) Memiliki wewenang
i. Melaksanankan Pembinaan, Pengarahan, evaluasi bagian staf
kamar jenazah
ii. Mengatur pelayanan Keuanganyang berada dibawah supervisinya
sesuai standar
iii. Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya
iv. Mengatur pelaksanaan mutu pelayanan Keuangan sesuai standar
v. Monitoring dan evaluasi terhadap SDM yang berada dibawahnya
s) Kepala Unit SIM
Bertugas menyelenggarakan Kegiatan Kamar Jenazah dan
Bertanggung Langsung Kepada Kaur Jangum
(a) Dengan tugas pokok
i. Membuat perencanaan kegiatan SIM RS. Bhayangkara POLDA
BANTEN.
ii. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS.
Bhayangkara POLDA BANTEN.
iii. Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan kegitan di
unit kerja SIM RS. Bhayangkara POLDA BANTEN.

/ (b) Memiliki. . . . .
(b) Memiliki tangung jawab
Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS
(c) Memiliki wewenang
i. Memeriksa hasil kegiatan hasil kerja Instalasi SIM
ii. Menilai kinerja staf
iii. Memberi usulan mengenai penambahan peralatan di Instalasi SIM
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
33

iv. Menilai, menegur, memberi sanksi dan memotivasi bawahan


dibagian Instalasi SIM
v. Mengusulkan untuk pengembanganstaf
vi. Memintamasukandaribawahandanunitkerjayang lain yangterkait
vii. Mendelegasikan tugas kepada staf yang berwewenang dan
kompeten

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Hari Kerja dan Jam Kerja
Hari kerja di Rumah Sakit adalah 5 (lima) hari kerja seminggu untuk staf dan jam
kerja standar Rumah Sakit adalah 46 jam seminggu. RS. Bhayangkara POLDA BANTEN
merupakan rumah sakit yang dibuka selama 24 jam sehari untuk melayani masyarakat
umum dan disesuaikan dengan ketentuan jam kerja standar Rumah Sakit.
Bagi pegawai yang bekerja secara shift, maka waktu kerjanya akan diatur
tersendiri oleh rumah sakit dan tetap mengacu pada jam kerja standar 46 jam/5 hari
kerja seminggu.Untuk pegawai yang waktu kerjanya melebihi jam kerja standar, maka
kelebihan waktu kerjanya akan diperhitungkan sebagai lembur.
2. Shift Kerja
Pengaturan tenaga kerja di RS. Bhayangkara POLDA BANTEN ini berdasarkan
berdasarkan shift dan non shift.
a. Shift
1) Dokter Jaga IGD
Shift Pagi : 07.00 – 15.00 WIB
Shift Sore : 15.00 – 21.00 WIB
Shift Malam : 21.00 – 07.00 WIB
2) Keperawatan, Kebidanan
Shift Pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift Sore : 14.00 – 21.00 WIB
Shift Malam : 21.00 – 07.00 WIB

/ 3) Instalasi. . . . . .
3) Instalasi Gizi
Shift Pagi : 07.00 – 19.00 WIB
Shift Siang : 19.30 – 07.00 WIB
4) Satpam
Shift : 07.00 – 07.00 WIB
5) Instalasi Radiologi
Shift Pagi :07.00 – 14.00 WIB
Shift Sore :14.00 – 21.00 WIB
Shift Malam :21.00 – 07.00 WIB
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
34

6) Instalasi Laboratorium
Shift Pagi :07.00 – 14.00 WIB
Shift Sore :14.00 – 21.00 WIB
Shift Malam :21.00 – 07.00 WIB
7) Instalasi Farmasi
Shift Pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift Sore : 14.00 – 21.00 WIB
Shift Malam : 21.00 – 07.00 WIB
8) Cleaning Service
Shift Pagi : 06.00 – 13.00 WIB
Shift Sore : 13.00 – 19.00 WIB
9) Staf rekam medik bagian Loket pendaftaran
Shift Pagi : 07.00 – 15.00 WIB
(3) Staf Driver
Cadangan : 07.00 – 14.00 WIB
bertugas Piket 24 jam
(4) Staf Keuangan
a. Kasir
Shift Pagi : 07.00 – 19.00 WIB
Shift Malam : 19.00 – 07.00 WIB

/b. Bendahara . . . . .
b. Bendahara
Senin-Kamis : 07.00 – 15.00 WIB
Jum’at : 07.00 – 15.30 WIB

b. Non Shift
Kepala Rumah Sakit Beserta Anggota Struktural, Staf Umum ( Staf Administrasi)

Senin - Kamis : 07.00 – 15.00 WIB


Jumat : 07.00 – 15.30 WIB

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


35

/BAB III . . . . .
BAB III
STANDART FASILITAS

A. KEUANGAN
1. SISTEM PENERIMAAN
Sistem penerimaan dibagi menjadi penerimaan Pelayanan rawat Jalan
dan Layanana Rawat Inap. Untuk Rawat Jalan maka setiap Kasir melaporkan
kepada Bagian Keuangan (Bendahara Penerimaan) dengan melampirkan
seluruh slip Layanan, Kwitansi dan rekap yang ditulis secara manual dibuku
ataupun di cetak dari komputer. Untuk penerimaan layanan Rawat Inap maka
Setiap Kasir melaporkan ke kepada Bagian Keuangan (Bendahara
Penerimaan) dengan melampirkan Copy Kwitansi dan perincian billing Rawat
Inap.
2. SISTEM PENGELUARAN
Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN berusaha Membuat Sistem
pembayaran yang dapat mengontrol semua pembayaran dengan baik secara
garis besar, sistem pembayaran biaya-biaya tetap dan biaya-biaya tidak tetap
1) Yang termasuk Biaya-Biaya tetap :
(a) Gaji Tetap pegawai
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
36

(b) BPJS Kesehatan


2) Yang termasuk BiayaTidak Tetap :
(a) Pembayaran Ke Rekanan
(b) Jasa medis Dokter
(c) Belanja Dapur/Gizi
(d) Pajak
(e) Listrik dan Telepon
(f) Uang Transport, Lembur dan jasa Pelayanan Pegawai
(g) Pendidikan Pelatihan
(h) BBM
(i) Pemeliharaan Peralatan,Komputer dan Kendaraan
(j) Pembelian Lain-Lain
Pembayaran terhadap Pengeluaran diatas untuk setiap
Pembayarannya harus ada Bukti pembayaran berupa Nota,Faktur,
Kuitansi, atau Lembar Pengeluaran Internal.

B. ALAT
Rumah sakit memiliki fasilitas yang berupa sarana, prasarana dan peralatan
yang terdiri dari alat medis, alat non medis dan mebelair Agar kegiatan
penyelenggaraan pelayanan terhadap dapat berjalan Optimal.
/b. pemeriksaan . . . . .

1) Sarana
sarana adalah semua bangunan gedung serta bangunan lainnya yang
digunakan baik secar langsung maupun tidak langsung untuk pelayanan
pasien maupun operasional rumah sakit. Sarana rumah sakit biasanya
meliputi bangunan gedung rawat jalan, bangunan gedung kantor, bangunan
gedung parkir, jalan lingkungan rumah sakit, drainase, bangunan pengaman,
halaman dan juga bangunan bangunan pendukung lainnya baik yang sudah
ada maupun yang akan dibangun.
Sarana rumah sakit sebaiknya sesuai dengan kesehatan dan keselamatan
kerja. Baik itu bangunan, jalan maupun drainase yang ada di lingkungan
rumah sakit, Eliminasi semua faktor yang bisa menimbulkan resiko terhadap
semua pemakai baik itu pasien, keluarga pasien, pegunjung dan juga pekerja
rumah sakit itu sendiri.
2) prasarana
Prasarana rumah sakit adalah fasilitas berbentuk fisik terdiri dari alat dan
jaringan. Jaringannya membentuk suatu sistem yang saling terkait. Prasarana
rumah sakit meliputi sistem kelistrikan, sistem gas medis, sistem komunikasi,
sistem penangkal petir, sistem hidrant dan anti kebakaran, sistem tata udara,

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


37

sistem kelola air dan sistem insulation transformer. Semua sistem yang harus
ada dirumah sakit ini sangat penting untuk dikelola dengan baik sehingga
perlu manajemen fasilitas yang handal di rumah sakit.
3) Peralatan
(a) peralatan medis dan non medis. Peralatan medis adalah peralatan yang
digunakan langsung untuk penyembuhan pasien baik terapi, pembedahan
maupun untuk diagnostik yang terdiri dari peralatan radiologi, instrumen
medik, peralatan elektromedik, peralatan laboratorium, peralatan optik dan
mekanik halus, peralatan penunjang operasi,peralatan penunjang
perawatan.
(b) peralatan non medik adalah fasilitas fisik berupa alat yang mendukung
pelayanan kesehatan dan biasanya tidak berfungsi untuk penyembuhan
secara langsung kepada pasien. Peralatan non medik ini terdiri dari
peralatan binatu, peralatan dapur, peralatan sterilisator, peralatan
pendingin, peralatan incenerator, peralatan kantor, peralatan pengelolaan
air. Pengelolaan fasilitas peralatan rumah sakit yang baik akan
menurunkan cost secara keseluruhan rumah sakit.
(c) peralatan mebelair merupakan semua peralatan mebel baik yang dipakai
untuk pasien maupun dipakai untuk perlengkapan kantor bisa terbuat dari
kayu, logam, karet maupun bahan lainnya. Peralatan mebelair terdiri dari
bed pasien non elektrik, kereta pasien, almari pasien, kereta makan,
kereta sampah, kereta linen, kereta instrumen dan juga meja dan kursi.
/(d) Pentingnya . . . . .
(d) Pentingnya sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit maka perlu ada
manajemen pemeliharaan dan pengelolaan yang dapat memaksimalkan
performance dari fasilitas itu sendiri, yaitu:
i. Pemeliharaan fasilitas yang sifatnya kuratif dimana kegiatan
perbaikan yang dilaksanakan setelah terjadinya penurunan kinerja
fasilitas atau perbaikan yang telah diprogramkan karena akan terjadi
keausan atau kerusakan suatu komponen dari peralatan yang dapat
diperkirakan sebelumnya. Tujuan dari pemeliharaan kuratif ini untuk
memulihkan kinerja dari fasilitas yang mengalami penurunan
degradasi atau kerusakan sehingga layak pakai dan aman.
ii. Kegiatan kalibrasi alat kesehatan juga perlu selalu dilakukan baik itu
terjadwak maaupun kalibrasi tidak terjadwal. Kalibrasi ini berupa
pengukuran atau peneraan fasilitas dengan standar baku bersatuan
ukuran. Tujuan dari kalibrasi ini agar fasilitas yang menggunakan
satuan ukuran tetap dalam kondisi yang normal dan terjamin
akurasinya.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


38

/ BAB IV. . . . .
BAB IV

TATA LAKSANA

A. Penetapan pola ketenagaan

STANDAR YANG DIBUTUHKAN KONDISI SAAT INI


NO KEBUTUHAN JABATAN
DIK DIK
DIK UMUM JUMLAH DIK UMUM JUMLAH
LANJUTAN LANJUTAN

S-1 MARS
S-1
Karumkit MMRS/ MARS 1 Kedokteran 1
1. Kedokteran
Forensik

S-1 MMRS/
Wakarumkit 1 S1 Kedokteran 1
2. Kedokteran MARS

S1-
Kasubbag Renmin Administrasi MM S1 Psikologi
3.
Publik

S1-
KaUrtu Smu
4. Administrasi

S1-Ekonomi
KaUrren MM Smu
5. Manajemen

KaUrmin S1-
Administrasi
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
39

6.

S1-Ekonomi
KaUrkeu MM AMD
7. Akuntansi

S1-
Kasubbag Binfung Administrasi DIII Kebidanan
8.
Publik

S1-
Informartika
9. Ur SIM dan RM
D4-
rekammedis

S1-
Ur Diklit Administrasi
10.
Publik

S1-
Kasubag Wasintern Administrasi
11.
Publik

S1-
Ur Wasbin Administrasi
12.
Publik

S1-
Ur Wasopsyan
13. Keperawatan

S1-
Kasubbid Yanmed Dokpol
14. Kedokteran

D3-
Ur yanmet
15. Keperawatan

Ur yan Dokpol S1Kedokteran SMU


16.

S1-
Kasubid Jangmedum Administrasi SI Farmasi
17.
Publik

/d. kewenangan . . . . .

STANDAR YANG DIBUTUHKAN KONDISI SAAT INI


NO KEBUTUHAN JABATAN
DIK DIK
DIK UMUM JUMLAH DIK UMUM JUMLAH
LANJUTAN LANJUTAN
1.
Ur Jangmed D3 keperawatan SMU
2. S1- Administrasi
Ur Jangum SMU
Publik
3. S1- Administrasi
Bamin/Banum SMU
Publik
4. Staf Medis

5. Dokter Umum S1 kedokteran S1 kedokteran


6. Dokter Gigi S1 kedokteran S1 Kedokteran
2
Gigi Gigi
7. Dokter Spesialis Kandungan S2 spesialis 2 S2 spesialis Konsultan

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


40

Obgyn Obgyn
8. Dokter Spesialis Anak S2 spesialis S2 Spesialis
2
Anak anak
9. S2 Spesialis S2 penyakit
Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1
Penyakit dalam Dalam
10. S2 spesialis S2 spesialis
Dokter Spesialis Anastesi 1
anastesi Anastesi
11. S2 Spesialis S2 Spesialis
Dokter Spesialis Bedah Bedah 2
Bedah
12. S2 Spesialis S2 Spesialis
Dokter spesialis Urologi Urologi Urologi
13. S2 Spesialis S2 Spesialis
Dokter spesialis Mata Mata 1
Mata
14. S2 Spesialis S2 Spesialis
Dokter Spesialis Paru Paru Paru
15. S2 Spesialis S2 Spesialis
Dokter Spesialis THT THT THT
16. S2 Spesialis S2 Spesialis
Dokter Spesialis Orthopedi Konsultan
Orthopedi Orthopedi
17. Dokter Spesialis Gigi Konservasi S2 Spesialis S2 Spesialis
Konsultan
/endondonsi Gigi Gigi

Tenaga Kesehatan

D3 keperawatan S1 Profesi D3 S1 Profesi


Perawat
keperawatan keperawatan keperawatan
D3 Keperawatan S1 DIV
Bidan D3 Kebidanan
Kebidanan Kebidanan

Farmasi

Apoteker S1 Apoteker S1 Apoteker

Asisten Apoteker D3 Farmasi S1 Farmasi D3 farmasi

/c. sebagai . . . . .

STANDAR YANG DIBUTUHKAN KONDISI SAAT INI


NO KEBUTUHAN JABATAN
DIK
DIK UMUM DIK LANJUTAN JUMLAH DIK UMUM JUMLAH
LANJUTAN

Laborat

Analis D3 Analis D4 Analis D3 Analis

Analis SMAK

Radiografer

D3 D4
Radiografer Radiodiagnostik Radiodiagnostik D3 radiologi
dan Radioterapi dan Radioterapi
Gizi

Ahli GIzi S1 ahli Gizi 1 S1 Ahli Gizi

Petugas Gizi DIII Gizi S1 Gizi 4 SMK

Rekam Medik

D3 Rekam D4 Rekam D3 Rekam


Rekam Medik 2
Medik Medik Medik

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


41

Unit Petugas lainya

D3 Analis D3 Analis
Petugas IPSRS
Elektro Medic Elektro Medic

Petugas pengelola Limbah S1 Kesling

Petugas CSSD D3 Keperawatan S1 Keperawatan


2
Petugas Laundry SMU SMU
1
Petugas kamar Jenazah SMU
2
Driver SMU SMU

18/ B.PEMUTAKHIRAN . . . . .
B. PEMUTAKHIRAN POLA KETENAGAAN
1. Pemutakhiran pegawai pada RS Bhayangkara POLDA BANTEN dilakukan
sewaktu-waktu pada saat ada perubahan data pegawai.
2. Pemutakhiran data pegawai pada RS Bhayangkara POLDA BANTEN dalam
bentuk DSP (Daftar Susunan pegawai) dan DUK (Daftar Urutan Kepangkatan)
dilakukan perubahan jikalau ada perubahan perundang-undangan yang
berlaku.
3. File masing- masing pegawai dimutakhirkan setiap ada mutasi, naik pangkat,
naik gaji berkala, pendidikan dan kontrak Kinerja.

C. REKRUTMEN

a. Tahapan – Tahapan Rekrutmen


Ada beberapa tahapan dalam proses rekrutmen. Tahapan tersebut
meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Perencanaan rekrutmen.
Proses perencanaan rekrutmen bermula dari spesifikasi yang jelas dari
kebutuhan sumber daya manusia meliputi rencana penempatan, jumlah,
diskripsi pekerjaan/jabatan (kualifikasi yang disyaratkan, uraian tugas,
indikator keberhasilan,dll), hak dan rencana pengembangan karierdari
masing-masing unit kerja dan tenggang waktu pemenuhan kebutuhan
tersebut.

2) Penentuan strategi rekrutmen.


Dalam perekrutan pegawai perlu menggunakan strategi. Strategi ini
dibutuhkan dalam rangka untuk mencari calon staf yang kualified, sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi.
Strategi dalam proses rekrutmen:

a) Menentukan kualifikasi pendidikan.


MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
42

Dalam merekrut staf perlu menentukan kualifikasi pendidikan yang


dibutuhkan oleh organisasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing
Subbag/Subbid.

b) Mencari pelamar.
Menyeleksi lamaran yang sudah masuk untuk mencari kualifikasi
pendidikan sesuai dengan yang dibutuhkan, apabila kualifikasi
Pendidikan yang dibutuhkan tidak ada, maka membuat pengumuman
lowongan perkerjaan / pengiklanan melalui broadcast di media social.

/3. Penyaringan. . . . .
3. Penyaringan /seleksi.
Dalam proses penyaringan atau seleksi dilakukan proses menyisihkan
pelamar yang tidak sesuai dengan tujuan dan kualifikasi pekerjaan yang
telah direncanakan.
a) Persyaratan
Sebagaimana diatur dalam peraturan RS. Bhayangkara POLDA
BANTEN, persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon
staf meliputi hal-hal berikut :

(1) Syarat Umum


a. Warga Negara Indonesia;
b. berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun;
c. pendidikan paling rendah diploma tiga;
d. tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap, karena melakukan suatu tindak pidana
kejahatan;
e. tidak pernah diberhentikan dengan hormat atas
permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai
pegawai;
f. tidak berkedudukan sebagai calon pegawai negeri sipil
atau pegawai negeri sipil;
g. mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian dan
ketrampilan yang diperlukan;
h. berkelakuan baik;
i. sehat jasmani dan rohani
j. bersedia ditempatkan di setiap unit kerja pada Satker BLU
sesuai dengan formasi yang ditentukan oleh pimpinan
BLU; dan
k. syarat lain yang ditentukan dalam persyaratan jabatan.

(2) Syarat Khusus


(a) Tenaga Medis.
Syarat – syaratnya adalah :

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


43

1. Memiliki kemampuan profesional dibidangnya yang


disyahkan oleh pejabat yang berwenang.
2. Tidak pernah mengalami masalah hukum dalam
menjalankan profesinya.

/3. Memenuhi. . . . .
3. Memenuhi persyaratan-persyaratan dari Departemen
Kesehatan RI, antara lain memiliki Surat Tanda
Registrasi (STR) dengan kesanggupan untuk mengurus
Surat Ijin Praktek (SIP)
(b) Tenaga Kesehatan.
i. Perawat
Syarat – syaratnya adalah :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan profesi, serendah-
rendahnya diploma tiga (DIII) Perawat.
2. Harus memiliki STR.
3. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga lain
yang sejenis.

ii. Bidan
Syarat – syaratnya adalah :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan profesi, serendah-
rendahnya diploma tiga (DIII) Kebidanan.
2. Harus memiliki STR.
3. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga lain
yang sejenis.

(c) Tenaga Kesehatan Lain


1. Farmasi
 Apoteker
Syarat – syaratnya adalah :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan profesi,S1 Farmasi
Profesi Apoteker
2. Harus memiliki STRK/STRTTK
3. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga
lain yang sejenis.
 Asisten Apoteker
Syarat – syaratnya adalah :

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


44

1. Memiliki ijazah sesuai dengan profesi,serendah-


rendahnya diploma tiga (DIII) Farmasi.
2. Harus memiliki STRK/STRTTK
3. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga
lain yang sejenis.

/(ii) Gizi. . . . .

2. Gizi
Syarat – syaratnya adalah :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan profesi, serendah-
rendahnya diploma tiga (DIII)Gizi.
2. Harus memiliki STR.
3. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga
lain yang sejenis.
iii. Analis Laborat
Syarat – syaratnya adalah :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan profesi, serendah-
rendahnya diploma tiga (DIII)Analis Kesehatan
2. Harus memiliki STR.
3. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga
lain yang sejenis.
iv. Radiografer
Syarat – syaratnya adalah :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan profesi, serendah-
rendahnya diploma tiga (DIII)Radiodiagnostik dan
Radioterapi
2. Harus memiliki STR.
3. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga
lain yang sejenis.
v. Rekam Medik
Syarat – syaratnya adalah :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan profesi, serendah-
rendahnya diploma tiga (DIII)Rekam Medik.
2. Harus memiliki STR.
3. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga
lain yang sejenis.

d) Tenaga Non Medis dan yang lainnya

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


45

Syarat – syaratnya adalah :


1. Memiliki kompentensi dibidangnya sesuai dengan
ijazah yang dimiliki.
2. Tidak terikat kerja dengan instansi atau lembaga lain
yang sejenis.

/3) Syarat . . . . .

3) Syarat Administrasi
a. Surat lamaran.
b. Foto copy Ijasah dan daftar nilai yang dilegalisir.
c. Dilampikan foto copy sertifikat Akreditasi Kampus
d. Daftar riwayat hidup (bagi yang sudah berpengalaman
bekerja di tempat lain harus melampirkan surat
keterangan pengalaman kerja)
e. Surat Keterangan Kelakuan Baik dari Kepolisian.
f. Surat keterangan sehat dari dokter
g. Foto copy Surat Nikah (bagi yang sudah menikah).
h. Foto copy Kartu Keluarga
i. Foto copy Kartu Tanda Penduduk.
j. Pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 1 lembar
k. STR bagi tenaga Kesehatan

4) PROSEDUR
1. Pelamar mengajukan lamaran tertulis ditujukan kepada
Kepala RS Bhayangkara POLDA BANTEN dengan
dilampiri persyaratan yang telah ditentukan.
2. Pelamar menyerahkan berkas-berkas permohonan
tersebut kepada rumah sakit melaluiKepala Urusan
Tata Usaha (Kaurtu).
3. Surat lamaran yang masuk di Urtu diperiksa kembali
kelengkapannya, kemudian dimasukkan dalam register
pelamar.
4. Berkas yang sudah diterima menjadi hak milik RS.
Bhayangkara POLDA BANTEN dan tidak dapat diminta
kembali.
5. Bila ada kebutuhan tenaga, maka akan dilakukan
seleksi penerimaan oleh tim penerimaan stafyang
diangkat dengan Surat perintah Karumkit RS.
Bhayangkara POLDA BANTEN. Kepala Urusan
Administrasi (Kaurmin) atau Kepala Urusan Tata Usaha
(Kaurtu) akan menghubungi melalui telephon terhadap
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
46

pelamar yang sudah memasukkan lamaran untuk


mengikuti test.

/4. Panggilan . . . . .

4. Panggilan tes.
Pelamar-pelamar yang lolos dalam proses seleksi akan dipanggil untuk
mengikuti tes penerimaan karyawan. Pelaksanaan tes dibagi dalam
beberapa tahap sebagai berikut :
Tahap I
Tes tulis diikuti oleh pelamar yang lulus persyaratan administrasi sesuai
dengan bidang masing-masing.
a. Tahap II
Tes kemampuan / skill test
b. Tahap III
Tes wawancara untuk menggali niat, harapan, dan kesungguhannya
mengabdi di rumah sakit. Bagi pelamar yang lulus pada ketiga
tahapan tes tersebut maka akan di angkat menjadi calon pegawai
BLU untuk kemudian melanjutkan pada tahap IV. Sebelum menjalani
tes orientasi calon pegawai akan di evaluasi secara berkelanjutan
oleh ketua tim recruitmen.
c. Tahap IV
Orientasi selama 1 minggu untuk mengetahui ketrampilannya sesuai
bidang profesi masing-masing.
Pada tahap ini sub komite kredensial melakukan kredensial terhadap
tenaga medis, paramedis keperawatan,paramedis non keperawatan
dan tenaga non medis lainnya untuk menentukan tingkat
kewenangan klinis dan perencanaan penempatan kerja masing-
masing personil.
d. Tahap V
Bagi calon pegawai BLU yang telah selesai melaksanakan orientasi
maka akan di terbitkan surat Pengangkatan sebagai calon pegawai
BLU. dan dilakukan penilaian dari perilaku keseharian, ketaatan
pada peraturan, kemampuan profesi dan lain-lain yang diperlukan
terhadap calon pegawai yang akan menjadi dasar sebagai pegawai
BLU sekurang lebihnya 2 tahun setelah menjadi calon.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


47

/ PEMBAGIAN. . . . .

PEMBAGIAN TUGAS TIM PENERIMAAN KARYAWAN

NO MATERI TES PELAKSANA ANGGARAN

1 Tes tulis Tim rekruitmen Melekat pada


RBA
Tim rekruitmen,
Pembina dan
2 Test kompetensi
kepala unit kerja
terkait.

Pejabat structural
3 Wawancara
rumah sakit

4 Pembuatan soal :

a. Profesi Kepala Unit terkait

PENILAIAN HASIL TES


Standar penilaian didasarkan pada beberapa kategori sebagai berikut :
1. Nilai Kurang : 50 – 60
2. Nilai Cukup : 61 - 70
3. Nilai Baik : 71 - 80
4. Nilai Sangat Baik : 81 - 90
Peserta dinyatakan lulus dalam tes penerimaan staf bila memenuhi standar
penilaian kategori Baik. Selanjutnya bila ada beberapa peserta yang
memenuhi kategori ini maka yang akan diterima sebagai calon staf adalah
peserta dengan nilai tertinggi.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


48

/ Sistem. . . . .
Sistem yang menggambarkan proses rekrutmen calon pegawai tenaga klinis
dan non klinis adalah menggunakan alur flow chart yang seragam diseluruh unit
kerja rumah sakit sebagai berikut :
 Kasubbag/kasubbidmengajukan
START
permintaan kebutuhan stafkepada
Karumkit.
FORM PERMINTAAN STAF DARI
 Bila permintaan disetujui, kaurmin
UNIT (NOTA DINAS)
melakukan proses rekrutmen
TIDAK sesuaitahapan-tahapan rekrutmen

DISETUJ
UI
?
YA
……

?? ??
PENGINFORMASIAN
RECRUTIMEN

SELEKSI
BERKAS
PELAMAR

PELAKSANAAN TES

TIDAK TIDAK
LULUS
?
YA

ORIENTASI

PENGANGKATAN SEBAGAI
PEGAWAI NON PNS

END

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


49

/5. Penetapan . . . . .

