JurnalIlmuAdministrasi
DITERBITKAN OLEH :
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
JURNAL ILMU ADMINISTRASI
Jurnal SOSIALITA diterbitkan dua kali dalam satu tahun oleh Jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis FISIP Universitas Bandar Lampung.
Susunan Personalia
Alamat Redaksi:
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkjat, rahmat dan karuniaNya, sehuingga jurnal
Sosialita Vol 15 No : 2 bulan Oktober 2020 yang merupakan wadah artikel Ilmu Administrsi Bisnis
telah terbit.
Jurnal ini disusun dengan tujuan sebagai wahana untuk pengembangan dan kajian-kajian bidang Ilmu
Administrasi secara umum, khususnya Ilmu Adminsitrasi Bisnis, yang telah mengalami perubahan
dan perkembangan yang sangat cepat seiring dengan perkembangan peradaban manusia.
Melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat ataupun kajian- kajian nyang bersifat
ilmiah diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan dan penerapan Ilmu
Administrasi Bisnis.
Akhir kata, bahwa jurnal Ilmu Adminsitrasi Bisnis ini kiranya dapat menjadi nafas dan nadi bagi
eksistensi lembaga pendidikan tinggi yang berkecimpung dalam Ilmu Administrasi Bisnis yang
dikukur dengan luaran hasil dan mutu penelitian serta pengabdian pada masyarakat.
No Judul hal
JIA Vol :15 No : 2 Hlm 1- 58 Bandar Lampung, Oktober 2020 ISSN :2-087-0957
ISSN: 2087-0957
Vol: 15 Nomor : 2 Oktober 2020
Halaman 1-58
JurnalIlmuAdministrasi
BIODATA PENULIS
1. Soewito, Dosen Jurusan Ilmu Adm. Bisnis, FISIP, Universitas Bandar Lampung
2. Gheany Febidhanty, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnsis , FISIP Universitas Bandar Lampung
3. Suwandi, Dosen Jurusan Bisnis Intitut Bisnis Indonesia, Darmajaya, Bandar Lampung
4. Agustuti Handayani, Dosen Jurusan Ilmu Adm Publik, FISIP Universitas Bandar Lampung
5. M. Machrus, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satu Nusa Bandar Lampung
6. Rusdan, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satu Nusa Bandar Lampung
7. Dora Rinova , Dosen Jurusan Ilmu Adm. Bisnis, FISIP, Universitas Bandar Lampung
8. Chintya Azhari, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnsis , FISIP Universitas Bandar Lampung
9. M. Oktaviannur, Dosen Jurusan Ilmu Adm. Bisnis, FISIP, Universitas Bandar Lampung
10. Agus Purnomo, Dosen Jurusan Ilmu Adm. Bisnis, FISIP, Universitas Bandar Lampung
11. Anggy, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnsis , FISIP Universitas Bandar Lampung
12. Dwi Sukma , Jurusan Ilmu Administrasi Bisnsis , FISIP Universitas Bandar Lampung
2. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris maksimal 20 halaman quarto, spasi
1,5, huruf Times New Roman dilengkapi abstrak dan kata kunci.
5. Artikel ( ide/gagasan)
a. Judul
b. Nama penulis
c. Abstrak dalam bahasa Indonesia /Inggris
d. Kata Kunci
e. Pendahuluan
f. Sub Judul
g. Penutup
h. Daftar Rujukan
i. Lampiran
JIA Vol : 15 No: 2 Hlm 1- 58 Bandar Lampung, Oktober 2020 ISSN : 2-087-0957
24
Abstrak
Masalah utama yang masih mengemukan tentang birokrasi pemerintah sampai dengan saat
ini masih berkutat pada lemahnya kinerja aparat birokrasi dalam menjalankan tugas dan
fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Apabila ditelisik lebih mendalam aparat birokrasi
sebagai ujung tombak pelaksanaka kebijakan pemerintah masih belum menunjukkan kualitas
kerja yang diharapkan, salah satu penyebab utamanya menurut penulis berhubungan dengan
kompetensi yang dimiliki aparat birokrasi dalam bekerja masih cenderung memperlihatkan
kelemahan dari sisi kualitas, sehingga sering terjadi keluhan bahkan sampai pada tingkat
antipati terhadap hasil kerja aparat birokrasi. oleh sebab itu, dibutuhkan perbaikan melalui
peningkatan kompetensi aparatur birokrasi, yakni dengan melakukan upaya peningkatan
kapabilitas dan kapabilitas baik dalam aspek koginitif yakni peningkatan pengausaan ilmu
pengetahuan, teknologi dan keterampilan, serta aspek afeksi yang berkaitan dengan sikap
dan perilaku aparatur birokrasi. upaya tersebut dilakukan melalui pengembangan aparatu
birokrasi secara sistematis dan dijadikan prasyarat yang harus dijadikan standar untuk diberi
tanggung jawab terhadap pekerjaan dan posisi tertentu, hal ini sebagai cara untuk
mewujudkan aparat birokrasi bekerja berdasarkan komptensi yang pada akhirnya dapat
memperlihatkan kualitas yang diharapkan.
Kata Kunci : Birokrasi, Kompetensi, Kualitas
25
lanjutan adalah proses dan output dari dibutuhkan upaya peningkatan kompetensi
pekerjaan tidak memberikan kepuasan dari aparat birokrasi agar sinyalemen yang
pada pihak pengguna ataupun yang dikemukakan di atas dapat diwujudkan.
berkepentingan terhadap produk yang Secara keseluruhan yang penting untuk
didistribusikan olah aparatur birokrasi. ditumbuhkan untuk meningkatkan kualitas
banyak pihak dirugikan dari output kerja dari para aparatur birokrasi dengan
birokrasi yang diakibatkan oleh lemahnya bekerja fokus pada batas tugas dan
peforma dari aparatur birokrasi. tanggung jawab yang sudah digariskan
melalui norma dan aturan yang ditetapkan.
Hal ini sangat penting sebagai salah satu
IV. PENINGKATAN KOMPETENSI cara untuk mewujudkan aparatur birokrasi
APARAT BIROKRASI dengan standar kompetensi sesuai harapan
pihak pengguna atau yang berkepentingan.
Tantangan paling berat dan
Untuk menanggulangi masalah-masalah di
mendasar bagi aparatur birokrasi pada saat
atas alternatif pemecahannya ( Thoha :
ini terkait dengan realitas bahwa ada
18-19 : 1995 ):
kesenjangan yang sangat dalam antara
kualitas kinerja birokrasi dengan dinamika 1. Birokrasi kita mampu membedakan
eksternal yang sangat progresif. Sampai hal-hal yang sifatnya hanya
saat ini, internal birokrasi masih berkutat seremonial dan hal-hal yang
dengan lemahnya kualitas kerja para berorientasi pada hasil. Dengan
kata lain, birokrasi kita harus
aparatur birokrasi sebagai refleksi
mampu mengurangi hal-hal bersifat
lemahnya kompetensi dalam pelaksanaan seremonial dan kurang produktif.
tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Birokrasi kita harus beranjak dari
Tidak dapat dipungkiri aparatur birokrasi kinerja sloganistis yang
masih menjadi perbincangan publik, yang berorientasi pada jargon-jargon
pada intinya mengarah pada masih bombastis tanpa usahan nyata.
lemahnya kualitas kerja yang seharus Birokrasi harus mampu mengajak
rakyat untuk bekerja keras
menjadi tanggung jawabnya. Oleh sebaba
mewujudkan tujuan bersama tanpa
itu perlu adanya peningkatan kualitas kerja terikat pada slogan yang tidak
aparat birokrasi melalui peningkatan perlu. Dengan kata lain, birokrasi
kompetensi agar birokrasi pemerintah harus mampu menunjukkan bahwa
mendapat penilaian lebih baik dari sisi sekedar berkata belum berarti telah
pengguna maupun yang berkepentingan. berbuat.
Menurut Siagian ( 116 : 1994 ) situasi 3. Moral dan etika haruslah menjadi
pertimbangan pertama jika
yang ideal ialah bahwa semua kegiatan
birokrasi mengambil keputusan (
birokrasi berkaitan langsung dengan tiga policy ) atau bertindak
hal, yaitu :1. Merupakan bagian integral melaksanakan policy. Pelayanan
dari keseluruhan upaya pemerintah birokrasi, baik mental maupun
mencapai tujuan negara, 2. Mempunyai keahlian hendaknya sesuai dengan
relevansi langsung dengan peningkatan tuntutan zaman pembangunan.
4. Desentralisasi perlu dikembangkan
produktivitas kerja, 3. Mewujudkan
dan dibiasakan dalam birokrasi
pelayanan kepada masyarakat dengan kita. Pemberian otonomi pada
mutu yang semakin tinggi. Untuk itu
31
kecakapan aparatur birokrasi secara utuh membutuhkan figur yang mampu menjadi
dan komprehensif, Pada akhirnya apabila panutan, idealnya dilakukan oleh aparat
proses peningkatan kompetensi birokrasi level atas agar ditiru oleh
dilaksanakan secara menyeluruh, dari bawahannya. Selain itu, dilakukan
jajaran tertinggi sampai dengan jajaran berdasarkan kesadaran dan kemauan diri
terendah akan meningkatkan kaulitas kerja dari masing-masing aparatur birokrasi
birokrasi secara organisasional. Untuk secara otonom, tanpa ada paksaan dari
dapat mewujudkan kondisi tersebut harus pihak, dengan harapan dorongan dari
ada proses kegiatan untuk penguatan dalam diri sendiri dan diikuti dengan
secara sistematis dan berkesinambungan di keharusan untuk patuh dari luar dapat
semua strata, dari level pimpinan sampai mewujudkan sikap dan perilaku sesuai
aparat pelaksana (operator). Artinya harus dengan kompetensi yang diharapkan.
ada peningkatan kompetensi melalui
program dan aktivitas peningkatan dan
pengembangan kompetensi, baik melalui V. KESIMPULAN
pelatihan bersifat jangka pendek maupun
penguatan konsepsional yang bersifat Melalui bahasan tentang hubungan
jangka panjang. Pendidikan dan pelatihan antara kualitas kerja birokrasi dengan
bagi aparatur perlu ditingkatkan pada kompetensi yang seyogyanya dimiliki oleh
kemampuan dalam melaksanakan tugas setiap aparatur birokrasi, sehingga dapat
dengan pendekatan learning by doing memberikan dampak signifikan dalam
dimaksud untuk pengembangan aspek peningkatan kualoitas kerja birokrasi
pengatahuan, ketrampilan dan sikap secara komprehensive, maka ada beberapa
sehingga dapat memiliki kom[etensi yang hal yang dapat menjadi kesimpulan,
tinggi dan sesuai dalam pelaksanaan tugas sebagai berikut :
berdasarkan kaedah-kaedah ilmu
1. Kompetensi merupakan salah satu
pengethuan dan teknologiserta tata nilai
konsepsi penting yang mengemuka
etik profesi ( Surjadi : 39 : 2009 ).
dan penting untuk menjadi tolak
Program tersebut harus dijadikan standar
ukur penting bagi aparat birokrasi
bagi setiap aparat birokrasi sebagai
pemerintah dalam melaksanakan
prasyarat utama untuk dapat diberi
tugas dan fungsinya.
tanggung jawab pada pekerjaan atau posisi
2. Sebagai institusi publik, birokrasi
tertentu. Hal ini perlu digaris bawahi,
pemerintah harus mampu dan
karena walaupun secara normatif sudah
berkemauan yang kuat untuk
ada aturan tentang hal tersebut, tapi dalam
meningkatkan kompetensi aparat
praktiknya masih sering diabaikan
birokrasi pada semua level sebagai
prasyarat kompetensi sebagai ukuran
upaya untuk meningkatkan kualitas
seseorang untuk ditempatkan pada tugas
kerjanya.
dan fungsi tertentu. Pada saat yang sama,
3. Peningkatan kompetensi aparat
harus diikuti dengan aktualisasi, baik
birokrasi dengan meningkatkan
dengan pola yang dikendalikan pihak luar
kemampuan kognisi dalam bentuk
melalui pematuhan terhadap norma dan
keterampilan dan pengetahuan,
aturan yang didorong oleh perintah atau
serta kemampuan afeksi untuk
meniru dari pihak luar. Pola ini
34