Oleh:
Teguh Hadi Wibowo, S.Hum., M.Pd
A. Latar Belakang
1
http://kbbi.web.id/dekat diakses pada tanggal 4 April 2017
2
Zulfi Mubarook, Sosiologi Agama, (Malang : UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 33
3
Husein Heriyanto, Nalar Saintifik Peradaban Islam, (Bandung : Mizan, 2011), hlm. 355
4
Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam , (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 64
5
J.S. Badudu, Pintar Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hlm. 17
2
suatu bidang studi atau mata pelajaran yang memberi arah dan corak kepada
metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
Terdapat beberapa istilah yang mempunyai arti hampir sama dan
menunjukkan tujuan yang sama dengan pendekatan, yakni theoretical
framework, conceptual framework, approach, perspective, point of view dan
paradigm. Semua istilah ini dapat diartikan sebagai cara memandang dan cara
menjelaskan sesuatu gejala atau peristiwa. Pengertian pendekatan memiliki
dua orientasi, pertama, dan masih terbagi dua, berarti “dipandang” atau
“dihampiri dengan”, dan “cara menghampiri” atau “memandang fenomena
(budaya dan sosial).” Kalau “dipandang dengan” pendekatan menjadi
paradigma sedangkan kalau “cara memandang” atau “menghampiri”,
pendekatan menjadi “perspektif” atau “sudut pandang”. Kedua, pendekatan
berarti “disiplin ilmu”.6
Pendapat lain mengatakan, Pendekatan adalah seperangkat asumsi
mengenai hakekat belajar mengajar bahasa. Sifatnya aksiomatik (filosofis).
Wina Sanjaya memaknai pendekatan (approach) sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran. pendekatan perujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang masih sangat umum. Dengan
kata lain, approach merupakan suatu keyakinan atau pandangan filosofis
tentang fitrah bahasa, maka pada hakekatnya merupakan praduga (asumsi)
yang secara teoritis dianggap kebenaran “umum yang tidak perlu dibuktikan
lagi meskipun kemungkinan timbul pembicaraan dalam hal meninjau
efektifitas dari suatu metode yang lahir sesuai approach.7
2. Pengertian Metode
Metode8 merupakan bentuk aplikasi dari sebuah pendekatan,
sedangkan pendekatan merupakan bentuk aplikasi dari sebuah strategi
pembelajaran.9
6
Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta; Academia dan Tazzafa, 2012), hlm.
182
7
Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm.13.
8
Metode adalah cara mengajar yang digunakan oleh pengajar dalam sebuah proses pembelajaran
bahasa agar tercipta tujuan yang ingin dicapai. Ketetapan seorang pengajar dalam sebuah metode akan
sangat menentukan keberhasilan pembelajaran tersebut. Lihat Saiful Mustofa, hlm. 13.
9
Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, (Malang: Uin-Maliki Press,
2011) hlm. 13.
3
Metode bisa diberi pengertian sebagai sistematika umum bagi
pemilihan, penyusunan, dan penyajian materi kebahasaan. Serta yang harus
diperhatikan dalam menentukan metode, hendaknya tidak terjadi benturan
antara metode dengan pendekatan yang menjadi dasarnya.
Metode dalam proses pembelajaran adalah cara mengajar yang
digunakan oleh pengajar dalam sebuah proses pembelajaran bahasa agar
tercipta tujuan yang ingin dicapai. Sehingga ketepatan seorang pengajar dalam
memilih sebuah metode akan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran
tersebut.10
3. Pengertian Strategi
Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani “strategia” yang berarti
ilmu perang atau panglima perang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus.11 Pengertian inilah yang tampaknya dapat dikaitkan dengan
pengertian strategi dalam pengajaran bahasa Arab.
Mintzberg dan Waters (1983) mengemukakan bahwa strategi adalah
pola umum tentang keputusan atau tindakan ( strategies are realized as
patterns in stream of decisions or actions). Hardy, Langley, dan Rose
mengemukakan strategy is perceived as a plan or set of explisit intention
preceeding and controling actions (strategi dipahami sebagai rencana atau
kehendak yang mendahului dan mengendalikan kegiatan).12
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa strategi
adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk
melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa
yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana
penunjang kegiatan.13
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh
pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses
pembelajaran, pemilihan dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan
10
Ibid.
11
Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008),
hlm. 1340
12
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3
13
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, ( Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011), hlm. 186
4
kondisi siswa, sumber belajar, kebutuhan siswa, dan karakter siswa dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran.14
Strategi pembelajaran juga dapat disebut teknik pengajaran atau
operasionalisasi dari metode, karena itu teknik pengajaran berupa rencana,
aturan-aturan, langkah-langkah serta sarana yang pada praktiknya akan
diperankan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas untuk mencapai
tujuan pembelajaran.15
14
Ibid, hlm. 9
15
Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab…, hlm. 8
5
D. Macam Macam pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Arab
16
Subur, Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (jurnal Insania, Vol. 11, No. 2,
Jan-Apr 2006, 164-175), hal. 2
6
2. Pendekatan Humanistik(Al-Madkhal Al-Insani)
Adalah sesuai dengan namanya sebuah pendekatan yang memberikan
perhatian kepada pembelajar sebagai manusia, tidak menganggap sebagai
benda yang merekam seperangkat pengetahuan. Pemebelajaran bahasa
menurut pendekatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antar manusia
dengan berbagai ragam budaya dan pengalaman. Maka langkah pertama untuk
merealisasikan tujuan hal itu adalah dengan memberikan kesempatan kepada
pembelajar yang berbeda budaya dan pengalamannya itu untuk berdialog
mengenai diri mereka.
Mengungkapkan perasaan mereka serta bergantian mengungkapkan
berbagai hal mengenai diri mereka. Proses ini bisa memenuhi kebutuhan
pembelajar untuk aktualisasi diri. Pendekatan ini tidak lebih didalamnya berisi
seperangkat pesan-pesan yang mendorong agar proses pembelajaran lebih
memberi perhatian pada siswa dan diberlakukan manusia (manusiakan siswa).
Pengikut pendekatan ini berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan ini
merupakan hal penting terkait tuntutan pikir mereka. Sebagai langkah-langkan
operasional pendekatan ini bisa dijelaskan sebagai berikut:
17
Abd. Wahab Rosyidi, Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa
Arab, (Malang: Uin-Maliki Press, 2012), hlm. 36-37
8
7) Berharap adanya tambahan motivasi siswa ketika guru
mencapai tuntutan kebahasaan siswa dan berusaha untuk
memenuhi
b. Pendekatan non analisis
Sedangkan pendekatan non analisis memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Didasarkan pada konsep psychologuistics dan pendidikan
bukan pada konsep-konsep kebahasaan
2) Pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan global dan
integrated naturalistic
3) Pengajaran bahasa berlangsung dalam situasi kehidupan alami.
Dan di fokuskan pada tema-tema yang berhubungan dengan
kehidupan siswa dan aspek-aspek kehidupan manusia
umumnya
4) Menuntut adanya persiapan materi pengajaran baru
5) Sulit menentukan bahasa yang disampaikan kepada siswa,
sehingga pengajaran bahasa itu merupakan latihan sungguhan
bukan yang dibuat-buat
6) Didasarkan pada asumsi-asumsi khusus terhadap siswa dan
difokuskan pada pemenuhan kesempatan pemerolehan bahasa
bukan pembelajarannya
7) Motivasi siswa akan muncul di sela-sela komunikasi dengan
penutur dan bergabung dalam situasi komunikasi sungguhan
9
fungsional atau komunikatif. Tujuan pengajaran bahasa ialah untuk menolong
pembelajaran mencapai kemampuan komunikatif.
Ciri-ciri penggunaan pendekatan ini adalah sebagi berikut:
Bahasa adalah suatu sistem bagi ekspresi makna
Fungsi utama bahasa adalah untuk interaksi dan komunikasi
Struktur bahasa mencerminkan penggunaan fungsional dan
komunikatif
Unit-unit dasar bahasa tidak hanya merupakan ciri-ciri gramatikal
strukturnya, tetapi katagori-katagori makna fungsional dan
komunikatif seperti dalam wacana
E. Kesimpulan
Pendekatan adalah sekumpulan asumsi tentang proses belajar mengajar
yang dalam bentuk pemikiran aksiomatis yang tak perlu diperdebatkan.
Dengan kata lain, pendekatan merupakan pendirian filosofis yang selanjutnya
menjadi acuan dalam kegiatan belajar mengajar bahasa. Contohnya, ada
pendirian bahwa bahasa lahir dari segala sesuatu yang didengar dan
diucapkan, sedangkan menulis merupakan kemampuan yang muncul
setelahnya. Dari pendirian ini, lahirlah asumsi asumsi yang menyatakan bahwa
tahap awal yang harus dilakukan dalam belajar mengajar bahasa adalah
menanamkan kemampuan mendengar dan berbicara, setelah itu belajar
mengajar untuk menanamkan kemampuan membaca dan menulis.
Seorang pengajar bahasa yang menganut pendekatan tertentu, ia
mempunyai kebebasan untuk menciptakan beragam metode sesuai dengan
situasi dan kondisi terjadinya proses belajar mengajar bahasa. Sedangkan
bagaimana cara cara guru daam menggunakan metode ini dinamakan strategi
atau teknik. Dari segi pelaksanaan, strategi terlihat lebih khusus dibandingkan
dengan metode, sebab strategi merupakan penjabaran praktis atas metode yang
digunakan. Yang penting dicatat adalah bahwa strategi dan metode yang
dilahirkan dan digunakan tidak bertentangan dengan pendekatan yang dianut.
10