Anda di halaman 1dari 5

Instrumentasi Elektronika

Tachogenerator

Nama : Andika Anggar Deniardi

Kelas : EC -2C

NIM : 1903321010
Tachogenerator
Tachogenerator merupakan salah satu dari klasifikasi dari sensor kecepatan dan gerak..
Tachogenerator adalah sebuah generator kecil yang membangkitkan tegangan DC
ataupun tegangan AC. Dari segi lain tachogenerator dapat dibangkitkan dengan eksitasi
dari luar atau imbas elektromagnit dari magnit permanent.

Tachogenerator adalah instrument atau alat yang mampu untuk mengukur kecepatan
putaran. Alat ini biasanya menampilkan revolutions per minute (RPM) pada sebuah
pengukur skala analog, namun yang versi tampilan digital juga.

Konstruksi Tachogenerator

Tachogenerator DC dapat
membangkitkan tegangan DC yang
langsung dapat menghasilkan informasi
kecepatan, sensitivitas tacho generator
DC cukup baik terutama pada daerah
kecepatan tinggi.

Tachogenerator DC yang bermutu tinggi


memiliki kutub-kutub magnit yang banyak sehingga dapat menghasilkan tegangan DC
dengan riak gelombang yang berfrekuensi tinggi sehingga mudah diratakan.

Keuntungan utama dari tachogenerator ini adalah diperolehnya informasi dari arah
putaran. Sedangakan kelemahannya adalah: sikat komutator mudah habis, jika
digunakan pada daerah bertemperatur tinggi maka magnet permanent akan mengalami
kelelahan, untuk kasus ini, tacho generator sering dikalibrasi, peka terhadap debu dan
korosi

Tacho generator AC berupa generator


singkron, magnet permanent diletakkan
dibagian tengah yang berfungsi sebagai
rotor. Sedangkan statornya berbentuk
kumparan besi lunak. Ketika rotor
berputar dihasilkan tegangan induksi di
bagian statornya. Tipe lain dari tacho
generator AC adalah tipe induksi, rotor
dibuat bergerigi, stator berupa gulungan kawat berinti besi. Medan magnet permanent
dipasang bersamaan di stator. Ketika rotor berputar, terjadi perubahan medan magnet
pada gigi yang kemudian mengimbas ke gulungan stator. Kelebihan utama dari tacho
generator AC adalah relatif tahan terhadap korosi dan debu, sedangkan kelemahannya
adalah tidak memberikan informasi arah gerak
Cara Kerja Tachogenerator
Ketika coil berputar, akan memicu induksi elektromagnetik. Lalu
dari induksi elektromagnetik yang muncul akan menghasilkan ggl yang kemudian
akan menghasilkan keluaran berupa tegangan. Semakin cepat coil berputar, maka
akan semakin besar tegangan yang dihasilkan.

Tegangan
(Volt)

Putaran (RPM)

Grafik perbandingan tegangan dangan putaran

Aplikasi Sensor Tachogenerator Pada Weight Feeder System (WF)

Dalam industri pembuatan semen, komposisi bahan baku yang digunakan untuk
menghasilkan semen yang berkualitas baik harus tepat. Bahan baku yang digunakan
dalam pembuatan semen adalah batu kapur (lime stone) 80%, tanah liat (clay)16%, pasir
besi (iron sand) 1%, silica 3%, dan bahan adiktif 1%. Agar komposisi dari bahan
tersebut tercampur rata, pada tanah liat dan clay yang memiliki komposisi yang besar,
dibutuhkan alat penimbang agar dapat mencapai set point atau komposisi yang tepat
dalam pembuatan semen. Alat penimbang tersebut biasanya disebut Weight Feeder.

Dalam weight feeder, pemasangan tachogenerator dengan tujuan agar ruang kontrol
(pengamat) dapat mengetahui kecepatan dari putatan motor AF agar batu kapur sesuai
set point yang diinginkan secara efisien. Hal ini mampu menolong pengamat dalam
menyeleksi akselerasi yang pas dan pengaturan rotasi mesin untuk segala macam
kondisi. Dalam aplikasianya, tachogenerator yang digunakan adalah tachogenerator
DC. Dimana keluaran tachogenerator tersebut adalah tegangan DC.

Jika batu kapur bergerak pada motor konveyor, sensor tachogenerator akan mengatur
kecepatan dari putaran motor konveyor pada tipe AF (jembatan atau penghubung atara
weight feeder dengan silo). Tegangan pada tachogenerator dc akan dikuatkan dengan
pengkondisi sinyal, yang selanjutnya akan dikonversikan menggunakan ADC kedalam
bentuk kecepatan (RPM) di Display. Selain itu, terdapat pula Sensor load cell untuk
membaca nilai beban yang masuk pada belt konveyor sehingga dapat dipantau oleh
CCR beberapa ton yang masuk ke belt konveyor tiap jamnya. Kedua sensor tersebut
saling berkaitan agar mendapatkan set point komposisi yang tepat untuk pengolahan
semen selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai