Oleh
Kelompok 5 :
Novria wulansari
Weri dwiyanti
Ihsyara hafifah
Yenni fitria
Trisko malhotra
TA.2020/2021
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang mana berkat Hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan Asuhan keperawatan Komunitas Karier gigi ini. Dalam
penyusunan makalah ini penulis telah mendapatkan bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kritik dan
sumbang saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Penulis berharap
semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang
bermanfaat terutama bagi penulis sendiri maupun pihak lain.
Penulis
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Agar mahasiwa mampu menjelaskan tentang konsep caries gigi dan
membuat asuhan keperawatan pada klien dengan caries gigi
BAB II
TEORITIS
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
Banyak sekali faktor yang menyebabkan karies. Faktor yang utama, antara
lain:
1. Gigi dan air ludah, Bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang banyak
lagi kental, mempermudah terjadinya karies.
2. Adanya bakteri penyebab karies, Bakteri yang menyebabkan karies adalah dari
jenis Streptococcus dan Lactobacillus.
3. Makanan yang kita dikonsumsi, Makanan yang mudah lengket dan menempel
di gigi seperti permen dan coklat, memudahkan terjadinya karies. Sementara itu
faktor lain yang turut andil adalah tingkat kebersihan mulut, frekuensi makan, usia
dan jenis kelamin, penyakit yang sedang diderita seperti kencing manis dan TB,
serta sikap/ perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi.
2.3 Patofisiologi
Terdapat tiga teori mengenai terjadinya karies, yaitu teori asidogenik (teori
kemoparasiter Miller), teori proteolitik, dan teori prot Miller), teori proteolitik,
dan teori proteolisis keolisis kelasi
c. Teori Proteolisis Kelasi Teori ini diformulasikan oleh Schatz (1955). Kelasi
adalah suatu pembentukan kompleks logam melalui ikatan kovalen koordinat
yang menghasilka suatu kelat. Teori ini menyatakan bahwa serangan bakteri pada
email dimulai oleh mikroorganisme yang keratinolitik dan terdiri atas perusakan
protein serta komponen organik email lainnya, terutama keratin. Ini menyebabkan
pembentukan zat-zat yang dapat membentuk kelat dan larut dengan komponen
mineral gigi sehingga terjadi dekalsifikasi email pada pH netral atau dekalsifikasi
email pada pH netral atau basa.
a. Lesi dini atau lesi bercak put Lesi dini atau lesi bercak putih/coklat (karies ins
ih/coklat (karies insipien)
b. Lesi lanjut (lesi yang telah mengalami ka Lesi lanjut (lesi yang telah mengalami
kavitasi)
Gejala paling dini karies email secara makroskopik adalah suatu “bercak
putih” Bercak ini jelas terlihat pada gigi cabutan yang kering yang tampak sebagai
suatu lesi kecil., opak dan merupakan daerah berwarna putih, terletak sedikit
kearah serviks dan titik kontak. Warna tampak berbeda dibandingkan email di
sekitarnya yang masih sehat. Pada tahap ini, deteksi dengan sonde tidak dapat
dilakukan karena email yang mengelilinginya masih keras dan mengkilap.
Kadang-kadang lesi tampak coklat karena materi yang terserap kedalam pori-
porinya. Baik bercak putih maupun coklat bisa bertahan bertahun-tahun lamanya
karena perkembangan lesi tersebut dapat dicegah. Jika lesi email sempat
berkembang, permukaan yang semula utuh akan pecah (kavitasi) dan akan
terbentuk lubang (kavitas).
2.6 Penatalaksanaan
Setelah diagnosis karies ditegakkan, maka ada dua cara pendekatan yang
mungkin ditempuh yaitu:
3. Kebiasaan menggosok gigi secara tepat dan benar tentang tata cara dan secara
konsisten atau teratur
4. Selalu memeriksakan kesehatan gigi setidak-tidaknya tiap 6 bulan sekali
a. Diagnosa Keperawatan
b. Intervensi
1.1 Kesimpulan
Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email
gigi hingga menjalar ke dentin (tulang gigi). Penyebab karies gigi pada anak ini
karena anak sering mengkonsumsi makanan yang lengket di gigi dan manis
terlebih lagi anak jarang sekali menggosok gigi. Ini akan membuat email gigi anak
rusak. Jika dibiarkan ini akan mejalar ke pembuluh saraf di gigi dan
mengakibatkan nyeri. Untuk pengobatan bisa dilakukan dengan:
a. Menurunkan konsumsi sukrosa
b. Mengubah bentuk fisik makanan yang dikonsumsi, misalnya dengan
menghindari
c. makanan yang lengket.
d. Kebiasaan menggosok gigi secara tepat dan benar tentang tata cara dan secara
konsisten atau teratur
e. Selalu memeriksakan kesehatan gigi setidak-tidaknya tiap 6 bulan sekali
1.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun
dari para pembaca.
Daftar pustaka
A.Aziz Alimul Hidayat. 2004. Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta : Sale
mba Medika
Ropi, H. (2004). Home Care Sebagai Bentuk Praktik Keperawatan Mandiri. Majal
ah Keperawatan (Nursing Journal of Padjajaran University)
Zang, S.M & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual Perawatan
di rumah (Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC