Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1.1 Sejarah Singkat PT Holcim Indonesia Tbk

PT Holcim Indonesia Tbk (sebelumnya bernama PT Semen Cibinong Tbk;

IDX: SMCB) adalah sebuah perusahaan produsen semen di Indonesia.

Holcim mengakuisisi saham mayoritas PT Semen Cibinong Tbk pada 13

Desember 2001. Holcim Indonesia memiliki empat pabrik semen masing-masing

di Lhoknga (Aceh), Narogong (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah), dan Tuban

(Jawa Timur) dengan total kapasitas maksimum 15 juta ton semen per tahun.

Kegiatan produksinya juga ditunjang dengan adanya fasilitas penggilingan &

terminal distribusi yang tersebar hingga ke Kalimantan dan Sumatra. Kepemilikan

saham Holcim Indonesia adalah LafargeHolcim Group sebesar 80.65% dan

sisanya dimiliki publik.

Pergantian nama perusahaan dari PT Semen Cibinong Tbk menjadi PT

Holcim Indonesia Tbk dilakukan pada 1 Januari 2006.

PT. Holcim Indonesia dikenal sebagai pelopor dan inovator di sektor

industri semen. PT. Holcim Indonesia hadir dengan rangkaian semen yang dapat

dijumpai di toko-toko bangunan di kota-kota besar maupun kecil; Semen Holcim

Serba Guna, Semen Andalas, serta rangkaian Holcim Mortar. Tidak hanya itu, PT.

Holcim Indonesia juga menyediakan solusi agregat dan beton inovatif seperti;

MiniMix, SpeedCrete, ThruCrete dan PakCrete. Untuk memudahkan dalam

47
48

membangun rumah impian, Holcim juga hadir dengan Solusi RumahKu dan

MobileLab yang siap memberikan layanan konsultasi dan dukungan teknis yang

handal.

4.1.1.2 Segmen Bisnis PT. Holcim Indonesia

Segmen Bisnis PT. Holcim Indonesia terdiri dari:

1. Semen - www.membangunbersama.com

Holcim Indonesia memiliki produksi tahunan sekitar 15 juta ton klinker dan

semen yang merupakan kombinasi dari semen berkualitas tinggi dalam

berbagai sak dan curah baik untuk pelanggan domestik maupun pasar ekspor

di regional.

2. Solusi Rumah - www.solusirumah.com

Sebuah paradigma baru bagi sektor semen dan bahan material di Indonesia,

Solusi Rumah menyediakan segala sesuatunya dalam satu lokasi untuk

pemilik rumah dengan rancangan yang fleksible, informasi harga, jenis bahan

bangunan, tukang yang terlatih dan akses ke perbankan untuk pelanggan yang

ingin mengajukan kredit di bank.

3. Agregat

Mengoperasikan tambang mulai dari Maloko Jawa Barat hingga Jeladri di

Jawa timur ,Holcim Indonesia memposisikan sebagai penyedia segala

kebutuhan bagi sektor konstruksi dalam hal batu pecah, kerikil dan pasir.

4. Beton

Holcim Beton, merupakan anak usaha dari Holcim Indonesia yang beroperasi

selama 24jam perhari dalam jariangan pabrik pengolahan beton, pengolahan


49

beton yang bergerak, mini mixer dan juga truk mixer kami untuk memastikan

pesanan sampai dengan cepat dan tepat waktu.

5. Geocycle - www.geocycle.co.id

Geocycle menyediakan jasa pengolah limbah yang aman, terpercaya dan

terjamin untuk seluruh limbah industri. Keahlian dan pengalaman kami

memberikan keamanan dan solusi yang lengkap bagi limbah yang tidak

diinginkan.

4.1.1.3 Visi dan Misi PT. Holcim Indonesia

Perusahaan PT. Holcim Indonesia Tbk. dalam menjalankan

operasionalnya untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan pendirian

perusahaan, maka PT. Holcim Indonesia Tbk. mempunyai visi dan misi yang

jelas.

Visi PT. Holcim Indonesia Tbk.

Menjadi perusahaan yang terdepan dengan kinerja terbaik dalam industri

bahan bangunan di Indonesia.

Misi PT. Holcim Indonesia Tbk.

