Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN UJIAN TENGAH SEMESTER

KEPEMIMPINAN STRATEGIS DAN BERPIKIR SISTEM

Dosen : Dr.Dra. Dumilah Ayuningtyas, MARS

Nama : Kharisma Nurul Fazrianti Rusman

Nomor Pokok Mahasiswa : 1906430466

PROGRAM PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

2019

1 | Universitas Indonesia
1. Buat narasi untuk menggambarkan dialog terbaik yang pernah anda alami,
deskripsikan bagaimana berlangsungnya (siapa terlibat, konten, dinamika proses,
dan seterusnya, sertakan pula keterangan tempat, waktu dan sebagainya)?

Dialog antara Ibu dan Saya

Tempat: Ruang Keluarga

Waktu: 06.30 WIB

Pada suatu pagi di ruang TV, kebetulan disana hanya ada aku dan ibuku sedang
menikmati bubur sebagai sarapan pagi yang baru dibeli olehku di Tukang Bubur Mang
Ade dekat rumah. Setelah itu aku bertanya kepada ibuku mengenai hal ini karena
penasaran dan ingin lebih tau secara mendalam

Saya : “Ibu, aku boleh bertanya sesuatu?”

Ibu : “Tentu boleh... mau tanya apa Neng?”

Saya :“Mmm... aku pengen tau Bu, dulu sebelum Ibu menikah sama bapak, apa
pacaran terlebih dahulu?”

Ibu : “Nggak Neng. Ibu sama Bapak nggak pernah pacaran.”

Aku : “Terus Ibu dan Bapak di jodohin kah?”

Ibu :“Nggak juga kok.” Ucap Ibu sambil tertawa mungkin beliau sambil
mengingat bagaimana proses perjalanan bertemunya mereka.

Aku :“Lalu... bagaimana ceritanya Ibu dan Bapak bisa bertemu?”

Ibu :“Neng, soal rezeki, jodoh dan ajal itu adalah hak Allah SWT. Jika Dia telah
berkehendak, tak ada suatu hal apapun yang sulit bagi-Nya.”

Aku : “Maksud ibu?”

Ibu :“Begini... Walaupun Ibu dan Bapak tidak pernah kenal sebelumnya, tetapi
ternyata Allah SWT mempunyai cara untuk mempertemukan Ibu dan Bapak.”

Aku :“Tapi kok Ibu sama Bapak bisa saling mencintai dan menyayangi seperti
sekarang? Padahal sebelumnya tidak saling kenal?”

2 | Universitas Indonesia
Ibu : “Anakku... Jika sebuah keluarga dibangun dengan niat ibadah dan didasari
dengan ketulusan semata-mata karena Allah SWT, maka cinta itu akan
tumbuh dengan sendirinya seiring perjalanan waktu dan semakin lama cinta
itu semakin tumbuh mekar mengembang. Kamu lihat sendiri bagaimana Ibu
dan Bapak kan”

Aku : “MasyaAllah, berarti kita tidak usah khawatir tentang jodoh ya Bu? Karena
kadang aku takut nanti bagaimana ..?”

Ibu :“Tetap harus berusaha anakku. Berusahalah menjadi seorang yang


berkepribadian baik. Jangan lupa mintalah kepada-Nya dalam setiap sujudmu.
Kamu tak harus kesana kemari untuk mengejar pasanganmu. Yakinlah jika
sudah waktunya, selalu ada cara bagi Allah SWT untuk mempertemukanmu
dengan pasanganmu”

Aku :”Baiklah Ibu sayang, Terimakasih”.

2. Berikan eksplanasi dan argumentasi mengapa anda meyakininya sebagai sebuah


dialog.
Dialog merupakan percakapan antara 2 orang atau lebih dan dialog dapat diartikan
juga sebagai komunikasi yang mendalam yang mempunyai tingkat dan kualitas yang
tinggi yang mencakup kemampuan untuk mendengarkan dan juga saling berbagi
pandangan satu sama lain. Terbukti dalam dialog antara ibu dan saya diatas mencakup
hal dalam kemampuan untuk mendengarkan dan saling berbagi pandangan. Selanjutnya,
di dalam dialog tersebut terdapat tema mengenai apa yang akan dibicarakan. Lalu,
terdapat tokoh yang ikut terlibat di dalam dialog. Dan tokoh tersebut memiliki posisi
ataupun peran masing-masing. Terdapat juga inti atau garis besar tentang materi yang
dibicarakan.
Dalam dialog ini juga sudah tercipta suasana yang damai dan tenang, jauh dari emosi
dan rasa paling hebat. Tokoh Ibu juga menyampaikan gagasan dengan baik, jelas dengan
nada yang enak dan bijak tidak dengan nada yang meninggi atau keras. Keseluruhan
dialog ini juga memiliki sifat jujur, tidak manipulatif dan tulus. Dialog ini juga
membahas suatu hal yang erat kaitannya dengan kehidupan. Adapun hal-hal yang
dijadikan sebagai bahan untuk dialog diantaranya meliputi berbagai macam bidang
kehidupan, seperti: sosial, moral, ekonomi, budaya, politik, etika, agama dan lain
sebagainya.

3 | Universitas Indonesia
3. Bedakan konsep dialog dengan diskusi, debat ataupun percakapan biasa.
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau
lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah
satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman
yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari
topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan
menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.
Debat adalah suatu diskusi antara dua orang atau lebih yang berbeda pandangan,
dimana antara satu pihak dan pihak yang lain saling menyerang. Debat itu sendiri
adalah sebuah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara
perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan
perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti
parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam hal
ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat
dihasilkan melalui voting atau keputusan juri.
Sedangkan dialog sebenarnya menyatakan proses berpikir dan perubahan cara
berpikir menjadi proses berpikir yang kolektif. Pada proses dialog saat orang lain
berkata sesuatu, pihak lain mendengarkan dan memberikan respon yang menyatakan
bahwa ia sependapat dengan orang yang sebelumnya. Hans-Georg Gadamer
melukiskan dialog sebagai proses dua pihak yang saling memahami satu dengan yang
lain dimana setiap orang membuka dirinya untuk menerima cara pandang orang lain
sebagai hal yang layak dipertimbangkan.
4. Kaitkan dengan berbagai konsep dan pembelajaran tentang dialog (evolusi
dialog, relasi intersubjek, gunakan berbagai referens yang relevan).
Dialogue is intense, high level, high quality communications, listening, and
sharing requires the free and creative exploration of subtle issues, a deep listening to
one another and the suspending of one’s own views.
Dialog merupakan komunikasi yang mendalam dan berkualitas tinggi sekaligus
mencakup kemampuan untuk mendengarkan serta saling berbagi pandangan. Ini
menuntut kemampuan untuk secara bebas dan kreatif memahami isu-isu yang peka,
juga kemampuan untuk saling menyimak secara seksama pendapat pihak lain yang
berbeda, serta menunda untuk cepat memberikan pendapat kita sendiri. Tidak peduli
betapa inginnya seseorang untuk berdialog, kita tidak bisa memaksakan dialog terjadi.

4 | Universitas Indonesia
Kata Dialogue berasal dari bahasa Latin yaitu “Dia” melalui atau orang lain dan
“Logos” adalah kata, arti memang kerap diartikan sebagai “Meaning flowing through”.
Dialog merefleksikan proses belajar mendalam sebagai bagian dari “wilayah perubahan
abadi”, artinya semangat belajar (learning) dan kesediaan untuk berubah atau melahirkan
tindakan.
Dialog merupakan sebuah keahlian dan kemampuan yang akan melahirkan
kepekaan dan kesadaran pada gilirannya menumbuhkan sikap keyakinan melahirkan
tindakan bersama (collective action). Proses dialog mendorong orang untuk
mengembangkan tujuan dan nilai bersama (shared goal, shared meaning) dengan
semangat untuk mencari (inquiry). Jadi dialog tidak sejak awal dimaksudkan untuk
mengambil suatu keputusan, karena akan memangkas aliran bebas dan mendalam
pencarian. Kata “keputusan” berasal dari kata decidere dalam bahasa Latin yang secara
harfiah berarti “mematikan alternatif-alternatif”. Oleh karena itu dalam dialog, peserta
dialog tidak mengatakan apa yang sedang dilakukan, melainkan mengatakan apa yang
sedang dipikirkan.
Dalam dialog, pembicaraan dilakukan dengan cara-cara mengkatalisasi
pemahaman dan mengungkapkan proses berpikir. Sasaran dialog adalah untuk membuka
landasan baru dengan menciptakan “wadah” atau “medan untuk bertanya”. Suatu
kesepakatan di mana orang menjadi lebih sadar akan keadaan sekitar pengalamannya,
dan dari proses-proses pikiran dan perasaan berkait dengan pengalaman tersebut.
Karakteristik atau Komponen Dasar dan Protokol Dialog:
a. Bersifat Individu dan Bersama
Beberapa kontribusi paling hebat terhadap suatu percakapan bersama bisa berasal
dari orang-orang yang belajar untuk mendengarkan, bukan hanya mendengarkan
kelompok, melainkan juga mendengarkan diri mereka sendiri. Dalam kasus itu,
suara dalam hati, pikiran dan tubuh mereka sedang mengatakan sesuatu, karena
dialog bersama sedang terjadi di sekeliling mereka.
b. Mendengarkan Yang Bersifat Membangkitkan
Mendengarkan sepenuhnya berarti memberikan perhatian penuh pada apa yang
sedang dikatakan di balik kata-kata. Kita tidak hanya mendengarkan “musiknya”,
melainkan setiap hakikat dari pembicaraan orang lain. Dialog mendorong orang
untuk menahan atau “menggantung” asumsi-asumsi mereka, untuk menahan diri
agar tidak memaksakan pandangan mereka pada orang lain dan menghindar agar
tidak memaksakan atau menahan apa yang mereka pikirkan. Dapat menunda

5 | Universitas Indonesia
desakan hati untuk menilai orang lain. Tidak menyela, melainkan mendengarkan
pembicaraan sampai selesai;
c. Tidak bersikap defensive
Pertimbangan defensif akan menghalangi kita dari belajar mengenai benar atau
tidaknya pandangan kita. Dalam dialog, kita akan belajar mengujikan pandangan
kita (subjektif menjadi intersubyek).
d. Tidak mentargetkan untuk mencapai kesepakatan dalam setiap dialog.
Ketidak-sepakatan seyogyanya dipandang sebagai sumber-pemikiran baru
Tujuan dialog adalah untuk saling berbagi kebenaran, dan untuk mencari yang lebih
benar. Dari hal tersebut akan terbangun collective intentionality. Dari collective
intentionality akan terbangun koordinasi tindakan-tindaka untuk memperkuat
hubungan (saling berterima)

Dalam dialog partisipan dirangsang untuk berbicara bebas dan batasnya adalah
kejujuran. Partisipan berlatih menahan diri mendengarkan kebenaran , dari menahan diri,
partisipan akan akan melahirkan umpan balik (feedback loops) . Adanya umpan balik
adalah syarat lahirnya kebenaran yang lebih tinggi. Umpan balik juga akan melahirkan
kesejajaran antar partisipan. Kesajajaran lahir apabila masing-masing partisipan
berorientasi pada kebenaran.

Sebagai pendengar, harus terdapat kesadaran untuk pengosongan diri. Dimulai


dengan membangun kemampuan mendengarkan. Mendengarkan adalah bentuk partisipasi
aktip dalam dialog. Ketika mendengarkan, belajar tidak memberikan value judgement,
perhatian harus tetap focus, kepedulian yang tulus untuk memahami gagasan orang lain.
Menjadi pendengar yang jujur merupakan tidak ada motip lain yakni selain untuk
memahami gagasan orang lain.

Untuk membangun hubungan intersubyektivitas, sebagai tujuan, semua partisipan


dalam tindak komunikasi adalah sejajar dan memiliki harga yang sama . Bila komunikasi
adalah sarana, maka semua partisipan dalam komunikasi adalah juga sarana/objek.
Membangun hubungan intersubyektivitas dibutuhkan sistem (sosial). Sistem sosial adalah
sebuah keutuhan (unity) yang keberadaannya dipertahankan melalui hubungan antar
individu dengan identitas tertentu. Sistem terdiri atas komponen-komponen system,
hubungan-hubungan antar komponen (interaksi antar struktur), hubungan-hubungan

6 | Universitas Indonesia
tersebut terus menerus dipertahankan, masing-masing komponen (struktur) memiliki
keunikan.

Sistem (sosial) adalah sebuah keutuhan (unity) yang keberadaannya dipertahankan


melalui hubungan antar individu dengan identitas tertentu. Sistem Sosial itu membuat
hubungan antar individu dengan identitas tertentu. Dalam komunikasi, setiap orang
adalah orang dalam (insider). Komunikasi adalah arena untuk membangun keterhubungan
(hubungan saling berterima) dengan sesama. Komunikasi dengan tujuan mencari
kebenaran intersubyektif melahirkan nilai-nilai seperti egaliter, terbuka, sabar, berani,
bebas saling menghargai, demokratis dan saling percaya. Komunikasi adalah ranah/arena
individu berlatih membangun hubungan intersubyektif dengan sesama. Di arena inilah
pembelajaran primer berlangsung terus menerus seumur hidup.

