Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PENGENDALIAN MUTU MAKANAN


“Pengamatan Susu UHT”

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Dharia Renate, MSC
DISUSUN OLEH
KELOMPOK B.1
AFRILIA NADILLA 2015 31 035
DEYANG SUTRA BRATA 2016 31 002
AFIFAH FADILA PUTRI 2016 31 016
SURYA AGUNG PRABOWO 2016 31 025
SELVIA RATNA DEWI 2016 31 029
RAMADHAN HAIRUL HUDA 2016 31 038
DIAN SAFITRI 2017 31 030
DESTRI ANGGINI 2017 31 031
MEGA ANIS SILVIA 2017 31 032
EKA NOVRIANTI 2017 31 033
YUNI ATIKA 2017 31 035
DELTA EKA PUTRI 2017 31 036
AISYAH AMINI 2 2017 31 037

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai  gizi tinggi karena
mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh manusia. Air susu merupakan air susu sapi yang
tidak dikurangi ataupun tidak ditambahkan sesuatu apapun yang diperoleh dari hasil pemerahan.
Komposisi air susu adalah air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, air susu dapat digunakan
baik dalam bentuk aslinya.
Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar susu (mammae) baik dari binatang
maupun dari seorang ibu. Air susu ibu dikenal dengan asi, sedangkan susu hewan atau susu
tiruan sebagai pengganti susu ibu disebut pasi (pengganti air susu ibu). Susu memiliki aroma
yang ringan dan umumnya dapat diterima orang-orang di wilayah perkotaan. Di pedesaan,
sebagian penduduk memang menolak untuk minum susu dengan alasan berbau amis dan tidak
biasa. Namun susu dengan nilai gizinya tinggi merupakan makanan penting bagi mereka yang
dalam keadaan sakit (beck, 1993).
Uji sensoris merupakan ilmu yang mempelajari identifikasi, pengukuran, analisis dan
interpretasi sifat sensoris atau atribut bahan pangan atau bahan lain yang diterima sensasinya
oleh indra penglihat, pencecap, pembau, peraba dan pendengar.
Ada tiga hal utama yang dibahas dalam uji sensoris ini yaitu pertama adalah proses
penginderaan yang menjelaskan mekanisme pencecapan (gestation), pembauan (olvaction),
penglihatan (vision) dan perabaan – persepsi tekstur, dimulai dari adanya rangsangan / stimuli
sampai timbulnya respon.
 Kedua menjelaskan bagaimana cara menilai sifat sensoris bahan pangan yaitu flavor
meliputi cecap, ketampaan mencakup warna, bentuk, ukuran dan cacat; serta sifat tekstural yang
mencakup sifat mekanis, geometris dan orientasi partikel. Ketiga adalah membahas analisis
secara sensoris yaitu pemilihan dan penggunaan tipe tipe pengujian disesuaikan dengan
tujuannya yaitu untuk penelitian, pengembangan produk, atau pengendalian mutu.
Di zaman kolonial dulu, susu adalah minuman yang hanya dikonsumsi oleh orang
belanda. Sehingga ada  yang mengatakan, kalau mau jadi orang yang berkuasa, minumlah susu.
Sementara itu di awal tahun 1950-an prof. Poorwo sudarmo mencetuskan empat sehat lima
sempurna yang menempatkan susu pada urutan terakhir. Orang awam pun akhirnya beranggapan
bahwa susunan hidangan kita menjadi tidak sempurna tanpa hidangan susu (Khomsan, 2004).
Susu adalah sekresi susu yang praktis bebas dari kolesterum yang diperoleh dari
pemerahan sempurna dari seekor sapi atau lebih. Susu tidak saja dihasilkan oleh ternak sapi
tetapi juga dihasilkan ternak kambing. Susu merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi 
karena mengandung hampir semua zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Susu merupakan bahan
pangan yang tersusun oleh lemak, protein, air, karbohidrat, mineral dan vitamin-vitamin dengan
nilai gizi yang tinggi dan seimbang. Didalam susu juga terdapat sejumlah mikroba, baik mikroba
yang patogen maupun mikroba non patogen.
Susu merupakan sumber protein, sumber energi sehingga dapat memberikan  kepada kita
kesehatan, maka dari itu minat beli masyarakat sangat tinggi walaupun harga susu kadang-
kadang naik tetapi tidak menyurutkan daya beli masyarakat terhadap produksi susu.
Susu merupakan hasil utama dari ternak selain daging dan telur yang sangat diminati oleh
masyarakat  dan susu sangat bermamfaat bagi kebutuhan manusia tetapi juga sangat dibutuhkan
oleh anak dari ternak itu sendiri, karena air susu yang pertama kali keluar dari induk
mengandung banyak sekali anty bodi atau pelindung tubuh anak agar tidak mudah terserang oleh
berbagai penyakit yang bisa menyebabkan ternak itu cacat atau mati.
Untuk mendapatkan susu sapi yang baik yang bermutu tinggi maka perlu dilakukan
beberapa langkah pertama pada waktu pemerahan harus mengetahui kapan ternakut siap untuk
diperah serta berapa lama pemerahan berlansung kemudian yang kedua pada waktu pemerahan
kita harus mengetahui kebersihan dari tempat pemerahan serta kebersihan dari ternak yang
diperah karena apabila ternak yang diperah tersebut tidak bersih akan mengganggu kualitas dari
air susu tersebut.
Air susu sangat diperlukan dalam produk pangan. Terutama dalam produk susu. Karena
air susu adalah bahan baku dari semua produk susu. Dipandang dari segi gizi, susu merupakan
makanan yang hampir sempurna, dimana susu mengandung protein, lemak, vitamin, mineral dan
laktosa (karbohidrat). Tidaklah sempurna suatu makanan tanpa adanya susu. Sesuai dengan
istilah pangan, “empat sehat lima sempurna”. Susu adalah suatu sekresi yang komposisinya
sangat berbeda dari komposisi darah yang merupakan asal susu. Misalnya lemak susu, kasein,
laktosa yang disintesa oleh alveoli dalam ambing, tidak terdapat di tempat lain mana pun dalam
tubuh sapi. Sejumlah besar darah mengalir melalui alveoli dalam pembuatan susu yaitu sekitar
50 kg darah dibutuhkan untuk menghasilkan 30 liter.
Di dalam air susu banyak sekali komponen-komponen penyusun diantaranya seperti
seperti laktosa, yang terdiri dari gabungan antara glukosa dan galaktosa. Air susu adalah salah
satu produk hasil pertanian yang mengandung nilai gizi yang cukup tinggi dan sangat luas
penggunaannya dalam bidang kehidupan. Susu merupakan larutan yang bersifat mudah larut
dalam air karena memiliki sifat hidrofil dan bila dilarutkan di dalam air yang memiliki suhu yang
cukup tinggi akan lebih cepat larut.
Susu dapat merupakan sumber penyakit bagi manusia apabila pengolahan terhadap susu
tersebut tidak higienis. Sehingga diperlukan uji-uji tertentu untuk mengetahui apakah susu
tersebut layak untuk dikonsumsi. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengetahui mutu dari
susu yaitu dengan uji mikrobiologi susu.

Pada dasarnya, pemberian makanan yang beragam amat dianjurkan. Karena, tidak ada satu
pun jenis makanan yang lengkap kandungan gizinya yang bisa memenuhi kebutuhan hidup
seseorang. Susu adalah makanan pertama yang dikenal seorang anak. Bila air susu ibu (asi)
sudah tidak keluar, naka sebagai gantinya adalah susu sapi atau susu formula. Seorang anak yang
minum susu berlebih berisiko mengalami kurang gizi. Anak yang mengkonsumsi susu berlebih,
perutnya kan merasa kenyang, sehingga ia menolak makanan yang lain. Untuk anak-anak,
konsumsi saja tidak akan mencukupi kebutuhan gizinya (Khomsan, 2004). Berdasarkan   teori -
teori   diatas,  untuk   mempelajari   lebih   rinci  lagi mengenai susu dan yang berkaitan dengan
susu maka dilakukan praktikum ini mengenai hal-hal yang berhubungan dengan susu, kandungan
yang ada dalam susu dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan panjang diatas maka, praktikum
organoleptik susu dalam hal warna, aroma, rasa, tekstur dan daya terima susu ini sangat
diperlukan.

1.2.     Tujuan
Untuk mengetahui mutu dari produk susu UHT dari Komposisi Susu Boneto, Dancow, Frisian
flag, Diamonds mil kdan Informasi Pada Kemasan Susu berbagai merek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Susu adalah suatu sekresi yang komposisinya sangat berbeda dari komposisi darah yang
merupakan asal susu. Misalnya lemak susu, casein, laktosa yang disintesa oleh alveoli dalam
kambing, tidak terdapat di tempat lain manapun dalam tubuh sapi (Muchtadi, dkk., 2010).
 Susu adalah makanan pertama yang dikenal seorang bayi lewat ASI. Masyarakat sudah
menganggap bahwa kualitas ASI lebih unggul daripada susu sapi, susu formula, dan susu bubuk.
Bahkan sekarang kita juga mulai mengenal susu non hewani, yang terbuat dari bahan baku
kedelai (Khomsan, 2004).
 Warna susu putih kebiru-biruan disebabkan oleh pemantulan cahaya oleh globula lemak
yang terdispersi, kalsium kaseinat, dan koloidal. Susu yang lemaknya telah dihilangkan atau
yang kadar lemaknya rendah warna kebiru-biruan lebih nampak. Warna karoten yang
menyebabkan warna kuning susu, pada hewan yang memproduksi yang berwarna kuning pada
susu juga mempunyai warna yang sangat tinggi dalam lemak. Lactochrome atau ribovlafin
terdapat pada larutan susu terlihat pada whey yang memperlihatkan warna kehijau-hijauan, pada
susu normal warna ini tertutup oleh unsur susu (Muchtadi, dkk., 2010).
Walaupun tanpa pemberian suatu apapun, rasa susu sedikit manis, dengan aroma agak
harum serta berbau susu. Bau khas susu akan hilang atau berkurang apabila susu dipanaskan atau
dibiarkan pada tempat yang kena udara. Di samping itu, susu merupakan dua lapisan yang dapat
dipisahakan yaitu kepala susu dan skim. Bagian paling atas dari susu adalah krim yang beratnya
lebih ringan dari skim dan krim akan tampak jelas pada susu yang baru diperah dan dibiarkan 20-
30 menit(Sirajuddin, dkk., 2012).
Dipandang dari segi gizi, susu merupakan bahan makanan yang hampir sempurna dan
merupakan makanan alamiah bagi binatang menyusui yang baru lahir, dimana susu merupakan
satu-satunya sumber makanan pemberi kehidupan segera sesudah kelahiran. Susu didefinisikan
sebagai sekresi dari kelenjar susu binatang yang menyusui anaknya (mamalia)  (Muchtadi, dkk.,
2010).
Susu mengandung bermacam-macam unsuredan sebagian besar terdiri dari zat makanan
yang juga diperlukan bagi pertumbuhan bakteri. Oleh karenanya pertumbuhan bakteri dalam
susu sangat cepat, pada suhu yang sesuai. Jenis-jenis Micrococcus dan Corybacterium sering
terdapat dalam susu yang baru diambil. Pencemaran berikutnya timbul dari sapi, alat-alat
pemerahan yang kurang bersih dan tempat-tempat penyimpanan yang kurang bersih, debu, udara,
lalat dan penanganan oleh manusia(Buckle, et. al., 1987).
Emulsi lemak yaitu globula pada susu dikelilingi globula yang mengandung glikoprotein,
lipid polar, sterol dan beberapa enzim termasuk xanthine oksida. Sayangnya akibat dengan
adanya membrane tersebut maka struktur dapat dengan mudah rusak pada saat ada tekanan dan
pendinginan (Robinson, 1987).
Kualitas mikrobial dalam susu segar sangat penting bagi penilaian dan produksi produk
susu yang berkualitas. Susu dapat disebut telah rusak apabila terdapat gangguan dalam tekstur,
warna, bau dan rasa pada kondisi dimana susu tersebut sudah tidak patut lagi dikonsumsi oleh
manusia. Kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme dalam makanan sering melibatkan
degradasi dari zat zat nutrisi seperti protein, karbohidrat dan lemak, baik oleh mikroorganisme
itu sendiri maupun enzim yang diproduksinya. Air susu mengandung tiga komponen
karakteristik yaitu: laktosa, kasein, dan lemak susu. Disamping mengandung bahan-bahan
lainnya misalnya air, mineral, vitamin, dan lainnya. Banyaknya tiap-tiap bahan didalam air susu
berbeda-beda tergantung spesies hewan; komposisi dipengaruhi oleh banyak sekali faktor genetic
dan lingkungan (Budi, 2006).
Susu segar yang akan diminum harus melalui pasteurisasi terlebih dahulu guna mencegah
penularan penyakit dan mencegah penularan penyakit dan mencegah kerusakan karena
mikroorganisme. Dalam proses pasteurisasi, susu dipanaskan pada suhu 65 oCelcius selama 30
menit. Laktosa adalah satu-satunya karbohidrat pada susu. Secara kimia sebuah molekul dari
laktosa diproduksi dari gabungan antara stu glukosa dan satu galaktosa sisa yang dihasilkan oleh
sebuah α-lactalbumin yang bergantung pada enzim. Galaktosa dalah derivat hampir sama seperti
glukosa tetapi bagian kecil yang bersal dari asetat dan gliserol (Mc Donald, et. al., 2002).
Pada dasarnya semua jenis mamalia termasuk manusia, mampu menghasilkan
susu melalui kelenjar mammae. Secara umum, susu mamalia ini dapat dikelompokkan menjadi 2
golongan yaitu susu kaya dan susu miskin. Yang dimaksud susu kaya adalah susu yang
mengandung kadar lemak dan protein tinggi, misalnya susu ikan paus, kelinci, dan anjing laut.
Sedangkan susu miskin adalah susu yang mengandung kadar lemak dan protein relatif lebih
rendah, misalnya susu sapi, kambing, domba, kuda, kerbau, dan manusia . Perbedaan komposisi
ini menunjukkan adanya perbedaan tahap perkembangan anak pada waktu kelahiran. Anak ikan
paus, kelinci dan anjing laut banyak membutuhkan protein dan lemak sesudah kelahirannya
untuk pertumbuhan dibandingkan anak sapi, kambing, atau domba (Muchtadi, dkk., 2010).
Susu yang diminum manusia berasal dari hewan menyusui, khususnya sapi atau kambing.
Semua jenis susu mempunyai komposisi yang saling menyerupai, tetapi proporsi kontituennya
berbeda-beda menurut spesies hewan yang mengahasilkan susu itu. Susu sapi merupakan jenis
susu segar yang lazim diminum di Indonesia (Beck, 1993).
Meskipun terdapat banyak jenis hewan yang dapat menghasilkan susu, hanya beberapa
hewan saja yang susunya dimanfaatkan untuk konsumsi manusia. Setelah susu manusia (ASI),
susu yang paling umum dikonsumsi manusia adalah susu sapi, kambing/domba  (Muchtadi, dkk.,
2010).
Lemak atau lipid terdapat di dalam susu dalam bentuk jutaan bola kecil yang bergaris
tengah antara 1-20 mikron dengan garis tengah rata-rata 3 mikron. Biasanya terdapat kira-kira
1.000 x 106 butiran lemak dalam setiap ml susu. Butiran-butiran ini mempunyai daerah
permukaan yang luas dan hal tersebut menyebabkan susu mudah dan cepat menyerap flavor
asing. Butiran-butiran ini mempertahankan keutuhannya, karena pertama tegangan permukaan
yang disebabkan oleh ukurannya yang kecil dan kedua karena adanya suatu lapisan tipis
(membran) yang membungkus butiran tersebut, yang terdiri dari protein dan fosfolipid.
Pembungkusan tipis ini mencegah butiran lemak untuk bergabung dan membentuk butiran yang
lebih besar. Kalau didiamkan, butiran-butiran lemak ini biasanya akan muncul ke permukaan
susu untuk membentuk lapisan/krim. Bila susu atau krim diaduk secara mekanis, lapisan tipis
sekeliling masing-masing butiran akan pecah, sehingga butiran-butiran itu sekarang dapat
bergabung membentuk masa lemak yang terpisah dari bagian susu yang lain.
Selain protein, vitamin A, zat warna karoten, enzim-enzim tertentu
seperti fosfatase, fosfolipid seperti resitin, dan sterol, kolesterol juta berada pada lapisan tipis
lemak susu. Kira-kira 98-99% dari lemak susu berbentuk trigliserida di mana tiga molekul asam
lemak diesterifikasikan terhadap gliserol. Monogliserida dan digliserida berisi satu atau dua asam
lemak yang dihubungkan pada gliserol dan jumlahnya di dalam susu, dapat mencapai kira-kira
0,5% digliserida dan 0,04% monogliserida (Buckle, dkk., 1985).
       Susu adalah salah satu dari beberapa makanan yang paling bergizi. Konstituen penting yang
diberikan (Beck, 1993):
1.    Protein, terutama kasein dan laktalbumin; protein susu memberikan asam amino esensial
dengan perbandingan yang sangat tepat bagi pembangunan jaringan tubuh.
2.    Hidrat arang, dalam bentuk laksota dan gula susu.
3.    Lemak, dalam bentuk teremulsi halus.
4.    Kalsium dan fosfor, dalam keadaan yang mudah diserap.
5.    Vitamin A, dalam jumlah yang banyak kalau sapi perahnya memakan pakan ternak hijau
yang kaya akan karoten.
6.    Vitamin B kompleks, khususnya riboflavin.
       Mineral susu mengandung potasium, kalsium, magnesium, klorida, fosfor, sulfur dalam
jumlah yang relatif besar. Besi, tembaga, aluminium, mangan kobalt dan yodium terdapat dalam
jumlah kecil. Silikon, boron, titanium, vanadium, rubidium, litium, strontium, terdapat dalam
jumlah yang sangat kecil. Unsur mineral membantu menaikkan suhu pada susu, sangat penting
hubungannya terhadap kestabilan susu terhadap panas (Muchtadi, dkk., 2010).
       Susu mengandung bermacam-macam unsur yang sebagian besar terdiri dari zat makanan
yang juga diperlukan bagi pertumbuhan bakteri. Oleh karenanya, pertumbuhan bakteri dalam
susu sangat cepat, pada suhu yang sesuai (Buckle, dkk., 1985).
       Sebagai bahan pangan, susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya sebagai satu
kesatuan, maupun dari bagian-bagiannya. Banyak sekali problem-problem yang dihadapi dalam
pengolahan, penyimpanan, dan penggunaan air susu. Problem-problem tersebut dapat
dipecahkan terutama bila kita mengetahui secara mendalam susunan kimianya dan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi perubahannya, mulai dari makanan sampai pada penanganan susu
tersebut. Berdasarkan hal tersebut di ini, perlu kiranya untuk mengetahui lebih mendalam tentang
susu mulai dari pemberian makanan, penanganan maupun komponen-komponen yang
terkandung di dalam susu, sehingga problema-problema tersebut dapat dipecahkan  (Muchtadi,
dkk., 2010). 
       Faktor yang mempengaruhi rasa dan bau susu abnormal antara lain yaitu  (Muchtadi, dkk.,
2010) :
1 Dari sapi itu sendiri, terganggunya fisik maka rasa yang tidak disukai akan ikut ke dalam susu.
2. Dari makanan yang diberikan, bau tersebut diserap oleh darah dan ikut masuk ke dalam susu.
3. Dari lingkungan akibat membiarkan susu di udara terbuka.
4. Dekomposisi unsur-unsur susu akibat pertumbuhan bakteri mikro organisme lainnya, misalnya
penguraian laktosa menjadi asam laktat yang menyebabkan bau asam.
5.    Dari benda-benda asing yang terdapat dalam susu seperti pemalsuan.
6.    Perubahan-perubahan kimiawi yang berhubungan erat dengan oksidasi.

Setelah pemerahan, susu akan mengalami perubahan fisik dan mikrobiologi, yang diikuti
dengan perubahan kimia (Muchtadi, dkk., 2010):
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari senin, tanggal 09 Desember 2019 pukul 09.30 s/d
selesai di Laboratorium Gizi STIKES Baiturrahim Jambi.

3.2 Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam uji organoleptik ini:

1. Alat
- Nampan

2. Bahan
- Susu boneto
- Dancow
- Frisian flag
- Diamonds milk

3 Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan
2. Amati komposisi pada setiap merek kemasan susu UHT
3. Amati informasi apa saja yang terdapat di kemasan UHT
4. Lakukan uji organoleptic dari rasa dari susu UHT
5. Catat hasil pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Komposisi
Mutu
air susu sukro Minyak Perisa Prisa Gula Pengel Bubuk Premik Coco zinc
Nama
sa nabati sintetik alami mulsi coklat vitamin voude
produk
nabati r
boneto       

dancow          

Frsian        
flag
Damond      
milk

4.1.2 Uji Organoleptik

Uji Organoleptik (Rasa)


Dancow Borneto Frisian Flag Diamond
No Panelis
1. Afrilia 4 4 4 4
2. Deyang - - - -
3. Wahyu 4 3 5 4
4. Afifah 4 4 4 4
5. Selvia 4 5 3 4
6. Ramadhan 4 3 5 4
7. Dian 4 3 5 4
8. Destri 4 4 4 4
9. Mega - - - -
10. Eka 4 4 5 3
11. Elva 4 4 3 4
12. Yuni 3 4 5 4
13. Delta 3 4 5 4
14 Aisyah 4 4 5 4
Rata-rata 4 4 4 4

Keterangan :
1. Sangat tidak suka
2. Tidak suka
3. Agak suka
4. Suka
5. Sangat suka

4.2 Pembahasan
Pada data Komposisi diatas dapat diketahui bahwa komposisi yang banyak
menggunakan komposisi terdapat pada susu merek borneto dan dancow. Sedangkan pada
mereksusu Frisian flag dan diamond memiliki komposisi susu sapi, gula, bubuk coklat,
penstabil nabati, perisa sintetik, premix vitamin, air, sukrosa, perisa alami, 2 mineral, bubuk
krim, dan pewarna alami.Pada informasi kemasan dari beberapa merek susu di ketahui bahwa
pada susu merek nestle dancow terdapat informasi komposisi, label halal, berat bersih,
diproduksi oleh PT Nestle Indonesia, Kejayaan, Exp date, informasi nilai gizi, BPOM,
kebutuhan energi perkemasan, dan terdapat nomor MUI. Pada susu merek diamond milk
terdapat informasi label halal, berat bersih, BPOM RI MD, diproduksi oleh PT Diamond
Cold Storage, Bekasi, komposisi, informasi nilai gizi, layanan konsumen, kode produksi, dan
Exp date. Pada susu merek Frisian flag terdapat informasi label halal, berat bersih, BPOM RI
MD, layanan konsumen, diproduksi oleh PT Frisian Flag Indonesia Jl. Raya Bogor,
kebutuhan energi perkemasan, komposisi, kode produksi, dan Exp date. Pada susu merek
borneto terdapat informasi berat bersih, komposisi, Exp date, diproduksi oleh PT. Sarana
Karya Utama Gresek, BPOM, informasi nilai gizi, layanan konsumsen, kode produksi dan
Exp date.
Dari masing-masing informasi yang terdapat pada kemasan merek susu di dapat
bahwa rata-rata informasi kemasannya sudah lengkap dan hampir sama terdapat semua
informasi kemasan dari mulai komposisi, label halal, exp date, BPOM, informasi nilai gizi,
laayanan konsumen, berat bersih, produksi, sampai ke kode produksi dari setiap kemasan.
Pada data uji organoleptic dari rasa dapat diketahui bahwa rata-rata uji organoleptic dari rasa
susu merek dancow rata-ratanya 4 yaitu suka. Pada susu merek borneto rata-ratanya 4 yaitu
suka. Pada susu merek Frisian flag rata-ratanya 4 yaitu suka dan susu merek diamond rata-
ratanya juga 4 yaitu suka. Jadi dapat disimpulkan bahwa susu merek dancow, borneto,
Frisian flag, dan diamond memiliki rata-rata yang sama yaitu 4 dimana angka 4 berati suka.
Sehingga seabnyak 14 panelis yang melakukan uji organoleptic rasa dari tingkat kesukaan
menyukai susu dari keempat merek tersebut.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Susu segar adalah susu yang berasal dari sapi, kerbau, kuda, kambing atau domba
yang sehat dan tidak tercampur kolostrum. Susu sapi mengandung bukan hanya kalsium, tapi
juga vitamin D, vitamin A, protein, riboflavin, vitamin B12 dan niasin. Untuk kandungan
kalori pada susu, tergantung dari jenisnya. Pada komposisi yang terdapat pada kemasan susu
yang diamati rata-rata memiliki komposisi yang sama serta merek susu yang memberikan
komposisi yang banyak terdapat pada susu merek dancow dan borneto. Pada informasi
kemasan susuberbagai merek rata-rata memiliki informasi kemasan yang sama dari mulai
komposisi, label halal, exp date, BPOM, informasi nilai gizi, laayanan konsumen, berat
bersih, produksi, sampai ke kode produksi dari setiap kemasan. Sedangkan pada uji
organoleptic dari rasa rata-rata semua merek susu yang diamati memilih angka 4 yaitu suka
dimana sebanyak 14 panelis melakukan uji organoleptic dari rasa yaitu menilai dari tingkat
kesukaan.

5.2 Saran
Berdasarkan pratikum ini kami menyarankan agar pratikum ini bukan hanya melihat
komposisi, informasi kemasan, dan uji organoleptic dari rasanya saja tetapi bisa di lakukan
uji organoleptic keseluruhan dari warna sampai ke tingkat kesukaan untuk melihat mutu dari
berbagai merek susu. Penulis juga meminta saran dan kritik dari pembaca agar penulis bisa
memperbaiki untuk laporan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Zakaria1, Y., dkk. 2013. Analisa Keasaman dan Total Bakteri Asam Laktat Yogurt Akibat
Bahan Baku dan Persentase Lactobacillus casei yang Berbeda.Agripet. 13 ( 2) : 31-
35.
Astawan, Made. 2007. Konsumsi susu UHT. Foods and Nutrition. http//emedik.web.id.

Navyanti, F., &Adriyani, R. 2015. Higiene Sanitasi, Kualitas Fisik dan Bakteriologi Susu Sapi
Segar Perusahaan Susu x di Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 8 (1) :36–47.

Anda mungkin juga menyukai