• Memastikan nihil bahaya dalam setiap kegiatan operasional dan bisnis

• Bermitra dengan para pelanggan untuk mewujudkan solusi-solusi berbeda dan

inovatif

• Mengembangkan sumber daya manusia yang berkinerja tinggi melalui

lingkungan kerja yang beragam dan melibatkan setiap individu di dalamnya

• Menciptakan nilai yang sama dan solusi-solusi yang berkelanjutan bagi para

pemangku kepentingan.
50

4.1.1.4 Peranan PT. Holcim Indonesia Tbk. di masyarakat adalah:

1. menyediakan solusi pembangunan sesuai prinsip berkelanjutan bagi setiap

segmen pelanggan tertentu

2. memperhatikan keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan

3. membina kemampuan sumber daya manusia, berinovasi dan membangun

jaringan yang kuat

4.1.2 Deskripsi Variabel yang Diteliti

4.1.2.1 Modal Kerja Bersih (Variabel independen (X))

Modal Kerja yang di teliti dalam penelitian ini adalah modal kerja bersih.

modal kerja bersih (net working capital) adalah perbedaan aktiva lancar

perusahaan dengan hutang lancar perusahaan (Djakman, 2001: 385). Rumus untuk

menghitung modal kerja adalah sebagai berikut (Sundjaja dan Inge Barlian

(2002:110)):

Net Working Capital = Current Assets – Current Liabilities

(Modal kerja bersih = Aktiva Lancar – Hutang lancar)

Hasil perhitungan modal kerja bersih PT Holcim Indonesia Tbk dapat

dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:


51

Tabel 4.1

Modal Kerja Bersih PT Holcim Indonesia Tbk

Tahun 2011 - 2016

Modal Kerja Perkem


Aset Lancar Hutang (Aset Lancar - bangan
Tahun (dalam jutaan Lancar (dalam Hutang Lancar) (%)
rupiah) jutaan rupiah) (dalam jutaan
rupiah)

2011 2.468.172 1.683.799 784.373 -

2012 2.186.797 1.556.875 629.922 -19,69

2013 2.085.055 3.262.054 -1.176.999 -286,85

2014 2.290.969 3.807.545 -1.516.576 28,85

2015 2.581.774 3.957.441 -1.375.667 -9,29

2016 2.439.964 5.311.358 -2.871.394 108,73

Jumlah 14.052.731 19.579.072 - 5.526.341 -178,25

Rata-rata 2.342.122 3.263.179 - 921.057 -29,71

Sumber: Laporan Keuangan PT Holcim Indonesia Tbk. 2011 – 2016

Di tahun 2011 dan 2012 saja perusahaan memiliki modal kerja bersih

sedangkan di tahun 2013 – 2016 perusahaan bisa dikatakan tidak memiliki modal

kerja bersih sama sekali. Dari tahun 2011 – 2012 modal kerja perusahaan

mengalami penurunan sebesar 19,69%. Di tahun 2013 terjadi kekurangan modal

kerja sebesar 286,85% dari tahun sebelumnya. Di tahun 2014 kekurangan modal

kerjanya meningkat sebesar 28,85%. Tahun 2015 kekurangan modal kerjanya

menurun sebesar 9,29%. Dan di tahun 2016 terjadi peningkatan kekurangan

modal kerja sebesar 108,73% dari tahun sebelumnya. Rata-rata kekurangan modal
52

kerja bersih pertahunnya sebesar 29,71%. Jadi modal kerja bersih pada PT Holcim

Indonesia Tbk turun dan umumnya bernilai negatif.

4.1.2.2 Produktivitas Perusahaan (Variabel dependen (Y))

Produktivitas sebagai rasio output dibagi dengan input (Barnes (1980).

Untuk menganalisis perkembangan produktivitas perusahaan dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Darsono, 2005:58):


=
! "

Untuk menghitung Rata-rata Aktiva dengan rumus :

Aktiva tahun ke n + aktiva tahun ke n+1


2
Sehingga perthitungan rasio produktivitas PT Holcim Indonesia dapat dilihat

dibawah ini:

#.%&'.()*
Rasio Produktivitas 2011 = +,.-./.0-12+,.13,.3,+
0

#.%&'.()*
= 45.)('.6#% = 0,70

(.544.5#)
Rasio Produktivitas 2012 = +,.13,.3,+2+0.+78.3+/
0

(.544.5#)
= 44.%%(.%5( = 0,78

(.)6).&)&
Rasio Produktivitas 2013 = +0.+78.3+/2+-.81-.11,
0

(.)6).&)&
= 4'.%'4.#%* = 0,72
53

45.%&6.#&'
Rasio Produktivitas 2014 = +-.81-.11,2+/.+13..30
0

45.%&6.#&'
= = 0,66
4).5*%.4#4

(.&'(.5&&
Rasio Produktivitas 2015 = +/.+13..302+/..0+.373
0

(.&'(.5&&
= 4#.&%6.*%( = 0,54

(.*%6.*5'
Rasio Produktivitas 2016 = +/..0+.3732+1./7..+..
0

(.*%6.*5'
= 46.%*&.'*( = 0,51

Hasil perhitungan diatas apabila disajikan dalam bentuk tabel dapat dilihat

di tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Produktivitas PT Holcim Indonesia Tbk.

Tahun 2011 - 2016

Penjualan Rata-rata Perkem


Rasio
Tahun (dalam jutaan Aktiva (dalam bangan
Produktivitas
rupiah) jutaan rupiah) (%)

2011 7.523.964 10.693.875 0,70 -

2012 9.011.076 11.559.509 0,78 10,80

2013 9.686.262 13.531.754 0,72 -8,17

2014 10.528.723 16.045.171 0,66 -8,33

2015 9.239.022 17.258.459 0,54 -18,42


54

2016 9.458.403 18.542.349 0,51 -4,71

Jumlah 87.631.116 55.447.450 3,90 -28,84

Rata-rata 14.605.186 9.241.242 0,65 -4,81

Sumber: Laporan Keuangan PT Holcim Indonesia Tbk. 2011 – 2016

Rasio ini menggambarkan kemampuan operasional perusahaan dalam

menjual dengan menggunakan aktiva yang dimiliki. Dari hasil perhitungan rasio

produktivitas selama enam tahun diperoleh hasil, pada tahun 2011 rasio

produktivitasnya sebesar 0,70 yang artinya bahwa dengan aktiva rata-rata sebesar

seratus rupiah perusahaan dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp. 70.

Sedangkan pada tahun 2012 rasio produktivitas meningkat menjadi 0,78 dan pada

empat tahun berikutnya rasio produktivitas terus mengalami penurunan yaitu 0,72

pada tahun 2013 yang artinya bahwa dengan aktiva rata-rata sebesar seratus

rupiah perusahaan dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp. 72, selanjutnya pada

tahun 2014 rasio produktivitasnya turun menjadi 0,66, pada tahun 2015 rasio

produktivitasnya turun lagi menjadi 0,54. Dan pada tahun 2016 rasio

produktivitasnya turun menjadi 0,51, yang berarti bahwa dengan aktiva rata-rata

sebesar seratus rupiah perusahaan dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp. 51.

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa rasio produktivitas PT

Holcim Indonesia Tbk. dari tahun 2011 – 2012 mengalami peningkatan sebesar

10,80 %, hal ini menggambarkan bahwa kemampuan operasional perusahaan

dalam menjual dengan menggunakan aktiva yang dimiliki sangat baik. Akan

tetapi dari tahun 2012 – 2016 rasio produktivitasnya terus mengalami penurunan

yakni 8,17% di tahun 2013, 8,33% di tahun 2014, 18,42% di tahun 2015, dan
55

penutunan sebesar 4,71% di tahun 2016, hal ini menggambarkan bahwa

kemampuan operasional perusahaan dalam menjual dengan menggunakan aktiva

yang dimiliki sangat tidak baik. Rata-rata produktivitas PT Holcim Indonesia Tbk

berada di angka 0,65 dengan penurunan rata-rata pertahun sebesar 4,81 %. Jika

dibandingkan dengan perusahaan pesaing di industri semen, rata-rata

produktivitas PT Holcim Indonesia Tbk termasuk paling rendah. Jadi rata-rata

produktivitas PT Holcim Indonesia Tbk menurun tiap tahunnya dan tingkat

produktivitasnya rendah.

4.1.3 Pengujian Hipotesis

4.1.3.1 Uji Regresi Linier Sederhana

Persamaan regresi yang digunakan yaitu persamaan matematis sebagai

berikut (Sugiyono (2009:204)):

Ŷ = a + bX

Keterangan :

Ŷ = Produktivitas Perusahaan

X = Modal Kerja Bersih

a = Bilangan konstanta regresi untuk X = 0 (nilai y pada saat x nol)

b = Perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X

Sedangkan untuk mencari koefisien regresi a dan b dapat dicari dengan

rumus sebagai berikut ((Sugiyono, 2004:245)):

∑ : ∑ ;& − ∑ ; ∑ ; :
=
= ∑ ;& − ∑ ; &
56

= ∑; : − ∑; ∑:
>=
= ∑ ;& − ∑ ; &

Dimana :

n = Jumlah sampel yang diteliti

X = Modal Kerja Bersih

Y = Produktivitas Perusahaan

Tabel 4.4

Tabel Pembantu Perhitungan Korelasi dan Regresi

Produkti
Modal Kerja vitas
No Bersih Perusah ;& :& X.Y
(X) aan
(Y)
1 0,70 549.061,1
784.373 615.241.003.129 0,49

2 0,78 491.339,16
629.922 396.801.726.084 0,61

3 -1.176.999 0,72 -847.439,28


1.385.326.646.001 0,52

4 -1.516.576 0,66 -1.000.940,16


2.300.002.763.776 0,44

5 -1.375.667 0,54 -742.860,18


1.892.459.694.889 0,29

6 -2.871.394 0,51 -1.464.410,94


8.244.903.503.236 0,26

-5.526.341 3,90 -3.015.250,3


Jumlah 14.834.735.337.115 2,61
57

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Menghitung rumus a:

∑ : ∑ ;& − ∑ ; ∑ ; :
=
= ∑ ;& − ∑ ; &

3,90 14834735337115 − −5526341 −3015250,3


=
6 14834735337115 − −5526341 &

57855467814748,5 − 16663301358152,3
=
89008412022690 − 30540444848281

41192166456596,2
=
58467967174409

= 0,7045

Menghitung rumus b:

= ∑; : − ∑; ∑:
>=
= ∑ ;& − ∑ ; &

6 −3015250,3 − −5526341 3,90


>=
6 14834735337115 − −5526341 &

−18091501,8 − −21552729,9
>=
89008412022690 − 30540444848281

−18091501,8 + 21552729,9
>=
89008412022690 − 30540444848281
3461228,1
>=
58467967174409

> = 0,00000005920

Jadi persamaan regresinya:

Ŷ = a + bX

Ŷ = 0,7045 + 0,00000005920 X
58

Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif modal kerja

bersih terhadap produktivitas perusahaan. Pengaruh modal kerja bersih terhadap

produktivitas perusahaan dapat diprediksikan menggunakan persamaan Ŷ =

0,7045 + 0,00000005920 X. Dijabarkan bahwa nilai b sebesar 0,00000005920

artinya setiap kenaikan satu persen modal kerja bersih akan diikuti dengan

kenaikan produktivitas perusahaan sebesar 0,00000005920 %, begitupun

sebaliknya. Nilai a sebesar 0,7045, nilai ini mengidentifikasikan tingkat

produktivitas sebesar 0,7045 % jika modal kerja bersihnya 0%.

4.1.3.2 Uji Koefisien Korelasi

Uji koefisien korelasi dilakukan untuk menjelaskan hubungan antara

modal kerja dengan produktivitas perusahaan. Hipotesisnya adalah sebagai

berikut:

Untuk menghitung koefisien korelasi dengan menggunakan rumus sebagai

berikut (Sugiyono 2007:228):

= ∑ ;: − ∑ ; . ∑ :
=
K{ =. ∑ ; & − ∑ ; & }. K{ =. ∑ : & − ∑ : & }

Keterangan :

r = koefisien korelasi

n = jumlah data yang dianalisis

X = Modal Kerja Bersih

Y = Produktivitas perusahaan

Perhitungannya adalah sebagai berikut:


59

= ∑ ;: − ∑ ; . ∑ :
=
K{ =. ∑ ; & − ∑ ; & }. K{ =. ∑ : & − ∑ : & }

6 −3015250,3 − −5526341 . 3,90


=
K{ 6 ∗ 14834735337115 − −5526341 & }. K{ 6 ∗ 2,61 − 3,90 & }

−18091501,8 − −21552729,9
=
K{ 89008412022690 − 30540444848281 }. K{ 15,66 − 15,21 }

−18091501,8 + 21552729,9
=
√58467967174409 ∗ K0,45

−18091501,8 + 21552729,9
=
7646434,93 ∗ 0,6708
3461228,1
=
5129228,551

= 0,6748

Berdasarkan perhitungan di atas, terlihat bahwa angka koefisien korelasi

produktivitas perusahaan sebesar 0,6748. Berdasarkan kriteria penafsiran

koefisien korelasi Sugiyono (2009:231), angka tersebut berada pada kategori kuat

yakni berada pada kisaran 0,60 – 0,799

Tabel 4.5
Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat


60

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2009:231)

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara modal kerja

bersih (net working capital) dengan produktivitas perusahaan, yang artinya jika

modal kerja bersih (net working capital) bertambah maka produktivitas

perusahaan juga bertambah.

