Anda di halaman 1dari 4

Contoh Teks Ceramah Tentang Aqiqah

Prepared by: www.pelangiaqiqah.co.id

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

(pilih muqoddimah pidato yang anda sukai)

Bapak-bapak serta para hadirin undangan sekalian yang berbahagia!


Tiada sepatah katapun yang patut kita ucapkan untuk mengawali acara kecuali ucapan tahmid dan
tasyakkur kehadirat Allah Swt. Karena hanya limpahan rahmat,hidayah serta inayah-Nya sehingga kita
semua bisa melangkahkan kaki kita untuk menuju dan berkumpul disini tempat guna memenuhi
undangan bapak shohibul hajat,yaitu bapak masduqi sekeluarga dalam acara malimah ‘aqiqah.

Selanjutnya semoga kesejahteraan dan keselamatan tetap tercurah kepada jungjungan Nabi
Muhammad SAW. Kepada keluarganya, para sahabatnya dan semua orang yang mengikuti ajaran-
ajarannya. Karena dari beliaulah kita menjadi orang islam yang tahu akan ajaran-ajaran sucinya, tahu
mana barang yang benar dan mana barang yang salah.

Hadirin sekalian yang berbahagia!


Malam ini kami mendapat penghargaan, penghormatan sekaligus amanat dari bapak masduqi untuk
menyampaikan sepatah dua patah kata dalam acara ‘aqiqah ini.

Pertama kami atas nama keluarga bapak masduqi mengucapkan ribuan terima kasih atas kehadiran para
bapak yang meluangkan waktu untuk hadir memenuhi undangan bapak masduqi semoga atas kehadiran
serta ketulusan hati para bapak-bapak sekalian dibalas oleh Allah dengan balasan yang setimpal.

Kedua kalinya, kami atas nama keluarga dalam menerima kehadiran para bapak kurang mengesankan,
karena memang itulah kemampuan dari pihak keluarga bapak masduqi.

Hadirin sekalian yang berbahagia!


Pada malam ini adalah malam yang ketujuh dari kelahiran putri yang pertama dari bapak masduqi dari
seorang ibu bernama Siti maryam. Sebagai ungkapan rasa syukurnya kehadirat Allah bapak masduqi
menghadirkan/mengundang bapak-bapak untuk menikmati sebagian rezki yang dilimpahkan kepada
bapak masduqiyakni dengan menyembelih dua ekor kambing.penyembelihan kambing pada hari ketujuh
dari kelahiran seorang anak laki-laki atau anak perempuan dalam islam dinamakan AQIQAH.

Dalam hal ini rosulluloh bersabda:

“AL-GHULAAMU MURTAHANUN BI’AQIIQOTIHI TUDZBA-HU ‘ANHU FIL YAUMIS SAABI’I WAYUHLAQU


ROKSUHU WAYUSAMMAA”.
“anak yang baru lahir menjadi rungguhan sampai disembelihkan disembelihkan baginya ‘aqiqah pada
hari yang ketujuh dari hari lahirnya dan diberi itu juga, hendaklah dicuckur rambutnya , dan diberi nama
(hadist riwayat Ahmad dan Turmudzi)

Dan sabdanya lagi:

“MAN AHABBA MINKUM AN YUNSAKA’AN WALADIHI FALYAF’AL’ANIL GHULLAMI SYAATAANI


MUKAAFA-ATAANI WA’ANIL JAARIYATI SYAATUN”.

Artinya:
Barang siapa diandara kalian ingin beribadat tentang anaknya hendaknya diperbuatannya
(disembelihkannya) untuk anak laki-laki 2 ekor kambing yang umurnya,dan untuk perempuan seekor
kambing”. (hadist riwayat Ahmad,Abu Daud dan Nasa’i).

Dan dilain hadist beliau bersabda pula:

”’AN’AAA-ISYATA QOOLAT AMARONAA ROSUULULOO HI SAW. AN NU’IQQO ‘ANIL GHULLAMI


BISYAATTAINI WA-‘ANIL JAARIYATI BISYAATIN”.

Artinya:
“aisyah r.a. berkata: rosulluloh saw. Telah menyuruh kita untuk supaya menyembelih ‘aqiqah untuk
anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan seekor kambing “. (hadist riwayat turmudzi
dan ibnu Majah).

Hadirin sekalian yangberbahagia!


Binatang yang disembelih pada ‘aqiqah ini adalah sama dengan keadaan binatang yang di sembelih pada
waktu kurban,baik umurnya macamnya dan tidak bercacat. Binatang yang disembelih dua ekor untuk
laki-laki, kalau tidak mampu seekor juga sudah memadai. Dan di sunatkan dimasak terlebih dahulu,
kemudian disedekahkan kepada fakir miskin. Dan bagi yang memperbuat aqiqah boleh memakan sedikit
dari daging ‘aqiqah tersebut sebagai mana binatang kurban .

Hadirin serta para undangan sekalian yang berbahagia!


Malam ini anak dari bapak masduqi yang di ‘aqiqah kalau ditakdirkan berumur panjang, kian hari
bertambah besar perkembangan jasmani. Bebarengan dengan perkembangan jasmaninya itu dia
membutuhkan pendidikan. Dan tentunya bapak masduqi juga bapak-bapak yang lain mendambakan
atau mencita-citakan anak yang sholeh, anak yang berbakti kepada Allah, taat menjalankan perintah-
perintah Allah, juga taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya selaku yang memberatkan dan
merawat sejak kecilnya.
Dalam kesempatan ini akan kami sampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mendidik
anak, agar kelak menjadi anak yang sholeh, disamping memberi didikan yang bersifat agamis sejak kecil,
juga hal-hal dibawah ini tidak kalah pentinnya untuk diperhatikan dalam mendidik anak.

Pertama: keteladanan dari kedua orang tuaitu sendiri. Maksudnya kedua orang tualah yang pertama kali
yang memberi contoh bagi anak-anaknya. Kalau orang tua tidak dapat member contoh teladan yang
baik, maka jangan diharapkan akan dapat membingbing putra-putrinya kepada kebaikan yang
diharapkannya. Mana bisa anak akan menjadi baik bilamana hidup dalam lingkungan keluarga yang
bejat moralnya, berengsek dan berantakan? Seorang anak itu cenderung meniru tingkah laku dari kedua
oraang tua. Apa yang diamatinya di rumah dari kedua orang tuanya si anak akan menirunya. Ada
pribahasa yang mengatakan: Guru kencing berdiri, murid kencing berlari, maka si anaknya akan kencing
dengan berlari.

Pertama: keteladanan dari kedua orang tuaitu sendiri. Maksudnya kedua orang tualah yang pertama kali
yang memberi contoh bagi anak-anaknya. Kalau orang tua tidak dapat member contoh teladan yang
baik, maka jangan diharapkan akan dapat membingbing putra-putrinya kepada kebaikan yang
diharapkannya. Mana bisa anak akan menjadi baik bilamana hidup dalam lingkungan keluarga yang
bejat moralnya, berengsek dan berantakan? Seorang anak itu cenderung meniru tingkah laku dari kedua
oraang tua. Apa yang diamatinya di rumah dari kedua orang tuanya si anak akan menirunya. Ada
pribahasa yang mengatakan: Guru kencing berdiri, murid kencing berlari, maka si anaknya akan kencing
dengan berlari.

“LIYAKUN AWWALU ISHLAA-HIKALIWALLADI ISHLAA-HIKALINAFSIKA,FA-INNA ‘UYUUNAHUM


MA’QUUDA-TUN BI’AINIKA, FALHASANU ‘INDAHUM MAA SHONATA WAL QOBIIHU ‘INDAHUM MAA
TAROKTA”.

Artinya:
“Hendaklah tuntunan perbaikan yang pertama kali bagi anak anakku, dimulai dari perbaikan anda
terhadap diri anda sendiri. Karena mata dan perhatian mereka selalu terikat kepada anda. Mereka
menganggap jelak segala yang anda jauhi”.

Ayah ibu yang setiap harinya sering bertengkar berkata jorok, penipu, pembohong, penghianat,
semuanya itu akan mempengaruhi jiwa anak, dan jangan heran apabila anak tersebut kelak akan meniru
perbuatan dan tingkah laku dari kedua orang tuanya tersebut.

Yang kedua: pembentukan tingkah laku melalui pembiasaan perbuatan sejak masih kanak-kanak.
Kita selaku orang tua apabila membiasakan perbuatan-perbuatan yang baik dihadapan anak-anaknya
yang masih kecil, misalkan ketika masuk wc membaca do’a begitu juga kalau keluar dari wc, membuka
pakaian, memakai pakaian, akan tidur dan sesudah tidur. Ketika makan dan sesudah makan, member
salam apabila bertemu dengan sesama muslimnya. Semua itu kalau dibiasakan sejak kecil, nanti kalau
sudah besar anak itu akan menjadi terbiasa mengerjakan seperti itu pula, dengan demikian maka
sesuailah dengan kalimat:

“MAN SYABBA’ALAA SAYI-IN SYAABA-ALAIHI”.


Artinya:
“barang siapa yang membiasakan sesuatu diwaktu mudanya,maka diwaktu tua hal itu akan menjadi
kebiasaannya pula.

Begitu juga kalau kebiasaan kedua orang tua di hadapan anak-anaknya itu jelek,tidak sesuai dengan
moral agama islam, kebiasaan tersebut akan dibawa oleh anak-anaknya kelak dikemudian hari.

Ketiga: wibawa orang tua. Kewibawaan orang tua sangat penting dalam pendidikan anak, utamanya
mencetak anak yang sholeh dan sholehah.

Keempat: bijaksana. Seorang pendidikan itu haruslah bijaksana.

Kelima: tidak pilih kasih dihadapan anak-anaknya, sekali pun anak itu cacat. Sebab sikap pilih kasih atau
berat sebelah terhadap anak yang satu dengan anak yang lain akan mengakibatkan perasaan sedih dan
dendam atau permusuhan antara anak yang satu dengan anak yang lain. Akhirnya antara sesama
saudara timbul percekcokan dan berantakan.

Hadirin sekalian yang berbahagia!


Hanya itulah sepatah, dua patah kata sambutan dari kami atas nama shohibul hajat, mudah-mudahan
apa yang kami sampaikan itu bermanfaat bagi kita semua, lebih-lebih bagi diri pribadi.

Hadirin sekalian yang berbahagia!


Kami atas nama keluarga dari bapak masduqi,mohon do’a restu dari bapak-bapak sekalian supaya diberi
kesabaran dan ketabahan di dalam mendidik anak-anaknya agar mendalami dan menjalankan syari’at
islam dengan benar, sehingga pada akhirnya diberi gelar orang-orang yang muttaqin.

Demikian, terima kasih atas segala perhatiannya, mohon maaf atas segala kekurangan dan kehilafannya.

“UUSHIIKUM WANAFSII WA-IYYAAYA BITAQWALLOHI WASSALAMU ‘ALAIKUM WAROHMATULLOOHI


WABAROKATUHU.”

Repost from http://www.pidatu.com/2013/11/contoh-pidato-aqiqah.html

Anda mungkin juga menyukai