Anda di halaman 1dari 7

ANAMNESIS GINEKOLOGI

dr. Rekha Nova Iyos

A. TEMA :
Keterampilan Komunikasi Anamnesis Ginekologi

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan instruksional umum
Mahasiswa mampu melakukan anamnesis ginekologi dengan baik dan benar
2. Tujuan instruksional khusus
 Mahasiswa dapat mengawali dan mengakhiri anamnesis secara urut
 Mahasiswa mengucapkan salam pembuka di awal dan penutup di akhir
 Mahasiswa dapat menggali informasi dengan detail, namun relevan dengan permasalahan terutama masalah
ginekologi
 Mahasiswa dapat menunjukkan penampilan yang baik
 Mahasiswa dapat menjaga suasana proses anamnesis yang baik
 Mahasiswa dapat memahami dan menggunakan bahasa yang dipahami responden
 Mahasiswa dapat menghindari sikap interogasi
 Mahasiswa dapat melakukan cross check
 Mahasiswa dapat bersikap netral
 Mahasiswa dapat melaksanakan umpan balik
 Mahasiswa dapat mencatat hasil anamnesis dengan jelas serta menyimpulkan hasil anamnesis.

C. ALAT DAN BAHAN


 Pasien Simulasi
 Meja dan kursi periksa

D. SKENARIO
Seorang pasien wanita berumur 48 tahun, datang ke praktek anda dengan cemas dan terlihat pucat. wanita tersebut
mengeluh keluar darah segar dari kemaluannya. Keluhan tersebut mulai dirasakannya sejak ± 6 bulan yang lalu.

E. DASAR TEORI
Pembahasan isu-isu reproduksi dapat menjadi hal yang sulit bagi beberapa wanita. Oleh karena itu, penting bagi
pasien untuk mendapatkan suasana yang santai, nyaman dan terjaga kerahasiaannya pada saat proses anamnesis. Pasien
harus tetap berpakaian, terutama jika dia bertemu dokter untuk pertama kalinya. Biasanya, pasien diwawancarai seorang diri.
Pengecualian dapat dilakukan untuk pasien anak-anak, remaja, dan wanita cacat mental, atau jika pasien khusus meminta
kehadiran seorang teman, pengasuh, atau anggota keluarga. Walaupun begitu, adakalanya pasien membutuhkan waktu untuk
berbicara dengan dokter secara pribadi secara empat mata. Dalam keadaan tertentu, perawat dapat dilibatkan dalam proses
pengumpulan informasi, karena secara psikologis perawat dianggap tidak mengancam dan dapat meningkatkan kenyamanan
pasien.Untuk sebutan sapaan biasanya dilakukan dengan sapaan yang formal seperti nona, ibu, nyonya, bahkan gelar akademik
seperti Doktor, atau sesuai permintaan pasien.(Bowdler, N, Elson, M, 2008; Prawirohardjo 2008)

Dalam rangka meningkatkan tingkat kenyamanan pasien selama wawancara, pertanyaan yang ditanyakan harus secara
terbuka dan tidak menghakimi. Pada akhir wawancara, tanyakan pada pasien apakah masih ada hal-hal yang masih ingin
diutarakan yang belum terdiskusikan sebelumnya.Terlepas dari tujuan pasien datang ke dokter untuk pemeriksaan rutin ataupun
berkonsultasi tentang gangguan di organ kewanitaannya, anamnesis ginekologi harus mencakup evaluasi kesehatan pasien
secara keseluruhan.

Adapun prosedur anamnesis ginekologi sebagai berikut:


1. Identitas Pasien
Identitas pasien merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis. Kesalahan identifikasi pasien dapat berakibat
fatal, baik secara medis, etika, maupun hukum. Unsur-unsur yang terdapat pada identitas pasien adalah:
 Nama
 Umur
 Alamat : ditulis secara lengkap
 Pendidikan dan Pekerjaan
 Agama dan suku bangsa