5. Apa hubungannya dengan makna dan penerapan Learning dan juga Mental Model
serta System Thinking.
Mental model merupakan lensa (kacamata) yang kita gunakan untuk mengamati dan
melihat realita yang ada . Persepsi kita akan realita amat bergantung pada lensa. Mental
model adalah struktur atau pola tentang realita yang ada di kepala kita. Mental model
menjadi kerangka pikir/paradigma/cara pandang dalam menginterpretasikan sebuah
realita . Mental model akhirnya akan menjadi dasar bagi seseorang untuk menentukan
pilihan yang akan diambil atau tindakan yang akan dilakukannya. Mental Models
mempengaruhi keputusan (tindakan) kita terhadap realitas. Hubungannya dengan dialog
diatas adalah mental models yang sesuai/sama dengan realitas objektif disekitar
kehidupan menuju persamaan pemahaman (shared meaning) dalam hal ini terjadi di
keluarga. Sehingga keputusan yang diambil bisa efektif karena lebih sesuai dengan
realitas kolektif. Sadari bahwa setiap mengambil keputusan,maka mental models adalah
factor yang sangat mempengaruhi ketepatan dan kebenaran keputusan .
Menurut Peter Senge, mental models adalah asumsi-asumsi atau generalisasi-
generalisasi (paradigma) yang terdapat dalam pikiran kita yang mempengaruhi
bagaimana kita memahami, bersikap dan bertindak terhadap dunia sekitar. Jadi,
seseorang akan bertindak atau mengambil keputusan, sangat dipengaruhi oleh asumsi-
asumsi yang dimilikinya, biasanya asumsi berasal dari pengalaman-pengalaman yang
pernah dilaluinya, pengalaman membentuk pengetahuan-pengetahuan yang akan
menuntun dia dalam bertindak.

7 | Universitas Indonesia
Dalam dialog disini, diterapkan model mental sebagai konsep diri seseorang, yang
dengan konsep diri tersebut dia akan mengambil keputusan terbaiknya, proses bercermin
dan meningkatkan gambaran diri tentang dunia luar dan melihat bagaimana mereka
membentuk keputusan dan tindakan.
Selanjutnya, mental model adalah bagian dari lima disiplin dari Learning. Learning
adalah usaha yang dilakukan yang sedang melakukan proses pembelajaran.. Kehidupan
merupakan suatu proses dari pertumbuhan, dan kekuatan dari pertumbuhan itu sendiri
adalah dengan belajar. Dengan belajar, seseorang dapat mengembangkan dirinya ke arah
yang lebih baik. Proses belajar itu sendiri tidak akan berhenti karena seseorang akan
terus belajar selama hidupnya. Begitu pula dengan organisasi. Keadaan lingkungan yang
terus berubah, memaksa organisasi untuk terus membenahi diri dan menghadapi
perubahan itu dengan segala kemampuan yang telah disiapkannya. Dengan kata lain,
organisasi secara tidak langsung juga selalu mengalami proses pembelajaran. Seseorang
yang paling sukses adalah seseorang yang terbentuk learning yaitu mengembangkan
kapasitasnya secara berkelanjutan dalam mewujudkan hasil yang optimal. Perhatian yang
cukup besar diarahkan kepada lima disiplin yang diarahkan oleh Peter Senge, yaitu
Personal Master, Mental Model, Shared Vision, Team Learning dan Systems Thinking
Dalam dioalog tersebut terlihat tokoh saya memiliki semangat belajar. Dengan
belajar, seseorang dapat mengembangkan dirinya ke arah yang lebih baik.Proses belajar
itu sendiri tidak akan berhenti karena seseorang akan terus belajar selama hidupnya..
Keadaan lingkungan yang terus berubah, memaksa untuk terus membenahi diri dan
menghadapi perubahan itu dengan segala kemampuan yang telah disiapkannya. Kita,
manusia adalah makhluk yang sama sekali tidak memiliki ilmu, pada saat dilahirkan oleh
ibu kita masing-masing. Sama sekali bodoh. Berbicara saja tidak bisa. Yang bisa kita
utarakan hanyalah bahasa yang bisa dipahami oleh sang ibu: menangis! Terlahir tanpa
ilmu. Tapi, kita memiliki bekal yang sangat luar biasa berguna untuk kehidupan kita:
otak yang dipandu dengan akal sehat.
Organ otak kita gunakan setiap hari untuk menggerakkan tubuh kita, karena memang
otak adalah sumber dari segala perbuatan kita. Tanpa dipandu dengan akal sehat, kita
hanya akan bergerak dengan insting saja, seperti binatang. Nah, akal sehat ini pula yang
menjadi pembeda kita dengan hewan (saya tidak katakan binatang), meskipun secara
taksonomi biologi, kita (homo sapiens) masuk ke dalam kingdom animalia, dan memiliki
kekerabatan dengan primata.

