Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan TPS 3 R Kelapa Gading berlokasi di Jalan


Infeksi Kali Sunter RW 05 Kelurahan kelapa gading Barat Kecamatan Kelapagading
di Kota Administrasi Jakarta Utara merupakan salah satu upaya dalam
merealisasikan pemenuhan fasilitas / prasarana khususnya dilingkungan untuk
memenuhi kebutuhan gedung pada umumnya. Pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas
akan terlaksanakan sebagaimana diharapkan yang dibuktikan dengan akan upaya
Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara . Untuk
kesinambungan upaya yang telah dilaksanakan perlu adanya tindak lanjut pelaksanaan
pembangunan menuju sasaran optimal yang ingin dicapai. Dalam pelaksanaan
kegiatan Perencanaan Pembangunan TPS 3 R Kelapa Gading berlokasi di Jalan
Infeksi Kali Sunter RW 05 Kelurahan kelapa gading Barat Kecamatan Kelapagading
di Kota Administrasi Jakarta Utara tersebut diatas tentunya diharapkan hasil yang
optimal melalui mekanisme kerja yang terpadu. Keterlibatan pihak lain / public
merupakan satu kesatuan tata kerja dari berbagai pihak yang terkait, diantara pihak
pemerintah Daerah / kuasa pengguna Anggaran , Instansi Teknik , Pemakai sarana
/prasarana dan public jasa seperti jasa Konsultan Perencana gedung yang secara
bersama sama merupakan satu system terpadu yang saling menunjang.

Program Perencanaan Pembangunan TPS 3 R Kelapa Gading berlokasi di Jalan


Infeksi Kali Sunter RW 05 Kelurahan kelapa gading Barat Kecamatan Kelapagading
di Kota Administrasi Jakarta Utara adalah salah satu program pengembangan di
Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara . Dengan adanya
untuk memenuhi kebutuhan yang akan untuk menunjang fasilitas dan prasarana
khusus untuk peningkatan mutu di bidangnya. Oleh karena itu Perencanaan
Pembangunan TPS 3 R Kelapa Gading berlokasi di Jalan Infeksi Kali Sunter RW 05
Kelurahan kelapa gading Barat Kecamatan Kelapagading di Kota Administrasi

29
Laporan Akhir
Jakarta Utara ini perlu dilakukan dan dikerjakan dengan perhitungan yang tepat
sesuai dengan fungsinya, sehingga kualitas bangunan dapat dipertanggungjawabkan
dan dilaksanan dengan efektif.

Keinginan untuk mewujudkan hal tersebut di atas dilakukan oleh Suku Dinas
Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara dengan mengadakan kegiatan
Perencanaan Pembangunan TPS 3 R Kelapa Gading berlokasi di Jalan Infeksi Kali
Sunter RW 05 Kelurahan kelapa gading Barat Kecamatan Kelapagading di Kota
Administrasi Jakarta Utara ,Pembangunan desain sebagai untuk Peningkatan
Parasarana dan sarana serta fasilitas Penunjang lainya di Naungi Oleh Suku Dinas
Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara .

29
Laporan Akhir
BAB II

PENDEKATAN TERHADAP KERANGKA


ACUAN KERJA

2.1 Maksud dan Tujuan.

Kerangka Acuan kerja yang dimaksudkan dan bertujuan sebagai pedoman dan
petunjuk dalam melaksanakan tugas yang harus diperhatikan dan diinterprestasikan
konsultan perencana, antara lain tata cara pengambilan data, kriteria dan proses.

2.2 Pemahaman Tugas Perencanaan

Pekerjaan perencanaan dimaksudkan untuk membantu pihak pemberi tugas /


Owner dalam mengelola pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Pembangunan TPS 3 R
Kelapa Gading berlokasi di Jalan Infeksi Kali Sunter RW 05 Kelurahan kelapa
gading Barat Kecamatan Kelapagading di Kota Administrasi Jakarta Utara.

Pekerjaan yang dimaksud harus tetap sesuai serta mengacu pada ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemberi tugas / Owner, dalam hal ini adalah
Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara , khususnya dalam
segi waktu dan kualitas hasil pekerjaan perencanaan, penggunaan bahan/ material
untuk pelaksanaan dan biaya pelaksanaan, sehingga dapat diiperoleh hasil yang
optimal, baik dari sisi teknis maupun administrasi poryek.

29
Laporan Akhir
BAB III

DATA HASIL SURVEY LOKASI

Setelah tahap persiapan pelaksanaan selesai konsultan perencanaan mengadakan


survey lokasi yang hasilnya sebagai pedoman dalam pengembangan perencanaan sebagai
berikut :

Situasi dan kondisi

Pelaksanaan Pembangunan TPS 3 R Kelapa Gading berlokasi di Jalan Infeksi Kali


Sunter RW 05 Kelurahan kelapa gading Barat Kecamatan Kelapagading di Kota
Administrasi Jakarta Utara Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara .
Dengan desain pembuatan serta Fasilitas-fasilitas penunjang lainya yang baru sesuai dengan
kebutuhan nantinya yang memiliki aspek keamanan, keselamatan dan kenyamanan, Dengan
demikian sangatlah memerlukan perbaikan—perbaikan baik sarana maupun prasaranannya.

Untuk itu perlu di ciptakan/di bangunya fasilitas-fasilitas yang diperlukan, antara lain:

- Fasilitas Keamanan

- Fasilitas Pengelolaan

- Fasilitas Pelayanan dan Kordinasi di bidang pelayanan

- Fasilitas Kenyamanan bagi konsumen

- Fasilitas Kesehatan

- Fasilitas penunjang Lainnya yang sesuai dengan kebutuhan dilapangan

29
Laporan Akhir
BAB IV

METODILOGI PENDEKATAN
PERENCANAAN

Untuk menunjang agar sistem, prosedur dan mekanisme kerja yang telah dibuat dapat
berjalan dengan lancar, dan dapat dipertangung jawabkan , maka perlu kiranya perancangan
dan perencanaan didasari oleh metode pendekatan yang optimal baik segi teknis maupun
lingkungan sosial dimana bangunan tersebut berada.

4.1 Metodilogi

4.1.1 Metode Pelaksanaan

a. Persiapan

Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan yang terkait program kerja (tahapan


kegiatan dan jadwal), penyusunan instrument pendataan dan survey), bahan dan alat
serta penyiapan tenaga yang akan dilibatkan. Perangkat survey dan observasi yang
dibutuhkan sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari tim teknis.

b. Koordinasi dan konsultasi

Pelaksana kegiatan secara aktif melakukan koordinasi dengan tim teknis dan instansi
teknis terkait sehingga dapat dicapai keluaran yang memadai, dengan demikian
dimungkinkan pula untuk melakukan konsultasi dengan asosiasi profesi terkait dan
instansi pemerintah setempat atau instansi lain.

c. Pengumpulan data

1. Melakukan pemrosesan data kuantitatif dan kualitatif yang terdapat pada area
perencanaan

2. Melakukan evaluasi dan analisis terhadap hasil survey dan observasi.

29
Laporan Akhir
4.1.2 Metode Pengumpulan Data

Kegiatan Perencanaan Pembangunan TPS 3 R Kelapa Gading berlokasi di Jalan


Infeksi Kali Sunter RW 05 Kelurahan kelapa gading Barat Kecamatan Kelapagading di Kota
Administrasi Jakarta Utara ini menggunakan metode studi literatur, survey lapangan dan
indepth interview. Secara konkret metode pengumpulan data tersebut dijabarkan sebagai
berikut:

1. Studi literatur

Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk pengkayaan data dan informasi untuk
mendukung kelengkapan sumber data dan informasi untuk kedalaman analisis.
Kegiatan pengumpulan data sekunder tersebut antara lain mencakup:

a. Mencari literatur (artikel, buku dan laporan riset mengenai isu, statistik, program,
strategi dan kebijakan tentang pengembangan Pengelolahan Sampah Dimestik
pada umumnya);

b. Mencari referensi dan acuan perancangan berupa kebijakan dan peraturan


Pemerintah Daerah setempat mengenai peraturan daerah/perijinan bangunan,
keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan ;

c. Mencari data di internet mengenai isu, statistik, program, strategi dan kebijakan
tentang pengembangan Pengelolahan Sampah Dimestik . E-Survey yang
dilakukan melalui internet dan mesin pengelolahan sampah yang akan dipakai
sesuai dengan kebutuhan dan tonasi untuk mendapatkan data sekunder yang dapat
mendukung akurasi data dan analisis dan juga dilakukan untuk mendapatkan data
yang akan digunakan sebagai ‘Benchmarking’.

2. Survey Lapangan

a. Sasaran Survei Obyek Fisik

Ditinjau secara fisik lingkungan, sasaran yang akan dicapai pada tahap survei ini
antara lain adalah ukuran yang sesuai dengan tapak, luas lahan, kondisi eksisting,
dan batas-batas site terpilih untuk Perencanaan Pembangunan TPS 3 R Kelapa
Gading berlokasi di Jalan Infeksi Kali Sunter RW 05 Kelurahan kelapa gading
Barat Kecamatan Kelapagading di Kota Administrasi Jakarta Utara dan aspek

29
Laporan Akhir
terkait lainnya termasuk bangunan yang sudah terbangun di sekitarnya, bangunan/
fasilitas yang tersedia, serta infrastruktur yang mendukung.

b. Sasaran Survei Obyek Non Fisik

Untuk survei secara non fisik sasarannya adalah survei struktur organisasi
manajemen Gedung/Bangunan, kebutuhan ruang, program ruang, jenis peralatan/
perlengkapan yang diperlukan dan keinginan dari pihak user serta keinginan
tentang utilitas bangunan yang diperlukan untuk perumusan konsep Perencanaan
Pembangunan TPS 3 R Kelapa Gading berlokasi di Jalan Infeksi Kali Sunter RW
05 Kelurahan kelapa gading Barat Kecamatan Kelapagading di Kota Administrasi
Jakarta Utara serta aspek terkait lainnya.

3. Indepth Interview

Indepth interview akan dilakukan dalam bentuk wawancara secara mendalam dengan
tokoh-tokoh atau pelaku kunci yang terkait dengan isu/permasalahan Perencanaan
Pembangunan TPS 3 R Kelapa Gading berlokasi di Jalan Infeksi Kali Sunter RW 05
Kelurahan kelapa gading Barat Kecamatan Kelapagading di Kota Administrasi
Jakarta Utara serta aspek terkait lainnya. Sasaran indepth interview tersebut
mencakup antara lain: pengelola Pengelolahan Sampah Dimestiksebagai pelaku di
lokasi eksisting terkait peraturan mengenai gedung dan bangunan, pihak-pihak dari
Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara selaku pemilik.

4.1.3 Metode Analisis

Metode analisis bertujuan menemukenali secara tepat potensi dan permasalahan,


untuk kemudian mengantisipasi peluang dan tantangan yang akan muncul secara
multidisiplin, yang akan memberikan dukungan bagi perumusan konsep dan arahan
perencanaan.

Pendekatan analisis mencakup sisi makro, sisi mezo dan sisi mikro. Pendekatan
makro memandang lingkup perencanaan sebagai simpul dalam suatu wilayah luas, dalam
hubungan regional dan kawasan lain di sekelilingnya.

Sementara pendekatan mezo memandang lingkup Perencanaan Pembangunan TPS 3


R Kelapa Gading berlokasi di Jalan Infeksi Kali Sunter RW 05 Kelurahan kelapa gading
Barat Kecamatan Kelapagading di Kota Administrasi Jakarta Utara serta aspek terkait

29
Laporan Akhir
lainnya sebagai suatu wilayah yang mempunyai kemampuan tumbuh dan berkembang sesuai
dengan potensi yang dikandungnya.

Sedangkan pendekatan mikro memandang lingkup Perencanaan Pembangunan TPS 3


R Kelapa Gading berlokasi di Jalan Infeksi Kali Sunter RW 05 Kelurahan kelapa gading
Barat Kecamatan Kelapagading di Kota Administrasi Jakarta Utara dan aspek terkait
lainnya sebagai suatu kesatuan fasilitas kesehatan secara lebih detil serta menggambarkan
secara teknis bagian-bagian tersebut .

Adapun teknik yang dipergunakan disesuaikan dengan aspek yang akan dibahas serta
kepentingannya, yang antara lain bersifat :

1. Deskriptif

Untuk menganalisis lingkup wilayah perencanaan dengan uraian-uraian, penjelasan,


pengertian, yang sifatnya cenderung kualitatif.

2. Ekstrapolatif

Untuk menganalisis keadaan pada saat ini dan masa mendatang dengan menggunakan
proyeksi, berdasarkan perkembangan dan kecenderungan dari komponen analisis
yang sifatnya lebih terukur.

3. Asumtif

Untuk memberikan anggapan atas kondisi yang berlaku maupun yang diperkirakan
akan berlangsung di kemudian hari.

4. Normatif

Dipergunakan untuk analisis yang menyangkut keadaan, yang seharusnya mengikuti


kaidah-kaidah tertentu, misalnya ketentuan KDB, KLB, KDH, perijinan, dll.

5. Spasial

Untuk menganalisis gejala-gejala yang sifatnya meruang, perkembangan tata ruang,


penyebab dan interaksinya.

29
Laporan Akhir
4.2 Pendekatan

4.2.1 Persyaratan Teknis Bangunan Gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Persyaratan Teknis Bangunan Gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengikuti


ketentuan yang diatur dalam peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung untuk
lokasi yang bersangkutan yang meliputi aspek :

1. Persyaratan tata bangunan dan lingkungan

a. Peruntukan lokasi

b. Koefisien Dasar Bangunan

c. Koefisien Lantai Bangunan

d. Ketinggian bangunan

e. Ketinggian langit-langit

f. Dimensi kebutuhan mesin pencach sampah, mesin pengelolah sampah

g. Berat mesin Pengelolahan sampah yang akan dipakai

h. Jumlah Kebutuhan Mesin pengelolah sampah yang akan di pakai

i. Jarak antar blok/massa bangunan

Jarak antar blok/massa bangunan harus mempertimbangkan hal-hal seperti:

1) Keselamatan terhadap bahaya kebakaran;

2) Kesehatan termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan;

3) Kenyamanan;

4) Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan.

j. Koefisien daerah hijau (KDH)

Untuk bangunan gedung yang mempunyai KDB kurang dari 40%, harus
mempunyai KDH minimum sebesar 15%.

29
Laporan Akhir
k. Wujud arsitektur

Wujud arsitektur bangunan gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus


memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) mencerminkan fungsi sebagai bangunan gedung Pemerintah Provinsi DKI


Jakarta;

2) seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungan-nya;

3) indah namun tidak berlebihan;

4) efisien dalam penggunaan sumber daya baik dalam pemanfaatan maupun


dalam pemeliharaannya;

5) mempertimbangkan nilai sosial budaya setempat dalam menerapkan


perkembangan arsitektur dan rekayasa; dan

6) mempertimbangkan kaidah pelestarian bangunan baik dari segi sejarah


maupun langgam arsitekturnya.

i. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Bangunan

Bangunan gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus dilengkapi dengan


prasarana dan sarana bangunan yang memadai. Prasarana dan sarana bangunan
yang harus ada pada bangunan gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, seperti:

1) Sarana parkir kendaraan;

2) Sarana untuk Manufer armada sampah

3) Sarana tempat Mesin Pengelolahan sampah;

4) Sarana penyediaan air minum;

5) Sarana drainase, limbah, dan sampah;

6) Sarana ruang terbuka hijau;

7) Sarana hidran kebakaran halaman;

8) Sarana pencahayaan halaman;

29
Laporan Akhir
9) Sarana jalan masuk dan keluar;

10) Penyediaan fasilitas ruang ibadah, ruang ganti, ruang bayi/ibu, toilet & toilet
disabilitas, dan fasilitas komunikasi dan informasi.

2. Perencanaan Teknis

a. Tahap Konsepsi Perencanaan Teknis meliputi antara lain:

1. Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi lapangan;

2. Menyusun program kerja yang akan digunakan sebagai dasar revisi


perencanaan teknis yang didasarkan kepada KAK;

3. Konsultansi dengan Owner Kegiatan tersebut.

b. Tahap Penyusunan Perencanaan Teknis meliputi antara lain:

1. Membuat rencana tapak;

2. Membuat pra rencana;

3. Membuat perkiraan rencana biaya;

c. Tahap Penyusunan Rencana/Rancangan Teknis Pelaksanaan meliputi:

1. Membuat konsepsi perencanaan / perancangan teknis secara keseluruhan


ditinjau dari keselarasan sistem yang terkandung di dalamnya;

2. Membuat penjelasan secara garis besar bahan–bahan bangunan yang akan


dipakai;

3. Membuat perkiraan biaya pelaksanaan pembangunan;

d. Tahap Pembuatan Dikumen Pelaksanaan meliputi, antara lain :

1. Membuat uraian detail mengenai rencana arsitektur, rencana tata letak ruang
penunjang/perlengkengapan;

2. Membuat dikumen persyaratan administrasi;

29
Laporan Akhir
3. Membuat dikumen persyaratan umum;

4. Membuat dikumen spesifikasi teknis;

5. Membuat dikumen spesifikasi khusus;

6. Membuat gambar detail pelaksanaan;

7. Membuat rincian volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya.

e. Tahap Pemilihan Penyedia Jasa meliputi, antara lain:

1. Memberikan penjelasan mengenai pekerjaan yang akan dilelangkan pada saat


penjelasan (Aanwijzing);

2. Membantu Panitia Lelang dalam melakukan evaluasi penawaran;

3. Melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi pelelangan ulang.

f. Tahap pengawasan berkala sekurang-kurangnya sekali untuk setiap dua minggu


meliputi, antara lain:

1. Memeriksa pekerjaan di lapangan;

2. Memberikan Persetujuan material;

3. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama


masa pelaksanaan

3. Spesifikasi Teknis

1. Bentuk Bangunan

Yang menjadi dasar pertimbangan utama untuk mendesain rehabilitasi bangunan


yang sesuai, antara lain:

a. Kondisi bangunan yang sudah tidak representative untuk digunakan

b. Kegiatan dan fungsi (terkandung) di dalamnya yaitu Konsep Form Follow


Function;

29
Laporan Akhir
c. Kegiatan sesuai butir-butir dari kriteria azas perencanaan, yaitu: Asas
Hubungan, Asas Sederhana, Asas Analitis, Asas Fleksibel, Asas
Keseimbangan, Asas Pemenfaatan;

2. Material Bahan Bangunan

Sesuai karakter bangunan yang akan dimanfaatkan, direncanakan pemakaian


material/bahan bangunan baik untuk struktur ataupun untuk finishing, dengan
ketentuan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Mudah dalam perawatan;

b. “Life Time” tahan lama;

c. Memenuhi ketentuan dan azas perencanaan serta ketentuan-ketentuan yang


berlaku

3. Konsepsi Elektrikal/Pencahayaan dan Sirkulasi Udara

a. Penghawaan/Sirkulasi Udara,

Pengaturan penghawaan ruangan dipandang penting dengan pertimbangan :

- Sirkulasi udara yang lebih penting, dengan suhu udara sejuk maka
diupayakan menggunakan sistem penghawaan alami/ventilasi dengan
pengaturan pembukaan seperlunya dan direncanakan dengan tinggi ceiling
(langit-langit) yang maksimal agar membantu sirkulasi penambahan udara.

4. Persyaratan Fungsi

1. Persyaratan peruntukan dan intensitas.

a. Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan dan tata


ruang dan tata bangunan yang ditetapkan oleh Instansi Teknis dan
ketentuan yang berlaku.

b. Menjamin bangunan gedung dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya,


Menjamin keselamatan pengguna bangunan gedung, masyarakat dan
lingkungannya.

29
Laporan Akhir
2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan.

a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan


karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah
sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya.

b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan adanya


keseimbangan dan keselarasan bangunan dengan lingkungannya (Konsep
Green Bulding ).

c. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak


menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungannya.

3. Persyaratan ketahanan terhadap Kebakaran.

a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban


yang timbul akibat perilaku alam dan manusia pada saat terjadi kebakaran.

b. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa


sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran sehingga :

i. Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman;

ii. Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi


untuk memadamkan api dan cukup tersedianya hydran dan
kelengkapanya untuk terhubung pada saat terjadi kebakaran;

iii. Dapat menghindari kerusakan pada property lainnya.