2. Keluhan Utama
Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat. Keluhan utama sangat dibutuhkan
dalam mengumpulan informasi masalah.Bahkan untuk pasien yang datang hanya untuk sekedar pemeriksaan rutin.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien diminta untuk menceritakan gejala-gejala yang muncul dengan kata-katanya sendiri.Informasi tambahan tentang
keluhan pasien dapat diperoleh dengan mengajukan pertanyaan yang spesifik.Untuk itu kita perlu mengetahui :
a. Keadaan pasien pada saat keluhan terjadi, termasuk kegiatan pasien, gangguan kesehatan yang dialami, dan
setiap obat yang dia minum pada dan atau sekitar saat itu.
b. Tanyakan apakah keluhan yang dialami pasien ini bersifat sementara, kronis, berulang, atau terus-
menerus.Tanyakan pula apakah keluhan tersebut terkait dengan siklus menstruasi.
c. Galilah informasi, apakah keluhan ini pertama kali terjadi atau sudah pernah dialami sebelumnya.
d. Tanyakan karakteristik masalah, dan gejala yang terkait. Untuk kasus nyeri, gali informasi tentang lokasi, tingkat
keparahan nyeri, dan sifatnya (misalnya, tajam, tumpul, seperti keram), faktor yang memperburuk, faktor yang
meringankan, dan apakah rasa sakit menjalar ke lokasi lain. Untuk kasus perdarahan, gali informasi mencakup
frekuensi, intensitas, dan durasi aliran, dan apakah pasien mengalami kelelahan atau perasaan kepala yang
melayang
e. Tanyakan sampai sejauh mana keluhan tersebut mengganggu aktivitas keseharian pasien.
f. Apakah pasien pernahmendapatkan pengobatan untuk keluhan seperti ini sebelumnya? Jika pernah, tanyakan
kepada pasien untuk meminta menceritakan pengobatan sebelumnya atau rekam medisnya.
g. Tanyakan pada pasien mengapa pasien baru berkonsultasi tentang masalahnya pada saat ini. Apakah keluhan
yang dirasakan pasien berubah atau bertambah parah.

4. Riwayat Menstruasi
a. Kapan haid pertama (menarche). Pubertas pada wanita merupakan tanda awal matangnya organ reproduksi dan
mencakup serangkaian peristiwa yang terjadi selama 2-4 tahun termasuk peningkatan tinggi badan, perkembangan
payudara, tumbuhnya rambut kemaluan (pubarche atau adrenarche), dan onset menstruasi pertama kali
(menarche). Umur rata-rata menarche adalah 12-13 tahun, dengan rentang 9-17 tahun. Awalnya, siklus menstruasi
biasanya anovulasi dan menstruasi terjadi pada interval yang tidak teratur.
b. Periode menstruasi terakhir atau HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
c. Pola menstruasi dan gejala-gejala yang terkait
i. Lama Siklus. Lama siklus dihitung sejak hari pertama dari satu periode menstruasi sampai hari pertama periode
menstruasi berikutnya. Panjang siklus rata-rata adalah 28 hari.
ii. Durasi aliran menstruasi. Menstruasi biasanya berlangsung selama 3-5 hari, dengan kisaran 1-7 hari. Durasi
aliran menstruasi yang dialami oleh wanita pengguna kontrasepsi oral seringkali lebih pendek dari periode
menstruasi spontan.
iii. Jumlah darah yang keluar. Hilangnya darah rata-rata selama periode menstruasi adalah 30 mL, dengan kisaran
10 sampai 80 mL.. Metode kontrasepsi dapat mempengaruhi jumlah aliran. Jumlah darah yang keluar biasanya
lebih sedikit pada pasien pengguna kontrasepsi oral. Pasien yang menggunakan kontrasepsi dalam Rahim,
jumlah darah yang keluar biasanya lebih banyak.
iv. Munculnya gejala molimina (premenstrual). Gejala sering dilaporkan termasuk nyeri payudara, distensi abdomen,
berat badan, nafsu makan meningkat, lekas marah, dan suasana hati yang labil.
v. Munculnya nyeri yang berhubungan dengan menstruasi. Sakit perut atau punggung bawah pada saat menstruasi
(dismenore) adalah umum. Rasa sakit biasanya dimulai dalam beberapa jam setelah onset menstruasi dan reda
pada hari kedua aliran.
vi. Pendarahan tambahan (Spotting/bercak).

5. Perimenopuse/menopause
a. Pola Menstruasi. Pada akhir siklus reproduksi wanita, interval intermenstrual biasanya menjadi sulit diprediksi.
Seringkali interval yang lebih pendek dan kemudian menjadi lebih bervariasi. Menopause didefinisikan sebagai
tidak adanya menstruasi selama 1 tahun. Pendarahan yang terjadi setelah fase ini biasanya merupakan
pendarahan yang abnormal. Usia rata-rata pada penghentian menstruasi adalah 51 tahun, dengan kisaran dari 40
tahun ke 50-an.
b. Gejala yang berhubungan. Beberapa gejala yang muncul berhubungan dengan perubahan hormonal yang terjadi
sekitar waktu menopause. Gejala vasomotor, termasuk hot flushes dan berkeringat di malam hari, sering
dilaporkan. Ingatan yang melemah, gangguan tidur, dan sakit di leher, bahu, dan punggung memiliki prevalensi
yang sama. Vagina yang kering dan kesulitan mendapatkan gairah seksual.
c. Terapi penggantian hormon. Dalam rangka untuk mengevaluasi pola perdarahan pasien perimenopause atau
menopause dan gejala yang berhubungan, penting bagi kita untuk mengetahui apakah pasienmenggunakan
terapi penggantian hormone dari regimen estrogen, atau estrogen dan progesterone. Selain itu, penting untuk
mengetahui sediaan pbat pengganti hormone tersebut, apakah berbentuk herbal, tablet, atau bahan olahan
kedelai.

6. Kontrasepsi
a. Metode kontrasepsi saat ini. Jika pasien premenopause dan aktif secara seksual dengan laki-laki, penting untuk
bertanya tentang metode kontrasepsi saat ini, apakah ia puas dengan metode ini atau ada keinginan untuk
menggantinya
b. Metode kontrasepsi sebelumnya yang pernah digunakan. Sebuah daftar metode kontrasepsi masa lalu harus
diperoleh, termasuk kapan digunakannya, komplikasi yang terkait dengan penggunaan kontrasepsi tersebut, dan
mengapa pasien menghentikan penggunaannya.

7. Sitologi Cerviks dan vagina.


Tanggal dan hasil terbaru pemeriksaan Pap Smear harus ditanyakan. Penting untuk ditanyakan pada pasien, apakah ia
pernah mempunyai riwayat hasil smear yang abnormal, jika iya, pengobatan apa yang dilakukan dan bagaimana caranya.
Pertanyaan ini juga dapat membantu kita untuk mengetahui sudah seberapa sering pasien melakukan pemeriksaan sitology
cerviks dan vagina.

8. Riwayat Infeksi
a. Tanyakan mengenai riwayat penyakit menular seksual dan cara penanganannya.
b. Riwayat mengalami vulvo-vaginitis atau bacterial vaginosis
c. Riwayat salphingo-oophorotis (Pelvic Inflamatory Desease)

9. Riwayat Kesuburan
Penting untuk mengetahui riwayat kesuburan sebelumnya.Tanyakan apakah ada gangguan fertilitas sebelumnya.Bila
ada, tanyakan riwayat kesuburannya, sebelum dan sesudah terapi.

10. Riwayat Aktivitas Seksual


Galilah informasi mengenai aktivitas seksual pasien dan berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya mengenai
masalah ini, mulai dari libido sampai pengalaman nyeri saat berhubungan. Hal lain yang perlu di gali adalah mengenai riwayat
kekerasan dan penyerangan seksual bila ada indikasi.
11. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien harus ditanyatentang semua kehamilan dan hasilnya masing-masing, dengan memperhatikan apakah
kehamilannya itu intrauterin atau ektopik.Jika kehamilan berakhir dengan aborsi, penting untuk mengetahui apakah secara
spontan atau diinduksi, dan apakah dilatasi cerviks dan kuretase dilakukan.Penatalaksanaan terhadap kehamilan juga mola
harus ditanyakan. Untuk kehamilan yang berlangsung lebih dari 20 minggu, harus ditanyakan usia kehamilan saat melahirkan,
carapersalinan, jenis anestesi untuk persalinan, berat janin saat melahirkan, komplikasi ibu, janin, atau neonatal, dan apakah
anak tersebut saat ini masih hidup. Tanyakan tentang riwayatinfeksi bakteri streptokokus grup B (GBS) pada kehamilan
sebelumnya atau pada anak yang dilahirkan.

12. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien diminta untuk menyebutkan penyaki-penyakit apa yang pernah ia derita, dan penyakit-penyait yang masih ia
alami hingga saat ini, baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan masalah gineologi, serta riwayat
opname sebelumnya.

13. Riwayat Pembedahan Sebelumnya


Pasien harus diminta untuk menyebutkan apa saja tindakan bedah yang pernah ia alami sebelumnya baik dibidang
ginekologi ataupun non-ginekologi, tanggal perlakuan dan komplikasi-komplikasi apa saja yang pernah dirasakan paska
pembedahan.

14. Tanyakan Riwayat Konsumsi Obat-Obatan Dan Alergi

15. Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit-penyait yang dialami oleh anggota keluarga harus ditanyakan, termasuk kanker, diabetes melitus, penyakit
kardiovaskular, hiperlipidemia, osteoporosis, dan gangguan herediter lainnya.

16. Aspek Sosial


Aspek relevan dari riwayat sosial pasien termasuk statusn perkawinan, tingkat pendidikan, dan pekerjaannya.

17. ReviewSistem Ginekologi


a. Abdomino-pelvic
i. Gejala Ginekologi
1. Pendarahan Uterus Abnormal. Tinjauan ginekologi termasuk menstruasi sedikit (amenore), interval
intermenstrual pendek atau panjang (polymenorrhea atau oligomenore), berlebihan atau menstruasi
berkepanjangan (menoragia), dan pendarahan intermenstrual (metrorrhagia). Pasien pascamenopause
harus ditanya tentang adanya pendarahan (pendarahan pascamenopause). Semua wanita harus ditanya
tentang perdarahan postcoital.
2. Nyeri Panggul. Tanyakan apakah nyeri panggul bersamaan dengan siklus menstruasi atau tidak. Modus,
onset, tingkat keparahan, karateristik, lokasi, radiasi, durasi, factor yang memperburuk keadaan dan yang
memperingan keadaan. Tanyakan pula apakah ada nyeri saat berhubungan (dyspareunia). Karena organ
reproduksi dekat dengan saluran kemih dan pencernan maka keluhan pada bagian tersebut dapat mirip
ataupun berhubungan satu sama lain.
3. Gejala prolaps rahim atau vagina. Pasien dengan prolaps saluran genital (prolaps uteri, sistokel atau
cystourethrocele, atau rectocele) mungkin menyadari adanya jaringan yang menonjol di introitus. Pasien
dengan sistokel atau cystourethrocele dapat mengalami inkontinensia. Pasien dengan rectocele dapat
mengalami sembelit dan mungkin perlu menekan perineum agar bisa buang air besar.
4. Vaginal Dicharge. Pasien harus ditanya tentang perubahan atau peningkatan cairan vagina, dan jika ada,
apakah disertai gatal di sekitar vulvo-vagina, rasa terbakar dan bau tidak wajar.
5. Vagina kering. Kekeringan atau penurunan lubrikasi vagina dapat dikeluhkan ketika tingkat estrogen rendah
seperti pada saat postpartum danpada saat menopause. Atau difiirkan adanya kemungkinan sindrom
Sjögren.
6. Lesi vulva. Karakteristik lesi harus ditanyakan mulai dari perjalanan pertumbuhan lesi, hingga besar dan
dalam lesi. Dan apakah sudah menjadi suatu lesi yang ulseratif.
7. Vulva terasa gatal atau terbakar. Pasien harus ditanya tentang gejala gatal di vulva dan rasa terbakar, yang
mungkin menjadi gejala vulvo-vaginitis, dermatitis kontak, atau vestibulitis. Gejala ini juga dapat
berhubungan dengan kondisi seperti lichen simpleks, lichen sclerosus et atrophicus, neoplasia intraepitel
vulva, dan karsinoma vulva.
8. Disfungsi seksual. Gejala disfungsi seksual pada organ ginekologidapat dibagi menjadi beberapa kategori
seperti :kelainan gairah (libido menurun), nyeri dengan hubungan seksual (dispareunia), dan
ketidakmampuan untuk mencapai orgasme (anorgasmia).

ii. Gejala-Gejala Saluran Kencing.


1. Gejala infeksi saluran kemih meliputi disuria, frekuensi kencing, urgensi kemih, dan hematuria.
2. Gejala urolithiasis termasuk nyeri panggul dan hematuria.
3. Inkontinensia Urin. Inkontinensia urin dapat dialami dengan berbagai kondisi, termasuk infeksi saluran
kemih, kelainan kongenital, vesiko-atau fistula uretero-vagina, sistokel atau cystourethrocele, ketidakstabilan
detrusor, dan berbagai kondisi neurologis. Penting diketahui kapan inkontinensia terjadi (terus menerus,
dengan kegiatan seperti batuk, bersin, atau berjalan, dalam perjalanan ke kamar mandi, atau dengan
rangsangan seperti menyalakan air atau mendengar gemerincing kunci).
4. Retensi Urin. Ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin mungkin disebabkan oleh kompresi uretra
(misalnya, oleh leiomyoma atau edema periurethral) atau terjadi setelah prosedur bedah panggul.
Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap juga dapat terjadi pada pasien dengan sistokel.

iii. Gejala-Gejala Gastrointestinal


Pasien harus ditanya tentang gejala mual,muntah, konstipasi, diare berdarah, dengan atau tanpa tinja, nyeri
buang air besar dengan, dan inkontinensia tinja atau flatus. Pasien dengan Irritable Bowel Syndromesering
mengeluhkan konstipasi atau bahkan diare yang berhubungan dengan kram perut.Inkontinensia tinja atau flatus
dapat dikeluhkan setelah luka pada sfingter anal selama persalinan, atau pada fistula anal atau rektovaginal.

b. Payudara.
Pasien harus ditanya tentang adanyamassapada payudara, debit, nyeri, dan riwayat biopsi payudara. Ketika
diketahui terdapat massa, tanyakan sudah berapa lama munculnya, dan apakah ukurannya berubah sesuai siklus
menstruasi. Discharge payudara harus ditanyakan apakah pada satu sisi atau dua sisi, dan juga warna dischare
payudaranya. Galaktorea (keluarnya airsusu) dapat unilateral atau bilateral, dan kemungkinan terjadi pada
hiperprolaktinemia, hipotiroidisme, dan dengan penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk kontrasepsi oral.
Discharge berdarah unilateral biasanya terjadi pada intraductal papilloma. Sebuah Discharge kehijauan unilateral
dapat terjadi pada ektasia duktal.Nyeri ringan pada saat menstruasi adalah hal yang wajar, hal ini terkait dengan
proses hormonal. Nyeri lebih lama atau berat dapat dikaitkan dengan adanya perubahan fibrokistik pada payudara.

18. Riwayat Pemeliharaan Kesehatan dan Kebiasaan Sehari-hari.


Sebuah riwayat kebiasaan kesehatan umum harus diperoleh, termasuk penilaian dari penggunaan tembakau,
konsumsi alkohol, dan penggunaan narkoba. Penting untuk ditanyakan padapasien tentang dietnya, termasuk asupan kalsium,
asupan asam folat, dan apakah iaolahraga secara teratur. Riwayat pemeliharaan kesehatan juga mencakup riwayat imunisasi
terhadap penyakit menular seperti rubella dan varicella,high risk human papillomavirus (HPV,) hepatitis B, tetanus, difteri,
pertusis, pneumokokus, dan influenza.
F. DAFTAR PUSTAKA
 Anonim. 2001. Buku Panduan Skill Lab FK UGM. Yogyakarta
 Bowdler, N; Elson, M. 2008. The Gynecologic History and Examination.Glob. libr. women's med.,(ISSN: 1756-2228)
2008; DOI 10.3843/GLOWM.1000.
 Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kandungan. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