5. Penetapan Orientasi Umum Dan Khusus


a) Orientasi Umum adalah Pengenalan tentang lingkungan Rumah Sakit
dan SDM yang ada pada tenaga Baru, meliputi:
1. Profil RS Bhayangkara POLDA BANTEN
2. Struktur Organisasi dan Tata Laksana Rumah Sakit
3. Pencegahan dan pengendalian Infeksi PPI
4. Etika sikap tampang dalam Pelayanan, Budipekerti (Komunikasi
Efektif)
5. Keselamatan Pasien
6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

b) Orientasi khusus adalah Orientasi pada unit Kerja yang ditempati


pada anggota Baru dengan Segala tugas yang ada, meliputi:
1. Struktur Organisasi dan Struktur Kerja Ruangan atau Instalasi
2. Alur Pelayanan dan Sistem pelayanan
3. SDM, Sarana dan Prasarana
4. Denah dan Fasilitas yang tersedia
5. Tugas dan fungsi masing-masing pesonel diruangan/instalasi
6. Sistem Administrasi dan Pelaporan
7. Perkenalan dengan semua staf ruangan/Instalasi

c) Masa Percobaan
1. Setelah menjalani masa orientasi 1 minggu maka akan dilakukan
evaluasi penilaian layak atau tidak layak untuk menetapkan sebagai
calon pegawai
2. Pada hari keempat dilakukan interview ulang
3. Pada hari kelima ditetapkan sebagai calon pegawai
4. Penetapan calon pegawai yang melaksanakan masa kerja belum
sampai 4 bulan mendapat 50% dari gaji pokok
5. Penetapan pegawai yang selesai masa percobaan pegawai yang
telah berakhir pada bulan 4-8 pada bulan ke empat sampai delapan
mendapat 80% dari gaji pokok
6. diatur pengangkatan pegawai 1 tahun sampai 2 tahun
7. Pada bulan ke 13 direview dilakukan evaluasi ditetapkan penilaian
kinerja bila layak maka akan diterbitkan Keputusan pengangkatan
sebagai pegawai tetap pada bulan berikutnya.

/D. PENEMPATAN. . . . .

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


50

D. PENEMPATAN KEMBALI

1. PENGANGKATAN CALON PEGAWAI DAN PEGAWAI

Calon pegawai adalah daftar nama pelamar yang telah lulus tes
recruitmen dan memenuhi kriteria kebutuhan sesuai dengan kualifikasi pada
bidang masing-masing dan sudah di setujui oleh karumkit RS Bhayangkara
POLDA BANTEN, untuk diangkat menjadi calon pegawai di RS Bhayangkara
POLDA BANTEN dan kemudian menjalani Magang selama tiga bulan di unit
kerja yang telah ditetapkan.

a. MEKANISME PENGANGKATAN CALON PEGAWAI

a) Syarat Pengangkatan Calon Pegawai


Pengangkatan calon pegawai dilaksanakan karena adanya suatu
kebutuhan sesuai formasi melalui seleksi yang dilakukan dalam
proses rekruitmen staf. Untuk melakukan seleksi calon pegawai
pelaksanaan dilakukan dalam beberapa tahap sesuai dengan
panduan rekruitmen RS Bhayangkara POLDA BANTEN. Setelah
pelaksanaan seleksi tersebut, tim rekruitmen membuat laporan
tentang peserta yang dinyatakan lulus kepada kasubbagrenmin untuk
diajukan kepada Karumkit guna disetujui.
b) Keputusan Karumkit
Calon pegawai RS Bhayangkara POLDA BANTEN yang
dianggap sah adalah mereka yang telah memiliki dan menerima
keputusan pengangkatan sebagai calon pegawai sesuai dengan
status ke karyawanan di RS Bhayangkara POLDA BANTEN yang
dikeluarkan dan ditanda tangani oleh Karumkit beserta pembubuhan
stempel asli RS Bhayangkara POLDA BANTEN. Dalam keputusan
pengangkatan calon pegawai disampaikan hal-hal yang menjadi
pertimbangan terhadap pengangkatan calon pegawai tersebut, hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam proses pengangkatan yang
bersangkutan, termasuk agar Kep tersebut memiliki pembuktian yang
kuat, maka hal-hal yang perlu dilakukan dalam memberikan petikan
tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Petikan asli untuk yang bersangkutan dan foto copy untuk arsip
file kepegawaian Rumah Sakit.
(2) Petikan dibuatkan salinan sesuai kebutuhan untuk diberikan
kepada atasan atau pejabat structural Rumah Sakit.

/2. PENGANGKATAN . . . . .
← 2. PENGANGKATAN PEGAWAI
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
51

Pengangkatan Pegawai adalah proses mengesahkan calon pegawai


yang telah melewati proses orientasi yang mana calon pegawai tersebut
dianggap memenuhi kualifikasi kebutuhan tenaga pada unit kerja terkait dan
di rekomkan oleh kepala unit kerja terkait kepada kasubbagrenmin dan
kasubbagwasintern untuk diajukan kepada karumkit RS Bhayangkara
POLDA BANTEN guna disetujui

a. MEKANISME PENGANGKATAN
PEGAWAI
a) Syarat Pengangkatan Pegawai
Pengangkatan pegawai dilksanakan bagi calon pegawai yang telah
melalui proses penilaian orientasidan dinyatakan memenuhi kualifikasi
sesuai kebutuhan yang selanjutya akan di rekomendasikan kepada
karumkit untuk disetujui menjadi pegawai RS Bhayangkara POLDA
BANTEN dan di terbitkan Keputusan Karumkit.
b) Keputusan Karumkit
Pegawai RS Bhayangkara POLDA BANTEN yang dianggap sah
adalah mereka yang telah memiliki dan menerima Keputusan
pengangkatan sebagai pegawai sesuai dengan status kekaryawanan di
RS Bhayangkara POLDA BANTEN yang dikeluarkan dan ditanda
tangani oleh karumkit beserta pembubuhan stempel asli RS
Bhayangkara POLDA BANTEN. Dalam surat keputusan pengangkatan
pegawai disampaikan hal-hal yang menjadi pertimbangan terhadap
pengangkatan calon pegawai tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam proses pengangkatan yang bersangkutan, termasuk agar Kep
tersebut memiliki pembuktian yang kuat, maka hal-hal yang perlu
dilakukan dalam memberikan Kep tersebut adalah sebagai berikut.

(1) Petikan asli untuk yang bersangkutan dan foto copy untuk arsip
file kepegawaian Rumah Sakit.
(2) Petikan dibuatkan salinan sesuai kebutuhan untuk diberikan
kepada atasan atau pejabat structural Rumah Sakit.

/ROTASI . . . . .

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


52

3. ROTASI DAN MUTASI STAF

Rotasi atau rolling adalah memutar atau menggilir penempatan pejabat


struktural maupun fungsional dari satu jabatan tertentu kejabatan lainnya
yang ditetapkan dalam sebuah kebijakan.

a) Manfaat Rotasi Bagi RS Bhayangkara POLDA BANTEN


(1) Sebagai
sarana
evaluasi
Rotasi adalah alat yang penting dan efisien bagi pimpinan
RS Bhayangkara POLDA BANTEN untuk melakukan penilaian
terhadap pejabatnya, apakah kinerja yang bersangkutan
meningkat atau menurun dari jabatan lainnya yang pernah di
pegangnya. Dari evaluasi ini Karumkit akan mengetahui
kecocokan jabatan yang paling tepat untuk diberikan kepada
stafnya, sesuai dengan disiplin ilmu, keterampilan, dan karakter
yang dimiliki. Dengan demikian, Karumkit dapat menempatkan
pejabatnya pada jabatan yangpaling tepat sesuai dengan
kemampuannya, evaluasi dilaksanakan dalam kurun waktu 6 Bulan
setelah Sprin penempatan ditetapkan oleh Karumkit.
(2) Sebagai sarana meningkatkan produktivitas kerja.
Melalui rotasi, pimpinan unit kerja akan tahu keunggulan
dan kelemahan kinerja pejabatnya. Dari evaluasi/penilaian atas
keunggulan dan kelemahan ini, maka pimpinan dapat
menempatkan stafnya dalam jabatan yang tepat. Dengan
demikian, produktivitas kerja yang bersangkutan akan maksimal
pada jabatan barunya, dan pada gilirannya kantor akan
mendapatkan manfaat berupa meningkatnya kinerja.
(3) Sebagai sarana pembinaan Anggota Polri, PNS dan Non Pegawai
BLU.
Manfaat rotasi dapat dijadikan sebagai alat untuk membina
pegawai yang telah melakukan.

b) Manfaat Rotasi Bagi Pegawai RS Bhayangkara POLDA BANTEN


(a) Memperluas pengalaman dan kemampuan. Dengan banyaknya
perpindahan jabatan yang dialami oleh pegawai, maka dapat
dipastikan yang bersangkutan akan memiliki banyak pengalaman.
Pengalaman tersebut, diharapkan akan meningkatkan kemampuan
baik pengetahuan (knowledge) maupun keterampilan (skill).

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


53

/(b) Menghilangkan . . . . .

(b) Menghilangkan hambatan psikologis pejabat


Rotasi akan dapat memberikan kesegaran baru bagi pejabat. Rasa
jenuh dan depresi yang menghimpit karena kelamaan bekerja pada
jabatan tertentu diharapkan akan hilang, setelah dilakukan
rotasi.Suasana kerja baru diharapkan dapat memicu motivasi untuk
maju dan mendatangkan tingkat produktivitas kerja yang lebih baik
lagi. Tantangan-tantangan baru dari tugas dijabatan baru,diharapkan
akan mendorong yang bersangkutan untuk bekerja lebih giat lagi.

Mutasi dalam arti perpindahan memiliki pengertian teknis yaitu tentang


bagaimana mengatur mekanisme pemindahan pejabat yang terkena kebijakan
perputaran jabatan.
a. Manfaat Mutasi Bagi RS Bhayangkara POLDA BANTEN
1) Sebagai sarana evaluasi
Mutasi adalah alat yang penting dan efisien bagi pimpinan RS
Bhayangkara POLDA BANTEN untuk melakukan penilaian terhadap
pejabatnya, apakah kinerja yang bersangkutan meningkat atau
menurun dari jabatan lainnya yang pernah dipegangnya. Dari evaluasi
ini Direktur akan mengetahui kecocokan jabatan yang paling tepat
untuk diberikan kepada stafnya, sesuai dengan disiplin ilmu,
keterampilan, dan karakter yang dimiliki. Dengan demikian, Karumkit
dapat menempatkan pejabatnya pada jabatan yang Paling tepat sesuai
dengan kemampuannya.

2) Sebagai saranameningkatkanproduktivitas kerja.


Melalui Mutasi, pimpinan unit kerja akan tahu keunggulan dan
kelemahan kinerja pejabatnya. Dari evaluasi/penilaian atas keunggulan
dan kelemahan ini, maka pimpinan dapat menempatkan stafnya dalam
jabatan yang tepat. Dengan demikian, produktivitas kerja yang
bersangkutan akan maksimal pada jabatan barunya, dan pada
gilirannya kantor akan mendapatkan manfaat berupa meningkatnya
kinerja.

3) Sebagai saranapembinaan Anggota Polri, PNS dan Pegawai BLU.


Manfaat mutasi dapat dijadikan sebagai alat untuk membina
pegawai yang telah melakukan.

/ b. Manfaat. . . . .

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


54

b. Manfaat mutasi Bagi Pegawai RS Bhayangka POLDA BANTEN


1) Memperluas pengalaman dan kemampuan. Dengan banyaknya
perpindahan jabatan yang dialami oleh pegawai,maka dapat dipastikan
yang bersangkutan akan memiliki banyak pengalaman. Pengalaman
tersebut, diharapkan akan meningkatkan kemampuan baik
pengetahuan (knowledge) maupun keterampilan (skill).
2) Menghilangkan hambatan psikologis pejabat. Mutasi akan dapat
memberikan kesegaran baru bagi pejabat. Rasa jenuh dan depresi
yang menghimpit karena kelamaan bekerja pada jabatan tertentu
diharapkan akan hilang, setelah dilakukan rotasi. Suasana kerja baru
diharapkan dapat memicu motivasi untuk maju dan mendatangkan
tingkat produktivitas kerja yang lebih baik lagi. Tantangan-tantangan
baru dari tugas dijabatan baru, diharapkan akan mendorong yang
bersangkutan untuk bekerja lebih giat lagi.

E. RETENSI STAF
Retensi Staf dimaksudkan adalah sebagai tingkat kebetahan pegawai bekerja
dengan ditandai tidak terjadinya pengunduran diri seseorang pegawai dari
statusnya sebagai pegawai rumah sakit.
TATA LAKSANA:
1. Pada Pegawai wanita yang memiliki Hak Cuti Melahirkan atau sakit tertentu
dapat melakukan retensi Staf berdasarkan dengan kebutuhan medis anggota
tersebut maka bila anggota ingin mengajukan retensi diperbolehkan dengan
aturan :
a. Surat Keterangan dokter yang menyatakan yang bersangkutan memerlukan
waktu lama untuk istirahat.
b. Mengajukan permohonan cuti/retensi
c. Masuk pada waktu yang telah ditentukan diakhir masa retensi, bila yang
bersangkutan tidak aktif pada masa yang telah ditentukan maka bisa
dianggap pengunduran diri secara sepihak.
2. Pada pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam mengupgrade
keilmuan dengan aturan :
a. Pengajuan pendidikan dan pelatihan pada bagian Binfung
b. Adanya surat tugas yang dikeluarkan oleh urmin
c. Melaporkan kurun waktu pelatihan/pendidikan yang dibutuhkan pada
instansi
d. Membuat Hasil kegiatan pendidikan dan pelatihan

/3. Pemberian. . . . .

3. Pemberian hak
1. Pegawai tetap mendapatkan gaji sesuai ketentuan
2. Tunjangan hari raya

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


55

3. BPJS
4. Jenjang karir
RS Bhayangakara POLDA BANTEN menyusun dan menetapkan
jenjang karir bagi para pegawainya, dan jika ada kekosongan jabatan maka
selama ada pegawai yang memenuhi persyaratan jabatan tersebut maka
yang bersangkutan mendapatkan prioritas utama dengan melalui proses
seleksi.

F. Pendidikan dan Pelatihan


a. Perencanaan
Perencanaan Diklat adalah kegiatan yang dilakukan untuk merencanakan
program Diklat dan akan dimuat dalam dokumen rencana Diklat RS.
Bhayangkara POLDA BANTEN

1. Kaurdiklit memberikan materi pilihan kegiatan Diklat kepada semua Unit


kerja
2. Unit kerja mengajukan materi, jadwal, peserta, dan biaya ke Kaurdiklit
3. Kaurdiklit menganalisis pengajuan
4. Kaurdiklit membuat dokumen rencana Diklat

b. Pelaksanaan Diklat
Pelaksanaan Diklat adalah realisasi kegiatan Diklat yang telah
direncanakan dan termuat di dalam dokumen rencana Diklat. Kegiatan yang
tidak tercantum dalam dokumen rencana Diklat dilaksanakan atas keputusan
Karumkit
1. Unit kerja mengajukan realisasi kegiatan Diklat yang telah direncanakan 25
hari sebelum waktu pelaksanaan, ditujukan kepada Karumkit dan
ditembuskan ke Kaurdiklit
2. Karumkit melakukan konfirmasi apakah kegiatan tersebut sudah ada di
dokumen rencana Diklat
3. Jika tidak ada: Karumkit memutuskan apakah kegiatan tersebut dapat
dilakukan atau tidak
4. Jika ada: Karumkit menyetujui pelaksanaan kegiatan
5. Binfung membuat pengajuan dana ke bendahara Pusat dengan tembusan
ke Kaurdiklit

/6. Bendahara. . . . .

6. Bendahara mengeluarkan dana ke Binfung


7. Binfung mengatur penyelenggaraan/keikutsertaan kegiatan Diklat
8. Binfung membuat laporan penggunaan dana kepada Bendahara dengan
tembusan ke Kaurdiklit
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
56

c. Pengiriman Peserta Diklat


Pendidikan dan latihan diluar RS Bhayangkara POLDA BANTEN, Uraian
umum : peserta diklat adalah pegawai RS yang terpilih untuk mengikuti diklat
guna memperoleh pengetahuan dan ketrampilan untuk diterapkan dalam
pelaksanaan tugasnya serta ditularkan kepada staf yang lain di RS.
Prosedur :
1. RS mendapat surat dari instansi penyelenggara diklat.
2. Disposisi turun ke Kaur diklit dan Binfung. Apabila jenis diklat sesuai dengan
program atau kebutuhan rumah sakit maka Kaurdiklit koordinasi dengan
Binfung, keuangan dan instansi terkait.
3. Binfung mengurus administrasi pengiriman diantaranya: surat tugas dan
surat lain. Bagian keuangan menyerahkan uang perjalanan, pendaftaran dan
uang lain yang sah.
4. Selesai pelatihan peserta diklat melapor kepada Karumkit dan Kaurdiklit
melalui urusan kepegawaian baik lisan maupun tertulis.
5. Makalah dan buku diserahkan ke RS dan apabila ingin memiliki dapat
menggandakannya.
6. Menerapkan hasil pelatihan dan menularkan kepada staf lain

d. Pelatih Internal
Pendidikan dan latihan didalam Rumah Sakit dengan pelatih dari internal
RS.Bhayangkara POLDA BANTEN Uraian umum : diklat didalam Rumah Sakit
dengan pelatih dari Rumah Sakit adalah pelatihan yang diselenggarakan Rumah
Sakit yang diikuti oleh staf Rumah Sakit dan pelatih dari staf Rumah Sakit.
Prosedur :
1. Program pelatihan yang bias dilatih oleh staf RS sendiri dikelompokkan oleh
Kaurdiklit.
2. Dipilih jenis pelatihan yang sangat mendesak diperlukan.
3. Konsultasi dengan bagian keuangan mengenai pendanaan.
4. Karumkit menugaskan staf pelatih inti untuk menjadi ketua panitia. Ketua
panitia pelatihan menyusun kepanitiaan dan peserta pelatihan diketahui
Karumkit.

/5. Selesai . . . . .

5. Selesai pelatihan semua yang terkait mendapatkan sertifikat


6. Ketua panitia melapirkan pelaksanaannya kepada Karumkit dan Kaurdiklit.

e. Pelatih Eksternal
Pendidikan dan latihan didalam RS dengan pelatih dari ekternal RS
Bhayangkara POLDA BANTEN Uraian umum : diklat didalam RS dengan pelatih
dari instansi lain diluar RS adalah pelatihan yang diselenggarakan RS dengan
pelatih mendatangkan dari instansi lain.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
57

Prosedur :
1. Program pelatihan yang tidak bias dilaksanakan sendiri oleh RS
dikelompokkan.
2. Program pelatihan yang melibatkan banyak staf RS dan RS tidak punya
pelatih dikelompokkan.
3. RS menghubungi instansi diluar RS yang biasa melatih untuk bias melatih
sekaligus mengajukan rancangan pembiayaan.
4. RS menerima surat balasan berikut rancangan biaya, kemudian konsultasi
dengan bagian keuangan.
5. Karumkit menugaskan staf RS untuk menjadi ketua panitia.
6. Ketua panitia menyusun kepanitiaan dan peserta pelatihan dengan diketahui
Karumkit.
7. Selesai pelatihan semua yang terkait mendapat sertikat.
8. Ketua panitia melaporkan hasil pelatihan kepada Karumkit.

f. Evaluasi Diklat
Evaluasi Diklat adalah kegiatan yang dilakukan untuk menganalisis
kesesuaian perencanaan kegiatan Diklat dengan pelaksanaannya
1. Peserta Diklat membuat laporan penggunaan dana selambat-lambatnya 10
hari kerja setelah kegiatan Diklat dilaksanakan dan menyerahkan sertifikat
asli Diklat kepada Binfung dengan tembusan ke Kaurdiklit
2. Peserta Diklat menyerahkan laporan kegiatan Diklat selambat-lambatnya
10 hari kerja setelah kegiatan Diklat ke Kaurdiklit
3. Kaurdiklit melaporkan pelaksanaan kegiatan Diklat ke Karumkit
Bhayangkara POLDA BANTEN
4. Kaur diklit menjadwalkan presentasi hasil kegiatan Diklat oleh peserta
Diklat selambat-lambatnya 10 hari kerja setelah kegiatan Diklat

/5. Peserta. . . . .
5. g. Peserta Diklat melakukan presentasi hasil kegiatan Diklat
6. Bagian Diklat membuat laporan evaluasi Diklat

g. Tindak Lanjut Diklat


Tindak lanjut Diklat adalah kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari hasil
suatu kegiatan Diklat yang sudah dievaluasi; dapat berupa program, kegiatan
atau kegiatan Diklat lanjutan
1. Kaurdiklit menganalisis hasil evaluasi Diklat untuk dilaporkan ke Karumkit
Bhayangkara POLDA BANTEN, apakah diperlukan kegiatan Diklat lanjutan
2. Jika tidak: Unit kerja merencanakan tindak lanjut berupa program atau
kegiatan
3. Jika ya: Kaurdiklit membuat perencanaan kegiatan Diklat lanjutan

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


58

4. Kaur diklit menentukan apakah kegiatan Diklat lanjutan dilaksanakan pada


tahun itu atau dimasukkan dalam perencanaan Diklat tahun yang akan
datang
5. Kaurdiklit menyampaikan rekomendasi ke Karumkit RS. Bhayangkara
POLDA BANTEN

G. Evaluasi kinerja
a. Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperoleh bahan-
bahan pertimbangan yang obyektif dalam pembinaan Pegawai Negeri dan
Pegawai BLU.Terhadap setiap Pegawai Negeri dan Pegawai BLU, dilakukan
penilaian prestasi kerja sekali dalam1(satu) tahun oleh Pejabat Penilai dengan
tujuan:
1. Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri dan Tenaga Non Organik
diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yang disyaratkan
untuk mencapai hasil kerja yang disepakati.
2. Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip objektif, terukur,
akuntabel, partisipatif,dan transparan.
3. Sebagai sumber data untuk administrasi kepegawaian seperti perencanaan
kepegawaian dan kegiatan pengembangan jangka panjang bagi organisasi
yang bersangkutan.
4. Memberikan umpan balik yang mendorong kearah kemajuan dan
kemungkinan mempernbaiki ataupun meningkatkan kualitas kerja pegawai.

/b. Manfaat. . . . .
b. Manfaat Penilaian
1. Bagi Pegawai Negeri dan Pegawai BLU.
Penilaian tersebut berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal
seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang
bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan
kariernya. Apabila hasil dari penilaian tersebut memberikan hasil nilai yang
positif, maka diharapkan bisa memberikan motivasi untuk dapat bekerja,
mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya dengan lebih baik,
dimasa yang akan datang.Sedangkan bila hasilnya negatif, maka
diharapkan pegawai yang bersangkutan bisa mengetahui kelemahan dan
kekurangannya sehingga diharapkan pegawai tersebut bisa memperbaiki
baik kinerja maupun perilakunya dimasa mendatang.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


59

2. Bagi organisasi
Apabila hasil dari penilaian tersebut positif, maka akan membantu
pimpinan dalam mengambil keputusan untuk kemungkinan melakukan
program pengembangan yang tepat bagi pegawai bersangkutan sesuai
dengan bakat dan kemampuannya. Selain itu pula berguna untuk
memberikan
kompensasi, kenaikan pangkat dan promosi jabatan. Sedangkan apa bila
hasil penilaian tersebut negatif, akan berguna bagi pimpinan untuk
identifikasi kebutuhan Program pendidikan dan pelatihan, konseling,
desain pekerjaan,penempatan dan demosi.

3. Penilaian /Evaluasi Kinerja Pegawai Dibedakan Menjadi Dua:


1. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri
Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri dilaksanakan oleh Pejabat
Penilai sekali dalam 6 (enam) bulan dan 1 (tahun) yang dilakukan setiap
akhir Desember pada tahun yang bersangkutan atau paling lama akhir
Januari tahun berikutnya.
1) Penilaian prestasi kerja PNS terdiri atas :
a.SKP dengan bobot nilai60% (enam puluh persen)
b.Perilaku Kerja dengan bobot niali 40% (empat puluh persen).
2) Tata Cara Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai
Setiap PNS wajib menyusun SKP berdasarkan rencana kerja
tahunan instansi dan harus memperhatikan hal-hal berikut:

/ a. Jelas. . . . .
a. Jelas
Kegiatan yang dilakukan harus diuraikan secara jelas.
b. Dapat diukur
Kegiatan yang dilakukan harus dapat diukur secara kuantitas
dan kualitas.
c. Relevan
d. Kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas
jabatan masing - masing.
e. Dapat dicapai
Kegiatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan
Kemampuan PNS.
f. Memiliki target waktu Kegiatan yang dilakukan harus dapat
ditentukan

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


60

3) Unsur-unsur Sasaran Kinerja Pegawai


a. KegiatanTugas Jabatan
Setiap kegiatan tugas jabatan yang akan dilakukan Harus
mengacu pada penetapan kinerja/rencana kerja tahunan,
sebagai
implementasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan dan
sasaran organisasi yang telah ditetapkan dan harus berorientasi
pada hasil secara nyata dan terukur.
b. Angka Kredit
Satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai
butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang pejabat
fungsional dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan
ditetapkan dengan jumlah angka kredit yang akan dicapai.
c. Target
Setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan harus ditetapkan
target yang akan diwujudkan secara jelas sebagai ukuran
prestasi kerja.
4) Penandatanganan Sasaran Kinerja Pegawai
Formulir penyusunan sasaran kinerja pegawai yang telah diisi
dan disepakati bersama antara Pegawai dan atasan langsungnya
harus ditandatangani oleh kedua belah pihak sebagai kontrak kerja

/5) Tata. . . . .

