Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH INTERVENTION MAPPING

PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT CERDAS MENGGUNAKAN OBAT


(GEMA CERMAT)

Peminatan PKIP 2019

Kelompok 10 :

1. M. Baharuddin Wisudawan P. 101611133063


2. Ratna Dwicahyaningtyas 101611133100
3. Dian Tami Wahyuningtyas 101611133223

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
DAFTAR ISI
1. Deskripsi 1
2. Langkah Intervention Mapping 2
3. Penjelasan dan Aplikasi Intervention Mapping dengan Program 3
A. Deskripsi
Intervention Mapping adalah pendekatan perencanaan yang didasarkan pada
penggunaan teori dan bukti sebagai dasar untuk mengambil pendekatan ekologis
untuk menilai dan melakukan intervensi dalam masalah kesehatan dan mendorong
partisipasi masyarakat. Kata-kata kunci dalam Intervention Mapping adalah
perencanaan, penelitian dan teori. Intervention Mapping menyediakan kosakata untuk
perencanaan program, prosedur untuk kegiatan perencanaan, dan bantuan teknis
dengan mengidentifikasi penentu berbasis teori dan mencocokkannya dengan metode
yang tepat untuk perubahan.
Intervention Mapping bukan teori atau model baru; ini adalah alat tambahan untuk
perencanaan dan pengembangan intervensi promosi kesehatan. Ini memetakan jalan
dari pengakuan kebutuhan atau masalah untuk identifikasi solusi. Meskipun Pemetaan
Intervensi disajikan sebagai serangkaian langkah, Bartholomew dan rekan (2016)
melihat proses perencanaan sebagai iteratif daripada linear. Intervention Mapping
bergerak bolak-balik antara tugas dan langkah. Prosesnya juga kumulatif: Setiap
langkah didasarkan pada langkah-langkah sebelumnya, dan kurangnya perhatian pada
langkah tertentu dapat menyebabkan kesalahan dan keputusan yang tidak memadai.

B. Langkah Intervention Mapping


Protokol Intervention Mapping (IM) (Bartholomew et al., 2016) menggambarkan
jalur berulang dari identifikasi masalah ke penyelesaian masalah atau mitigasi.
Masing-masing dari enam langkah Intervention Mapping terdiri dari beberapa tugas
yang masing-masing mengintegrasikan teori dan bukti. Penyelesaian tugas dalam
langkah menciptakan produk yang merupakan panduan untuk langkah selanjutnya.
Penyelesaian semua langkah berfungsi sebagai cetak biru untuk merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi intervensi berdasarkan pada landasan informasi
teoritis, empiris dan praktis.

Enam langkah dan tugas terkait dari proses Intervention Mapping adalah:
1. Conduct a needs assessment or problem analysis, identifying what, if anything,
needs to be changed and for whom;
2. Create matrices of change objectives by combining (sub-)behaviors (performance
objectives) with behavioral determinants, identifying which beliefs should be
targeted by the intervention;
3. Select theory-based intervention methods that match the determinants into which
the identified beliefs aggregate, and translate these into practical applications
that satisfy the parameters for effectiveness of the selected methods;
4. Integrate methods and the practical applications into an organized program;
5. Plan for adoption, implementation and sustainability of the program in real-life
contexts;
6. Generate an evaluation plan to conduct effect and process evaluations.

The six steps of Intervention Mapping

C. Penjelasan dan Aplikasi Intervention Mapping dengan Program


1) INTERVENTION MAPPING STEP 1 : LOGIC MODEL OF THE PROBLEM
Pada tahap ini, perencana program melakukan perancangan model logika
suatu program yang akan mendukung kegiatan program tersebut. Perencana
program mendiskusikan permasalahan yang ada di lapangan bersama kelompok,
lalu membuat tahapan program sesuai dengan tingkatan permaslahan. Kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan pada saat pelaksanaan program juga dibahas dalam
tahap ini.
Dalam tahap pertama, yang harus dilakukan oleh perencana program
antara lain :
a) Membangun dan bekerja dengan kelompok perencanaan
b) Melakukan penilaian kebutuhan untuk membuat model logika masalah
c) Menjelaskan konteks untuk intervensi, termasuk populasi, lingkungan dan
masyarakat
d) Menyebutkan tujuan program

