2. AsetatAnhidridat
Asetat anhidrat merupakan anhidrat dari asam asetat yang struktur antar
molekulnya simetris. Asetat anhidrat memiliki berbagai macam kegunaan antara lain
7
sebagai fungisida dan bakterisida, pelarut senyawa organik, berperan dalam proses
asetilasi, pembuatan aspirin, dan dapat digunakan untuk membuat acetylmorphine.
Asam asetat anhidrat paling banyak digunakan dalam industri selulosa asetat untuk
menghasilkan serat asetat, plastik, serat kain dan lapisan kain.
3. Asam sulfat
Asam sulfat H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini
larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan
dan merupakan salah satu produk utama industri kimia.5(Baysinger,2004).
Titikbeku 10,49oC
Densitas 1,9224 gr/cm3
4. Aspirin
Aspirin adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai
senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri), antipiretik (terhadap demam) dan
peradangan
Tabel 8, Sifat fisika Aspirin
BobotMolekul 180,2 gr/mol
Titikdidih 1400C
Titiklebur 1380C 1400C
Beratjenis 1.40 g/cm
Kelarutandalam air10 mg/mL (20C)
Kristalisasi adalah pemisahan bahan padat berbentuk kristal dari suatu larutan
atau suatu lelehan. Disamping untuk pemisahan bahan padat dari larutan, kristalisasi
juga sering digunakan untuk memurnikan bahan padat yang sudah berbentuk kristal.
Proses pemurnian ini disebut kristalisasi ulang atau rekristalisasi. Jika suatu larutan
senyawa tersebut dijenuhkan dalam keadaan panas dan kemudian
didinginkan,senyawa terlarut akan berkurang kelarutannya dan mulai mengendap,
10
membentuk kristal yang murni dan bebas dari pengotor. Kemurnian zat ini
disebabkan oleh pertumbuahan kristal zat telarut, sehingga za-zat ini dapat dipisahkan
dari pengotornya.6(Austin, 1984).
Sebagian materi padat baik alami maupun buatan terdapat dalam bentuk kristal.
Bentuk dari kristal dapat berupa kubik, orthorhombic, heksagonal, monoklinik,
triklinik, dan trigonal. Namun banyak dari kristal ini berupa polycrystalline yang juga
terbentuk dari kristal tunggal. Dalam kehidupan sehari-hari, kristal tunggal yang
sering dikonsumsi oleh manusia, antara lain kristal garam dan gula.
Seperti dijelaskan di atas, proses kristalisasi dimulai dengan menambahkan
senyawa yang akan dimurnikan dengan pelarut panas sampai kelarutan senyawa
tersebut berada pada level super jenuh. Pada keadaan ini, bila larutan tersebut
didinginkan, maka molekul-molekul senyawa terlarut akan saling menempel, tumbuh
menjadi kristal-kristal yang akan mengendap di dasar wadah. Sementara kotoran-
kotoran yang terlarut tidak ikut mengendap.7(Austin, 1984).
Pembentukkan kristal itu sendiri terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah
nukleasi primer atau pembentukkan inti, yaitu tahap dimana kristal-kristal mulai
tumbuh namun belum mengendap. Tahap ini membutuhkan keadaan superjenuh dari
zat terlarut. Saat larutan didinginkan, pelarut tidak dapat menahan semua za-zat
terlarut, akibatnya molekul-molekul yang lepas dari pelarut saling menempel dan
mulai tumbuh menjadi inti kristal. Semakin banyak inti-inti yang bergabung, maka
akan semakin cepat pula pertumbuhan kristal tersebut.Tahap kedua setelah nukleasi
primer adalah nukleasi sekunder. Pada tahap ini petumbuhan kristal semakin cepat,
yang ditandai dengan saling menempelnya inti-inti menjadi kristal-kristal padat.
Rekristalisasi adalah pemisahan bahan padat berbentuk kristalin. Seringkali
senyawa yang diperoleh dari hasil suatu sintesis kimia memiliki kemurnian yang
tidak terlalu tinggi. Untuk memurnikan senyawa tersebut perlu dilakukan
rekristalisasi.Untuk merekristalisasi suatu senyawa kita harus memilih pelarut yang
cocok dengan senyawa tersebut. Setelah senyawa tersebut dilarutkan kedalam pelarut
yang sesuai kemudian dipanaskan (refluks) sampai semua senyawanya larut
sempurna. Apabila pada temperatur kamar, senyawa tersebut telah larut sempurna di
dalam pelarut, maka tidak perlu lagi dilakukan pemanasan. Pemanasan hanya
dilakukan apabila senyawa tersebut belum atau tidak larut sempurna pada keadaan
suhu kamar. Salah satu faktor penentu keberhasilan proses kristalisasi dan
rekristalisasi adalah pemilihan zat pelarut.
11
Apabila zat atau senyawa yang akan kita kristalisasi atau rekristalisasi tidak
dikenal secara pasti, maka kita setidaknya harus mengenal komponen penting dari
senyawa tersebut. Jika senyawa tersebut adalah senyawa organik, maka yang kita
ketahui sebaiknya adalah gugus fungsional senyawa tersebut. Dengan kata lain, kita
minimal harus mengetahui polaritas senyawa yang akan kita kristalisasi atau
rekristalisasi.
Kegunaan dari aspirin adalah sebagai berikut :
1. Inhibitor
2. Antiseptik
3. Analgesik
4. Antiinflamasi
2.5 Esterifikasi
Reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi yang merupakan prinsip dari
pembuatan aspirin. Reaksi esterifikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Ester dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alkohol dengan
anhidrida asam. Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai alkohol karena
mempunyai gugus OH, sedangkan anhidrida asam asetat tentu saja sebagai anhidrida
asam. Ester yang terbentuk adalah asam asetil salisilat (aspirin). Gugus asetil
(CH3CO-) berasal dari anhidrida asam asetat, sedangkan gugus R-nya berasal dari
asam salisilat (pada gambar di atas gugus R ada di dalam kotak). Hasil samping
reaksi ini adalah asam asetat. Langkah selanjutnya adalah penambahan asam sulfat
pekat yang berfungsi sebagai zat penghidrasi. Telah disebutkan di atas bahwa hasil
samping dari reaksi asam salisilat dan anhidrida asam asetat adalah asam asetat. Hasil
samping ini akan terhidrasi membentuk anhidrida asam asetat. Anhidrida asam asetat
akan kembali bereaksi dengan asam salisilat membentuk aspirin dan tentu saja
dengan hasil samping berupa asam asetat. Jadi, dapat dikatakan reaksi akan berhenti
setelah asam salisilat habis karena adanya asam sulfat pekat ini.
Tetapi harus diperhatikan bahwa sebelum dipanaskan, reaksi tidak benar-
benar terjadi. Reaksi baru akan berlangsung dengan baik pada suhu 50-60C. Juga
pada percobaan ini baru terbentuk endapan putih (aspirin) setelah dipanaskan.
Kemudian endapan tersebut dilarutkan dalam air dan disaring untuk memisahkan
aspirin dari pengotornya. Tetapi tentu saja dengan penyaringan ini aspirin yang
dihasilkan belum benar-benar murni.
12