KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN I
PEMBUATAN ASPIRIN
(Asam Asetilsalisilat)
OLEH :
NAMA : ALFAHRU MANGIDI
STAMBUK : A1C4 13 050
KELOMPOK : I B
ASISTEN PEMBIMBING : ALI SAMAD ASCHAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama hampir satu abad, manusia telah menggunakan aspirin sebagai obat
penghilang rasa sakit. Aspirin menjadi salah satu obat yang paling umum tersedia di
pasaran. Efek utama aspirin adalah dapat meredakan rasa sakit di kepala dan
demam. Tetapi, aspirin juga memiliki manfaat kesehatan lainnya, seperti menjadi
obat darurat untuk menunda serangan jantung. Namun, bahan kimia tetaplah bahan
kimia. Zat tersebut tentu memiliki efek samping yang buruk untuk tubuh jika
dikonsumsi dalam jumlah tidak terbatas. Oleh karena itu, untuk mengetahui secara
jelas tentang aspirin maka percobaan ini dilakukan untuk membuat aspirin dari asam
salisilat.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang dicapai pada praktikum ini yaitu untuk membuat aspirin
C. Prinsip Percobaan
TEORI PENDUKUNG
A. Asam Salisilat
yang memiliki berat molekul sebesar 138,123 g/mol dengan titik leleh sebesar
156°C. Mudah larut dalam keadaan dingin tetapi dapat melarutkan dalam keadaan
panas. Asam salisilat dapat menyublim tetapi dapat terdekomposisi dengan mudah
menjadi karbon dioksida dan fenol bila dipanaskan pada suhu 200°C. Asam salisilat
Asam fenolat adalah golongan khusus dari asam hidroksi.Asam fenolat yang
O- Na+
O- Na+ OH
H+
CO2H
CO2-Na+
kalor
Tekanan NaOH
+ O=C=O ® ®
Ester metilnya yaitu metil salisilat adalah komponen utama dari minyak
B. Metode Rekristalisasi
dalam suatu fase homogen. Kristalisasi dari larutan dapat terjadi jika padatan
terlarut dalam keadaan berlebih(di luar kesetimbangan, maka sistem akan mencapai
Pada tahap ini, terjadi proses kristalisasi komponen-komponen yang tidak larut
dalam pelarut dan mempunyai titik beku yang lebih tinggi dari suhu yang digunakan
C. Metanol
stabil dibandingkan dengan etanol (C2H5OH) karena metanol memiliki satu ikatan
karbon sedangkan etanol memiliki dua ikatan karbon, sehingga lebih mudah
jenis 0,7915 g/m3 dan titik didih 65 oC, sedangkan etanol memiliki massa jenis 0,79
g/m3 dan titik didih 79 oC. Metanol mulia mendidih pada suhu 64,7°C, namun mulai
menguap sebelum mencapai titik didihnya. Metanol lebih mudah diperoleh kembali
diperoleh kembali diakhir proses atau hanya dari fasa gliserol, karena sekurang-
kurangya 70% dari jumlah kelebihan metanol berada didalam fasa gliserol
(Mahlinda, 2011).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan pembuatan aspirin yaitu: Gelas
spatula.
2. Bahan
B. Prosedur Kerja
e. Dipanaskan campuran pada suhu 40-50°C sambil diaduk selama beberapa menit
BAB IV
Perlakuan Pengamatan
2 gram asam salisilat + 5 ml metanol + 5 Larutan berwarna bening
tetes H2SO4 pekat, sambil diaduk
Dipanaskan campuran dipenangas dan Larutan sedikit berwarna merah muda
diaduk hingga 10 menit
Didinginkan + 50 ml air sambil diaduk, Terbentuk kristal putih
kemudian didinginkan dalam pendingin
sampai proses kristalisasi sepurna
Kristalnya disaring dengan corong bucnher, Masih terdapat air pada Kristal
lalu dibilas erlenmeyer dengan filtratnya,
lalu dikeringkan
Kristal diuji dengan satu tetes larutan FeCl3 Timbul warna ungu pada kristal (masih
terdapat asam salsilat)
Dilakukan rekristalisasi : Larutan berwarna bening
Kristal +25 ml larutan jenuh nahc03
Disaring campuran tersebut
Dinginkan dengan es batu
Disaring dengan corong bucnher
Kristal ditimbang dalam kaca arloji.
Sebelumnya dikeringkan terlebih dahulu
B. Reaksi Lengkap
O
O
OH OH
OH
CH3
O
C. Perhitungan
= 41,56
Berat kristal dalam kertas saring = 42,61 gram
Dit : % Rendemen………?
Peny :
Berat Kristal = (berat Kristal dalam kertas saring – berat kertas saring kosong
=
D. Pembahasan
adalah senyawa yang memiliki bagian gula yang terikat pada non-glikosida L.
Aglikon dalam salian adalah salial alkohol dan tereduksi sempurna menjadi asam
merupakan reaksi antara asam karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu
ester. Aspirin merupakan salisilat ester yang dapat disintesis dengan menggunakan
asam asetat (memiliki gugus COOH) dan asam salisilat (memiliki gugus OH).
yang berwarna putih.Penambahan asam sulfat pekat pada larutan yaitu larutan
energi yang diperlukan dalam sintesa sedikit, jadi reaksi berjalan lebih cepat.
menjadi berbentuk kristal. Proses pemanasan bahan dapat mempercepat gerak dari
yang mengalami proses pemanasan didinginkan dan ditambahkan dengan air dan
sempurna. Dengan proses pendinginan dapat membentuk kristal karena ketika suhu
Kristal yang terbentuk disaring dengan corong karena masih terdapat sedikit
pada kertas saring untuk dikeringkan. Setelah kristal aspirin kering, dilakukan
penimbangan untuk mengetahui berat dari kristal. Berat kertas saring kosong yang
dilakukan pada percobaan awal (sebelum adanya kristal aspirin yang ditimbang)
yaitu 1,21 gram. Setelah pengeringan,kristal yang diperoleh beratnya 1,9436 gram.
semua proses dilakukan, kristal yang dihasilkan direaksikan dengan FeCl 3untuk
ungu. Hal ini menunjukkan bahwa kristalaspirin tersebut belum murni karena masih
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
bahwa aspirin dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan metanol dan
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan pada praktikum kali ini yaitu agar
akan dipraktekkan dan juga menguasai prosedur kerja agar dapat menghindari
Dewi, Devina Fitrika. (2003). Penyisihan Fosfat dengan Proses Kristalisasi dalam Reaktor
Terfluidisasi Menggunakan Media Pasir Silika. Jurnal Purifikasi. Vol. 4 No. 4.