Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

STRATEGI BELAJAR YANG DAPAT MEMBANTU PESERTA


DIDIK

disusun oleh:
KELOMPOK 1
PAUL RIZKY MAYORI TANGKE (191051601009)
MARDIANTO RA’BANG (191051601010)
HAERUDDIN (191051601018)
KHALIQ ALGIFFARY (191051601019)
ANUGRAH PRATAMA (191051601021)
ULBEN SYARIFUDDIN (191051601022)

PENDIDIKAN KIMIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Psikologi Pendidikan dengan
judul “Strategi Belajar Yang Cocok Untuk Peserta Didik Belajar”. Makalah ini
merupakan hasil dari diskusi kelompok kami dan dari buku referensi
serta beberapa sumber dari situs di internet yang bisa dipertanggungjawabkan.
Besar harapan kami untuk makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kami juga tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya tugas ini dengan baik. Dalam penyusunan
makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi
perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua
dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang. Semoga dengan
adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan
ilmu pengetahuan alam.

Makassar, Oktober 2019

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Strategi pembelajaran menjadi salah satu unsur dari proses pembelajaran.
Strategi digunakan oleh guru dan siswa untuk mengkreasikan proses pembelajaran
yang dilaksanakan di dalam kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Menurut J.R. David dalam Teaching Strategies for College Class Room (1976),
strategi adalah cara untuk mencapai sesuatu. Sedangkan strategi pembelajaran
adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa
pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum
pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori belajar tertentu
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana
pengajar dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien
untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan
fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989).
Namun, harus diingat bahwa tidak ada satupun strategi pembelajaran yang paling
sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang berbeda, walaupun tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai sama. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas
dan ketrampilan pengajar dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran,
yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi
yang dihadapinya.
Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh pengajar
bertitik tolak dari tujuan awal pembelajaran. Dengan demikian, penerapannya pun
harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, sehingga diharapkan terdapat
keselarasan antara tujuan dan pelaksanaan. Anak memiliki karakteristik yang
berbeda dengan orang dewasa dalam berperilaku. Dengan demikian dalam hal
belajar anak juga memiliki karakteristik yang tidak sama pula dengan orang
dewasa.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat ditarik
beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep dasar strategi belajar ?
2. Apa jenis-jenis strategi belajar ?
3. Bagaimana pemilihan strategi belajar ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui konsep dasar strategi belajar
2. Mengetahui jenis-jenis strategi belajar
3. Mengetahui cara memilih strategi belajar yang tepat.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan
dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a
plan, method, or series of actual designed to achieves a particular educational
goal (J.R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian ketepatan yang didesain untuk
mencapal tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana
tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk perggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk
mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran. Pada mulanya
istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara
penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.
Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang
bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien (Kemp, 1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersaims-sama untuk menimbulkan hasi belajar pada siswa.

B. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran


Konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi hal-hal: (1) menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pebelajar: (2) menentukan pilihan
berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, memilih
prosedur, metode dan teknik belajar mengajar: dan (3) norma dan kriteria
keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Secara umum ada tiga pokok dalam strategi mengajar yakni tahap
permulaan (prainstruksional), tahap pengajaran (instrukaional). dan tahap
penilaian dan tindak lanjut.

5
Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan
pengajaran. Jika satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat
dikatakan telah terjadi proses pengajaran.
1. Tahap Prainstruksional
Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia
memulai proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
oleh guru atau oleh siswa pada tahapan ini:
a. Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir.
Kehadiran siswa dalam pengajaran, dapat dijadikan salah satu tolok ukur
kemampuan guru mengajar. Tidak selalu ketidakhadiran siswa disebabkan
kondisi siswa yang bersangkutan (sakit, malas, bolos, dan lain-lain), tetapi
bisa juga terjadi karena pengajaran dan guru tidak menyenangkan, sikapnya
tidak disukai oleh siswa, atau karena tindakan guru pada waktu mengajar
sebelumnya dianggap merugikan siswa (penilaian tidak adil, memberi
hukuman yang menyebabkan frustasi, rendah diri dan lain-lain).
b. Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya.
Dengan demikian guru mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajar siswa di
rumahnya sendiri, setidak-tidaknya kesiapan siswa menghadapi pelajaran hari
itu.
c. Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas, atau siswa tertentu tentang
bahan pelajaran yang sudah diberikan sebetumnya. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui sampai dimana pemahaman materi yang telah diberikan.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran
yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.
e. Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran sebelumnya)
secara singkat tapi mencakup semua bahan aspek yang telah dibahas

6
sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi pelajaran yang akan
dibahaskan berikutnya nanti. Dan sebagai usaha dalam menciptakan kondisi
belajar siswa. Tujuan tahapan ini adalah mengungkapkan kembali tanggapan
siswa terhadap bahan yang telah diterimanya, Ia menumbuhkan kondisi
belajar dalam hubungannya dengan pelajaran hari itu. Tahap prainstruksional
dalam strategi mengajar mirip dengan kegiatan pemanasan dalam olahraga.
Kegiatan ini akan mempengaruhi keberhasilan siswa.
2. Tahap Instruksional
Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti, yakni tahapan
memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelunmya. Secara umum
dapat diidentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut.
a. Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
b. Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari buku
sumber yang telah disiapkan sebelumnya.
c. Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Dalam pembahasan
materi itu dapat ditempuh dua cara yakni: (a) pembahasan dimulai dan
gambaran umum materi pengajaran menuju kepada topik secara lebih khusus,
(b) dimulai dan topik khusus menuju topik umum.
d. Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh
konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas, untuk
mengetahui tingkat pemahaman dar setiap pokok materi yang telah dibahas.
e. Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap
pokok materi sangat diperlukan.
f. Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Kesimpulan ini dibuat
oleh guru dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis dipapan tulis untuk dicatat
siswa. Kesimpulan dapat pula dibuat guru bersama-sarna siswa, bahkan kalau
mungkin diserahkan sepenuhnya kepada siswa.
3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tahap yang ketiga adalah tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut
dalam kegatan pembelajaran. Tujuan tahapan ini ialah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional).

7
Ketiga tahap yang telah dibahas di atas merupakan satu rangkaian kegiatan
yang terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan
dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian
tersebut diterima oleh siswa secara utuh. Di sinilah letak keterampilan profesional
dari seorang guru dalam melaksanakan strategi mengajar. Kemampuan mengajar
seperti dilukiskan dalam uraian di atas secara teoretis mudah dikuasai, namun
dalam praktiknya tidak semudah seperti digambarkan. Hanya dengan latihan dan
kebiasaan yang terencana, kemampuan itu dapat diperoleh.

C. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran


Penggunaan strategi mengajar yang tepat sangat penting untuk
diperhatikan oleh seorang guru, karena strategi mengajar yang digunakan sangat
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan instruksional/pengajaran tertentu.
Tingginya intensitas minat, perhatian dan motivasi siswa dalam belajar
merupakan pra kondisi bagi pencapaian tujuan pembelajaran secara lebih optimal.
Hal ini pada dasarnya merupakan tanggung jawab pengajaran, dan merupakan
suatu indikator kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang
pengajar. Kondisi tersebut dapat tercapai melalui penggunaan strategi
pembelajaran yang tepat. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam
menentukan strategi pembelajaran, yaitu:
1. Tujuan yang ingin dicapai
2. Bahan atau materi pembelajaran
3. Siswa
4. Hal-hal lainnya (termasuk dalam hal ini lingkungan sekolah, ketersediaan
sarana dan prasarana, dukungan dan kemampuan pengajar).
Dalam rangka pemilihan tersebut di atas beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi pada tujuan.
2. Aktivitas
3. Individualitas
4. Integritas

