Anda di halaman 1dari 66




    

   


    


   


    


  


     
   

     


    
    
 

  


    
    

    


     
    

   


   
     




 
  


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA

Volume 2 – Nomor 1 – Agustus 2017




SUSUNAN PANITIA JURNAL

Penanggung Jawab : Kepala Departemen Administrasi Publik FISIP UNPAD
Ketua Prodi Administrasi Publik FISIP UNPAD

Pimpinan Redaksi : MD. Enjat Munajat

Anggota Redaksi : Dedi Sukarno
Imanudin Kudus
Candradewini
Rd. Ahmad Buchari

Reviewer : Budiman Rusli
Entang A. Muchtar
Asep Sumaryana
Sawitri B. Utami
Ramadhan Pancasilawan

Tata Usaha : Hadi Sumarna
Tita Rosita
Siti Rahayu

Editing dan Lay Out : Hikmat Sudrajat





ALAMAT REDAKSI
Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor
Telp. 022-7796626
Email: jurnalane@unpad.ac.id






JURNAL
ADMINISTRASI NEGARA

Volume 2 – Nomor 1 – Agustus 2017











Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
Bandung, Indonesia

http://jurnal.unpad.ac.id/jane/
JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017
PENGANTAR


Pada Edisi ini, Jurnal Administrasi Negara banyak memaparkan variasi dari berbagai
macam tema tulisan, di antaranya tentang tema besar sumberdaya manusia para aparat
sipil Negara yang memang hingga kini dirasa masih belum mencapai taraf efektif dan
efisien dari segi kinerjanya. Di samping itu, kami melihat beberapa tema yang terkait
wilayah Bandung dan sekitarnya selalu menjadi tema menarik untuk dibahas. Di antaranya
adalah kualitas pelayanan perpustakaan dan kearsipan daerah, serta implementasi
kebijakan penataan kaki lima. Selain itu, sertifikasi guru-pun masih menjadi isu yang
menarik untuk dibahas di sini di samping isu pencemaran dan limbah industri yang sulit
untuk menemukan solusinya.
Selain di wilayah Bandung dan sekitarnya, bergeser ke wilayah Kabupatan Garut di
mana isu yang diangkat adalah tentang penanganan gelandangan di Kabupatan Garut, dan
demikian pula tetangganya yaitu Kabupaten Ciamis-pun memiliki topik bahasan yang
menarik untuk dibahas yaitu tentang destinasi wisata di Kabupaten Ciamis.
Akhir kata, kami mengucapkan selamat membaca tulisan edisi ini. Terima kasih.

ISSN: 2086-1338 Halaman: i


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017
DAFTAR ISI


PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

PENEMPATAN PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA
BANDAR LAMPUNG 1
Almira Devita Putri, Entang AM, Candradewini

KOORDINASI DALAM PENANGANAN GELANDANGAN PIKOTIK
DI KOTA BANDUNG 10
Andini Hening Safitri, Ida Widianingsih, Mas Halimah

KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN
KEARSIPAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 21
Deviana Fadhlya, Yogi Suprayogi, Imanudin Imanudin

PEMANTAUAN KEBIJAKAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI
KECAMATAN GARUT KOTA OLEH TIM PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN
PEDAGANG KAKI LIMA KABUPATEN GARUT 28
Kurnia Muhamad Ramdhan, Asep Sumaryana, Slamet Usman Ismanto

EFEKTIVITAS PROGRAM PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DI
KABUPATEN CIAMIS (STUDI PADA OBJEK WISATA SITU LENGKONG) 37
Nina Marlina, Heru Nurasa, Ramadhan Pancasilawan

IMPLEMENTASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
(STUDI PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI CIPARAY KABUPATEN BANDUNG) 43
Ningrum Fauziah Yusuf, Herijanto Bekti, Dedi Sukarno

RESPONSIVENESS PENANGGULANGAN DAN PEMULIHAN PENCEMARAN
LIMBAH INDUSTRI PADA LAHAN PERTANIAN DI KAWASAN RANCAEKEK 51
Rizki Nugraha, Budiman Rusli, MD. Enjat Munajat

ISSN: 2086-1338 Halaman: ii


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

PENEMPATAN PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
KOTA BANDAR LAMPUNG

THE OFFICER PLACEMENT AT BANDAR LAMPUNG REGIONAL STAFF


DEPARTMENT

Almira Devita Putri; Entang AM; Candradewini;


almiravita55@gmail.com; entang@unpad.ac.id; candradewini@unpad.ac.id
Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
Bandung, Indonesia

ABSTRAK
Skripsi ini merupakan hasil penelitian mengenai Penempatan Pegawai di Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa
indikasi masalah dalam penempatan pegawai yang belum sesuai seperti latar belakang
pendidikan dan hingga kini pelaksanannya lebih mengutamakan untuk mengisi kekurangan
daripada memenuhi kualitas sesuai dengan yang dibutuhkan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penempatan pegawai di
Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung. Penelitian ini mengacu pada teori yang
dikemukakan oleh Tohardi (2002) mengenai dasar-dasar dalam penempatan yang terdiri
dari Job Specification, Job Description, Kemampuan dan Kebutuhan. Penelitian ini
dilakukan oleh penulis dengan menggunakan metode kualitatif.
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa
terdapat dasar penempatan yang belum dipertimbangkan dengan baik yaitu Job
Specification berupa belum ditetapkannya kualifikasi yang harus dipenuhi oleh pegawai
secara merata, belum dipertimbangkannya Job Description, dan analisis kebutuhan pegawai
yang belum sepenuhnya dipertimbangkan dalam penempatan pegawai. Adapun dasar
penempatan yang telah dipertimbangkan dengan baik adalah kemampuan yang dimiliki
seorang pegawai.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penempatan pegawai di Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung belum terlaksana dengan tepat. Saran dari
penulis untuk penempatan pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung
adalah kepada pelaksana untuk membuat aturan pokok mengenai kualifikasi yang harus
dipenuhi oleh pegawai dan menggunakan hasil analisis jabatan untuk memenuhi kualitas
pegawai yang sesuai dengan kebutuhan.

Kata Kunci: Penempatan Pegawai, Pelayanan Publik, Job Description, Job Specification

ABSTRACT
This thesis is the result of research on the Officer Placement at Bandar Lampung
Regional Staff Department. The background of this research is based on some indications
of problems appears in officers placement which are not suitable with their educational
background and up to now the implementation prefers to fill the lack rather than meets the
quality accordance with the required.
The purpose of this research is to know how the placement of employees in Bandar
Lampung Regional Staff Department. This research refers to theory explained by Tohardi
(2002) about the basics in placement which consist of Job Specification, Job Description,
Capabilities and Needs. This research uses qualitative research method.

ISSN: 2086-1338 Halaman: 1


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

From the results of the research and discussion conducted by the writer, it is indicate
that there is a basic placement which have not been adequately considered yet, including
Job Specification such as not determined yet the qualifications that must be met by
employees as equally, the unconsidered Job Description, and officers’ needs analysis which
have not been fully used in the placement of the officers. The placement basis which has
been considered well is the ability of an officer.
The conclusion of this research show that the employee placement in Bandar
Lampung Regional Staff Department not completely worked precisely. The advices from
writer about the placement of officers in Bandar Lampung Regional Staff Department are
to implementers to make main regulation about the regarding to the qualifications should
be met by the officers and using the results of job analysis to meets the quality of employees
accordance with the needs.

Keywords: Officer Placement, Public Services, Job Specification, Job Description

PENDAHULUAN memberikan perlindungan dan kepastian


Dewasa ini penyelenggaraan hukum bagi masyarakat.
pelayanan publik masih dihadapkan pada Banyaknya organisasi penyelenggara
kondisi yang belum sesuai dengan pelayanan publik di Indonesia baik di
kebutuhan dan perubahan di berbagai pusat atau daerah memiliki beragam
bidang kehidupan bermasyarakat, kebutuhan pelayanan yang berbeda antar
berbangsa, dan bernegara. Hal tersebut satuan kerja. Hal ini terlihat dari
bisa disebabkan oleh perubahan pola pikir perbedaan hasil pelayanan yang diberikan
masyarakat ke arah yang semakin kritis. berupa pelayanan atas barang, jasa, dan
Hal itu dimungkinkan, karena semakin atau pelayanan administratif. Bagi
hari warga masyarakat semakin cerdas pelayanan yang memang secara langsung
dan semakin memahami hak dan harus diberikan kepada masyarakat adalah
kewajibannya sebagai warga. Kondisi seperti pelayanan di kantor imigrasi,
masyarakat yang demikian menuntut kantor dinas kependudukan dan catatan
hadirnya pemerintah yang mampu sipil, kantor pajak, dan lain sebagainya.
memenuhi berbagai tuntutan kebutuhan Namun, pelayanan tidak hanya ditujukan
dalam segala aspek kehidupan mereka, bagi masyarakat umum, pelayanan juga
terutama dalam mendapatkan pelayanan dibutuhkan oleh PNS sebagai pendukung
yang sebaik-baiknya dari pemerintah. pelaksanaan pekerjaan. PNS
Peran Pemerintah pada hakekatnya membutuhkan pelayanan administrasi
adalah pelayanan kepada masyarakat, kepegawaian untuk menunjang pekerjaan.
hasil utama yang diharapkan dalam Adapun organisasi publik yang
penyelenggaraan pemerintah adalah menyelenggarakan pelayanan ini salah
pelayanan publik yang baik, sesuai yang satunya adalah Badan Kepegawaian
diamanatkan di dalam Undang-undang Daerah. Salah satu Badan Kepegawaian
No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Daerah yang menarik penelitian penulis
Publik. Kondisi penyelenggaraan untuk diteliti adalah Badan Kepegawaian
pelayanan publik sampai dengan saat ini Daerah Kota Bandar Lampung atau yang
masih belum sesuai dengan harapan selanjutnya disingkat BKD Kota Bandar
masyarakat, sehingga pemerintah wajib Lampung.
untuk: (a) mewujudkan sistem Guna merealisasikan tujuan
penyelenggaraan pelayanan publik yang pelayanan publik ini, tidak dapat terlepas
layak; (b) menyelenggarakan pelayanan dari diperlukannya pegawai negeri sipil
publik sesuai dengan peraturan yang selanjutnya disingkat PNS sebagai
perundang-undangan yang berlaku; (c) pelaksana pelayanan publik di bidang

ISSN: 2086-1338 Halaman: 2


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

administrasi kepegawaian. PNS diserahi Kota Bandar Lampung merupakan satuan
tugas sebagai pelaksana yang bertugas kerja perangkat daerah yang berwenang
melaksanakan tindakan atau serangkaian melaksanakan penempatan pegawai baik
tindakan pelayanan publik. Dalam penempatan pegawai secara internal
melaksanakan tugas, BKD Kota Bandar maupun melaksanakan penempatan
Lampung memerlukan PNS yang dapat pegawai di seluruh SKPD lingkungan
berkinerja optimal untuk menghasilkan pemerintah kota Bandar Lampung.
kualitas pelayanan yang prima. Namun, Namun setelah melakukan observasi dan
keadaan PNS di daerah mengalami wawancara awal di BKD Kota Bandar
perkembangan seiring dengan berjalannya Lampung, penulis menemukan adanya
waktu. PNS di daerah mengalami permasalahan dalam penempatan pegawai
berbagai persoalan dalam pelaksanaan dalam kurun waktu tahun 2011-2015
tugas dan hal ini disebabkan oleh berbagai dimana terdapat ketidaksesuaian antara
faktor, salah satunya adalah manajemen syarat jabatan berupa pendidikan formal
kepegawaian atau yang disebut juga dengan jabatan yang ditempati oleh
manajemen aparatur sipil negara yang seorang pegawai.
belum dilaksanakan secara optimal.
Berdasarkan observasi awal yang
dilakukan penulis di BKD Kota Bandar
Lampung, pelayanan yang diberikan oleh
pelaksana belum sepenuhnya berjalan
dengan efektif. Hal ini terlihat dari adanya
pelayanan administrasi kepegawaian yang
belum dapat terselesaikan secara tepat
waktu sebagaimana yang telah
ditetapakan dalam rencana standar
operasional pelayanan (SOP). Salah satu
jenis pelayanan yang belum dapat
terlaksana sesuai dengan rencana SOP
adalah penyelesaian cuti PNS. Waktu
penyelesaian yang ditetapkan adalah
kurang lebih tiga hari, namun pada
pelaksanannya waktu yang dibutuhkan
dalam penyelesaiannya adalah satu bulan.
Pada kenyatannya, berdasarkan observasi
dan wawancara awal yang dilakukan
penulis menunjukkan bahwa hal ini
disebabkan oleh ketidaksesuaian
kemampuan PNS atau pelaksana terhadap
pekerjaan yang dilakukannya.
Dalam hal diatas, untuk memperoleh
PNS yang diharapkan maka BKD Kota
Bandar Lampung harus melaksanakan
manajemen kepegawaian secara tepat dan
objektif salah satunya adalah penempatan
pegawai yang diharapkan dapat
memperoleh kesesuaian antara
pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki pegawai tersebut dengan syarat
yang dibutuhkan oleh suatu jabatan. BKD

ISSN: 2086-1338 Halaman: 3


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Tabel 1.1 Penempatan Pegawai di BKD Kota Bandar Lampung

Tahun 2011-2015

No. Nama Tahun Pendidikan Syarat Jabatan


Penempatan Jabatan
1. Nia Ficandari 2012 SMA S1 Pengumpul Data
Pendidikan dan
Pelatihan Teknis
Fungsional
2. Eka Jaya Saputra, S.H. 2011 S1 (Hukum) S1 Pengumpul/Penyiap
(Komputer) Data Kesejahteraan,
Data dan Informasi
Kepegawaian
3. Mohammad, 2012 S1 (Agama S1 Pengumpul/Pengolah
Ardhiyansyah S.Ag. Islam) Data pembinaan dan
pemberhentian
pegawai
4. Maharani Tirta Sari, 2014 IPDN S1 (Ilmu Pemroses Data
S.STP. Pemerintahan) Pengembangan
Pegawai
5. Yan Abdillah, S.Kom. 2011 S1 S1 (Semua Pemroses Data
(Komunikasi) Jurusan) Pengadaan Pegawai
(Sumber: Laporan Akhir Penyusunan Analisis Jabatan di BKD Kota Bandar Lampung
Tahun 2014)

Selain itu, berdasarkan observasi kualitatif. Melalui metode ini, penulis


awal yang penulis temui juga di lapangan. bermaksud untuk mengeksplorasi dan
Sejak tahun 2011 sampai dengan berusaha menjelaskan secara mendalam
sekarang, BKD Kota Bandar Lampung bagaimana penempatan pegawai di BKD
mengalami kekurangan pegawai dan hal Kota Bandar Lampung untuk kemudian
ini berdampak pada penempatan pegawai diproses, dianalisis lebih lanjut dengan
yang telah terlaksana. Menurut menggunakan teori yang telah ditetapkan
wawancara awal penulis kepada sebelumnya, sehingga diperoleh
Sekretaris BKD Kota Bandar Lampung, gambaran mengenai penempatan pegawai
beliau mengatakan bahwa penempatan BKD Kota Bandar Lampung untuk
yang dilaksanakan lima tahun terakhir ini kemudian ditarik kesimpulan.
lebih mengutamakan untuk mengisi Data yang diperoleh dalam penelitian
kekosongan jabatan. Oleh karena itu ini berasal dari studi kepustakaan (library
dalam penelitian ini ditujukan untuk research) dan studi lapangan (field
mencari tahu bagaimana penempatan research). yang meliputi observasi dan
pegawai di BKD Kota Bandar Lampung. wawancara. Informan dalam penelitian ini
Adapun menurut Tohardi (2002) dipilih berdasarkan teknik purposive yaitu
penempatan pegawai di BKD Kota teknik pengambilan sampel sumber data
Bandar Lampung harus memperhatikan dengan pertimbangan tertentu. Teknik
job specification, job description, pemeriksaan keabsahan data dalam
kemampuan, dan kebutuhan pegawai. penelitian ini adalah dengan triangulasi
sumber.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode penelitian

ISSN: 2086-1338 Halaman: 4


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN terlebih dahulu sebelum ditempatkan pada
Hasil penelitian menunjukan bahwa suatu pekerjaan. Begitu juga dengan
penempatan pegawai di BKD Kota pegawai baru, dimana CPNS telah
Bandar Lampung sudah berjalan sesuai mengikuti tes kemampuan bakat dan tes
dengan prosedur, baik untuk penempatan kemampuan dasar. Sejauh ini,
pegawai baru maupun pegawai lama. kemampuan pegawai disesuaikan kembali
Pada praktiknya, penempatan pegawai di dengan kebutuhan pekerjannya dan
BKD Kota Bandar Lampung belum dianggap dapat dimiliki sebelum atau
sepenuhnya mempertimbangkan dasar- setelah pegawai tersebut ditempatkan
dasar penempatan menurut Tohardi pada suatu pekerjaan.
(2002). Kemudian dasar pertimbangan
Berdasarkan dasar spesifikasi keempat yaitu kebutuhan. BKD Kota
pekerjaan, BKD Kota Bandar Lampung Bandar Lampung telah memprioritaskan
memiliki dua spesifikasi yang harus kebutuhan akan kuantitas pegawai
dipenuhi pegawai untuk dapat dibandingkan dengan kebutuhan akan
ditempatkan pada suatu pekerjaan yaitu kualitas pegawai. Hal ini disebabkan
spesifikasi latar belakang pendidikan dan urgensitas berupa kebutuhan satker yang
spesifikasi pengalaman. Pada praktiknya, mengalami kekurangan pegawai lebih
spesifikasi tersebut telah diatur dan hanya diutamakan sehingga kualitasnya
berlaku bagi pegawai struktural. terkesampingkan. Namun, pada
Sebaliknya, selama ini pegawai non praktiknya masih saja terdapat pegawai
struktural hanya ditempatkan berdasarkan yang mengalami kelebihan beban kerja,
kebutuhan akan pekerjaannya saja. sehingga kebutuhan yang harus dipenuhi
Ketiadaan aturan pokok yang oleh BKD Kota Bandar Lampung belum
mencantumkan spesifikasi latar belakang sepenuhnya berjalan dengan optimal.
pendidikan dan pengalaman sebagai dasar Berdasarkan hasil yang ditunjukan di
dalam penempatan pegawai non struktural lapangan menunjukkan bahwa prinsip the
membuat pelaksanannya hanya dipandang right man in the right place belum
sebagai bentuk formalitas. berjalan dengan baik.
Kemudian dasar job description,
BKD Kota Bandar Lampung telah SIMPULAN DAN SARAN
memiliki uraian pekerjaan yang Simpulan
merupakan hasil turunan dari Peraturan Berdasarkan hasil pembahasan dapat
Walikota Nomor 22 Tahun 2006. disimpulkan bahwa secara keseluruhan
Mengenai praktiknya, BKD Kota Bandar penempatan pegawai di BKD Kota
Lampung belum menunjukkan Bandar Lampung dapat dikatakan belum
penggunaan uraian pekerjaan sebagai sepenuhnya didasarkan pada keempat
salah satu dasar untuk melihat karakter dasar yang dijadikan bahan pertimbangan.
pegawai yang cocok dalam mengerjakan Pada dasar pertimbangan pertama,
jenis pekerjaan, baik penempatan pegawai diketahui bahwa spesifikasi tidak selalu
baru maupun pegawai lama. Uraian dipertimbangkan kepada pegawai yang
pekerjaan baru dirasakan sebagai suatu akan ditempatkan dikarenakan tidak
hal yang penting, namun dalam adanya aturan pokok yang mengatur
pelaksanaannya masih perlu mengenai kualifikasi yang harus dipenuhi
dipertimbangkan kembali. pegawai untuk ditempatkan pada suatu
Kemudian dasar pertimbangan ketiga pekerjaan. Dasar pertimbangan kedua,
yaitu kemampuan, BKD Kota Bandar Uraian pekerjaan baru dirasakan sebagai
Lampung telah mempertimbangkan aspek suatu hal yang penting, namun dalam
ini dengan baik. Hal ini terlihat dari pelaksanaannya masih terdapat hal lain
adanya pegawai lama yang mengikuti tes yang perlu dipertimbangkan kembali.

ISSN: 2086-1338 Halaman: 5


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Dasar pertimbangan ketiga, BKD Kota berdasarkan sistem merit, salah
Bandar Lampung telah menjadikan satunya dalam penempatan pegawai.
kemampuan sebagai salah satu dasar 4. Sebaiknya BKD Kota Bandar
dalam penempatan pegawai. Terakhir, Lampung mampu melaksanakan
penempatan pegawai di BKD Kota penempatan pegawai dengan
Bandar Lampung harus disesuaikan menyeimbangkan antara kebutuhan
dengan kebutuhan. Kebutuhan yang telah akan kualitas maupun kebutuhan akan
menjadi prioritas utama adalah kebutuhan kuantitas pegawai. Tidak
akan kuantitas pegawai. Namun, mengenyampingkan kualitas
pelaksanannya masih menunjukkan dikarenakan prinsip dari penempatan
adanya pegawai yang mengalami pegawai adalah “The Right Man in
kelebihan beban kerja dan menyebabkan The Right Place”.
rangkap tugas. 5. Diharapkan BKD Kota Bandar
Lampung mendistribusikan Pegawai
Saran Negeri Sipil (PNS) dengan mengacu
Berdasarkan simpulan yang telah pada kebutuhan organisasi yang
dipaparkan diatas, maka peneliti mencoba sebenarnya dalam arti sesuai dengan
memeberikan beberapa saran atau beban kerja yang ada, sehingga
masukan sebagai bahan pertimbangan PNSmengerti, tau dan mampu tentang
bagi pelaksana, yaitu: pekerjaannya.
1. Diharapkan BKD Kota Bandar
Lampung dapat membuat aturan UCAPAN TERIMAKASIH
pokok mengenai syarat atau Penulis tidak akan mampu
kualifikasi yang harus dipenuhi oleh mengerjakan skripsi ini tanpa bantuan dan
pegawai untuk ditempatkan di suatu dukungan dari berbagai pihak. Oleh
jabatan. Ketiadaan aturan ini membuat karena itu, penulis menyampaikan terima
penempatan yang dialami antara satu kasih dan apresiasi sebesar-besarnya
pegawai dengan pegawai lainnya kepada Bapak Dr. R. Widya Setiabudi
menunjukkan perbedaan dalam proses Sumadinata, S.I.P., S.Si., M.T., M.Si.
penyesuaian kualifikasi. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
2. Sebaiknya BKD Kota Bandar Ilmu Politik Universitas Padjadjaran,
Lampung dapat menggunakan uraian Bapak Dr. Santoso Tri Raharjo, S.Sos.,
pekerjaan yang dihasilkan dari proses M.Si. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
analisis jabatan. Hal ini bertujuan agar Sosial dan Ilmu Politik Universitas
penempatan dapat sesuai dengan Padjadjaran, Bapak Mohammad Benny
kompetensi dan keahlian pegawai Alexandri, S.E., M.M. selaku Wakil
yang bersangkutan dengan jabatan Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
yang didudukinya. Politik Universitas Padjadjaran, Bapak
3. Sebaiknya Kepala BKD Kota Bandar Dr. Drs. H. Entang Adhi Muhtar, M.S.
Lampung melakukan sosialisasi selaku Ketua Program Studi Ilmu
mengenai merryt system kepada setiap Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial
pegawai. Dengan adanya sosialisasi dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran
diharapkan BKD Kota Bandar sekaligus Dosen Pembimbing Utama
Lampung sebagai ujung tombak yang telah memberikan bimbingan,
pelaksana kebijakan di bidang nasihat, motivasi serta waktu luang yang
kepegawaian memahami dan telah diberikan kepada penulis. Semoga
melaksanakan amanat Undang- kebaikan Bapak digantikan dengan
Undang ASN No 5 Tahun 2014 kesehatan dan kebahagiaan oleh ALLAH
mengenai manajemen PNS SWT, Bapak Ramadhan Pancasilawan,
S.Sos., M.Si. selaku selaku Sekretaris

ISSN: 2086-1338 Halaman: 6


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Program Studi Ilmu Administrasi Publik Terimakasih atas dukungan, bantuan serta
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik informasi yang diberikan kepada penulis
Universitas Padjadjaran, Penghargaan dan sehingga penulis mampu menyelesaikan
penghormatan kepada Ibu Dr. skripsi ini. Terimakasih atas kesediaan
Candradewini, S.I.P., M.Si., selaku co- waktu serta pemberian data yang penulis
pembimbing sekaligus Dosen Wali butuhkan terkait dengan penelitian ini.
penulis yang telah memberikan ilmu, Dan terimakasih kepada seluruh pihak
pengarahan, dan waktu untuk yang tidak dapat penulis sebutkan satu
membimbing penulis dalam persatu yang telah membantu baik secara
menyelesaikan penulisan skripsi ini. langsung maupun tidak langsung dalam
Terimakasih telah membimbing penulis penyelesaian skripsi penulis.
selama penulis menjadi mahasiswa
Program Studi Ilmu Administrasi Publik, DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Buku
Universitas Padjadjaran. Semoga Armstrong, Michael. 2006. A Handbook
kebaikan Ibu digantikan dengan of Human Resource Management
kesehatan, kebahagiaan, dan dipermudah Practice 10th Edition. Great Britain:
dalam segala urusan oleh Allah SWT. Ibu Cambridge University Press
Nunung Runiawati, S.I.P., M.Si. dan
Bapak Dedi Sukarno, S.I.P., M.Si., selaku Creswell, John W. 2010. Research
dosen pembahas pada Seminar Usulan Design Pendekatan Kualitatif,
Penelitian penulis. Terima kasih atas Kuantitatif dan Mixed . Terjemahan
saran dan masukan yang sangat Achmad Fawaid. Yogyakarta:
membangun dan membantu penulis untuk Pustaka Pelajar
menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik.
Semoga Ibu dan Bapak senantiasa Dessler, G. (2008). Human Resource
mendapat rahmat dari Allah SWT. Ibu Management 11th Edition, New
Tina dan Teh Mira selaku staf Program Jersey: Pearson Education
Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Handayaningrat, Sowarno. 1992.
Padjadjaran yang selalu membantu Administrasi Pemerintah dalam
penulis dalam hal administrasi akademik. Pembangunan Nasional. Jakarta:
Terimakasih atas kebaikan yang telah Gunung Agung
diberikan. Seluruh staf Program Studi
Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Padjadjaran yang telah membantu penulis Bumi Aksara
dalam hal akademik. Selain itu, penulis
ucapkan terimakasih kepada seluruh Kettner. 2002. Analisis Achieving
informan dari Badan Kepegawaian Excellence in the Management of
Daerah Kota Bandar Lampung yaitu Human Service Organizations.
Bapak Dr. Muhammad Umar selaku Boston: Allyn & Bacon
Kepala BKD Kota Bandar Lampung, Ibu
Siti Supiah S.H., M.H., selaku Sekretaris, Mamoria, C, B. 1989. Personnel
Bapak Muzanni Ali, Bapak Ronald Putra Management. Himalaya: Himalaya
Nugraha, dan Kepala Bagian Organisasi publishing
Sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung
yaitu Bapak Drs. Barizi M.Si. yang Marwansyah. 2014. Manajemen Sumber
terlibat dalam memberikan informasi Daya Manusia Edisi Kedua.
untuk menyelesaikan skripsi ini. Bandung: Alfabeta

ISSN: 2086-1338 Halaman: 7


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman
Mathis, Robert L. John H. Jackson. 2010. Praktis Manajemen Sumber Daya
Human Resources Management Manusia. Cetakan 1. Bandung: CV
Thirteen Edition. USA: South Alfabeta.
Western Cengage Learning
Perundang-Undangan dan Dokumen
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Lainnya
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Undang- Undang No 5 Tahun 2014
Remaja Rosdakarya Ofset tentang Aparatur Sipil Negara

Ndraha, Taliziduhu, 1999. Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2010


Pengembangan Sumber Daya tentang Grand Design Reformasi
Manusia. Jakarta: Renika Cipta Birokrasi 2010-2025

Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2009. Manajemen Sumber Daya 2002 tentang Pengadaan Pegawai
Manusia untuk Perusahaan. Edisi Negeri Sipil
Ketiga, Raja Grafindo Persada,
Jakarta. Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun
2009 tentang Wewenang
Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Pengangkatan, Pemindahan, dan
Daya Manusia, Reformasi Birokrasi Pemberhentian Pegawai.
dan Manajemen Pegawai Negeri
Sipil. Bandung: Refika Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi
Sedarmayanti. 2011. Reformasi Birokrasi 2010-2025
Administrasi Publik, Reformasi
Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Peraturan Kepala Badan Kepegawaian
Depan. Bandung: Refika Negara Nomor 37 Tahun 2011
tentang Pedoman Penataan Pegawai
Siagian, Sondang P. 1992. Manajemen Negeri Sipil
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara Laporan Akhir Penyusunan Analisis
Jabatan Dan Capaian Beban Kerja
Siswanto, Badjo. 2005. Manajemen pada BKD Kota Bandar Lampung
Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: PT tahun 2014
Bumi Aksara
Disertasi, Jurnal dan Skripsi
Sugandi, Yogi Suprayogi. 2011. Arie Haryadi. 2011. Skripsi dengan Judul
Administrasi Publik; Konsep dan Pelaksanaan Penempatan Pegawai
Perkembangan Ilmu di Indonesia. oleh Kepala Pusat Dalam Upaya
Yogyakarta: Graha Ilmu Meningkatkan Prestasi Kerja di
Bagian Tata Usaha Pusat Penelitian
Susilo, Willy. 2002. Audit SDM – dan Pengembangan Jalan dan
Panduan Komperhensif bagi Jembatan Departemen Pekerjaan
Auditor, praktisi Manajemen SDM Umum. Ilmu Administrasi Negara
serta pimpinan organisasi dan FISIP Universitas Padjadjaran.
perusahaan. Jakarta: PT
Vorqistatama Binamega Lukman Hakim. 2014. Skripsi dengan
Judul Penempatan Pegawai di

ISSN: 2086-1338 Halaman: 8


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Bidang Status Kepegawaian dan
Pensiun Kantor Regional III Badan
Kepegawaian Negara Bandung.
Administrasi Publik FISIP
Universitas Padjadjaran.

Nur Fadilah, Asri et. al. (2013). Jurnal


Administrasi Publik. Pengaruh
Penempatan Pegawai Terhadap
Kinerja (Studi pada Pegawai
Sekretariat Daerah Kabupaten
Gresik). Vol.1 No.5 Hal: 847-852.

Rusdiono. 2014. Disertasi dengan Judul


Penempatan Pegawai Negeri Sipil di
Badan Pengelolaan Kawasan
Perbatasan dan Kerjasama Provinsi
Kalimantan Barat. Program
Pascasarja Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

ISSN: 2086-1338 Halaman: 9


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

KOORDINASI DALAM PENANGANAN GELANDANGAN PIKOTIK DI KOTA


BANDUNG

COORDINATION IN HANDLING PSYCHOTIC VAGRANT IN BANDUNG CITY

Andini Hening Safitri; Ida Widianingsih; Mas Halimah


aheningsafitri@ymail.com; ida.widianingsih@unpad.ac.id; mas.halimah@unpad.ac.id
Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
Bandung, Indonesia

ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini berawal dari fenomena masih sering ditemuinya
gelandangan yang menderita gangguan jiwa atau gelandangan psikotik yang terlantar dan
berkeliaran di kota-kota besar termasuk Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deduktif dengan
mengacu pada koordinasi efektif yang dikemukakan oleh State Service Commision (2008),
yang didalamnya terdapat tiga dimensi utama dalam koordinasi, yaitu dimensi mandat,
sistem dan perilaku. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa koordinasi dalam
penanganan gelandangan psikotik di Kota Bandung masih belum berkaitan dengan dimensi
mandat, sistem dan perilaku. Agar koordinasi dalam penanganan gelandangan psikotik di
Kota Bandung dapat berjalan efektif, diperlukan peningkatan dalam beberapa aspek yang
berkaitan dengan dimensi koordinasi, yaitu dalam hal komitmen pemimpin, tujuan yang
terdefinisikan secara jelas dan disepakati bersama, kerangka kerja dan akuntabilitas,
pengukuran kinerja, ketepatan dan kemampuan perwakilan dan kepemimpinan dalam tim,
serta budaya dan nilai bersama.

Kata Kunci: gelandangan psikotik, koordinasi, mandat, sistem, perilaku

ABSTRACT
The background of this research came from the phenomenon are often seen the
homeless people with mental illness or psychotic vagrant displaced and wandering in major
cities including Bandung. The method used in this study is a qualitative research method
with a deductive approach by reference to the effective coordination proposed by the State
Services Commission (2008) , in which there are three main dimensions in coordination,
the dimensions of the mandate, systems and behaviors. From this research, it can be
concluded that the coordination in handling psychotic vagrant in Bandung still not
associated with the dimensions of the mandate, systems and behaviors. In order to
coordinate the handling of psychotic vagrant in Bandung can be effective, it needs
improvement in some aspects related to the dimensions of coordination, namely in terms of
commitment to leadership, the goals are clearly defined and agreed together, frameworks
and accountability, performance measurement, accuracy and the ability of representation
and leadership in the team, as well as shared culture and values.

Keywords: psychotic vagrants, coordination, mandates, systems, behaviors

ISSN: 2086-1338 Halaman: 10


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

PENDAHULUAN tanggung jawab pemerintah daerah.


Sudah menjadi keharusan bagi suatu Seperti disebutkan dalam Undang-
negara untuk merespon berbagai macam Undang Nomor 18 Tahun 2014 Tentang
permasalahan yang muncul dimana Kesehatan Jiwa dimana disebutkan pada
permasalahan setiap negara akan berbeda Pasal 80 bahwa Pemerintah dan
dan akan berbeda pula dalam merespon Pemerintah Daerah bertanggung jawab
Permasalahan tersebut melakukan penatalaksanaan terhadap
(Nugroho,2014:29). Salah satu respon Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
yang ditunjukan adalah merespon yang terlantar, menggelandang,
masalah sosial yang dilakukan melalui mengancam keselamatan dirinya dan/atau
berbagai pelayanan sosial orang lain, dan/atau mengganggu
(Suharto,2006:4), dengan memberikan ketertiban dan/atau keamanan umum.
pelayanan berupa penjaminan sosial, Beberapa daerah di Indonesia
perumahan, kesehatan, pendidikan dan memiliki angka gangguan jiwa dan angka
pelayanan sosial personal gelandangan psikotik yang cukup tinggi,
(Suharto,2006:9). diantaranya adalah Kota Bandung. Dari
Salah satu fenomena yang data Riset Kesehatan Daerah Provinsi
menunjukan bahwa masih adanya Jawa Barat tahun 2007 diketahui bahwa
masalah sosial saat ini diantaranya dapat warga pengidap gangguan jiwa di Kota
dilihat dari banyaknya Orang Dengan Bandung mencapai 600.000 orang. Angka
Gangguan Jiwa (ODGJ) yang sering tersebut lebih besar jika dibandingkan
berkeliaran dan terlantar di jalanan dengan jumlah penduduk Kota Cimahi
khususnya di kota-kota besar di Indonesia pada tahun yang sama yaitu tahun 2007
(perpustakaan.bppksyogyakarta.com:200 yang bedasarkan data Badan Pusat
9). Masih ditemuinya fenomena tersebut Statistik Kota Cimahi berjumlah 536.743
menuntut keseriusan pemerintah untuk jiwa.
memberikan respon dengan cara Selain tingginya angka gangguan
memberikan pelayanan kesehatan, jiwa di Kota Bandung, pada tahun 2015
penjaminan sosial dan juga memberikan Kota Bandung menjadi salah satu daerah
fasilitasi perumahan bagi gelandangan di Jawa Barat yang menyumbang pasien
psikotik, yang mana dalam hal ini gangguan jiwa terbanyak ke Rumah Sakit
gelandangan psikotik termasuk kedalam Jiwa Provinsi Jawa Barat, dimana hingga
jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan bulan September 2015 tercatat bahwa
Sosial (PMKS) yang menderita gangguan Kota Bandung menyumbang 11.363
jiwa. Pentingnya peran pemerintah untuk pasien di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa
menangani gelandangan psikotik tertuang Barat dan diantara pasien tersebut
dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada terdapat pasien yang merupakan
pasal 28H ayat 1, disebutkan bahwa setiap gelandangan psikotik.
orang berhak hidup sejahtera lahir dan Berdasarkan data pasien gelandangan
batin, bertempat tinggal, dan psikotik di Instalasi Kesehatan Jiwa
mendapatkan lingkungan hidup yang baik Masyarakat pada tahun 2014 tercatat
dan sehat serta berhak memperoleh jumlah pasien gelandangan psikotik yang
pelayanan kesehatan. Melihat hal tersebut dirujuk ke RSJ Provinsi Jawa Barat oleh
maka jelaslah bahwa gelandangan Pemerintah Kota Bandung adalah
psikotik berhak mendapatkan lingkungan sebanyak 21 orang, dan jumlah tersebut
yang baik dan mendukung, serta berhak merupakan jumlah tertinggi diantara
mendapatkan pelayanan kesehatan. daerah lainnya di Jawa Barat.
Dalam menangani gelandangan Tingginya angka gelandangan
psikotik, tidak hanya pemerintah pusat psikotik di Kota Bandung menuntut
saja yang berperan, tetapi juga menjadi Pemerintah Kota Bandung untuk lebih

ISSN: 2086-1338 Halaman: 11


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

pro-aktif dalam menangani hal tersebut. pengamatan awal dan wawancara awal
Dalam penanganannya tidak dapat satu yang penulis lakukan, penulis melihat
lembaga saja yang terlibat mengingat bahwa tidak semua pihak yang terlibat
gelandangan psikotik ini merupakan dalam penanganan gelandangan psikotik
kategori gelandangan dan mengidap di Kota Bandung mengetahui dan
gangguan jiwa, maka dari itu diperlukan memiliki data pasti terkait jumlah
keterlibatan lembaga lain yang berwenang gelandangan psikotik di Kota Bandung
untuk menangani gelandangan psikotik di dan mengetahui apakah gelandangan
Kota Bandung secara menyeluruh. psikotik yang dijangkau benar-benar
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa mendapatkan perawatan yang sesuai
Barat Nomor 45 Tahun 2012 Tentang hingga mendapatkan rehabilitasi sosial
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah atau tidak. Berdasarkan indikasi yang
Provinsi Jawa Barat Nomor 11 Tahun penulis temukan, maka penulis ingin
2010 Tentang Penyelenggaraan mengetahui bagaimana koordinasi dalam
Kesehatan pasal 33 yang menyebutkan penanganan gelandangan psikotik di Kota
bahwa: Bandung.
“Dalam rangka penyaringan proses
pasien psikotik gelandangan, Dinas METODE
melaksanakan koordinasi dengan Dinas Pada penelitian ini, penulis
Sosial,Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, menggunakan metode penelitian kualitatif
Rumah Sakit Jiwa, Satuan Polisi Pamong dengan pendekatan deduktif. Pemilihan
Praja dan Kepolisian” metode tersebut dikarenakan dalam
Selain lembaga-lembaga yang penelitian ini penulis bertujuan untuk
disebutkan oleh Peraturan Gubernur Jawa mencari tahu secara mendalam terkait
Barat Nomor 45 Tahun 2012 di atas, pihak koordinasi dalam penanganan
lainnya yang juga terlibat dalam gelandangan psikotik di Kota Bandung.
penaganan gelandangan psikotik adalah Kemudian pendekatan deduktif dipilih
Komando Distrik Militer (Kodim) oleh penulis mengingat dalam penelitian
0618/BS Kota Bandung. ini penulis mengacu pada teori yang
Dalam penanganan gelandangan relevan yaitu mengenai dimensi dalam
psikotik di Kota Bandung saat ini, penulis koordinasi. Dengan pendekatan ini
menemukan bahwa terdapat beberapa penulis dapat memulai melakukan
indikasi masalah dalam koordinasi penelitian dengan teori acuan yang
penanganan gelandangan psikotik, relevan (Yin, 2011:95) untuk menggali
diantaranya adalah belum adaya pedoman informasi lebih jauh terkait dengan
yang disepakati bersama yang digunakan koordinasi dalam penanganan
oleh pihak yang terlibat, yang berkaitan gelandangan psikotik di Kota Bandung.
dengan penanganan gelandangan psikotik
di Kota Bandung. Belum adanya pedoman HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut diantaranya menyebabkan belum Berdasarkan teori yang menjadi
adanya pola yang jelas terkait dengan acuan dalam penelitian yang penulis
penanganan gelandangan psikotik lakukan, koordinasi dalam penanganan
khususnya terkait dengan penanganan gelandangan psikotik di Kota Bandung
pasca rehabilitasi. Selain itu juga dalam dilihat dari tiga dimensi diamana setiap
membahas penanganan gelandangan dimensi memiliki aspek-aspeknya sendiri
psikotik di Kota Bandung tidak ada yang diuraikan sebagai berikut:
pertemuan khusus yang terjadwal rutin
dan berkala yang bersifat formal, dan juga A. Dimensi Mandat
Informasi terkait gelandangan psikotik Pada dimensi ini terdapat tiga aspek
yang tidak merata dimana berdasarkan yang berkaitan dengan koordinasi, yaitu

ISSN: 2086-1338 Halaman: 12


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

komitmen pemimpin, keterlibatan selaku pihak yang bertanggungjawab


stakeholder dan tujuan yang didefiniskan dalam hal rehabilitasi sosial sudah
secara jelas dan disepakati bersama. berupaya semaksimal mungkin dengan
membangun kerja sama dengan panti
a. Komitmen Pemimpin rehabilitasi swasta ataupun panti
Dalam koordinasi penanganan rehablitasi yang berasal dari swadaya
gelandangan psikotik, komitmen dari masyarakat.
pemimpin lembaga-lembaga yang terlibat
menjadi sangatlah penting, dimana juga b. Keterlibatan Stakeholder
disebutkan oleh State Services Keterlibatan menjadi kunci utama
Commission (2008:12) bahwa “....the dari keberlangsungan aktivitas
senior leaders have invested significant koordinasi. Ketika pihak-pihak yang
time and energy modelling and terlibat dalam penanganan gelandangan
supporting this way of working. psikotik tidak terlibat, maka penanganan
Komitmen dalam penanganan gelandangan psikotik tidak akan berjalan
gelandangan psikotik ini diantaranya baik. Pada koordinasi penanganan
dapat terlihat dari diprioritaskannya gelandangan psikotik di Kota Bandung ini
penanganan gelandangan psikotik oleh melibatkan berbagai macam lembaga
lembaga-lembaga yang terlibat dalam dimana jika mengacu pada Peraturan
penanganan gelandangan psikotik di Kota Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 45
Bandung, dituangkannya komitmen Tahun 2012, disebutkan bahwa lembaga-
kedalam bentuk yang formal seperti surat lembaga yang terlibat dalam penanganan
keputusan ataupun juga peraturan gelandangan psikotik diantaranya adalah
bersama, selain itu juga dapat terlihat dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Satpol PP,
disediakannya sarana prasarana. Kepolisian dan RSJ. Diluar itu,
Dari penelitian yang penulis lakukan Pemerintah
dapat dilihat bahwa komitmen yang Kota Bandung ikut melibatkan
terbentuk masih belum optimal. Dimana Kodim 0618/BS dalam penanganan
saat ini tidak ada program khusus yang gelandangan psikotik.
berkaitan dengan gelandangan psikotik Pada aspek keterlibatan stakeholder
dan sejauh ini prioritas dalam hal dalam penanganan gelandangan psikotik,
penanganan gelandangan psikotik adalah berdasarkan penelitian yang sudah
ketika ditemukan kasus tersebut maka dilakukan saat ini sudah baik. Dimana
semua lembaga yang terkait dalam semua lembaga yang terlibat dalam
penanganan gelandangan psikotik ikut penanganan gelandangan psikotik sudah
turun tangan dan menindaklanjuti berpartisipasi aktif sesuai dengan
gelandangan psikotik. Selain itu saat ini kapasitasnya masing-masing. Selain itu
belum ada satu bentuk komitmen dalam dalam hal keterlibatan dari masyarakat
penanganan gelandangan psikotik yang untuk ikut melaporkan keberadaan
sifatnya formal yang mengatur secara gelandangan psikotik juga sudah cukup
kseluruhan terkait penanganan baik, dimana melalui media pengaduan
gelandangan psikotik di Kota Bandung. yang disediakan oleh Pemerintah Kota
Dalam hal sarana prasarana yang Bandung yaitu twitter, cukup banyak
disediakan untuk mendukung laporan dari masyarakat terkait dengan
pelaksanaan penanganan gelandangan keberadaan gelandangan psikotik di Kota
psikotik juga masih terdapat kekurangan Bandung.
dimana Pemerintah Kota Bandung tidak
memiliki panti rehabilitasi eks-psikotik c. Tujuan yang Jelas dan Disepakati
bagi yang tidak memiliki keluarga. Bersama
Walaupun demikian, saat ini Dinas Sosial

ISSN: 2086-1338 Halaman: 13


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Pada dimensi mandat, adanya tujuan


yang jelas dan di sepakati bersama a. Kerangka Kerja dan Akuntabilitas
merupakan hal yang penting dalam Adanya kerangka kerja yang jelas
melaksanakan koordinasi penanganan yang menjabarkan tugas dan fungsi dari
gelandangan psikotik. Mengingat masing-masing pihak, akan mencegah
banyaknya lembaga yang terlibat dalam dari adanya tumpang tindih tugas, selain
penanganan gelandangan psikotik maka itu juga alur kerja akan menjadi lebih
tujuan yang ditetapkan juga haruslah jelas. Dalam aspek kerangka kerja dan
dapat difenisikan dengan jelas dan akuntabilitas, penulis melihat bahwa hal
disepakati bersama agar hasil yang tersebut belum berjalan dengan baik,
diinginkan dapat tercapai. Disebutkan dikarenakan belum adanya bentuk
juga oleh State Services Commission pertanggungjawaban khusus yang
(2008:13) bahwa “......If objectives are berkaitan dengan penananganan
unclear or not shared, participants may gelandangan psikotik dan bentuk
work towards different, incompatible pelaporan tidak bersifat menyeluruh
goals and fail to achieve desired karena laporan yang dibuat terpisah pada
outcomes.” masing-masing lembaga. Selain itu juga
Penulis melihat bahwa dalam hal penulis melihat bahwa belum adanya
tujuan penanganan gelandangan psikotik kejelasan terkait pemulangan
di Kota Bandung belum didefinisikan gelandangan psikotik dan eks-psikotik ke
dengan baik dan jelas. Hal tersebut keluarganya, serta peran dalam pasca
dikarenakan belum adanya pedoman rehabilitasi sosial bagi eks-psikotik.
bersama yang sifatnya formal yang sudah Kemudian juga penulis masih melihat
disepakati oleh masing-masing pihak bahwa dalam upaya Perkesmas yang
yang berkoordinasi. Walaupun di satu sisi dilakukan oleh Dinas Sosial masih
koordinasi dalam penanganan terdapat kendala terkait dengan
gelandangan psikotik sudah berjalan dan keberadaan eks-psikotik di panti
semua pihak sudah menyepakati untuk rehabilitasi.
melakukan penanganan gelandangan
psikotik sesuai dengan tugas pokok dan b. Kecukupan dan Ketersediaan
fungsi serta kapasitas dan Sumber Daya
kewenangannya, disisi lain penulis Dalam berbagai macam kegiatan,
melihat pentingnya membuat pedoman ketersediaan sumber daya merupakan
formal yang menguraikan tujuan dan salah satu aspek pendukung yang akan
sasaran yang jelas, dimana pedoman berpengaruh pada keberlangsungan dan
tersebut merupakan pedoman yang sudah keberlanjutan suatu kegiatan. Begitupun
disepakati bersama. Hal tersebut penulis juga dengan koordinasi dalam
anggap penting agar nantinya tidak terjadi penanganan gelandangan pskotik yang
saling lempar tugas dalam penanganan membutuhkan sumber daya termasuk
gelandangan psikotik di Kota Bandung. anggaran, dan ketersediaan waktu, agar
penanganan yang diberikan dapat lebih
B. Sistem menyeluruh dan berkelanjutan.
Dimensi sistem dalam koordinasi Dalam aspek ketersediaan dan
berkaitan dengan kerangka kerja dan kecukupan sumber daya penulis melihat
akuntabilitas. Hal lain yang berkaitan bahwa penanganan gelandangan psikotik
dengan dimensi ini adalah adanya sudah difasilitasi dengan anggaran dan
ketepatan dan kecukupan sumber daya waktu yang cukup. Walaupun saat ini
yang dibutuhkan, proses mengawasi dan belum ada penganggaran secara khusus
menilai bagaimana kinerja dari koordinasi yang ditujukan untuk koordinasi
dalam penanganan gelandangan psikotik. penanganan gelandangan psikotik dengan

ISSN: 2086-1338 Halaman: 14


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

lebih spesifik, namun kegiatan Selain itu kepemimpinan yang baik dalam
penanganan gelandangan psikotik dapat koordinasi penanganan gelandangan
berjalan dengan bertumpu pada anggaran psikotik akan berdampak pada baik
dari masing-masing lembaga yang buruknya penanganan yang diberikan.
terlibat. Pada aspek ini, penulis melihat
bahwa dalam hal kemampuan dan
c. Pengukuran Kinerja ketepatan sudah cukup baik, dimana pihak
Mengukur kinerja terhadap suatu yang terlibat melakukan kegiatan sesuai
kegiatan sangatlah penting, baik itu dengan kapasitas dan kemampuannya.
jangka panjang maupun jangka pendek. Selain itu juga pihak-pihak terkait sudah
Dengan adanya pengukuran kinerja dapat mampu berkomunikasi dengan baik dan
diketahui sejauh mana keeberhasilan memanfaatkan teknologi, walaupun
kegiatan itu dilakukan. Adanya pertukaran informasi masih belum
mekanisme pengukuran dalam kegiatan menyeluruh. Hanya saja dalam hal
yang dilakukan oleh pemerintah sangatlah kepemimpinan tim belum dapat
penting, terlebih dalam penanganan dirasakan, mengingat dalam penanganan
gelandangan psikotik yang melibatkan gelandangan psikotik ini belum terbentuk
banyak pihak. Penulis melihat bahwa tim khusus yaitu TP-KJM, dan hanya
dalam aspek pengukuran kinerja dalam terdapat tim-tim kecil yang kadang
penanganan gelandangan psikotik masih berubah-ubah.
belum dipenuhi dengan baik, megingat b. Budaya Organisasi yang Mendukung
tidak adanya sasaran dan indikator yang Koordinasi
jelas untuk melihat sejauh mana Dalam koordinasi yang melibatkan
keberhasilan Pemerintah Kota Bandung banyak pihak, maka budaya organisasi
dalam menangani gelandangan psikotik. dari masing-masing pihak tersebut
menjadi suatu hal yang sangat penting.
C. Perilaku salah satu upaya untuk membangun hal
Dimensi perilaku dalam koordinasi tersebut diantaranya dengan adanya
penanganan gelandangan psikotik ini dukungan dengan mengintegrasikan
berkaitan dengan ketepatan dan kegiatan yang dilakukan dalam koordinasi
kemampuan dari perwakilan serta ke dalam lembaga dari masing-masing
kepemimpinan tim. Dimensi ini juga pihak yang terlibat, seperti adanya
berkaitan dengan perilaku dan budaya program atau kegiatan pendukung dalam
organisasi diantaranya dapat dilihat dari penanganan gelandangan psikotik di
adanya dukungan setiap organisasi yang masing-masing lembaga yang terlibat
terlibat dalam penanganan gelandangan (State Services Commission,2008:17).
psikotik di Kota Bandung. Selain itu, Terkait dengan aspek budaya
dimensi ini berkaitan dengan adanya rasa organisasi yang mendukung koordinasi
kebersamaan antara pihak yang terlibat dalam penanganan gelandangan psikotik
dalam koordinasi penanganan penulis menilai bahwa aspek tersebut
gelandangan psikotik di Kota Bandung. sudah cukup mendukung. Hal tersebut
terlihat dari adanya kegiatan lain yang
a. Ketepatan, Kemampuan dan dilakukan oleh beberapa lembaga,
Kepemimpinan dalam Tim sehingga bentuk dukungan tersebut akan
Dalam koordinasi penanganan mempermudah dalam pelaksanaan
gelandangan psikotik di Kota Bandung penanganan gelandangan psikotik di Kota
yang melibatkan banyak lembaga, melihat Bandung.
kemampuan dan ketepatan orang-orang
yang ditunjuk masing-masing lembaga c. Budaya dan Nilai Bersama
dalam berkoordinasi sangatlah penting.

ISSN: 2086-1338 Halaman: 15


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Adanya budaya dan nilai bersama Saran


dari pihak yang berkoordinasi dalam Saran penulis untuk koordinasi
penanganan gelandangan psikotik dalam penanganan gelandangan psikotik
diantaranya ditandai dengan adanya di Kota Bandung, yaitu:
kebersamaan yang terbangun dengan baik 1. Membentuk TP-KJM Kota Bandung.
dan nilai yang dijunjung bersama oleh Dengan dibentuknya tim tersebut
masing-masing pihak.. Selain itu, diharapkan penanganan terhadap
pemahaman yang baik dari masing- gelandangan psikotik dapat lebih
masing pihak yang terlibat terkait menyeluruh dan penanganan tidak
bagaimana tugas pokok dan fungsi dari hanya dilakukan hingga tahap
lembaga lain. Dengan adanya nilai yang rehabilitasi sosial saja, melainkan
dianut bersama dan pemahaman yang pada pasca rehabilitasi sosial.
baik antar masing-masing pihak 2. Membuat pedoman penanganan
diharapkan rasa kepemilikan akan gelandangan psikotik yang disepakati
terbentuk dan dapat mendukung bersama. Dengan adanya pedoman
koordinasi penanganan gelandangan tersebut diharapkan kerangka kerja
psikotik di Kota Bandung. dalam penanganan gelandangan
Dari penelitan yang penulis lakukan, psikotik akan lebih jelas dan
saat ini dalam penanganan gelandangan meyeluruh. Selain itu dengan adanya
psikotik di Kota Bandung belum ada nilai pedoman yang disepakati bersama,
yang dijunjung bersama. Namun hal-hal yang berkaitan dengan tujuan,
demikian dalam hal pemahaman dan sasaran dan indikator kegiatan dapat
saling mengerti akan tugas pokok dan dijabarkan dengan jelas.
fungsi antar masing-masing lembaga 3. Membuat pendataan terkait
sudah terdapat satu pemahaman yang gelandangan psikotik secara lebih
cukup baik. merinci, terkait dengan jumlah
gelandangan psikotik yang berhasil
SIMPULAN DAN SARAN dijangkau, yang dikembalikan
Simpulan kembali kepada keluarga,
Berdasarkan hasil penelitian yang gelandangan psikotik yang dirujuk,
sudah diuraikan oleh penulis pada bab gelandangan psikotik yang
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa direhabilitasi dan dimana yang
koordinasi dalam penanganan bersangkutan tersebut direhabilitasi.
gelandangan psikotik belum sepenuhnya 4. Melakukan rapat evaluasi yang jangka
berkaitan dengan dimensi mandat, waktunya ditetapkan. Adanya rapat
dimensi sistem dan dimensi perilaku, evaluasi ini bertujuan untuk
dimana hanya beberapa hal saja yang melakukan penyebaran informasi
sudah cukup baik dan sudah dipenuhi dari terkait gelandangan psikotik di Kota
ketiga dimensi tersebut, yaitu yang Bandung dan mengevaluasi sudah
berkaitan dengan keterlibatan sejauh mana penanganan gelandangan
stakeholder, kecukupan dan ketersediaan psikotik dilakukan serta apa saja
sumber daya dan budaya organisasi yang kendala yang ditemui dalam
mendukung koordinasi. Untuk hal lainnya penanganan gelandangan psikotik.
seperti komitmen pemimpin, tujuan yang 5. Melakukan follow-up pada saat
jelas dan disepakati bersama, kerangka pemulangan gelandangan psikotik
kerja dan akuntabilitas, pengukuran ataupun juga eks-psikotik kepada
kinerja, ketepatan dan kemampuan pihak keluarga. Follow-up yang
perwakilan juga kepemimpinan dalam tim dilakukan dapat berupa kunjungan
serta pertukaran budaya dan nilai bersama rumah dari pihak Pemerintah Kota
yang masih belum terbentuk dengan baik.

ISSN: 2086-1338 Halaman: 16


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Bandung disertai pihak dinas tempat Sung Min, Park., dan Kim Seona. 2014.
asal yang bersangkutan. Public Management A Case
Handbook. Seoul: Sungkyunkwan
DAFTAR PUSTAKA University Press
Buku
Centre for Mental Health, Department of Syafiie, Inu Kencana. 2010. Ilmu
Health, Mind, NHS Confederation Administrasi Publik (Edisi Revisi).
Mental Health Network, Rethink Jakarta: PT.Rineka Cipta
Mental Illness, Turning Point. 2012.
No Health Without Mental Health: Syafri, Wirman. 2012. Studi tentang
Implementation Framework. Administrasi Publik. Jakarta:
London. Erlangga

Creswell, John W. 2014. Research Sugiyono.2013. Metode Penelitian


Design Pendekatan Kualitatif, Administrasi.Bandung: Alfabeta.
Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Yin, Robert K.. 2011. Qualitative
Research from Start to Finish.
Manullang, M. (2006). Dasar-Dasar United States Of America: The
Manajemen.Yogyakarta: Gadjah Guilford Press.
Mada
Jurnal
New Zealand Office of the Controller Boella, Guido., Leendert van der
and Auditor General. 2003. Key Torre.2005.Coordination and
Success Factors for Effective Organization Definitions, Examples
Coordination and Collaboration and Future Research. Electronic
Between Public Sector Agencies. Notes in Theoretical Computer
New Zealand: Report of the Science Directions
Controller and Auditor General
Harpham, Trudy., Michael Reichenheim,
Nugroho, Riant. 2014. Public Policy. Rebecca Oser, Elizabeth Thomas,
Jakarta: Elex Media Komputindo. Narmeen Hamid, Surinder Jaswal,
Ana Ludermir dan Magna Aidoo.
Ritchie, Jane., dan Jane Lewis. 2003. 2003. Measuring mental health in a
Qualitative Research Practice A cost-effective manner. Oxford
Guide for Social Science Students University Press Health policy and
and Researchers. London: Sage planning;18(3):344-9.
Publications.
Iskandar, Shelly., Dien Mardiningsih.,
State Services Commision. 2008. Factors Deni Kurniadi Sunjaya., Arifah Nur
for Successful Coordination - A Istiqomah., & Teddy Hidayat. 2013.
Framework to Help State Agencies Menuju Jawa Barat Bebas Pasung:
Coordinate Effectively. New Komitmen Bersama 5 Kabupaten
Zealand: State Services Commission Kota.

Sugandi, Yogi S. 2011. Administrasi Král, Jaroslav. 2007. Introduction to


Publik Konsep dan Perkembangan Coordination Concept Suharto, Edi.
Ilmu di Indonesia.Yogyakarta: 2006. Kebijakan Sosial.
Graha Ilmu.

ISSN: 2086-1338 Halaman: 17


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Tim Peneliti Balitbang Provinsi Jawa Peraturan Menteri Sosial Republik


Tengah.2007. Study Penanganan Indonesia Nomor 08 Tahun 2012
Masalah Sosial Gelandangan Tentang
Psikotik di Wilayah Perbatasan dan
Perkotaan.Semarang:Balitbang Jawa Pedoman Pendataan Dan Pengelolaan
Tengah Data Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial Dan Potensi
Vanagas, Ramunas., dan Janina Stakevic. Dan Sumber Kesejahteraan Sosial
2014 Impact of Coordination for
Organization Process. Intellectual Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Economics,Vol.8, No.2(20), p. 112- Indonesia Nomor:
125 220/MENKES/SK/III/2002 Tentang
Pedoman Umum Tim Pembina, Tim
_____________._____. Qualitative Pengarah, Tim Pelaksana Kesehatan
Research Introduction. Jiwa Masyarakat ( TP – KJM )
Washington, DC:
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor
Center for Teaching, Research & 45 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Learning. Pelaksanaan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 11
Skripsi Tahun 2010 Tentang
Mediana, Viska. 2012. Analisis Penyelenggaraan Kesehatan
Koordinasi Dinas Perhubungan
dalam Penyediaan Pelayanan Jasa Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor
Transportasi Angkutan Kota di 440.05/Kep.372/Yansos/2014
Depok. Depok: Universitas Tentang Tim Penanggulangan
Indonesia Kesehatan Jiwa Masyarakat Provinsi
Jawa Barat
Dokumen
Undang – Undang Dasar Negara Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor
Republik Indonesia Tahun 1945 11 Tahun 2005 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kota
Undang-Undang Republik Indonesia Bandung Nomor 03 Tahun 2005
Nomor 3 Tahun 1966 Tentang Tentang Penyelenggaraan
Kesehatan Jiwa Ketertiban, Kebersihan Dan
Keindahan
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor
Kesehatan 13 Tahun 2007 Tentang
Pembentukan Dan Susunan
Undang-Undang Republik Indonesia Organisasi Dinas Daerah Kota
Nomor 18 Tahun 2014 Tentang Bandung
Kesehatan Jiwa
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor
Undang-Undang Republik Indonesia 10 Tahun 2009 Tentang Sistem
Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kesehatan Kota Bandung.
Kepolisian Negara Republik
Indonesia Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor
06 Tahun 2013 Tentang
Pembentukan Dan Susunan

ISSN: 2086-1338 Halaman: 18


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Organisasi Satuan Polisi Pamong penderita-gangguan-jiwa-di-


Praja indonesia-terus-meningkat/ (Diakses
28 November 2015 pukul 13:39)
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Kota Bandung Tahun 2016 http://psikotikz.blogspot.co.id/2013/12/re
habilitasi-sosial-gelandangan
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar psikotik.html (Diakses 10 Februari
(Riskesdas) Provinsi Jawa Barat 2016 pukul 14:20)
Tahun 2007
http://bandungekspres.co.id/2015/penyan
Lampiran III Peraturan Daerah Provinsi dang-psikotik-alami-penurunan/
Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2015 (Diakses 13 April 2016 pukul 13:15)
Laporan Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan Sarana dan Prasarana Panti http://bandung.merdeka.com/halo-
bandung/dinsos-imbau-masyarakat-
Persinggahan Rumah Singgah Kota tak-beri-uang-anak-punk-dan-
Bandung Periode Juli s/d Desember gepeng-di-jalanan-160106z.html
2014 (Diakses 15 April 2016 pukul 10:12)

Laporan Pasien Gelandangan Psikotik http://portal.bandung.go.id/wakil-wali-


Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat kota-bandung-berikan-bantuan-
dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit sosial (Diakses pada 20 Mei 2016
(PKRS) Periode Januari s/d Agustus pukul 18:40)
2015
http://bandungekspres.co.id/2015/sebar-
Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian orang-gila-di-bandung-barat/2/
dan Pengebangan Kesehatan (Diakses 24 Mei 2016 pukul 15:54)
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2010 http://www.republika.co.id/berita/nasion
al/daerah/16/03/15/o433zw280-15-
Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian titik-penyebaran-pmks-kota-
dan Pengebangan Kesehatan bandung-terus-dipantau (Diakses 31
Kementerian Kesehatan Republik Mei 2016 pukul 18:07)
Indonesia Tahun 2013
http://www.pikiran-
Strategi Nasional Sistem Kesehatan Jiwa rakyat.com/ekonomi/2015/11/21/350
Direktur Jenderal Bina Upaya 770/inilah-umk-jabar-2016-yang-
Kesehatan Kementerian Kesehatan ditetapkan-gubernur (Diakses 9 Juni
Republik Indonesia Tahun 2015 2016 pukul 21:17)

Internet http://dinsos.bandung.go.id/BeritaFront/
http://www.kompasiana.com/naftalia/aw Detail/38 (Diakses pada 15 Juni
as-ada-orang-gila-edisi-hari- 2016 pukul 14:29)
kesehatan-jiwa-
sedunia_561bdef06c7a61f90b8b456 http://perpustakaan.bbppksyogyakarta.co
b (Diakses 28 November 2015 pukul m/index.php?p=show_detail&id=20
12:48) 44 (Diakses pada 15 Juni pukul
14:57)
http://www.unpad.ac.id/profil/dr-
suryani-skp-mhsc-setiap-tahun-

ISSN: 2086-1338 Halaman: 19


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

http://rsj.jabarprov.go.id/?viewPage=Ra
watJiwaIntensif&mk=3&im=25&la
ng=i d (Diakses pada 15 Juni 2016
pukul 17:15)

http://rsj.jabarprov.go.id/?viewPage=ten
ang&mk=3&im=26&lang=id
(Diakses pada 15 Juni pukul 17:17)

https://twitter.com/Dinsos_BDG/media
(Diakses pada 22 Mei 2016 pukul
18:07)

https://twitter.com/search?src=typd&q=
psikotik%20bandung (Diakses pada
22 Mei 2016 pukul 18:15)

https://twitter.com/FKTKSKBANDUNG/s
tatus/676984148872032256
(Diakses pada 22 Mei 2016 pukul
18:27)

ISSN: 2086-1338 Halaman: 20


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN


KEARSIPAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

QUALITY OF LIBRARY SERVICES AT LIBRARY AND ARCHIVES OF REGIONAL


WEST JAVA

Deviana Fadhlya; Yogi Suprayogi; Imanudin


yogi.suprayogi@unpad.ac.id; imanuding@unpad.ac.id
Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
Bandung, Indonesia

ABSTRAK
Salah satu misi dari perpustakaan BAPUSIPDA adalah memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat, namun tujuan tersebut berbanding terbalik dengan kondisi yang
ada dengan munculnya beberapa permasalahan di meja layanan. Maka dari itu penulis ingin
mencari tahu kualitas layananannya dengan menggunakan metode kualitatif dan
menggunakan dimensi kualitas pelayanan sebagai rujukannya, serta menggunakan teknik
analisis interaktif Miles dan Huberman untuk penarikan kesimpulan dan verifikasi. Adapun
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan perpustakaan di BAPUSIPDA
sudah memenuhi dimensi kualitas pelayanan.

Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Pelayanan Publik, Pelayanan Perpustakaan

ABSTRACT
One of BAPUSIPDA’s library missions is to provide excellent service to public, but
that goal is inversely proportional to the existing conditions with the various problems in
some public service desk. That’s why the author want to research about its quality by use
qualitative method and use service quality dimension as a reference, then use the technique
interactive analysis by Miles and Huberman to get conclusion and verification. The result
of this research indicate that quality of library services in BAPUSIPDA already occupied
service quality dimensions.

Keywords: Quality Services, Public Services, Library Services

PENDAHULUAN Undang-Undang No.43 Tahun 2007


Salah satu pelayanan public yang dipaparkan bahwa pemerintah provinsi
diselenggarakan pemerintah terkait dan pemerintah kabupaten atau kota
dengan peningkatan ilmu pengetahuan berkewajiban untuk menjamin
dan peningkatan minat baca terhadap penyelenggaraan perpustakaan di daerah
masyarakat adalah pelayanan dengan menjamin ketersediaan layanan
perpustakaan, sebagaimana tercantum perpustakaan secara merata di wilayah
dalam pasal 3 Undang-Undang No.43 masing-masing, kemudian
Tahun 2007 tentang perpustakaan, bahwa menyelenggarakan pelayanan dan
perpustakaan berfungsi sebagai wahana pengelolaan perpustakaan sebagai pusat
pendidikan, penelitian, pelestarian, sumber belajar masyarakat.
informasi dan rekreasi untuk Provinsi Jawa Barat merupakan salah
meningkatkan kecerdasan dan satu provinsi yang memiliki lingkungan
keberdayaan bangsa. Pada pasal 8 pendidikan yang baik dan strategis, hal ini

ISSN: 2086-1338 Halaman: 21


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

dapat dilihat dari banyaknya sekolah dan disajikan tabel lamanya waktu
perguruan tinggi yang berada di daerah layanan:
provinsi Jawa Barat, selain jumlahnya
yang banyak, sekolah-sekolah dan Tabel 1.1 Waktu Pelayanan
perguruan tinggi di Jawa Barat Perpustakaan BAPUSIPDA
merupakan sarana pendidikan yang
memiliki nilai akreditasi yang baik dan No Jenis Layanan Waktu
terkenal di kalangan masyarakat, Menunggu
sehingga banyak masyarakat yang tertarik (Menit)
dan bercita-cita ingin menjalani 1 Peminjaman 5 s/d 20
pendidikan berjenjang dari mulai sekolah Koleksi
dasar sampai perkuliahan di Jawa Barat. 2 Pengembalian 5 s/d 15
Dari fenomena tersebut, penulis Koleksi
tertarik untuk melakukan penelitian pada 3 Pendaftaran 10 s/d 30
Anggota
unit pelayanan perpustakaan di Badan
4 Pengisian Buku 1 s/d 5
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Tamu
Provinsi Jawa Barat (BAPUSIPDA) yang
(Sumber: Observasi awal penulis
berlokasi di Jl. Kawaluyaan Indah II No.
terhadap pengunjung)
4, Sukapura, Kiaracondong, Kota
Bandung dan terbentuk oleh Peraturan
Masalah selanjutnya adalah,
Daerah Provinsi Jawa Barat No.22 Tahun
perpustakaan tidak memiliki standar
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
yang pasti dalam menentukan lamanya
Inspektorat, Badan Perencanaan
waktu pelayanan yang diberikan untuk
Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis
beberapa jenis layanan tersebut.
Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja
2) Pemustaka merasa kesal karena
Provinsi Jawa Barat yang kini diubah
ketidakramahan pustakawan saat
dengan Peraturan Daerah No.15 Tahun
pemustaka melakukan kegiatan di
2011. Penulis mengambil penelitian
perpustakaan. Hal ini dinyatakan oleh
mengenai bidang layanan otomasi
pemustaka yang merasa petugas tidak
perpustakaan yang dalam pelaksanaan
memberikan informasi yang jelas dan
pelayanan perpustakaannya. Adapun
tidak memberikan solusi ketika
BAPUSIPDA sedang melakukan
pemustaka bertanya terakit layanan
peningkatan dan inovasi terhadap kualitas
perpustakaaan.
pelayanan yang diberikan kepada
3) Untuk memperpanjang koleksi,
masyarakat, peningkatan ini terjadi
pemustaka diharuskan untuk datang ke
karena munculnya berbagai permasalahan
Perpustakaan Umum Jawa Barat, hal
di beberapa meja layanan masyarakat,
ini diakui pemustaka tidak
diantaranya:
memudahkan pemustaka yang
1) Pemustaka (pengunjung) harus antri
bertempat tinggal jauh dari
cukup panjang untuk mendapatkan
perpustakaan. Sebaiknnya,
pelayanan petugas saat peminjaman
perpanjangan koleksi bisa dilakukan
koleksi, antrian juga terjadi di meja
dengan menggunakan teknologi
peminjaman dan pengembalian
berupa website yang secara online
koleksi, untuk menjadi anggota
dapat diakses dengan mudah untuk
perpustakaan pun pemustaka harus
pemustaka yang ingin memperpanjang
antri karena petugas pendaftaran harus
koleksi tanpa harus datang ke
menginput satu persatu data ke dalam
perpustakaan.
sistem informasi dengan jumlah kolom
4) Saat berkunjung, pemustaka
informasi yang cukup banyak. Berikut
direpotkan dengan kewajiban menulis
buku tamu secara manual di buku besar

ISSN: 2086-1338 Halaman: 22


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

tamu yang disediakan, dari mulai a. Aktor, yaitu pelaku aktivitas yang
masuk ke lobby perpustakaan, sampai sedang diteliti dan memiliki peran
ke ruangan yang ingin dituju, sehingga dalam penelitian, dalam penelitian ini
pemustaka harus berkali-kali menulis maka aktornya adalah pegawai
buku tamu. Adanya pengisian buku BAPUSIPDA dan masyarakat
tamu ini dibutuhkan oleh pustakawan pengunjung perpustakaan;
untuk melihat statistik pengunjuk yang b. Aktivitas, yaitu kegiatan yang tengah
datang ke perpustakaan. dan pernah dilakukan aktor;
5) Pemustaka merasa terganggu ketika c. Tempat, yaitu lokasi berlangsungnya
mereka sedang asik saat membaca atau aktivitas yang diilakukan aktor pada
melakukan kegiatan lain di waktu tertentu, dalam penelitian ini
perpustakaan namun harus lokasinya adalah perpustakaan di
meninggalkan perpustakaan pada saat Badan Perpustakaan dan Kearsipan
petugas layanan istirahat, serta waktu Daerah Provinsi Jawa Barat.
tutup masyarakat. Pemustaka merasa Adapun teknik pengumpulan data
waktu buka perpustakaan harus dibuka yang dilakukan penulis yaitu dengan
lebih lama agar mereka bisa berlama- melakukan wawancara dan observasi,
lama di dalam perpustakaan. wawancara disesuaikan dengan dimensi
Dari beberapa indikasi masalah diatas kualitas pelayanan yang dikemukakan
yang terjadi di meja layanan oleh Berry, Zeithaml, dan Pasuraman.
perpustakaan, maka layanan perpustakaan Penulis menggunakan teknik
di BAPUSIPDA harus memiliki wajah purposive sampling dalam penentuan
baru untuk menjaga minat masyarakat dan informan. Informan dalam penelitian ini
pemustaka untuk tetap berkunjung ke adalah petugas layanan perpustakaan
perpustakaan agar merasa dilayani dengan Badan Perpustakaan dan Kearsipan
baik. Untuk itu, diperlukan inovasi atau Daerah Provinsi Jawa Barat, dan beberapa
upaya untuk menjawab permasalahan- pengunjung perpustakaan, dengan rincian
permasalahan diatas sekaligus sebagai berikut:
memperbaiki kualitas pelayanan
perpustakaan BAPUSIPDA. Pada akhir Tabel 2.1 Rincian Informan Penelitian
tahun 2015, BAPUSIPDA mencoba
menerapkan layanan perpustakaannya Pekerjaan Jumlah Rincian
dengan memanfaatkan teknoogi terkini Pustakawan 1 orang Informan
untuk memberikan akses seluas-seluasnya BAPUSIPDA I
terhadap informasi yang dimiliki Outsourcing Petugas 1 orang Informan
Perpusakaan Umum Jawa Barat. Layanan Perpustakaan II
BAPUSIPDA
METODE Masyarakat Umum atau
Pada penelitian mengenai kualitas Pengunjung
pelayanan perpustakaan di Badan (a) Pegawai Kantor 1 orang Informan
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah III
Provinsi Jawa Barat, penulis (b) Mahasiswa FKG 1 orang Informan
menggunakan metode penelitian UNPAD IV
kualitatif. (c) Pelajar SMA BPI 1 orang Informan
BANDUNG V
Dalam penelitian terhadap kualitas
(d) Pelajar SMP 1 orang Informan
pelayanan perpustakaan di Badan
Gemilang VI
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
(e) Ibu Rumah Tangga 1 orang Informan
Provinsi Jawa Barat, berikut diantaranya VII
aspek-aspek yang diteliti oleh penulis: Jumlah 7 orang
(Sumber: Diolah penulis, 2016)

ISSN: 2086-1338 Halaman: 23


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

pengolahan bahan pustaka, pencatatan


Penulis menggunakan teknik analisis keanggotaan dan sirkulasi koleksi secara
interaktif Miles dan Huberman (Miles dan online.
Huberman dalam Idrus (2009:147), model Untuk aspek reliability, berdasarkan
interaktif ini terdiri dari tiga hal utama, hasil wawancara dan observasi, petugas
yaitu: perpustakaan telah melakukan pelayanan
1) Reduksi data; dengan tepat, cepat, dan juga cermat, hal
2) Penyajian data; ini dilihat dari jawaban pengunjung yang
3) Penarikan kesimpulan/verifikasi. merasa puas akan layanan yang diberikan
Agar dapat terpenuhinya validitas petugas perpustakaan kepada mereka.
data dalam penelitian kualitiatif, penulis Kemudian, perpustakaan BAPUSIPDA
melakukannya dengan cara antara lain: juga tentunya memiliki standar yang jelas
a. Memperpanjang observasi; dalam melakukan pelayanannya.
b. Pengamatan yang terus-menerus; Mengenai aspek responsiveness,
c. Menganalisis kasus negarif; untuk menarik pengunjung agar datang
d. Menggunakan bahan referensi. kembali ke Perpustakaan BAPUSIPDA
Adapun untuk reliabilitas, penulis maka pengunjung harus bisa memecahkan
melakukan pengamatan secara sistematis, permasalahan yang dirasakan oleh
berulang dan dalam situasi yang berbeda. pengunjung, misalnya saat peminjaman
buku, pengembalian buku, petugas
HASIL DAN PEMBAHASAN perpustakaan harus siaga dalam
Penulis mendeskripsikan bagaimana memberikan arahan dan pelayanan
kualitas pelayanan perpustakaan di Badan kepada pengunjung agar pengunjung
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah tidak mengalami antrian dalam meja
Provinsi Jawa Barat yang diukur melalui layanan. Menurut pengunjung yang
aspek-aspek dimensi kualitas pelayanan datang ke perpustakaan BAPUSIPDA,
oleh Zeitahml, Pasuraman, dan Berry petugas perpustakaan sudah sangat
yang terbagi menjadi lima aspek, menanggapi keinginan pengunjung,
diantaranya: ketika pengunjung memiliki kesulitan
1) Tangibles (bukti fisik), dalam melakukan pelayanan.
2) Reliability (kepercayaan), BAPUSIPDA menggunakan layanan
3) Responsiveness (daya tanggap), berbasis teknologi, secara tidak langsung
4) Assurance (jaminan), teknologi ini menjadi perangkat atau
5) Emphaty (empati). barang yang baru dan aneh di masyarakat,
Berdasarkan hasil wawancara dan dan pengunjung juga menjelaskan bahwa
observasi penulis, untuk aspek-aspek ada ketakutan untuk menggunakannya.
tangibles pengunjung merasa Tapi, berbagai cara dilakukan oleh
kebutuhannya terpenuhi, penampilan petugas perpustakaan dalam melayani dan
petugas perpustakaan rapih, dan sopan. memperkenalkan teknologi tersebut
Kemudian, terdapat banyak fasilitas yang kepada pengunjung dengan cara di setiap
dapat membantu pengunjung seperti perangkat disediakan petunjuk tatacara
layanan membaca, kemudian layanan pengoperasian perangkat, kemudian
edukatif, dan rekreasi yang disediakan petugas layanan selalu memberikan
oleh BAPUSIPDA. Lalu, BAPUSIPDA arahan kepada pengunjung untuk
memanfaatkan teknologi informasi yang menggunakan perangkat tersebut, petugas
dipadukan dengan perangkat keras akan memberikan bimbingan pada
pendukung pengelolaan perpustakaan, pemustaka untuk menggunakan perangkat
baik yang menggunakan teknologi tersebut. Dengan cara demikian, maka
barcode maupun RFId (Radio Frequency pemustaka atau pengunjung merasa
Identification) seperti pengadaan koleksi, petugas perpustakaan memiliki daya

ISSN: 2086-1338 Halaman: 24


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

tanggap yang baik dalam melakukan pelayanan perpustakaan di BAPUSIPDA


proses pelayanan perpustakaan di Badan sudah baik.
Perpustakaan BAPUSIPDA. Hal ini dilihat dari terpenuhinya
Jika dilihat menurut aspek aspek-aspek dimensi kualitas pelayanan
Assurance, perpustakaan BAPUSIPDA dari Zeitahml, Pasuraman, dan Berry.
telah memberikan jaminan tepat waktu, Dimana kualitas layanan perpustakaan di
jaminan legalitas, dan jaminan kepastian BAPUSIPDA sudah memenuhi aspek
biaya dalam pelayanan, semua jaminan itu tangibles (bukti fisik), reliability
dilihat dari cepatnya pelayanan yang (keandalan atau kepercayaan),
diberikan petugas kepada pengunjung responsiveness (daya tanggap), assurance
dengan tepat dan cermat, selain itu (jaminan), dan emphaty (empati) terhadap
BAPUSIPDA sudah dipastikan legal pengunjung.
karena perpustakaan merupakan fasilitas Perpustakaan telah melakukan
pendidikan yang disediakan oleh inovasi pelayanan publik pada layanan
pemerintah provinsi Jawa Barat, dan perpustakaannya, perpustakaan
pelaksanaan petugas dan mekanisme BAPUSIPDA menggunakan teknologi
kerjanya diatur oleh Keputusan Gubernur. sebagai bentuk peningkatan kualitas
Adapun pengunjung sama sekali tidak dalam memennuhi kebutuhan masyarakat
dikenakan biaya dalam melakukan akan pendidikan.
pelayanan. Pengunjung sudah merasa puas dan
Adapun pada aspek emphaty, senang atas pelayanan yang diberikan
pengunjung merasa didahulukan kepada mereka, meskipun dari
kepentingannya, hal ini dilihat dari pustakawan dan petugas perpustakaan
petugas yang mengunjungi titik-titik yang lain menyebutkan bahwa masih
layanan secara rutin, kemudian jika ada perlu ada peningkatan-peningkatan dalam
pengunjung yang ingin mengetahui lebih kualitas pelayanannya agar semakin baik
banyak tentang perpustakaan atau buku- dan mumpuni.
buku, maka petugas akan segera melayani Pengunjung juga tidak perlu
dan memberikan eukasi terhadap hal yang membuang banyak waktu untuk antri di
ditanyakan oleh pengunjung. Kemudian meja-meja layanan perpustakaan, akurasi
sikap petugas perpustakaan kepada data transaksi peminjaman dan
pengunjung juga ramah dan sopan, pengembalian lebih terjaga, serta
sehingga pengunjung perpustakaan masyarakat diajak untuk mengenal
merasa dihargai dan dihormati oleh teknologi terkini dalam mendapatkan
petugas perpustakaan. layanan perpustakaan.
Selain itu, keberhasilan layanan
KESIMPULAN perpustakaan BAPUSIPDA dilihat dari
Berdasarkan hasil penelitian yang penghargaan yang didapatkan dari
telah dilakukan penulis melalui Kementrian Pendidikan dan Budaya
pengamatan langsung ke lokasi mengenai pelayanan publik yang
perpustakaan Badan Perpustakaan dan diberikan kepada masyarakat lewat
Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat perpustakaan ini. Kemudian, statistik
(BAPUSIPDA) dan setelah wawancara pengunjung dari bulan ke bulan semenjak
kepada informan yang merupakan adanya inovasi pelayanan publik di
pustakawan, petugas outsourcing layanan perpustakaan BAPUSIPDA menunjukkan
perpustakaan, serta beberapa pengunjung peningkatan, pengunjung pun datang
perpustakaan mengenai kualitas bukan hanya dari masyarakat lokal,
pelayanan perpustakaan di BAPUSIPDA, namun ada juga dari masyarakat
maka dapat disimpulkan bahwa kualitas interlokal yang ingin mengetahui
pengelolaan perpustakaan BAPUSIPDA.

ISSN: 2086-1338 Halaman: 25


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Serving, Not Steering, New York


SARAN and England: M.E Sharpe.
Adapun untuk menjaga kualitas yang
baik yang dimiliki Badan Perpustakaan Idrus, Muhammad. 2009. Metode
dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Penelitian Ilmu Sosial, Yogyakarta:
Barat, maka perlu dilakukan PT Gelora Angkasa Pratama.
keberlanjutan inisiatif inovasi ini dengan
terus melakukan perbaikan-perbaikan Le Grand, Julian. 2007. The Other
seperti melakukan pemeliharan perangkat Invisible Hand, New Jersey:
lunak secara periodic untuk menjaga Pricenton University Press.
performance system supaya memiliki
respo time yang selalu baik. Omachonu, Vincent K., Ross, Joel E.
Kemudian, dilakukan pemeliharaan Principles of Total Quality,
terhadap seluruh fasilitas yang disediakan Washington: CRC Press.
perpustakaan, baik perangkat maupun
benda-benda non digital, seperti buku, O’Toole, Barry J. 2006. The Ideal of
koleksi perpustakaan, dan fasilitas Public Service (Reflection on the
lainnya, juga kebersihan perpustakaan. Higher Civil Service in Britain),
Selain itu, melakukan kajian terhadap New York: Routledge.
Sistem Operasional Prosedur untuk
meningkatkan mekanisme layanan yang Ratminto dan Winarsih. 2005.
lebih baik lagi, dan mengevaluasi tingkat Manajemen Pelayanan, Yogyakarta:
kunjungan dan transaksi peminjaman Pustaka Belajar.
pengembalian yang terjadi untuk
menghitung jumlah fasilitas baik dari segi Sinambela, Lijan Poltak. 2010.
teknologi maupun koleksi perpustakaan Reformasi Pelayanan Publik,
yang tersedia apakah masih memadai atau Jakarta: PT. Bumi Aksara.
tidak.
Keramahan dan kesopanan pegawai Lestari, Ratih Tri. Persepsi Masyarakat
serta kedisiplinannya harus selalu terjaga Tentang Kualitas Pelayanan
agar pengunjung yang datang bisa tertarik Perpustakaan Kantor Perpustakaan
untuk kembali datang ke perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
BAPUSIPDA. Banjarnegara. UNDIP, 1-2.
Selanjutnya semoga pelayanan yang
diberikan dengan wajah baru yang Mbunuong, Risno. 2013. Implementasi
ditampilkan membuat keberadaan Kode Etik Pustakawan Dalam
perpustakaan yang ada di lingkup Meningkatkan Kualitas Knerja
BAPUSIPDA dapat lebih kuat dalam Pelayanan Pustakawan di Badan
membangun hubungan antara pustakawan Perpustakaan, Arsip, dan
dan pemustakanya. Dokumentasi Provinsi Sulawesi
Utara. Vol II No.4, 1-13.
DAFTAR PUSTAKA
Doherty, Tony L., Home, Terry. Nurendah, Yulia., Mulyana, Mumuh.
Managing Public Services- 2013. Analisis Pengaruh Kualitas
Implementing Changes, New York Pelayanan Perpustakaan Terhadap
and London: Routledge. Kepuasan dan Hubungannya dengan
Loyalitas Mahasiswa. Bogor, 91.
Denhardt, Janet V., Denhardt, Robert B.
2007. The New Public Service Sari, Mirajtannia Perwita., Sulistiowati.,
Lemantara, Julianto. 2014. Analisis

ISSN: 2086-1338 Halaman: 26


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Pengaruh Kualitas Pelayanan d =jbptunpadfikom-gdl-dyahayupus-


Terhadap Kepuasan Pengunjung 5481
Perpustakaan. Surabaya, Vol 3
No.1, 116-125. Supriyadi, Yudi. (2012). Tantangan,
Analisis dan Jawaban untuk
Supriatin, Iin., Sukaesih., Saleha, Rodiah. Pelayanan Publik Prima website:
2012. Pengaruh Kualitas Pelayanan http://yudisupriadisangpengabdi.blogspot.c
Sirkulasi Terhadap Pencitraan o.id/2012/04/tantangan-analisis-dan-
Perpustakaan Institut Pemerintahan jawaban-untuk.html
Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor.
UNPAD, Vol 1 No.1, 1-15. Tigaras, Widi. (2011). The Quality of
Library Services Based on The
Wolok, Eduart., Wunarlan, Irwan. Perceptions And Expectations uf
Analisis Kualitas Pelayanan Users in Cisral Unpad Library.
Perpustakaan Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Komunikasi,
Dengan Metode Importance Universitas Padjajaran website:
Performance Analyse. http://library.fikom.unpad.ac.id/digil
ib/gdl.php?mod=browse&op=read&i
Butuni, J.Al. (n.d.) . Diskresi Pemerintah d =jbptunpadfikom-gdl-widitigara-
dalam Pelayanan Publik Peluang dan 4303
Tantangan website:
https://www.academia.edu/4834674/ Isi Pembukaan UUD 1945 RI.
DISKRESI_PEMERINTAH_DAER
AH_DALAM_PELAYANAN_PUB Keputusan Menteri Pendayagunaan
LIK_PELUANG_DAN_TANTANG Aparatur Negara Nomor 63 Tahun
AN 2003 tentang Pedoman Pelayanan
Publik.
Mustapa, Jainudin. (2011) Reformasi
Birokrasi Melalui E-Governance: Keputusan Menteri Pendayagunaan
Peluang atau Tantangan dalam Aparatur Nomor:
Pelayanan Publik?. Retrieved from 63/KEP/M.PAN/7/2003.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UIT Makassar website: Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
http://download.portalgaruda.org/arti No. 6 Tahun 2010.
cle.php?article=387671&val=7060&
title=Reformasi%20Birokrasi%20M UU No.25 Tahun 2009.
elalui%20E-Governance%20:%2/
0Peluang%20atau%20Tantangan%2
0Dalam%20Pelayanan%20Publik%2
0

Puspitasari, Dyah Ayu. (2012).


Correlation of LibraryÂ’s Service
Quality with College Students
Attitude toward Information Seeking
in Thesis Writing. Fakultas Ilmu
Komunikasi, Universitas Padjajaran
website:
http://library.fikom.unpad.ac.id/digil
ib/gdl.php?mod=browse&op=read&i

ISSN: 2086-1338 Halaman: 27


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

PEMANTAUAN KEBIJAKAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI


KECAMATAN GARUT KOTA OLEH TIM PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN
PEDAGANG KAKI LIMA KABUPATEN GARUT

THE MONITORING ACTIVITIES STRUCTURING STREET VENDORS POLICY IN


GARUT KOTA SUBDISTRICT BY TEAM ARRANGEMENT AND EMPOWERMENT
OF STREET VENDORS GARUT

Kurnia Muhamad Ramdhan; Asep Sumaryana; Slamet Usman Ismanto


kurniamr@yahoo.com; asep.sumaryana@unpad.ac.id; slamet.ismanto@unpad.ac.id
Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
Bandung, Indonesia

ABSTRAK
Skripsi ini berupaya menyajikan hasil penelitian yang merefleksikan kegiatan
Pemantauan Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Garut Kota oleh Tim
Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Kabupaten Garut. Latar belakang dari
penelitian ini ialah tercetusnya kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima yang diprakarsai
pada era kepemimpinan Rudy Gunawan selaku Bupati Garut Periode 2014 – 2019, sebagai
upaya dalam menata kembali pusat perkotaan dan menertibkan para Pedagang Kaki Lima
yang berjualan di sekitar pusat kota, hingga dalam praktiknya ditemukan suatu kendala dari
pelaksanaan kebijakan tersebut yang disebabkan karena tidak efektifnya kegiatan
pemantauan (monitoring) kebijakan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
William N. Dunn (1999), beliau mengemukakan bahwa Pemantauan setidaknya memainkan
empat fungsi yaitu Eksplanasi, Akuntansi, Pemeriksaan, dan Kepatuhan. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Data
diperoleh dengan menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan berupa observasi non-
partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik triangulasi sumber dijadikan
sebagai pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini, kemudian data-data tersebut
direduksi, disajikan, dan ditarik simpulan. Berdasarkan penelitian Penulis, nyatanya
kegiatan pemantauan kebijakan tidak dapat dipandang sebelah mata, dikarenakan
pemantauan kebijakan memiliki peran yang vital dalam menilai dan mengawal sejauh mana
kebijakan yang sedang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan koridor tujuan dan
sasaran kebijakan tersebut, sehingga Pemantauan Kebijakan tidak dapat hanya dimaknai
secara harfiah saja, perlu dilakukan elaborasi yang mendalam, seperti pada aspek
Kepatuhan, Pemeriksaan, Akuntansi, dan/ atau Eksplanasi, karena hasil dari pemantauan
kebijakan dapat dijadikan acuan untuk melakukan upaya koreksi/ modifikasi kebijakan.

Kata Kunci: Pemantauan Kebijakan, Penataan Pedagang Kaki Lima, Eksplanasi,


Akuntansi, Pemeriksaan, Kepatuhan

ABSTRACT
This paper presents the results of research that seeks to reflect the monitoring
activities Structuring Street Vendors Policy in Garut Kota subdistrict by Team Arrangement
and Empowerment of Street Vendors Garut. The background of this study is that the
conclusions of the policy Structuring Street Vendor initiated the era of the leadership of
Rudy Gunawan as Garut Regent Period of 2014 - 2019, as an effort to restructure the urban
centers and curb the street vendors who sell at around the center of town, up in practice

ISSN: 2086-1338 Halaman: 28


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

found a constraint on the implementation of the policy caused by lack of effective monitoring
policy.
The theory used in this study came from William N. Dunn (1999), he argued that the
monitoring of at least play four functions, namely Explanation, Accounting, Auditing, and
Compliance. This research is conducted by using descriptive and qualitative approach.
Data obtained using literature study and field studies in the form of non-participant
observation, in-depth interviews, and documentation. Triangulation techniques serve as a
source of data validity checking in the study, then the data is reduced, presented, and the
conclusions drawn. Based on the study of author, in fact monitoring policy can not be
underestimated, because the monitoring policy has a vital role in assessing and guarding
the extent to which the policy is being implemented to run in accordance with the corridor
aims and objectives of the policy. So, the monitoring policy can not be simply interpreted a
literal, depth elaboration is necessary, as in the aspect of Compliance, Auditing,
Accounting, and/ or Explanation, because the results of the monitoring policy could be use
as a reference to make efforts correction/ modification of the policy.

Keywords: Policy Monitoring, Arrangement of Street Vendors, Explanation, Accounting,


Auditing, Compliance

PENDAHULUAN lapangan pekerjaan maupun sumber mata


Garut Kota merupakan kecamatan pencaharian lainnya. Keberadannya tak
yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa lepas dari sejarah panjang perjalanan
Barat, dengan jumlah penduduk sebanyak Kabupaten Garut semenjak masa kolonial
130.321 jiwa berdasarkan hasil sensus hingga sekarang. Seiring berjalannya
Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut waktu, PKL Garut Kota berkembang
pada tahun 2015. Garut Kota sebagaimana pesat hingga menimbulkan kepadatan di
pusat kota lainnya merupakan sentra dari zona merah (delapan titik), yaitu: 1) Jalan
beragam aktivitas kemasyarakatan, baik Jend. A. Yani; 2) Jalan Mandalagiri; 3)
sebagai tempat bermukim, pemerintahan, Jalan Pasar Baru; 4) Jalan Ciwalen; 5)
perekonomian, perpolitikan, keagamaan, Jalan Siliwangi; 6) Jalan Kiansantang; 7)
maupun kebudayaan. Beragam cara yang Jalan Cikuray; dan 8) Jalan Ciledug.
dilakukan masyarakat Garut Kota untuk Adapun jumlah PKL Garut Kota
bertahan hidup di tengah gempuran yang tercatat di Dinas Perindustrian,
persaingan dan perkembangan zaman, Perdagangan, dan Pasar (Disperindagpas)
menyempitnya lapangan pekerjaan, serta Kabupaten Garut tahun 2015 sebanyak
bertransformasinya sumber daya terampil 1.318 pedagang. Keberadaan PKL Garut
menjadi mesin. Keanekaragaman yang Kota seakan menjadi dilema bagi
ada menjadi potret heterogen perkotaan, Pemerintah Daerah (Pemda) Garut.
termasuk dalam hal mencari nafkah yang Maraknya PKL yang memadati jantung
di antaranya tercermin melalui fenomena kota, di satu sisi memberi dampak positif
Pedagang Kaki Lima (PKL) di Garut Kota berupa tergerakannya roda perekonomian
sebagai salah satu sumber mata masyarakat, baik dalam skala kecil
pencaharian masyarakat Kabupaten maupun menengah, namun di sisi lain
Garut. maraknya PKL yang berjualan di pinggir
Keberadaan PKL di Garut Kota jalan menimbulkan persoalan yang pelik
bukanlah tanpa sebab, maraknya PKL dan menjadi salah satu prioritas
yang menjajakan dagangannya seiring penanganan, karena kesemrawutan PKL
sejalan dengan perkembangan populasi berimbas pada pudarnya nilai estetik
manusia perkotaan yang kian meningkat perkotaan, menyempitnya bahu dan badan
tanpa diimbangi dengan ketersediaan jalan, serta mencerminkan wilayah

ISSN: 2086-1338 Halaman: 29


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

kumuh perkotaan. Pemda Garut berupaya kemudian dijawatahkan kepada Tim


mencari solusi yang tepat dalam upaya Penataan dan Pemberdayaan Pedagang
pengayoman, penertiban, dan pembinaan Kaki Lima Kabupaten Garut. Pemantauan
para PKL, salah satunya adalah dengan diperlukan agar kesalahan awal dapat
relokasi PKL ke beberapa lokasi dan segera diketahui dan dapat dilakukan
gedung yang telah disediakan. tindakan perbaikan, menjaga agar
Kesemrawutan Garut Kota yang kebijakan yang sedang
disebabkan oleh para PKL merupakan diimplementasikan sesuai dengan tujuan
persoalan klasik. Ketidaktersediaan dan sasaran, menemukan kesalahan sedini
tempat bagi para pedagang untuk mungkin sehingga mengurangi risiko
menjajakan dagangannya merupakan yang lebih besar, serta melakukan
salah satu sebab para PKL berjualan di tindakan modifikasi terhadap kebijakan
zona tersebut. Sebagaimana diamanatkan apabila hasil Pemantauan mengharuskan
dalam Peraturan Presiden Nomor 125 untuk itu. Pemantauan memiliki andil
Tahun 2012 tentang Koordinasi Penataan yang besar dalam keberlangsungan suatu
dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, kebijakan, sehingga dalam
serta Peraturan Menteri Dalam Negeri pelaksanaannya diharapkan dapat sesuai
(Permendagri) Nomor 41 Tahun 2012 dengan koridor tujuan dan sasaran yang
tentang Pedoman Penataan dan ingin dicapai.
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, Bukan perkara mudah bagi Pemda
bahwa peningkatan jumlah pedagang kaki Garut untuk menertibkan PKL Garut
lima di daerah telah berdampak pada Kota, membutuhkan suatu pendekatan
terganggunya kelancaran lalu lintas, yang holistis, komprehensif, serta
estetika dan kebersihan serta fungsi berwawasan ekologis, sehingga dapat
prasarana kawasan perkotaan maka menciptakan suatu kebijakan yang
diperlukan penataan pedagang kaki lima, menguntungkan bagi semua pihak.
maka Pemerintah Kabupaten Garut Berdasarkan fenomena-fenomena yang
menuangkannya dalam Peraturan Daerah Penulis temukan di lapangan, Penulis
Kabupaten Garut Nomor 3 Tahun 2014 merumuskan indikasi masalah ke dalam
tentang Rencana Pembangunan Jangka beberapa poin sebagai berikut: 1) Tim
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Penataan dan Pemberdayaan Pedagang
Garut Tahun 2014-2019 dan Peraturan Kaki Lima Kabupaten Garut belum
Daerah Kabupaten Garut Nomor 12 memiliki pedoman baku mengenai
Tahun 2015 tentang Ketertiban, petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan
Kebersihan, dan Keindahan. Konkretnya, petunjuk teknis (Juknis) terkait dengan
melalui Kepbup Garut Nomor Pemantauan Kebijakan Penataan
511.23/Kep. 790-Admrek/2014, upaya Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Garut
penataan pun ditempuh oleh Pemda Garut Kota; 2) Perlakuan Pemda Garut yang
sebagai langkah membenahi pusat kota, kurang memenuhi asas keadilan maupun
sehingga dapat memberikan kenyamanan kesamaan dalam merelokasi para PKL,
baik bagi pribumi maupun para cenderung tidak adil dalam membuat
wisatawan. keputusan, dan inkonsisten terhadap
Adapun dalam pelaksanaannya, pelaksanaan kebijakan yang telah
diberlakukan Pemantauan (Monitoring) dibuatnya sendiri. Banyaknya PKL yang
Kebijakan yang dilaksanakan oleh Bupati/ direlokasi tidak diimbangi dengan
Walikota dan sekurang-kurangnya ketersediaan gedung. Hal ini berdampak
dilakukan dua kali dalam setahun pada masih adanya sebagian PKL yang
sebagaimana termaktub dalam Pasal 45 dipindahkan ke zona kuning yang
ayat 1 dan 2 Permendagri No. 41 Tahun notabene lebih dekat ke pusat
2012. Pemantauan Kebijakan tersebut perbelanjaan maupun trotoar sebagai

ISSN: 2086-1338 Halaman: 30


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

akses pejalan kaki, sehingga para PKL pinggir jalan, tidak seperti para pedagang
yang telah menempati gedung pun merasa yang mendapat jatah relokasi di Gedung
perlakuan Pemda Garut kurang memenuhi PKL 1 dan 2 yang memiliki fasilitas lapak
asas keadilan dan kesamaan. dagangan, air bersih, dan listrik tanpa
Permasalahan ini kemudian memicu dipungut biaya apapun, walaupun ada
timbulnya ekses lain, yaitu para PKL yang sebagian pedagang yang membangun
telah menempati gedung kemudian lapaknya dengan biaya sendiri. Ditambah
kembali berjualan di tempat semula; 3) lagi dengan tempat relokasi sementara di
Kurangnya promosi yang digalakkan oleh beberapa titik (Zona Kuning) seperti Jalan
Pemda Garut mengakibatkan para PKL Pasar Baru dari Perempatan Gunung
yang telah menempati kavling gedung Payung s/d Perempatan Guntur,
menjadi enggan menempatinya dan lebih Perempatan A. Yani Mandalagiri s/d
memilih untuk kembali berdagang di Perempatan Guntur, dan Depan Halaman
tempat semula. Gedung PKL pun menjadi Islamic Center eks. Kantor Perdagangan
sepi dari para pedagang, sehingga minat di Jalan Pramuka, yang belum tentu
konsumen menurun secara drastis untuk strategis bagi para pedagang.
berbelanja di gedung tersebut. Bagi para
PKL yang masih tetap bertahan, posisi METODE PENELITIAN
semacam ini malah tidak menguntungkan, Guna memahami mengapa
melainkan mencekik mata pencaharian Pemantauan Kebijakan Penataan
para PKL. Gedung pun menjadi Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Garut
terbengkalai dan hanya sesekali dibuka; Kota oleh Tim Penataan dan
dan 4) Upaya relokasi tidak dibarengi Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
dengan sarana dan prasarana yang Kabupaten Garut tidak berdampak
memadai bagi para PKL. Lokasi gedung kuratif, maka Penulis menggunakan
kurang strategis, Gedung PKL 1 dan 2 metode penelitian kualitatif sebagai
berjarak ±1km pusat perbelanjaan metodenya. Penulis menganggap bahwa
(Pengkolan Garut), sehingga apabila metode penelitian kualitatif relevan
berjalan kaki mesti ditempuh cukup jauh sebagai dasar metode dalam penelitian ini,
dengan karakter relief menanjak, hal ini karena fenomena yang terjadi tidak
mengurangi minat masyarakat yang ingin memungkinkan diukur secara tepat
berbelanja untuk mengakses lokasi (dikuantifikasi), sehingga guna
gedung tersebut. Adanya keinginan yang mendapatkan pemahaman yang tepat
kuat dari Pemda Garut untuk membenahi diperlukan eksplorasi kepada para
para PKL yang berjualan di pusat partisipan. Melalui metode penelitian
keramaian kota tidak diimbangi dengan kualitatif ini, Penulis dapat mengkaji
ketersediaan gedung yang mencukupi, perspektif partisipan yang memiliki
dari sekitar 876 pedagang yang direlokasi, otoritas, data, informasi, maupun
hanya 467 di antaranya yang keterkaitan mengenai Pemantauan
mendapatkan kavling di gedung PKL 1 Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima
dan 2. Hal tersebut mengindikasikan di Kecamatan Garut Kota oleh Tim
bahwa sisanya ditempatkan di tempat Penataan dan Pemberdayaan Pedagang
relokasi sementara yang notabene secara Kaki Lima Kabupaten Garut. Perspektif
kondisi tidak berbeda jauh dengan tempat partisipan dikaji dengan tujuan untuk
semula mereka berjualan. Hal ini tentu memahami fenomena-fenomena sosial
dapat memantik kecemburuan sosial antar dari perspektif partisipan terkait. Adapun
pedagang, yang mana masih terdapat dalam mengembangkan dan
sebagian pedagang yang direlokasi ke menggambarkan penelitian, Penulis
tempat lain dalam kondisi semula dengan menggunakan pendekatan penelitian
tenda dan gerobak, ataupun emperan di deskriptif.

ISSN: 2086-1338 Halaman: 31


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Penelitian dengan pendekatan Adapun beberapa kegiatan yang


deskriptif ini dilakukan guna mengetahui dilakukan oleh Tim Penataan dan
nilai variabel mandiri dengan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
memerhatikan kejadian-kejadian atau dalam lingkup Pemantauan Kebijakan ini,
peristiwa-peristiwa berdasarkan data atau antara lain: 1) Monitoring pelaksanaan
fakta yang sedang berlangsung, yang kebijakan oleh pihak-pihak terkait untuk
kemudian disusun dan dianalisis sehingga mengukur seberapa tercapai kebijakan ini
dapat ditarik kesimpulan yang dapat dalam pelaksanaannya; 2) Membuka
menggambarkan suatu masalah yang ruang dialog serta sosialisasi lanjutan
sedang terjadi. Pendekatan penelitian kepada para Pedagang Kaki Lima; 3)
deskriptif pun meliputi penjelasan Memberikan bantuan berupa gerobak
mengenai data yang dikumpulkan, dagang gratis kepada para Pedagang Kaki
sehingga dapat menjelaskan kompleksitas Lima yang bersedia berjualan di Jalan
suatu permasalahan. Data diperoleh Pasar Baru (zona kuning); 4) Melakukan
dengan menggunakan studi kepustakaan promosi-promosi berupa penyebaran
dan studi lapangan berupa observasi non- kupon diskon bagi para konsumen,
partisipan, wawancara mendalam, dan pameran-pameran, serta perayaan hari
dokumentasi. Teknik triangulasi sumber istimewa; dan 5) Melakukan penindakan/
dijadikan sebagai pemeriksaan keabsahan penertiban bagi pelanggar, dalam bentuk
data dalam penelitian ini, kemudian data- razia secara berkala dan operasi yustisi
data tersebut direduksi, disajikan, dan (sidang di tempat).
ditarik simpulan.
SIMPULAN DAN SARAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang
Hasil penelitian yang Penulis lakukan telah Penulis paparkan pada bab
menunjukkan bahwa: 1) Pemantauan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
(Monitoring) memang rutin dilakukan Pemantauan Kebijakan Penataan
oleh Tim Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Garut
Pedagang Kaki Lima, akan tetapi dalam Kota oleh Tim Penataan dan
pelaksanaannya tidak mengacu pada Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan Kabupaten Garut tidak efektif, karena
petunjuk teknis (Juknis), dengan alasan Pemantauan Kebijakan hanya dimaknai
tidak terdapat Juklak dan Juknis yang secara harfiah, dalam menghasilkan
mengatur tentang pelaksanaan informasi pun tidak melakukan elaborasi
Pemantauan; 2) Tim Penataan dan yang mendalam, seperti pada aspek
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima tidak Kepatuhan, Pemeriksaan, Akuntansi, dan/
mendasarkan monitoring pada indikator- atau Eksplanasi.
indikator tertentu, sehingga dalam Dampak dari Pemantauan Kebijakan
pelaksanaannya hanya mendasarkan pada yang hanya dimaknai secara harfiah
apa yang ditemukan di lapangan; dan 3) adalah pada pelaksanaannya belum
Walaupun tidak ada Juklak dan Juknis memiliki pedoman yang baku, sehingga
mengenai Pemantauan, bukan berarti tidak dapat diidentifikasi penyebab dari
tidak ada dokumen yang terkait dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi
Pemantauan. Dokumen tersebut berupa di lapangan, informasi yang dihasilkan
Nota Dinas yang isinya merupakan hasil dari proses Pemantauan Kebijakan pun
Pemantauan di lapangan, kemudian isi cenderung menjadi terbatas dan dangkal.
dari Nota Dinas tersebut disampaikan Hal ini berimplikasi terhadap langkah
pada briefing-briefing Tim Penataan dan lanjutan yang semestinya ditempuh oleh
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Tim Penataan dan Pemberdayaan
Pedagang Kaki Lima, upaya koreksi

ISSN: 2086-1338 Halaman: 32


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

pelaksanaan kebijakan menjadi tidak tepat Juklak dan Juknis ini melibatkan pula
guna dan hasil guna dikarenakan unsur akademisi maupun Badan Pusat
informasi yang dihasilkan dari Statistik, sehingga dalam pembahasannya
Pemantauan Kebijakan tidak begitu dapat lebih komprehensif karena terdiri
menyokong, hal inilah yang membuat dari berbagai macam sudut pandang,
Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima dengan harapan dapat tercipta Juklak dan
belum dapat dilaksanakan dengan baik Juknis yang handal, tepat guna, dan hasil
sesuai koridor tujuannya. guna. Adapun substansi yang mesti
Tim Penataan dan Pemberdayaan tercantum dalam Juklak dan Juknis ini
Pedagang Kaki Lima memang telah ialah sebagai berikut.
melakukan upaya Pemantauan Kebijakan, 1. Diperlukan kejelasan timeline
sebagaimana yang telah diamanatkan pelaksanaan Pemantauan Kebijakan,
dalam Pasal 45 ayat 1 dan 2 Permendagri sehingga hasil Pemantauan Kebijakan
No. 41 Tahun 2012. Akan tetapi, dalam dari waktu ke waktu dapat terpantau
pelaksanaannya belum memiliki pedoman dengan baik perbedaannya;
yang baku, sehingga informasi yang 2. Pelaksanaan Pemantauan Kebijakan
dihasilkan pun hanya mengandalkan dari ini bukan saja oleh Tim Penataan dan
apa yang terlihat di lapangan, bukan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima,
dengan penelitian yang mengkaji lebih melainkan diperlukan keterlibatan dari
dalam dari berbagai sudut pandang, para Akademisi maupun Badan Pusat
seperti dari Aspek Kepatuhan, Statistik, sehingga hasilnya pun dapat
Pemeriksaan, Akuntansi, dan Eksplanasi. lebih akurat dan mendalam;
Berdasarkan hasil penelitian Penulis, 3. Diperlukan kejelasan aspek yang
walaupun Tim Penataan dan berfungsi sebagai pedoman/ acuan
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima dalam melakukan Pemantauan
dalam Pemantauannya tidak berpedoman Kebijakan, seperti aspek Kepatuhan,
atau tidak mengelompokkan hasil Pemeriksaan, Akuntansi, dan
Pemantauannya ke dalam berbagai aspek Eksplanasi;
tersebut, tetapi sedikitnya data yang 4. Diperlukan kejelasan dalam
Penulis peroleh dapat dikelompokkan ke pendekatan Pemantauan Kebijakan,
dalam Aspek Kepatuhan dan baik itu menggunakan Akuntansi
Pemeriksaan, adapun untuk aspek lainnya Sistem Sosial, Eksperimentasi Sosial,
Penulis tidak memperoleh data Pemeriksaan Sosial, ataupun Sintesis
pendukung yang dapat diklasifikasikan ke riset-praktik. Pendekatan-pendekatan
dalam aspek Akuntansi maupun ini berguna sebagai cara untuk
Eksplanasi dikarenakan Tim Penataan dan memantau keluaran dan dampak
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima tidak kebijakan. Pendekatan yang dirasa
melakukan analisis sejauh itu berdasarkan paling koheren dengan kondisi di
dokumen-dokumen yang diperoleh lapangan kemudian kemudian dipilih,
maupun dari hasil wawancara. diperdalam skema pelaksanaannya,
Adapun saran yang Penulis dan disesuaikan teknik
rekomendasikan agar ke depannya hasil pemantauannya, sehingga didapatkan
dari pelaksanaan Pemantauan Kebijakan pola yang baku dalam pelaksanaan
oleh Tim Penataan dan Pemberdayaan Pemantauan Kebijakan ini;
Pedagang Kaki Lima dapat lebih efektif 5. Hasil dari Pemantauan Kebijakan ini
yaitu dengan merumuskan Petunjuk bukan dibuat Nota Dinas semata,
Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis melainkan berupa Dokumen Hasil
(Juknis) sebagai pedoman dalam Pemantauan Kebijakan, sehingga
melakukan Pemantauan Kebijakan. dapat lebih terstruktur, terukur, dan
Penulis menyarankan dalam penyusunan teratur, hasilnya pun lebih memadai

ISSN: 2086-1338 Halaman: 33


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

sebagai bahan koreksi kebijakan dan


dapat dijadikan sebagai referensi di Moelong, L. J. 2007. Metode Penelitian
kemudian hari apabila dibutuhkan; dan Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
6. Dokumen Pemantauan Kebijakan Rosdakarya.
bukan hanya dijadikan sebagai bahan
briefing di internal Tim Penataan dan Nasution, S. 1988. Metode Penelitian
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Naturalistik Kualitatif. Bandung:
saja, melainkan juga didiskusikan Tarsito. Patton, C. V., & Sawicki, D.
dengan akademisi, sehingga temuan- S. (1993). Basic Methods of Policy
temuan tersebut dapat dicarikan jalan Analysis and
keluar (solusi) yang lebih
komprehensif dan efektif. Planning. New Jersey, USA: Prentice
Hall.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa tanpa Raiffa, H. 1968. Decission Analysis.
bantuan serta bimbingan dari berbagai
pihak, mulai dari awal hingga akhir Spradley, J. 1980. Participant
penyusunan Skripsi ini, akan dirasa sangat Observation. California: Holt,
sulit bagi Penulis untuk Rinehart and Winston.
menyelesaikannya. Oleh karena itu,
Penulis memberikan penghormatan yang Subarsono, A. 2015. Analisis Kebijakan
setinggi-tingginya dan ucapan terima Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi.
kasih yang sebesar-besarnya kepada Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pihak-pihak yang telah berkenan
membantu Penulis dalam menyelesaikan Sugiyono. 2005. Metode Penelitian
penyusunan Skripsi ini. Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. 2012. Metode Penelitian


Buku Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Agus, S. 2006. Teori dan Paradigma Bandung: Alfabeta.
Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Bungin, B. 2011. Metodologi Penelitian Administrasi Dilepngkapi dengan
Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Metode R&D. Bandung: Alfabeta.

Dror, Y. 1971. Ventures in Policy Wahab, S. A. 2012. Analisis Kebijakan:


Science. New York, USA: Elsevier. dari Formulasi ke Penyusunan
Model-model Implementasi
Dunn, W. N. 1999. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: PT Bumi
Kebijakan Publik (Terj.). Aksara.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Widodo, J. 2013. Analisis Kebijakan
Publik: Konsep dan Aplikasi
Faisal, S. 1990. Penelitian Kualitatif: Analisis Proses Kebijakan Publik.
Dasar-dasar dan Aplikasi. Malang: Malang: Bayu Media Publishing.
Yayasan Asah Asih Asuh (YA3)
Malang. Wiersma, W. 1986. Research Methods in
Education, an Introduction (Vol. 4th
Kent, G. 1971. Policy Analysis for Action Edition). Boston: Allyn and Bacon.
Recommendations. USA: ARPA.

ISSN: 2086-1338 Halaman: 34


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Dasar Republik Jurnal
Indonesia Tahun 1945. Ericson, R. F. 1970. The Policy Analysis
Role of the Contemporary
Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 University.Policy Sciences, I(4).
tentang Hak Azasi Manusia.
Mayer, I. S., Daalen, C. E., dan Bots, P.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 W. 2004. Perspectives on policy
tentang Lalu Lintas dan Angkutan analyses: a framework for
Jalan. understanding and design.
International Journal Technology
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun Policy and Management.
2006 tentang Jalan.
Mualim, K. 2008. Analisis Kebijakan
Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun Penataan Pedagang Kaki Lima
2012 tentang Koordinasi Penataan (PKL) di Simpang Lima Kabupaten
dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Pati. Jurnal Ilmu Administrasi dan
Lima. Kebijakan Publik (JIAKP)
Universitas Diponegoro, V(1).
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
41 Tahun 2012 tentang Pedoman Rahmawati, V. K., dan Patta, J. 2015.
Penataan dan Pemberdayaan Penataan PKL di Kota Surakarta:
Pedagang Kaki Lima. Mengapa Bisa Berhasil ? Jurnal
Perencanan Wilayah dan Kota A
Peraturan Daerah Kabupaten Garut SAPPK Institut Teknologi Bandung,
Nomor 3 Tahun 2014 tentang IV(2).
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Garut Media Online
Tahun 2014-2019. FOKUSJabar.Com. (2016, September
15). Ratusan Massa MPKLG
Peraturan Daerah Kabupaten Garut Kembali Datangi Gedung DPRD
Nomor 12 Tahun 2015 tentang Garut. Diambil kembali dari
Ketertiban, Kebersihan, dan fokusjabar.com:
Keindahan. http://fokusjabar.com/2016/09/15/rat
usan-massa-mpklg-kembali-datangi-
Keputusan Bupati Garut Nomor gedung-dprd-garut/
511.23/Kep. 790-Admrek/2014
tentang Tim Penataan dan GarutExpress1. (2016, September 19).
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Akhirnya Bupati “Ngéléhan,” PKL
di Kabupaten Garut. Diizinkan Kembali Berdagang di
Kawasan Pengkolan. Diambil
Keputusan Bupati Garut Nomor kembali dari Garut Express:
511.3/Kep. 201-Satpol PP/2015 http://garut-express.com/akhirnya-
tentang Pembentukan Tim bupati-ngelehan-pkl-diizinkan-
Pengamanan Penertiban Pedagang kembali-berdagang-di-kawasan-
Kaki Lima di Wilayah Kabupaten pengkolan/
Garut.
GarutExpress1. (2016, Agustus 04).
Surat Himbauan Nomor 300/ 173-Satpol Gedung PKL Intan Medina di Garut,
PP/ 2016. Jadi Sarang Tempat Maksiat.

ISSN: 2086-1338 Halaman: 35


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Diambil kembali dari Garut Express:


http://garut-express.com/gedung-pkl-
intan-medina-garut-jadi-sarang-
tempat-maksiat/

Pemda Garut. (2015, Desember 21).


Pemkot Tegal Belajar Penataan
PKL di Garut. Diambil kembali dari
garutkab.go.id:
http://garutkab.go.id/pub/news/detail
/12095-pemkot-tegal-belajar-
penataan-pkl-di-garut.html

Poros Garut. (2016, Agustus 20). Gedung


PKL Garut Jadi Mubazir dan Nyaris
Kumuh. Diambil kembali dari
PorosGarut.com:
https://www.porosgarut.com/gedung
-pkl-garut-jadi-mubazir-dan-nyaris-
kumuh/

Sumber Dokumentasi Lainnya


Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan
Pasar (Disperindagpas) Kabupaten
Garut.

Kantor Kecamatan Garut Kota.

Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en


Volkenkunde (KITLV) Digital Image
Library.

ISSN: 2086-1338 Halaman: 36


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

EFEKTIVITAS PROGRAM PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DI


KABUPATEN CIAMIS (STUDI PADA OBJEK WISATA SITU LENGKONG)

TOURISM DESTINATION DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVENESS IN


CIAMIS DISTRICT (A STUDY OF SITU LENGKONG ATTRACTIONS)

Nina Marlina; Heru Nurasa; Ramadhan Pancasilawan


ninamarlina854@gmail.com; heru.nurasa@unpad.ac.id;
ramadhan.pancasilawan@unpad.ac.id
Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
Bandung, Indonesia

ABSTRAK
Skripsi ini berupaya menyajikan hasil penelitian yang menggambarkan bagaimana
Efektivitas Program Pengembangan Destinasi Pariwisata di Kabupaten Ciamis (Studi Pada
Objek Wisata Situ Lengkong). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya penurunan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ciamis dari sektor pariwisata setelah
Pangandaran memisahkan diri menjadi Daerah Otonomi Baru. Dengan begitu maka
Pemerintah Kabupaten Ciamis memfokuskan Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
di Situ Lengkong sebagai objek wisata yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan dari
tahun 2014-2015. Setelah pelaksanaan program ternyata jumlah PAD yang dihasilkan pada
tahun 2015 hanya mencapai 35,99 % dari yang ditargetkan. Temuan tersebut merupakan
suatu masalah dari pelaksanaan program tersebut yang disebabkan karena tidak efektifnya
program tersebut. Teori yang digunakan yakni teori Efektivitas Program dari Kettner,
Moroney dan Martin (2008), beliau mengemukakan bahwa untuk menilai efektivitas
program dapat diukur dari Upaya, Efisiensi Biaya, Hasil, Efektivitas Biaya, dan Dampak.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif serta pendekatan kualitatif.
Data diperoleh dengan melalui studi kepustakaan serta studi lapangan yang berupa observasi
non-partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Pengujian kredibilitas data
menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik, kemudian data-data tersebut
direduksi, disajikan, dan ditarik simpulan. Berdasarkan hasil penelitian, nyatanya
pelaksanaan program tersebut belum efektif dalam mencapai tujuannya yakni capaian PAD
sesuai target. Belum efektifnya program disebabkan oleh adanya keterbatasan upaya-upaya
dan anggaran dalam mengembangkan Situ Lengkong sesuai kebutuhan dilapangan oleh
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis.

Kata Kunci: Efektivitas Program, Program Pengembangan Destinasi Pariwisata, Situ


Lengkong, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ciamis.

ABSTRACT
This paper seeks to present the results of research that describes how the Tourism
Destination Development Program Effectiveness in Ciamis (A Study of Situ Lengkong
Attractions). This research is based on the fact of declined in local revenue (PAD) Ciamis
District of the tourism sector after the Pangandaran separates into New Autonomous
Region. However, the Government of Ciamis district development program focusing on the
tourism destination attraction Situ Lengkong as the most visited by tourists from the years
2014-2015. After the implementation of the program turned out to be the amount of revenue
generated in 2015 reached only 35.99% of the target. The findings indicate the

ISSN: 2086-1338 Halaman: 37


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

ineffectiveness of the program. The theory used is the effectiveness theory of the program
by Kettner, Moroney and Martin (2008), he argued that in order to assess the effectiveness
of the program can be measured by Effort, Cost Efficiency, Results, Cost Effectiveness, and
Impact. This research is conducted by using descriptive and qualitative approach. Data
obtained through literature and field studies in the form of non-participatory observation,
indepth interview, and documentation. Testing the credibility of the data using triangulation
of sources and triangulation techniques, then the data is reduced, presented, and the
conclusions were drawn. Based on the results of research, in fact, the implementation of the
program has not been effective in achieving its objectives of local revenue target. The
ineffectiveness of the program due to the limitations of efforts and budgets in developing
Situ Lengkong according to the needs in the field by the Department of Tourism and
Creative Economy Ciamis District.

Keywords: Effectiveness Program, Tourism Destination Development Program, Situ


Lengkong, Local Rrevenue (PAD) Ciamis District.

PENDAHULUAN penelitian ini. Hal tersebut diarenakan


Kabupaten Ciamis merupakan fenomena yang terjadi tidak
Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi memungkinkan diukur secara tepat
Jawa Barat. Sebagai salah satu KSPP di (dikuantifikasi), sehingga untuk
Jawa Barat maka Kabupaten Ciamis mendapatkan pemahaman yang tepat
memiliki pendapatan asli daerah yang diperlukan eksplorasi kepada para
cukup besar dari sektor pariwisata. informan. Melalui metode penelitian
Namun sejak Pangandaran memisahkan kualitatif ini, Peneliti dapat mengkaji
diri menjadi daerah otonomi baru Tahun perspektif informan yang memiliki
2013, maka Kabupaten Ciamis otoritas, data, informasi, serta keterkaitan
kehilangan cukup banyak PAD. Maka lainnya dalam progam pengembangan
dari itu sejak tahun 2014, Pemerintah destinasi pariwisata di Situ Lengkong.
Daerah Kabupaten Ciamis berusaha Pengkajian perspektif informan bertujuan
memfokuskan program pengembangan untuk memahami fenomena-fenomena
destinasi pariwisata untuk sosial dari perspektifnya. Selain itu juga
mengembangkan objek wisata yang salah dapat mengetahui permasalahan dari
satunya adalah Situ Lengkong sebagai efektivitas program pengembangan
salah satu objek wisata yang paling destinasi pariwisata di Kabupaten Ciamis
banyak dikunjungi oleh wisatawan dari oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi
tahun 2014 sampai 2015. Program Kreatif Kabupaten Ciamis dengan melihat
tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan fenomena yang ada melalui data-data
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diperoleh agar dapat dideskripsikan
Kabupaten Ciamis sebagaimana tertera secara menyeluruh, terperinci dan akurat
dalam Rencana Strategis Tahun 2014- sesuai dengan kenyataan yang ada di
2019. lapangan. Kemudian kemudian disusun
dan dianalisis sehingga dapat ditarik
METODE PENELITIAN kesimpulan yang dapat menggambarkan
Untuk memahami mengapa Program suatu masalah yang sedang terjadi.
Pengembangan Destinasi Pariwisata di Pendekatan penelitian deskriptif pun
Situ Lengkong belum efektif maka meliputi penjelasan mengenai data yang
Peneliti menggunakan metode penelitian dikumpulkan, sehingga dapat
kualitatif. Peneliti menganggap bahwa menjelaskan kompleksitas suatu
metode penelitian kualitatif relevan permasalahan. Data diperoleh dengan
digunakan sebagai metode dalam menggunakan studi kepustakaan dan studi

ISSN: 2086-1338 Halaman: 38


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

lapangan berupa observasi non- sendiri, dampak yang ditimbulkan masih


partisipatif, wawancara mendalam, serta belum cukup memberikan kontribusi yang
dokumentasi. Teknik pengujian lebih besar. Hal tersebut dapat dilihat dari
kredibilitas data menggunakan teknik capaian PAD sebesar Rp. 330.588.750
triangulasi sumber dan triangulasi teknik, yang hanya berkontribusi sebesar 0,20%
kemudian data-data tersebut direduksi, dari total PAD Kabupaten Ciamis pada
disajikan, dan ditarik simpulan. Tahun 2015. Begitupun juga dengan
masyarakat, sampai tahun 2015 mayoritas
HASIL DAN PEMBAHASAN pekerjaan masyarakat Panjalu masih pada
Hasil penelitian yang Penulis lakukan sektor pertanian sehingga keberadaan
menunjukkan bahwa: 1) Program pariwisata Situ Lengkong belum mampu
pengembangan destinasi pariwisata di mendongkrak gairah usaha masyarakat
Situ Lengkong telah dilaksanakan melalui secara lebih besar.
3 kegiatan didalamnya yait peningkatan
pengembangan saran dan prasarana, SIMPULAN DAN SARAN
pemeliharaan fasilitas objek wisata Berdasarkan hasil penelitian yang
sertamonitoring dan evaluasi. Namun telah Penulis paparkan pada bab
pelaksanaan semua kegiatan tersebut sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
terkendala oleh anggaran dan sumberdaya Efektivitas Program Pengembangan
manusia dalam pelaksanannya; 2) Destinasi Pariwisata di Situ Lengkong
Pelaksanaan program ditinjau dari upaya oleh Dinas Priwisaa dan Ekonomi Kreatif
nampaknya upaya yan dilakukan oleh Kabupaten Ciamis belum efektif, karena
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tujuan program tidak dapat tercapai
untuk mencapai tujuan dinas pada dilihat dari 5 aspek yaitu upaya, efisiensi
program ini belum berjalan sebagaimana biaya, hasil, efektivitas biaya serta
kebutuhan dilapangan; 3) Dari aspek dampak. Penyebab ketidakefektifan
efisiensi biaya, nyatanya peluang dengan program tersebut yakni karena adanya
keberadaan UPT Wilayah Panjalu belum keterbatasan anggaran dan sumebrdaya
mampu memberikan nilai bantu guna manusia dalam pelaksanannya.
menefisienkan biaya dalam pelaksanaan Adapun saran yang Penulis
kegiatan monitoring dan evaluasi rekomendasikan agar ke depannya
sehingga indikator capaian kegiatan program pengembangan destinasi
monitoring dan evaluasi tidak tercapai pariwisata dapat berjalan lebih efektif
secara maksimal; 4) Dari aspek hasil pun yakni mencari alternatif pembiayaan lain
3 kegiatan memang sudah terlaksana baik dari pemerintah pusat, provinsi
namun belum dapat menghasilkan mapun kerjasama dengan swasta untuk
capaian tujuan program; 5) Dari aspek mengembangkan Situ Lengkong. Kedua
Efektivitas biaya, biaya yang dikeluarkan yakni melakukan pengkajian karakteristik
untuk melaksanakan kegiatan ini memang budaya sekitar Situ Lengkong sebagai
cukup besar tetapi hal tersbeut tidak dasar pertimbangan dalam pengembangan
berbanding lurus dengan capaian tujuan wisata Situ Lengkong. Serta merangkul
yang masih sangat jauh dari target yang masyarakat sekitar yang memanfaatkan
ditetapkan; 6) Dari aspek dampak, usaha pariwisata di Situ Lengkong untuk
nampaknya keberadaan pariwisata Situ memasarkan produk khas Ciamis secara
Lengkong memang memberikan dampak komprehensif agar masyarakat lebih
yang positif pada pemasukan PAD bagi mengali potensi usahanya baik kuliner
pemerintah daerah Kabupaten Ciamis atau merchandise wisata. Dengan begitu
serta dapat menmbangkitkan gairah usaha masyarakat akan lebih terpacu gairah
masyarakat sekitar Panjalu. Namun bagi usahanya serta akan dapat menjadi sarana
pemerintah daerah dan masyarakat

ISSN: 2086-1338 Halaman: 39


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

promosi agar Kabupaten Ciamis lebih Ambiguity-Conflict Model of Policy


dikenal masyarakat luar. Implementation. Oxford University
Press
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti menyadari bahwa tanpa Moleong, Lexy J. 2007. Metode
bantuan serta bimbingan dan arahan dari Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
berbagai pihak dari tahap awal hingga Remaja Rosdakarya Offset.
akhir penyusunan Skripsi ini, tentu akan
dirasa sangat sulit bagi Peeliti untuk Nugroho, Riant. 2011. Public Policy.
menyelesaikannya. Oleh karena itu, Jakarta; Elex Media
Peneliti menghaturkan terima kasih
sebesar-besarnya serta penghormatan Peter M, Kettner, Robert M Moroney dan
setinggi-tingginya kepada pihak-pihak Lawrence L. Martin. 2008.
yang telah berkenan membantu Peneliti Designing and Managing Programs:
dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi An Effectiveness-Bassed Approach.
ini. United States of America: Sage
Publications, Inc
DAFTAR PUSTAKA
Buku Rusli, Budiman. 2013. Kebijakan Publik:
Djafar, Suaib. 2013. Kebijakan Membangun Pelayanan Publik yang
Pengembangan Pariwisata Pulau Responsif. Bandung: Hakim
Togian Kabupaten Tojo Una Una Publishing.
Provinsi Sulawesi Tengah. Bandung:
LP3AN Fisip Unpad Siagian, Sondang P. 2001. Manajemen
Strategik. Jakarta: Bumi Aksara.
Handayaningrat, Soewarno. 1985.
Pengantar Ilmu Amdinistrasi dan Silalahi, Ulbert. 2006. Metode Penelitian
Manajemen. Jakarta: CV Haji Sosial. Bandung: Unpar Press.
Masagung.
Sugiyono. 2009. Metode Kuantitatif,
Jones, Charles O. 1991. Pengantar Kualitatif dan R&D. Bandung:
Kebijakan Publik. Jakarta: Alfabeta.
Penerjemah Nashir Budiman: CV
Rajawali Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Kunardjo, 2002. Perencanaan dan
Pengendalian Program Syafiie, Inu Kencana. 2010. Ilmu
Pembangunan. UI Press, Jakarta Administrasi Publik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Kraft, Michael E dan Scott R Furlong.
2010. Public Policy: Politics, Tachjan, H. 2006. Implementasi
Analysis and Alternative. Kebijakan Publik. Bandung: Truen
Washington DC: CQ Press. RTH.

Makmur. 2011. Efektivitas Kebijakan Tchjan H. 2008. Implementasi Kebijakan


Kelembagaan Pengawasan. Publik. Bandung: AIPI Bandung-
Bandung: PT. Refika Aditama. Puslit KP2W Lemlit Bandung.

Matland, Richard E. 1995. Synthezing the


Implementation Literature: The

ISSN: 2086-1338 Halaman: 40


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Thoha, Miftah. 2005. Dimensi-dimensi Richardo Nego, Gerry. 2016. Efektivitas


Prima Ilmu Amdinistrasi Negara: Program Pengembangan Pemasaran
Jakarta: Pariwisata Di Kota Bandung. Skripsi
PT Raja Grafindo. Administrasi Publik. Universitas
Padjadjaran.
Tjokroaminoto, Bintoro. 1995.
Pengantar Administrasi Subagyo, Ahmad Wito. 2000. Efektivitas
Pembangunan. Jakarta: Program Penanggulangan Masyrakat
LP3ES. Perdesaan. Tesis Universitas Gadjah
Mada.
Dokumen Peraturan Perundang-
Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Sumber Online
Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Website Provinsi Jawa Barat. Provinsi
Kepariwisataan Jawa Barat Dalam Angka 2012.
Diambil kembali dari
Peraturan Derah provinsi Jawa Barat jabarprov.go.id:
Nomor 15 Tahun 2015 Tentang http://www.jabarprov.go.id/root/dala
Rencana Induk Pembangunan mangka/dda2012.pdf.
Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015 2025 Republika.co.id. (2015, Mei 17).

Sumber Dokumentasi Website BPS Provinsi Jawa Barat.


Rencana Strategis Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat Dalam Angka
Kabupaten Ciamis 2014-2019 2014. Diambil kembali dari
Rencana Kerja Dinas Pariwisata jabarbps.go.id:
Kabupaten Ciamis Tahun 2014 http://jabar.bps.go.id/new/website/pd
Rencana Kerja Dinas Pariwisata f_publikasi/Jawa-Barat-
Kabupaten Ciamis Tahun 2015 DalamAngka-2014.pdf

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Website Pusdalisbang Provinsi Jawa


Pemerintah (LAKIP) Dinas Barat. Provinsi Jawa Barat Dalam
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angka 2015. Diambil kembali dari
Kabupaten Ciamis Tahun 2014 pusdalisbang.jabarprov.go.id:
http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/p
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi usdalisbang/berkas/j
Pemerintah (LAKIP) Dinas bardalamangka/54Jawa-Barat-
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dalam-Angka-2015.pdf
Kabupaten Ciamis Tahun 2015
Website Dinas Pariwisara dan
Sumber Lain Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
Rahmaini, Yulia. 2014. Implementasi Provinsi Jawa Barat Dalam Angka
Program Pengembangan Destinasi 2015. Diambil kembali dari
Pariwisata di Kampung Wisata Pasir disparbud.jabarprov.go.id:
Kunci Kelurahan Pasirjati http://www.disparbud.jabarprov.go.i
Kecamatan Ujung Berung oleh d/applications/fronted/index.php?mo
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata d=statistik-wisatawan
Kota Bandung. Skripsi Administrasi
Publik. Universitas Padjadjaran. Website Provinsi Jawa Barat. Provinsi
Jawa Barat Dalam Angka 2016.

ISSN: 2086-1338 Halaman: 41


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Diambil kembali dari


pusdalisbang.jabarprov.go.id:
http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/p
usdalisbang/berkas/jabardalamangka
747Provinsi-Jawa-Barat-Dalam-
Angka-2016.pdf

ISSN: 2086-1338 Halaman: 42


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

IMPLEMENTASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN (STUDI


PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI CIPARAY KABUPATEN BANDUNG)

THE IMPLEMENTATION OF TEACHER CERTIFICATION PROGRAM (STUDIES


IN MADRASAH ALIYAH NEGERI CIPARAY DISTRICT BANDUNG)

Ningrum Fauziah Yusuf; Herijanto Bekti; Dedi Sukarno


ningrumfy@gmail.com; herijanto.bekti@unpad.ac.id; dedi.sukarno@unpad.ac.id
Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
Bandung, Indonesia

ABSTRAK
Menyadari akan pentingnya peranan pendidikan dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas guru
melaksanakan sebuah program sertifikasi guru. Tujuan penelitian ini ialah untuk
mengetahui bagaimana proses implementasi program sertifikasi guru untuk guru madrasah
yang dilakukan oleh Kementerian Agama Kabupaten Bandung. Teori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teori implementasi program menurut Charles O. Jones yang
menyebutkan tiga aktivitas dasar yaitu organisasi, interpretasi, dan aplikasi. Metode
penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik penentuan informan
menggunakan teknik purposive. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi program
sertifikasi guru dalam jabatan khususnya pada guru Madrasah Aliyah Negeri Ciparay yang
dilakukan oleh Kementerian Agama Kabupaten Bandung pada pelaksanaannya belum
optimal karena masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi. Dilihat dari organisasi
masih kurangnya sumber daya manusia dan sumber daya finansial yang tersedia. Dari aspek
interpretasi, para pelaksana program sudah memahami tujuan dan pedoman program akan
tetapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya masih belum konsisten. Dalam aspek aplikasi,
ditemukan pengawasan pada pelaksanaan program tidak berjalan, terlihat pada belum
adanya laporan evaluasi untuk pelaksanaan program sertifikasi guru dalam jabatan yang
telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya.

Kata Kunci: Implementasi Program, Sertifikasi Guru, Profesionalisme Guru

ABSTRACT
Recognizing the importance of the role of education in improving the quality of
human resources, the government seeks to improve the quality of teachers to implement a
teacher certification program. The purpose of this study was to find out how the process of
implementation of the teacher certification program for madrasah teachers conducted by
Kementerian Agama District Bandung. The theory used in this research is the theory of
program implementation by Charles O. Jones who cites three basic activities, namely the
organization, interpretation, and application. The method used is descriptive qualitative
determination techniques informants usingtechnique. purposive sampling. The results
showed that the implementation of certification of teachers, especially teachers of
Madrasah Aliyah Negeri Ciparay conducted by Kementerian Agama District Bandung not
optimal because there are still some obstacles encountered. Judging from organizations still
lack the human resources and financial resources available. From the aspect of
interpretation, all program managers have understood the objectives and guidelines for the
program but in the implementation of tasks and functions are still not consistent. In the

ISSN: 2086-1338 Halaman: 43


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

aspect of the application, found the supervision of the implementation of the program is not
running, is seen in the absence of an evaluation report on the implementation of in-service
teacher certification program that has been implemented in previous years

Keywords: Implementation Program, Teacher Certification, Teacher Professionalism

PENDAHULUAN kesejahteraan guru, khususnya di


Kualitas sumber daya manusia yang Kabupaten Bandung.
dihasilkan dari pembangunan pendidikan Program sertifikasi guru dalam
saat ini masih menunjukkan bahwa daya jabatan ini lahir berdasarkan Undang-
saing bangsa Indonesia di dunia Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
Internasional masih relatif rendah. tentang sistem pendidikan Nasional, dan
Menurut hasil laporan penelitian United Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
Nation Development Programme Tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan
(UNDP) pada tahun 2015 tentang Indeks Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
Pembangunan Manusia menyatakan tentang Guru yang mengamanatkan, di
Indonesia berada pada peringkat ke-110 mana guru wajib memiliki kualifikasi
dari 187 negara dengan nilai IPM akademik, kompetensi, dan sertifikat
mencapai 0,684. pendidik.
Menyadari akan pentingnya peranan Madrasah Aliyah Negeri yang
pendidikan dalam meningkatkan kualitas merupakan salah satu lembaga pendidikan
sumber daya manusia, pemerintah formal pada jenjang menengah dibawah
berupaya untuk meningkatkan kualitas naungan Kementerian Agama Kabupaten
guru dengan mengeluarkan sebuah Bandung, yang diselenggarakan untuk
kebijakan tentang Sertifikasi Guru dan melanjutkan dan meluaskan pendidikan
Dosen. Karena salah satu penyebab dasar serta menyiapkan peserta didik
rendahnya mutu pendidikan di Indonesia menjadi anggota masyarakat yang
adalah komponen mutu guru. memiliki kemampuan mengadakan
Program sertifikasi guru merupakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
rangkaian kegiatan pelaksanaan sosial, budaya, dan alam sekitar serta
keputusan pemerintah pusat yang dapat mengembangkan kemampuan lebih
diberikan kewenangan kepada pemerintah lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan
daerah dalam peningkatan mutu tinggi.
pendidikan, maka keberhasilan program Berdasarkan survei awal yang telah
sangat tergantung pada pemahaman, peneliti lakukan di Madrasah Aliyah
kesadaran, keterlibatan dan upaya Negeri Ciparay Kabupaten Bandung
sungguh-sungguh dari segenap aktor diperoleh hasil bahwa ternyata kualitas
pelaksana program. Program sertifikasi proses pembelajaran yang dilakukan guru
guru ini merupakan proses yang didalam kelas belum berjalan secara
berkelanjutan, monitoring dan evaluasi optimal atau belum memperlihatkan
pun harus terus dilakukan secara berkala peningkatan secara signifikan padahal
terhadap guru yang telah mendapatkan para guru tersebut sudah sertifikasi.
sertifikat untuk memantau kinerja guru Berikut data jumlah guru dan guru yang
setelah mendapatkan sertifikat pendidik. menerima sertifikasi di MAN Ciparay
Program sertifikasi guru, bagi peneliti Kabupaten Bandung adalah sebagai
adalah sesuatu hal yang menarik untuk berikut:
diteliti karena merupakan bagian penting
dari peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia melalui peningkatan mutu dan

ISSN: 2086-1338 Halaman: 44


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Tabel 1.1 Guru Penerima Tunjangan melaksanakan tugas-tugasnya dalam


Profesional atau Dana Sertifikasi Pada proses belajar mengajar merupakan poin
Madrasah Aliyah Negeri Ciparay penting yang harus selalu ditingkatkan.
Kabupaten Bandung Berdasarkan hasil observasi awal
Tahun 2016 penulis menemukan beberapa indikasi
masalah terkait pelaksanaan program
Madrasah Aliyah Negeri Ciparay sertifikasi guru, hal tersebut gambarkan
Kabupaten Bandung sebagai berikut: 1) Kantor Kementerian
Jumlah Guru PNS 42 Agama Kabupaten Bandung tidak
Jumlah Guru Non-PNS 13 melakukan penataan ulang terhadap
Jumlah Guru Penerima sumber daya manusia yang ada di Kantor
Sertifikasi atau TPG 41 Kementerian Agama Kabupaten Bandung
Jumlah Siswa 597 untuk mendukung berjalannya
(Sumber: MAN Ciparay, 2016) implementasi program secara efektif; 2)
Masih terdapat ketidakpahaman para
Dapat kita lihat dari tabel 1.1 bahwa sasaran program akan proses pelaksanaan
75% dari guru yang mengajar di program sertifikasi guru dalam jabatan.
Madrasah Aliyah Negeri Ciparay Kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh
Kabupaten Bandung sudah mempunyai para pelaksana program kepada sasaran
sertifikat pendidik atau dengan kata lain program yaitu para guru mengenai
guru tersebut sudah sertifikasi. Sudah prosedur program sertifikasi guru
menjadi sebuah kewajiban para guru yang mengakibatkan terhambatnya proses
sudah mempunyai sertifikat pendidik bisa pelaksanaan dikarenakan banyak guru
menjadi tenaga profesional. yang tidak memahami persyaratan yang
Banyaknya jumlah guru yang dibutuhkan untuk sertifikasi; 3) Para
menerima sertifikasi di Madrasah Aliyah pelaksana program sertifikasi guru ini
Negeri Ciparay Kabupaten Bandung tidak menjalankan apa yang telah
menjadi daya tarik bagi penulis. Dengan ditetapkan dalam Standard Operational
banyaknya jumlah guru yang menerima Procedure (SOP) program sertifikasi guru
sertifikasi di Madrasah Aliyah Negeri dalam jabatan, yaitu mengenai kegiatan
Ciparay Kabupaten Bandung maka sudah monitoring, evaluasi, dan laporan.
seharusnya mutu pendidikan dan Berdasarkan pemaparan masalah
profesionalitas guru dalam hal mengajar diatas, maka penulis tertarik melakukan
menjadi semakin membaik. sebuah penelitian mengenai
Mengingat karakteristik dan kondisi “Implementasi Program Sertifikasi Guru
guru Madrasah serta struktur organisasi Dalam Jabatan (Studi Pada Madrasah
dan kelembagaan Kementerian Agama, Aliyah Negeri Ciparay Kabupaten
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Bandung)”.
melakukan adaptasi terhadap pedoman
sertifikasi guru dari Kementerian METODE
Pendidikan dan Kebudayaan untuk dapat Guna memahami bagaimana
diterapkan dengan sebaik-baiknya. implementasi program sertifikasi guru
Tujuan program sertifikasi guru akan oleh Kantor Kementerian Agama
tercapai dengan baik jika pelaksana Kabupaten Bandung maka Penulis
maupun peserta dapat memahami dan menggunakan metode penelitian kualitatif
mengerti maksud dari program ini serta sebagai metodenya. Penulis menganggap
mereka mempunyai kemampuan untuk bahwa metode penelitian kualitatif
melakukan tugas-tugas guna mencapai relevan sebagai dasar metode dalam
tujuan tersebut. Selain pemahaman akan penelitian ini, Penulis menganggap bahwa
tujuan, kemampuan guru dalam metode penelitian kualitatif relevan

