Anda di halaman 1dari 1

Pada tahun 1958, Daniel Jones memperkenalkan sistem vokal kardinal untuk memudahkan klasifikasi

vokal. Menurutnya vokal kardinal dalah bunyi vokal yang mempunyai kualitas bunyi tertentu, keadaan
lidah tertentu, dan bentuk bibir tertentu, yang dipilih sedemikian rupa untuk dibentuk dalam suatu
rangka gambar bunyi.

Vokal kardinal ditentukan oleh posisi tinggi rendah lidah, bagian lidah yang bergerak, striker, dan bentuk
bibir.

1. Tinggi rendah lidah


Berdasarkan tinggi rendah lidah, bunyi vokal dapat dibagi menjadi:
a. Vokal tinggi : [i] dan [u]
b. Vokal madya : [e], [ɛ], [ə], [o], dan [ɔ]
c. Vokal rendah : [a] dan [ɑ]
2. Bagian lidah yang bergerak
a. Vokal depan : [i], [e], [ɛ], dan [a]
b. Vokal tengah : [ə]
c. Vokal belakang : [u], [o], [ɔ], dan [ɑ]
3. Striktur
a. Vokal tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah yang diangkat setinggi mungkin
mendekati langit-langit dalam batas vokal. Terletak pada garis yang menghubungkan
antara [i] dengan [u].
b. Vokal semi-tertutup, yaitu vokal yang dibentik dengan lidah yang diangat sepertiga
dibawah atau dua pertiga di atas vokal yang paling rendah. Terletak pada garis yang
menghubungkan antara vokal [e] dengan [o].
c. Vokal semi-terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah yang diangkat dalam
ketinggian sepertiga di atas vokal yang paling rendah atau dua pertiga di bawah vokal
tertutup. Terletak pada garis yang menghubungkan vokal [ɛ] dengan [ɔ].
d. Vokal terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah mungkin.
Terletak pada garis yang menghubungkan antara vokal [a] dengan [ɑ].
4. Bentuk bibir
a. Vokal bulat, yaitu vokal dengan bentuk bibir bulat. Bentuk bibir bulat bisa terbuka atau
tertutup. Bibir terbuka yaitu vokal [ɔ], sedangkan vokal tertutup yaitu [o] dan [u].
b. Vokal netral, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir dalam posisi netral yaitu
vokal [ɑ].
d. Vokal tak bulat, yaitu vokal dengan bentuk bibir tidak bulat yaitu vokal [i], [e], [ə], [ɛ],
dan [a].

Anda mungkin juga menyukai