5) Tata CaraPenilaian Sasaran Kinerja Pegawai


a. Nilai capaian SKP dinyatakan dengan angka dan sebutan
sebagai berikut:

81-90 : sangat baik


71-80 : Baik
61-70 : Cukup
50-60 : kurang
50-ke bawah : Buruk

c. Penilaian Tugas Kegiatan


Penilaian SKP dilakukan dengan menghitung tingkat
capaian SKP yang telah ditetapkan untuk setiap pelaksanaan
kegiatan tugas jabatan yang diukur dengan 4(empat) aspek
yaitu aspek kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
61

d. PenilaianTugasTambahan
Selain melaksanakan kegiatan tugas pokok yang ada
dalam SKP, seorang PNS dapat melaksanakan tugas lain
atau tugas tambahan yang diberikan oleh atasan
langsungnya dan dibuktikan dengan surat keterangan.

e. PenilaianKreatifitas
Apabila seorang PNS pada tahun berjalan menemukan
sesuatu yang baru dan berkaitan dengan tugas pokoknya
serta dibuktikan dengan surat keterangan dari unit kerja
setingkat eselonII, Pejabat Pembina Kepegawaian atau
Presiden.

f. PenilaiandanPenandatanganCapaian Sasaran Kinerja


Pegawai
a. Penilaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan
antar realisasi kerja dan target.
b. Dalam hal realisasi kerja melebihi target maka penilaian
capaian SKP dapat lebih dari 100 (seratus).
c. Penandatangan hasil penilaian capaian SKP dilakukan
oleh pejabat penilai pada formulir penilaian SKP.

4. Penilaian/Evaluasi Pekerjaan Pegawai BLU


Penilaian Evaluasi Pegawai BLU dibagi menjadi dua yaitu secara spesifik
yang sesuai dengan uraian tugas, sedangkan penilaian evaluasi secara
general untuk semua bagian terdiri dari :

/ Kejujuran. . . . .

 Kejujuran
Kejujuran adalah ketulusan hati seorang pegawai dalam
melaksanakan tugas dan kemapuan untuk tidak menyalahgunakan
wewenang yang diberikan kepadanya
 Sikap perilaku
Sikap dan perilaku dalam bekerja meliputi kedisiplinan dan keramah
tamahan dengan selalu menerapakan senyum, sapa, salam, sopan
dan santun baik terhadap rekan kerja, pimpinan , pasien dan keluarga
pasien.
 Loyal terhadap pimpinan
Pada Umumnya yang dimaksud loyalitas/kesetiaan adalah tekad dan
kesanggupan mentaati, melaksanakan, mengamalkan sesuatu yang
ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan
kesanggupan itu harus dibuktikan dalam sikap dan tingkahlaku sehari-
hari serta dalam perbuatan dalam melaksanakan tugas. Pada

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


62

umumnya yang dimaksud dengan pengabdian adalah penyumbangan


pikiran dan tenaga secara ikhlas dengan mengutamakan kepentingan
umum diatas kepentingan golongan atau pribadi
 Penampilan
penampilan merupakan lukisan diri yang di tampilkan kepada orang
lain. Keahlian atau keterampilan yang baik dan kualitas kerja yang
tingi memang sangat dibutuhkan, akan tetapi kesan yang buruk bisa
menutupi keahlian yang paling sempurna sekalipun.
Penampilan dalam bekerja meliputi kerapian dan kesopanan dalam
berpakaian (memakai seragam yang telah ditentukan) serta
kemampuan merawat diri seperti merias wajah sewajarnya dengan
tidak berlebihan, tidak bau badan dan tidak memakai wewangian yang
berlebihan sehingga enak dilihat dan lebih fresh
 Kemampuan bekerja dalam tim
Kemampuan bekerja dalam tim adalah kemampuan seseorang
pegawai untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam
menyelesaikan sesuatu tugas yang telah ditentukan, sehingga
mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
 Bekerja sesuai dengan sop
Pegawai melaksanakan pekerjaan sehari-hari sesuai dengan
ketentuan sop yang berlaku di dalam unit kerja RS Bhayangkara
POLDA BANTEN

/ b. Mempunyai. . . . .

 Mempunyai laporan kegiatan harian


Pegawai memiliki buku kegiatan harian yang berisi apa yang akan
dikerjakan dan apa saja yang sudah dikerjakan
 Kehadiran
Pegawai memenuhi jumlah kehadiran sesuai dengan absensi

H. EVALUASI KINERJA PPA DAN STAF KLINIS (TERMASUK OPPE)

1. DEFINISI KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL

b. Proses Kredensial (Credentialing) : proses evaluasi suatu rumah sakit


terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi
kewenangan klinis (clinical privilege) menjalankan tindakan medis /
keperawatan tertentu dalam lingkungan rumah sakit tersebut untuk suatu
periode tertentu.

c. Proses Re-kredensial (Re-Credentialing) : proses re-evaluasi oleh rumah


sakit terhadap perawat yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis
(clinical privilege) di rumah sakit tersebut untuk menentukan apakah yang
bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinnis tersebut untuk suatu
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
63

periode tertentu.

d. Kewenangan klinis (clinical privilege) : kewenangan klinis untuk melakukan


tindakan medis / keperawatan tertentu dalam lingkungan rumah sakit tertentu
berdasarkan penugasan yang diberikan kepala rumah sakit.

e. Surat penugasan (clinical appointment) : surat yang diterbitkan oleh Kepala


Rumah Sakit kepada seorang paramedis untuk melakukan tindakan medis /
keperawatan di Rumah Sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis
yang ditetapkan baginya.

f. Tenaga paramedis : perawat dan tenaga profesional kesehatan lain yang


melakukan fungsi tugas keperawatan dan pelimpahan kewenangan dari
petugas medis.

g. Tenaga kesehatan lainnya : tenaga profesional kesehatan lain yang


melakukan fungsi tugas dan pelimpahan kewenangan dari petugas medis.Staf
nakes lain meliputi:

/a) Rekam. . . . .

a) Rekam Medik
b) Farmasi
c) Laboratorium
d) Radiologi
e) Gizi
f) Bidan

‘2. TATA LAKSANA KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL


a. STAF KEPERAWATAN
1. Mekanisme Kerja Sub Komite Kredensial
Untuk melaksanakan tugas Sub Komite Kredensial,
maka ditetapkan mekanisme sebagai berikut :
a. Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup
kompetensi sesuai area praktik yang ditetapkan oleh rumah
sakit
b. Memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rekomendasi
memperoleh Penugasan Klinis dari kepala Rumah Sakit
c. Menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan
persyaratan Kredensial dimaksud
d. Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai
metode yang disepakati
e. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk
memperoleh Penugasan Klinis dari Kepala Rumah Sakit

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


64

dengan cara:
a) Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk
memperolehKewenangan Klinis kepada Ketua Komite
Keperawatan
b) Ketua Komite Keperawatan menugaskan Sub Komite
Kredensial untuk melakukan proses kredensial (dapat
dilakukan secara individu atau kelompok)
c) Sub Komite melakukan wawancara/assessment, verifikasi
dan evaluasi dengan berbagai metode porto folio, asesmen
kompetensi
d) Sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai
bahan rapat menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap
tenaga keperawatan.
e) Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis
secara berkala
f) Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang
ditetapkan.
/f) Kewenangan. . . . .

f. Kewenangan klinis berlaku selama 5 tahun


g. Bagi perawat baru, setelah melalui tahap rekruitmen dan seleksi,
maka akan melakukan proses magang selama 3 bulan.
h. Perawat baru yang telah melalui proses magang selama 3 bulan
mengajukan permohonan untuk dilakukan assesmen kompetensi
sehingga diketahui kompetensi yang telah dikuasainya sebagai
Perawat Klinis Assesmen kompetensi menjadi tanggung jawab Kepala
Bidang Keperawatan (Kaur Yanwat). Tahapan assesmen kompetensi
terdiri dari :
a) Mengajukan usul permohonan assesmen
b) Assesmen mandiri
c) Pra konsultasi
1. PENENTUAN PERAWAT KLINIK (PK)
Dengan mempertimbangkan masa kerja perawat dan juga kompetensi,
melalui Sub Komite Kredensial maka tenaga keperawatan di RS.
Bhayangkara POLDA BANTEN dikategorikan menjadi 3 tingkat yaitu :
1. Perawat Senior : PK IV dan PK V
2. Perawat Medior : PK III
3. Perawat Yunior : PK I dan II

NO KATEGORI PERSYARTAN

1. Perawat Senior Pegawai kontrak dengan jenjang karis PK IV


dengan masa kerja > 13 Thn
Berijazah minimal Ners dan Spesialis untuk
PK V
Lulus uji yang dilaksanakan oleh Komite
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
65

Keperawatan
PJ Shift dalam tugas Dinas

Pegawai kontrak dengan Jenjang karir PK


III dengan Masa kerja >10 Thn untuk D3
Keperawatan, PK III dengan masa Kerja 6-
2. Perawat Medior 9 Thn untuk Ners
Berijazah D3 Keperawatan dan Ners
Lulus Uji yang dilaksanakan oleh komite
keperawatan
Pegawai kontrak dengan jenjang karir PK I
dengan masa kerja 3-6 Thn untuk D3
Keperawatan dan 2 -4 Thn untuk Ners
Pegawai kontrak dengan jenjang karir PK
3. PerawatYunior II dengan masa kerja 6-9 Thn untuk D3
Keperawatan dan 4-7 Thn untuk Ners,
Pegawai Baru
Berijazah D3 keperawatan dan Ners
Lulus uji yang dilaksanakan Oleh Komite
Keperawatan

1. PROSES PENGUMPULAN KREDENSIAL UNTUK PENGAJUAN KEWENANGAN


KLINIS

Pengajuan Surat Permohonan Penugasan Klinik

Proses kredensial : Staf Keperawatan mengisi format kewenangan klinis yg


ingin diajukan

Proses assesmen : Proses wawancara oleh Komite Keperawatan dan Sub


Komite Kredensial kepada Staf Keperawatan yang akan mengajukan
Permohonan
Mengambil keputusan tentang kewenangan klinis

Pengajuan Surat Rekomendasi oleh Komite Keperawatan dan Sub Komite


Kredensial
Penerbitan Surat Penugasan Kewenangan Klinis oleh Karumkit

/ Proses. . . . .
Proses utama kredensial ditujukan untuk mengendalikan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan yang terinci (delination clinical privilege) bagi
setiap tenaga keperawatan yang bertumpu pada tiga tahap sebagai berikut :
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
66

1. TAHAP PERTAMA
Permohonan Untuk Memperoleh Kewenangan Klinis.
Setiap tenaga Keperawatan mengajukan permohonan kepada Komite
Keperawatanuntuk melakukan tindakan keperawatan. Perawat tersebut mengisi
beberapa formulir yang disediakan rumah sakit, antara lain daftar kewenangan
klinis keperawatan yang ingin dilakukannya sesuai dengan bidang keahliannya.
Tenaga Keperawatan tersebut memilih tindakan keperawatan yang tertera
dalam formulir daftar tindakan keperawatan tersebut dengan cara mencontreng
(diberi kewenangan atau dibawah supervisi) dan menyerahkan copy semua
dokumen yang dipersyaratkan kepada rumah sakit. Syarat-syarat tersebut
meliputi ijazah pendidikan, surat tanda registrasi perawat/bidan dan juga surat
ijin perawat/bidan serta pelatihan yang telah diikuti. Setelah formulir lengkap
Komite Keperawatan rumahsakit meminta kepada Sub Komite Kredensial untuk
melakukan proses kredensial.

2. TAHAP KEDUA
Kajian Komite Keperawatan
Komite Keperawatan bersama Sub Komite Kredensial melakukan
wawancara kepada staf keperawatan yang telah mengajukan permohonan
untuk diterbitkan kewenangan klinis dan Komite Keperawatan membicarakan
setiap permohonan kewenangan klinis yang diminta oleh perawat. Melalui
intern keperawatan ini diputuskan kewenangan klinis keperawatan yang
diberikan kepada setiap perawat/bidan.

3. TAHAP KETIGA
Hasil Kredensial
Ketua Sub Komite Kredensial memberikan rekomendasi hasil kredensial
disertai rincian kewenangan klinis tenaga keperawatan kepada Ketua Komite
Keperawatan, hasil kredensial ini ada tiga macam yaitu :
a. Diberi kewenangan
b. Diberi kewenangan dengan supervisi
c. Tidak diberi kewenangan

/4. TAHAP . . . . .