Apabila tahapan tersebut diaplikasikan pada program GEMA CERMAT,


maka :

a) Membangun dan bekerja dengan kelompok perencanaan


Program ini diciptakan oleh Kementrian Kesehatan dan melibatkan
lintas sektor dan organisasi profesi kesehatan dan profesi kesehatan lainnya,
perguruan tinggi, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat serta elemen lain dalam masyarakat.

b) Melakukan penilaian kebutuhan untuk membuat model logika masalah

Dalam menentukan penilaian kebutuhan untuk membuat model logika


masalah yaitu perlu mengklasifikasikan masalah, input, output, serta
outcomenya.

Problem: Input: Output:


Kurangnya - Regulasi dan advokasi Peningkatan kesadaran, Outcome:
informasi - Komunikasi dan pemahaman dan Meningkatkan
memadai publikasi keterampilan masyarakat akses,
tentang obat, - Edukasi dan tentang penggunaan obat kemandirian
sehingga pemberdayaan rasional, dengan dan mutu
penggunaan masyarakat melibatkan lintas sektor sediaan
obat belum - Optimalisasi peran berbagai strategi yang farmasi
rasional tenaga kesehatan komprehensif

c) Menjelaskan konteks untuk intervensi, termasuk populasi, lingkungan dan


masyarakat
Yaitu dengan mengedukasikan kepada masyarakat luas tentang
pemakaian obat secara benar oleh kader GEMA CERMAT.
d) Menyebutkan tujuan program
 Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
penggunaan obat secara tepat dan benar
 Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memilih, medapatkan,
menggunakan, menyimpan dan memusnahkan obat secara tapat dan benar
 Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
2) INTERVENTION MAPPING STEP 2 : PROGRAM OUTCOMES AND
OBJECTIVES (LOGIC MODEL OF CHANGE)
Pada tahap ini perencana program melakukan penentuan hasil dan sasaran
program. Serta membuat matrik model logika perubahan. Tujuan dari tahapan ini
supaya mengerti keluaran atau hasil serta tujuan dari program GEMA CERMAT.

Yang dilakukan oleh perencana program pada tahap ini adalah :

a) Menyatakan hasil yang diharapkan untuk perilaku dan lingkungan


b) Menentukan tujuan kinerja untuk hasil perilaku dan lingkungan
c) Memilih faktor penentu untuk hasil perilaku dan lingkungan
d) Membuat matriks tujuan perubahan - Buat model logika perubahan

Apabila tahapan tersebut diaplikasikan pada program GEMA CERMAT,


maka :

a) Menyatakan hasil yang diharapkan untuk perilaku dan lingkungan

GEMA CERMAT merupakan upaya bersama antara pemerintah dan


masyarakat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka mewujudkan kepedulian,
kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan
obat secara tepat dan benar. Strategi edukasi dan pemberdayaan masyarakat,
melalui GEMA CERMAT diharapkan mampu meningkatkan penggunaan obat
rasional pada masyarakat.

b) Menentukan tujuan kinerja untuk hasil perilaku dan lingkungan


Intervensi GEMA CERMAT dengan metode CBIA dilakukan agar
masyarakat dapat mengumpulkan informasi yang menjadi dasar untuk
melakukan swamedikasi sehingga bisa menggunakan obat dengan tepat, tidak
cukup hanya melihat merek dan indikasinya saja.
c) Memilih faktor penentu untuk hasil perilaku dan lingkungan
 Perilaku pengobatan sendiri ditinjau dari faktor pendidikan. Hasil
penelitian menunjukkan dari 200 responden didapatkan hasil mayoritas
responden berpendidikan rendah yaitu sebanyak 185 responden (92,5%).
 Perilaku pengobatan sendiri ditinjau dari faktor tempat tinggal. Hasil
penelitian menunjukkan dari 200 responden didapatkan mayoritas
responden yang bertempat tinggal berjarak lebih dari 5 km dari tempat
kesehatan yaitu sebanyak 180 responden (90%).
 Perilaku pengobatan sendiri ditinjau dari faktor biaya. Hasil penelitian
menunjukkan dari 200 responden didapatkan lebih dari sebagian
responden melakukan biaya pengobatan kurang dari Rp. 2.500,- yaitu
sebanyak 125 responden (62,5%).
 Perilaku pengobatan sendiri ditinjau dari faktor usia. Hasil penelitian
menunjukkan dari 200 responden didapatkan lebih dari sebagian
responden berusia lebih dari 45 th yaitu sebanyak 128 responden (64%).
 Perilaku pengobatan sendiri ditinjau dari faktor pekerjaan. Hasil penelitian
menunjukkan dari 200 responden didapatkan lebih dari sebagian
responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 130 responden (65%).
 Perilaku pengobatan sendiri ditinjau dari faktor lama sakit. Hasil penelitian
menunjukkan dari 200 responden didapatkan lebih dari sebagian
responden yang menderita sakit kronis yaitu sebanyak 110 responden
(55%).
d) Membuat matriks tujuan perubahan - Buat model logika perubahan

Performance Knowledge Perceived Self-Efficacy


Objectives Susceptibility
1. Membeli • Memilih tempat • Apabila tidak • Perasaan
obat pembelian obat memilih obat tenang karena
• Memilih jenis obat dengan tepat maka memilih obat
yang tepat akan berdampak yang tepat
pada tubuh
2. Menyimpan  Memperhatikan cara  Apabila  Perasaan
obat menyimpan obat menyimpan obat tenang karena
yang baik dan benar dengan cara yang mengetahui
tidak tepat akan cara
menyebabkan obat penyimpanan
terkontaminasi obat yang
tepat
3. • Mengetahui cara • Apabila • Perasaan
Menggunakan penggunaan berbagai menggunakan obat tenang karena
obat dengan macam obat berlebihan dan mengetahui
tepat dan benar tidak tepat akan cara
menyebabkan penggunaan
resisten dan obat yang
overdosis. tepat

