Anda di halaman 1dari 15

AR-RIDHAA

(Rela)
Ar-Ridhaa (Rela)

Ridha merupakan buah dari rasa cinta seseorang mukmin terhadap


Allah SWT Fenomena ridha adalah menerima semua kehendak dan
kemauan Allah SWT tanpa reserve. Hal ini terdapat dalam tiga dimensi.
Ridha Allah SWT adalah harapan orang-orang mukmin dan mereka
rela berkorban untuk mendapatkannya. Makna ridha adalah menerima
ketentuan Allah SWT atas dirinya. Sehingga apapun yang diputuskan
kepada dirinya akan ikhlas atau rela diterimanya sebagai sesuatu
kebaikan atau cobaan yang perlu dihadapinya.

Dalil

 Q. 2:207. Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan


dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada
hamba-hamba-Nya.

 Q. 76:31. Dia memasukkan siapa yang dikehendakiNya ke dalam rahmat-


Nya (surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.

2. Maa Araadallah (Apa yang Allah Kehendaki)

A. Maa Araadallahu Binaa' (Kehend ak dan Kemauan Allah SWT


Terhadap Kita/Manusia)

Kehendak Allah SWT terhadap kita yaitu kejadian yang telah


berlangsung, tidak dapat dihindarkan, tidak diketahui sebelumnya
(ghaib) seperti kelahiran, kematian, perni-kahan dan kehidupan
dengan segala seginya seperti kekayaan, kemis-kinan, kemenangan,
kekalahan, keimanan, kekafiran. Semua yang telah terjadi ini tidak
mungkin berlangsung kecuali dengan kehendak Allah SWT Semua
kejadian apakah kebaikan maupun keburukan merupakan dari sisi
Allah SWT, misalnya kematian. Kita sebagai manusia wajib mengimani
dan menerimanya. Tak ada seorangpun yang dapat menghindari rahmat
Allah SWT dan kecelakaan yang dikenakanNya pada seseorang. Kita
pasrah dan ridha terhadap apapun yang diputuskan Allah kepada kita.
Setiap makhluk di tangan Allah SWTIah ketentuan rezkinya. Masing-
masing makhluk termasuk manusia memiliki rezkinya yang telah
ditentukan oleh Allah SWT, sehingga setelah kita berusaha maka kita
wajib menerima dengan ikhlas berapapun rezki yang diberiNya. Semua
kejadian pada diri orang-orang mukmin adalah ketentuan Allah SWT
bagi mereka dan tidak ada satupun yang mampu mencegahnya.

Dalil

 Q. 4:78. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,


kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka
memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan
kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini
(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya
(datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik)
hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?

 Q. 35:2. Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat,
maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang
ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup untuk
melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bij
aksana.

 Q. 11:6. Dan tidak ada suatu binatang m elatapun di bumi melainkan


Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat
berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis
dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

 Q. 9:52. Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami,


kecuali salah satu dari dua kebaikan. Dan kami menunggu-nunggu
bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang
besar) dari sisi-Nya, atau (azab) dengan tangan kami. Sebab itu
tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu".

A.1. Aalam Al-Ghaib (Alam Ghaib)

Kehendak Allah SWT tersebut sebelum terjadinya meru-pakan sesuatu


yang ghaib bagi manusia. Tidak dapat di-tangkap dengan indra. Tidak
dapat diketahui dengan jalan apapun. Ketentuan ini hanya Allah SWT saja
yang menge-tahui-Nya, semua telah tercatat dalam kitab yang nyata. Hanya
di sisi Allah SWT pengetahuan yang ghaib. Allah sebagai pencipta
manusia dan makhluk maka Allah mengetahui segala sesuatunya baik yang
nyata ataupun yang ghaib. Kelahiran dan kematian adalah ketentuan yang
terdapat dalam pengetahuan Allah SWT Walaupun manusia atau
makhlukNya tidak mengetahui sama sekali ketentuan tersebut. Allah
SWT mengetahui tempat-tempat aktivitas makhlukNya, semua tercatat
dalam kitab yang nyata. Luhul Mahfuzh tidak meninggalkan sedikitpun
melainkan dicatatnya.