5. Kriteria Khusus

Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus


spesifik berkaitan Perencanaan yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi
maupun dari segi teknis lainnya yaitu :

1. Lokasi

Pertimbangan terhadap kondisi lokasi penting untuk tata letak, fungsi dan
keserasian bangunan dengan bangunan yang sudah ada.

29
Laporan Akhir
2. Konstruksi

a. Beban struktur diperhitungkan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan


teknis yang berlaku;

b. Kondisi alam menjadi perhatian penuh pada sistem konstruksi


bangunan, misalnya ketinggian bangunan, perhitungan angin dan lain-lain.

3. Pengadaan Barang

Spesifikasi barang yang sesuai dan telah direkomendasi oleh Suku Dinas
Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara.

a. Aksesibilitas dan fasilitas bagi penyandang cacat dan yang berkebutuhan


khusus

1) Bangunan gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berfungsi


untuk pelayanan umum harus dilengkapi dengan fasilitas yang
memberikan kemudahan bagi penyandang cacat dan yang
berkebutuhan khusus antara lain lansia, ibu hamil dan menyusui,
seperti rambu dan marka, parkir, ram, tangga, lif, kamar mandi dan
peturasan, wastafel, jalur pemandu, telepon, dan ruang ibu dan anak;

2) Ketentuan lebih lanjut mengenai aksesibilitas bagi penyandang cacat


dan yang berkebutuhan khusus mengikuti ketentuan dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Teknis Aksesibilitas dan Fasilitas pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.

4.2.2 Persyaratan Sarana Penyelamatan

Setiap bangunan gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus dilengkapi dengan
sarana penyelamatan dari bencana atau keadaan darurat, serta harus memenuhi persyaratan
standar sarana penyelamatan bangunan sesuai SNI yang dipersyaratkan. Spesifikasi teknis
sarana penyelamatan bangunan gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meliputi ketentuan-
ketentuan:

29
Laporan Akhir
A. Tangga Darurat

1. Setiap bangunan gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bertingkat lebih
dari 3 lantai, harus mempunyai tangga darurat/penyelamatan minimal 2 buah
dengan jarak maksimum 45 m (bila menggunakan sprinkler jarak bisa 1,5 kali);

2. Tangga darurat/penyelamatan harus dilengkapi dengan pintu tahan api, minimum


2 jam, dengan arah pembukaan ke tangga dan dapat menutup secara otomatis dan
dilengkapi fan untuk memberi tekanan positif. Pintu harus dilengkapi dengan
lampu dan petunjuk KELUAR atau EXIT yang menyala saat listrik/PLN mati.
Lampu exit dipasok dari bateri UPS terpusat;

3. Tangga darurat/penyelamatan yang terletak di dalam bangunan harus dipisahkan


dari ruang-ruang lain dengan pintu tahan api dan bebas asap, pencapaian mudah,
serta jarak pencapaian maksimum 45 m dan min 9 m;

4. Lebar tangga darurat/penyelamatan minimum adalah 1,20 m;

5. Tangga darurat/penyelamatan tidak boleh berbentuk tangga melingkar vertikal,


exit pada lantai dasar langsung kearah luar;

6. Ketentuan lebih lanjut tentang tangga darurat /penyelamatan mengikuti ketentuan-


ketentuan yang diatur dalam standar teknis.

B. Pintu darurat

1. Setiap bangunan gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bertingkat lebih
dari 3 lantai harus dilengkapi dengan pintu darurat minimal 2 buah;

2. Lebar pintu darurat minimum 100 cm, membuka ke arah tangga penyelamatan,
kecuali pada lantai dasar membuka kearah luar (halaman);

3. Jarak pintu darurat maksimum dalam radius/jarak capai 25 meter dari setiap titik
posisi orang dalam satu blok bangunan gedung;

4. Ketentuan lebih lanjut tentang pintu darurat mengikuti ketentuan-ketentuan yang


diatur dalam standar yang dipersyaratkan.

29
Laporan Akhir
C. Pencahayaan darurat dan tanda penunjuk arah EXIT

1. Setiap bangunan gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pelayanan dan
kepentingan umum seperti: kantor, pasar, rumah sakit, rumah Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta bertingkat (rumah susun), asrama, sekolah, dan tempat
ibadah harus dilengkapi dengan pencahayaan darurat dan tanda penunjuk arah
KELUAR/EXIT yang menyala saat keadaan darurat;

2. Tanda KELUAR/EXIT atau panah penunjuk arah harus ditempatkan pada


persimpangan koridir, jalan ke luar menuju ruang tangga darurat, balkon atau
teras, dan pintu menuju tangga darurat;

3. Ketentuan lebih lanjut tentang pencahayaan darurat dan tanda penunjuk arah
KELUAR/EXIT yang lebih rinci harus mengikuti standar dan pedoman teknis.

D. Koridir/selasar

1. Lebar koridir bersih minimum 1,80 m;

2. Jarak setiap titik dalam koridir ke pintu darurat atau arah keluar yang terdekat
tidak boleh lebih dari 25 m;

3. Koridir harus dilengkapi dengan tanda-tanda penunjuk yang menunjukkan arah ke


pintu darurat atau arah keluar;

4. Panjang gang buntu maximum 15 m apabila dilengkapi dengan sprinkler dan 9 m


tanpa sprinkler.

E. Sistem Peringatan Bahaya

1. Setiap bangunan gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pelayanan dan
kepentingan umum seperti: kantor, pasar, rumah sakit, rumah Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta bertingkat (rumah susun), asrama, sekolah, dan tempat ibadah harus
dilengkapi dengan sistem komunikasi internal dan sistem peringatan bahaya;

2. Sistem peringatan bahaya dan komunikasi internal tersebut mengacu pada


ketentuan SNI yang dipersyaratkan.

29
Laporan Akhir
F. Fasilitas Penyelamatan

Setiap lantai bangunan gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus diberi fasilitas
penyelamatan berupa meja yang cukup kuat, sarana evakuasi yang memadai sebagai
fasilitas perlindungan saat terjadi bencana mengacu pada ketentuan SNI yang
dipersyaratkan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang


Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
Pengelolahan Sampah Domestik termasuk dalam Klasifikasi Bangunan Sederhana.

No URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS KETERANGAN

A. Persyaratan Tata
Bangunan & Lingkungan

1 Jarak Antar Bangunan minimal 3 m. Berdasarkan pertimbangan

2 Ketinggian bangunan maksimum 2 lantai


keselamatan, kesehatan,
3 Ketinggian langit-langit, min. 2,80 m
dan kenyamanan, serta
Ketinggian Mesin Min. 4,5 m
ketentuan dalam
Pengelolahan Sampah

4 Wujud Arsitektur sesuai fungsi & kaidah Peraturan Daerah


arsitektur sederhana
setempat tentang
5 Pagar Halaman Menggunakan bahan dinding
batu bata/ bataco (1/2 batu), Bangunan atau Rencana
besi, baja , kayu, dan bahan Tata Ruang Wilayah
lainnya yang disesuaikan
Kabupaten/Kota, atau
dengan rancangan wujud
arsitektur bangunan Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan untuk

lokasi yang bersangkutan.

6 Kelengkapan sarana & Dihitung berdasarkan

29
Laporan Akhir
No URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS KETERANGAN

prasarana lingkungan kebutuhan sesuai fungsi

- Parkir kendaraan minimal 1 parkir kendaraan bangunan dan


untuk 60 m2 luas bangunan
SNI/ketentuan yang
gedung
berlaku.
- Aksesibilitas tersedia sarana aksesibilitas
bagi penyandang cacat

- Drainase tersedia drainase sesuai SNI


yang berlaku

- Pembuangan sampah tersedia tempat pembuangan


sampah sementara

- Pembuangan limbah tersedia sarana pengolahan


limbah, khususnya untuk
limbah berbahaya

- Penerangan halaman tersedia penerangan halaman

B Persyaratan Bahan
Bangunan

1 Bahan Penutup Lantai keramik, Floor Hardener, Diupayakan


tegel PC
menggunakan bahan
2 Bahan dinding luar Bata ringan, bata merah
diplester dan dicat, kaca bangunan setempat/

3 Bahan dinding dalam bata, batako diplester dan produksi dalam negeri,

dicat, kaca, partisi kayu lapis termasuk bahan bangunan


4 Bahan Penutup Plafond kayu-lapis dicat sebagai

5 Bahan Penutup Atap Spandek bagian dari sistem


6 Bahan Kosen dan Daun kayu dicat/aluminium, Plat
pabrikasi komponen.
Pintu/ Jendela besi di cat
Apabila bahan tersebut sukar
diperoleh atau harganya tidak
sesuai, dapat diganti dengan

29
Laporan Akhir
No URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS KETERANGAN

bahan lain yang sederajat tanpa


mengurangi persyaratan fungsi
dan mutu dengan pengesahan
Instansi Teknis Setempat.

C Persyaratan Struktur
Bangunan

1 Pondasi batu belah, Pondasi Pancang Khusus untuk daerah


Kotak 25x25 cm, beton-
gempa, harus direncanakan
bertulang K-250
sebagai
2 Struktur Lantai (khusus beton bertulang K-250, baja
untuk bangunan gedung berat struktur bangunan tahan gempa

bertingkat)

3 Kolom beton bertulang K-250, baja


WF dan H-beam,

4 Balok beton bertulang K-250, baja


WF,

5 Rangka Atap Kontruksi Rangka Baja berat

6 Kemiringan Atap Atap Spandek min. 30°, sirap


min.22.5°, seng min 15°

D Persyaratan Utilitas dan


Prasarana dan Sarana
dalam bangunan

1 Air bersih PAM, sumur pantek

2 Saluran air hujan talang, saluran lingkungan

3 Pembuangan Air Kotor bak penampung

4 Pembuangan kotoran bak penampung

5 Bak SeptikTank & Biotek sesuai kebutuhan


resapan

29
Laporan Akhir
No URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS KETERANGAN

6 Sarana Pengamanan Mengkuti ketentuan dalam


terhadap Kep. Meneg. PU No.
10/KPTS/2000 dan Standar
Bahaya Kebakaran
Nasional Indinesia (SNI)
yang berlaku.