8
Tujuan merupakan komponen utama yang perlu dipertimbangkan dalam
menetapkan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Hal ini sangat penting
karena mengajar pada dasarnya adalah untuk mencapai tujuan. Agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal guru perlu memikirkan strategi apa
yang paling tepat, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan proses pembelajaran.
Seperti diketahui belajar adalah perubahan perilaku, sebagai akibat pengalaman
belajar, berbuat, dan berlatih. Oleh karena itu, dalam menetapkan strategi harus
dipertimbangkan aktivitas apa yang akan dikembangkan dan strategi mana yang
paling optimal mengembangkan aktivitas tersebut.
Dalam memilih starategi pembelajaran pembelajaran, seorang guru harus
juga mempertimbangkan sejauh mana strategi pembelajaran yang akan digunakan
akan dapat meningkatkan kemampuan yang diinginkan pada setiap individu siswa
bukan hanya mempertimbangkan dari aspek kelompok siswa. Sebab hakikat
pembelajaran adalah membuat semua siswa di dalam kelas dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Mengembangkan kepribadian siswa melalui pembelajaran
merupakan tujuan yang patut dipertimbangkan dalam menetapkan strategi
pembelajaran yang akan digunakan.
Pembelajaran bukan hanya bertujuan mengembangkan salah satu aspek
dari kepribadian siswa, tetapi mencakup semua aspek, baik kognitif, afektif
maupun psikomotorik. Ketiga aspek tersebut sudah semestinya dipertimbangkan
dalam memilih strategi pembelajaran, apakah sebuah strategi hanya
mengembangkan aspek tertentu atau mampu secara komprehensif
mengembangkan seluruh aspek kepribadian yang menjadi tujuan pembelajaran
atau tidak, adakah dampak pengiring dari suatu strategi pembelajaran mampu
menunjang perkembangan atau pertumbuhan berbagai aspek tersebut. Hal tersebut
harus menjadi pertimbangan dan pemikiran seorang guru dalam menetapkan
strategi pembelajaran.

D. Jenis-Jenis Strategi Belajar


Menurut Nur (2000) secara tradisional, siswa diminta untuk melakukan
sejumlah besar tugas-tugas belajar di sekolah, seperti berlatih soal perkalian,

9
menghafal suatu pidato, mengarang, dan mengumpulkan informasi perpustakaan.
Meskipun penyelesaian tugas-tugas ini secara berhasil merupakan tujuan
pembelajaran paling layak, satu hal yang lebih penting adalah menguasai dengan
tuntas proses pembelajaran itu sendiri : mendiagnosa situasi pembelajaran secara
akurat, memilih suatu strategi belajar yang cocok, dan memonitor keefektifan
strategi tersebut. Melalui uraian tersebut diharapkan guru dapat mengubah teori
kognitif dan teori pemrosesan informasi menjadi strategi belajar yang khas.
Berikut ini diberikan empat jenis utama strategi belajar, termasuk strategi
mengulang, strategi elaborasi, strategi organisasi, dan strategi metakognitif, yaitu :
1. Strategi Mengulang
Agar terjadi pembelajaran, siswa harus menindaki informasi baru dan
menghubungkannya dengan informasi sebelumnya. Strategi mengulang ada 2
macam, (1) strategi mengulang sederhana yaitu sekedar mengulang dengan
keras atau dengan pelan informasi yang ingin kita hafal. (2) strategi
mengulang komplek yaitu dengan cara menggaris bawah ide-ide utama
(underlining) dan membuat catatan pinggir (marginal note).
Strategi mengulang membantu memindahkan pembelajaran dari
memori jangka pendek ke memori jangka panjang namun tidak membantu
membuat bermakna informasi baru tersebut (Nur, 2000).
Menurut Thomas Devine dalam Omstein (1991) bahwa
menggarisbawahi, pada umumnya, nampaknya menjadi kurang efektif
pendekatannya, karena bersifat pasif. Siswa cenderung untuk menggaris-
bawahi terlalu banyak, pemusatannya pada beberapa bit dari informasi
(nama-nama dan data-data) dan tidak memberikan penyerapan dan
pemrosesan informasi. Strategi menggarisbawahi (underlining) ini dipadukan
dengan membuat catatan (note taking). Hal ini menghindari kecenderungan
siswa untuk menggarisbawahi terlalu banyak.
2. Strategi Elaborasi
Elaborasi adalah proses menambahkan rincian sehingga informasi baru
lebih bermakna dan membuat belajar lebih mudah. Strategi elaborasi yang
sering digunakan adalah:

10
a. Pembuatan Catatan (note taking)
Pembuatan Catatan (note taking) membantu siswa dalam
mempelajari informasi ini dengan secara singkat dan padat menyimpan
informasi itu untuk ulangan dan dihafal kelak. Bila dilakukan dengan
benar, pembuatan catatan juga membantu mengorganisasikan informasi
sehingga informasi itu dapat diproses dan dikaitkan dengan pengetahuan
yang telah ada secara efektif (Nur,2000).
Membuat catatan adalah strategi belajar yang penting yang dapat
mempraktiskan pada semua siswa. Catatan merupakan dasar permulaan
menulis atau berbicara. Pada semua kasus, siswa memerlukan pengajaran
untuk mencatat informasi yang penting didalam kelasnya dan belajarnya.
Penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan kegunaan dari membuat
catatan adalah bermacam-macam. Beberapa data menunjukkan adanya
korelasi positif antara membuat catatan dan keberhasilan siswa,
sedangkan efek lain tidak ditemukan, dan tak sedikitpun menunjukkan
korelasi negatif (0mstein,1990). Pembuatan catatan secara matrik dapat
digunakan sebagai suatu cara pengelaborasian dan pembuatan
perbandingan untuk informasi komplek.
b. Analogi
Analogi adalah pembandingan yang dibuat untuk menunjukkan
kesamaan antara ciri-ciri pokok sesuatu benda atau ide-ide, selain itu
seluruh cirinya berbeda, seperti jantung dengan pompa. Analogi dapat
membantu siswa mempelajari informasi baru dengan menghubungkan
informasi-informasi baru tersebut dengan konsep-konsep yang telah
dipahami.
c. Metode PQ4R
Metode PQ4R digunakan untuk membantu siswa mengingat apa
yang mereka baca. Kepanjangan PQ4R adalah preview, Question, Read,
Reflect, Recite dan Review (Nur, 2000).

11
3. Strategi Organisasi
Strategi ini bertujuan membanta siswa meningkatkan kebermaknaan
materi baru yang meliputi :
a. Pembuatan Kerangka (Outlining)
Pembuatan kerangka menyajikan poin-poin utama dari suatu materi
dalam format yang tersusun secara hirarkis. Dalam hal ini siswa belajar
menghubungkan beragam topik atau ide-ide kepada suatu ide utama.
Menurut Devine dalam Omsteins (1991) membuat kerangka penting
untuk konsep-konsep dan kata-kata pada catatan tersendiri/terpisah.
b. Pemetaan (mapping)
Pemetaan disebut juga peta konsep yaitu merupakan pendiagraman
ide-ide utama dan hubungan-hubungan antara ide-ide utama itu. Peta
konsep menyatakan hubungan bermakna antara konsep-konsep dalam
bentuk proporsi-proporsi. Setiap proporsi terdiri atas dua konsep yang
dihubungkan dengan kata penghubung dan mengandung gagasan yang
bermakna.
Menurut Novak dan Gowin dalan Sutowijoyo (2002), peta konsep
merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berhubungan dan
bermakna dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi merupakan
gabungan dua konsep atau lebih yang dihubungkan dengan kata-kata
penghubung. Sedangkan concept map menurut Trochim adalah suatu
proses yang dapat dipakai kelompok dalam menunaikan ide-ide pada
beberapa topik yang menarik.
Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, Dahar (1989)
mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:
1) Peta konsep atau pemetaan adalah suatu cara untuk memperlihatkan
konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu
bidang studi fisika, kimia, biologi atau matematika. Dengan
menggunakan peta konsep, siswa dapat melihat bidang studi itu lebih
jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.

12
2) Suatu peta konsep merupakan gambaran dua dimensi dari suatu
bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan
hubungan-hubungan proporsional antara konsep-konsep.
3) Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti ada
konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep yang lain.
4) Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang
lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.
Novak dan Gowin dalam Sutowijoyo (2002) menyatakan bahwa
fungsi peta konsep dapat membuat jelas gagasan pokok bagi guru dan
siswa yang sedang memusatkan perhatian pada tugas pelajaran yang
spesifik. Peta konsep dapat menunjukkan secara visual berbagai jalan yang
dapat ditempuh dalam menghubungkan pengertian konsep di dalam
permasalahannya. Peta konsep akhirnya dapat digunakan sebagai
ringkasan skematik materi pelajaran yang berisi hubungan konsep-konsep.
Peta konsep yang dibuat murid membantu guru untuk mengetahui
miskonsepsi yang dimiliki oleh siswa dan untuk memperkuat pemahaman
konseptual guru sendiri atau disiplin ilmunya.
4. Strategi Metakognitif.
Strategi metakognitif berhubungan dengan berpikir siswa tentang
berpikir mereka sendiri dan kemampuan mereka menggunakan strategi-
strategi belajar tertentu dengan tepat. Kebanyakan para ahli sependapat
bahwa metakognisi memiliki dua komponen : pengetahuan tentang kognisi,
dan mekanisme pengendalian-diri seperti pengendalian dan monitoring
kognitif (Gagne 1993;Nur,2000).
Pengetahuan tentang kognisi terdiri dari informasi dan pemahaman
yang dimiliki seorang pebelajar tentang proses berfikirnya sendiri disamping
pengetahuan tentang berbagai Strategi belajar untuk digunakan dalam suatu
situasi pembelajaran tertentu. Pemonitoran kognisi adalah kemampuan siswa
untuk memilih, menggunakan, dan memonitor strategi-strategi belajar yang
cocok dengan gaya belajar mereka sendiri maupun dengan situasi yang
sedang dihadapi (Nur, 2000).

13
E. Pemilihan Strategi Pembelajaran
Meteri pembelajaran merupakan bagian dan strategi pembelajaran, metode
pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi
contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai ujuan tertentu, tetapi
tidak setiap metode
Beberape prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam
memiiih strategi Pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut
mesti berdasarkan pada penetapan:
1. Tujuan Pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru da-lam
memiih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi pengajaran.
Tujuan pembelajaran merupa..can sasaran yang hendak dicapai pada akhir
Pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiiki siswa. Sasaran tersebut dapat
terwujud dengan mengunakan metode-metode pembelajaran. Tujuan
pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterarnpilan yang
diharapkan dimiliki oleh siswa setelah tereka melakukan proses pembelajaran
tertentu. Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus
digunakan guru. Misalnya, seorang guru Olahraga dan Kesehatan menetapkan
tujuan pembetalaran agar aiswa dapat mendemontrasikan cara menendang bola
dengan baik dan benar. Dalam hal ini metode yang dapat membantu siswa-siswa
mencapai tujuan adalah metode ceramah, guru memberi instruksi, petunjuk, aba-
aba dan dilaksanakan di Lapangan, kemudian metode demonstrasi, siswa-sswa
mendemonstrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar, selanjutnya
dapat digunakan metode pembagian tugas, siswa-siswa kita tugasi, bagaimana
menjadi keeper, kapten, gelandarg, dan apa tugas mereka, dan bagaimana mereka
dapat bekerjasama dan menendang bola.
Dalam contoh ini, terdapat kemampuan siswa pada tingkat kognitif dan
psikomotorik. Demikian juga diaplikasikan kemampuan afektif, tentang
bagaimana kemarnpuan mereka dalam bekerjasama dalam bermain bola dari
metode pemberian tugas yang diberikan guru kepada setiap individu. Dalam
silabus telah dirumuskan indikator hasil belajar atau hasil yang diperoleh siswa

14
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran. Terdapat empat komponen pokok
dalam merumuskan indikator hasil belajar yaitu
a. Penentuan subyek belajar untuk menunjukkan sasaran belajar.
b. Kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat ditampilkan
melalui peformance siswa.
c. Keadaan dan situasi dimana siswa dapat mendemonstrasikan performanenya
distandar kualitas dan kuantitas hasil belajar.
Berdasarkan indikator daiam penentuan tujuan pembelajaran maka dapat
dirumuskan tujuan pembelajaran mengandung unsur; Audience (peserta didik),
Behavior (Perilaku yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan situasi) dan
Degree (kualitas dan kuantitas hasil belajar).
2. Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu stratesi pembelajaran harus dapat
mendorong aktivitas siawa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada
aktifitas fisik saja akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau
aktivitas mental.
Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi materi pengajaran
kepada siswa, ada tugas guru yang tidak boleh dilupakan adalah untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa. Sewaktu memberi materi pengajaran kelak guru tidak
kecewa dengan hasi yang dicapai siswa, untuk mendapat pengetahuan awal siswa,
guru dapat melakukan pretes tertulis, tanya jawab di awal pembelajaran. Dengan
mengetahui pengetahuan awal siswa, guru dapat menyusurn strategi memiiih
metode pembelajaran yang tepat pada siswa-siswa.
Apa metode yang akan. kita pergunakan? Sangat tergantung juga pada
pengetahuan awal siswa, guru telah mengidentifikasi pengetahuan awal.
Pengetahuan awal dapat berasal dari pokok behasan yang akan kita ajarkan, jilka
siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman, maka
kemungkinan besar mereka belum dapat dipergunakan metode yang bersifat
belajar mandiri, hanya metode yang dapat diterapkan ceramah, demonstrasi,
penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran, pratikum, bermain peran dan