Dalil
 Hadits. Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah
SAW bersabda," Kunci-kunci kegaiban ada lima dan hanya diketahui
Allah, "sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang hari kiamat. Dan Dialah yang menurunkan hujan dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim . Dan dada seorang pun yang
dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya esok. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana is akan mati.
Sesunguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

 Q. 6:59. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak
ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa
yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang
gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir
bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang
kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

 Q. 31:34. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan


tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

 Q. 11:6. Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-
lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang
itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata
(Lauh Mahfuzh).

Q. 6:38. Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-


burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat
(juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al
Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.

A.2. Al-Qadhaa' wa AI-Qadar (Qadha dan Qadar)

Kejadian yang pasti dan tak dapat dihindari ini disebut Qadha' dan
Qadar. la merupakan bahagian dari rukun iman yang enam. Setiap
muslim wajib mengimaninya merupakan kebaikan (menguntungkan)
maupun keburukan (meru-gikan) terhadap dirinya. Iman ini membuat
kita sadar dan tidak sombong terhadap apa-apa yang dimiliki serta
tidak kecewa terhadap apa-apa yang lepas dari kita. Ketentuan Allah
SWT membuat kita tdak sombong dengan apa yang diperoleh dan
kita tidak kecewa dengan apa yang tidak kita dapati.

Dalil
 Hadits. Pernyataan Rasulullah tentang Iman, " dan engkau beriman
dengan Qadar baik maupun buruk".

 Q. 57:22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tdak pula)
pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh
Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah.

 Hadits. Allah SWT telah menentukan bagi manusia di dalam rahim


ibunya ketentuan. Lahir, mati, celaka, bahagia dan sebagainya.

A.3. Laa Yus'alu `Ammaa Yaf'al (Allah SWT Tidak Ditanya Tentang
Apa yang Dikerjakannya)

Dalam bersikap terhadap qadha' dan Qadar Allah SWT, manusia tidak
berhak menyalahkan atau menuduh Allah SWT Sebab sebagai yang
maha pencipta dia berbuat sesuai dengan kehendakNya tanpa
seorangpun dapat mempro-sesNya. Allah SWT tdak dapat ditanya
tentang apa yang diperbuatNya terhadap makhluk. Allah SWT
berbuat sekehendakNya tidak mengikuti peraturan siapapun selain
diriNya. Semua kepunyaan Allah SWT, Allah SWT bebas memberi ampun
ataupun mengazab hambaNya yang durhaka dan menentang Allah.

Dalil

 Q. 21:23. Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuatNya, dan merekalah
yang akan ditanyai.

 Q. 85:16. Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.

 Q. 2:284. Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi. Dan jika kamu melahikan apa yang ada di dalam hatimu atau
kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan
dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa
yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

 Hadits. Jika Allah SWT menghendaki kebaikan bagi seseorang


maka diberikan cobaan. Maka siapa yang ridha (dengan cobaan itu)
baginya keridhaan Allah SWT Dan barang siapa yang keberatan maka
baginya kemarahan Allah SWT

A.4. Al-Hikmah (Hikmah)

Allah SWT tidak bertindak melainkan di dalamnya terdapat suatu


hikmah. Tetapi sedikit dari manusia yang dapat me-maha-minya. Karena
itu, terhadap kejadian yang mengena-nya mukmin berupaya mencari
hikmah Allah SWT tersebut. la senan-tiasa berbaik sangka kepada Allah
SWT karena meyakini bahwa Allah SWT maha pengasih lagi maha
penyayang kepada hamba-hambaNya. Hikmah Allah SWT dalam
disyariatkannya berperang. Dalam berperang juga banyak terdapat
hikmah yang diambil, bahkan dalam kehidupan sehari-hari kita dapat
mengambil hikmah yang besar.

Dalil

 Q. 2:216. Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu


adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui.

 Hadits. Orang mukmin itu mengagumkan karena semua urusan


mendatangkan kebaikan baginya. Jika dia diberi kebaikan ia bersyukur
dan itu baik baginya, jika is tertimpa musibah ia bersabar dan itu baik
pula baginya.

 Hadits Qudsi. Sesungguhnya aku tergantung sangkaan hambaKu


terhadapKu. Jika dia bersangka baik maka baik pula baginya, jika dia
bersangka buruk maka buruk pula baginya.