G. CEK LIST LATIHAN : ANAMNESIS GINEKOLOGI


Nilai
No Prosedur/ Aspek Latihan
0 1 2
ITEM INTERAKSI DOKTER-PASIEN
1 Mengucapkan salam pada awal wawancara
2 Mempersilakan duduk berhadapan
3 Memperkenalkan diri
Informed
4  menjelaskan kepentingan penggalian informasi yang benar
tentang sakit pasien (anak)
Consent
5
 Meminta waktu & ijin untuk melakukan alloanamnesis
ITEM PROSEDURAL
Menanyakan identitas pasien :
Nama, umur, jenis kelamin (dicatat saja tidak perlu ditanyakan),
alamat lengkap, pendidikan & pekerjaan, agama dan suku bangsa,
6 status pernikahan, nama suami, pendidikan dan pekerjaan suami.
Pastikan menggali identitas tidak terkesan interogasi
tidak harus berurutan dicari lengkap, boleh diselang-seling saat
anamnesis berlangsung
Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang
Menanyakan keluhan utama
7
Cross cek, dan Pastikan Keluhan Utama
8 Menanyakan keluhan lain/ tambahan
Menggali informasi tentang riwayat penyakit sekarang
 KU pasien sekarang
 keluhan baru (pertama kali) atau lama
 keluhan bersifat kronis, berulang atau terus menerus
 karakteristik masalah yang terkait misal :
- nyeri (lokasi, tingkat keparahan nyeri, dan sifatnya
(misalnya, tajam, tumpul, seperti keram), faktor yang
memperburuk, faktor yang meringankan, dan apakah
rasa sakit menjalar ke lokasi lain)
9 - pendarahan (warna, segar atau tidak, frekuensi,
intensitas, dan durasi aliran, dan apakah pasien
mengalami kelelahan atau perasaan kepala yang
melayang)
- benjolan (warna, bentuk, simetris atau tidaknya,
batas, sesuai warna sekitar, panas, nyeri, bisa
digerakkan, dan lainnya)
 mengganggu aktivitas sehari-hari atau tidak
 pengobatan sebelumnya dan hasilnya
 mengapa baru berkonsultasi sekarang
Menanyakan riwayat menstruasi
 haid pertama (menarche)
10
 Haid Pertama Haid Terakhir (HPHT)
 Pola Menstruasi dan gejala yang terkait (lama siklus,
durasi aliran menstruasi, jumlah darah yang keluar, gejala
molimina (premenstrual), dysmenore, spotting.
Khusus pasien Perimenopause/menopause
 Pola menstruasi
 Gejala/keluhan yang berhubungan (hot flushes,
11
berkeringat malam hari, ingatan melemah, gangguan tidur,
vagina kering dan libido menurun)
 Adakah terapi penggantian homon
Menanyakan riwayat Kontrasepsi
12  Metode kontrasepsi saat ini
 Metode kontrasepsi sebelumnya
Menanyakan riwayat Infeksi Ginekologis
13  PMS dan penanganannya
 PID
Menanyakan riwayat Sitologi Cerviks dan Vagina (Pap Smear)
14  Sudah berapa kali periksa
 Adakah riwayat pemeriksaan yang abnormal
Menggali informasi tentang riwayat Kesuburan (gangguan fertilitas
15 dan penanganannya), dan Riwayat aktivitas Seksual (penurunan
libido ataupun masalah
Menggali informasi tentang riwayat Kehamilan dan persalinan
 Kehamilan intraunterin/ektopik
 Abortus
16  Mola
 Usia kehamilan
 Cara persalinan
 Komplikasi persalinan
Menggali informasi tentang riwayat penyakit dahulu, adanya tindakan
17 pembedahan terdahulu, konsumsi obat-obatan dan alergibaik yang
berhubungan maupun tidak berhubungan dengan masalah gineologi
Menanyakan riwayat pemeliharaan kesehatan dan kebiasaan sehai-
hari.
 Penggunaan tembakau, alkohol, dan narkoba
18
 Nutrisi (gizi seimbang, asupan kalsium, asam folat)
 Olahraga
 Imunisasi (TORCH, Vaksin HPV)
18 Menggali informasi mengenai aspek social pasien dan keluarganya.
ITEM PENALARAN KLINIS
Melakukan cross check (paraphrase atau pengulangan terhadap apa
17
yang dikatakan pasien)
Melakukan umpan balik (menanyakan hal-hal yang kurang jelas,
18
atau pertanyaan yang kurang jelas).
19 Mencatat semua hasil anamnesis
20 Menyimpulkan dan menginterpretasikan hasil anamnesis
ITEM PROFESIONALISME
21 Percaya diri, bersikap empati, tidak menginterogasi
22 Mengakhiri anamnesis dengan sikap yang baik
TOTAL
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tetapi tidak benar/lengkap/sempurna
2 : Dilakukan dengan benar /lengkap/sempurna

Anda mungkin juga menyukai