Anda di halaman 1dari 8

TRANSFORMASI FASA

Sebagian besar transformasi bahan padat tidak terjadi terus menerus sebab ada hambatan
yang menghalangi jalannya reaksi dan bergantung terhadap waktu. Umumnya, transformasi
membentuk minimal satu fase baru yang mempunyai komposisi atau struktur kristal yang
berbeda dengan fase induk (fase sebelum terjadinya transformasi). Pengaturan susunan atom
tejadi karena proses difusi.
Transformasi fasa adalah pembentukan sebuah fasa baru dengan perbedaan pada komposisi
dan struktur kristal yang berbeda dengan fase induk.

Transformasi Fasa Pada Logam


Pengembangan struktur mikro dengan menggunakan fasa transformasi, baik dalam paduan
fasa tunggal dan dua fasa, melibatkan perubahan dalam jumlah dan karakter dari fasa. Fasa
transformasi membutuhkan waktu dan memungkinkan penentuan tingkat transformasi atau
kinetika. Fasa transformasi mengubah struktur mikro dan dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu:
1. Difusi simpel yang tergantung pada transformasi dengan tidak mengubah jumlah dan
komposisi fasa. Contohnya pemadatan logam murni, transformasi allotropic, dll.
2. Difusi yang tergantung pada transformasi dengan perubahan jumlah dan komposisi fasa.
Contohnya reaksi eutectoid.
3. Difusi transformasi. Contohnya transformasi martensitic dalam paduan baja

Kinetika Pada Transformasi Fasa


Transformasi fasa (pembentukan fasa baru dengan komposisi dan struktur berbeda) yang
melibatkan difusi tergantung pada waktu. Waktu juga diperlukan untuk meningkatkan energi
yang terkait dengan batas-batas fasa antara fasa induk dan fasa produk.
Kinetika pada transformasi fasa terdiri dari dua proses yaitu nucleation (nukleasi) dan growth
(pertumbuhan)
 Nucleation (nukleasi)
Pembentukan fasa baru tidak terjadi secara otomatis, proses pertama yang terjadi pada
transformasi fasa adalah nukleasi yaitu pembentukan partikel sangat kecil atau nuclei dari
fasa baru.
 Growth (pertumbuhan)
Nuklei ini akhirnya tumbuh membesar membentuk fasa baru. Pertumbuhan fasa ini akan
selesai jika pertumbuhan tersebut berjalan sampai tercapai fraksi baru.

Pertimbangan Kinetika Pada Transformasi Benda Padat


Laju transformasi yang merupakan fungsi waktu (sering disebut dengan kinetika
transformasi) adalah hal yang penting dalam perlakuan panas bahan. Pada penelitian kinetika
didapat kurva S yang di plotkan sebagai fungsi fraksi bahan yang bertransformasi vs waktu
(logaritmik).
Fraksi transformasi, y dirumuskan sebagai berikut :

Y = 1-exp(-ktn)
Dimana, t = waktu
k,n= konstanta yang tidak tergantung waktu

Persamaan ini disebut juga dengan persamaan AVRAMI


Laju transformasi, r diambil pada waktu ½ dari proses berakhir

1
r = t 0.5
¿
¿
Dimana, t0.5 = waktu ½ proses
Gambar 1. Reaksi fraksi transformasi berbanding logaritma waktu pada suhu konstan

Gambar 2. Efek temperature terhadap kinetic


Laju transformasi , r terhadap jangkauan temperatur dirumuskan :

−Q
r = Ae
RT
Dimana,
R = konstanta gas
T = temperature mutlak
A = konstanta, tidak terganntung waktu
Q = Energi aktivasi untuk reaksi tertentu

RECOVERY, RECRYSTALIZATION DAN GRAIN GROWTH

Recovery (pemulihan)
Panas yang diterima logam menjadi pendorong tersusunnya kembali dislokasi-dislokasi
kesusunan yang memiliki energi lebih rendah dan stabil. Pada tahapan pemulihan ini dislokasi
dislokasi akan menyusun kembali menjadi dinding sel. Fenomena ini disebut mekanisme
pergerakan kekosongan atau vacancies dari atom untuk menghasilkan pergerakan dan
pemanjatan dislokasi. Pada proses ini kekuatan logam sedikit berkurang yang dibarengi dengan
peningkatan keuletan.

Gambar 3. Mekanisme recovery pada process aniling

Recrystalization (Rekristalisasi)
 Kinetika Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah perubahan struktur mikro yang di timbulkan oleh pemanasan dimana
terbentuk sejumlah butir baru yang bebas tegangan karena adanya suatu volume dari baja yang di
deformasi, dan dengan waktu butir baru yang terbentuk tersebut bertambah ukurannya dengan
adanya proses pergerakan batas butir, atau terjadi pertumbuhan butir. Secara termodinamik,
logam yang mengalami deformasi memiliki tingkat energy bebas lebih tinggi, sehingga tidak
stabil.
Pada pemanasan logam (anil), proses rekristalisasi adalah suatu mekanisme dimana material
melepaskan sisa energy bebas dan bertransformasi ke keadaan dengan tingkat energy lebih
rendah. Rekristalisasi selama pengerjaan panas dapat timbul baik secara dinamik, selama
deformasi atau statik pada saat setelah deformasi. Dalam bab ini sesuai proses yang dialami
material, diuraikan mengenai rekristalisasi statik, dinamik, juga pertumbuhan butir selama proses
canai panas.
 Rekristalisasi Statik
Setelah deformasi, pelunakan akibat pemulihan (recovery) dan rekristalisasi static terjadi
dengan waktu dan laju yang tergantung pada kondisi deformasi sebelumnya dan temperature
tahannya. Proses ini diikuti dengan perubahan tegangan mulur (yield) dan tegangan alir pada
deformasi kedua yang diberikan setelah suatu waktu tahan yang berbeda untuk memperoleh
indeks tegangan yang tersimpan

 Rekristalisasi Dinamik dan Post Dinamik.


Jika rekristalisasi statik adalah proses pelunakan yang dominan pada canai plat baja, semakin
tinggi regangan dan semakin pendek waktu antara tahapan pada plat baja, maka semakin besar
kemungkinan terjadinya rekristalisasi dinamik. Rekristalisasi dinamik belum diteliti secara detail
dan model sellars telah digunakan untuk menghitung onset rekristalisasi dinamik. Q Penelitian
menunjukkan [59,61] bahwa sekali terjadi rekristalisasi dinamik, akan timbul reaksi post
dynamic recrystallization yang disebut rekristalisasi metadinamik, yang akan menghilangkan
struktur mikro hasil rekristalisasi dinamik. Juga didapat, pada material yang dideformasi di atas
temperature strain induced precipitation, bahwa rekristalisasi metadinamik tidak dipengaruhi
oleh komposisi.
Temperatur yang dibutuhkan agar terjadi proses rekristalisasi tergantung pada banyak logam
dan besarnya deformasi yang diterima. Proses rekristalisasi biasanya terjadi pada rentang
temperatur tertentu. Semakin tinggi temperatur, semakin cepat terjadinya rekristalisasi. ketika
temperatur minimumnya tercapat, maka kekuatan tarik akan berkurang, tetapi keuletan
bertambah.

Gambar 4. Proses kristalisasi dilihat secara


mikrostruktural

Grain Growth (pertumbuhan butir)

Pada tahapan ini butir-butir akan tumbuh lebih lanjut secara perlahan dan menghasilkan butir
yang relatif seragam. Pertumbuhan butir ini disebut sebagai pertumbuhan butir normal. Proses
pertumbuhan berjalan sangat lambat dan merupakan pertumbuhan butir paling lambat selama
proses annealing. Gaya pendorong pertumbuhan ini adalah energi yang dimiliki oleh batas butir.
pada butir yang sudah besar energi batas butir menjadi kecil. Hal ini disebabkan oleh luas
permukaan batas butir mengecil, akibatnya energi batas butir menjadi lebih rendah. Faktor lain
yang dapat menghambat laju pertumbuhan butir adalah terdapatnya fasa kedua yang terdispersi
atau tersebar pada butir. inklusi dan orientasi tekstur merupakan faktor-faktor yang dapat
memperlambat peertumbuhan butir selama proses annealing

TRANSFORMASI MULTI FASA

Transformasi fasa bisa dilakukan dengan memvariasikan temperatur , komposisi dan tekanan.
Perubahan panas yang terjadi bisa dilihat pada diagram fasa. Namun, kecepatan perubahan
temperatur berpengaruh terhadap perkembangan pembentukan struktur mikro. Hal ini tidak bisa
diamati pada diagram fasa komposisi vs temperatur.
Posisi ketimbangan yang dicapai pada proses pemanasan atau pendinginan sesuai dengan
diagram fasa bisa dicapai dengan laju yang sangat pelan sekali , sehingga hal ini tidak praktis.
Cara lain yang dipakai adalah superheating dan supercooling.
 Superheating
Superheating yaitu transformasi pada proses pemanasan dilakukan pada temperature yang
lebih tinggi. Proses pemanasan pada umunya terdiri dari dua tahap, yaitu :
1. Proses heating yaitu proses pemanasan yang dilakukan dari temperatur kamar
sampai suhu yang diinginkan. Perlakuan panas betujuan untuk memperoleh sifat-
sifat yang diinginkan dari logam dengan batas-batas tertentu.
2. Proses holding time yaitu proses penahanan pada temperature tertentu sehingga
terjadi transformasi yang sempurna dan homogen. Bila transformasi tidak
sempurna maka benda kerja masih mengandung fasa α (ferit). Proses ini bertujuan
agar karbon yang terdapat dalam karbida dapat larut kepada fasa autenit secara
merata.
Proses pada superheating di representasikan dengan menggunakan diagram transformasi
isothermal atau diagram TTT (Time-Temperatur-Transformation).
 Supercooling
Spercooling yaitu transformasi pada proses pendinginan dilakukan pada temperatur yang
lebih rendah. Pada proses ini benda kerja tidak mengalami pemanasan lagi melainkan
pelepasan struktur mikro yang diinginkan. Proses pendinginan ada 2, yaitu :
1. Proses pendinginan cepat
Pencelupan (quenching) dengan media air atau minyak.
2. Proses pendinginan lambat
Pendinginan dengan media udara
Pada proses ini di rerepresentasikan dengan menggunakan grafik Continous Cooling
Transformation (CCT)

Anda mungkin juga menyukai