B. Maa Aradallahu bil-Kaun (Apa yang Allah SWT Kehendaki Terhadap


Alam Semesta)

Allah SWT mengatur, menetapkan, menentukan seluruh kejadian di alam


semesta secara pasti dan tepat. Tidak ada satu makhlukpun yang lepas dari
aturan Allah SWT ini. Setiap fenomena yang terjadi merupakan tanda-
tanda kebesaran Allah SWT dan keagunganNya. Allah SWT menentukan
qadar alam seluruh ciptaanNya dengan sangat rapih dan teratur.
Allah telah menentukannya dengan kepastian, ketepatan dan
terencana. Tidak ada satupun manusia yang mampu mengelak dari
ketentuan Allah tersebut.

Dalil

 Hadits. Dalam Hadits Muslim, Abdullah bin Amr berkata Rasulullah


SAW bersabda,"Allah telah menurunkan kadarkadar makhluk 50.000
tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. Dan Arsy-Nya berada
diatas air." (HR.Muslim).
 Q. 25:2. yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia
tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan
(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.

 Q. 54:49 Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut


ukuran.

 Q. 87:1-2. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang


menciptakan dan menyempurnakan (penciptaanNya),

 Q. 15:20. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-


keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang
kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya.

 Q. 36:38-40. dan matahari berj alan di tempat peredarannya.


Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga
(setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia
sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari
mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan
masing-masing beredar pada garis edarnya.

 Q. 55:7. Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan


neraca (keadilan).

B.1. 'Aalam At-Tajribah (Alam Kaftan)

Ketentuan Allah SWT tersebut bukan merupaka n sesuatu yang ghaib


tetapi juga tidak mudah untuk difahami dan diketahui. Manusia akan
memahaminya dengan jalan belajar dan mela-kukan berbagai kajian
tentang ketentuanketentuan Allah SWT tersebut.

Dalil

 Hadits. Mengenai seseorang yang mendapat petunjuk Rasulullah


cara bertanam korma. Ternyata hasil petikannya tidak memuaskan
kemudian dia datang kepada Rasul untuk melaporkan. Jawab Rasulullah
SAW, "kamu lebih tahu urusan duniamu"

B.2. Sunnatullah fil-Kaun (Ketentuan Allah SWT Di Alam


Semesta)

Semua ketentuan dan peraturan Allah SWT yang tidak tertulis di alam
semesta itu disebut Sunnatullah. Sifatnya tetap, tidak berubah dan tidak
berganti. Tetapi Allah SWT sendiri dapat meru-bahnya seperti pada
mukjizat para Nabi. Kita mesti me-nyebutnya Sunnatullah dan bukan
hukum alam atau hukum sains eksak. Sunnatullah tidak mengalami
perubahan atau pergantian sedikitpun karena sunnatullah bersifat tetap,
pasti, objketif dan tepat. Seperti halnya yang disebut hukum alam yang
memiliki karakteristik tepat dan pasti itu sebenarnya sunnatullah
kauniyah yang ada di alam. sunnatullah qauliyah tun tidak memiliki
perubahan. Ketentuan Allah ini mengena kepada semua manusia
kecuali yang dikehendakiNya seperti Nabi Ibrahim yang tidak hangus
dimakan api bahkan selamat dengan izin Allah SWT Walaupun demikian,
Nabi Ibrahim juga mengikuti sunnatullah sehingga terselamat dari api
di antaranya sunnatullah qauliyah yang Allah janjikan. Nabi Musa
mampu membelah laut dengan izin Allah SWT, dan ini merupakan
sunnatullah yang secara teknologi dan pengetahuan dapat dijelaskan
secara baik, walaupun pada saat itu sulit untuk diterangkan.
Walaubagaimanapun Allah memberikan kekecualian kepada para
Rasulnya berupa mukjizat.

Dalil

 Q. 35:43. karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena


rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan
menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang
mereka nantinantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah
berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu
tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak
(pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu.

 Q. 33:62. Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orangorang


yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekalikali tiada akan
mendapati perubahan pada sunnah Allah.

 Q. 48:23. Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu,


kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah
itu.

 Q. 21:68-69. Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-


tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak".Kami
berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah
bagi Ibrahim".

 Q. 20:77-78. Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada


Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam
hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu
tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan
tenggelam)". Maka Fir-aun dengan bala tentaranya mengejar mereka,
lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.

 Hadits. Said bin Jubeir berkata-dia juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas.
Ibnu Abbas berkata,"Tatkala Ibrahim dilemparkan, maka malaikat
penjaga hujan berkata,"begitu aku diperintahkan menurunkan hujan,
langsung aku menurunkannya."Ibnu Abbas berkata,"Adalah perintah
Allah lebih cepat dari perintah malaikat. Allah berkata,"Hai api,
dinginlah dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim." Ibnu Abbas
berkata,"Kalaulah Allah Azza wa Jalla tidak mencatakan,'dan menjadi
keselamatan', niscaya dinginnya api melukai Ibrahim".

B.3. Al-Bahts (Mengkaji)

Sunnatullah hanya dapat difahami setelah diselidiki, dipe-lajari,


dianalisa dan dikaji. Sifatnya netral. Dapat dipelajari siapa saja. Tetapi
orang mukmin lebih berhak untuk mem-perolehnya. Itulah mengapa
kitabullah banyak sekali mengan-jurkan mukminin melakukan
pengamatan terhadap alam semesta. Contoh-contoh anjuran dan
rangsangan Allah SWT untuk memperhatikan alam semesta sangat
banyak sekali dalam Al Quran. Sehingga sangat aneh apabila mukmin
tidak memiliki pengetahuan dan ilmu, padahal Allah berkali-kali dalam
Al Quran menyuruh kita memikirkan alam semesta. Mengamati sejarah
kehidupan manusia adalah perintah Allah SWT Karena banyak ibrah,
hikmah dan pelajaran yang dijadikan contoh bagi kita semua. Dengan
melihat sejarah kita mampu memperbaiki diri di masa depan
berdasarkan pengalaman orang lain.

Dalil

 Q. 3:190-191. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat

tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orangorang yang


mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumf
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.

 Q. 10:5-6. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan


bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi
perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui. Sesungguhnya pada pertukaran
malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit
dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi
orang-orang yang bertakwa.

 Q. 30:20-25. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia


menciptakan kamu dari tanah, kemudian tibatiba kamu (menjadi)
manusia yang berkembang biak. Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir. Dan di antara tandatanda kekuasaan-Nya
ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan
warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan
siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang mendengarkan. Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk
(menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan
dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumf dengan
iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari
bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).

 Q. 30:8. Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian)


diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang
ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-
benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.

 Hadits. "Hikmah itu kepunyaan orang mukmin, dimana saja mereka


jumpai hikmah itu, merekalah yang paling berhak atasnya".

 Q. 3:137. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah


Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana akibat orangorang yang mendustakan (rasul-rasul).

B.4. Al-Intifaa' (Pemanfaatan)

Dengan mengkaji sunnatullah kita mengambil manfaat sebesar-besarnya


dari potensi alam untuk memperkuat barisan kaum muslimin. Ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat berguna untuk menjadi sarana
dakwah. Karenanya kaum muslimin wajib menggalakkan kembali
pengamatan dan pengkajian terhadap alam semesta ini Allah SWT
menyuruh memanfaatkan kekuatan besi (teknologi) untuk menegakkan
Islam. Bahkan Allah menyuruh semua potensi alam digunakan untuk
membangun alam dan memliharanya dengan baik. Alam dan seisinya
perlu dimanfaatkan untuk mempersiapkan sarana-sarana jihad di jalan
Allah SWT Ini tidak dapat berlangsung tanpa pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Dalil

Q. 57:25. Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan


membawa bukti-bukti yang ny`ata

 dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan)
supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi
yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasulrasul-Nya padahal
Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

 Q. 8:60. Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa


saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh
Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu
nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

Hadits. Uqbah bin Amir berkata,"Aku mendengar dari Rasulullah


SAW ketika beliau di atas mimbar berkata, "Da siapkanlah untuk
menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi.
Ketahuilah, kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah, kekuatan itu
adalah memanah. (HR. Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah).

C. Maa Araadallahu Minna (Yang Allah Kehendaki dari Din


Kita)

Yaitu rela melaksanakan petunjuk hidup yang di dalamnya ada perintah


dan larangan, halal dan haram, peringatan dan anjuran, dan sebagainya.
Kesemuanya dapat kita jumpai dalam kitabullah dan sunnah Rasulullah.
Setiap muslim wajib menerima undang-undang Allah SWT yang telah
tertulis ini dengan tanpa keraguan. Aturan hidup (dien) yang diterima
disisi Allah SWT hanyalah Islam. Ia merupakan kumpulan kehendak
Allah SWT dari diri kita. Di sinilah Allah SWT mengatur dan
mengendalikan hambaNya. Disyariatkannya then bagi kita untuk
ditegakkan dengan tidak bercerai-cerai. Agama Islam akan tegak
dengan kesatuan dan persatuan.

