Tema
Mengukap jejak sejarah kopi gunung slamet yang hilang untuk melahirkan indikasi geografis gunung
slamet.
Kurangnya edukasi para petanam kopi pada masa tanam paksa mengakibatkan hasil kopi tidak dikelola
dengan baik.
Moderator : Sarwanto
Narasumber :
N: Selepas masuknya kopi ditanah jawa , banyumas merupakan komoditas kopi namun pbg
merupakan daerah terbesar penghasil kopi. Kopi merupakan komoditi pada masa itu,
masyarakat yang menanam kopi di gunakan sebagai pajak.
2. Ashoka Siahaan
Budaya yang dilakukan di Banyumas mengenai tradisi yang sering dilakukan.
Karakter masyarakat banyumas dengan tradisi perkopian.
Tinjauan kebudayaan dan kopi pada jaman VOC pada konteks sosial budaya dan ekonomi di
banyumas khususnya.
Kopi dalam penjajahan dan Penjajahan dalam Kopi
Filosofi kopi hanya untuk trend masa kini,
2. Membentuk kelembagaan IG dengan SK Bupati dan dijadikan badan hukum dengan akte
notaris.
Dari berbagai daerah yang memiliki kualitas yang sama setelah diuji di lab dapat dijadikan satu
pada indikasi geografis.
3. Menyusun dokumen deskripsi IG
Tahap ini pemerintah ikut serta, dimana dengan menunjukkan kualitas, ciri khas, sejarah dan
daerahnya.
4. Mengajukan permohonan pendaftaran IG ke kemenkumham, administrasi dan
Yang kemudian diajukan ke kemenkuham, setelah itu pemeriksaan nama yang akan
digunakan di seluruh daerah.
5. Pemeriksaan substantif oleh tim ahli IG
Fakta yang dilakukan untuk membuktikan daerah tersebutk penghasil kopi harus dilihat dari
budidaya, pengelolalan dan pemasarannya.
6. penerbitan sertifikat IG
Gunanya IG sebagai perlindungan hukum dari orang yang ingin memalsukan. Yang boleh
memakai IG kopi gunung slamet adalah para pemohon. Dasar hukum UU NO 20 tahun 2016
mengenai Indikasi Geografis.
Manfaat Ig :
- terhindar dari pemalsuan penggunaan nama IG, pemalsuan produk dan pemalsuan mutu
- menjaga kualitas produk IG
- Meningkatkan permintaan pasar sehingga akan meningkatkan harga
- Meningkatkan ketenaran produk dan keterkenalan wilayah
- Meningkatkan kesejahtaraan anggota
- Perlingungan dan manfaat IG berlangsung selama reputasi, kualitas dan karakteristik barang
dan atau produk masih ada.
Perbedaan IG dan Merk, IG tidak ada masa berlaku nya selama kualitas dan ciri khas belum
berubah namun merk hanya berlaku selama 10 th.
Potensi kawasan banyumas dalam peningktan produksi kopi diantaranya adalah cilacap, banyumas
banjarnegara dan purbalingga (eks karasedinan banyumas). Bergerak dibawah gunung slamet dan
selatan sindoro.
Kopi arabica untuk daerah banjarnegara memiliki produksi paling banyak karena ekosistem didaerah
tersebut cukup baik namun cilacap masih kurang karena merupakan daerah pantai.
Kopi robusta daerah potensialnya adalah banjarnegara, kemudian purbalingga, banyumas dan cilacap.
Proporsi produksi kopi eks karesidenan banyumas 1800 ton untuk robusta 85% dan 15% arabica.
Produktivitas kopi di banyumas 400kg/ha/th dengan target 1000kg/ha/th demi mengentaskan
kemiskinan didaerah tersebut.
Produksi kopi ini diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan diatas garis ambang batas kemiskinan.
Tolak ukur penentuan produktivitas minimal untuk produksi robusta dengan harga Rp 20.000/kg maka
yang dihasilkan 1000 kg/ha/th agar dapat dikatakan sebagai batas nilai kemiskinan.
Peluang agroforesti kopi di lahan perhutani di jateng 5500 ha dan produksi 4000 ton di banyumas barat
dan banyumas timur. Agar para petani tidak merusak hutan sehingga perlu pemahaman keadaan.
Dari industri kopi pedesaan diharapkan untuk mendekatai sumber bahan baku, mengembangkan
ekonomi wilayah, mengurangi urbanisasi dan melestarikan lingkungan. Industir tersebut dapat di
kembangkan kedalam kebun kopi ( tanaman kopi, penaungm tumoang sari, ternak sapi, kambing) ,
industri dan sarana wisatanya.
Sistem yang terkoordinasi untuk mengelila pemindahan bahan baku dan produksi mulai dari sumber
awalnya sampai ke konsumen dalam suatu proses berurutan dan disertai dengan informasi yang terkati.
Hulu mencakup kualitas kuantitas, konsistenti, dan keberlanjutan dimana yang berperan penting adalah
pekebun, prosesor dan pasar sehingga menghasilkan biji sangrai, kopi bubuk dan kopi instat atau
dikatakan sebagai produksi kopi hilir. Setelah produksi kopi hulu hilir dapat diberikan ke konsumen.
Produksi kopi harus memperhatikan legalitas, standarisasi produk ke pasar off dan online seperti badan
hukum usaha, Nomor produk industri rumah tangga guna memenuhi standar keamanan pangan, Nomor
BPOM untuk menjamin produk industri skala menenga dan besar guna memenuhi ….
Perlu ada persiapan indikasi geografis untuk produksi kopi kedepan nantinya.
SESI 2
Kegiatan budidaya penanaman kopi guna mendapatkan indikasi geoggrafis salah satu persyaratannya
adalah luasan area. Di kabupaten banyumas memiliki daerah yang cukup luas milik perhutani sehingga
bisa dimanfaatkan dengan baik.
Kemungkinan-kemungkinan yang dapat dikelola dari KPH Banyumas wilayah timur dari tahun 2010-
2015.
Lahan perhuti 993 ha yang sudah ditanamai kopi baik ditanama atau liar, namun belum dapat dipanen
untuk saat ini. Baru-baru ini kerjasama dengan LBH dengan tanah 100,56 ha untuk penanaman kopi.
Potensi luas kawsan hutan perkabupaten banyumas sekitar 18 rb, banjarnegara 11rb
Mengingat akhir-akhir taun ini, pinus merupakan primadona kayu di daerah ini. Namun pendapatan nya
menurun, setelah di teliti besar pendapatan dan pengeluaran bahwa pinus merugikan.
Salah satu yang bisa menopang salah satunya adalah tanaman kopi, pada taun 2011 Perhutan
bekerjasama dengan UNSOED Fak. Pertanian yang berlokasi di serang, karang kobar dalam penanaman
kopi sehingga muncunplnya keberadaan PLDT Kopi.
Database penanaman kopi daerah baturaden untuk tahun 2011-2012 dengan jenis kopi robusta sebesar
140,3 ha
Daerah yang berpotensi untuk panen adalah daerah Serang, Purbalingga. ada yang sudang pernah
mencoba hasil kopi tersebut, namun belum dapat dipanen secara resmi karena belum memiliki IG.
PLDT Kopi tahun 2011 didaerah Gn. Slamet Barat, Baturaden sebesar 81,00ha, namun PKS terhenti
dikarenakan tidak ada biaya untuk meneruskan.
Kondisi PLDT dari tahun 2011-2015 mengalami kekerdilan atau tanaman bertumbuh buruk.
Agar tanaman kopi bisa bertumbuh dengan baik perlu adanya standar penanaman yaitu :
Perhutani sudah memulai penanaman kopi namun berdasarkan data bahwa mengalami berbagai
kendala entah dari pengelolaan atau manajemennya. Namun perhutani memberikan peluang ke
masyarakat jika ingin mengelola penanaman kopi.
6. Udiarto
Seiring dengan terbitnya perda melalui dinas pertanian pemerintah kabupaten banyumas lebih
konsentrasi di bidang perkopian. Berdasarkan potensi yang ada di kabupaten Banyumas ada
sekitar 463 ha yang juga milik perhutani tepat untuk mengelola kopi. Didalam lahan tersebut
ada banyak kopi liar, sekitar 30-40 ha .
Ada banyak petani kopi yang belum tercatat resmi lahannya, diharapkan nantinya perhutani dan
dinas pertanian dapat lebih menjalin komunikasi lebih baik. Untuk mensejahterakan para petani
adalah dengan menghasilkan 1 ton/ha namun saat ini baru 500kg/ha. Melalui RPPj kab
banyumas setiap tahun 1% / tahun
Diharapkan pada tahun 2024 menghasilkan 205 ton kopi. Dinas pertanian melakukan program
penanaman 50rb benih kopi untuk lima tahun kedepan di kab banyumas.
Realissasi pada tahun 2019 baru 19% yang dapat dilakukan sesuai dengan target yang
ditetapkan disebabkan karena keterbatasan daerah. Upaya yang dilakukan dinas pertanian
melalui kerjasama Balai Penelitian di Sukabumi dengan ….
Pendistribusian dicoba dengan berbagai cara dengan dana apbd kab banyumas dan provinsi
jawa tengah. Penyerahan pembenihan diatur oleh kemendagri no 11 tahun 2011. Melalui forum
ini diharapkan masyarakat yang ikut berperan serta dan jika sudah melakukan kegiatan agar di
ajukan atau di laporkan ke daerah setempat sesuai dengan peraturan kemendagri yang ada.
Melalui forum dan kegiatan ini dinas pertanian berharap dapat bekerja sama dengan perhutani
dalam pengelolaan
Untuk luasan area kopi sekitar 463 ha dengan rata-rata produksi 500kg/ha sehingga belum
mencapai optimal, adanya keterbatasan SDM sehingga dinas pertanian belum memiliki
penyuluh-penyuluh mengenai kopi bagi petani kopi. Dengan hal itu menyeba
Program 2019-2024 diharapkan
Seperti manusia kopi juga berevolusi hingga gelombang tiga, namun indnesia masih ada di
gelombang 1 dan 2.
Gelombang pertama kopi masih berupa sachet. (1900an)
Gelombang kedua kopi muncullah berbagai rasa yang ada pada kopi. (1960an)
Gelombang tiga (1990an) dipopulerkan awal 2000an
Proses pembuatan kopi melalui berbagai tahapan, roaster memiliki peranan penting untuk era
sekarang.
Gelombang keempat
Peran barista sudah digantikan oleh mesin atau robot.
Indonesia masih jauh tertinggal untuk perkembanganan kopi, mungkin dikarenakan edukasi atau
informasi yang diperoleh.