8 | Universitas Indonesia
Seiring dengan waktu, kita akan terus menyerap pengalaman dan pengalaman.
Orang tua, bisa kita katakan orang yang sangat berpengalaman dalam hidupnya, karena
hidupnya telah jauh lebih lama ketimbang kita. Guru kita, sama seperti orang tua kita, ia
juga lebih lama hidupnya dibanding kita. Nah, sebenarnya yang kita serap setiap hari
hanyalah pengalaman--experience--bukan ilmu. Dari pengalaman-pengalaman
tersebutlah kita belajar--learn.
Memang agak sulit menerapkan learn dan study, karena dua hal tersebut memiliki
arti yang sangat berdekatan, bahkan mungkin bisa dikatakan "synonym"--arti yang sama.
Di dalam muhadharah (belajar berpidato), mereka sama sekali jarang menyebutkan kata
learn, dan apalagi menyebutkan experience. Mereka cenderung lebih suka menyebutkan
study dan science sebagai buah hasil dari learn dan experience, tanpa melihat bagaimana
proses pencarian dan perumusan experience tersebut menjadi science untuk kemudian
menjadi study.
Kita ini jadi lebih terbiasa dengan hal-hal yang instan. Nggak mau ribet. Nggak mau
susah. Memang, tak ada yang mau mengalami kesusahan di dalam hidup, tapi tidak
dalam learn. Dalam learn, semakin susah persoalan yang sedang dihadapi, maka akan
memacu kita untuk lebih giat lagi dalam mencari pengalaman. Padahal sebuah sya`ir
Arab pernah bilang kepada kita, Cronbach memberikan definisi : Learning is shown by a
change in behavior as a result ofexperience. Sedangkan, Harold Spears memberikan
batasan Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves,to listen,
to follow direction.
Dari penjelasan diatas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu merupakan
senantiasa perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati,mendengarkan,meniru,dan sebagainya. Dalam
pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan
sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian
kegiatanmenuju terbantuknya kepribadian seutuhnya. Relavan dengan ini, pengertian
belajar adalah bahwa “penambahan pengetahuan”, belajar adalah perubahan tingkah laku

9 | Universitas Indonesia
6. Paparkan pula apa manfaat/hikmah/blessing/ pembelajaran yang anda dapatkan
dari dialog tersebut.?
Pembelajaran yang dapat diambil dari dialog diatas yaitu persoalan jodoh berada di
tangan Tuhan, kita hanya diperintahkan untuk berusaha. Selama kita bisa menjaga
kehormatan dan berupaya memperbaiki diri, insya Allah, kita akan mendapatkan jodoh
yang sesuai dengan harapan. Wanita baik akan dipertemukan dengan pria yang baik.
Asalkan niat tulus selalu dijaga. Tugas kita bukan untuk mencarinya (jodoh), tapi
mempersiapkan diri untuk menerimanya. Ketika sudah siap menurut Allah, pastilah
jodoh itu akan datang dari jalan yang tidak terpikirkan oleh kita.
Di dalam ajaran Islam tidak dianjurkan untuk berpacaran dengan segala alasan
termasuk mencari kecocokan dan mengenal lebih dekat satu sama lain. Apalagi, dengan
melakukan cara-cara yang tidak dianjurkan atau bahkan diharamkan di dalam Islam.
Jadi, jemputlah jodoh itu dengan cara-cara yang sesuai ajaran Islam, serta memohonlah
agar Allah memberikan jodoh yang baik kepada kita. Oleh sebab itu, Allah menentukan
jodoh kita, maka tidak layak bagi kita merasa bimbang atau grasa grusu karena belum
dapat (jodoh), kalau sudah sampai waktunya, jodoh itu pasti akan datang sendiri,
Seperti soal rejeki yang dimana hasilnya adalah merupakan faktor dari setiap usaha,
ikhtiar, dan doa kita kepada Allah. Begitu juga dampak dari rezeki tersebut dimana itu
juga terpengaruh dari jalan kita dalam memilih apakah rezeki yang kita ambil merupakan
rezeki halal atau haram.

10 | Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai