PERUSAHAAN JASA (NERACA lLAJUR)
PERUSAHAAN JASA (NERACA lLAJUR)
DI SUSUN OLEH :
RATNA YUNISA ( 21190311 )
DOSEN PENGAMPU :
SARLINA SARI,S.E.,M.S.AK.
Penyusunan neraca saldo biasanya dilakukan pada tiap-tiap akhir bulan atau pada akhir periode
akuntansi. Saldo-saldo ini merupakan ringkasan dari akibat-akibat transaksi yang telah dicacat
dalam suatu periode akuntansi. Seperti kita ketahui bahwa salah satu tujuan pembuatan neraca
saldo adalah untuk mempersiapkan penyusunan laporan-laporan.
Sebelum menyusun laporan keuangan dari neraca saldo perlu di teliti lebih dahulu apakah saldo
dari tiap-tiap rekening sudah menunjukkan keadaan yang benar sebab ada rekening-rekening
yang sudah siap untuk dicantumkan dalam laporan keuangan dan adapula yang harus
disesuaikan lebih dahulu. Dengan melaksanakan penyesuaian maka rekening-rekening riil akan
menunjukkan saldo yang tepat per tanggal neraca, begitu pula halnya dengan rekening-reking
nominal akan menunjukkan saldo yang tepat untuk periode yang bersangkutan.
Dalam perusahaan yang kecil dinama jumlah rekening yang ada dalam buku besar tidak begitu
banyak maka penyusunan laporan keuangannya dapat dilakukan dengan cara langsung dari
neraca saldo yang telah disesuaikan. Tetapi dalam perusahaan-perusahaan yang memiliki
rekening yang begitu besar yang banyak jumlahnya, penyusunan laporan keuangan secara
langsung dari neraca saldo yang telah disesuaikan tidaklah mudah.
Cara yang demikian tidak jarang menimbulkan kesalahan dalam menyusun laporan-laporan
keuangan dan apabila diketahui telah terjadi kesalahan maka usaha untuk mencari letak
kesalahannya sering kali membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu agar penyusunan
laporan keuangan dapat dilakukan dengan teliti dibutuhkan suatu alat yang disebut neraca
lajur.
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa semua perkiraan yang ada dalam neraca saldo
harus diadjust agar supaya dapat memberikan gambaran yang wajar, sehingga apabila laporan
keuangan itu di susun tidak akan mengelirukan pembacanya.
Neraca lajur adalah suatu kertas yang berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang direncanakan
secara khusus untuk menghimpun semua data-data akuntasi yang dibutuhkan pada saat
perusahaan akan menyusunan laporan keuangan dengan cara sistematis.
Sebernanya neraca lajur lebih tepat disebut kertas kerja yang digunakan sebagai alat pembantu
dalam menyusun laporan keuangan. Neraca lajur bukan merupakan bagian dari catetan
akuntansi yang formal dan karena sifatnya tidak formal maka penyusunanya dapat juga
dilakukan dengan menggunakan pensil sehingga mudah di koreksi apabila terjadi kesalahan.
Neraca lajur merupakan suatu ladasan untuk memeriksa dimana rekening buku besar
disesuaikan, diseimbangkan dan di susun menurut cara yang sesuai dengan penyusunan
rekening dalam laporan keuangan. Pemakaian neraca lajur juga dapat menunjukkan prosedur
yang perlu dilakukan untuk menyusun laporan keuangan telah dilaksanakan seluruh.
Neraca lajur bukan merupakan laporan keuangan maka tidak perlu diberikan kepada pihak luar
seperti kreditur, pemegang saham dan sebagainya. Perlu disadari pula neraca lajur tidak dapat
menggantikan kedudukan pencatat akuntansi atau laporan keuangan dan semata-mata hanya
merupakan alat pembantu untuk laporan keuangan. Walaupun demikian neraca lajur ini sangat
diperlukan oleh pihak manajemen perusahaan untuk dapat melihat perkiraan-perkiraan yang
terjadi dalan kegiatan perusahaan sehari-sehari sehingga pihak manajemen dapat mengontrol
setiap pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menunjang kegiatan atau
operasinya.
C. Fungsi NeracaLajur
Fungsi neraca lajur yang pertama adalah menggolongkan dan meringkas data yang berisi akun
keuangan pada perusahaan. Dengan adanya neraca lajur, data keuangan akan lebih mudah
untuk dilihat dan digunakan untuk keperluan selanjutnya. Data yang ringkas akan membantu
menunjukkan informasi yang dibutuhkan tanpa proses yang panjang.
Adanya pencatatan dengan menggunakan neraca lajur akan membantu memeriksa kembali
data pada pencatatan sebelumnya. Terutama dalam neraca saldo dan jurnal penyesusaian.
Dalam pencatatan keuangan sangat mungkin terjadi kesalahan, baik oleh human error maupun
kesalahan software yang digunakan. Karna itu proses pencatatan yang dilakukan dalam neraca
lajur akan dapat memperbaiki dan menghindar kesalahan pencatatan keuangan secara
keseluruhan.
Seperti yang telah di ulas pada bagian sebelumnya. Pencatatan dalam neraca lajur akan
membantu dalam proses pembuatan laporan keuangan. Hal ini karena dalam neraca lajur
sudah mencakup dan merangkum data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan
keuangan. Ternyata ini akan sangat memudahkan dan menghemat waktu membuat laporan
keuangan, tanpa perlu mencari data dari sumber yang terlalu banyak.
Fungsi terakhir dari neraca lajur adalah untuk menunjukkan bahwa perusahaan telah
menjalankan prosedur pencatatan keuangan yang seharusnya dilakukan. Ini juga menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki kredibilitas dalam mencatat dan mengelola keuangan dengan
besar. Sehingga laporan keuangan yang dibuat pun memiliki kredibilitas karena disusun
berdasarkan neraca lajur, yang merupakan bagian dari prosedur pencatatan keuangan.
Dalam aplikasinya ada beberapa bentuk neraca lajur yaitu bentuk 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom,
dan 12 kolom (Suhaadimanto (2001). Akan tetapi pada praktiknya bentuk neraca lajur 10 kolom
paling banyak digunakan. Berikut pemaparanya :
Bentuk 6 Kolom
Bentuk 8 Kolom
Bentuk 10 Kolom
a. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah daftar saldo akun-akun yang ada dalam buku besar perusahaan suatu saat
tertentu angka-angka yang terdapat dalam neraca saldo itu di ambil dari saldo-saldo akun yang
ada di buku besar.
b. Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang biasanya dibuatkan pada akhir suatu priode
akuntansi untuk mengoreksi akun-akun tertentu sehingga mencerminkan keadaan aktifa,
kewajiban, pendapatan, beban, modal.
Neraca saldo disesuaikan adalah neraca saldo yang telah disesuaikan dengan jurnal
penyesuaian. Dalam neraca saldo disesuaikan setiap saldo akun yang ada di kolom neraca di
tambah atau di kurangi dengan jurnal penyusaian yang ada sehingga diperoleh saldo yang telah
disesuaikan dalam kolom neraca saldo diseuaikan saldo-saldo dalam kolom ini kemudian
dipindahkan kekolom neraca atau laporan laba rugi pemindahan saldo-saldo akun tersebut
kehalaman neraca/laporan laba rugi tergantung pada jenis akun yang bersangkutan.
d. Laporan Laba Rugi
Labporan raba rugi adalah ikhtisar pendapatan dan laba suatu perusaan untuk suatu jangka
waktu tertentu laporan laba rugi menunjukkan hasil usaha suatu perusaan dalam jangka waktu
tertentu.
Neraca lajur harus dilengkapi informasi mengenai nama perusahaan, neraca lajur dan priode
pembuatan neraca laju, yang di letakan di bagian atas neraca lajur.
Neraca
lajur 12 kolom merupakan neraca lajur yang lengkap. Disebut dua belas kolom karena neraca
lajur ini memiliki 12 kolom debit dan kredit. Yang sebenarnya di neraca ini terdapat satu kolom
lagi berisi nama akun. Ke- 12 kolom yang dimaksud meliputi :
a) Kolom 1 dan ke-2 merupakan kolom neraca saldo yang berisi saldo-saldo akun yang
belum disesuaikan.
b) Kolom ke-3 dan ke-4 merupakan kolom yang berisi data penyesuaian kolom debit dan
kredit dalam data penyesuaian bermanfaat untuk mengkaji ulang neraca lajur tersebut
sekaligus untuk mengidentifikasi ayat jurnal penyesuaian yang perlu dicatat dalam
jurnal.
c) Kolom ke-5 dan ke-6 merupakan kolom yang neraca saldo akun setelah disesuaikan.
Kolom ini berasal dari penjumlahan ( pengurangan ) angka-angka di neraca saldo
dengan angka-angka penyesuaian.
d) Kolom ke-7 dan ke-8 merupakan kolom yang berisi laporan laba rugi. Kolom laba rugi
berisi jumlah-jumlah pendapatan dan beban yang dipindahkan dari neraca saldo
setelah disesuaian.
e) Kolom ke-9 dan ke-10 merupakan kolom yang berisi laporan perubahaan ekuitas.
Dalam kolom ini saldo akun modal dan penarikan prive dimasukan untuk menghitung
perubahan ekuitas yang terjadi pada periode tersebut.
f) Kolom ke-11 dan ke-12 merupakan kolom yang berisi neraca. Kolom ini berisi pindahan
jumlah aset dan kewajiban yang berasal dari neraca saldo setelah disesuaikan termasuk
pindahan ekuitas dari kolom laporan perubahan ekuitas.
Neraca lajur juga harus dilengkapi informasi mengenai nama perusahaan, neraca lajur dan
periode pembuatan neraca lajur, yang diletakka dibagian atas tengah.
Penyusunan neraca lajur dimulai dari neraca saldo sebelum di adakan penyesuaian dapatlah
ditentukan data-data yang akan di cantumkan dalam laporan keuangan.
a. Untuk rekening rill atau neraca yakni rekening Harta, Utang, dan
Modal, harus
sipindahkan ke dalam neraca lajur kolom Neraca
5. Menjumlahkan kolom laba rugi dan neraca seandainya kolom laba rugi
lebih besar sebelah
kredit, berarti laba, maka jumlah laba dipindahkan ke kolom neraca
sebelah kredit.
Sebaiknya, jika jumlah dalam kolom laba rugi lebih besar sebelah debit
berarti rugi, maka
jumlah rugi dipindahkan ke kolom neraca sebelah debit.
Dalam penyusunan neraca lajur ini dari daftar saldo sebelum diadakan
penyesuaian, lalu memasukan data penyesuaian. Barulah dapat ditentukan
data yang akan dicantumkan di dalam sebuah laporan.
Neraca lajur tersebut harus disusun dengan berkolom dan pada sebuah
perusahaan terdiri atas 10 kolom, yaitu :
1. Kolom daftar saldo yang terdiri dari kolom Debet (D) dan Kredit (K)
2. Kolom penyesuaian yang terdiri dari kolom Debet (D) dan Kredit (K)
3. Kolom daftar saldo setelah penyesuaian yang terdiri dari kolom Debet
(D) dan Kredit (K)
4. Kolom laba-rugi yang terdiri dari kolom Debet (D) dan Kredit (K)
5. Kolom laporan posisi keuangan (neraca) yang terdiri dari kolom Debet
(D) dan Kredit (K)
a. Nama perusahaan, neraca lajur dan periode penyusunan ditulis di tengah atas.
b. Mengisi kolom keterangan untuk nama akun-akun.
c. Menyiapkan neraca saldo pada kertas kerja dengan memasukan angka-angka dari
setiap saldo akun yang ada di buku besar dan dijumlahkan dari akun pada neraca
saldo ke kolom sebelah debit dan ke-2 sebelah kredit.
d. Menyiapkan penyesuaian dalam kolom penyesuaian dengan memasukan angka-
angka dari jurnal penyesuaian pada kolom penyesuaian. Kolom ke-3 sebelah
debit,ke-4 sebelah kredit dan setiap kolom di jumlahkan. Kita perlu mengingat
bahwa penyesuaian tidaklah dijumlah hingga kertas kerja selesai diselesaikan dan
laporan keuanngan telah disiapkan.
e. Memasukan saldo-saldo yang telah disesuaikan dalam kolom neraca saldo setelah
penyesuaian dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan kolom neraca saldo
dan kolom penyesuaian ( penjumlahan atau pengurangan dari kolom 1,2,3, dan 4)
dari masing-masing akun dan hasilnya dimasukan ke kolom 5 dan ke-4 ( neraca
saldo setelah di sesuaikan ) kolom ke-5 harus dijumlah begitu juga kolom ke-6
f. Berdasarkan angkadari neraca saldo setelah disesuaikan ( kolom 5 dan 6 ) dipilih
akun pendapatan dan beban dimasukan ke kolom laporan laba rugi yaitu kolom
ke-7 debit dan kolom 8 kredit. Kolom ke-7 dijumlah dan juga kolom 8, jika kolom
8 lebih besar dari pada kolom 7 maka laba angka selisi dimasukan pada kolom 7
dan sebaliknya.
g. Masih berdasarkan angka dari dari kolom neraca saldo setelah disesuaikan, maka
dipilih akun modal, laba ( kolom ke-7) atau rugi ( kolom 8 ) dan prive
dimasukkan ke kolom perubahan modal yaitu kolom 9 debit dan kolom 10 kredit.
Pada perusahaan yang mengalami laba, maka angka laba dari kolom 7
dimasukkan ke kolom 10, jika rugi dari angka kolom 8 dimasukkan ke kolom 9.
Kolom 8 dijumlahkan dan juga kolom 9, selisih yang terjadi merupakan modal
akhir yang dimasukkan ke kolom 9. Berdasarkan angka dari neraca saldo setelah
disesuaikan , maka akun tersisah dipindahkan ke kolom neraca yaitu kolom 11
sebelah debit dan kolom 12 di kredit. Kolom ini berisi aset, utang dan modal akhir
( angka dari kolom 9) dimasukan ke kolom 12. Kolom 11 dijumlahkan dan juga
kolom 12
Susi Salon
Neraca Saldo
31 Maret 2017
Informasi tambahan
penyesuaian:
Susi Salon
Jurnal Penyesuaian
31 Maret 2017
Susi Salon
Neraca Lajur
31 Maret 2017
Susi Salon
Laporan Laba Rugi
31 Maret 2017
Salon Trias
Laporan Perubahan Ekuitas
31 Maret 2017
Susi Salon
Neraca
31 Maret 2017
Dalam perhitungan laba rugi perusahaan ditahan dan neraca disusun berdasarkan perkiraan dan
data yang tertera dalam lajur laporan pada neraca lajur. Laporan keuangan ini dapat beraneka
ragam dalam hal format, terminologi yang digunakan dan luasnya rincian yang disajikan, Bentuk
yang paling sering digunakan akan di uraikan sebagai berikut :
Perhitungan rugi laba ada dua bentuk perhitungan rugi laba yang dipakai secara luas yaitu:
Bentuk bertahap (multiple step)
Bentuk lansung (single step)
a) Pendapatan dari penjualan (Revenue From Sales) Yaitu keseluruhan jumlah tagihan
kepada pelanggan atas barang yang dijual, baik secara tunai maupun secara kredit akan
dilaporkan dalam bagain ini. Return dan potongan penjualan dikurangkan dari penjualan
kotor untuk mendapatkan jumlah penjualan secara bersih.
b) Harga Pokok Penjualan (cost of merchandising sold) Yaitu bagaimana cara menetapkan
angka yang penting ini, telah dijelaskan dalam gambar. Istilah lain yang sering dipakai
adalah harga pokok penjualan (cost of sales).
c) Laba kotor (gross profit) Yaitu perbedaan pendapat bersih dengan harga pokok penjualan
disebut dengan laba kotor (gross profit), laba kotor atas penjualan (gross profit on sales),
atau margin kotor (gross margin). Laba tersebut disebut kotor karena beban operasi masih
harus dikurangi dengan jumlah tersebut.
d) Beban operasi yaitu biaya-biaya, atau beban operasi yang dapat dikelompokkan dalam
beberapa kelompok dan sub kelompok. Pada pemsahaan pengecer seperti dalam halnya
contoh yang telah diberikan umumnya orang cukup dengan membagi beban operasi
menjadi dua kelompok yaitu beban penjualan dan beban umum.
e) Biaya penjualan dalam kegiatan perusahaan beban yang mungkin timbul adalah baik
secara langsung maupun yang tidak langsung yang seluruhnya berhubungan dengan
penjualan barang dagangan dapat digolongkan kedalam beban penjualan (selling
expenses). Beban ini antara lain seperti beban gaji karyawan penjualan, perlengkapan
gudang yang digunakan, penyusutan peralatan gedung, dan beban iklan. Dalam hal ini
beban yang mungkin timbul dalam operasi umumnya digolongkan sebagai beban umum
atau beban operasi (general expenses or administrative expenses). Beban yang termasuk
didalam beban ini adalah beban gaji pegawai kantor, penyusutan peralatan kantor,
asuransi dan pajak yang biasanya dilaporkan sebagai beban umum. Apabila dalam
operasinya terdapat beban yang jumlahnya kecil dan tidak dapat diidentifikasi kedalam
perkiraan beban penjualan rupa-rupa dan beban umum rupa-rupa.
f) Laba dari operasi (income from operation) yang dimaksud dengan laba dan operasi
adalah selisih antara laba kotor dengan total beban operasi. Jumlah operasi dan
hubungannya dengan investasi modal serta selisih merupakan faktor penting untuk
menilai efisiensi manajemen serta menilai tingkat profitabilitas perusahaan lebih besar
dari laba kotor maka selisih itu disebut kerugian dari operasi (Loss from operation)
g) Pendapat lain-lain (other income) pendapatan yang bersumber dari luar kegiatan utama
perusahaan dapat digolongkan sebagai pendapatan lain-lain atau pendapat luar operasi
(other income or non operating income). Dalam perusahaan dagang golongan pendapat
ini antara lain adalah bunga,sewa,deviden,dan laba aktiva tetap.
h) Bunga lain lain (other expenses) yang dimaksud dengan other expenses adalah beban
yang tidak dapat dikaitkan dengan operasi perusahaan akan disebut beban lain-lain atau
beban diluar operasi (other expenses or non operating expenses). Contoh dari beban ini
adalah beban bunga untuk pembiayaan kegiatan perusahaan atas kerugian penjualan
kativa tetap. Dalam kedua golongan pos non operasi ini perhitungan laba rugi saling
mengurangi bila jumlah pendapatan kotor maka selisihnya akan megurangi laba operasi.
i) Laba bersih (net income) yang dimaksud dengan net income atau laba bersih adalah
anggar terakhir dalam hitungan rugi laba. Laba bersih merupakan penambahan bersih
pada modal operasi yang berasal dari kegiatan mencari laba.
Disebut sebagai perhitungan rugi laba dalam bentuk langsung adalah karna semua beban
dikurangi dengan total semua pendapatan. Contohnya dalam sebuah ilustrasi terlihat bahwa
datanya sengaja dipadatkan agar perhatian tertuju lepada ciri umumnya. Keunggulan langsung
dari bentuk langsung adalah kesederhanaan dan penekanannya pada total pendapatan dan
total beban langsung sebagai faktor-faktor penentu laba bersih. Sedangkan kelemahanya
adalah beban hubungan-hubungan seperti laba kotor terhadap penjualan dan laba operasi
terhadap penjualan tidak bisa cepat dihitung sebagaimana dalam bentuk bertahap. Dari hal
tersebut bahwa pemakaian bentuk langsung atau single step lebih sederhana untuk digunakan
tetapi tidak bisa cepat dihitung secara langsung.
1. Hak cipta 2018 Sarlina Sari,S.E.,M.S.AK. BUKU AKUNTANSI DASAR TEORI & PRAKTIK