4. TAHAP KE EMPAT
Pengajuan Surat Rekomendasi
Ketua Komite Keperawatan selanjutnya mengajukan surat kepada
Kepala Rumah Sakit untuk menerbitkan Surat Penugasan Klinis yang disertai
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
67

lampiran kewenangan klinis yang telah disetujui oleh Ketua Sub Komite
Kredensial dan Ketua Komite Keperawatan

5. TAHAP KE LIMA :
Penerbitan Surat Penugasan
Kepala Rumah Sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga
keperawatan pemohon berdasarkan rekomendasi tersebut. Kepala rumah
sakit dapat saja meminta komite keperawatan untuk mengkaji ulang
rekomendasi tersebut bersama pihak manajemen rumah sakit bila dianggap
perlu.Surat penugasan tersebut dilampiri daftar kewenangan klinis untuk
melakukan tindakan keperawatan bagi tenaga paramedis yang mengajukan
kewenangan klinis.
Daftar kewenangan klinis seseorang tenaga keperawatan dapat
dimodifikasi setiap saat.Seorang tenaga keperawatan dapat saja
mengajukan tambahan kewenangan klinis yang tidak dimiliki sebelumnya
dengan mengajukan permohonan kepada Komite Keperawatan. Namun
sebaliknya, kewenangan klinis tertentu dapat saja dicabut, baik untuk
sementara atau seterusnya karena alasan tertentu seperti akan diuraikan
pada pembahasan berakhirnya kewenangan klinis.
Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan (clinical
appointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh Kepala Rumah Sakit.
Surat penugasan untuk setiap keperawatanmemiliki masa berlaku 5 tahun.
Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus
melakukan rekredensial ini lebih sederhana dibanding dengan proses
kredensial awal sebagaimana diuraikan diatas karena rumah sakit telah
memiliki informasi setiap perawat yang melakukan tindakan keperawatan di
rumah sakit. Penerbitan ulang surat penugasan (reappointment)
Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga
keperawatantersebut dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan tindakan
keperawatan tertentu.Walaupun seorang tenaga keperawatan pada awalnya
telah memperoleh kewenangan klinis untuk melakukan tindakan
keperawatan tertentu.

/namun . . . . .
namun kewenangan itu dapat dicabut oleh rumah sakit berdasarkan
pertimbangan komite keperawatan.Pertimbangan pencabutan kewenangan
klinis tertentu tersebut didasarkan pada kinerja profesi di lapangan, misalnya
tenaga keperawatanyang bersangkutan terganggung kesehatannya, baik
fisik maupun mental.Selain itu, pencabutan kewenangan klinis juga dapat
dilakukan bila terjadi kecelakaan medis yang diduga karena inkompetensi
atau karena tindakan disiplin dari komite keperawatan.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
68

Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat


diberikan kembali bila tenaga keperawatantersebut dianggap telah pulih
kompetensinya. Dalam hal kewenangan klinis tertentu seorang tenaga
keperawatan diakhiri, komite keperawatan akan meminta sub komite
peningkatan mutu profesi untuk melakukan berbagai upaya pembinaan agar
merekomendasikan kepada Kepala Rumah Sakit pemberian kembali
kewenangan klinis tertentu setelah melalui proses pembinaan.
Pada dasarnya kredensial tetap ditujukan untuk menjaga
keselamatan pasien sambil tetap membina kompetensi seluruh tenaga
keperawatan di rumah sakit. Dengan demikian jelaslah bahwa Komite
Keperawatan dan staf keperwatan memegang peranan penting dalam proses
kredensial dan pemberian kewenangan klinis untuk setiap tenaga
keperawatan.Sertifikat Kompetensi.

b. NAKES LAIN
1. Mekanisme Kredensial dan Re-Kredensial
Mekanisme kredensial dan re-kredensial dirumah sakit adalah
tanggung jawab komite tenaga kesehatan lain yang dilaksanakan oleh
subkomite kredensial. Proses kredensial tersebut dilaksanakan dengan
semangat keterbukaan, adil, obyektif, sesuai dengan prosedur,dan
terdokumentasi. Dalam proses kredensial, Sub Komite Kredensial
melakukan penilaian kompetensi seorang staf kesehatan yang meminta
kewenangan klinis tertentu. Selain itu Sub Komite Kredensial juga
menyiapkan berbagai instrumen kredensial yang disahkan Karumkit.
Instrumen tersebut paling sedikit meliputi kebijakan rumah sakit tentang
kredensial dan kewenangan klinis, pedoman penilaian kompetensi klinis,
formulir yang diperlukan. Pada akhir proses kredensial, Komite tenaga
kesehatan lainnya menerbitkan rekomendasi kepada Karumkit tentang
lingkup kewenangan klinis seorang staf kesehatan, dan selanjutnya akan
diterbitkan Surat penugasan Klinis yang disertai Rincian Kewenangan
Klinis bagi tenaga kesehatan oleh Karumkit.

/2. Kredensial. . . . .
2. Kredensial
Karumkit menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur bagi staf
kesehatan untuk memperoleh kewenangan klinis dengan berpedoman
pada peraturan internal staf kesehatan (medical staff bylaws) Karumkit
untuk melaksanakan kredensial. Setiap rumah sakit mengembangkan
instrumen tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Secara garis besar
tahapan pemberian kewenangan klinis yang harus diatur lebih lanjut oleh
rumah sakit adalah sebagai berikut:
a. Tenaga kesehatan mengajukan permohonan kewenangan klinis
kepada Karumkit dengan mengisi formulir daftar rincian kewenangan
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
69

klinis yang telah disediakan rumah sakit dengan dilengkapi bahan-


bahan pendukung.
b. Berkas permohonan tenaga kesehatan yang telah lengkap
disampaikan oleh Karumkit kepada Komite tenaga kesehatan
lainnya.
c. Kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah
diisi oleh pemohon.
d. Dalam melakukan kajian Subkomite Kredensial dapat membentuk
panel atau panitia ad-hoc dengan melibatkan profesi yang sesuai
dengan kewenangan klinis yang diminta berdasarkan buku putih
(white paper).
e. Subkomite Kredensial melakukan seleksi terhadap anggota panel
atau panitia adhoc dengan mempertimbangkan reputasi, adanya
konflik kepentingan, bidang disiplin, dan kompetensi yang
bersangkutan.
f. Pengkajian oleh Subkomite Kredensial meliputi elemen:
1) Kompetensi:
 Berbagai area kompetensi sesuai standar kompetensi yang
disahkan oleh lembaga pemerintah yang berwenang untuk
itu;
 Kognitif;
 Afektif;
 Psikomotor.
2) Kompetensi fisik;
3) Kompetensi mental/perilaku;
4) Perilaku etis (ethical standing).

g. Kewenangan klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi dan


cakupan praktik.

/h. Daftar. . . . .
h. Daftar rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege)
diperoleh dengan cara:
1) Menyusun daftar kewenangan klinis dilakukan dengan meminta
masukan dari setiap Kelompok Staf Kesehatan dan
berpedoman pada norma keprofesian yang ditetapkan oleh
Kementrian Kesehatan;
2) Mengkaji kewenangan klinis bagi Pemohon dengan
menggunakan daftar rincian kewenangan klinis (delineation of
clinical privilege).

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


70

3) Mengkaji ulang daftar rincian kewenangan klinis bagi staf


kesehatan dilakukan secara periodik.
i. Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh komite
tenaga kesehatan lainnya berdasarkan masukan dari subkomite
kredensial. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan
rekomendasi kewenangan klinis:
1) Pendidikan:
 Lulus dari instansi pedidikan yang terakreditasi
2) Menyelesaikan program pendidikan Perizinan (lisensi):
 Memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan
bidang profesi;
 Memiliki izin praktek dari dinas kesehatan setempat
yang masih berlaku.
3) Kegiatan penjagaan mutu profesi:
 Menjadi anggota organisasi yang melakukan penilaian
kompetensi bagi anggotanya;
 Berpartisipasi aktif dalam proses evaluasi mutu
pelayanan kesehatan
4) Kualifikasi personal:
 Riwayat disiplin dan etik profesi;
 Keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui;
 Keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak
terlibat penggunaan obat terlarang dan alkohol, yang
dapat mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap
pasien;
 Riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan;
 Memiliki asuransi proteksi profesi (professional
indemnity Insurance).
5) Pengalaman dibidang keprofesian:
 Riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi;
 Riwayat tuntutan kesehatan atau klaim oleh pasien
selama menjalankan profesi.

/3. Re-Kred . . . . .

3. Re-Kredensial
Staf kesehatan yang hampir habis masa berlaku Surat Penugasan
Klinisnya dapat mengajukan ulang surat permohonan kewenangan klinis
kepada Karumkit. Subkomite Kredensial kemudian melakukan
rekredensial terhadap staf kesehatan yang mengajukan permohonan pada
saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis (clinical
appointment). Dari rekrediansial staf kesehatan, Sub Komite Kredensial
Tenaga kesehatan memberikan rekomendasi sebagai berikut :
a. kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan;
b. kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah;
c. kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi;
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
71

d. kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu;


e. kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi;
f. kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri.
Bagi staf kesehatan yang ingin memulihkan kewenangan klinis
yang dikurangi atau menambah kewenangan klinis yang dimiliki dapat
mengajukan permohonan kepada komite tenaga kesehatan lain melalui
Karumkit. Selanjutnya, Komite tenaga kesehatan lain menyelenggarakan
pembinaan profesi antara lain melalui mekanisme pendampingan
(proctoring).

4. Berakhirnya Kewenangan Klinis


Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinis
(clinicalappointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh Karumkit.
Surat penugasan klinis untuk setiap staf kesehatan memiliki masa berlaku
selama 5 (lima) tahun sejak diterbitkan. Pada akhir masa berlakunya surat
penugasan tersebut rumah sakit harus melakukan rekredensial terhadap
staf kesehatan yang bersangkutan. Proses rekredensial ini lebih
sederhana dibandingkan dengan proses kredensial awal sebagaimana
diuraikan di atas karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap staf
kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.

5. Pencabutan, Perubahan/Modifikasi dan Pemberian Kembali


Kewenangan Klinis
Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis tertentu oleh
Karumkit didasarkan pada kinerja profesi dilapangan, misalnya staf
kesehatan yang bersangkutan terganggu kesehatannya, baik fisik
maupun mental. Selain itu, pencabutan kewenangan klinis juga dapat
dilakukan bila terjadi kecelakaan kesehatan yang diduga karenakan
kompetensi atau karena tindakan disiplin dari Komite tenaga kesehatan
lain. Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat
diberikan kembali bila staf kesehatan tersebut dianggap telah pulih
kompetensinya. Dalam hal kewenangan klinis tertentu seorang staf
kesehatan diakhiri.

/Komite. . . . .

Komite tenaga kesehatan lainnya akan meminta Subkomite Mutu


Profesi untuk melakukan berbagai upaya pembinaan agar kompetensi
yang bersangkutan pulih kembali. Komite tenaga kesehatan lainnya dapat
merekomendasikan kepada Karumkit pemberian kembali kewenangan
klinis tertentu setelah melalui proses pembinaan.

A. ALUR KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAIN RS BHAYANGKARA


POLDA BANTEN

Standar
kompetensi TENAGA
KESEHATAN
Kode etik LAIN
profesi
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
72

Mengajukan permohonan

TIM KREDENSIAL

VERIFIKASI DAN
EVALUASI

PERSETUJUAN
KEPALA INSTALASI

mengajukan

KARUMKIT

REKOMENDASI
CLINICAL APPOINTMENT

/ c. TENAGA. . . . .

c. TENAGA MEDIS
Direktur rumah sakit menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur
untuk mengevaluasi kinerja staf medis di RS. Bhayangkara POLDA BANTEN.
Selain itu Direktur rumah sakit bertanggung jawab atas tersedianya berbagai
sumber daya yang dibutuhkan agar kegiatan ini dapat terselenggara.
1. Pelaksanan Evaluasi tenaga medis di RS. Bhayangkara POLDA BANTEN
a. Elemen Penilaian Monitoring dan Evaluasi SMF :
a) Ada evaluasi praktek profesional terus-menerus dari kualitas dan
keamanan pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap anggota
staf medis fungional yang direview dan dikomunikasikan kepada
setiap anggota staf medis fungsional setidaknya setiap tahun

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


73

b) Evaluasi praktek profesional terus-menerus dan review tahunan


dari setiap anggota staf medis fungsional dilaksanakan dengan
proses yang seragam yang ditentukan oleh kebijakan rumah sakit.
c) Evaluasi mempertimbangkan dan menggunakan data komparatif
secara proaktif, seperti membandingkan dengan literatur
kedokteran.
d) Evaluasi mempertimbangkan dan menggunakan kesimpulan dari
analisa mendalam terhadap komplikasi yang dikenal dan berlaku.
e) Informasi dari proses evaluasi praktik profesional tersebut
didokumentasikan dalam file krendensial anggota staf medis
fungsional dan file lainnya yang relevan.

b. Kinerja staf klinis yang dievaluasi adalah :


a) Perawatan Pasien (Patient Care)
b) Pengetahuan Medis/ Klinik (Medical/ Clinical Knowledge)
c) Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik (Practice base
learning improvement
d) Ketrampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill
Communication)
e) Praktek Berbasis Sistem (System Base Practice)
f) Profesionalisme

c. Informasi didapat dari :


a) Monitoring terhadap teknik diagnostik dan pengobatan
b) Monitoring kualitas klinis
c) Diskusi/survei dg sejawat/staf lainnya

Informasi dari proses evaluasi praktik profesional tersebut


didokumentasikan dalam file krendensial anggota staf medis fungsional dan file lainnya
yang relevan.

/ BAB V. . . . .
BAB V
LOGISTIK

Tujuan dari manajemen logistik adalah tersedianya bahan logistik setiap saat
dibutuhkan, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara
efisien.

Dengan demikian manajemen logistik dapat dipahami sebagai proses


penggerakan dan pemberdayaan semua sumber daya yang dimiliki dan atau yang
potensial untuk dimanfaatkan, untuk operasional, secara efektif dan efisien. Oleh
karena itu untuk menilai apakah pengelolaan logistik sudah memadai, menjadi sangat
sederhana, yaitu dengan menilai apakah sering terjadi keterlambatan dan atau bahan
yang dibutuhkan tidak tersedia, berapa kali frekuensinya, berapa banyak persediaan

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


74

yang mengganggur (idle stock) dan berapa lama hal itu terjadi. Berapa banyak bahan
yang kadaluarsa atau rusak atau tidak dapat dipakai lagi, manejemen logistik sebagai
suatu fungsi mempunyai kegiatan-kegiatan yakni :

a. Perencanaan Kebutuhan
Fungsi perencanaan ini pada dasarnya adalah menghitung berapa besar
kebutuhan bahan logistik yang diperlukan untuk periode waktu tertentu, biasanya
untuk satu tahun,ada dua cara pendekatan yang digunakan dalam perencanaan
kebutuhan obat, yaitu:
1. Dengan mengetahui atau menghitung kebutuhan yang telah dengan nyata
dipergunakan dalam periode waktu yang lalu :

a. Jumlah sisa/persediaan pada awal periode


b. Jumlah pembelian pada periode waktu.
c. Jumlah bahan logistik yang terpakai selama periode.
d. Jumlah sisa bahan logistik pada akhir periode
e. Membuat analisis efisiensi penggunaan bahan logistik, dikaitkan dengan
kinerja yang dicapai.
f. Membuat analisis kelancaran penyediaan bahan logistik, misalnya frekuensi
barang yang di minta “habis” atau tidak ada persediaan, jumlah barang yang
menumpuk, serta penyebab terjadinya keadaan tersebut.

Metode ini sering disebut dengan metode konsumsi, yaitu melihat besarnya
penggunaan periode lalu.

/ Metode . . . . .

2. Dengan melihat program kerja yang akan datang :

a. Membuat analisa kebutuhan untuk dapat menunjang pelaksana kegiatan


pada periode waktu yang akan datang, yang berorientasi kepada program
pelayanan, pola penyakit, target kinerja pelayanan
b. Memperhatikan kebijakan pimpinan mengenai standarisasi bahan, ataupun
kebijakan dalam pengadaan. (Untuk obat misalnya ada formalarium, untuk
pengadaan di RS milik Pemerintah diatur oleh Keppres)
c. Menyesuaikan perhitungan dengan memperhatikan persediaan awal, baik
meliputi jenis, jumlah maupun spesifikasi bahan logistik
d. Memperhatikan kemampuan gudang tempat penyimpanan barang metode
ini sering diistilahkan dengan metode epidemiologi
Dalam perhitungan dilapangan, biasanya kedua metode ini dipergunakan
secara simultan dalam arti untuk saling melengkapi. Keracunan yang sering terjadi
adalah istilah perencanaan kebutuhan disamakan dengan perencanaan
pengadaan, karena keduanya memang membuat perhitungan kebutuhan, hanya
tujuannya berbeda.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


75

Perhitungan kebutuhan diatas dilaksanakan secara berjenjang dan bertahap


yaitu dimulai dari unit / satuan kerja terkecil, kemudian sesuai dengan hierarki
diteruskan keatas melalui bidang /bagan untuk dikompilasi dan dianalisa, menjadi
suatu usulan /rencana kebutuhan rumah sakit. Kebutuhan tadi dibuat dalam
bentuk matriks sehingga terlihat besar kebutuhan perjenis barang dan kapan
harus disediakan (alokasi jumlah dan waktu)

b. Penganggaran
Berfungsi menghitung kebutuhan diatas dengan harga satuan ( dapat
berdasarkan harga pembeli waktu yang lalu atau menurut informasi yang terbaru),
sehingga akan diketahui kebutuhan anggaran untuk pengadaan bahan logistik
tersebut. Karena bahan logistik itu beraneka ragam jenis dan sifatnya, maka
pengalokasian dalam rencana anggaranpun biasanya terintegrasi dalam berbagai
mata anggaran. Mengingat bahwa bahan farmasi, obat-obatan dan alat medis
habis

/ dipakai. . . . .
dipakai merupakan hal yang vital dalam pelayanan, dan mendapat porsi yang
cukup besar dalam penyediaan anggaran,maka pendalaman mengenai
pengendalian bahan farmasi di rumah sakit akan mendapat porsi yang lebih
banyak dalam perencanaan logistik Rumah sakit.
Namun jika jumlah/besarnya anggaran melampaui perkiraan besarnya
pendapatan, maka harus diadakan upaya untuk meningkatkan pendapatan dan
atau mengingatkan efisiensi, oleh karena itu perlu dilakukan analisa kembali,
belanja apa saja yang bisa di kurangi atau dihilangkan.

c. Pengadaan

Fungsi pengadaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan untuk mengadakan


bahan logistik yang telah direncanakan, baik melalui prosedur:

a. Pembelian
b. Produksi sendiri, maupun dengan
c. Sumbangan dari pihak lain, yang tidak mengikat
d. Konsinyasi, yaitu barang titipan dari supplier/rekanan untuk dijual,pembayaran
dilakukan setelah barang laku

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


76

Pengadaan pada Rumah Sakit Pemerintah berlaku Perpres tahun 54 2010


beserta perubahannya. Dalam Kepprers ini diatur pengadaan barang melalui
prosedur pengadaan langsung, pemilihan langsung, maupun dengan pelelangan,
yang pada pelaksanaan dilapangan kadang-kadang menimbulkan ketidak efesiensi,
karena sesuatu jenis barang harganya dapat berbeda tergantung cara
pengadaannya. Akibatnya akan menyulitkan dalam menyajikan dalam data
akuntansi dan komputerisasi (sistim informasi akuntansi dan manajemen).
Penentuan kapan harus mengadakan, dalam jumlah berapa, dengan metode/cara
apa barang diadakan sangat menetukan berpengaruh dalam mewujudkan
pengelolaan.

d. Penyimpanan
Fungsi penyimpanan termasuk juga fungsi penerimaan barang, yang
sebetulnya juga mempunyai peran strategi. Kesalahan sering terjadi adalah
penerimaan barang hanya mencocokkan dengan surat pengantar barang (faktur
barang),bukan terhadap surat perintah kerja/surat pesanan (phurchase

/ a. Kesesuaian . . . . .

a. Kesesuaian dengan jenis, jumlah dan spesifikasi bahan serta waktu penyerahan
barang terhadap surat pesan (SP), surat perintah kerja (SPK) atau purchase
order (PO)
b. Kondisi fisik bahan, apakah tidak ada perubahan warna, kemasan, bau noda
dan sebagainya yang mengindikasikan tingkat kualitas bahan.
c. Kesesuaian waktu penerimaan bahan terhadap batas waktu SP/PO

Barang yang diterima tersebut kemudian dibuatkan berita acara penerimaan


(BAP) barang, biasanya rangkap tiga, dimana salah satu tembus disamping gudang
sebagai dokumen pendukung.
Berdasarkan sifat dan kepentingan baarang/bahan logistik ada beberapa
jenis bahan logistik yang biasanya tidak langsung disimpan digudang,akan tetapi
diterimakan langsung kepada pengguna. Yang penting adalah bahwa mekanisme
ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tercipta internal check (saling uji secaara
otomatis) yang memadai, yang ditetapkan oleh berwenang (Direksi)
Fungsi penyimpana ini dapat diibaratkan sebagai jantung manajemen
logistik, karena sangat menentukan kelancaran pendistribusian. Oleh karena itu
maka tekhnik-tekhnik pengendalian persediaan perlu diketahui dan dipahami
secara baik. Beberapa keuntungan melakukan fungsi penyimpanan ini adalah :

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


77

1. Untuk mengantisipasi keadaan yang fluktuatif, karena sering terjadi kesulitan


memperkirakan kebuthan secara tepat dan akurat
2. Untuk smenghindari kekosongan bahan (out of stock)
3. Untuk menghemat biaya, serta mengantisipasi fluktasi kenaikan harga bahan
4. Untuk menjaga agar kualitas bahan dalam keadaan siap dipakai
5. Untuk mempercepat pendistribusian.

e. Pendistribusian
Efisiensi pelaksanaan fungsi pendistribusian ini juga secara tidak langsung
akan mempengaruhi kecermatan dan kecepatan penyediaan,oleh karena itu harus
ditetappkan prosedur baku pendistribusian bahan logistik, meliputi:
1. Siapa yang berwenang dan bertanggung jawab mengenai kebenaran dan
kewajaran permintaan bahan, baik mengenai jumlah, spesifikasi maupun waktu
penyerahannya. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemborosan atau
pengeluaran yang tidak perlu
2. Siapa yang berwenang dan bertanggung jawab menyetujui permintaan dan
pengeluaran barang dari gudang. Di Rumah Sakit Pemerintah biasanya
penanggung jawab gudang sekaligus bertindak selaku Bendaharawan Barang.

/ Pendistribusian. . . . .
Pendistribusian bahan logistik selain dapat juga dilaksanakan berdasarkan
par level metode, yaitu standarisasi jumlah bahan logistik tertentu untuk ruang
tertentu.
Kemudian setiap hari petugasgudang mengecek beberapa banyak bahan
yang telah di gunakan, kemudian mengisi kembali agar jumlah bahan tetap.
f. Penghapusan
Penghapusan adalah proses penghapusan tanggung jawab bendahara
barang atas bahan atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan dari
catatan/pembukuan yang berlaku penghapusan barang diperlukan karena :
a. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali
b. Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk diatur
ulang
c. Bahan/barang sudah melewati masa kadalursa (expire date)
d. Bahan/ barang hilang karena pencurian atau sebab lain

Penghapusan barang dapat dilakukan dengan :


a. Pemusnahan, yaitu dibakar atau dipendam/ditanam
b. Dijual/dilelang. Untuk RS Pemerintah, hasil penjualan dan pelelangan harus
disetor ke kas negara.
Setelah penghapusan dilaksanakan, maka dibuat berita acara Penghapusan, yang
tembusannya dikirim keinstansi yang berkompeten.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


78

/ BAB VI. . . . .
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Peningkatan mutu dan Keselamatan Pasien adalah upaya untuk meningkatkan


mutu secara keseluruhan dengan terus menerus mengurangi risiko terhadap pasien
dan staf baik dalam proses klinis maupun lingkungan fisik, demi tercapai keinginan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas. Selain pelayanan
kesehatan yang berkualitas juga dituntut pelayanan yang menjunjung/berorientasi pada
keselamatan pasien.

KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN


a. Penyusunan Indikator Mutu Unit kerja (SPM/Standar Pelayanan Minimal)
SPM/Standar Pelayanan Minimal adalah Ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal, Juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolok ukur
pelyanan minimal yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat.

Dalam Penyusunan Indikator Mutu unit kerja mengacu dari SPM yang
mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
Dengan SPM diharapkan akan menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada
masyarakat secara merata dan terjangkau.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
79

1) Standar Pelayanan Minimal yang dilakukan di Komite Keperawatan adalah:


a) Rawat inap umum
 Pemberi pelayanan di Rawat Inap (jumlah tenaga dokter spesialis
dan Perawat dengan latar belakang pendidikan minimal D III
keperawatan yang memberi pelayanan di ruang rawat inap)
 Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
 Jam Visite Dokter Spesialis
 Kejadian infeksi pasca operasi
 Kejadian infeksi nosokomial
 Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian
 Kematian pasien > 48 jam

/ Kejadian. . . . .

 Kejadian pulang paksa


 Rawat inap TB: Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan
mikroskopis TB
 Rawat inap TB: Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan
TB di Rumah Sakit

b) Persalinan dan perinatologi


 Kejadian kematian ibu karena persalinan
 Pemberi pelayanan persalinan normal
 Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit
 Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
 Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria
 Keluarga Berencana
1. Presentase KB
2. Presentasi peserta KB mantap yang mendapat konseling KB
mantap oleh bidan terlatih
c) Pelayanan Intensif
 Rata-rata Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus
yang sama < 72
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
80

 Pemberi pelayanan Unit Intensif

2) Indikator mutu kunci


a) Indikator Mutu Area Klinis
Indikator mutu area klinis megacu pada indikator mutu 10 area klinis
Rumah sakit yang dilakukan, meliputi:
- Assesmen Pasien : Kelengkapan pengisian assesmen awal
keperawatan pasien baru dalam waktu 24 jam setelah MRS.
- Penggunaan darah dan produk darah: Monitoring reaksi tranfusi.
- Pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilans dan pelaporan:
Angka kejadian plebitis

/ b) Indikator. . . . .
b) Indikator International library
 I-CAC-1 : Pasien anak dengan asma yang mendapatkan therapy
relievers selama perawatan di rumah sakit.
 I-CAC-2 : pasien anak dengan asma yang mendapatkan therapy
kortikostiroid sistematik selama perawatan di rumah sakit
 I-VTE-1 : angka kejadian plebitis
 I-PC-1 : wanita pada kehamilan pertama dengan satu bayi dan
posisi normal melahirkan dengan proses persalinan Sectio
Caesaria pada usia kehamilan 37-42 minggu
 I-PC-2 : pemberian ASI ekslusif pada bayi baru lahir selama di
rawat di rumah sakit

c) Indikator area manajemen


 Pengadaan serta suplai obat-obatan penting bagi pasien yang
dibutuhkan secara rutin
 Kegiatan pelaporan (yang diatur oleh undang-undang)
 Manajemen resiko
 Manajemen sumber daya manusia\
 Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga pasien
 Harapan dan kepuasan staf
 Demografi dan diagnosis klinis pasien
 Manajemen keuangan
 Pencegahan dan pengendalian, pengawasan, serta pelaporan
infeksi
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
81

d) Sasaran Keselamatan Pasien


 Ketetapan identifikasi pasien : Kepatuhan identifikasi pasien di
ruang rawat inap
 Peningkatan Komunikasi yang efektif : Kepatuhan prosedur
pemberian obat dengan prinsip READBACK dari petugas rawat
inap kepada DPJP ditanda tangani dalam waktu 24 jam
 Keamanan obat-obatan yang perlu kewaspadaan tinggi :
Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi
 Pencegahan infeksi nosocomial : Persentase kepatuhan petugas
kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode 6
langkah dan 5 momen
 Mengurangi resiko pasien jatuh : Insiden pasien jatuh selama
perawatan rawat inap di Rumah Sakit

/ Insiden. . . . .
e) Insiden Keselamatan Pasien
Pencatatana dan pelaporan insiden keselamatan pasien dibudayakan
dengan menekannkan untuk tidak takut melporkan untuk dicari what &
why nya bukan whonya (peerbaikan sistem untuk mencegah tidak
terjadinya insiden keselamatan pasien).
Insiden keselamatan pasien yang perlu dilakukan pencatatan dan
pelaporan terdiri dari : kejadian sentinel, KTD, KNC, KPC,

f) Insiden Kecelakaan Kerja


Untuk meningkatkan perhatian, kesejahteraan, keselamatan dan
keamanan petugas/staff dalam bekerja maka dilakukan pencatatan
dan pelapaoran insiden kecelakaan kerja sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan Komite

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


82

/BAB VII . . . . .
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Di era globalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja


(K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan.Untuk itu dikembangkan dan
ditingkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko
kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan
produktivitas dan efesiensi. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari
karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun
perkantoran, akan terpajan dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini
bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis
pekerjaannya.

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai


kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada
setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan
yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri
sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang
optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.

HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN PELAKSANAAN K3


Ada beberapa hal penting yang harus mendapatkan perhatian sehubungan dengan
pelaksanaan K3, yang pada dasarnya harus memperhatikan 2 (dua) hal yaitu indoor
dan outdoor, yang kalau diurai seperti dibawah ini
A. KONSTRUKSI GEDUNG:
1. Desain gedung disesuaikan dengan perencanaan tata letak isi yang akan
digunakan nantinya, misal :

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


83

a. Penggunaan ruang untuk staf


b. Penyimpanan berkas / file file karyawan
2. Penyesuaian warna ruangan disesuaikan dengan asas tujuannya.
3. Tanda khusus dengan pewarnaan kontras/kode khusus untuk objek penting
seperti perlengkapan alat pemadam kebakaran, tangga, pintu darurat dll. (peta
petunjuk pada setiap ruangan/unit kerja/tempat yang strategis.
B. KUALITAS UDARA :
1. Kontrol terhadap temperatur ruang dengan memasang termometer sesuai
dengan standar yang diperkenankan 21-24 0C dengan tekanan seimbang.
2. Kontrol indeks kuman tidak melebihi dari 200-500 CFU/m 3
3. Pemasangan Exhaust Fan (perlindungan terhadap kelembaban udara).
4. Pemasangan stiker, poster “Dilarang Merokok” dan “Bahan Berbahaya”

/5. Sistim . . . . .

5. Sistim ventilasi dan pengaturan suhu udara dalam ruang (lokasi udara
masuk, ekstraksi udara, filtrasi, pembersihan dan pemeliharaan secara
berkala filter AC) minimal setahun sekali, kontrol mikrobiologi serta distribusi
udara untuk pencegahan penyakit “Legionairre Diseases “.
6. Kontrol terhadap lingkungan; misalnya yang menimbulkan debu, bau dll.,
disain dan konstruksi tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan dan
keselamatan, dll.
7. Perencanaan jendela sehubungan dengan pergantian udara jika AC mati.

C. KUALITAS PENCAHAYAAN (PENTING MENGENALI JENIS CAHAYA) :


1. Mengembangkan sistim pencahayaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan
untuk membantu menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman.
(secara berkala diukur dengan luxs-meter dengan nilai toleransi minimal 100
lux.
2. Membantu penampilan visual melalui kesesuaian warna, dekorasi dll.
3. Mengembangkan lingkungan visual yang tepat untuk kerja dengan
kombinasi cahaya (agar tidak terlalu cepat terjadinya kelelahan mata).
4. Perencanaan jendela sehubungan dengan pencahayaan dalam ruang.
5. Penggunaan tirai untuk pengaturan cahaya dengan memperhatikan warna
yang digunakan.
6. Penyediaan lampu emergensi (emergency lamp)

D. REKOMENDASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


1. Penggunaan stop kontak yang sesuai dengan kebutuhan (tidak berlebihan)
hal ini untuk menghindari terjadinya hubungan pendek dan kelebihan beban.
2. Pengaturan tata letak jaringan instalasi listrik termasuk kabel yang sesuai
dengan syarat kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Perlindungan terhadap kabel dengan menggunakan pipa pelindung.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
84

E. KONTROL TERHADAP KEBISINGAN :


1. Indeks kebisingan ruangan berkisar 45 dBA.
2. Hak-hal lainnya sudah termasuk dalam perencanaan konstruksi gedung dan
tata ruang.

F. HYGIENE DAN SANITASI :


Ruang kerja
1. Memelihara kebersihan ruang dan alat kerja serta alat penunjang kerja.
2. Secara periodik peralatan/penunjang kerja perlu di up grade.

/Toilet . . . . .

Toilet/Kamar mandi
1. Disediakan tempat cuci tangan dan sabun cair.
2. Membuat petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan closet duduk, larangan
berupa gambar dll.
3. Penyediaan bak sampah yang tertutup.
4. Lantai kamar mandi diusahakan tidak licin.

G. ASPEK PENGGUNAAN FASILITAS KOMPUTER


1. Pergunakan komputer secara sehat, benar dan nyaman :
a. Memanfaatkan kesepuluh jari.
b. Istirahatkan mata dengan melihat kejauhan setiap 15-20 menit.
c. Istirahat 5-10 menit tiap satu jam kerja.
d. Lakukan peregangan.
e. Sudut lampu 45 derajat.
f. Hindari cahaya yang menyilaukan, cahaya datang harus dari belakang.
g. Sudut pandang 15 derajat, jarak layar dengan mata 30 – 50 cm.
h. Penggunaan komputer yang bebas radiasi (Liquor Crystal Display).
2. Kursi ergonomis (adjusted chair).
3. Jarak meja dengan paha 20 cm
4. Senam waktu istirahat.

H. PEMELIHARAAN
1. Pelatihan tanggap darurat secara periodik bagi pegawai.
2. Pelatihan investigasi terhadap kemungkinan bahaya bom/ kebakaran/
demostrasi/ bencana alam serta Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) bagi satuan pengaman.
I. PEMERIKSAAN KESEHATAN
Suatu upaya dari Rumkit Bhayangakra POLDA BANTEN memberikan
fasilitas kesehatan kepada karyawan untuk mengetahui kondisi kesehatannya
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
85

sebelum, selama dan setelah melakukan aktivitas kerjanya. Upaya ini dilakukan
sebagai langkah meningkatkan mutu dan pelayanan kepada pasien, karyawan
maupun masyarakat sekitarnya. Langkah langkah yang dilakukan berdasarkan
dari Keputusan Menteri Kesehatan No. 1087 tahun 2012 tentang Standar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit, meliputi :
1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada waktu waktu tertentu terhadap
karyawan oleh dokter secara periodic/berkala untuk mempertahankan
derajat kesehatan karyawan sesudah berada dalam pekerjaannya, sebagai
langkah awal untuk melakukan pencegahan secara dini. Pemeriksaan rutin
yang dilakukan adalah jenis pemeriksaan yang sama dengan pemeriksaan
yang dilakukan pada pemeriksaan kesehatan awal tetapi.

/2.Penyakit . . . . .
2. Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja adalah penyakit penyakit yang ditimbulkan akibat
karyawan melakukan aktivitas pekerjaannya atau sebagai akibat/risiko yang
diitimbulkan karena aktivitas yang dilakukan karyawan selama melakukan
pekerjaan tersebut.Penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh factor-faktor
biologi (virus, bakteri, jamur, parasit), faktor kimia (antiseptik, reagen, gas
anestesi), faktor ergonomis (lingkungan kerja, cara kerja dan posisi kerja
yang salah), faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi),
faktor psikososial (kerja bergilir, beban kerja, hubungan sesame
pekerja/atasan) sehingga dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan
akibat kerja. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi dari Penyakit Akibat
Kerja berupa :
a. Jenis pekerjaan (saat ini dan sebelumnya)
b. Gerakan dalam bekerja
c. Tugas yang berat / berlebihan
d. Perubahan / pergeseran kerja
e. Iklim di tempat kerja
f. Pekerjaan lain / paruh waktu seperti ibu rumah tangga, sebagai orang
tua dan lain-lain

3. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak terduga oleh karyawan
pada saat melakukan pekerjaannya, sehingga menimbulkan suatu kondisi
yang tidak diinginkan oleh karyawan.Kecelakaan kerja dapat diminimalisir
dengan adanya suatu standar dalam melakukan suatu pekerjaan.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN


86

/BAB VIII . . . . .

BAB VIII
PENEGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu merupakan suatu kegiatan yang mengusahakan agar


pekerjaan yang terlaksana sesuai dengan standar, pedoman, rencana, instruksi,
peraturan serta hasil yang ditetapkan sebelumnya agar tidak terdapat keterlambatan
dalam pelayanan .

Pengendalian dalam memberikan gaji/upah dan bonus untuk karyawan harus


terus dilakukan sehingga karyawan dapat mendapatkan haknya sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan. Adapun standar pelayanan sebagai berikut :
1. Pembagian Gaji/upah setiap bulannya paling lambat tanggal 25.
2. Pembagian intensif setiap 1 bulan sekali .
3. Pembagian THR dilakukan sebelum hari raya.

Pengendalian terhadap pelaksanaan pendidikan dan pelatihan harus selalu


dikomunikasikan terhadap Karu perunit kerja sehingga Unit Diklat dapat mengontrol
proses pelaksanaan serta peserta pelatihan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.

TUJUAN
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
87

1. Umum
Sebagai dasar acuan dalam melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan di
Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN

2. Khusus
a. Tersusunnya system monitoring pelayanan Unit melalui indikator mutu
pelayanan
b. Mengetahui cara – cara /langkah – langkah dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan
c. Peningkatan mutu pelayanan dapat dilakukan secara paripurna dan
berkesinambungan serta efisien dan efektif

MANFAAT
Adapun manfaat adanya pengawasan dan pengendalian mutu adalah sebagi berikut :
1. Untuk meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit Bhayangkara POLDA BANTEN
2. Untuk mencegah dan menghindari masalah – masalah yang berkaitan dengan
pelayanan sebagai support pelayanan kesehatan seperti : komplain karyawan

/SASARAN . . . . .

SASARAN, WAKTU DAN PETUGAS PELAKSANAAN


Adapun sasarannya pengawasan dan pengendalaian mutu adalah :
1. Semua petugas per unit
2. Karyawan
3. Waktu pelaksanaannya dilaksanakan setiap bulan
4. Petugas pelaksana dilaksanakan oleh tim pengendali mutu pelayanan yang
ditunjuk oleh Karumkit

LANGKAH - LANGKAH
Dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan unit umum maka perlu
ditetapkan langkah – langkah kegiatan sebagai berikut :
1. Bidang Mutu Unit SDM mempunyai tugas menyusun rencana program
penilaian mutu
2. pelayanan Unit SDM selama periode tertentu menyusun kriteria sebagai
indikator pelayanan mutu pelayanan Unit SDM, melaksanakan monitoring dan
evaluasi dari suatu penilaian yang dilaksanakan
3. Bentuk kegiatan dari bidang mutu Unit SDM yaitu melaksanakan pengelolaan
mutu kinerja pelayanan Unit SDM
4. Kegiatan dilakukan 1 bulan sekali :
Studi dokumentasi untuk evaluasi kelengkapan dokumen pelaporan
Unit SDM :
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN
88

Melalui Laporan Tahuanan


Unit Diklat :
Melalui Laporan Tahuanan
Hasil pengendalian mutu pelayanan Unit SDM dilaporkan pada panitia mutu
pelayanan

BAB IX . . . . . .

BAB IX
PENUTUP

Demikian buku Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia di buat agar digunakan
sebagai acuan dalam proses pelayanan dan pengembangan SDM Rumah Sakit, untuk
mencapai kualitas SDM dan Kinerja yang handal dan mutu pelayanan yang malsimal
sesuai harapan masyarakat, Polri dan sekitar dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatannya dan rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata merupakan pilihan utama
yang tepat bagi semua.Serta dijadikan sebagai regulasi bagi unit terkait dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana
kebijakan dan program di lingkungan Bhayangkara POLDA BANTEN.

Serang, 2019
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
POLDA BANTEN

dr. EKO YUNIANTO, Sp.F. MH.Kes


KOMISARIS POLISI NRP 79061558

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RS BHAYANGKARA POLDA BANTEN

Anda mungkin juga menyukai