3) INTERVENTION MAPPING STEP 3 : PROGRAM DESIGN


Pada tahapan ini, perencana program menentukan metode intervensi dan
strategi yang akan dipakai. Metode yang digunakan ditentukan berdasarkan teori
untuk mengubah perilaku kesehatan individu dan kelompok terkait, serta
mengubah faktor organisasional dan sosial untuk memengaruhi lingkungan.
Metode intervensi adalah suatu proses menentukan bagaimana perubahan dalam
perilaku bisa terjadi dengan mengumpulkan data secara empiris dan mencari teori
yang digunakan sebagai dasar. Perencana program lalu akan membuat daftar
metode intervensi yang sesuai dengan perubahan perilaku yang diinginkan yang
telah ditentukan di tahapan sebelumnya. Selanjutnya akan dilakukan perencanaan
aktivitas program yang akan dilaksanakan untuk menghasilkan perubahan
perilaku. Salah satu contoh dari metode intervensi adalah modeling.
Strategi adalah cara mengorganisir, operasionalisasi dan menyampaikan
metode intervensi. Perwujudan dari metode intervensi menjadi realisasi dilakukan
melalui pengembangan strategi. Contoh strategi untuk model intervensi modeling
adalah cerita dari seseorang yang layak dijadikan panutan, atau untuk model
intervensi komitmen melakukan suatu perilaku bisa menggunakan strategi
pelaksanaan ikrar.
Dalam tahap 3, yang harus dilaksanakan oleh perencana program adalah:
a) Memeriksa ide untuk program dengan melihatnya dari perspektif partisipan
saat memilih metode intervensi dan strategi
b) Mengidentifikasi metode teoritis yang dapat menciptakan perubahan pada
partisipan dan mengidentifikasi kondisi seperti apa yang dibutuhkan supaya
metode dan strategi yang digunakan berjalan dengan efektif
c) Memilih metode intervensi untuk program
d) Membuat strategi untuk menyampaikan metode intervensi pada partisipan
e) Memastikan strategi yang dibuat sesuai dengan perubahan perilaku yang
diinginkan
Apabila diaplikasikan dengan perencanaan program Gema Cermat, maka
yang dilakukan adalah:
a) Mengidentifikasi teori perubahan perilaku
Teori perubahan perilaku yang dapat digunakan dalam perencanaan program
ini adalah teori perubahan perilaku pada tingkat komunitas, yaitu Community
Organization. Teori ini dipilih karena dalam program ini melibatkan agen
perubahan yaitu tokoh masyarakat yang dapat membantu meningkatkan
keterlibatan masyarakat. Selain itu, dalam program ini tindakan yang
dilakukan adalah dengan aksi bersama, yaitu perilaku pemakaian obat yang
baik dan benar untuk mengubah kondisi kesehatan masyarakat.
b) Menentukan metode intervensi
Program Gema Cermat memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang penggunaan obat yang benar dan meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional.
Berdasarkan tujuan dan teori perubahan perilaku yang dipilih, maka metode
yang akan digunakan adalah dengan pemberian edukasi kepada masyarakat
yang akan menjadi partisipan di program ini.
c) Menentukan strategi untuk menyampaikan metode
Strategi untuk pemberian edukasi dilakukan melalui model edukasi Cara
Belajar Insan Aktif (CBIA). Model edukasi ini berfokus pada pemberdayaan
masyarakat, sehingga sesuai untuk digunakan dalam Program Gema Cermat
karena program ini berusaha agar masyarakat lebih terampil memilih obat
sehingga swamedikasi menjadi lebih efektif, aman dan hemat biaya.

4) INTERVENTION MAPPING STEP 4 : PROGRAM PRODUCTION


Tahapan keempat ini akan menghasilkan deskripsi dari cakupan dan urutan
komponen dalam intervensi, bahan materi program dan protokol program.
Tahapan ini mengharuskan adanya pertimbangan yang hati-hati untuk menentukan
partisipan dan konteks program. Akan lebih baik apabila diadakan uji coba
strategi dan bahan materi terlebih dahulu dengan pelaksana dan kelompok kecil
partisipan sebagai sampel.
Dalam tahap 4, yang harus dilakukan oleh perencana program adalah:
a) Berunding dengan partisipan edukasi untuk mengetahui preferensi partisipan
tentang pelaksanaan program
b) Menggambarkan cakupan, urutan, tema dan bahan materi untuk program
c) Memersiapkan sebuah dokumen yang akan menjadi panduan bagi pelaksana
dalam melaksanakan strategi program
d) Memeriksa materi program yang tersedia supaya sesuai dengan perubahan
yang diinginkan, metode dan strategi
e) Mengembangkan materi program
f) Menguji coba bahan materi program dan mengatur produksi akhir

Apabila diaplikasikan dengan perencanaan program Gema Cermat, maka


yang dilakukan adalah:
a) Menggambarkan cakupan, urutan, tema dan bahan materi untuk program
Tema dari program Gema Cermat adalah edukasi kepada masyarakat luas
tentang pemakaian obat secara rasional oleh kader Gema Cermat. Berdasarkan
tema tersebut, cakupan dari program ini adalah masyarakat luas. Dengan
urutan kegiatan yang diawali dengan pre-test untuk mengetahui tingkat
pengetahuan partisipan tentang pemakaian obat yang rasional. Setelah itu
dilanjutkan dengan pemberian edukasi menggunakan strategi model edukasi
CBIA, dan diikuti dengan post-test untuk mengetahui apakah pemberian
edukasi menghasilkan peningkatan pada pengetahuan partisipan. Materi yang
disampaikan adalah mengenai 5O dan DaGuSiBu.
b) Memeriksa materi program supaya sesuai dengan perubahan yang diinginkan
Materi program adalah mengenai 5O dan DaGuSiBu. Kedua materi tersebut
disampaikan karena mengajarkan masyarakat untuk mengenal obat yang akan
dikonsumsi terlebih dahulu dan tentang penyimpanan obat yang baik dan
benar.
c) Mengembangkan materi program
Materi yang disampaikan adalah 5O, yaitu ajakan untuk mengajarkan
masyarakat mengetahui tentang obat yang akan mereka konsumsi terlebih
dahulu dengan menanyakan 5O kepada pihak penyedia obat, seperti apoteker.
Pertanyaan 5O adalah:
1) Obat ini apa nama dan kandungannya?
2) Obat ini apa khasiatnya?
3) Obat ini berapa dosisnya?
4) Obat ini bagaimana cara menggunakannya?
5) Obat ini apa efek sampingnya?
Selain itu, juga ada materi DaGuSiBu yang mengajarkan masyarakat cara
mendapatkan, menggunakan, membuang dan menyimpan obat dengan benar.

5) INTERVENTION MAPPING STEP 5 : PROGRAM IMPLEMENTATION


PLAN
Fokus dari Langkah 5 adalah adopsi dan implementasi program (termasuk
pertimbangan keberlanjutan program). Tentu saja, pertimbangan untuk
implementasi program sebenarnya dimulai sejak penilaian kebutuhan dan ditinjau
kembali pada langkah ini. Langkah ini membutuhkan proses pengembangan
matriks persis seperti pada Langkah 2 kecuali bahwa matriks ini dikembangkan
dengan adopsi dan tujuan kinerja implementasi disandingkan dengan penentu
pribadi dan eksternal. Menghubungkan setiap tujuan kinerja dengan penentu
menghasilkan tujuan perubahan untuk mempromosikan adopsi dan penggunaan
program. Tujuan-tujuan ini kemudian dioperasionalkan dengan menggunakan
metode dan strategi untuk membentuk rencana berdasarkan teori untuk diadopsi
dan diimplementasikan. Produk untuk Langkah 5 adalah rencana terperinci untuk
menyelesaikan adopsi dan implementasi program dengan memengaruhi perilaku
individu atau kelompok yang akan membuat keputusan tentang mengadopsi dan
menggunakan program.
Pada Langkah 5, perencana menyelesaikan tugas-tugas berikut:

a) Identifikasi pengguna program potensial (pengadopsi, pelaksana, dan


pengelola)
b) Nyatakan hasil dan sasaran kinerja untuk penggunaan program
c) Bangun matriks tujuan perubahan untuk penggunaan program
d) Merancang intervensi implementasi

Apabila diaplikasikan dengan perencanaan program Gema Cermat, maka


yang dilakukan adalah:
a) Identifikasi pengguna program potensial (pengadopsi, pelaksana, dan
pengelola)
 Adopters : Pemerintah
 Implementer : Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kota Kendari
 Maintainers : 30 orang ibu-ibu BTN Wirabuana dan 8 orang
fasilitator
b) Nyatakan hasil dan sasaran kinerja untuk penggunaan program
Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan saat Pretest Di
Kompleks BTN Wirabuana Kota Kendari

Pengetahuan Frekuensi (F) Presentase (%)

Baik 4 13,33%

Kurang 26 86,67%

JUMLAH 30 100%

Tabel Distribusi Pengetahuan saat Posttest di Kompleks BTN Wirabuana Kota


Kendari

Pengetahuan Frekuensi (F) Presentase (%)

Baik 30 100%
Kurang 0 0%
JUMLAH 30 100%
Analisis Uji Chi-square edukasi GEMA CERMAT terhadap Pengetahuan
Masyarakat Kompleks BTN Wirabuana Kota Kendari.