15
lain-lain. Sebaliknya jilka siswa telah memahami prinsip. konsep, dan fakta maka
guru dapat mempergunakan metode diskus, studi mandiri, studi kasus, dan metode
insiden, sifa metode ini lebih banyak analisis, dan memecah masalah.
3. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar merupakan usaha mengembangikan seluruh pribadi siswa.
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitir saja. tetapi juga
meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikornotor. Karena itu Strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seksruh aspek kepribadian secara
terintegritas. Pada sekolah lanjutan tingkat pertama can sekolah me-nengah,
program studi diatur dalam tiga kelompok. Pertama, program pendi-dilkan umum.
Kedua, program pendidikan akademik. Ketiga, Program Pendidikan Agama, PKn,
Penjas dan Kesenian dikelompokican ke dalam program pendidikan umum.
Program pendidikan akademik bidang studinya berkaitan dengan keterampilan.
Karena itu metode yang digunakan lebih berorientasi pada masing-masing ranah
(kognitif, afektif, dan psikomotonk) yang terdapat dalam pokok bahasan.
Umpamanya ranah psikomotorik lebih dominan dalam pokok bahasan
tersebut, maka metode demonstrasi yang dibutuhkan, siswa berkesempatan
mendemostrassikan materi secara bergiliran di dalam kelas atau di Lapangan.
Dengan demikian metode yang kita pergunakan tidak terlepas dan bentuk dan
muatan materi dalam pokok bahasan yang disampaikan kepada siswa.
Dalam pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang harus
diketahui diantaranya:
a. Interaktif. Proses pembelajaran merupakan proses interalcsi baik antara guru
dan siswa, siswa dengan siswa atau antara siswa dengan lingkungannya.
Melalui proses interaksi memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang
baik mental maupun intelektual.
b. Inspiratif. Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratir, yang
memungkinkan siswa untnk mencoba dan melalkukan sesuatu. Biarkan siswa
berbuat dan berpilkir sesuai dengan inspirasinya sendiri, sebab pengetahuan
pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai oeh setiap subjek belajar.

16
c. Menyenangkan. Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan.
Proses pembelajaran menyenanglkan dapat dilakukan dengan menata ruangan
yang apik dan menarik dan pengelolan pembelajaran yang hidup dan
bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media
dan sumber-sumber belajar yang relevan.
d. Menantang. Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa
untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang keria otak
secara maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan cara
mengembangkan rasa ingin tahu siswa melaki kegiatan mencoba-coba,
berpikir intuitif atau bereksplorasi.
e. Motivasi. Motivasi merupakan aspek yung sangat penting untuk
mernbelajarkan siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yung
memungkinkan siswa untuk bertindak dam melakukan sesuatu. Seorang guru
harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi
kehidupan siswa, dengan demnikian siswa akan belajar bukan hanya sekadar
untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan
untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia dalann pemberian materi pelajaran satu jam pelajaran
45 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk
di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran perangkat pembelajaran itu dapat
dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart, video
pembelajaran, film, dan sebagainya.
Metode pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti Bidang Studi
Biologi. metode yang akan diterapkan adalah metode praktikum, bukan ber-arti
metode lain tidak kita pergunakan, metode ceramah sangat perlu yang waktunya
dialokasi sekian menit untuk memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan. Kemudian
memungkinkan mempergunakan metode diskusi, karena dan basil praktikum
siswa memerlukan diskusi kelompok untuk meinecah masalah/problem yang
mereka hadapi.

17
5. Jumlah Siswa
ldealnya metode yung kita terapkan di dalam kelas perlu mempertim-
bangkan jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agar proses belajar
mengajar etektif, uku:an kelas menentukan keberhasilan terutama pengelolaan
kelas dan penyamnpaian materi. Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu
pengajaran akan tercapai apabila mengurangi besarnya
kelas, sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas yang
kecil-kecil cenderung tingginya biaya pendidikan dan latihan. Kedua pendapat ini
bertentangan, manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita metnbutuhkan
biaya yang sangat besar. Bila pendidikan mempertimbangkan biaya seiring mutu
pendidikan terabaikan, apalagi saat ini kondisi masyarakat Indonesia mengaa,ni
krisis ekonom: yang berkepanjangan.
Pada sekolah dasar umumnya mereka menerima siswa majksirnal 40
orang, dan sekolab lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan ahli pendidikan
berpendapat idealnya satu kelas pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan 24 orang.
Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode ceramah lebih efektif,
akan tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah memiiki banyak kelemahan
dibandingkan metode Iainnya, terutama dalam pengukuran keberhasilan siswa.
Disamping metode ceramah guru dapat melaksanakan tanya jawab, dan
diskusi. Kelas yang kecil dapat diterapkan metode tutorial karena
pemberian mpan balik dapat cepat dilakukan, dan perhatian terhadap kebu-tuhan
individual lebih dapat dipenuhi.
6. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan
“Pengalaman adalah guru yung baik’, hal ini diakui di lenbaga pendidikan,
kriteria guru berpengalaman, dia telah mengajar selama lebih kurang 10 tahun,
maka sekarang bagi calon kepala sekolah boleh mengajukan permnohonan
menjadi kepala sekotah bila telah mengajar minimal 5 tahun.
Dengan demikian guru rarus memahami seluk beluk persekolahan. Strata
pendidikan bukan menjadi jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi
pengalaman yang menentukan. !umpamanya guru peka terhadap masalah,

18
memecahkan masalah, memilih metode yang lepat, merumuskan tujuan
instruksional, memotivasi siawa, mengelola iswa, mendapat umpan balik dalam
proses belajar mengajar. Jabatan guru adalah jabatan profesi, membutuhkan pe-
ngalaman yang panjang sehingga kelak menjadi profesional, akan tetapi
profesional guru belum terakui seperti profesional lainnya terutama dalam upah
(payment), pengakuan (recognize). Sementara guru diminta memiliki pengetahuan
menambah pengetahuan (knowledge esspecialy dan skill) pelayanan (service)
tanggung jawab (responsbility) dan persatuan (unity) (Glend Langford, 1978).
Disamping berpengalarran, guru harus berwibawa. Kewibawaan
merupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru harus
berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik dan
sosial, guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti oleh anak-anak
didiknya. Kewibawaan ada pada orang dewasa, Ia tumbuh berkembang mengikuti
kedewasaan, Ia perlu dijaga dan dirawat, kewibawaan mudah lun-tur leh
perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri sendiri masing-masing. Jabatan guru
adalah jabatan profesi terhomat, tempat orang-orang bertanya, berkonsultasi,
meminta pendaapat, menjadi suri tauladan dan sebagainya, ia mengayomi semua
lapisan masyarakat.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian ketepatan yang didesain untuk mencapal tujuan pendidikan
tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk perggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, dalam
hal ini adalah tujuan pembelajaran. Terdapat empat jenis utama strategi belajar
yakni strategi mengulang, strategi elaborasi, strategi organisasi, dan strategi
metakognitif.

B. Saran
Melalui makalah ini diharapkan para pendidik dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran di dalam kelas terlebih dalam menyusun strategi
pembelajaran yang akan ditempuh sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

20
DAFTAR PUSTAKA

Arends, R.I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: The
McGraw Hill Companies, Inc.

Dahar, R.W. 1988. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Darmadi. 2018. Optimalisasi Strategi Pembelajaran. Bogor : Guepedia.


Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi SLTP Pedoman Khusus
Pengembangan Sistem Pengujian Berbasis Kemampuan Dasar SLTP
Mata Pelajaran Sains. Jakarta.

Nur, M. dan Wulandari, P.R. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan
Pendekatan Kontruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Pusat Study
Matematika dan IPA Sekolah UNESA.

Nur, M., Wikandari, P.R. dan Sugiarto, B. 1998. Teori Pembelajaran Kognitif.
Surabaya: Pusat Study Matematika dan IPA Sekolah UNESA.

Sulaeman, D. 1988. Teknologi Metodologi Pengajaran. Jakarta: Dirjendikti


Depdikbud.

Suriansyah, Ahmad. 2014. Strategi Pembelajaran. Jakarta : PT Rajagrafindo


Persada.

21

Anda mungkin juga menyukai