7 Sumber daya listrik PLN, generator (penggunaan


daya listrik harus
memperhatikan prinsip hemat
energy)

8 Penerangan 100-215 lux/m2, dihitung penerangan alam dan buatan


berdasarkan kebutuhan &
fungsi bangunan/fungsi ruang
serta SNI yang berlaku

9 Tata Udara 6-10% bukaan atau dengan dihitung sesuai SNI yang
tata udara buatan (AC) berlaku

10 Sarana transportasi tidak disyaratkan dihitung sesuai kebutuhan dan


vertikal fungsi bangunan

11 Aksesibilitas bagi Sesuai ketentuan dalam


penayndang cacat Per.Men. PU No.
30/KPTS/2006, minimal ramp
untuk bangunan klasifikasi
sederhana

12 Telepon sesuai kebutuhan

13 Penangkal petir penangkal petir lokal

E Persyaratan Sarana
Penyelamatan

1 Tangga Penyelamatan lebar min.=1, 20m dan bukan jarak antar tangga maksimum
(khusus untuk yang tangga putar 45 m (bila menggunakan
bertingkat) sprinkler jarak bisa 1,5 kali)

29
Laporan Akhir
No URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS KETERANGAN

2 Tanda Penunjuk Arah jelas, dasar putih huruf hijau


Keluar

3 Pintu lebar min.=0,90 m, satu ruang


minimal 2 pintu dan
membuka keluar

4 Koridir/selasar lebar min.=1,80 m

BAB V

PENTAHAPAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN PERENCANAAN

Tahapan Pelaksanaan pekerjaan perencanaan yang akan di lakukan oleh konsultan


terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan Perencanaan

a. Pengumpulan Data Perencanaa

Konsultan mempersiapkan data – data yang relevan dan cukup mendukung ,yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan suatu perencanaan antara lain :

29
Laporan Akhir
- Data Teknis Bangunan Existing

Data Teknis Bangunan existing didapat dari hasil survey lapangan/peninjauan


lokasi ,mengenai data teknis bangunan yang ada,membuat data kondisi
bangunan /struktur/utilitas (listrik,dan lain-lain) ,pengecekan dan konsultasi
terhadap kondisi bangunan.

b. Analisa data

Sebelum dimulai membuat Perencanaan Pembangunan TPS 3 R Kelapa Gading


berlokasi di Jalan Infeksi Kali Sunter RW 05 Kelurahan kelapa gading Barat
Kecamatan Kelapagading di Kota Administrasi Jakarta Utara , konsultan secara
maksimal akan memahami dan menganalisa semua data yang mendukung
perencanaan sehingga akan diperoleh :

- Rumusan alternatif bangunan,penataan tempat

- Penentuan jenis kegiatan, aktifitas, mobilitas, ukuran, spesifikasi dan mutu


bahan.

2. Tahap Penyusunan Konsep Perencanaan

Konsep perencanaan merupakan hasil analisa data dan inteprestasi secara garis besar
terhadap kerangka acuan kerja (KAK), Kebijakan dan petunjuk dari pemberi tugas,
serta pemahaman mengenai Perencanaan Pembangunan TPS 3 R Kelapa Gading
berlokasi di Jalan Infeksi Kali Sunter RW 05 Kelurahan kelapa gading Barat
Kecamatan Kelapagading di Kota Administrasi Jakarta Utara ,penataan dan lain
sebagainya.

a. Pendekatan perencanaan

Dalam melaksanakan tugas ini, konsultan tetap memperhatikan azas-azas


perencanaan yang meliputi antara lain :

1. Perencanaan dibuat dengan prinsip-prinsip tanpa meninggalkan fungsi dan


efisiensi

29
Laporan Akhir
2. Kreatifitas disain lebih ditekankan pada tercapainya kesesuaian antara fungsi
teknis, dengan menggunakan bentuk minimalis,.

b. Penggunaan bahan

Perencanaan menggunakan bahan – bahan yang mudah diperoleh dengan kualitas


bahan terbaik

3. Tahap penggambaran Pra - Rencana

a. Denah situasi

Denah situasi adalah gambar seluruh unit bangunan dan bangunan lainya termasuk
perletakan dan kelengkapannya.

- Denah bangunan dan perletakan serta perlengkapannya

- Gambar dan detail teknis

b. Rencana anggaran biaya Pra Rencana

Rencana anggaran biaya berdasarkan harga pasar/kondisi setempat dengan


mempertimbangkan alokasi dana yang tersedia, membuat perhitungan biaya
berikut analisa biaya.

Rencana anggaran biaya merupakan estimasi biaya secara rinci untuk keseluruhan.

c. Rencana kerja dan syarat-syarat

Rencana kerja dan syarat-syarat yang akan disusun konsultan meliputi:

- Ruang lingkup pekerjaan yang menjelaskan dan menguraikan mengenai batas-


batas pekerjaan yang harus diselesaikan

- Uraian teknis sistem dan pelaksanaan pekerjaan yang menjelaskan cara


penataan letak dan tempat pekerjaan tersebut, memperhatikan kondisi

29
Laporan Akhir
setempat, seperti estetika agar keterbatasan tempat dan lain-lainnya bisa di
optimalisasikan dalam pekerjaan.

- Uraian dan persyaratan teknis yang menjelaskan mengenai segi teknis


pelaksanaan serta bahan yang akan di gunakan

- Penyajian hasil perencanaan baik mengenai gambar-gambar kerja dan detail


maupun rencana kerja dan syarat-syarat harus dapat dengan mudah dibaca dan
dimengerti oleh teknis pelaksana,agar tidak terjadi kesalahan penafsiran.

4. Tahap pengembangan perencanaan

Pengembangan perencanaan merupakan proses lebih lanjut dari pra-rencana yang


telah disetujui,dan dapat memberikan hasil yang maksimal dalam perencanaan,harus
mencakup antara lain :

a. Pengembangan rencana anggaran biaya

- Pengembangan dari rencana anggaran biaya, dibuat menyeluruh dan final,


harus dipersiapkan untuk pelelangan yang sudah disesuaikan dengan besaran
dana dalam pagu anggaran.

- Pengembangan dari bill of quantity (BQ) diambil dari RAB final, harus
menampilkan uraian pekerjaan dan volume setiap bagian pekerjaan,
dipersiapkan sebagai bagian dikumen lelang.

b. Pengembangan rencana kerja dan syarat-syarat

Pengembangan RKS dilengkapi dan disempurnakan setiap


bagiannya,menguraikan persyaratan-persyaratan administrasi dan peraturan-
peraturan umum,serta penjelasan teknis dari hasil perencanaan,ruang lingkup
pekerjaan dan mengenai idak gambar-gambar kerja maupun detail-detail,serta
bahan yang akan digunakan,mudah dibaca dan dimengerti sehingga terjadi salah
penafsiran.

29
Laporan Akhir
BAB VI

HASIL PEKERJAAN PERENCANAAN

Hasil akhir dari pekerjaan perencanaan berupa dikumen pelelangan yang dipersiapkan
untuk dilaksanakan melalui tahap pelelangan yang diselenggarakan, antara lain :

1. Gambar kerja meliputi ;

a. Denah bangunan /situasi seluruh unit bangunan termasuk peletakan, dan lain
sebagainya, tertera secara lengkap dan jelas yang disertai ukuran satu dan
bangunan serta posisi bangunan yang satu dengan lainnya.

29
Laporan Akhir
b. Gambar rencana bangunan dan detail dari bangunan yang tertera secara lengkap
dan jelas, baik ukuran maupun bahan materialnya.

2. Rencana anggaran biaya (RAB) dan Bill Of Quantity (BQ) meliputi;

a. Rencana anggaran biaya (RAB) memuat diperhitungan analisa biaya dan


perhitungan biaya keseluruhan, mengacu kepada harga pasar yang berlaku saat ini,
dicantumkan secara jelas, terinci dan tepat, baik uraian pekerjaan, volume harga
satuan maupun penjumlahannya.

b. Bill of Quantity (BQ) menguraikan jenis dan volume pekerjaan , termasuk analisa
(tanpa nilai rupiah) yang di susun dalam buku tersendiri,diluar rencana anggaran
biaya (RAB).

3. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) meliputi;

a. Memuat uraian /penjelasan rencana kerja,persyaratan administrasi/umum dan


persyaratan teknis, spesifikasi dari mutu bahan yang akan dipakai, sistem
pelaksanaan pekerjaan,ruang lingkup/batas-batas pekerjaan

b. Disusun dan diuraikan dengan rinci , jelas tetapi mudah dibaca dan
dimengerti,untuk menghindari salah pengertian.

BAB VII

PENGAWASAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN

Pengawasan pelaksanaan pekerjaan termasuk juga kedalam bagian tugas konsultan


perencana, yang meliputi :

1. Pengawasan terhadap kesesuaian antara pelaksanaan dan perencanaan

2. Mengklarifikasi perbedaan yang terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan, yang


dituangkan dalam As Build Drawing

29
Laporan Akhir
3. Membantu persiapan rapat-rapat koordinasi di lapangan secara berkala, mencatat
semua permasalahan dan penyelesaiannya,dan dituangkan dalam risalah rapat
koordinasi

4. Membantu pelaksana dan pengawas dalam hal terjadinya permasalahan teknis


dilapangan.

BAB VIII

PELAPORAN HASIL PELAKSANAAN


PEKERJAAN

Untuk melengkapi seluruh hasil pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan membuat


laporan lengkap yang meliputi :

1. Laporan pra –rencana adalah hasil pekerjaan pada tahap pra-rencana, yaitu konsep-
konsep dan sketsa disain perencanaan, serta rencana anggaran biaya global.

29
Laporan Akhir
2. Laporan perencanaan adalah hasil pekerjaan pada tahap perencanaan, yaitu gambar-
gambar kerja, rencana anggaran biaya menyeluruh dan terinci, rencana kerja dan
syarat-syarat,rencana pelaksanaan dan lain sebagainya.

BAB IX

PENUTUP

Dengan disampaikannya laporan ini, konsultan perencana dapat memahami dan


menginterprestasikan dan mengidentifikasikan tugas yang diberikan secara benar, sehingga
dapat melangkah ke tahapan-tahapan.

Untuk itu konsultan perencana menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan
yang diberikan dan akan melaksanakan dengan sebaik-baiknya.

29
Laporan Akhir
LAMPIRAN GAMBAR

29
Laporan Akhir
29
Laporan Akhir

Anda mungkin juga menyukai