Disusun oleh:
Topan Ramadhan
131.10.1181
Kelompok A Senin (15:00-16:40)
Selain itu dikenal pula jenis tanah transport (transported soil), berupa aluvium,
kolovium maupun dilivium. Ada juga sand dunes dan sebagainya.
Salah satu ilmu penunjang dalam geoteknik adalah geologi teknik, Geologi Teknik adalah ilmu
yang mempelajari atau mengkaji gejala geologi dari aspek kekuatan
dan/atau kelemahan geologi (a.l. aspek kebencanaan), diaplikasikan untuk kepentingan
pembangunan infrastruktur terutama pada tahap desain dan tahap konstruksi
bangunanbangunan. Beberapa kajian yang penting untuk geologi teknik, antara lain: Erosi dan
erodibilitas, genesa tanah & faktor-faktor yang mempengaruhi lapukan tanah, profil
pelapukan tanah residu, deskripsi dan klasifikasi tanah, dan peta geologi teknik dan skala
peta (1:5.000 s/d 1:200.000) Ruanglingkup kajian geologi teknik meliputi kajian terhadap aspek-
aspek keteknikan dari berbagai masalah (sebagai faktor penghambat, a.l. kebencanaan) dan
manfaat (sebagai faktor pendukung) beberapa faktor, antara lain: Batuan / tanah / material,
struktur geologi dan geomorfologi.
Dalam mempelajari aspek kebencanaan geologi, dikenal salah satu jenis kebencanaan
berupa longsor. Faktor-faktor penunjang daerah rawan longsor adalah
litologi (batuan dan lapukannya), tektonik (struktur geologi dan kegempaan),
geomorfologi (terutama aspek kemiringan lereng), vegetasi dan iklim (terutama curah
hujan). Berdasarkan jenisnya, longsoran dapat diklasifikasikan (lihat lampiran)
Dalam mempelajari aspek kekuatan batuan (a.l. Mekanika Batuan), dikenal istilah
RQD rock quality designation yaitu suatu penandaan atau penilaian kualitas batuan
berdasarkan kerapatan kekar. RQD penting untuk digunakan dalam pembobotan massa
batuan (Rock Mass Rating, RMR) dan pembobotan massa lereng (Slope Mass Rating,
SMR). Perhitungan RQD biasa didapat dari perhitungan langsung dari singkapan batuan
yang mengalami retakan-retakan (baik lapisan batuan maupun kekar atau sesar)
berdasarkan rumus Hudson (1979, dalam Djakamihardja & Soebowo, 1996) sbb.:
λ adalah rasio antara jumlah kekar dengan panjang scan-line (kekar/meter). Makin besar
nilai RQD, maka frekuensi retakannya kecil. Frekuensi retakannya makin banyak, nilai
RQD makin kecil. Jika frekuensi retakan = 20 kekar/meter, maka RQD = 40,60 %
Jika frekuensi retakan = 11 kekar/meter, maka RQD = 69,90 %
Jika frekuensi retakan = 5 kekar/meter, maka RQD = 90,9 %
Jika frekuensi retakan = 2 kekar/meter, maka RQD = 98,2 %
Dalam penilaian massa batuan (Rock Mass Rating, RMR), prosentase RQD diberikan penilaian
berikut di tabel sebelah:
PENGERTIAN RQD
Dikembangkan pada tahun 1964 oleh Deere. Metode ini didasarkan pada penghitungan
persentase inti terambil yang mempunyai panjang 10 cm atau lebih. Dalam hal ini, inti terambil
yang lunak atau tidak keras tidak perlu dihitung walaupunmempunyai panjang lebih dari 10cm.
Diameter inti optimal yaitu 47.5mm. Nilai RQD ini dapat pula dipakai untuk memperkirakan
penyanggaan terowongan. Saan ini RQD sebagai parameter standar dalam pemerian inti
pemboran dan merupakan salah satu parameter dalam penentuan klasifikasi massa batuan RMR
dan Q-system.
RQD didefinisikan sebagai:
Berdasarkan nilai RQD massa batuan diklasifikasikan sebagai berikut :
Penilaian kekuatan batuan Potongan inti yang tidak keras dan tidak kuat, sebaiknya tidak
diperhitungkan untuk RQD, meskipun memenuhi syarat panjang 100 mm (3,94 in). Persyaratan
kekuatan dapat membantu menurunkan ketentuan syarat kualitas batuan jika batuan telah
mengalami perubahan dan perlemahan, baik karena pelapukan permukaan ataupun kegiatan
hidrothermal. Keputusan penentuan tingkat perubahan kimiawi apakah sudah cukup atau belum,
biasanya harus dilakukan untuk mendapat persetujuan atau penolakan dilakukannya potongan
inti. Dua macam prosedur yang dapat digunakan untuk menilai kekuatan batuan adalah sebagai
berikut:
Walaupun metode penghitungan dengan RQD ini sangat mudah dan cepat, akan tetapi metode ini
tidak memperhitung factor orientasi bidang diskontinu, material pengisi, dll, sehingga metode
ini kurang dapat menggambarkan keadaan massa batuan yang sebenarnya
Hirnawan, R.F., 1998, Mekanika Tanah, Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Geologi
Fmipa-Unpad (Belum Dipublikasikan), 68 Hal.
Geoteknik Dan Geomekanik Oleh: Prof. Dr. H. R.Febri Hirnawan, Ir., Zufialdi Zakaria, Ir., Mt,
Universita Spadjajaran, Bandung, Indonesia.