PASANG SURUT
WORLDTIDE
Oleh :
TIM ASISTEN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Gambar 23. Tide Analysis Residual Periodogram hubungan antara frekuensi dan energy pasut
Gambar 24. Tide Analysis selama 29 Hari dalam hitungan Julian day 2013 bulan Maret.
4.1.2. Tides Prediction
Gambar 25. Tides Prediction hubungan antara Tinggi muka air dengan most frequencies dalam
total waktu.
Gambar 26. Prediksi pasang surut dalam satu bulan Maret 2013 penuh.
Gambar 27. Grafik M (Month) Maret tahun 2013
4.2. Pembahasan
Gambar 33. Perbandingan komponen pasang surut antara metode Admiralty dengan World Tide
Simbol-simbol komponen sebagai konstanta pasang surut ini mewakili
sekelompok komponen penting yang dapat menggambarkan bagaiman keadaan suatu
perairan berkaitan dengan air tinggi tertinggi, rendah terendah dan sebagainya yang
berkaitan dengan naik turunnya muka air laut suatu perairan. Lima konstituen pertama
adalah yang menjadi komponen utama yang menentukan jenis pasang ataupun surut pada
suatu daerah titik pengamatan. Jika amplitudo untuk M2 , S2 , dan N2 lebih besar
dibandingkan dengan amplitudo untuk K1 dan O1 kemngkinan besar pasang di wilayah
ini akan menjadi tipe semidiurnal (Jacobs,2000). Jika K1 dan O1 beramplitudo besar
dibandingkan dengan komponen yang lain , maka pasang akan menjadi tipe diurnal (satu
tinggi dan satu surut setiap hari ). Sedangkan tipe pasang surut yang berasal dari
perbedaan amplitudo adalah antara konstituen utama bagi pasang surut itu sendiri , siklus
dalam rentang atau range pasang surut (perbedaan ketinggian antara pasang tinggi dan
rendah berturut-turut ) akan sangat bergantung pada perbedaan dalam kecepatan fasenya
.
Siklus musim semi perbani misalnya , adalah terjadi karena perbedaan kecepatan
antara M2 dan S2 . S2 akan menyelesaikan setiap 360 ° siklus sedikit lebih cepat dari M2.
S2 Mampu meyelesaikan dalam 30 ° dari siklus itu dalam satu jam sementara M2 hanya
selesai sebesar 28,984. Pada tingkat itu, S2 akan lebih cepat dari M2 dalam siklus penuh
360 ° yaitu terdiri dari siklus - musim semi - perbani siklus – untuk setiap 14 hari dan ¾
( dua siklus setiap 29 ½ hari , bulan lunar ) . Sebagai gelombang M2 terus tertinggal
gelombang. Akan terjadi pasang surut musim semi ketika M2 dan S2 berada dalam fase
yang sama sehingga kedua puncak gelombang pada saat yang sama adalah sama besar
sehingga menyebabkan pasang surut dalam rentang yang sama besar.
Pasang perbani terjadi ketika M2 dan S2 adalah keluar dari satu fase dan
cenderung melebihi cepat masing-masing satu sama lain sehingga menyebebkan dan
mengurangi kisaran pasang surut. Ada kalanya terjadi pasang maksimum dimana M2,S2
dan N2 dalam satu fase, Hal ini mengakibatkan apa yang disebut pasang perigean - musim
semi kisaran maksimal yang terjadi beberapa kali dalam setahun . Karena air pasang pada
waktu tertentu adalah hasil dari intervensi sejumlah gelombang yang, sehingga selalu ada
banyak variasi. kita tidak bisa mengharapkan satu pasang purnama terlihat persis seperti
yang lain. Empat konstituen pasang-surut yang terakhir di atas disebut pasang di perairan
dangkal. Saat pasang memasuki perairan di mana rentang pasang surut tidak lagi
signifikan dibandingkan dengan kedalaman sehingga menjalani transformasi yang
menghasilkan gelombang tambahan yang disebut overtides. frekuensi (kecepatan ) dari
overtides selalu merupakan kelipatan dari frekuensi fundamental - frekuensi gelombang
induk yang mengalami transformasi .
Selain overtides, pasang lain yang disebut pasang surut senyawa juga muncul di
air perairan dangkal. Gelombang ini ( misalnya MS4 ) hasil dari interaksi air dangkal dari
dua komponen gelombang induknya (M2 dan S2 ) . Ada banyak perairan dangkal yang
konstituen pasang-surut nya merekonstruksi asimetri pasang surut dan in terlihat di
sebagian besar lokasi di dunia. Sehingga perbedaan antara metode admiralty dan metode
world tide bukan merupakan satu kesatuan yang hatus identic. Terlihat dari tabel yang
disediakan diatas,terdapat perbedaan yang signifikan dan cukup besar terjadi antara
metode admiralty dengan metode world tide. Nilai yang cenderung besar terdapat dalam
perhitungan metode admiralty walaupun selisihnya tidak terpaut begitu jauh. Ada
hubungan yang significan antara nilai yang dihasilkan antara metode admiralty dengan
metode world tide.
Untuk komponen pasang surutnya tidak mengalami perbedaan yang terlalu besar,
namun perbedaan yang terpaut jauh adalah pada fasa perhitungan nya, nilai fasa pada
metode world tide lebih besar dibandingkan dengan metode admiralty. Untuk nilai
Formzahl,MSL,LLWL,HHWL cukup mendekati nilai yang sama yaitu masing masing
adalah sebagai berikut : MSL pada metode admiralty adalah sebesar 74.99861371629 dan
pada metode World Tide adalah sebesar 89.5516; untuk nilai LLWL adalah pada metode
admiralty sebesar 20.3111117941567 dan dengan metode World Tide 26.59008; untuk
nilai HHWL nya adala pada Metode Admiralty sebesar 101.6176 sedangkan pada metode
World Tide sebesar 87.40092 dan untuk nilai Formzahl nya adalah pada metode admiralty
bernilai 2.1946 dan dengan metode World Tide adalah sebesar 4.7049. Untuk nilai
Formzahl dan komponen konstanta pasut hingga nilai MSL,HHWL,LLWL tidak terpaut
terlalu jauh, secara keseluruhan signifikansi keduanya adalah 80% dan hanya terjadi
perbedaan yang cukup besar pada penentuan fasa saja. Terjadinya perbedaan pada
penentuan fasa ini bisa disebabkan oleh human error, karena pada meode admitralty
sangat dibutuhkan perhatian khusus dan ketelitian tingkat tinggi karena perhitungannya
sangat rumit dan berbelit-belit. Semakin sulit perhitungan suatu metode maka peluang
untuk terjadinya kesalahan adalah sangat besar, sedangkan dengan metode world tide kita
hanya diminta untuk menjalankan aplikasi world tide dalam Bahasa program MATLAB
dan pada metode admiralty kita diminta untuk menghitung dengan excel yang cukup
rumit. Namun jika user memiliki ketelitian yang lebih baik lagi maka signifikansi hasil
dari kedua metode ini bisa mendekati angka yang relative sama.
Dari data yang saya dapatkan dengan memprediksi pasang surut melalui aplikasi world
tide, didapatkan data dalam tabel sebagai berikut melalui kalkulasi pasang surut dalam buku
(Jacobs,2000) :
Nilai dari t sebagai fungsi waktu diukur dalam jam , dan f keluar di kaki(ft).
Variabel-variabel numerik H, a \ phi adalah masing-masing sebagai fungsi amplitudo ,
kecepatan dan fase konstituen. Kecepatan diberikan dalam derajat / jam ,dan fase dalam
derajat (jadi ini adalah fungsi cosinus yang dimasukan hingga bernilai derajat ).
Hanya 6 argumen yang diperlukan untuk pasang Luni - solar. Luni adalah
bulan dan solar adalah matahari, Variabel dasar yang dipilih oleh Doodson adalah =
14,49205 (periode 24 jam 50 menit ) untuk waktu lunar.
Gerakan orbital bulan membutuhkan 3 variabel tambahan yaitu untuk waktu lunar=
0.544902 ( periode 27,321 hari ) s didefinisikan sebagai posisi Bulan pada orbitnya . Hal
ini sesuai dengan variasi deklinasi of the Moon ( tropic bulan ) sebesar = 0,00464 ( periode
8,847 tahun ) terkait dengan revolusi lunar perigee berarti sama dengan ( Periode 18,613
tahun ) sesuai dengan revolusi retrograde dari node lunar. Sebagai waktu matahari dan
bulan rata-rata adalah ( t et ) terkait dengan sidereal waktu t.
Berdasarkan grafik yang muncul pada peramalan pasang surut untuk tahun
2021, terlihat bahawa percent of total time tertinggi dalam grafik horizontal Height above
LAT adalah berkisar antara 0.2-0.3 meter dengan persen kemungkinan muncul kurang dari
10% dari total waktu peramalan, artinya angka ini masih cukup kecil kemungkinan untuk
benar-benar terjadi LAT(lowest) penambahan pasang terendah sebesar 0.2-0.3 meter dari
biasanya di perairan pantai Semarang.
Untuk grafik peramalan harian, akan terjadi pasang tertinggi yaitu pada
pukul 7.36 yaitu dengan kenaikan muka air laut sebesar 0.94 meter dan kemudian
mengalami penurunan muka air laut lagi hingga pukul 15.00 dengan tinggi muka air
sebesar 0.34 lalu naik lagi sedikit hingga maksimal pada pukul 18.10 dengan tinggi muka
air laut berkisar antara 0.3 meter-.4 meter dan kembali mengalami penurunan muka air
hingga mencapai batas rendah terendahnya bernilai sebesar 0.2-0.3 meter dan ini
merupakan surut terendah di hari pertama bulan Maret tahun 2021 tepatnya hari Jum’at.
Di hari kedua terjadi perubahan waktu pasang yang dimulai lebih lama dibandingkan hari
pertama. Pada hari kedua, tinggi muka air laut masih sama yaitu dengan nilai sebesar 0.97
meter namun pasang tertinggi tersebut dimulai lebih lama/telat yang dimuali pukul 8.12
dan ini telat sebesar 1 jam 24 menit dari seharusnya.
Pada minggu pertama terjadi pasang maksimum yatu menyenth 0.95 dan
menalami surut pada bulan 3/2. Hal yang sama juga terjadi pada bulan 3/3. Sejak minggu
pertama 3/1 hingga ¾ terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dan kemudian setelah itu
3/5 minggu hingga 3/7 hanya satu kali pasang dan satu kali surut dan surut terendah
ditutup pada hari terakhir di minggu pertama berkisar 0.2 meter. Kemudian di hari
pertama di minggu kedua di bulan yang sama, nilai pasang semakin mengecil namun
angka surutnya air laut semakin rendah dan rendah lagi di 3/9 bulan. Hingga di 3/11 bulan
dan kemudian menanjak lagi di 3/12 bulan hingga nilai pasang tertinggi di minggu ini
terjadi pada hari terakhir di 3/15 bulan. Pada minggu ketiga kurang variatif dan relative
sama dengan minggu kedua, namun menariknya setelah memuncak di 3/16 bulan hingga
3/20 bulan justru terjadi satu kali pasang maksimum yaitu pada 0.9 meter dan terjadi dua
kali surut dengan angka berkisar 0.3 meter dan 0.4 hal ini bisa disebabkan oleh pengaruh
gaya Tarik bulan yang semakin besar di belahan bumi yang lain sehingga surut terjadi dua
kali sedangkan pasang nya hanya sekali di minggu ketiga ini.
Dan kemudian kembali normal lagi hingga 3/23 bulan dengan satu kali
pasang dan satu kali surut. Pada minggu keempat sangat fluktuatif dimana pasang terenda
sangat terendah sebagai sisa diakhir minggu ketiga tai dan kemudian naik drastis di 3/26
bulan dan terus naik hingga di 3/31 akhir bulan dengan kenaikan maksimum terjadi pada
3/29 bulan dengan tinggi puncaknya berkisar 0.96 meter dan masih stabil hingga minggu
terakhir dan terjadi dua kali pasang dan dua kali suut walaupun jarak antara pasnag dan
surut yang kedua kalinya bisa dikatakan terpaut sangat jauh. Hal ini bisa terjadi karena
mungkin saja sedang terjadi bulan baru/bulan mati sehingga terjadi gaya tarik yang sangat
besar terjadi pada minggu keempat ini.
Dan pada tanggal mendekati minggu ketiga terlihat jelas pada bulan Maret
2021, posisi Kota Semarang tepat menghadap bulan dan sedan terjadi bulan
purnama hingga muncullah pasang purnama atau spring tide yang sesuai dengan
data awala bahwa terjadi muka air tertinggi sebesar 0.96 meter.
Gambar 34b. Bulan muncul di Malam tanggal 20 Maret 2021.
Selama terjadi bulan penuh atau bulan baru yang terjadi ketika Bumi,
matahari , dan bulan hampir dalam rentang yang sama atau sejajar. Hal ini terjadi
dua kali setiap bulan. Bulan tampak baru ( gelap ) ketika itu langsung antara Bumi
dan matahari. Bulan muncul penuh ketika bumi berada di antara bulan dan
matahari. Dalam kasus kasus ini, tarikan gravitasi matahari tambah dan juga
gravitasi bulan pada bumi pun akan bertambah sehingga menyebabkan lautan akan
naik lebih banyak dari biasanya . Ini berarti bahwa air pasang sedikit lebih tinggi
dan terjadi pasang surut yang sedikit lebih rendah daripada rata-rata.
Hal ini disebut pasang surut musim semi. Tujuh hari setelah pasang ini ,
matahari dan bulan berada pada sudut 90 derajat . Ketika ini terjadi , naiknya muka
air laut yang disebabkan oleh gravitas matahari sebagian lagi membatalkan
naiknya muka air laut yang disebabkan oleh gravitasi bulan . Ini menghasilkan
pasang moderat yang dikenal sebagai pasang perbani dan pasang perbani ini
nilainya/ angkanya adalah kecil dibanding pasang purnama/spring tide karena
terjadi gravitasi yang saling meniadakan antara bulan dan matahari,yang berarti
bahwa gelombang tinggi yang sedikit lebih rendah dan pasang surut yang sedikit
lebih tinggi daripada rata-rata .
Pasang perbani terjadi selama kuartal pertama dan ketiga tiap bulan saat
bulan akan muncul setengah penuh. Pada hari pertama di bulan maret tanggal 1
Maret 2021 terlihat bahwa terjadi kenaikan muka air laut dan turun drastic di
pertengahan bulan dan di minggu ketiga naik lagi yaitu tepatnya di tanggal 26-29
Maret 2021 dan kemudian turun lagi di akhir bulan dan kemungkinan naik lagi di
awal bulan April seperti yang dialami di awal bulan Maret yang mungkin saja
merupakan imbas daris urut terendah di akhir bulan februari.
Masalah utama untuk prediksi pasang surut adalah bahwa pasang surut
Bumi yang sangat tergantung oleh gravitasi bulan yang terkadang tidak stabil yang
memodifikasi distribusi parameter pasang surut pada permukaan bumi .
Gelombang laut menghasilkan daya tarik langsung karena massa air yang bergerak
, lentur kerak dan perubahan tambahan dari potensi akibat redistribusi massa juga
tidak kalah mempengaruhinya.
Jika kita ingin memprediksi pasang surut haruslah ada evaluasi dengan
mempertimbangkan parameter-parameter yang salah satunya disebut sebagai
vektor beban L ( L , ) , dimana mencirikan perbedaan fasa antara efek
samudera sebuah Bumi pasang vektor untuk setiap gelombang. Hal ini juga
memungkinkan untuk menghitung parameter setara pasang m , m yang akan
diperkenalkan dalam program prediksi pasang surut : A m ( m.Atheo , m ) =
R ( R , 0 ) + L ( L , ). Peramalan dengan MATLAB ini cukup sempurna untuk
memprediksi pasang surut dalam jangka waktu yang cukup lama dengan aplikasi
World Tide.
4.2.3. Overlay Grafik Metode Admiralty dan Metode World Tide (Terlampir)
Pada kedua metode yang jelas berbeda ini tentunya terdaapt perbedaan pula pada
pola grafiknya. Pola grafik didasarkan pada elevasi tiap muka air laut dalam rentang
waktu tertentu. Hasil yang ditampilkan terlihat berbeda hanya karena metode yang
digunakan adalah berbeda, berbeda system dan perhitungan serta analisanya. Perbedaan
tersebut tidak terpaut jauh dan masih bisa ditoleransi, hanya saja perbedaan yang besar
adalah pada nilai fase Metode World Tide dan nilai Komponen utama pasut pada Metode
admiralty. Kemungkinan yang menyebabakan hal tersebut terjadi adalah ada metode
admiralty karena dengan perhitungan excel yang harus sangat teliti sangat memungkinkan
untuk terjadinya human error karena kelaalaian dan kelelahan.
Karena pola kedua grafik perbedaannya tidak telalu ekstream sehingga grafik yang
terbentuk masih dapat diterima dan menunjukkan fluktuasi muka air laut dalam rentang
yang telah ditentukan, karena rentang data yang ada antara metode admiralty dan world
tide tidaklah diharuskan sama.
LAMPIRAN