Anda di halaman 1dari 11

KERAJAAN KERAJAAN

ISLAM DIINDONESIA

NAMA: ANASAZIDAH
KELAS: X REKAYASA PERANGKAT LUNAK 1
A. KERAJAAN KERAJAAN ISLAM DIINDONESIA

Nama Sultan
No Sumber Sejarah Abad Letak
Kesultanan Terkenal
1 Samudra Pasai Brita marcopolo,berita XI Pantai utara sumatra Nazimuddin
ibnu batutah,hikayat al-kamil,Malik
raja raja pasai al-saleh
2 Aceh Bustanussalatin,sumbe Abad XVI Aceh Iskandar
r VOC dan hindia 1507 muda
belanda
3 Demak Babad tanah jawi dan Abad XVI Demak,jawa tengah Raden patah
serat kandha 1500
4 Pajang Babad tanah jawi dan Abad XVI Pajang,jawa tengah Jaka tingkir
serat kandha 1568
5 Mataram Babad tanah Abad XVI Kotagede,Yogyakart Senopati,
jawi,serat 1568 a sultan agung
kandha,serat centini
6 Banten Carita Abad XVI Banten Ageng
parahyangan,tome 1526 tirtayasa
pires,berita tiongkok
7 Gowa – tallo Tome pires Abad XVI Makassar Hasanuddin
1528
8 Ternate dan Kitab 1257 Maluku Baabullah
tidore negarakertagama Ternate (ternate)
karya empu prapanca 1322 Nuku (tidore)
1365 Tidore

1. KESULTANAN SAMUDRA PASAI (1267 – 1521)

a. Lokasi dan sumber sejarah


Samudra pasai atau samudra darussalam adalah kerajaan pertama dinusantara yang menganut
agama islam. Letaknya di pantai utara sumatra (aceh), dekat perlak (malaysia). Kesultanan ini
didirakan oleh meurah silu yang bergelar sultan malik al-saleh sekitar tahun 1267. Sumber sejarah
yang menyebut tentang ekeberadaan kerajaan ini antara lain sebagai berikut.
 Berita marco polo (1292), menyebutkan saat singgah disumatra, ia mendapati penduduk setempat
disekitar perlak beragama islam.
 Berita ibnu batutah (1304 – 1368), musafir dari maroko. Dalam kunjungan pertamanya tahun 1326,
ia menuturkan masyarakat pedagang dikerajaan ini beraga islam. Saat singgah kembali pada 1345
(pada masa kekuasaan al-zahir),ia menyebutkan kerajaan ini sebagai sebuah pelabuhan yang ramai
dan banyak disinggahi kapal kapal dagang dari tiongkok,india,serta nusantara sendiri. “sebuah negeri
yang hijau dengan kota pelabuhan yang besar dan indah”, kutipan dari “tuhfat al nazha”. Ia juga
menyebut samudra pasai sebaqgai pusat studi islam di asia tenggara.
 Hikayat raja raja pasai merupakan karya berbahasa melayu yang bercerita tentang kerajaan islam
(kesultanan) pertama dinusantara, samudra pasai. Menurut Dr. Russel jones, hikayat ini ditulis pada
abad XIV. Hikayat ini mencakup masa dari berdirinya samudra pasai sampai ditaklukan oleh
majapahit.
b. Kondisi sosial-politik kesultanan
Menurut perkiraan para ahli, seperti snouck hurgonje dan J.L. moena, kesultanan samudra pasai
diperkirakan berdiri pada pertengahan abad XI. Awalanya, kesultanan ini berada dibawah kekuasaan
dinasti meurah khair. Meurah khair adalah pendiri dan sultan pertama samudra pasai dan bergelar
maharaja mahmud syah (1042 – 1078).
Penggantinya adalah maharaja mansyur syah yang berkuasa dari tahun (1078 – 1133). Sultan
terakhir samudra pasai adalah teuku samudra atau nazimuddin al-kamil. Sultan ini berasal dari mesir
yang ditugaskan sebagai laksamana untuk merebut pelabuhan digujarat. Ia tidak memiliki keturunan
sehingga ia wafat, samudra pasai dilanda kekacauan karena perebutan tahta.
Penguasa berikutnya adalah keturunan dari dinasti meurah silu, dengan sultan pertama malik al-
saleh (1267 – 1292). Ia keturunan sultan perlak (malaysia). pada masa pemerintahannya, sistem
pemerintahan kerajaan dan angkatan perang laut serta darat sudah terstruktur rapi. Kesultanan
makmur, terutama setelah pelabuhan pasai dibuka,apalagi posisinya sangat strategis berdekatan
dengan selat malaka.
Al-saleh digantikan oleh muhammad malik az-zahir (1292 – 1326). Selama pemerintahannya
samudra pasai telah memiliki hubungan dagang dengan tiongkok, gujarat, dan benggala, dengan
komoditas utama perdagangan lada, kapur barus, emas. Untuk kepentingan perdagangan, sudah
dikenal mata uang emas yang disebut deureuham (dirham). Samudra pasai juga mejalin hubungan
kerja sama dengan pedagang jawa pedagang pedagang tersebut diberi keistimewaan oleh
kesultanan, yakni bebas pajak. Para saudagar jawa umunya menukar beras dengan lada.
Az-zahir digantikan oleh anaknya mahmud malik az-zahir (1326 – 1345). Pada masa
pemerintahannya samudra pasai mencapai masa keemasan. Pada masa ini pula, ibnu batutah sekali
lagi singgah disamudra pasai. Batutah menulis, sultan di negeri samatrah (samudra) menyambutnya
dengan ramah, dan penduduknya menganut mazhab syafi’i. Menurut catatan batutah, aktivitas
perdagangan dipasai berkembang pesat. Pasai menjelma menjadi pusat perdagangan internasional
ramai dikunjungi para pedagang dari berbagai benua, seperti asia (Tiongkok, india, malaka) afrika
dan eropa.
Kemajuan perekonomian membawa dampak pada kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan sosial
pasai diatur menurut aturan dan hukum islam. Mereka hidup saling menghormati sesuai ajaran
agama islam. Hubungan antara sultan dan rakyat pun berjalan dengan baik. Dalam menjalankan
pemerintahan sultan didampingi para ulama yang berfungsi sebagai penasehat. Dalam
pelaksanaannya banyak terdapat kesamaan antara kehidupan sosial kerajaan samudra pasai dan
kehidupan sosial masyarakat dimesir dan arab. Kemungkinan, pengaruh sultan nazimuddin al-kamil
sangat besar dalam membentuk struktur sosial budaya pasai.
Sebagai kerajaan islam pertama, pasai juga memiliki kontribusi besar dalam pengembangan dan
penyebaran agama islam di nnusantara. Pasai banyak mengirimkan ulama dan mubalig un tuk
menyebarkan islam dijawa. Banyak juga ulama jawa yang menimba ilmu agama di pasai salah
satunya syekh yusuf,seorang sufi dan ulama penyebar islam diafrika selatan. Konon, sunan klijaga
dan sunan gunung jati memiliki hubungan keluarga dengan sultan sultan pasai.
Dibawah pemerintahan ahmad malik az-zahir (putra mahmud malik az-zahir), persisnya antara tahun
1345 dan 1350, datang serangan majapahit. Setelah perang 3hari 3malam,pasai kalah dan Raja
pasai sendiri meninggalkan kota, konon ke suatu tempat kira-kira lima belas hari perjalanan dari
pasai. Sementara itu setelah banyak mendapat rampasan dan tawanan perang, majapahit kembali ke
jawa. Kesultanan ini bnagkit kembali dibawah zain al-abidin Malik az-zahir tahun1383 – 1405.
Pada awal abad XVI, terjadi beberapa pemberontakan internal dipasai yang mengakibatkan perang
saudara. diceritakan, sultan pasai meminta bantuan malaka untuk meredam pergolakan itu. Pasai
sendiri akhirnya runtuh setelah ditaklukan bangsa portugis tahun 1521 yang sebelumnya menaklukan
malaka tahun 1511. Pada 1524, wilayah pasai menjadi bagian dari kesultanan aceh. Sejak saat
itulah, riwayat pasai berakhir.

2. KESULTANAN ACEH (1507 – 1903)

a. Lokasi dan sumber sejarah


Kesultanan aceh (1507 – 1903), yang letaknya di aceh rayeuk (sekarang aceh besar), didirkan oleh
ali mughayat syah tahun 1496, diatas bekas wilayah kesultanan lamuri yang ditaklukan mughayat
syah. Meski demikian, awalnya aceh merupakan bagian atau semacam kerajaan bawahan dari
kesultanan pedir(pidie). Karena itu, penentuan awal aceh sebagai sebuah kesultanan adalah ketika
mughayat syah dilantik menjadi sultan pada 1507 atau 1514,setelah berhasil menaklukan pedir serta
kesultanan kesultanan lain sekitarnya, seperti daya, lidie, nakur. Keempat kesultanan ini juga
dibangun diatas puing puing kerajaan hindu dan budha yang pernah ada sebelumnya, seperti indra
purba, indra purwa, indra patra, dan indrapura (indrapuri).
 Aceh merupakan salah satu dari kerajaan islam yang besar, teerutama karena kemampuannya
mengembangkan pola dan sistem militer, komitmennya menetang hegemoni bangsa eropa, sistem
pemerintahannya yang teratur dan sistematis,mewujudkan pusat pusat pengkajian ilmu pengetahuan,
hingga kemampuan menjalin hubungan diplomatik dengan negara negara lain.
 Sumber sejarah dari kesultanan ini adalah kitab bustanussalatin karya nuruddin ar-raniri tahun
1637, yang berisi tentang silsilah sultan sultan aceh dan batu nisan makam sultan ali mughayat syah
wafat pada 12 zulhijah tahun 936 H atau 7 agustus 1530 M.
b. Kondisi sosial – politik kesultanan
Aceh berkembang pesat ketika pasai berada di ambang keruntuhan (sejak diserang majapahit tahun
1360) dan malaka jatuh ke tangan portugis. Jatuhnya malaka dan surutnya pengaruh pasai membuat
kapal kapal yang lewat diperairan selat malaka singgah dipelabuhan aceh. Pada tahun 1524, pasai
menjadi bagian dari kesultanan aceh. Kebesaran kesultanan ini tampak nyata dalam perlawanannya
yang berani dan heroik tidak hanya bangsa potugis tetapi juga bangsa belanda.
Pada masa pemerintahan sultan iskandar muda (1607 – 1636) aceh mencapai punjak kejayaan
dengan wilayah kekuasaan meluas dari deli sampai ke semenanjung malaya. Aceh berkembang
menjadi pelabuhan perdagangan yang besar, dibentuk tata pemerintahan yang rapi, secara militer
sangat kuat dan disegani, dan terjalin hubungan dengan negara negara lain termasuk eropa.
Komditas perdagangan cukup banyak sebab aceh kaya rempah rempah dan bahan tambang yaitu
lada dan timah disemenanjung malaya dan yang lainnya adalah beras, emas, perak, tekstil, porselen,
dan minyak wangi.
Pada masa pemerintahannya disusun sebuah undang undang tentang tata pemerintahan yang diberi
nama adat makuta alam yang ditulis dengan huruf arab dan berbentuk syair melayu. Sultan iskandar
muda sangat memperhatikan kestabilan dan pertahanan kerajaan karena itu ia membentuk militer
yang kuat sehingga secara militer aceh dianggap sebagai kesultanan terkuat pada masa itu. Iskandar
muda juga terkenal piawai dalam urusan diplomasi, meskipun kesultanan aceh merupakan negara
islam, kehidupan masyarakatnya tetap bersifat feodal.
Iskandar muda digantikan iskandar tsani (1636 – 1641). Pada masa pemerintahannya, hidup
sastrawan besar bernama nuruddin ar-raniri yang dikenal karyanya berjudul bustanussalatin, yang
berarti taman raja raja isi nya tentang adat adat aceh dan ajaran tentang islam, sepeninggal iskandar
tsani, aceh mengalami kemunduran yang disebakan karena beberapa faktor yaitu.
1. Makin menguatnya kekuasaan belanda di pulau sumatra dan selat malaka.
2. Perebutan kekuasaan antara golongan bangsawan dan golongan ulama.
3. Perbedaan aliran dalam agama islam yaitu aliran syi’ah dan sunni.
4. Tidak ada pengganti yang baik setelah sultan iskandar muda.
5. Faktor ekonomi yang semakin menurun
6. Munculnya kerajaan baru yang lebih baik dari segi politik maupun ekonomi.
7. Banyaknya bagian dari kerajaan aceh yang ingin meishkan diri.

3. KESULTANAN DEMAK (1500 – 1568)

a. Lokasi dan sumber sejarah


Berdirinya Kerajaan Demak dilatarbelakangi oleh melemahnya pemerintahan Kerajaan Majapahit
atas daerah-daerah pesisir utara Jawa. Daerah-daerah pesisir seperti Tuban dan Cirebon sudah
mendapat pengaruh Islam. Dukungan daerah-daerah yang juga merupakan jalur perdagangan yang
kuat ini sangat berpengaruh bagi pendirian Demak sebagai kerajaan Islam yang merdeka dari
Majapahit. Raden Patah adalah raja pertama Kerajaan Demak. Ia memerintah dari tahun 15001518.
Pada masa pemerintahan agama Islam mengalami perkembangan pesat. Raden Patah bergelar
Senopati Jimbun Ngabdurahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Pengangkatan
Raden Patah sebagai Raja Demak dipimpin oleh anggota wali lainnya. Pada masa pemerintahannya,
wilayah kerajaan Demak meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa
daerah di Kalimantan. Pada masa pemerintahannya juga dibangun Masjid Agung Demak yang
dibantu oleh para wali dan sunan sahabat Demak. Pada masa Kerajaan Malaka jatuh ke tangan
Portugis tahun 1511, Raden Patah merasa berkewajiban untuk membantu. Jatuhnya kerajaan
Malaka berarti putusnya jalur perdagangan nasional. Untuk itu, ia mengirimkan putrannya, Pati Unus
untuk menyerang Portugis di Malaka. Namun, usaha itu tidak berhasil. Setelah Raden Patah wafat
pada tahun 1518, ia digantikan oleh putranya Pati Unus. Pati Unus hanya memerintah tidak lebih dari
tiga tahun. Ia wafat tahun 1521 dalam usahanya mengusir Portugis dari kerajaan Malaka.
Saudaranya, Sultan Trenggono, akhirnya menjadi raja Demak ketiga dan merupakan raja Demak
terbesar. Sultan Trenggono berkuasa di kerajaan Demak dari tahun 1521-1546. Sultan Trenggono
dilantik menjadi raja Demak oleh Sultan Gunung Jati. Ia memerintah Demak dengan gelar Sultan
Ahmad Abdul Arifin. Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mencapai
puncak kejayaannya dan agama Islam berkembang lebih luas lagi. Sultan Trenggono mengirim
Fatahilallah ke Banten. Dalam perjalanannya ke Banten, Fatahillah singgah di Cirebon untuk
menemui Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Bersama-sama dengan pasukan Kesultanan
Cirebon, Fatahillah kemudian dapat menaklukan Banten dan Pajajaran. Setelah wafatnya Sultan
Trenggono pada tahun 1546, Kerajaan Demak mulai mengalami kemunduran karena terjadinya
perebutan kekuasaan. Perebutan tahta Kerajaan Demak ini terjadi antara Sunan Prawoto dengan
Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah Bupati Jipang (sekarang Bojonegoro) yang merasa
lebih berhak atas tahta Kerajaan Demak. Perebutan kekuasaan ini berkembang menjadi konflik
berdarah dengan terbunuhnya Sunan Prawoto oleh Arya Penangsang. Arya Penangsang juga
membunuh adik Sunan Prawoto, yaitu Pangeran Hadiri. Usaha Arya Penangsang menjadi Sultan
Demak di halangi oleh Jaka Tingkir, menantu Sultan Trenggono. Jaka Tingkir mendapat dukungan
dari para tetua Demak, yaitu Ki Gede Pemanahan dan Ki Penjawi. Konflik berdarah ini akhirnya
berkembang menjadi Perang Saudara. Dalam pertempuran ini, Arya Penagsang terbunuh sehingga
tahta Kerajaan Demak jatuh ke tangan Jaka Tingkir. Jaka Tingkir menjadi raja Kerajaan Demak
dengan gelar Sultan Hadiwijya. Ia kemudian memindahan pusat kerajaan Demak ke daerah
Pajang.Walaupun sebenarnya sudah menjadi kerajaan baru, kerajaan Pajang masih mengklaim diri
sebagai penerus Kerajaan Demak. Sebagai tanda terima kasih kepada Ki Gede Pemanahan yang
telah mendukungnya, Sultan Hadiwijaya memberikan sebuah daerah Perdikan (otonom) yang disebut
Mataram. Ki Gede Pemanahan kemudian menjadi penguasa Mataram dan di sebut Ki Gede
Mataram.
Sultan Hadiwijaya bukanlah digantikan oleh putranya, yakni Pangeran Benawa, melainkan putra
Sunan Prawoto, Aria Pangiri. Pangeran Benawa sendiri diangkat sebagai penguasa daerah Jipang.
Pangeran Benawan kurang puas dengan keputusan ini. Apalagi, pemerintahan Aria Pangiri di Pajang
juga dikelilingi oleh para bekas pejabat Kerajaan Demak. Pangeran Benawa kemudian minta bantuan
kepada Sutawijaya, putra Ki Ageng Mataram, untuk merebut kembali tahta Kerajaan Pajang. Pada
tahun 1588, Sutawijaya dan Pangeran Benawan berhasil merebut kembali tahta Kerajaan Pajang.
Kemudian, Benawa menyerahkan hak kuasanya pada Sutawijaya secara simbolis melalui
penyerahan pusaka Pajang pada Sutawijaya. Dengan demikian, Pajang menjadi bagian kekuasaan
Kerajaan Mataram.
4. KESULTANAN MATARAM (1568 – 1755)

a. Lokasi dan sumber sejarah


Keusltanan mataram islam tidak ada hubungannya dengan mataram hindu dan budha,tapi karena
pemakaian nama yang sama ini dikarenakan ingin menjadi kerajaan seperti mataram kuno.
Pemindahan pusat pemerintahan dari pajang ke mataram pada tahun 1586.oleh senopati menandai
berdirinya kesultanan mataram. Pusatnya disebelah tenggara kota yogyakarta, yakni kotagede.
Dalam sejarah islam, kesultanan mataram memiliki peran cukup penting dalam perjalanan kerajaan
kerajaan islam dinusantara. Pada awal pemerintahannya panembahan senopati banyak mendapat
tantangan dari bupati di sepanjang pantai utara jawa, diantaranya demak, jepara, kudus, gresik, dan
surabaya. Para bupati ingin melepaskan diri dari pajang. Senopati juga menghadpi perlawanan dari
madiun dan ponorogo.
b. Kondisi sosial – politik kesultanan
Pengganti panembahan senopati adalah putranya yang bernama mas jolang. Karena meninggal di
krapyak, ia mendapat julukan sebagai pangeran sedo krapyak. Mas jolang tidak setangguh ayahnya.
Ia gagal memperluas wilayah kekuasaan mataram, sampi wafatnya tahun 1613. Pemerintahannya
bahkan banyak diwarnai pemberontakan dari kerajaan kerajaan vasal atau kerajaan bawahan.
Ia digantikan oleh mas rangsang alias sultan agung (1613). Dibawah pemerintahannya mataram
mencapai puncak kejayaan, sejak muda sultan yang dikenal memiliki kepribadian yang kuat, ulet, dan
berani memiliki cita cita menyatukan wilayah jawa dibawah kekuasaan mataram.pada tahun 1615,
sultan agung memulai ekspansinya, yaitu menyerang wilayah wilayah pesisir yang belum yang belum
ditaklukan mataram seperti lasem, tuban, dan madura.
Pasukan sultan agung mulai mnguasai surabaya, madiun, ponorogo, blora, dan bojonegoro.
Penaklukan baru berakhir pada tahun 1625 setelah hampir seluruh jawa berada dibawah kekuasaan
mataram kecuali banten, cirebon, blambangan, dan batavia.
Sultan agung membagi sistem pemerintahan kesultanan mataram sebagai berikut:
1. Kutanegara daerah pusat keraton
2. Negara agung daerah sekitar kutanegara
3. Mancanegara daerah diluar negara agung
4. Pesisir daerah pantai
Sultan agung juga dikenal sebagai seorang ahli politik, sastra, filsafat , serta agama. Ia menyusun
sebuah karya sastra yang berjudul sastra gending dan hukum islam yang berjudul surya alam.ia juga
menciptakan kalender jawa yang menggunakan perhitungan tahun yang sama dengan tahun hijriyah,
misalnya muharam diganti dengan syuro dan ramadhan diganti dengan pasa. Pada masa ini pula
tumbuh kebudayaan kejawen yaitu akulturasi antara kebudayaan jawa dan hindu,budha,islam.
Kegiatan perekonomian yang diterapkan sultan agung bercorak agraris dan maritim, ia digantikan
oleh putranya pada tahun 1645. Putranya berkuasa selama 1645 – 1677,amangkurat sangat kejam
dan lalim sehingga mataram cepat mengalami kemunduruan. Ia juga menjalin hubungan yang baik
dengan belanda, bahkan mengijinkan belanda membangun benteng dimataram. Wibawa mataram
jatuh,negara taklukan mataram tidak segan untuk memberontak,pemberontakan besar dilakukan oleh
trunajaya dari madura,yang memaksa amangkurat bersukutu dengan VOC,amangkurat 1 wafat di
tegalarum (1677) ketika mengungsi.
Penggantinya adalah amangkurat II (1677 – 1703),ia sangat patuh terhadap VOC. Pada masa
pemerintahannya belanda hampir menguasai sebagian besar wilayah mataram. Amangkurat II
sendiri akhirnya menyingkir ke daerah pedesaan dan membangun ibu kota yang baru di desa
wonokerto yang kemudian diberi nama kartasura.
Pengganti amangkurat II secara berurutan adalah amangkurat III (1703 – 1708), pakubuwana I (1704
– 1719), Amangkurat IV (1719 – 1726), pakubawana II (1726 – 1749). VOC tidak menyukai
amangkurat III karena menentang VOC sehingga VOC mengangkat pakubuwana I (puger) sebagai
sultan. Mataram pun memiliki 2 sultan. Hal ini menyebabkan perpecahan internal. Amangkurat III
memberontak hingga tertangkap di batavia lalu dibuang ke ceylon (sri lanka).
Kekacauan politik baru dapat diselesaikan pada masa pakubuwana III setelah pembagian wilayah
mataram menjadi dua, yaitu ngayogyakarta dan kasunanan surakarta pada 13 februari 1755.
Pembagian wilayah ini tertuang pada perjanjian giyanti (karanganyar, jawa tengah).
Pada tahun 1757, dengan intervensi belanda dan berdasrkan perjanjian salatiga, kesultanan
mataram dipecah menjadi tiga, yaitu kesultanan yogyakarta, kasunanan surakarta, dan
mangkunageran, pada tahun 1813. Kesultanan yogyakarta dipecah lagi menjadi dua, yaitu
kesultanan yogyakarta dan pakualaman. Sekarang wilayah mataram telah menjadi empat bagian
wilayah kekuasaan yaitu kesultanan yogyakarta, pakualaman, kasunanan, surakarta, dan
mangkunegaran.
5. KESULTANAN BANTEN (1526 – 1813)

a. Lokasi dan sumber sejarah


Kesultanan Banten berawal ketika Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke daerah barat.
Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati bersama pasukan Demak merebut pelabuhan Banten
dari kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi ke Demak. Menurut sumber
Portugis, sebelumnya Banten merupakan salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda selain pelabuhan
Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kalapa dan Cimanuk. Anak dari Sunan Gunung Jati
(Hasanudin) menikah dengan seorang putri dari Sultan Trenggono dan melahirkan dua orang anak.
Pelurusan Sejarahbahwa Pangeran Sabakingkin atau Sultan Maulana Hasanuddin nikah dengan
Putri Kintamani mempunyai Anak yang pertama bernama Yusuf Akbar (Maulana Yusuf), pelurusan
sejarah bahwa Anak Kedua Ratu Siti Rodiah kawin dengan Sultan Mahmud Badaruddin II Kesultanan
Palembang Darussalam sedang anak ketiga Muhammad Nazaruddin (Sultan Maulana Muhammad
Nazaruddin bergelar Alamsyah) Terjadi perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570).
Pangeran Jepara merasa berkuasa atas Kerajaan Banten daripada anak Maulana Yusuf yang
bernama Maulana Muhammad karena Maulana Muhammad masih terlalu muda. Akhirnya Kerajaan
Jepara menyerang Kerajaan Banten. Perang ini dimenangkan oleh Kerajaan Banten karena dibantu
oleh para ulama (inilah Sejarah Bikinan Belanda). Pelurusan Sejarah bahwa Sultan Muhammad
bukan anak dari Maulana Yusuf tetapi anak ketiga dari Sultan Hasanuddin, dengan nama lengkap
Sultan Muhammad Nazaruddin "Alamsyah" dikawal oleh empat Pengawal Kesultanan masing-
masing bernama Ananta Kusuma, Daeng, Nata Kusuma dan Jalaluddin pada saat itu Sultan
Muhammad Nazaruddin yang bergelar Alamsyah berusia 19 tahun,melakukan perjalanan ke
Palembang pada masa Inggeris masuk ke Palembang...bukan untuk memerangi palembang tetapi
menyambangi keluarga (Saudaranya yang bernama Ratu Siti Rodiah yang nikah dengan Sultan
Mahmud Badaruddin II). Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan
Abu Fatah Abdulfatah atau lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu Pelabuhan
Banten telah menjadi pelabuhan internasional sehingga perekonomian Banten maju pesat. Wilayah
kekuasaannya meliputi sisa kerajaan Sunda yang tidak direbut kesultanan Mataram dan serta
wilayah yang sekarang menjadi provinsi Lampung. Piagam Bojong menunjukkan bahwa tahun 1500
hingga 1800 Masehi Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten. Pada zaman pemerintahan Sultan
Haji, tepatnya pada 12 Maret 1682, wilayah Lampung diserahkan kepada VOC. seperti tertera dalam
surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang
berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus 1682
yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung. Kesultanan Banten
dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin
dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari
penghancuran Surasowan oleh GubernurJenderal Belanda, Herman William Daendels tahun 1808.
b. Kondisi sosial politik kesultanan
Pada 1522,gabungan demak dan cirebon dibawah pimpinan fatahillah dan mertua syarif hidayatullah
menyerbu banten putra syarif hidayatullah yang bernama pangeran sabakingkin atau maulana
hasanuddin ikut serta dalam serangan itu. Saat itu, syarif hidayatullah diberi kekuasaan oleh sultan
demak untuk memerintah wilayah cirebon. Selain untuk memperluas wilayah, serangan ini juga
dimaksudkan sebagai jalan masuk untuk menyebarkan agama islam.
Pemicu khusus serangan demak ini adalah adanya kerja sama pajajaran dengan bangsa portugis
dalam bidang ekonomi dan politik yang dianggap mengancam kedudukan demak pasca kekalahan
mereka mengusir bangsa portugis dari malaka tahun 1513.
Pada 1526, banten berhasil direbut, termasuk juga pelabuhan sunda kelapa yang waktu itu
merupakan pelabuhan utama kerajaan pajajaran (kerajaa sunda). Daerah sunda kelapa kemudian
diganti namanya menjadi jayakarta, penguasaan atas jayakarta berhasil menghambat gerak maju
bangsa portugis, baik dari segi politis maupun ekonomis. Meski demikian, orang orang portugis
masih tetap menyinggahi pelabuhan jayakarta untuk kepentingan niaga lada dengan orang tionghoa
yang tinggal di banten.
Setelah dikuasai oleh demak, pusat pemerintahan yang semula berkedudukan dibanten girang
dipindahkan ke surosowan, dekat pantai. Atas penunjukan sultan demak, pada tahun 1526, maulana
hasanuddin diangkat sebagai adipati banten. Pada tahun 1552, banten diubah menjadi kerajaan
bawahan dan maulana hasanuddin sebagai pemimpinnya selain mulai membangun benteng
pertahanan dibanten, ia juga melanjutkan perluasan kekuasaan ke daerah penghasil lada di lampun,
ia berperan dalam penyebaran agama islam dikawasan tersebut.
Seiring kemunduran demak, terutama setelah meninggalnya trenggana, bansen sebelumnya
melepaskan diri dan menjadi kesultanan mandiri.
Kota surosowan didirkan sebagai ibu kota atas petunjuk syarif hidayatullah dan maulana hasanuddin
menjadi sultan pertama(1552 – 1570), tetapi fatahillah tetap dianggap sebagai peletak dasar
kesultanan banten.
Sementara itu maulana hasanuddin berandil besar dalam meletakan fondasi islam dinusantara. Ia
juga dikenal sebagai sultan secara berkala mengirim mubalig ke berbagai daerah yang telah
dikuasainya, maulana yusuf putra dari maulana hasanuddin naik tahta pada tahun 1570 – 1580, ia
melnajutkan ekspansi banten ke daerah pedalaman sundadengan menklukan pakuan pajajaran
tahun 1579. Islam pun masuk ke wilayah pedalaman tersebut.
Maulana yusuf digantikan maulana muhammad 1580 – 1596. Karena usianya masih sangat muda,
pemerintahan dijalankan oleh semacam dewan atau kali yang terdiri atas badan pengadilan dan
empat orang menteri.
Maulana muhammad idgantikan oleh putranya pangeran ratu 1596 – 1651, ia dikenal melkukan
hubungan diplomasi dengan negara negara lain, termasuk raja inggris james I tahun 1605 dan tahun
1629 dengan charles I.
Pangeran ratu dignatikan oleh sultan ageng tirtayasa 1651 – 1692, pada masa pemerintahannya
banten mengalami masa kejayaan. Sebagai kesultanan maritim,banten semakin mengandalkan dan
mengembangkan perdagangan. Monopoli atas lada dilampung menempatkan banten sebagai
pedagangn perantara dan salah satu pusat niaga yang penting, hal ini tidak terlepas dari armada laut
yang dibangun mencontoh armada laut eropa. Pada masa ini pula, banten berusaha keluar dari
tekanan VOC, yang sebelumnya memblokade kapal kapal dagang menuju banten, ia berusaha keras
mengusir armada dagang menuju banten,ia berusaha keras mengusir armada dagang belanda,
meski gagal.
Banten menerapkan pajak atas kapal kapal yang singgah ke banten. Pemungutan ini dilakukan oleh
syahbandar yang berada di kawasan yang dinamakan pabean.
Pada tahun 1671, sultan ageng mengangkat putranya sultan haji, sebagai sultan muda 1671 – 1686,
ia ditugaskan untuk menjalankan pemerintahan sehari hari, sementara sultan ageng tirtayasa
bertindak sebagai penasihat dan pengawas. Berbeda dari ayahnya, sultan haji cenderung
membangun hubungan yang baik dengan VOC. VOC pun leluasa memngaruhi kebijakan
pemerintahannya,sultan ageng sangat kecewa sehingga berniat mencabut kekuasaan putranya itu.
VOC memanfaatkan konflik ini dengan mendukung sultan haji. Namun sultan haji berhasil
mempertahankan kekuasaanya, sementara itu sultan ageng berusaha menyingkir dari istana dan
pindah kekawasan yang disebut tirtayasa (1682), lalu kemudian mundur ke daerah pedalam sunda.
Pada 14 maret 1683, sultan ageng tertangkap lalu ditahan dibatavia. Dukungan VOC dibayar mahal,
banten menyerahkan wilayah lampung pada VOC pada 1682. Sultan haji diwajibkan mengganti rugi
perang sebesar 12.000 ringgit. Pasca mangkatnya sultan haji pada 1687, VOC semakin
mencengkramkan pengaruhnya dibanten, diantaranya pengangkatan sultan banten mendapat
persetujuan dari gubernur jendral hindia – belanda dibatavia, kesultanan banten resmi dihapuskan
pada tahun 1813 oleh pemerintah kolonial inggris. Pada tahun itu, istana surosowan dihancurkan.

6. KESULTANAN GOWA – TALLO (1528 – 1670)


a. Lokasi dan sumber sejarah
Kerajaan Gowa dan Tallo adalah dua kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan dan saling
berhubungan baik. Banyak orang mengetahuinya sebagai Kerajaan Makassar. Makassar sebenarnya
adalah ibu kota Gowa yang juga disebut sebagai Ujungpandang. Seb 16, raja-raja Makassar belum
memeluk agama Islam. Baru setelah datangnya Dato Ri Bandang, seorang penyiar islam dari
Sumatra, Makassar berkembang menjadi kerajaan Islam. Sultan Alauddin adalah Raja memimpin
Makassar dari tahun 1591 Karaeng Ma ‘towaya Tumamenanga Ri Agamanna. Setelah Sultan
Alauddin wafat, Kerajaan Makassar dipimpin oleh Muhammad Said 1639 kemudian digantikan oleh
Sultan Hasanuddin. Beliau berkuasa sejak tahun 1653. Masa pemerintahannya merupakan masa
gemilang kerajaan Makassar. Dibawah pemerintahan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Makassar
berhasil mengua kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi Selatan, yaitu Ruwu, Wajo, Soppeng, dan Bone.
Sultan Hasanuddin juga berniat menjadikan Kerajaan Makassar sebagai penguasa tunggal di jalur
perdagangan Indonesia bagian timur. Oleh karena itu Sultan Hasanuddin harus kekuatan armada
VOC Belanda sebelum dapat menguasai Maluku.
Sultan Alauddin adalah Raja Makassar pertama yang memeluk agama Islam. Ia memimpin Makassar
dari tahun 1591-1638. Sebelumnya, Sultan Alauddin bernama asli Karaeng Ma ‘towaya
Tumamenanga Ri Agamanna. Setelah Sultan Alauddin wafat, Kerajaan Makassar dipimpin oleh
Muhammad Said 1639-1653. Setelah Muhammad Said wafat, beliau kemudian digantikan oleh
Sultan Hasanuddin. Beliau berkuasa sejak tahun 1653. Masa pemerintahannya merupakan masa
gemilang kerajaan Makassar. Dibawah pemerintahan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Makassar
berhasil mengua kerajaan kecil di Sulawesi Selatan, yaitu Ruwu, Wajo, Soppeng, dan Bone. Sultan
Hasanuddin juga berniat menjadikan Kerajaan Makassar sebagai penguasa tunggal di jalur
perdagangan Indonesia bagian timur. Oleh karena itu Sultan Hasanuddin harus kekuatan armada
VOC Belanda sebelum dapat menguasai Maluku.
Belanda berusaha keras menghentikan serangan-serangan Kerajaan Makasar. Untuk itu Belanda
bersekutu dengan Raja Bone, yaitu Arub(Tuan) Palaka. Aru Palaka bersedia membantu Belanda
dengan syarat akan diberikan kemerdekan. Pada tahun 1667, dengan bantuan Kerajaan Bone
berhasil menekan Makassar untuk menyetujui perjanjian Bongaya. Perjanjian ini berisi tiga buah
kesepakatan yaitu VOC mendapat hak monopoli dagang di Makassar, Belanda dapat mendirikan
benteng Rotterdam di Makassar, Makassar harus melepas daerah yang dikuasainya seta mengakui
Aru Palaka sebagai Raja Bone. Setelah Sultan Hasanuddin turun tahta pada tahun 1669,
Mapasomba putranya berusaha menggantikan kepemimpinan ayahnya dan meneruskan perjuangan
perjuangan ayahnya melewan Belanda. Pasukan Kerajaan Makassar akhirnya bisa dipukul mundur
oleh Belanda dan jalur perdagangan di kuasai oleh Belanda.
7. KESULTANAN TERNATE (1257-SEKARANG) DAN KESULTANA TIDORE (1322-XVIII)
Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di sebelah barat Pulau Halmahera, Maluku Utara.
Wilayah kekuasaan kedua kerajaan ini meliputi Kepulauan Maluku dan sebagian Papua.
Tanah Maluku yang kaya akan rempah-rempah menjadikannya terkenal di dunia Internasional
dengan sebutan Spice Island. Pada abad ke 12 M, Permintaan akan cengkeh dan Pala dari
negara Eropa meningkat pesat. Hal ini menyebabkan dibukannya perkebunan di daerah Pulau
Buru, Seram dan Ambon. Dengan adanya kepentingan atas penguasa perdagangan terjadilah
persekutuan daerah antara kerajaan. Persekutuan-persekutuan tersebut adalah Uli Lima
(Persekutuan Lima). Yaitu persekutuan antara lima saudara yang dipimpin oleh Ternate (yang
meliputi Obi, Bacan, Seram dan Ambon, serta Uli Siwa (persekutuan Sembilan) yaitu
persekutuan antara sembilan bersaudara yang wilayahnya meliputi Pulau Tidore, Makyan,
Jahilolo atau Halmahera dan pulau-pulau di daerah itu sampai Papua. Antara kedua
persekutuan tersebut telah terjadi persaingan yang sangat tajam. Hal ini terjadi setelah para
pedagang Eropa datang ke Maluku. Pada tahun 1512, bangsa Portugis datang ke Ternate,
sedangkan tahun 1521 bansa Spanyol datang ke Tidore. Setelah 10 tahun berada di
Kerajaan Ternate, bangsa Portugis mendirikan Benteng yang diberi nama Sao Paolo. Menurut
Portugis, benteng tersebut berguna untuk melindungi Ternate dari Kerajaan Tidore. Namun hal
tersebut hanyalah taktik Portugis agar mereka dapat tetap berdagang dan menguasai Ternate.
Pembangunan Benteng Soa Paolo mendapat perlawanan dan salah seorang yang menantang
kehadiran kekuasaan militer Portugis tersebut yaitu Sultan Hairun. Beliau berkuasa di kerajaan
Ternate sejak tahun 1559. Sultan tidak ingin perekonomian dan pemerintahan kerajaan di
kuasai oleh bangsa lain dan pendirian benteng tersebut dianggap menunjukkan niat buruk
Portugis atas Ternate. Ketidaksetujuan Sultan Hairun terhadap Portugis tidak berbentuk
kekerasan, sebaliknya Sultan Haitun bersedia berunding dengan Portugis di Benteng Sao
Paolo. Ternyata niat baik Sultan Hairun dimanfaatkan Portugis untuk menahannya di benteng
tersebut. Keesokan harinya Sultan Hairun telah terbunuh hal ini terjadi pada tahun 1570.
Wafatnya Sultan Hairun menyebabkan kebencian rakyat Maluku semakin besar. Sultan
Baabullah yang menjadi Raja Ternate berikutnya dan memimpin perang melawan Portugis.
Usaha ini menampakkan hasil pada tahun 1575, setelah Portugis berhasil dipukul mundur dan
pergi meninggalkan bentengnya di Ternate. Bangsa Portugis bergerak ke Selatan dan
Menaklukan Timor pada tahun 1578. Sultan Baabullah kemudian memperluas kekuasaannya
hingga Maluku, Sulawesi, Papua, Mindano dan Bima. Keberhasilan pemerintahannya
membuat Sultan Baabullah mendapat julukan Tuan dari Tujuh Pulau Dua Pulau.

Anda mungkin juga menyukai