Pengetahuan Posttest

% F % Nilai (p=value)

Baik 13,33% 30 100% 0,000 < 0,05

Kurang 26 86,67%0 0%

JUMLAH30 100% 30 100%

Hasil uji Chi-Square pada posttest diperoleh nilai p=0,000 < 0,05 yang
berarti ada hubungan atau pengaruh yang bermakna antara pemberian edukasi
GEMA CERMAT terhadap pengetahuan masyarakat dalam memilih obat
bebas dan bebas terbatas. Pemberian edukasi GEMA CERMAT terhadap
masyarakat memberikan efek atau dampak positif bagi dunia kesehatan,
khususnya pada sektor kesehatan masyarakat sehingga dapat dilanjutkan dan
dikembangkan penyuluhan dengan edukasi GEMA CERMAT.
c) Bangun matriks tujuan perubahan untuk penggunaan program

d) Merancang intervensi implementasi


 Membuat rencana implementasi
 Kegiatan intervensi dilakukan melalui 3 tahapan:

Pre-Test

Penyuluhan dengan metode CBIA

Post-Test

6) INTERVENTION MAPPING STEP 6: EVALUATION

Pada Langkah 6, perencana menyelesaikan rencana evaluasi yang


sebenarnya dimulai dalam penilaian kebutuhan dan dikembangkan bersama
dengan peta intervensi. Dalam proses Pemetaan Intervensi, perencana membuat
keputusan tentang perubahan tujuan, metode, strategi, dan implementasi.
Keputusan, meskipun diinformasikan oleh teori dan bukti dari penelitian, masih
mungkin tidak optimal atau bahkan mungkin sepenuhnya salah. Melalui evaluasi
efek dan proses, perencana dapat menentukan apakah keputusan itu benar pada
setiap langkah pemetaan. Untuk mengevaluasi efek dari intervensi, peneliti
menganalisis perubahan dalam kesehatan dan kualitas masalah kehidupan,
perilaku dan lingkungan, dan penentu tujuan kinerja. Semua variabel ini telah
didefinisikan secara terukur selama langkah-langkah sebelumnya. Produk dari
Langkah 6 adalah rencana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.

Pada Langkah 6, perencana menyelesaikan tugas-tugas berikut:

a) Tulis efek dan proses pertanyaan evaluasi


b) Kembangkan indikator dan ukuran untuk penilaian
c) Tentukan desain evaluasi
d) Lengkapi rencana evaluasi

Apabila diaplikasikan dengan perencanaan program Gema Cermat, maka


yang dilakukan adalah:
a) Tulis efek dan proses pertanyaan evaluasi
Pemberian edukasi GEMA CERMAT terhadap masyarakat memberikan efek
atau dampak positif bagi dunia kesehatan, khususnya pada sektor kesehatan
masyarakat sehingga dapat dilanjutkan dan dikembangkan penyuluhan dengan
edukasi GEMA CERMAT. Salah satu menjadi faktor penyebab terjadinya
peningkatan pengetahuan karena antusiasme dan rasa ingin tahu dari
masyarakat mengenai obat - obatan cukup besar sehingga masyarakat lebih
mudah memahami mengenai obat bebas dan obat bebas terbatas.
b) Kembangkan indikator dan ukuran untuk penilaian
 Menentukan poin-poin apa saja yang akan dinilai sebagai proses evaluasi
program
 Membuat serangkaian pertanyaan untuk mengetahui pengaruh dari
program

Pemahaman masyarakat mengenai 5 O

Pemahaman masyarakat mengenai DaGuSiBu

c) Tentukan desain evaluasi


Dilakukan evaluasi kuesioner dengan menggunakan pretest dan posttest.
Dikelompokkan data berdasarkan hasil dari kuesioner, serta memberi skor.
Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang
swamedikasi, serta dapat menghasilkan perlakuan yang dapat diterapkan
kepada masyarakat agar dapat paham tentang swamedikasi yang baik dan
benar.

d) Lengkapi rencana evaluasi


Hasil analisis Chi-square p=0,000 < 0,05 menunjukkan adanya peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi melalui edukasi GEMA
CERMAT dengan metode CBIA. Dari hasil tersebut dapat dilakukan
penelitian mengenai edukasi GEMA CERMAT terhadap pengetahuan
masyarakat khusus obat-obatan antibiotik agar lebih mendalam.

Anda mungkin juga menyukai