Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH ILMIAH

GLUKAGON DAN PENGATURAN GLUKOSA DARAH

Di susun oleh :

Nama : Annastasya Harnum SN

NPM : 10718916

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GUNADARMA
GLUKAGON DAN PENGATURAN GLUKOSA DARAH
Annastasya Harnum SN

A. GLUKAGON DAN FUNGSINYA


Glukagon merupakan hormon yang disekresikan oleh sel-sel alfa Pulau
Langerhans saat kadar glukosa darah turun. Glukagon memiliki fungsi yang bertentangan
dengan fungsi insulin. Salah satu fungsi glukagon, untuk meningkatkan kadar glukosa
dalam darah. Efek hormon glukagon bertentangangan dengan hormon insulin.
Seperti hormon insulin, hormon glukagon merupakan polipeptida besar. Hormon
ini mempunyai berat molekul 3845 dalton dan terdiri atas rantai yang tersusun oleh 29
asam amino. Dalam waktu ± 20 menit glukagon dapat meningkatkan konsentrasi glukosa
dalam darah sekitar 20 mg/100 ml darah atau sekitar 25%, sebab itulah glukagon juga
disebut sebagai hormon hiperglikemik.

B. EFEK GLUKAGON TERHADAP METABOLISME GLUKOSA


Efek utama glukagon terhadap metabolisme glukosa yaitu sebagai pemecahan
glikogen hati (glikogenolisis) dan juga untuk meningkatkan proses glukoneogenesis di
hati. Kedua efek ini menambah persediaan glukosa di organ-organ tubuh lainnya. Efek
dari glukagon adalah kemampuan untuk menimbulkan glikogenolisis di hati, yang dapat
meningkatkan konsentrasi glukosa dalam darah hanya dalam beberapa menit. Keadaan
ini disebabkan oleh beberapa peristiwa, yang diantaranya :
1. Glukagon mengaktifkan adenil siklase yang terdapat pada membran sel hepatosit
2. Kemudian menyebabkan terbentuknya adenosin monofosfat siklik
3. Mengaktifkan protein pengatur protein kinase
4. Mengaktifkan protein kinase
5. Mengaktifkan fosforilase β kinase
6. Mengubah β fosforilase menjadi α fosforilase
7. Meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa-1-fosfat
8. Selanjutnya mengalami defosforilasi danglukosa dilepaskan dari sel-sel hati.
Rangkaian peristiwa tersebut sangat penting karena deretan kejadian tersebut
merupakan salah satu peristiwa yang diteliti paling menyeluruh dari semua fungsi siklik
adenosine monofosfat sebagai caraka (massanger) kedua. Selain itu rangkaian peristiwa
ini juga menggambarkan suatu sistem yang beruntun dan jumlah setiap produk yang
dihasilkan berikutnya lebih banyak dari produk sebelumya. Oleh karena itu,
glikogenolisis mewakili suatu mekanisme penguat yang digunakan secara luas di selruh
tubuh.

Pada prakteknya pemberian infus glukagon selama ± 4 jam saja sudah dapat
menimbulkan proses glikogenolisis hati yang intensif sehingga seluruh glikogen yang
disimpan di hati akan terpecah semua.

C. PENGATURAN SEKRESI GLUKAGON


1. Peningkatan kadar gluosa darah menghambat sekresi glukagon
Konsentrasi glukosa dalam darah merupakan faktor pengatur sekresi glukagon
terkuat. Akan tetapi pengaruh konsentrasi glukosa dalam darah terhadap sekresi
glukagon jelas bertentangan dengan efek glukosa terhadap sekresi insulin.
2. Peningkatan asam amino darah merangsang sekresi glukagon
Tingginya aam amino, seperti yang terdapat didalam darah pada kondisi sesudah
makan khususnya asam amino alanine dan arginine, akan merangsang terjadinya
sekresi glukagon. Keadaan ini mirip dengan efek asam amino dalam merangsang
timbulnya sekresi insulin. Jadi pada kasus ini, respon glukagon dan respon insulin
tidaklah bertentangan satu sama lain. Manfaatnya yaitu glukagon akan memacu
konversi cepat asam amino menjadi glukosa sehingga akan lebih bnayak glukosa
tersedia untuk jaringan.
3. Aktivitas fisik merangsang sekresi glukagon
Pada aktivitas fisik yang melelahkan, konsentrasi glukagon dalam darah sering
kali meningkat sebanyak 4-5 kali lipat. Efek yang menguntungkan dari glukagon
adalah mencgah penurunan glukosa dalam darah. Salah satu faktor yang mungkin
dapat meningkatkan sekresi glukagon saat beraktivitas fisik adalah meningkatnya
kadar asam amino pada sirkulasi darah. Faktor lain seperti rangsang saraf otonom
pada pulau Langerhans dapat juga berperan.

D. PENTINGNYA PENGATURAN GLUKOSA DARAH


Selain sebagai sumber energi bagi tubuh, glukosa juga dibutuhkan oleh otak,
retina, epitel germinal gonad dalam jumlah yang cukup sebagai suplai jaringan secara
optimal sesuai dengan energy yang dibutuhkannya. Oleh karena itu, konsentrasi glukosa
darah harus dipertahankan pada kadar yang cukup tinggi untuk menyediakan nutrisi yang
penting.
Sebagian besar glukosa yang terbentuk melalui proses gluconeogenesis, selama
proses pencernaan digunakan untuk metabolisme di otak. Pankreas memang tidak
seharusnya menyekresi insulin selama waktu ini kalau tidak, persediaan glukosa yang
tidak cukup akan diangkut ke otot dan jaringan perifer yang lain, sehingga otak tidak
mempunyai sumber makanan lagi. Konsentrasi glukosa darah juga perlu dijaga agar tidak
meningkat terlalu tinggi, karena beberapa alasan sebagai berikut :
1. Glukosa dapat meningkatkan sebagian besar tekanan osmotic dalam cairan
ekstraselullar dan bila konsentrasi glukosa meningkat sangat berlebihan, maka dapat
mengakibatkan dehidrasi sel
2. Tingginya konsentrasi glukosa dalam pembuluh darah menyebabkan keluarnya
glukosa dalam urin
3. Hilangnya glukosa melalui urin juga menimbulkan diuresis osmotik oleh ginjal, yang
dapat mengurangi jumlah cairan tubuh dan elektrolit
4. Peningkatan jangka panjang glukosa darah dapat menyebabkan kerusakan pada
banyak jaringan, terutama pembuluh darah

Kerusakan vascular, akibat diabetes mellitus yang tidak terkontrol, akan berakibat
pada peningkatan resiko terkena serangan jantung, stroke, penyakit ginjal stadium akhir,
bahkan kebutaan.
E. KESIMPULAN
Pada orang normal, pengaturan besarnya konsentrasi glukosa darah sangat sempit,
biasanya antara 80-10mg/100ml darah pada orang yang sedang berpuasa yang diukur
pada waktu sebelum makan pagi. Konsentrasi ini meningkat menjadi ± 120-
140mg/100ml selama kira-kira satu jam setelah makan. Sebaliknya pada saat kelaparan,
fungsi glukoneogenesis dari hati menyediakan glukosa yang dibutuhkan untuk
mempertahankan kadar glukosa dalam darah pada saat kelaparan.
Mekanisme yang digunakan untuk mencapai pengaturan kadar glukosa dalam
darah salah satu nya terdapat di hepar. Hepar merupakan organ yang berfungsi sebagai
suatu sistem penyangga glukosa darah yang sangat penting. Artinya, saat glukosa darah
meningkat hingga konsentrasi yang tinggi (sesudah makan), dan kecepatan sekresi insulin
juga meningkat sebanyak dua pertiga dari seluruuh nilai glukosa yang diabsorpsi melakui
usus halus dalam waktu singkat, akan disimpan di hati dalam bentuk glikogen. Lala bila
dalam berikutnya konsentrasi glukosa darah dan kecepatan sekresi insulin berkuran,
maka hepar akan melepaskan kembali glukosa dalam darah. Bahkan, pada pasien
penyakit hati yang parah, hampir tidak mungkin untuk mempertahankan konsentrasi
glukosadarah dalam batas yang sempit ini.
Selain mekanisme yang terjadi pada hati, fungsi insulin dan glukagon sama
pentingnya dengan sistem pengatur umpan balik untuk mempertahankan konsentrasi
glukosa darah tetap dalam nilai normal. Bila konsentrasi glukosa darah meningkat sangat
tinggi, maka peningkatan sekresi insulin menyebabkan konsentrasi glukosa darah
kembali menurun ke nilai normalnya. Sebaliknya, penurunan kadar glukosa darah aka
merangsang sekresi glukagon, selanjutnya glukagon akan berfungsi secara berlawanan,
yaitu meningkatkan kadar glukosa agar kebali ke nilai normalnya. Pada sebagian besar
kondidi yang normal, mekanisme umpan balik insulin ini jauh lebih penting daripada
mekanisme glukagon, namun pada keadaan kelaparan.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A. C, Hall, J. E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC, 1022

Anda mungkin juga menyukai