4.1.3.3 Analisis Koefisien Determinasi

Untuk menentukan besarnya kontribusi suatu variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y) dapat digunakan koefisien determinasi. Adapun

rumusnya (J. Sarwono, 2005:481) sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Keterangan : KD = Koefisien Determinasi

r = koefisien korelasi

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

KD = 0,67482 x 100%

KD = 0,455355 x 100%

KD = 45,53%

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien

determinasi secara simultan adalah sebesar 45,53 %, hal ini berarti 45,53 %
61

variabel produktivitas perusahaan dipengaruhi oleh modal kerja bersih sedangkan

sisanya sebesar 54.47 % dipengaruhi oleh variabel lain.

4.1.3.4 Uji Signifikansi

4.1.3.4.1 Uji F

Untuk menguji signifikansinya dengan rumus (Sugiyono (2009:259)):

&
/k
FRSTUVW = &
1− / Z− −1

Dimana :

R = koefisien korelasi

k : adalah jumlah variabel bebas

n : adalah jumlah observasi/sampel pembentuk regresi.

Perhitungannya sebagai berikut:

&
/k
FRSTUVW = &
1− / Z− −1

0,6748& /1
FRSTUVW =
1 − 0,6748& / 6 − 1 − 1

0,45535504/1
FRSTUVW =
1 − 0,45535504 /4

0,45535504
FRSTUVW =
0,54464496/4

0,45535504
FRSTUVW =
0,13616124
62

FRSTUVW = 3,344

Rumusnya mencari F tabel adalah sebagai berikut :

df1 = k

df2 = n – k

Dimana :

k : adalah jumlah variabel bebas

n : adalah jumlah observasi/sampel pembentuk regresi.

df1 = k =1

df2 = n – k = 6 - 1 = 5

Dari perhitungan di atas diperoleh F hitung sebesar 3,344. Nilai F hitung

(3,344) < F tabel (6,61), maka hipotesis ditolak artinya modal kerja bersih (X)

tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas perusahaan (Y).

4.1.3.4.2 Uji t

Rumusnya sebagai berikut (Sugiyono (2009 : 230).

√= − 2
hitung =
√1 − &

Keterangan:

t = nilai uji t

r = koefisien korealasi
63

n = jumlah sampel

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

√= − 2
hitung =
√1 − &

0,6748√6 − 2
hitung =
K1 − 0,6748&

0,6748 ∗ 2
hitung =
K1 − 0,45535504

0,6748 ∗ 2
hitung =
K0,54464496

1,3496
hitung =
0,738

hitung = 1,8287

Menentukan derajat bebas atau degree of freedom (df) di dalam t tabel:

df = n – 2

Dimana :

n = banyak observasi sedangkan

df = n – 2 = 6 – 2 = 4

Hasil perhitungan di atas didapat t hitung adalah 1,8287 sedangkan t

tabelnya 2,132. Jadi t hitung < t tabel, maka hipotesis ditolak. Dapat disimpulkan

bahwa modal kerja bersih tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas

perusahaan.
64

4.2 Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis pengaruh modal

kerja terhadap produktivitas perusahaan.

4.2.1 Modal Kerja Bersih

PT Holcim Indonesia Tbk. selama periode 2011 – 2012 mengalami

penurunan modal kerja bersih. Turunnya modal kerja bersih tersebut disebabkan

karena penggunaan modal kerja bersih lebih besar dari sumber modal kerja bersih.

Selama periode 2013 – 2016 mengalami modal kerja bersih yang bernilai negatif.

Modal kerja bersih negatif tersebut disebabkan karena adanya jumlah kewajiban

lancar lebih besar dibandingkan dengan jumlah aktiva lancar. Dengan demikian

jumlah aktiva lancar PT Holcim Indonesia Tbk yang secara umum terdiri atas kas,

piutang dan persediaan pada akhir tahun tidak mencukupi untuk membayar

kewajiban perusahaan. Hal ini menunjukkan terlihat bahwa pada tahun 2013 –

2016 PT Holcim Indonesia Tbk memiliki pengelelolaan modal kerja bersih yang

kurang baik. Hal ini dapat telihat karena jumlah kewajiban lancar lebih besar

dibandingkan dengan jumlah aktiva lancar oleh karena itu perusahaan mengalami

penurunan modal kerja bersih yang cukup besar. Jika diperhatikan dalam neraca

keuangan PT Holcim Indonesia Tbk, kenaikan hutang lancar di tahun 2013

disebabkan karena adanya pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo, sedangkan

jumlah kas dan setara kas yang dimiliki tidak mencukupi untuk pembayaran

pinjaman tersebut, begitu pula di tahun-tahun berikutnya. Maka untuk memenuhi

kekurangan modal kerja perusahaan bisa melakukan pinjaman jika total ekuitas
65

perusahaan lebih besar daripada jumlah kewajiban yang harus dipenuhi, namun

apabila tidak memungkinkan perusahaan bisa menjual aset yang dimiliki. Atau

bisa juga dilakukan restrukturisasi hutang untuk meningkatkan efisiensi dan daya

saing yang lebih bagus dan juga perusahaan akan dapat memiliki lebih banyak

alternatif pilihan pembayaran hutangnya. Jadi modal kerja bersih pada PT Holcim

Indonesia Tbk umumnya turun dan bernilai negatif.

4.2.2 Produktivitas Perusahaan

Rasio produktivitas PT Holcim Indonesia Tbk. dari tahun 2011 – 2012

mengalami peningkatan, hal ini menggambarkan bahwa kemampuan operasional

perusahaan dalam menjual dengan menggunakan aktiva yang dimiliki sangat baik.

Akan tetapi dari tahun 2012 – 2016 rasio produktivitasnya terus mengalami

penurunan, hal ini menggambarkan bahwa kemampuan operasional perusahaan

dalam menjual dengan menggunakan aktiva yang dimiliki sangat tidak baik. Jadi

rata-rata produktivitas PT Holcim Indonesia Tbk menurun tiap tahunnya dan

tingkat produktivitasnya termasuk rendah.

4.2.3 Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Produktivitas Perusahaan

Maria Ulfah (2007) melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Pengelolaan Modal Kerja Untuk Meningkatkan Produktivitas Perusahaan Pada

PT. Semen Gresik Tbk.” Jenis penelitiannya yaitu penelitian kualitatif dengan

metode deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis modal kerja,

analisis kinerja keuangan dan analisis rasio produktivitas. Hasil penelitian


66

menunjukkan bahwa kenaikan modal kerja berpengaruh terhadap kenaikan

produktivitas perusahaan begitupun sebaliknya.

Yuyun Nuril Laila (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Modal Kerja Untuk Meningkatkan Produktivitas Perusahaan (Studi pada PT

Indocement Tunggal Prakasa Tbk.)”. Jenis penelitiannya yaitu penelitian kualitatif

dengan metode deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis

modal kerja, analisis laporan keuangan dan analisis rasio. Hasil penelitian

menunjukkan pengelolaan modal kerja yang efisien dapat meningkatkan

produktivitas perusahaan.

Engelwati Gani (2012) melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Modal Kerja Untuk Peningkatkan Produktivitas Pada PT. Unilever Indonesia,

Tbk. Periode 2006-2010”. Jenis penelitiannya yaitu penelitian kuantitatif dengan

metode deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis modal kerja,

analisis rasio keuangan dan analisis rasio produktivitas. Hasil penelitian

menunjukkan pengelolaan modal kerja secara ketat yang dilakukan oleh PT.

Unilever Indonesia, Tbk dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

Hendra Dwi Putranto (2012) melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Perusahaan (Suatu Kasus Pada

Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi CV. Adika Jaya Sakti)” Metode analisis

yang digunakan yaitu metode Survey eksplanatori (explanatory methode) dan

teknik analisis datanya menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil

penelitian menunjukkan efektivitas modal kerja berpengaruh positif dan signifikan


67

terhadap produktifitas. Kualitas tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produktifitas. Dan kemampuan manajerial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produktifitas.

Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan terdahulu, maka

penelitian dalam skripsi ini menunjukkan hasil yang tidak konsisten dengan hasil

penelitian terdahulu, bahwa terdapat pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan

antara modal kerja bersih terhadap produktivitas perusahaan PT. Holcim

Indonesia Tbk. artinya kenaikan dan penurunan modal kerja bersih tidak

mempengaruhi kenaikan dan penurunan produktivitas perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai