Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN KARIES GIGI

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Sensori Dan Persepsi

Dosen Pengampu: Bambang Eryanto. S. Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh

NINDA UTERI

R.17.01.048

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

YAYASAN INDRA HUSADA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Jl. Wirapati Sindang Indramayu Telp.(0234) 272020 Fax. (0234) 272558

2018/2019
A. Definisi
Karies gigi atau pembusukan gigi adalah suatu kerusakan destruktif progresif
dan mengenai jaringan-jaringan gigi yang mengalami perkapuran. Karies
adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi
hingga menjalar ke dentin (tulang gigi). Karies adalah suatu penyakit jaringan
keras gigi (email, dentin dan sementum) yang bersifat kronik progresif dan
disebabkan aktifitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan.
Ditandai dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat
organiknya.
B. Etiologi
Banyak sekali faktor yang menyebabkan karies. Faktor yang utama, antara
lain:
1. Gigi dan air ludah, Bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang
banyak lagi kental, mempermudah terjadinya karies.
2. Adanya bakteri penyebab karies, Bakteri yang menyebabkan karies adalah
dari jenis Streptococcus dan Lactobacillus.
3. Makanan yang kita dikonsumsi, Makanan yang mudah lengket dan
menempel di gigi seperti permen dan coklat, memudahkan terjadinya karies.
Sementara itu faktor lain yang turut andil adalah tingkat kebersihan
mulut, frekuensi makan, usia dan jenis kelamin, penyakit yang sedang diderita
seperti kencing manis dan TB, serta sikap/ perilaku terhadap pemeliharaan
kesehatan gigi.
C. Patofisiologi
Terdapat tiga teori mengenai terjadinya karies, yaitu teori asidogenik (teori
kemoparasiter Miller), teori proteolitik, dan teori proteolisis kelasi

1. Teori Asidogenik Miller (1882) menyatakan bahwa kerusakan gigi adalah


adalah proses kemoparasiter yang terdiri atas dua tahap, yaitu dekalsifikasi
email sehingga terjadi kerusakan total email dan dekalsifikasi dentin pada
tahap awal diikuti oleh pelarutan residunya yang telah melunak. Asam
yang dihasilkan oleh bakteri asidogenik dalam proses fermentasi
karbohidrat dapat mendekalsifikasi dentin, menurut teori ini, karbohidrat,
mikroorganisme, asam, dan plak gigi berperan dalam proses pembentukan
karies.

2. Teori Proteolitik Gottlieb (1944) mempostulasikan bahwa karies


merupakan suatu prose proteolisis bahan-bahan organik dalam jaringan
keras gigi oleh produk bakteri. Dalam teori ini dikatakan mikroorganisme
menginvasi jalan organik seperti lamela email dan sarung batang email
(enamel rod sheath), serta merusak bagian-bagian organik ini. Proteolisis
juga disertai pembentukan asam. Pigmentasi kuning merupakan ciri karies
yang disebabkan produksi pigmen oleh bakteri proteolitik. Teori
proteolitik ini menjelaskan terjadinya karies dentin dengan email yang
masih baik. Manley dan Hardwick (1951) menggabungkan teori
proteolitik dan teori asidogenik . Menurut mereka teori-teori tersebut dapat
berjalan sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Teori ini menyatakan
bahwa bakteri-bakteri dapat membentuk asam dari substrat karbohidrat,
dan bakteri tertentu dapat merusak protein jika tidak ada karbohidrat,
karena itu terdapat dua tipe lesi karies. Pada tipe I, bakteri menginvasi
lamela email, menyerang email dan dentin sebelum tampak adanya gejala
klinis karies. Tipe II, tidak ada lamela email, hanya terdapat perubahan
pada email sebelum terjadi invasi mikroorganisme. Perubahan email ini
terjadi akibat dekalsifikasi email oleh asam yang dibentuk oleh bakteri
dalam plak gigi diatas email. Lesi awal ini disebut juga calky aanamel.

3. Teori Proteolisis Kelasi Teori ini diformulasikan oleh Schatz (1955).


Kelasi adalah suatu pembentukan kompleks logam melalui ikatan kovalen
koordinat yang menghasilkan suatu kelat. Teori ini menyatakan bahwa
serangan bakteri pada email dimulai oleh mikroorganisme yang
keratinolitik dan terdiri atas perusakan protein serta komponen organik
email lainnya, terutama keratin. Ini menyebabkan pembentukan zat-zat
yang dapat membentuk kelat dan larut dengan komponen mineral gigi
sehingga terjadi dekalsifikasi email pada pH netral atau basa.

D. Manifestasi Klinis

1. Lesi dini atau lesi bercak putih/coklat (karies insipien)

2. Lesi lanjut (lesi yang telah mengalami kavitasi)


Gejala paling dini karies email secara makroskopik adalah suatu
bercak putih. Bercak ini jelas terlihat pada gigi cabutan yang kering yang
tampak sebagai suatu lesi kecil., opak dan merupakan daerah berwarna
putih, terletak sedikit kearah serviks dan titik kontak. Warna tampak
berbeda dibandingkan email di sekitarnya yang masih sehat.

Pada tahap ini, deteksi dengan sonde tidak dapat dilakukan karena
email yang mengelilinginya masih keras dan mengkilap. Kadang-kadang
lesi tampak coklat karena materi yang terserap kedalam pori-porinya. Baik
bercak putih maupun coklat bisa bertahan bertahuntahun lamanya karena
perkembangan lesi tersebut dapat dicegah. Jika lesi email sempat
berkembang, permukaan yang semula utuh akan pecah (kavitasi) dan akan
terbentuk lubang (kavitas).

Pada saat pemeriksaan diperlukan pencahayaan yang baik. Gigi harus


bersih dan kering, sehingga kotoran dan karang gigi harus dibersihkan
dahulu. Gigi yang sudah kering harus diisolasi dengan gulungan kapas
sehingga tidak basah oleh saliva. Gigi harus betul-betul kering dan
pengeringan biasanya dengan penyemprotan secara perlahan-lahan.

Untuk menemukan tanda awal karies diperlukan penglihatan yang


tajam. Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan sonde tajam sampai terasa
menyangkut. Sebaiknya hal ini jangan dilakukan karena sonde tajam akan
merusak lesi karies yang masih baru dan bakteri akan terbawa dalam lesi
sehingga kariesnya menyebaran

E. Penatalaksanaan Medis
Setelah diagnosis karies ditegakkan, maka ada dua cara pendekatan yang
mungkin ditempuh yaitu:

1. Menggunakan usaha preventif untuk mencoba menghentikan penyakit

2. Membuang jaringan yang rusak dan menggantikannya dengan restorasi


disertai usaha pencegahan terhadap rekurensinya

Kedua pendekatan diatas dipertimbangkan berdasarkan informasi diagnostik


yang diperoleh. Usaha-usaha pencegahan yang dilakukan berkaitan dengan
peran karbohidrat diantaranya adalah:

1. Menurunkan konsumsi sukrosa

2. Mengubah bentuk fisik makanan yang dikonsumsi, misalnya dengan


menghindari makanan yang lengket. Tidak lupa pula dengan cara pencegahan
lain yang bersifat umum seperti

3. Kebiasaan menggosok gigi secara tepat dan benar tentang tata cara dan
secara konsisten atau teratur

4. Selalu memeriksakan kesehatan gigi setidak-tidaknya tiap 6 bulan sekali

F. Pengkajian

a. Identitas

b. Riwayat kesehatan

 Keluhan utama

Pasien mengeluh sakit pada giginya


 Riwayat penyakit sekarang

Adanya kerusakan pada gigi , gigi terlihat berlubang dan berwarna


kecokelatan

 Riwayat penyakit dahulu

Suhu tubuh pasien meningkat, batuk dan pilek

 Riwayat penyakit keluarga

Tidak termasuk kedalam faktor genetik

c. Pengkajian

 Inspeksi

Terjadi kerusakan pada gigi

 Pengukuran antropometri

Berat badan menurun dan tinggi badan

d. Pengkajian tanda-tanda vital

e. Pengkajian fungsional godon

 Pola persepsi kesehatan

Kurang merawat gigi dan jarang menggosok giginya

 Pola nutrisi dan metabolic


Sering makan-makanan dan minum-minuman yang manis

G. Pemeriksaan Penunjang

Radiograf bite wing diperlukan dalam menegakkan diagnosis. Pada teknik ini
sinar diarahkan tegak lurus terhadap sumbu gigi dan menyinggung titik
kontak. Film diletakkan di sebelah lingual gigi posterior. Pasien menahan
posisi tersebut dengan menggigit pegangan filmnya. Tiap daerah yang
mungkin diserang karies harus dinilai secara tersendiri.

H. Analisa Data

Data Senjang Penyebab/etiologic Masalah keperawatan

(DS dan DO)


Ds : Mikroorganisme Gangguan rasa nyaman

 Mengeluh ↓ D.0074
tidak nyaman
Penurunan PH, mulut
 Mengeluh sulit menjadi kritis
tidur

Do :
Demineralisasi email
 Gelisah

 Tampak
merintih/menangis Karies gigi

Infeksi pada mukosa


oral,gigi,gusi

Timbul rasa sakit pada gigi

Gangguan rasa nyaman


Ds : Waktu Gangguan pola tidur

 Mengeluh sulit ↓ D.0055


tidur
Penurunan PH, mulut
 Mengeluh sering menjadi kritis
terjaga

 Mengeluh tidak
Demineralisasi email
puas tidur


 Mengeluh istirahat
tidak cukup Karies gigi

Do : - ↓

Infeksi pada mukosa


oral,gigi,gusi

Timbul rasa sakit pada gigi

Gangguan pola tidur


Ds : Karbohidrat(sukrosa dan Defisit nutrisi
glukosa)
 Nafsu makan D.0019
menurun ↓

Do : Penurunan PH, mulut


menjadi kritis
 Membran mukosa
pucat ↓

 Oto mengunyah Demineralisasi email


lemah

 Otot menelan
Karies gigi
lemah

Infeksi pada mukosa


oral,gigi,gusi


Timbul rasa sakit pada gigi

Intake inadekuat

Defisit nutrisi

Ds : Mikroorganisme Nyeri akut

 Mengeluh nyeri ↓ D. 0077

Do : Penurunan PH, mulut


menjadi kritis
 Tampak meringis

 Bersikap protektif
Demineralisasi email
 Gelisah

 Sulit tidur
Karies gigi

Infeksi pada mukosa


oral,gigi,gusi


Timbul rasa sakit pada gigi

Nyeri akut

I. Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri, tampak
meringis, gelisah, frekuensi meningkat dan sulit tidur

2. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit d.d mengeluh tidak nyaman,
gelisah dan mengeluh sulit tidur

3. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d mengeluh sulit tidur,
mengeluh sering terjaga dan mengeluh tidak puas tidur

J. Intervensi Keperawatan

DX Perencanaan Keperawatan
Tujuan Rencana Rasional
Tindakan
(NOC)
(NIC)
D. Setelah O :Identifikasi lokasi, - Untuk
0 dilakukan karakteristik, durasi, mengidentifikasi
0 tindakan selama frekusensi, kualitas, karakteristik nyeri
7 3 x 24 jam intensitas nyeri dan faktor yang
7 diharapkan nyeri berhubungan
pada pasien merupakan suatu
N : Pertimbangkan jenis
teratasi. hal yang amat
dan sumber nyeri dalam
penting untuk
pemilihan strategi
memilih intervensi
meredakan nyeri
yang cocok dan
untuk
E : Anjurkan stategi
mengevaluasi
meredakan nyeri
keefektifan dari
K : Kolaborasi terapi yang
pemberian analgesic, jika diberikan
perlu
- Untuk mengetahui
jenis strategi yang
cocok untuk
mengatasi nyeri

- Untuk meredakan
nyeri

- Untuk meredakan
nyeri dengan
pemberian obat

D. Setelah O : Identifikasi - Untuk mengetahui


0 dilakukan penurunan tingkat gejala yang
0 tindakan selama energy, ketidakmampuan mengganggu
7 3 x 24 jam berkonsentrasi, atau
- Untuk merilekskan
4 diharapkan gejala lain yang
gejala yang dirasakan
gangguan rasa mengganggu kemampuan
nyaman pada kongnitif
pasien
pasien dapat
N : Gunakan relaksasi
teratasi.
- Untuk meningkatkan
sebagai strategi
sensasi nyaman
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai

E : Anjurkan rileks dan


merasakan sensari
nyaman

K:-
D. Setelah O : Identifikasi faktor - Untuk mengetahui
0 dilakukan pengganggu tidur faktor pengganggu
0 tindakan selama tidur
N :Modifikasi
5 2 x 24 jam
lingkungan - Agar pasien nyaman
5 diharapkan pola
tidur pasien
E : Anjurkan relaksasi - Untuk memberikasn
dapat teratasi.
otot autogenic atau cara relaksasi kepada
nonfarmakologi lainnya pasien

K:-

Anda mungkin juga menyukai