Transformasi Fasa
Transformasi Fasa
Sebagian besar transformasi bahan padat tidak terjadi terus menerus sebab ada hambatan
yang menghalangi jalannya reaksi dan bergantung terhadap waktu. Umumnya, transformasi
membentuk minimal satu fase baru yang mempunyai komposisi atau struktur kristal yang
berbeda dengan fase induk (fase sebelum terjadinya transformasi). Pengaturan susunan atom
tejadi karena proses difusi.
Transformasi fasa adalah pembentukan sebuah fasa baru dengan perbedaan pada komposisi
dan struktur kristal yang berbeda dengan fase induk.
Y = 1-exp(-ktn)
Dimana, t = waktu
k,n= konstanta yang tidak tergantung waktu
1
r = t 0.5
¿
¿
Dimana, t0.5 = waktu ½ proses
Gambar 1. Reaksi fraksi transformasi berbanding logaritma waktu pada suhu konstan
−Q
r = Ae
RT
Dimana,
R = konstanta gas
T = temperature mutlak
A = konstanta, tidak terganntung waktu
Q = Energi aktivasi untuk reaksi tertentu
Recovery (pemulihan)
Panas yang diterima logam menjadi pendorong tersusunnya kembali dislokasi-dislokasi
kesusunan yang memiliki energi lebih rendah dan stabil. Pada tahapan pemulihan ini dislokasi
dislokasi akan menyusun kembali menjadi dinding sel. Fenomena ini disebut mekanisme
pergerakan kekosongan atau vacancies dari atom untuk menghasilkan pergerakan dan
pemanjatan dislokasi. Pada proses ini kekuatan logam sedikit berkurang yang dibarengi dengan
peningkatan keuletan.
Recrystalization (Rekristalisasi)
Kinetika Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah perubahan struktur mikro yang di timbulkan oleh pemanasan dimana
terbentuk sejumlah butir baru yang bebas tegangan karena adanya suatu volume dari baja yang di
deformasi, dan dengan waktu butir baru yang terbentuk tersebut bertambah ukurannya dengan
adanya proses pergerakan batas butir, atau terjadi pertumbuhan butir. Secara termodinamik,
logam yang mengalami deformasi memiliki tingkat energy bebas lebih tinggi, sehingga tidak
stabil.
Pada pemanasan logam (anil), proses rekristalisasi adalah suatu mekanisme dimana material
melepaskan sisa energy bebas dan bertransformasi ke keadaan dengan tingkat energy lebih
rendah. Rekristalisasi selama pengerjaan panas dapat timbul baik secara dinamik, selama
deformasi atau statik pada saat setelah deformasi. Dalam bab ini sesuai proses yang dialami
material, diuraikan mengenai rekristalisasi statik, dinamik, juga pertumbuhan butir selama proses
canai panas.
Rekristalisasi Statik
Setelah deformasi, pelunakan akibat pemulihan (recovery) dan rekristalisasi static terjadi
dengan waktu dan laju yang tergantung pada kondisi deformasi sebelumnya dan temperature
tahannya. Proses ini diikuti dengan perubahan tegangan mulur (yield) dan tegangan alir pada
deformasi kedua yang diberikan setelah suatu waktu tahan yang berbeda untuk memperoleh
indeks tegangan yang tersimpan
Pada tahapan ini butir-butir akan tumbuh lebih lanjut secara perlahan dan menghasilkan butir
yang relatif seragam. Pertumbuhan butir ini disebut sebagai pertumbuhan butir normal. Proses
pertumbuhan berjalan sangat lambat dan merupakan pertumbuhan butir paling lambat selama
proses annealing. Gaya pendorong pertumbuhan ini adalah energi yang dimiliki oleh batas butir.
pada butir yang sudah besar energi batas butir menjadi kecil. Hal ini disebabkan oleh luas
permukaan batas butir mengecil, akibatnya energi batas butir menjadi lebih rendah. Faktor lain
yang dapat menghambat laju pertumbuhan butir adalah terdapatnya fasa kedua yang terdispersi
atau tersebar pada butir. inklusi dan orientasi tekstur merupakan faktor-faktor yang dapat
memperlambat peertumbuhan butir selama proses annealing
Transformasi fasa bisa dilakukan dengan memvariasikan temperatur , komposisi dan tekanan.
Perubahan panas yang terjadi bisa dilihat pada diagram fasa. Namun, kecepatan perubahan
temperatur berpengaruh terhadap perkembangan pembentukan struktur mikro. Hal ini tidak bisa
diamati pada diagram fasa komposisi vs temperatur.
Posisi ketimbangan yang dicapai pada proses pemanasan atau pendinginan sesuai dengan
diagram fasa bisa dicapai dengan laju yang sangat pelan sekali , sehingga hal ini tidak praktis.
Cara lain yang dipakai adalah superheating dan supercooling.
Superheating
Superheating yaitu transformasi pada proses pemanasan dilakukan pada temperature yang
lebih tinggi. Proses pemanasan pada umunya terdiri dari dua tahap, yaitu :
1. Proses heating yaitu proses pemanasan yang dilakukan dari temperatur kamar
sampai suhu yang diinginkan. Perlakuan panas betujuan untuk memperoleh sifat-
sifat yang diinginkan dari logam dengan batas-batas tertentu.
2. Proses holding time yaitu proses penahanan pada temperature tertentu sehingga
terjadi transformasi yang sempurna dan homogen. Bila transformasi tidak
sempurna maka benda kerja masih mengandung fasa α (ferit). Proses ini bertujuan
agar karbon yang terdapat dalam karbida dapat larut kepada fasa autenit secara
merata.
Proses pada superheating di representasikan dengan menggunakan diagram transformasi
isothermal atau diagram TTT (Time-Temperatur-Transformation).
Supercooling
Spercooling yaitu transformasi pada proses pendinginan dilakukan pada temperatur yang
lebih rendah. Pada proses ini benda kerja tidak mengalami pemanasan lagi melainkan
pelepasan struktur mikro yang diinginkan. Proses pendinginan ada 2, yaitu :
1. Proses pendinginan cepat
Pencelupan (quenching) dengan media air atau minyak.
2. Proses pendinginan lambat
Pendinginan dengan media udara
Pada proses ini di rerepresentasikan dengan menggunakan grafik Continous Cooling
Transformation (CCT)