Dalil

 Q. 3:19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah


Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali
sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang
ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat
Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

 Q. 3:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka


sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia
di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

 Q. 42:15. Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan
tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah
mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman
kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan
supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan
kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak
ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan
antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita) ".

 Hadits. Dikatakan dalam sebuah hadits shahih,"Barangsiapa yang


melakukan suatu amal yang tidak sejalan dengan syarit kami maka
amalannya ditolak.". Abdur Razak meriwayatkan dari Abu Hurairah,
dari Nabi SAW Bahwa beliau bersabda,"Demi yang jiwaku dalam
genggaman-Nya, tiada seorang yang mendengar tentang aku dari umat
ini: orang Yahudi atau Nasrani, lalu dia meninggal dalam keadaan
tidak beriman kepada (risalah) yang aku diutus untuknya melainkan
dia termasuk penghuni neraka. (HR. Abdur Razak).

C.1. 'Aalam Asy-Syahaadah (Alam yang Nyata)

Perintah-perintah dan larangan-larangan Allah SWT merupakan


sesuatu yang jelas dan dapat difahami dengan mudah. la berbicara
tentang realitas yang ada di sekitar manusia tentang hubungan manusia
dengan penciptanya dengan alam, hakikat kehidupan, hakikat manusia
itu sendiri, dan hakikat pengab-dian. Semua sangat diperlukan oleh setiap
manusia. Rasulullah bagaikan cahaya yang terang membawa kitab yang
sangat jelas bagi kehidupan. Dengan kitab itulah Allah SWT menunjuki
orang yang mencari keridhaanNya ke jalan keselamatan. Membebaskan
mereka dari kegelapan (jahiliyah) menjadi terangbenderang (Islam).
Dalil

Q. 5:15-16. Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul


Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu
sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya
telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang
menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu
pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada
cahaya yang terang benderang dengan seizinNya, dan menunjuki
mereka ke jalan yang lurus.

 Hadits. Pernyataan Rasulullah, "yang halal itu jelas dan yang haram itu juga
jelas, dan di antara keduanya ada yang mutasyabihat".

C.2. At-Taqdiir Asy-Syar'ii (Ketentuan Syariah)

Peraturan dan petunjuk hidup Allah SWT merupakan ketentuan


syariah bagi kebahagiaan manusia. Manusia diberi kebebasan untuk
menerima atau menolaknya. Mereka yang menerima menjadi orang
beriman dan hidupnya akan bahagia. Se-dangkan yang menolak disebut
orang kafir dan hidupnya akan celaka. Yang haq adalah yang datang dari
Allah SWT, manusia boleh memilih iman atau kafir. Bila kafir maka
ancamannya adalah neraka. Sedangkan mereka yang beriman kepada
Allah akan mendapatkan balasan surga. Islam memerintahkan dan
mewajibkan untuk melaksanakan syariat bagi mereka yang mengaku
beriman.

Dalil

Q. 2:256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);


sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya is telah berpegang kepada buhul tali yang
amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.

 Q. 18: 29. Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka
barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah is beriman, dan barangsiapa
yang ingin (kafir) biarlah is kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi
orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika
mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air
seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman
yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
 Q. 24:1. (Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan
(menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam) nya, dan Kami turunkan
di dalamnya ayat-ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya.

 Q. 28:85. Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan


hukum-hukum) Al Qur'an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke
tempat kembali. Katakanlah: "Tuhanku mengetahui orang yang membawa
petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata".

C.3. Wa Hum Yus'Aluun (Mereka Akan Ditanya)

Pengetahuan tersebut akan melahirkan amal yang kelak dipertanggung-


jawabkan. Setiap insan mesti bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
perintah dan larangan Allah SWT Mukmin menerima qadha' dan qadar
tetapi iapun menyadari bahwa taqdir syar'i menghendaki adanya sikap
tanggung jawab. Contohnya tatkala sakit (qadha) maka syariat menen-
tukan untuk berubat, tatkala is kufur syariat menyuruhnya mencari
hidayah, ketika dalam keadaan maksiat maka syariat memerintahkannya
bertaubat tatkala kaya ia diharuskan bersyukur dan tatkala miskin ia
diperintah untuk sabar. Setiap manusia akan ditanya apakah ia
melaksanakan ketentuan syariah atau tidak. Mereka yang tidak
beriman akan tidak mampu menjawab bahkan mereka menyalahkan para
pemimpinnya dan menyesali dirinya, manakala orang yang beriman
akan mampu menjawabnya serta dimasukkannya ke dalam surga.
Semua manusia akan diminta pertanggung-jawabannya di akhirat. Oleh
karena itu setiap manusia yang sudah berusia baligh harus menjalankan
semua perintah Allah dan bertanggung jawab terhadap dirinya. Allah
SWT menyalahkan mereka yang tidak berikhtiar mengikuti syariat.
Tanpa ikhtiar maka mereka tidak akan mendapatkan apa yang
diingininya.

Dalil

 Q. 21:23. Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat Nya, dan
merekalah yang akan ditanyai.

 Q. 102:8. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

 Q. 4:79. Apa saja ni`mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja
bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami
mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah
menjadi saksi.
 Q. 42:30. Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan
sebagian besar (dari kesalahankesalahanmu).

 Hadits. Sabda Rasulullah, "Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap


pemimpin akan ditanya tentang tanggung jawabnya ... ".

 Hadits. Sabda Rasulullah SAW, "Setiap penyakit ada obatnya, maka


berobatlah kamu".

C.4 Al-lltizaam (Komitmen)

Untuk terwujudnya semua ketentuan Allah SWT maka kewajiban kita


adalah senantiasa iltizam (komitmen) baik terhadap pengetahuan maupun
pelaksanaan syariah. Semua yang dapat dilakukan secara individu wajib
dilaksanakan. Sedangkan yang belum dapat dilaksanakan kecuali telah
adanya wasilah (sarana) wajib diperjuangkan. Komitmen mukmin
terhadap aturan Allah SWT merupakan kewajiban seorang mukmin,
hal ini akan membawa kepada kebaikan dunia dan akhirat. Bila Allah
SWT telah menetapkan sesuatu maka tidak boleh ada pilihan lain
baginya. Syarat iman ialah menerima keseluruhan yang berasal dari
Rasulullah dan tidak ada keberatan terhadap keputusan Rasul itu. Sikap
mukmin terhadap keputusan Allah SWT dan Rasul adalah "mendengat
dan taat". Tidak ada cara lain kecuali mengamalkan yang diperintahkan
Allah dan Rasul. Perintah bertakwa yang diberikan Allah adalah mencari
jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, serta berjihad di jalan-Nya.

Dalil

Hadits. Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia


berkata,"Bahwasanya Rasulullah SAW pergi melamar untuk Zaid bin
Haritsah. Beliau masuk ke rumah Zainab binti Jahsy Al-Asadiyah R.A.
beliau melamar Zainab. Zainab berkata,"Aku tidak mau menikah
dengannya."Rasulullah bersabda,"Justru menikahlah dengannya."
Zainab Berkata,"Ya, Rasulullah, apakah engaku menyuruh
diriku ?"Tatkala keduanya berbincang, Allah SWT menurunkan ayat ini
kepada Rasulullah SAW Zainab Berkata,"Wahai Rasulullah , apakah
engkau ridha dia menikahi aku ?" Rasulullah mengiyakannya.
Kemudian zainab berkata,"Jika begitu aku tidak akan menentang
Rasulullah. Aku bersedia menikahinya."

 Q. 33:36. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak
(pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan
(yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai
Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
 Q. 4:65. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak
beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang
mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan
dalam had mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.

 Q. 24:51. Sesungguhnya j awaban orang-orang mukmin, bila mereka


dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum
(mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar dan
kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

 Q. 5:35. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


carilah jalan yang mendekatkan diri kepadaNya, dan berjihadlah
pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.

3. Al-Iimaan (Keyakinan)

Penerimaan dan keridhaan terhadap ketiga unsur taqdir diatas itulah


yang disebut iman yang sebenarnya. Dengan rela menerima apa yang
Allah SWT tentukan bagi dirinya dan alam semesta, maka mukmin
berupaya menegakkan tuntutan Allah SWT pada dirinya. Sehingga
hidupnya sepenuhnya dalam bimbingan dan pimpinan Allah SWT,

Anda mungkin juga menyukai