ISSN: 2086-1338 Halaman: 45


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

sebagai dasar metode dalam penelitian ini, daya yang diperlukan dalam menjalankan
karena fenomena yang terjadi tidak suatu program terdiri dari beberapa
memungkinkan diukur secara tepat, macam yaitu: sumber daya manusia,
sehingga guna mendapatkan pemahaman sumber daya finansial, dan sumber daya
yang tepat diperlukan eksplorasi kepada sarana dan prasarana. dalam hal kuantitas
para partisipan. Melalui metode penelitian sumber daya manusia untuk pelaksanaan
kualitatif ini, penulis dapat mengkaji program sertifikasi guru madrasah di
perspektif partisipan yang memiliki Kabupaten Bandung masih kurang untuk
otoritas, data, informasi, maupun beberapa kegiatan khususnya untuk
penjelasan mengenai pelaksanaan perekapan data dan juga proses
program sertifikasi guru dalam jabatan. pengawasan yang meliputi kegiatan
Adapun dalam mengembangkan dan monitoring, evaluasi dan pembuatan
menggambarkan penelitian, Penulis laporan. Sedangkan kualitas sumber daya
menggunakan pendekatan penelitian manusia untuk kompetensi dalam
deskriptif. Data diperoleh dengan melaksanakan program dari pemberian
menggunakan studi kepustakaan dan studi wewenang dan tanggungjawab sudah
lapangan berupa observasi non-partisipan, cukup baik dilihat dari kegiatan program
wawancara mendalam, dan dokumentasi. yang sampai saat ini masih terlaksanakan.
Teknik triangulasi sumber dijadikan Jika dilihat dari segi sumber daya
sebagai pemeriksaan keabsahan data anggaran untuk pelaksanaan program
dalam penelitian ini, kemudian data-data sertifikasi guru dalam jabatan untuk guru
tersebut direduksi, disajikan, dan ditarik madrasah masih kurang dan hal ini
simpulan. menjadi kendala dalam implementasi
program sertifikasi guru dalam jabatan
HASIL DAN PEMBAHASAN pada guru madrasah di Kabupaten
Hasil penelitian yang penulis lakukan Bandung. Dan yang terakhir dilihat dari
menunjukan bahwa: 1) Dalam aspek segi sumber daya sarana dan prasarana,
organisasi, hubungan kerja antar berdasarkan hasil observasi peneliti
pelaksana program sertifikasi guru dalam melihat kurangnya sarana untuk kegiatan
jabatan untuk guru madrasah di verifikasi dan pemberkasan meskipun
Kabupaten Bandung sudah baik. Bentuk para implementor mengatakan sudah
kerja sama antar instansi maupun lembaga memenuhi tapi melihat kondisi
dan alur komunikasi antara LPTK, Kantor dilapangan tidak adanya ruang arsip untuk
Kementerian Agama Kabupaten berkas, tidak adanya laptop yang
Bandung, dan kepala sekolah Madrasah disediakan dimana para implementor
Aliyah Negeri Ciparay sebagai masih harus menggunakan barang
penyampai informasi kepada guru yang pribadinya untuk mendukung
berperan sebagai sasaran program pelaksanaan program sertifikasi guru
(peserta sertifikasi) dilakukan dengan cara dalam jabatan untuk guru Madrasah di
sosialisasi dan koordinasi mengenai Kabupaten Bandung ini.
pelaksanaan program sertifikasi guru. Dalam melaksanakan program,
Selanjutnya untuk ketersediaan sebagai pedoman dan panduan bagi
sumber daya. Sumber daya merupakan pelaksana program maka perlu adanya
aspek penting dalam pelaksanaan suatu aturan hukum dan Standard Operating
program, hal ini karena keberadaan Procedure (SOP) yang harus dipatuhi oleh
sumber daya dapat mempengaruhi semua pihak yang terlibat dalam
keberhasilan suatu program. Agar dapat pelaksanaan program tersebut. Dengan
dilaksanakan dengan baik, kesiapan adanya panduan yang memuat tata cara
sumberdaya pelaksana program adalah dan mekanisme dalam pelaksanaan
hal penting untuk diperhatikan. Sumber kegiatan dari pada program, dan jika hal

ISSN: 2086-1338 Halaman: 46


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

tersebut dilaksanakan sesuai aturannya yang tidak di laksanakan. Akitivitas


maka tujuan yang telah di tetapkan bisa aplikasi merupakan tahap akhir dalam
tercapai. Implementasi program tahapan implementasi program, dimana
memerlukan perintah atasan yang jelas penerapan merupakan ketentuan rutin dari
dan tegas, dan perlu memberikan sanksi pelayanan, pembayaran, atau lainnya
bagi aparat yang melanggar, sebagaimana yang disesuaikan dengan tujuan atau
yang dikemukakan oleh Jones bahwa perlengkapan program. Penerapan untuk
pemimpin diperlukan untuk memberikan program sertifikasi guru dalam jabatan
perintah danmempertanggungjawabkan dapat melalui: a) Penyelenggaraan
kewajiban-kewajiban tersebut dan Program Sertifikasi Guru; b) Sosialisasi
kemudian dibagikan dalam cara yang Program Sertifikasi Guru; c) Ketercapaian
tetap serta dibatasi secara ketat oleh Tujuan dan Manfaat Program Sertifikasi
aturan-aturan yang berhubungan dengan Guru; dan d) Pemantauan, Evaluasi dan
cara-cara paksaan dan sejenisnya, yang Pelaporan.
akan dikenakan sanksi berupa pemecatan
atau pembuangan bagi para pejabat yang SIMPULAN DAN SARAN
melakukannya. Berdasarkan hasil penelitian yang
2) Aspek Interpretasi, yang telah dilaksanakan oleh peneliti mengenai
dimaksudkan oleh Jones dalam Implementasi Program Sertifikasi Guru
implementasi program adalah Dalam Jabatan (Studi Pada Madrasah
menafsirkan agar program menjadi Aliyah Negeri Ciparay Kabupaten
rencana dan pengarahan yang tepat dan Bandung), peneliti memperoleh
dapat diterima serta dilaksanakan. kesimpulan bahwa pelaksanaan program
Bagaimana suatu program dapat sertifikasi guru pada guru madrasah yang
dilaksanakan juga tergantung pada dilakukan oleh Kementerian Agama
pemahaman dari para pelaksana atau Kabupate Bandung belum berjalan secara
implementor dalam mengartikan hal-hal optimal. Hal tersebut dikarenakan
yang berhubungan dengan satu kegiatan pelaksanaan program sertifikasi guru
atau program, baik mengartikan maksud masih belum memenuhi beberapa aspek
dan tujuan dari program tersebut. implementasi program yang dikemukakan
Kurangnya pemahaman para peserta yaitu oleh Charles O. Jones yaitu organisasi,
guru dalam proses pelaksanaan program interpretasi, dan aplikasi yang belum
sertifikasi guru ini menimbulkan banyak berjalan sebagaimana mestinya dimana
kendala saat pelaksanaan itu berlangsung. masih terdapat beberapa permasalahan
Kenyataan ini menunjukkan bahwa guru dan hambatan.
yang sudah membaca buku pedoman 1. Aspek organisasi, pada aspek ini masih
sertifikasi guru saja belum sepenuhnya ditemukan beberapa kendala dan
memahami isinya meskipun mereka akan permasalahan yang terjadi seperti
mengikuti sertifikasi itu sendiri. kurangnya sumber daya, baik dari sdm,
Permasalahan seperti sebenarnya dapat finansial, maupun sarana dan
diatasi dengan adanya komunikasi prasarana. Selain itu komunikasi yang
interaktif antara guru dan pelaksana yang terjalin dalam hubungan kerja antar
memahami program sertifikasi guru pelaksana penyelenggara program
dengan baik. Dan aspek yang terakhir sertifikasi guru dalam jabatan untuk
adalah 3) Aspek Aplikasi, para pelaksana guru madrasah di Kabupaten Bandung
program diarahkan untuk melaksanakan dalam hal komunikasi atau
program sesuai dengan pedoman dan penyampaian pesan masih belum
aturan yang sudah ditetapkan, tapi pada optimal kepada sasaran program serta
kenyataan nya masih saja ditemukan masih kurang jelas.
adanya pedoman pelaksanaan program

ISSN: 2086-1338 Halaman: 47


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

2. Pada aspek interpretasi, penulis melaksanakan segala kegiatan yang


menemukan bahwa pemahaman dari berhubungan dengan implementasi
para pelaksana program sertifikasi program sertifikasi guru serta sumber
guru dalam jabatan untuk guru daya finansialnya.
Madrasah di Kabupaten Bandung 2. Sosialisasi merupakan hal yang
terhadap program sertifikasi guru penting agar program sertifikasi guru
dalam jabatan sudah cukup memahami dalam jabatan dapat berjalan sesuai
akan tujuan dan panduan program. dengan tujuan dan harapan. Maka dari
Akan tetapi para pelaksana belum itu seharusnya kegiatan sosialisasi ini
konsisten dalam menjalankan tugas lebih ditingkatkan lagi agar
dan fungsinya. Hal tersebut pelaksanaan program sertifikasi guru
dikarenakan belum semua panduan ini berjalan sesuai dengan panduan
yang telah ditetapkan berjalan sesuai yang telah ditetapkan sehingga baik
yang diharapkan seperti belum para pelaksana maupun peserta dapat
optimalnya dalam melakukan melaksanakan tugas dan fungsinya
sosialisasi sehingga pelaksanaan masing-masing dengan baik.
program sertifikasi guru dalam jabatan 3. Dalam melaksanakan suatu program,
sehingga berpengaruh kepada kegiatan pengawasan dan pembuatan
pemahaman dari para peserta atau lapon sangat dibutuhkan untuk
sasaran program (target group) nantinya dapat digunakan sebagai
pemahaman dari sasaran program juga patokan atau acuan dan sebagai bahan
turut menjadi kunci pelaksanaan evaluasi. Untuk itu seharusnya dalam
program tidak mencapai tujuan. memberikan laporan pelaksanaan
3. Pada aspek aplikasi, dalam program harus sesuai dengan jadwal
pelaksanaannya program sertifikasi yang telah ditentukan agar dapat
guru dalam jabatan ini sudah melihat perkembangan dari program
berpedoman pada panduan yang ada. sehingga memudahkan dalam
Akan tetapi tidak berjalan sesuai pengambilan keputusan dan tindakan
dengan panduan seperti sosialisasi. selanjutnya.
Selain itu, dalam hal pengawasan,
evaluasi, dan pembuatan laporan juga UCAPAN TERIMAKASIH
masih belum dilaksanakan. Penulis menyadari bahwa tanpa
Berdasarkan simpulan yang telah bantuan serta bimbingan dari berbagai
dipaparkan sebelumnya, penulis mencoba pihak, mulai dari awal hingga akhir
memberikan beberapa saran yang penyusunan Skripsi ini, akan dirasa sangat
mungkin dapat menjadi masukan bagi sulit bagi Penulis untuk
semua pihak yang tergabung dalam menyelesaikannya. Oleh karena itu,
pelaksanaan program sertifikasi guru Penulis memberikan penghormatan yang
dalam jabatan untukguru madrasah di setinggi-tingginya dan ucapan terima
Kabupaten Bandung. Adapun saran-saran kasih yang sebesar-besarnya kepada
yang akan penulis kemukakan antara lain pihak-pihak yang telah berkenan
sebagai berikut: membantu Penulis dalam menyelesaikan
1. Pentingnya peran petugas dalam penyusunan Skripsi ini.
pelaksanaan program sertifikasi guru
dalam jabatan untuk guru madrasah di DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten Bandung seharusnya Buku
diimbangi dengan pemenuhan jumlah Creswell,W. Jhon. 2010. Research
sumber dayanya. Maka dari itu perlu Design: Pendekatan Kualitatif,
untuk memerhatikan jumlah staf atau Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
pegawai yang dibutuhkan untu Pustaka Pelajar

ISSN: 2086-1338 Halaman: 48


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

(Teori. Dimensi Pengukuran. dan


Dunn, William N. 2000. Analisis Implementasi dalam Organisasi.
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gadjahmada University Press
Sugiyono. 1999. Metode Penelitian
Jones. Charles O. 1994. Pengantar Sosial. Bandung: CV Alfabeta
Kebijakan Publik (Public Policy).
Jakarta Utara: PT. Raja Grafindo Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Persada Kuantitatif. kualitatif. dan R&D .
Bandung: Alfabeta.
Miles, Mathew B. And A. Michael
Huberman. 1994. Qualitative Data Tachjan, Dr. H, M.Si.2006. Implementasi
Analysis. California: SAGE Kebijakan Publik. Bandung: AIPI
Publications
Wahab. Solichin Abdul. 2004. Analisis
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Kebijakan dari Formulasi ke
Penelitian Kualitatif. Bandung: Implementasi Kebijaksanaan
Rosda Negara. Jakarta: Bumi Aksara

Mulyasa. E. 2009. Implementasi Wibawa, Samudra, dkk.1994. Evaluasi


Kurikulum Tingkat Satuan Kebijakan Publik. Jakarta: Raja
Pendidikan. Grafindo Persada

Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Dokumen-dokumen


Jakarta: PT Bumi Aksara. Buku 1 Pedoman Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan Tahun 2016
Muslich. Masnur. 2007. Sertifikasi Guru
Menuju Profesionalisme Pendidik. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003
Jakarta: PT Bumi Aksara. Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Nugroho. Riant. 2011. Public Policy. Undang-undang RI No.14 Tahun 2005


Jakarta: PT. Elex Media Tentang Guru dan Dosen
Komputindo
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
Robbins, Stephen P., & Judge, Timothy 2005. Tentang Standar Nasional
A. (2008). Perilaku Organisasi. (Ed.
12). (Diana Angelica, Penerjemah). Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
Jakarta: Penerbit Salemba Empat. 2008. Tentang Guru

Sarimaya. Farida.2008. Sertifikasi Guru Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


(Apa. Mengapa. dan Bagaimana). Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Bandung: Yrama Widya Standar Kualifikasi dan Kompetensi
Guru
Subarsono. AG. 2005. Analisis
Kebijakan Publik Teori. Konsep dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Nomor 11 tahun 2011 tentang
Pelajar Sertifikasi bagi Guru dalam jabatan

Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Peraturan Menteri Pendidikan Dan


Pengembangan Kompetensi SDM Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2013

ISSN: 2086-1338 Halaman: 49


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Tentang Sertifikasi Guru Dalam


Jabatan Dalam Rangka Penataan
Dan Pemerataan Guru

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi


Bagi Guru Raudlatul Athfal Dan
Madrasah Dalam Jabatan Tahun
2015

Hasil Penelitian
Alzano. Alfi. 2015. Efektivitas Program
Sertifikasi Guru Dalam
Meningkatkan Mutu Hasil
Pendidikan (Studi pada SMK Negeri
2 Batusangkar). Skripsi Program
Studi Administrasi
Publik.Bandung.Program Sarjana
Unpad

Nurhafni. 2010. Implementasi Program


Sertifikasi Guru Dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan (Studi Kasus di
Kabupaten Aceh Utara.Jurnal JKAP
Volume 15 No 1

Nurhayati. Mira. 2008. Pengaruh


Implementasi Kebijakan Sertifikasi
Guru Terhadap Kinerja Guru SD
Negeri di Kecamatan Antapani pada
Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Skripsi Program Studi Ilmu
Administrasi Negara. Surakarta.
Program Sarjana Universitas Sebelas
Maret

ISSN: 2086-1338 Halaman: 50


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

RESPONSIVENESS PENANGGULANGAN DAN PEMULIHAN PENCEMARAN


LIMBAH INDUSTRI PADA LAHAN PERTANIAN DI KAWASAN RANCAEKEK

RESPONSIVENESS OF INDUSTRIAL WASTE POLLUTION MITIGATION AND


RECOVERY ON AGRICULTURAL LAND IN RANCAEKEK

Rizki Nugraha; Budiman Rusli; MD. Enjat M


rizkinugraha2293@gmail.com; budiman.rusli@unpad.ac.id; mdenjatm@unpad.ac.id
Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
Bandung, Indonsia

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena transformasi struktural dari pertanian
ke industri, tanpa dibarengi dengan orientasi terhadap lingkungan hidup, sehingga terjadi
pencemaran lingkungan akibat limbah industri terjadi pada lahan pertanian di Kawasan
Rancaekek sejak 1991. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
responsiveness dari Ansoff (1990) dan McDonnell yang diuraikan lebih lanjut oleh Popescu
(2014). Metode penelitian kualitatif dipakai oleh penulis untuk mengatahui secara
mendalam mengapa responsiveness penanggulangan dan pemulihan pencemaran limbah
industri pada lahan pertanian di Kawasan Rancaekek kurang baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responsiveness Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi (BPLHD) Jawa Barat, Badan Pengendalian Lingkungan
Hidup (BPLH) Kabupaten Bandung, dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten
Sumedang dalam penanggulangan dan pemulihan lahan tercemar kurang baik karena masih
adanya pengaruh dari lingkungan Badan, belum adanya pedoman yang disepakati antar
Badan, dan secara kapasitas belum memadai. Berdasar hal tersebut seharusnya ketiga Badan
membuat SOP dan desain solusi yang disepakati bersama, menata ulang data dan laporan
terkait permasalahan, dan melibatkan masyarakat dalam penyelesaian masalah yang ada.

Kata Kunci: Responsiveness, Penanggulangan dan Pemulihan, Pencemaran, Limbah


industri.

ABSTRACT
This research is motivated by the phenomenon of structural transformation from
agriculture to industry, without accompanied the orientation to the environment, so that
happened environment pollution caused by industrial waste occurs on agricultural land in
Rancaekek since 1991. The theory used in this research is the theory of responsiveness from
Ansoff and McDonnell (1990) that elaborated more by Popescu (2014). Qualitative
research methods used by the writer to understand in depth why the mitigation and recovery
of industrial waste pollution on agricultural land responsiveness in Rancaekek is less good.

The research results showed that the responsiveness of The Local Environmental
Management Agency Of West Java Province (BPLHD), The Environmental Control Agency
Of Bandung Regency (BPLH), and The Environment Agency Of Sumedang Regency (BLH)
in mitigation and recovery of contaminated land is less good because it is still the influence
from the environment of Agency, the absence of guidelines that agreed between the Agency
and the capacity is not yet adequate. Based on the case, the three agencies supposed to

ISSN: 2086-1338 Halaman: 51


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

create SOP and solution design a mutually agreed, rearranging the data and reports related
to the problem, and involve the community in solving problems.

Keywords: Responsiveness, Mitigation and Recovery, Pollution, Industrial Waste.

PENDAHULUAN Rancaekek, pencemaran terjadi dengan


Fenomena transformasi struktural wilayah terdampak pencemaran berada di
dari pertanian ke industri, membuat Kabupaten Bandung, sedangkan sumber
banyak lahan pertanian, Ruang Terbuka pencemarnya adalah pelaku usaha yang
Hijau (RTH) terkonversi menjadi lahan masuk dalam wilayah administratif
industri. Kondisi seperti ini menyebabkan Kabupaten Sumedang
munculnya eksternalitas, baik positif Pencemaran limbah dan kerusakan
maupun negatif. Eksternalitas positif yang lingkungan di Rancaekek sudah terjadi
paling dirasakan berkaitan dengan lebih dari 20 tahun lamanya, tepatnya
lapangan kerja. Namun adanya sisi positif mulai dari tahun 1991, khususnya di 4
itu tidak dibarengi dengan orientasi (empat) desa, yang masuk dalam
terhadap lingkungan hidup, sehingga administratif Kabupaten Bandung, yakni
eksternalitas negatif yang paling Desa Jelengong, Linggar, Bojongloa dan
dirasakan yakni persoalan limbah menjadi Sukamulya. Menurut Greenpace.org
ancaman yang tidak hanya untuk saat ini, (2015) dan BPS Kabupatn Bandung
tapi dapat pula menjadi masalah yang (2015) tercatat kurang lebih 93 industri
lebih serius lagi di masa yang akan yang berdiri di Wilayah Rancaekek.
datang. Disinilah diperlukan peran dari Industri-industri yang ada menghasilkan
pemerintah untuk mengurus dan limbah cair dengan total lebih dari 959
merespon eksternalitas yang ada, terlebih litek/detik atau 7,31 ton/hari.
jika eksternalitas negatif berupa limbah Dari puluhan perusahaan di Kawasan
sudah lintas wilayah administratif. Rancaekek justru perusahaan yang berada
Otonomi daerah membuat di administratif Kabupaten Sumedang
pemerintah daerah memiliki kewenangan yang dianggap menjadi penyumbang
untuk menjalankan roda limbah terbanyak, terutama PT. Kahatex
pemerintahannya, memenuhi kebutuhan II, yang menyumbang debit limbah cair
daerahnya sendiri. Kenyataannya otonomi sebanyak 21.108 meter kubik perhari,
daerah disikapi beragam. Kabupaten atau ditambah PT. Five Star setidaknya 600
kota cenderung memproteksi seluruh meter kubik pehari, dan PT. Insan
potensinya demi kepentingannya sendiri, Sandang mencapai 1500 meter kubik
dan menutup diri terhadap kabupaten atau perhari, maka total ketiga perusahaan
kota lain. Dampak negatif kegiatan tersebut menyumbang debit limbah
ekonomi di suatu daerah pada daerah lain, sebanyak 33,74% dari debit total 65.618 –
seperti externalities, juga tidak dihiraukan 85.618 meter kubik perharinya. (BPLHD
lagi (Keban, 2009). Jawa Barat, 2015; BPLH Kabupaten
Adanya eksternalistas negatif, seperti Bandung, 2015; BLH Kabupaten
limbah industri, dari suatu daerah pada Sumedang, 2015; dan Greenpeace, 2015).
daerah lain tentu memerlukan Banyaknya limbah cair yang dibuang
responsiveness pemerintah daerah yang oleh perusahaan-perusahan yang ada tidak
saling berkaitan agar dampak negatif sebanding dengan daya tampung dan
tersebut dapat dikendalikan sesuai dengan debit air dari sungai yang dijadikan
regulasi yang ada. Namun faktanya tempat dibuangnya limbah yakni Sungai
eksternalitas negatif sangat sulit Cikijing, bagian hulu di Kabupaten
dikendalikan, terlebih jika sudah lintas Sumedang dan bagian hilir di Kabupaten
administratif. Hal ini terjadi di Kawasan Bandung, oleh perusahaan-perusahaan

ISSN: 2086-1338 Halaman: 52


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

yang masuk ke Kabupaten Sumedang. Provinsi Jawa Barat, BPLH Kabupaten


Menurut Kepala UPTB Laboratorium Bandung, dan BLH Kabupaten Sumedang
Lingkungan Hidup BLH Kabupaten dalam penanggulangan dan pemulihan
Sumedang, daya tampung sungai pencemaran limbah industri pada lahan
Cikijing, untuk PT. Kahatex II yang pertanian di kawasan Rancaekek sebagai
setidaknya dalam satu hari menghasilkan berikut:
debit limbah cair setidaknya 19.000 meter 1. Pencemaran di kawasan Rancaekek
kubik perharinya pun sudah dapat sejak tahun 1991, namun hingga 2016,
dikatakan tidak layak. air sungai yang merupakan sumber
Berlarutnya permasalahan dapat irigasi tetap hitam pekat dan
dilihat dari lahan pertanian yang tercemar menimbulkan bau busuk, lahan
semakin meluas dari 415 Ha menjadi 752 pertanian yang tetap tak produktif,
Ha (BPLHD Jawa Barat, 2015; KLHK, lahan pertanian yang tercemar justru
2015). Berbagai upaya memang telah semakin meluas dengan trend
dilakukan sebagai bentuk respon meningkat dari tahun ke tahun.
pemerintah daerah dari mulai pengawasan 2. Letak kawasan Rancaekek yang masuk
hingga kesepakatan untuk penyelesaian di dalam dua wilayah administratif
luar pengadilan berupa pemulihan atas menjadi masalah tersendiri. Terdapat
lahan tercemar namun tidak menuai hasil perbedaan persepsi dari aspek regulasi
signifikan, tidak ada kebijakan yang dan aspek aparatur. Hal ini memicu
kemudian menjadi solusi. perbedan sudut pandang antar aparat
Diperlukan responiveness dari Badan. Kondisi ini menunjukkan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, adanya ego sektoral antar pemerintah
Pemerintah Kabupaten Bandung dan daerah Kabupaten Sumedang,
Pemerintah Kabupaten Sumedang, secara Kabupaten Bandung, dan Provinsi
teknis dilakukan oleh badan teknis di Jawa Barat, sehingga penanggulangan
bidang lingkungan hidup, yakni oleh dan pemulihan pencemaran limbah
Badan Pengelolaan Lingkungan Daerah industri pada lahan pertanian di
(BPLHD) Provinsi Jawa Barat, Badan kawasan Rancaekek berjalan lamban.
Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) 3. Kurang harmonisnya komunikasi antar
Kabupaten Bandung, dan Badan Badan. Informasi yang ada di antar
Lingkungan Hidup (BLH) Kabuaten Badan, hanya dimiliki Badan tersebut
Sumedang. saja, tidak ada alur informasi antar
Selama kurun waktu lebih dari 20 Badan, dan hanya beberapa anggota
tahun, tidak ada peningkatan kualitas atau Badan saja yang mengetahui
perbaikan atas wilayah yang terkena pencemaran di Kawasan Rancaekek
limbah, yakni lahan petanian, malah ini.
semakin memburuk. BPLHD Provinsi
Jawa Barat, BPLH Kabupaten Bandung, TINJAUAN TEORITIS
dan BLH Kabupaten Sumedang seolah Dalam penelitian ini penulis
tidak menunjukan responsiveness yang menggunakan teori responsiveness dari
diharapkan sehingga penanggulangan dan Igor Ansoff dan E. McDonnell (1990)
pemulihan pencemaran limbah industri yang dijabarkan lebih lanjut dalam
pada lahan pertanian di kawasan Popescu (2014) karena terdapat relevansi
Rancaekek tidak berjalan sebagaimana dengan permasalahan yang diteliti.
mestinya. Permasalahan pencemaran limbah indusri
Setelah mempelajari fenomena diatas di Kawasan Rancaekek tidak semata
dan melakukan wawancara serta berkaitan dengan kebijakan yang ada,
obeservasi awal, peneliti menemukan namun berkaitan pula dengan isu-isu yang
beberapa indikasi masalah BPLHD ada, baik di lingkungan masyarakat

ISSN: 2086-1338 Halaman: 53


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

maupun pemerintah, dalam merespon


permasalahan tersebut, dan hal demikian 1.1 Power
relevan dengan teori yang diangkat oleh Penulis menjabarkan subaspek power
Popescu (2014) yang memandang ke dalam bahasan regulasi, kebijakan
responsiveness dapat dikaji aspek (1) yang dibuat, dan power serta pengaruh
climate (will to respond), (2) competence dari sisi nonpemerintah. Dari segi aturan,
(ability to respond) and (3) capacity sedikitnya dalam UU 32/2009, PP
(volume of response). 101/2014, Perda Jawa Barat 1/2012 telah
diatur bahwa penanggulangan dan
METODE PENELITIAN pemulihan lahan atas pencemaran
Dalam penelitian ini, penulis dan/atau kerusakan lingkungan hidup,
menggunakan metode penelitian mengenai kewenangan, hingga dana
kualitatif. Metode ini digunakan oleh jaminan.
penulis karena penulis ingin mengatahui Berdasar hasil penelitian, pemerintah
secara mendalam mengapa pada dasarnya memiliki power untuk
responsiveness penanggulangan dan melakukan penanggulangan dan
pemulihan pencemaran limbah industri pemulihan pencemaran limbah industri di
pada lahan pertanian di Kawasan Kawasan Rancaekek.. Namun
Rancaekek belum sesuai harapan, dengan Pemertintah Daerah terkait belum mampu
menggunakan faktor-faktor penentu memanifestasikannya, adanya faktor
responsiveness, padahal permasalahannya lemahnya regulasi menurut aparat, sisi
telah berlangsung hingga lebih dari dua dilematis yang harus dihadapi, serta daya
puluh tahun lamanya. Hal ini sesuai yang dimiliki perusahaan membuat
dengan pendapat Maxwell (1996) bahwa responsiveness penanggulangan dan
penelitian kualitatif merupakan penelitian pemulihan pencemaran limbah industri
yang berusaha memahami suatu makna pada lahan pertanian di Kawasan
(understanding the meaning) dalam Rancaekek tidak sebagaimana mestinya.
sebuah studi mengenai peristiwa, situasi,
dan perilaku serta persepektif yang 1.2 Structure
terlibat di dalamnya hingga pengaruh Dalam konteks penelitian ini,
yang ada. subaspek structure mengarah pada
Data yang diperoleh dalam penelitian bagaimana hubungan atau kolektivitas
ini berasal dari studi kepustakaan dan dari susunan (unit/bidang) Badan, dan
studi lapangan yang meliputi observasi, unit/bidang yang menjadi representasi
wawancara. Informan dalam penelitian ini Badan. Berdasar wawancara didapat hasil
dipilih berdasarkan teknik purposive bahwa di masing-masing Badan terdapat
sampling. Teknik pemeriksaan keabsahan bidang yang memang menjadi
data dalam penelitian ini adalah dengan representasi Badan, namun kurangnya
triangulasi sumber. kolektivitas pada tiga Badan tentu
memberi pengaruh atas lambannya respon
HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap masalah penanggulangan dan
1. Climate (Will to Respond) pemulihan pencemaran limbah industri di
Dalam konteks penelitian ini, climate Kawasan Rancaekek.
mengarah pada bagaimana suasana dan
pengaruh lingkungan bagi pemerintah 1.3 Culture
dalam merespon permasalahan dengan Dalam membahas subaspek culture
cara tertentu dan bagaimana cara penulis mengaitkannya dengan
meresponnya, berkenaan dengan Will to bagaimana pola dan kebiasaan Badan
Respond dari Badan, yang dipengaruhi dalam menentukan jadwal inspeksi dan
oleh beberapa faktor. bagaimana Badan berhubungan dengan

ISSN: 2086-1338 Halaman: 54


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

masyarakat dan pelaku usaha. Merujuk perbedaan persepsi antar Badan dan tak
pada hasil wawancara dan pengamatan memunculkan solusi baru dalam
penulis, kebiasaan dan pola badan dalam penanggulangan dan pemulihan lahan di
merespon permasalahan limbah di Kawasan Rancaekek.
Kawasan Rancaekek sangat normatif,
menunggu hingga terjadi hal kasuistik, 2.2 Talent dan Skill
dan minim dalam melibatkan masyarakat. Salah satu kendala yang dihadapi
dalam permasalahan pencemaran limbah
1.4 Mentality industri di suatu kawasan adalah
Dari keterangan informan, penulis munculnya anggapan kuat limbah yang
berpandangan bahwa, terdapat ego terbuang bukan hanya limbah industri,
sektoral yang cukup kentara. Terdapat namun terdapat limbah domestik seperti
missing link antara BLH Kabupaten limbah rumah tangga. Inilah yang penulis
Sumedang dan BPLH Kabupaten bahas dalam subaspek talent dan skill.
Bandung bahkan BPLHD Jawa Barat, Berdasar keterangan informan dan
namun tidak ada pembahasan atau tindak observasi penulis, sulitnya
lanjut yang menghasilkan titik temu, mengklasifikasi antara limbah industri
karena tetap saling mempertahankan dan limbah domestik bukan karena aparat
kepentingan sektoral mereka. Berdasar tidak mampu membedakannya karena
hasil penelitian didapat bahwa memang memang dapat diukur dan dapat
masih terdapat ego sektoral dan saling ditentukan sesuai hitungan parameter dan
lempar tanggungjawab, sikap pasif, serta baku matu. Hal yang membuat masih
menurunnya semangat dalam adanya kegamangan antara limbah
penanggulangan dan pemulihan industri dan limbah domestik adalah
pencemaran pada lahan pertanian di akumulasi dari limbah dibanding dengan
Kawasan Rancaekek ini, sehingga daya tampung dan belum terpisahnya
membuat penyelesaian masalah sulit IPAL untuk industri dan untuk
menemukan solusi dan kesatuan tindakan. domestik/gabungan. Kondisi tersebut
menghambat respon pemerintah
2. Competence (Ability To Respond)
Aspek competence mengarah pada 2.3 Structure Systems
kemampuan organisasi untuk merespon, Pembahasan subaspek structure
bagaimana organisasi menyiapkan sistem, systems mengarah pada metode,
dan tentu di tentukan oleh berbagai kesepakatan atau standar yang digunakan
subaspek. antar Badan dalam merespon
permasalahan. Dengan adanya metode
2.1 Knowledge yang jelas dari Badan dalam merespon
Dengan mengetahui perkembangan permasalahan akan memberikan progres
masalah yang ada, maka dapat ditentukan dan arah yang jelas. Penelitian
dengan segera tindakan yang harus penunjukan hasil bahwa Badan memang
dilakukan. Pengetahuan mengenai tetap berpatokan pada regulasi, dari sisi
permasalahan yang ada akan berhubungan Kabupaten Bandung maupun Kabupaten
dengan laporan dan data mengenai Sumedang mengharapkan provinsi.
permasalahan tersebut. Berdasar Sementara itu provinsi tetap
keterangan informan dan observasi mengharapkan pihak perusahaan-
penulis, tidak banyak aparat yang perusahaan pelaku pencemar, padahal
mengetahui terkait permasalahan dan pada saat yang bersamaan pun
data-data terkait permasalahan sangat mengetahui bahwa hal tersebut sulit
minim, sehingga merupakan hal yang terwujud, namun tidak ada pembahasan
wajar apabila seringkali menimbulkan

ISSN: 2086-1338 Halaman: 55


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

lebih lanjut mengenai penanggulangan menjadi salah satu hambatan, selain


dan pemulihan lahan ini. sarana. Sementara itu BPLHD Jawa Barat
menyebutkan meskipun dananya tersedia,
Lalu Badan pun tidak terlalu tetap saja perusahaanlah yang seharusnya
konsisten dalam penyelesaian menanggung. Sedangkan BPLH
permasalahan penanggulangan dan Kabupaten Bandung tidak
pemulihan pencemaran limbah industri mempermasalahkan mengenai anggaran.
pada lahan pertanian di Kawasan
Rancaekek ini, sehingga responsiveness SIMPULAN DAN SARAN
ketiga Badan berjalan begitu saja, tanpa Simpulan
adanya kesepakatan dan tujuan yang Responsiveness BPLHD Jawa Barat,
diusung secara bersama dan jelas. BPLH Kabupaten Bandung, dan BLH
Kabupaten Sumedang dalam
2.4 Share Knowledge penanggulangan dan pemulihan
Dalam penelitian ini pun subaspek pencemaran limbah industri pada lahan
share knowledge mengarah pada pertanian di Kawasan Rancaekek kurang
bagaimana komunikasi, alur informasi, baik karena belum sepenuhnya power
penyamaan persepsi antar Badan, hingga bagi Badan berupa ketentuan perundang-
tindaklanjut yang dilakukan, yang undangan dilaksanakan, masih kurangnya
merupakan hal penting karena kolektivitas Badan meskipun telah ada
permasalahan yang dihadapi. bidang yang menjadi representasi Badan,
Berdasar observasi dan wawancara, pola penyelesaian yang hanya kasuistik,
penulis menemukan bahwa komunikasi secara mentality masih adanya ego
dan pertemuan antar Badan dalam sektoral dari Badan, ditambah adanya
membahas penanggulangan dan pengaruh dari lingkungan yang menjadi
pemulihan hingga tindaklanjut yang akan sisi dilematis Badan.
dilakukan masih minim. Hal ini pun Secara kualifikasi aparat Badan
ditambah dengan tidak semua anggota sudah baik, namun hanya sedikit aparat
ketiga Badan mengetahui permasalahan, yang mengetahui permasalahan, tidak
sehingga sangat bergantung pada adanya structure system yang jelas dalam
segelintir orang saja, dengan saat yang merespon penanggulangan dan pemulihan
bersamaan permasalahan limbah industri lahan tercemar, membuat upaya yang
tidak hanya di Kawasan Rancaekek. dilakukan lamban. Share knowledge yang
3. Capacity (Volume of Response) kurang baik sehingga perbedaan persepsi
Kapasitas dalam penelitian ini masih sering terjadi membuat belum
berbicara bagaimana kemampuan dan apa ditemukannya solusi pasti.
yang dimiliki oleh personal dan Sikap Badan yang menunggu itikad
organisasional Badan. baik dari perusahaan yang tidak kunjung
dirasakan pun menentukan keputusan
3.1 Kapasitas Personal dan yang diambil Badan menjadi lamban.
Organisasional Keterbatasan kapasitas Badan berupa
Berdasar wawancara, secara umum anggaran, sarana dan prasarana serta
mengenai kapasitas SDM aparat Badan dirasa kurangnya aparat secara kulitas dan
tidak menjadi masalah bagi BPLHD Jawa kuantitas membuat responsiveness Badan
Barat dan BPLH Kabupaten Bandung, tidak menunjukkan perbaikan yang jelas.
bagi BLH Kabupaten Sumedang di
beberapa posisi memang tidak sesuai Saran
dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil penelitian dan
Kemudian dari segi anggaran, menurut simpulan, penulis merumuskan beberapa
BLH Kabupaten Sumedang, hal tersebut saran yang dapat meningkatkan

ISSN: 2086-1338 Halaman: 56


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

responsiveness BPLHD Jawa Barat, selanjutnya, dan sebagai bahan


BPLH Kabupaten Bandung, dan BLH penyamaan persepsi.
Kabupaten Sumedang menjadi lebih 6. Mengadakan public hearing. Dengan
efektif. Adapun saran yang penulis mendengar suara masyarakat. Badan,
berikan sebagai berikut: secara luas pemerintah daerah, dapat
1. Membuat mekanisme baku yang menyusun kembali prioritas
disepakati bersama. Dengan dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat.
mekanisme atau SOP baku setiap Disaat bersamaan ini dapat menjadi
Badan, sebagai representasi media pendekatan terhadap
pemerintah dearah, akan memahami masyarakat yang nantinya dapat
apa yang harus dilakukan, sehingga menjadi perpanjangan tangan.
terdapat kejelasan progres dalam
penanggulangan dan pemulihan DAFTAR PUSTAKA
pencemaran limbah industri pada lahan Buku
pertanian di Kawasan Rancaekek ini. Ansoff, I. dan McDonneell, E. 1990.
2. Membuat jadwal pengawasan dan Implanting Strategic Management.
pemantauan bersama. Dengan Prentice Hall. New York.
dibuatnya jadwal pengawasan bersama
antar Badan, maka antar Badan Budiardjo, M. 2008. Dasar-dasar Ilmu
mengetahui dengan pasti dan seksama Politik. PT. Granedia. Jakarta.
apa yang terjadi di lapangan, terlebih
permasalahan limbah industri di Farazmand, Ali. 2004. Sound
Kawasan Rancaekek ini merupakan Governance: Policy and Public
permasalahan limbah industri lintas Administration Innovation. Praeger
kabupaten. Publisher. London..
3. Membentuk satgas atau pokja bersama.
Dengan dibentuknya satgas atau pokja Maxwell, J. A. 1996. Qualitative
yang melibatkan ketiga Badan, maka Research Design: An Interactive
penanggulangan dan pemulihan akan Approach. SAGE Publications, Inc.
lebih intens karena memang California.
dikoordinasikan oleh satuan yang
sengaja dibentuk untuk hal tersebut, Priyarsono. 2011. Dari Pertanian ke
sehingga dapat menunjukan progress Industri: Analisis Pembangunan
yang jelas. dalam Perspektif Ekonomi Regional.
4. Membuat jadwal pertemuan berkala. IPB Press. Bogor.
Dengan adanya pertemuan yang
terjadwal, maka komunikasi antar S, Pamudji. 1981. Ekologi Administrasi
Badan akan lebih efektif, pertukaran Negara. Bumi Aksara. Jakarta.
informasi, hingga evaluasi dapat lebih
intens, hal tersebut pun dapat Sedarmayanti. 2012. Good Governance
mereduksi ego sektoral dan ego “Kepemerintahan Yang Baik”.
instansi yang ada. Mandar Maju. Bandung.
5. Menata ulang filing data dan laporan
terkait pengendalian limbah industri di Jurnal
Kawasan Rancakek baik internal Bryer, T.A. 2009. Explaining
Badan maupun antar Badan. Hal ini Responsiveness in Collaboration:
dimaksudkan agar semua rekam jejak Administrator and Citizen Role
yang dilakukan menjadi bukti Perceptions. Public Administration
sekaligus menjadi acuan bagi tindakan Review 69(2): 271-283.

ISSN: 2086-1338 Halaman: 57


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Hobolt, S. B dan Klemmenson, R. 2008.


Government Responsiveness and _________. 2002. From Responsiveness
Political Competition in to Collaboration: Government,
Comparative Perspective. Citizens, and The Next Generation
Comparative Political Studies (41): of Public Administration. Public
309-337 Administration Review 6(5): 527-
540.
Nawawi, J. 2012. Membangun
Kepercayaan Dalam Mewujudkan Peraturan Perundang-undangan
Good Governance. Jurnal Ilmiah Undang-Undang Republik Indonesia
Ilmu Pemerintahan 1(3): 19-29. Nomor 32 Tahun 2009 Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Popescu, L. G. 2011. Making Public 3 Oktober 2009. Lembaran Negara
Policies Work: Between Republik Indonesia Tahun 2009
Responsiveness And Convergence Nomor 140. Jakarta.
Of Agendas. Transylvanian Review
of Administrative Sciences (34E): Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
186-200 Nomor 101 Tahun 2014
Pengelolaan Limbah Bahan
_______. 2014. Public governance and Berbahaya dan Beracun. 17 Oktober
strategic responsiveness. Journal of 2014. Lembaran Negara Republik
Public Administration, Finance and Indonesia Tahun 2014 Nomor 333.
Law 5: 144-156. Jakarta.

Saltzstein, G. H. 1992. Bureaucratic Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat


responsiveness: Conceptual issues Nomor 22 Tahun 2010 Rencana
and current research. Journal of Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Public Administration Research and Barat Tahun 2009-2029. 30
Theory 2:63-8. November 2010. Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2010
Stivers, C. 1994. The listening Nomor 22 Seri E. Bandung.
bureaucrat: responsiveness in public
administration. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung
Public Administration Review 54(4): Nomor 3 Tahun 2008 Rencana Tata
364-369. Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Bandung Tahun 2007 Sampai Tahun
Sutono, S. dan Kurnia, U. 2002. 2027. 19
Identifikasi Kerusakan Lahan Sawah
Di Rancaekek Kabupaten Bandung, September 2008. Lembaran Daerah
Jawa Barat. Peneliti Badan Litbang Kabupaten Bandung Tahun 2008
Pertanian Pada Balai Penelitian Nomor 3. Bandung.
Tanah, Jl. Tentara Pelajar 12,
Cimanggu Bogor hal 283-296. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang
Nomor 2 Tahun 2012 Rencana Tata
Vigoda, E. 2000. Are You Being Served? Ruang Wilayah Kabupaten
The Responsiveness of Public Sumedang Tahun 2011-2031.
Administration to Citizens Demands: Sumedang.
An Empirical Examination in Israel
Public Administration, 78(1): 165- Dokumen Instansi Pemerintah
191.

ISSN: 2086-1338 Halaman: 58


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

Badan Pengendalian Lingkungan Hidup. Discussion Paper Series: No 32.


2015. Laporan Akhir Penyusunan Eip/Gpe/Ebd World Health
Review Feasibility Study IPAL Organization
Terpadu Rancaekek Kabupaten
Bandung. BPLH Kabupaten Sumber lainnya
Bandung. Bandung. Koalisi Melawan Limbah. 2016.
Konsekuensi Tersembunyi: Valuasi
Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Kerugian Ekonomi Akibat
Daerah Kecamatan Rancaekek, Pencemaran Industri. April.
2015. Otober. Bandung
BPS Kabupaten Bandung. Bandung.
Sutono, S dan Kurnia, U. 2014.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2014. Identifikasi Kerusakan Lahan Sawah
Review dan Reorientasi Satu Tahun Rancaekek Kabupaten Bandung,
Penanganan Multipihak Banjir Jawa Barat. Badan Litbang Pertanian
Jalan Nasional Rancaekek dan pada Balai Penelitian Tanah. Bogor.
Penanganan Pencemaran Limbah
Industri pada Lahan Sawah. Jawa Dalam Jaringan (internet)
Barat. BPLHD Jawa Barat. 2015. Pengantar
Diskusi FGD Bedah Kasus
Skripsi, Tesis, Disertasi Pencemaran dan atau Kerusakan
Ariva, P. D. 2014. Pengendalian Lingkungan Di Kecamatan
Pencemaran Limbah Cair Industri Rancaekek, Kabupaten Bandung:
oleh Badan Pengendalian “Meretas Jalan Panjang Menggagpai
Lingkungan Hidup (BPLH) Kebenaran dan Keadilan
Kabupaten Bandung (Studi: http://www.bplhdjabar.go.id/index.p
Kecamatan Rancaekek). Skripsi. hp/layanan/k2-categories-2/item/41-
Program Studi Administrasi Publik pengantar-diskusi-fgd-bedah-kasus-
Universitas Padjadjaran. Sumedang. pencemaran-dan-atau-kerusakan-
lingkungan. 9 Januari 2016 (12.40).
Dameria, S. V. 2014. Pengendalian
Pencemaran Air Sungai Di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.
Kecamatan Majalaya oleh Badan 2015. Limbah Pabrik Bisa Jadi Bom
Pengelola Lingkungan Hidup Waktu.
(BPLH) Kabupaten Bandung. http://dishut.jabarprov.go.id/?mod=
Skripsi. Program Studi Administrasi detilBerita&idMenuKiri=&idBerita
Publik Universitas Padjadjaran. = 2194. 9 Januari 2016 (13.06).
Sumedang.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2015.
Maruti, S.K. 2013. Responsivitas Penegakanhukum Terhadap Kasus
Pelayanan Kantor Pertanahan Kota Pencemaran Lahan Pertanian Di
Salatiga Dalam Implementasi Kecamatan Rancaekek Kabupaten
Program Larasita. Tesis. Program Bandung.
Pascasarjana Program Studi http://www.menlh.go.id/penegakan-
Magister Administrasi Publik hukum-terhadap-kasus-pencemaran-
Universitas Sebelas Maret. Surakarta lahan-pertanian-di-kecamatan-
rancaekek-kabupaten-bandung/. 9
Artikel Seminar/symposium/diskusi Januari 2016 (12. 40).
de Silva, A. T.T. A Framework
Formeasuring Responsiveness. Gpe

ISSN: 2086-1338 Halaman: 59


JANE - JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Volume 2. No 1, Agustus 2017

MI, 2015. Pemrpov Gugat 3 Perusahaan


Tekstil.
http://www.mediaindonesia.com/mip
agi/read/10454/Pemprov-Gugat-3-
Perusahaan-Tekstil/2015/04/15. 10
Januari 2016 (19.10)

Nugraha, I. 2015. Sawah Tercemar


Limbah Pabrik, Beginilah Nasib
Petani Rancaekek.
http://www.mongabay.co.id/2015/04/
14/sawah-tercemar-limbah-pabrik-
beginilah-nasib-petani-rancaekek/. 9
Januari 2016 (12.16).

Wawan. 2015. Pencemaran di Rancaekek


Menggila, Siapa yang Bermain-main
di Sana?.
http://pribuminews.com/14/04/2015/
pencemaran-di-rancaekek-menggila-
siapa-yang-bermain-main-di-sana/.
9 Januari 2016 (14.05)

Wry. 2015. Akhirnya Menteri


Lingkungan Hidup RI Turun
Langsung Sidak PT
Kahatex.
http://www.sinarpaginews.com/fullp
ost/ekonomi/1400069489/akhirnya-

menteri-lingkungan-hidup-ri-turun-
langsung--sidak-pt-kahatex.html. 9
Januari 2016 (12.15).

Wulandari, I. 2015. Pemkab Bandung


Rugi Akibat Limbah Industri.
http://m.republika.co.id/berita/nasio
nal/daerah/15/04/25/nnc966-
pemkab-bandung-rugi-akibat-
limbah-industri. 9 Januari 2016
(13.05).

Yadi, A. M. 2015. Melawan Limbah


Memulihkan Sawah - bagian 1.
http://m.greenpeace.org/seasia/id/hi
gh/blog/melawan-limbah-
memulihkan-sawah-bagian-
1/blog/52421/. 9 Januari 2016
(13.01).

ISSN: 2086-1338 Halaman: 60





 
  



Anda mungkin juga menyukai