Disusun Oleh:
Mengetahui,
ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini kami menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di suatu institusi
manapun, dan sepanjang pengetahuan kami, tidak terdapat karya atau pendapat
orang lain yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Demikian
pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan tugas akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Mesin Industri,
Akademi Tehnik Mesin Industri Cikarang.
Pokok bahasan dalam laporan tugas akhir ini mengenai perancangan dan
pembuatan produk “Rancang Bangun Trailer Intralogistik dengan Kapasitas 700
Kg" yang meliputi desain, analisis perhitungan, penentuan variasi, perancangan
pembuatan produk, proses pembuatan produk, proses perakitan, dan perhitungan
biaya.
Tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Secara khusus, tim penyusun
berterima kasih kepada:
1. Bapak Agung Hananto, S.T. selaku Ketua Program Studi Mesin Industri
ATMI Cikarang.
2. Bapak Ansgarius Eko Budi Susanto, S.T. dan Bapak Joko Susanto, S.T., MT.
selaku dosen pembimbing.
3. Bapak Galih Apik Gunawan, A.Md. selaku pembimbing lapangan di PT Duta
Laserindo Metal.
4. Bapak Listyantomo Budhi Prastiwi, S.T., M.T. dan Ibu Desiana Puspitasari,
S.T., M.Eng. selaku dosen penguji.
5. Panitia tugas akhir ATMI Cikarang 2019.
6. Seluruh dosen dan instruktur ATMI Cikarang.
7. Orang tua, kakak, adik, serta rekan-rekan dari tim penyusun yang telah
memberikan dorongan dan masukan.
Akhir kata semoga hasil dari tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi rekan-
rekan mahasiswa pada umumnya dan tim penyusun pada khususnya di ATMI
Cikarang. Tim penyusun menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
v
sempurna. Penyusun mengharap kritik dan saran untuk penyempurnaan di
kemudian hari.
Tim Penyusun
vi
ABSTRAK
PT Duta Laserindo Metal membuat inovasi berupa towing system yang terdiri
dari Orbit dan trailer. Namun trailer yang dimiliki perusahaan masih belum
berfungsi sesuai yang diinginkan oleh PT Duta Laserindo Metal. Oleh sebab itu, PT
Duta Laserindo Metal menginginkan untuk mengembangkan trailer yang lebih
sesuai. Untuk memenuhi permintaan PT Duta Laserindo Metal, maka dilakukan
"Rancang bangun trailer intralogistik dengan kapasitas 700 kg". Rancang bangun
produk dimulai dengan perancangan produk yang dibuat berdasarkan perhitungan
konstruksi dan simulasi. Dari hasil rancangan, ditentukan part standard dan part
custom. Selanjutnya dilakukan proses permesinan dan perakitan. Trailer dirancang
dengan kerangka bertipe W, memiliki sistem pengangkat menggunakan dongkrak
listrik, dan sistem pengunci berjenis tuas injak, untuk menghubungkan trailer
dengan towing atau trailer dengan trailer yang lain dilengkapi dengan sistem
penghubung scissors system. Progress pembuatan trailer telah mencapai tahap
perakitan. Perkiraan biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan trailer adalah sebesar
Rp. 11.632.500,00.
vii
ABSTRACT
Keywords: Trailer, intralogistics, scissors system, the jack electric system, locker
system.
viii
DAFTAR ISI
TUGAS AKHIR ....................................................................................................... i
ix
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 4
2.5. Tombol........................................................................................................... 8
2.12. Fuse.............................................................................................................. 16
x
4.1.2. Sistem Pengangkat Menggunakan Dongkrak Listrik ......................... 55
xi
4.12.1. Executive Summary .......................................................................... 99
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar 4.16 Simulasi 1 ........................................................................................ 72
Gambar 4.17 Simulasi 2 ........................................................................................ 73
Gambar 4.18 Simulasi 3 ........................................................................................ 74
Gambar 4.19 Simulasi 4 ........................................................................................ 75
Gambar 4.20 Simulasi 5 ........................................................................................ 76
Gambar 4.21 Simulasi 6 ........................................................................................ 77
Gambar 4.22 Simulasi 7 ........................................................................................ 78
Gambar 4.23 Simulasi 8 ........................................................................................ 79
Gambar 4.24 Trailer W-Form ............................................................................... 83
Gambar 4.25 Penampang Setengah Trailer W-Form............................................ 84
Gambar 4.26 Persiapan Part Mekanik .................................................................. 86
Gambar 4.27 Persiapan Part Elektrik ................................................................... 87
Gambar 4.28 Proses Pengelasan ........................................................................... 90
Gambar 4.29 Proses Cutting Wheel ...................................................................... 91
Gambar 4.30 Proses Gerinda................................................................................. 92
Gambar 4.31 Hasil Perakitan ................................................................................ 93
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR PERSAMAAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
DAFTAR ISTILAH
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3. Tujuan
Berikut merupakan tujuan tugas akhir dicapai yaitu:
1) Untuk mengusulkan rancangan produk dari pihak manajemen PT Duta
Laserindo Metal.
2) Mengimplementasikan praktik di kampus ATMI Cikarang untuk
diterapkan langsung dalam projek di dunia industri.
1.4. Batasan Masalah
Beberapa Batasan masalah dalam pelaksanaan tugas akhir ini yaitu:
1) Trailer dapat melakukan loading dan unloading barang pada kedua
sisinya.
2) Dapat berbelok hingga 90°.
3) Dapat mengangkut beban dengan kapasitas 700 kg.
4) Dapat digunakan pada lebar jalan sebesar 1,5 meter.
5) Dapat mengangkut dimensi palet dengan ukuran 1,2 meter x 1 meter x
0,15 meter.
6) Dapat dihubungkan dengan trailer yang lain.
7) Baterai menggunakan tipe Lithium-Ion.
1.5. Manfaat Tugas Akhir
Berikut manfaat yang bisa didapat dari mesin yang akan tim penyusun
buat, yaitu:
1) Sebagai sarana dan simulasi pembelajaran dibidang mekanik dan
mekatronika dalam teknik perancangan suatu alat.
2) Membangun kerjasama kelompok dalam pengerjaan projek.
3) Mempelajari manajemen projek dalam penentuan jadwal pengerjaan
produk.
4) Mengetahui bagaimana alur proses dalam pengadaan barang dan
penentuan material yang akan digunakan.
5) Untuk melengkapi produk inovasi trailer yang ada di PT Duta
Laserindo Metal.
6) Untuk mengatasi kelemahan fungsi trailer yang ada di PT Duta
Laserindo Metal.
3
2.1. Logistik[1]
Logistik merupakan pergerakan atau distribusi barang dari barang baku
hingga tahap akhir konsumsi yang melibatkan perencanaan, implementasi,
dan kontrol pada alur material pada setiap titik konsumsi dari pelanggan.
Tujuan kogistik adalah untuk memindahkan barang ke tempat yang akan
dipakai oleh pengguna secara efisien serta efektif dalam biaya.
2.2. Dongkrak[2]
Dongkrak merupakan salah satu pesawat sederhana yang digunakan
untuk mengangkat beban ke posisi yang dikehendaki dengan gaya yang kecil.
Dongkrak memiliki berbagai jenis, salah satunya adalah dongkrak ulir.
Dongkrak ulir merupakan salah satu jenis alat angkat yang dibuat oleh plat
baja dimana pengangkatan beban digerakkan dengan sebuah batang berulir.
Kapasitas angkat pada dongkrak ulir sebesar satu sampai enam ton.
Prinsip kerja pada dongkrak ulir ada pada putaran ulir. Ketika ulir berputar
searah jarum jam maka jarak antar nut dan engkol akan bergerak mendekat
dan mengakibatkan lengan atas dan lengan bawah pada dongkrak menjauh
sehingga dongkrak dapat naik. Untuk menurunkan dongkrak, ulir diputar
berlawanan arah jarum jam, sehingga jarak antar engkol dan nut bergerak
menjauh dan jarak antar lengan atas dan lengan bawah memendek sehingga
dongkrak dapat turun.
Untuk alat pengangkat benda produksi menggunakan electric car jack
karena memiliki tegangan yang sama dengan sumbernya dan kapasitas yang
mencapai 1 ton.
Berikut Spesifikasi Electric Car Jack:
1) Kapasitas: 1 ton
2) Voltase: 12 VDC
3) Arus: 10 Ampere
4) Tinggi minimum: 120 mm
5) Tinggi maksimum: 350 mm
4
5
3) Arus
P
I= ......................................................................... (Persamaan 2.3)
V
Keterangan:
I = Kuat arus (Ampere)
P = Daya (Watt)
V = Tegangan (Volt)
Koil relay secara elektrik terisolasi dari kontak saklar supaya relay dapat
mensaklar rangkaian dengan teganan yang berbeda dengan tegangan kerja
koil. Arus kecil yang memberi tenaga pada koil juga dapat mensaklar arus
yang lebih besar pada kontak saklar. Relay memiliki fungsi untuk
mengendalikan beberapa rangkaian secara bersamaan.
2.7. Kabel[4]
Kabel Listrik yang dalam bahasa Inggris disebut dengan electrical
cable adalah media untuk menghantarkan arus listrik yang terdiri dari
Konduktor dan Isolator. Konduktor atau bahan penghantar listrik yang
biasanya digunakan oleh kabel listrik adalah bahan tembaga dan juga yang
berbahan aluminium meskipun ada juga yang menggunakan silver (perak)
dan emas sebagai bahan konduktornya namun bahan-bahan tersebut jarang
digunakan karena harganya yang sangat mahal. Sedangkan isolator atau
bahan yang tidak/sulit menghantarkan arus listrik yang digunakan oleh kabel
listrik adalah bahan Thermoplastik dan thermosetting yaitu polymer plastik
dan rubber/karet yang dibentuk dengan satu kali atau beberapa kali
pemanasan dan pendinginan.
Dalam pemilihan kabel listrik, kita perlu memperhatikan beberapa
faktor penting yaitu warna kabel listrik, label informasi dan aplikasinya.
Informasi yang tercetak di kabel listrik merupakan informasi-informasi
penting tentang kabel listrik yang bersangkutan sehingga kita dapat
menyesuaikan kabel listrik tersebut dengan penggunaan kita. Informasi-
informasi penting yang tercetak di kabel listrik tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Ukuran Kabel (Cable Size),
Yaitu ukuran pada setiap individu wire yang terikat bersama pada
kabel yang bersangkutan. Berdasarkan ukuran American Wire Gauge
(AWG) Ukuran yang tercetak tersebut diantaranya seperti 8, 10, 12, 14, 16
dan lain-lainnya yang masing-masing angka tersebut mewakilkan diameter
wire pada kabelnya. Makin besar angka tersebut maka makin kecil ukuran
kabelnya. Sedangkan di Indonesia, kita biasanya menggunakan satuan
mm2 seperti 1.5mm², 2.5mm², 4mm², 6 mm² dan seterusnya.
10
2) Tegangan Nominal,
Yaitu tegangan operasional kabel yang bersangkutan seperti
450/750V yang artinya tegangan nominalnya adalah sekitar 450V hingga
750V.
3) Kode Bahan dan Jumlah Wire dalam Kabel,
Beberapa kode kabel yang sering kita jumpai diantaranya seperti
NYA, NYAF, NGA, NYM, NYMHY, NYY, NYYHY dan lain-lainnya.
Dari kode tersebut kita dapat mengetahui bahan konduktor dan bahan
isolator yang digunakan serta jumlah kawat konduktornya tunggal atau
serabut (lebih dari satu).
4) Identifikasi Warna dan Perhitungan Kabel
Peraturan penggunaan warna selubung penghantar dan warna isolasi
inti penghantar kabel harus selalu diperhatikan pada saat pemasangan atau
saat instalasi listrik. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesatuan
pengertian mengenai penggunaan sesuatu warna atau warna loreng yang
digunakan untuk mengenal penghantar guna keseragaman dan
mempertinggi keamanan. Berikut adalah tabel warna kabel dan
kegunaanya:
Kemampuan Hantar Arus (KHA). Menurut PUIL 2000 pasal 5.5.3.1
bahwa “Penghantar sirkuit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak
boleh mempunyai KHA kurang dari 125% arus pengenal beban penuh.”
Berikut adalah rumus untuk mengitung arus dan KHA:
1) Untuk arus searah:
P
In = ...................................................................(Persamaan 2.4)
V
2) Untuk arus bolak-balik satu fasa:
P
In = .....................................................(Persamaan 2.5)
V × Cos φ
Keterangan:
In = Arus nominal beban penuh (Ampere)
P = Daya aktif (Watt)
V = Tegangan (Volt)
Cos φ = Faktor daya (biasanya terdapat pada nameplate
aktuator (0,8))
Mm2 A A A A
1 2 3 4 5 6
0,5 2,5 - 2 -
0,75 7 15 4 10
1 11 19 6 10
1,5 15 24 10 20
2,5 20 32 16 25
NYFA 4 25 42 20 35
NYFAF 6 33 54 25 50
NYFAZ 10 45 73 35 63
NYFAD
NYA 16 61 98 50 80
NYAF 25 83 129 63 100
12
σb
σbijin sementara = ..................................................... (Persamaan 2.8)
v
Keterangan:
σbijin sementara = Tegangan tekuk efektif/yang ada (N/mm2)
13
3 Mb
ds = √0,1 x σb ................................................... (Persamaan 2.9)
Keterangan:
ds = Diamater sementara (mm)
Mb = Momen tekuk pada penampang kritis (Nmm)
σb = Tegangan tekuk efektif yang ada (N/mm2)
σb x b1 x b2
σ̃ b = ................................................... (Persamaan 2.10)
v
Keterangan:
σb = Tegangan tekuk efektif/yang ada (N/mm2)
σb = Tegangan tekuk ijin (N/mm2)
v = Faktor keamanan = 1,5
b1 = Faktor kekerasan permukaan
b2 = Faktor ukuran
3 Mb
d =√ ...................................................... (Persamaan 2.11)
0,1 x σb
Keterangan:
d = Diamater (mm)
Mb = Momen tekuk pada penampang kritis (Nmm)
σb = Tegangan tekuk efektif yang ada (N/mm2)
Berikut adalah hubungan antara tegangan dan jumlah lilitan pada trafo:
Vp Np Is
= = .................................................... (Persamaan 2.12)
Vs Ns Ip
Keterangan:
Vp = Tegangan Primer (Volt)
Vs = Tegangan Sekunder (Volt)
Np = Jumlah lilitan primer
Ns = Jumlah lilitan sekunder
16
Keterangan:
Itotal = Arus total semua komponen yang digunakan (Ampere)
1,25 = Faktor keamanan
Fuse = Satuan Ampere
Sy
n= ..........................................................................(Persamaan 2.14)
σe
Keterangan:
n = Faktor Keamanan
18
Start
Observasi Lapangan
Perencanaan Konstruksi
Desain
Disetujui
19
20
Perakitan
Quality NG
Troubleshooting
Control
Good
Pengujian
Sesuai
Kesimpulan
End
hal sebagai acuan untuk menetapkan apa yang menjadi keinginan pihak
manajemen dan mengacu pada faktor penentu desain. Sebelum memulai
tahap desain trailer, tim penyusun melakukan validasi dengan PT Duta
Laserindo Metal sebagai pihak manajemen, adapun lembar validasi keinginan
diacantumkan pada lampiran 17. Selain itu, tim penyusun juga melakukan
survei untuk pengambilan data pendukung pada beberapa perusahaan.
Setelah mendapatkan klarifikasi tugas dan hasil survei tim penyusun
memilah dan memperluas kebutuhan seperti diskusi dari data survei, maka
tahap selanjutnya penulis dapat melakukan proses pengembangan dan
mendetailkan keinginan pihak manajemen agar lebih terukur. Dari informasi
daftar tuntutan ditentukan hal-hal yang tercantum didalam batasan atau
syarat-syarat sebagai berikut ini:
I = Tambahan
II = Menengah
III = Penting
Untuk kategori I syarat yang dipenuhi jika memungkinkan, jika syarat
ini tidak terpenuhi, maka tidak terjadi masalah dan kemungkinannya sangat
kecil untuk mempengaruhi rancangan.
Untuk kategori II, syarat yang perlu dipenuhi supaya rancangan
berfungsi sesuai keinginan. Jika syarat ini tidak terpenuhi maka akan
berpengaruh negative pada trailer yang telah dibuat. Namun syarat pada
kategori ini masih dapat diubah-ubah sehingga masih bersifat fleksibel.
Untuk kategori III, syarat yang harus dipenuhi dalam kondisi apapun,
supaya rancangan berfungsi sesuai tuntutan. Jika syarat ini tidak terpenuhi
maka akan berpengaruh negative pada trailer yang telah dibuat.
Berikut tabel yang dihasilkan berdasarkan pemilihan yang paling
penting terhadap faktor desain:
24
Start
End
Trailer yang dibuat oleh tim penyusun yaitu alat pengangkut yang dapat
mengangkut muatan dengan kapasitas 700 kg, dimana alat ini dapat saling
menghubungkan trailer satu dengan trailer lainnya.
27
Material
1. - -
Kerangka
Sistem
2. -
Pengangkat
Sistem
3. -
Penghubung
Sistem
4.
Pengunci
28
Bentuk
5. - -
Kerangka
Fix
6. Roda -
Mild Steel
Jenis Bahan
7. - -
Material
Relay Microcontroller
STM-32
Sistem
8. -
Kontroler
Material
1. - -
Kerangka
Sistem
2. -
Pengangkat
Sistem
3. -
Penghubung
Sistem
4.
Pengunci
Frame W
Bentuk
5. - -
Kerangka
32
6. Roda - -
Mild Steel
Jenis Bahan
7. - -
Material
Relay Microcontroller
STM-32
Sistem
8. -
Kontroler
Material
1. - -
Kerangka
Sistem
2. -
Pengangkat
Sistem
3. -
Penghubung
Sistem
4.
Pengunci
Frame W
Bentuk
5. - -
Kerangka
36
6. Roda - -
Mild Steel
Jenis Bahan
7. - -
Material
Relay Microcontroller
STM-32
Sistem
8. -
Kontroler
trailer.
Bentuk kerangka Roda lebih simple, hanya pada 1 arah,
menggunakan rangka sehingga trailer dapat bergerak stabil.
bentuk W
Roda menggunakan jenis Roda lebih simpel, hanya pada 1 arah.
roda tetap
Jenis bahan material Material kuat dan mudah untuk proses
menggunakan bahan mild permesinan dalam bidang sheet metal.
steel
Sistem elektrik dengan cara diinstalasi
Sistem kontroler
dan lebih mudah dalam proses instalasi
menggunakan relay
listrik.
39
pengangkat.
2) Segi simplicity dongkrak listrik tidak
Sistem pengangkat banyak memerlukan komponen
trailer dengan tambahan pada proses assembly , 4
dongkrak listrik kesulitan untuk menempatkan motor dan
segi cost dongkrak listrik murah maka
dari segi ini tercapai.
3) Segi safety dongkrak listrik mempunyai
limit switch pada frame dongkrak listrik
untuk batas maksimal dan minimal
sehingga mengurangi resiko kerusakan.
46
perakitan.
2) Aspek simplicity, terpenuhi karena
membutuhkan komponen pendukung
Sistem kontroler
lebih sedikit dan sederhana sehingga
menggunakan 4
mudah dalam proses instalasi dan dari
Relay
segi cost lebih murah.
3) Safety, untuk aspek safety tercapai
karena dengan menggunakan Relay
menggunakan arus kecil dan tidak
membahayakan operator.
4) Segi maintenance tercapai karena
mempunyai aspek kemudahan dalam
proses maintenance.
Total Nilai 30
49
perakitan.
2) Aspek simplicity, terpenuhi karena
membutuhkan komponen pendukung
Sistem kontroler
lebih sedikit dan sederhana sehingga
menggunakan 4
mudah dalam proses instalasi dan dari
Relay
segi cost lebih murah.
3) Safety, untuk aspek safety tercapai
karena dengan menggunakan Relay
menggunakan arus kecil dan tidak
membahayakan operator.
4) Segi maintenance tercapai karena
mempunyai aspek kemudahan dalam
proses maintenance.
Total Nilai 32
55
56
Vp Is
=
Vs Ip
24 V 30 A
=
12 V Ip
57
30 A x 12 V
Ip =
24 V
360 W
Ip =
24 V
Ip = 15 A
Ibaterai
Waktu habis baterai =
Beban arus input
100 Ah
Waktu habis baterai =
15 A
Waktu habis baterai = 6,67 Jam
C D E
435 kg 130Dkg E kg
435
345 mm
384 mm
A B
FA = FB
FA = 500 kg
FA = 500 kg x 9,81 m/s2
FA = 4.905 N
Mc = 4.905 N x 39 mm
Mc = 191.295 Nmm
Md = (4.905 N x 384 mm) – (4.367 N x 345 mm)
Md = 1.883.520 Nmm – 1.506.615 Nmm
Md = 376.905 Nmm
Me = (4.905 N x 729 mm) – (4.267 N x 690 mm)
– (1.275 N x 345 mm)
60
σb
σb =
1,5
420 N/mm2
σb =
1,5
σb =280 N/mm2
3 Md
ds = √0,1 x σb
3 376.905 Nmm
ds = √
0,1 x 280 N/mm2
3 376.905 Nmm
ds = √
28 N/mm2
3
ds = √13460,89286 mm
ds = 23,7 mm
b1 = 1 ; b2 = 0,93
σbsch x b2
σb =
b1 x s
390,6 N/mm2
σb =
1,5
σb = 260,4 N/mm2
3 Md
d= √0,1 x σb
3 376.905 Nmm
d= √
0,1 x 260,4 N/mm2
3 376.905 Nmm
d= √
26,04 N/mm2
3
d = √14474,07834 mm
d = 24,37 mm ≈ 25 mm
E+Z
T= xS
n
Keterangan:
T = Kapasitas load maksimal
E = Berat alat
Z = Berat muatan
n = Jumlah roda
s = Faktor keamanan
62
Berat pada trailer adalah 130 kg dan berat pada muatan adalah
870 kg. Faktor keamanan dapat ditentukan melalui lampiran 10.
Trailer akan digunakan pada area indoor, sehingga faktor pengaman
pada roda adalah 1,5. Jumlah roda yang akan dipakai pada trailer
adalah 2 buah. Sehingga nilai beban roda dapat dicari.
E+Z
T= xS
n
130 kg + 870 kg
T= x 1,5
2
T = 500 kg x 1,5
T = 750 kg
50 mm
l = √662.596 mm + 2.500 mm
l = √665.096 mm
l = 815 mm
60 mm
Cos ɑ =
815 mm
Cos ɑ = 0,0736
Cos-1 ɑ = 0,0736
ɑ = 85,78°
90 – 85,78° = 4,22°
a3 = 24°
a3 > 4,22°
Langkah 2
1) Klik kanan pada kolom yang telah ditunjuk seperti pada Gambar 4.6.
2) Lalu pilih “Add-Ins“.
66
Klik kanan
Langkah 3
1) Setelah pilih “Add-Iins” maka akan muncul pilihan.
2) Lalu ceklis pada bagian “Solidworks Simulation” untuk memunculkan
taskbar Simulation.
Langkah 4
1) Taskbar Simulation telah muncul, lalu diklik Simulation.
2) Lalu pilih New Study, dan pilih yang Static.
Langkah 5
1) Pilih cover frame yang akan di uji simulasi.
2) Pilih Material.
3) Material yang digunakan adalah AISI 1015 setara dengan St 37.
4) Lalu apply dan close.
68
Langkah 6
1) Lalu klik kanan pada “Fixtures”.
2) Lalu pilih “Fix Geometry.
Klik kanan
Langkah 7
1) Setelah memiliih “Fix Geometry” maka akan muncul tampilan seperti
Gambar 4.10.
2) Lalu pilih “Fixed Geometry”.
3) Lalu pilih pada bagian titik yang berwana hijau sebagai bagian yang fix.
Pilih Fixed
Geometry
Langkah 8
1) Pada bagian external load di klik kanan.
2) Lalu pilih “force".
3) Posisi gaya ditentukan sesuai pada lokasi roda seperti pada panah warna
ungu.
4) Beban di pilih sesuai syarat.
70
Langkah 10
1) Pada bagian Mesh di klik kanan.
2) Lalu pilih “Create Mesh”.
3) Mesh yang dipilih adalah standart mesh karena pengujian pada face
frame trailer dan pilih mesh density fine agar software solidworks
mengkalkulasi hasil simulasi mendekati dengan hasil aktual frame
trailer jika di uji beban nya.
4) Lalu hasil simulasi dapat ditampilkan sesuai pengujian beban
Data yang ingin dicari adalah nilai faktor keamanan, nilai itu dapat
dicari melalui perbandingan antar nilai yield strength dan nilai von mises.
Nilai von mises dapat dicari melalui simulasi uji tegangan melalui aplikasi
Solidwork student version . Material rangka menggunakan DIN ST37-2 yang
memiliki yield strength sebesar = 325 N/mm2 . Berikut merupakan hasil
simulasi dengan diberikan beban secara bertahap yaitu 100 kg, 200 kg, 300
kg, 400 kg, 500 kg, 600 kg, 700 kg, dan 750 kg pada bagian roda trailer
dengan garis warna ungu sebagai berikut :
100 KG
Sy
n=
σe
325 N/mm2
n=
9,07 N/mm2
n = 35,83
200 KG
keamanan dengan cara membagi nilai yield strength dengan von mises sebagai
berikut :
Sy
n=
σe
325 N/mm2
n=
18,14 N/mm2
n = 17,91
300 KG
Sy
n=
σe
75
325 N/mm2
n=
27,2 N/mm2
n = 11,94
400 KG
Sy
n=
σe
325 N/mm2
n=
36,28 N/mm2
n = 8,95
76
500 KG
Sy
n=
σe
325 N/mm2
n=
45,33 N/mm2
n = 7,16
77
600 KG
Sy
n=
σe
325 N/mm2
n=
54,41 N/mm2
n = 5,97
78
700 KG
Sy
n=
σe
325 N/mm2
n=
63,48 N/mm2
n = 5,11
79
750 KG
Sy
n=
σe
325 N/mm2
n=
68,03 N/mm2
n = 4,77
Dari data tesebut, faktor keamanan lebih besar dari 1.0 sehingga
konstruksi kerangka masih tergolong aman dalam menahan beban yang
diberikan dan terrgolong aman karena angka von mises masih dibawah
nominal yield strength. Sehingga rangka masih mampu menahan beban yang
diberikan.
4.5. Daftar Spesifikasi Part dan Standart Part
Setelah mengetahui apa saja yang dibutuhkan maka tim penyusun
membuat daftar spesifikasi sebagai berikut:
4
3
Keterangan:
1) Bentuk kerangka W-Form ; material rangka dari sheet metal ;
jenis material berbahan mild steel.
2) Roda jenis tetap.
3) Kontrol trailer.
4) Troli simulasi.
5) Penguhubung sistem gunting.
6) Motor dongkrak listrik.
4.8. Perencanaan Proses
Pada tahap proses perencanaan terdapat beberapa langkah, yaitu dalam
penggunaan mesin, dan penjadwalan yang dikerjakan.
4.8.1. Penggunaan Mesin
Berikut adalah mesin-mesin yang digunakan dalam produksi
kereta barang:
Tabel 4.5 Penggunaan Mesin
No Nama laboratorium Mesin yang digunakan
1. PT. Duta Laserindo Metal Mesin laser cutting
2. PT. Duta Laserindo Metal Mesin bending
3. PT. Duta Laserindo Metal Mesin las
4. PT. Duta Laserindo Metal Mesin grinding
85
3) Tahap Permesinan
Dalam tahap permesinan ada beberapa mesin yang digunakan
yaitu cutting wheel, laser cutting machine, bending machine, welding
machine. Selanjutnya gambar diproyeksikan dalam bentuk dua dimensi
lalu melakukan tahap pemotongan material hollow dengan cutting
wheel sesuai gambar kerja. Kemudian untuk pembuatan part kerangka
dengan sheet metal diperlukan pembuatan program dalam file GO agar
bisa terbaca pada laser cutting machine. Setelah proses laser cutting
selesai, maka semua part yang sudah dipotong akan dilakukan proses
penggerindaan dengan gerinda tangan guna menghilangkan bagian sisi
yang tajam setelah proses laser cutting. Selanjutnya part yang sudah
melalui proses deburing maka dilakukan proses bending machine untuk
part yang memerlukan proses bending. Ada lima bagian pada trailer
yang dikerjakan yaitu:
a) Main Frame:
88
e) Roda:
Bagian yang penting untuk menggerakan trailer. Roda di
pasang pada shaft bottom body dan dikunci dengan bolt and nut
sebagai penumpu trailer W-Form.
4) Tahap Perakitan
Setelah standart part sudah tersedia dan kerangka sudah selesai
dalam pengerjaan, maka proses selanjutnya adalah proses perakitan.
Perakitan dimulai dengan mempersiapkan part utama seperti : Main
92
Frame, Bottom Body, Locking, Hook, dan Roda. Main Frame di pasang
pada Bottom Body yang telah ada sistem pengangkatnya dengan
dongkrak listrik yang telah di wiring instalasi listrik melalui bawah
main frame dan di wiring sampai depan box control dipasang dengan
bolt and nut pada slot sliding pada main frame. Dan memasang locking
pada main frame pada kedua sisi dengan menggunakan bolt and nut.
Setelah itu pasangkan hook pada connector trailer dan dipasang dengan
bolt and nut untuk penguncinya.
5) Tahap Pengujian
Tahap ini merupakan tahap pengujian dimana menguji trailer
sesuai dengan fungsi yang diinginkan dengan pemberian beban 700 kg,
menguji sistem pengunci, menguji turning radius trailer, menguji
sistem pengangkat. Akan tetapi pengujian belum bisa dilaksanakan
karena proses pembuatan trailer W-Form sampai tahap perakitan.
93
Dongkrak
6. Krisbow 12V ; 10A 2 buah Rp. 850.000,00 Rp. 1.700.000,00
listrik
12. Relay 12 V SLA 12V ; 30A 4 buah Rp. 20.000,00 Rp. 80.000,00
Spiral
16. 10 mm x 2 meter 2 rol Rp. 16.000,00 Rp. 32.000,00
Cable
9,52 mm ; 5 pin ;
Terminal
17. PCB Screw 1 buah Rp. 15.000,00 Rp. 15.000,00
Block
Terminal Block
9,52 mm ; 2 pin ;
Terminal
18. PCB Screw 2 buah Rp. 3.000,00 Rp. 6.000,00
Block
Terminal Block
FORT 22mm XB7-
19. Tombol 2 buah Rp. 35.000,00 Rp. 70.000,00
EA
Tipe SS400 ;
10. Shaft 1 buah Rp. 60.000,00 Rp. 460.000,00
Ø25mm
1 Rp. 603.000,00 Rp. 65.000,00 Rp. 102.000,00 1 3 Rp. 603.000,00 Rp. 65.000,00 Rp. 102.000,00
3 Rp. 60.000,00 Rp. 24.000,00 Rp. 18.000,00 1 5 Rp. 60.000,00 Rp. 24.000,00 Rp. 18.000,00
5 Rp. 1.018.000,00 Rp. 112.000,00 Rp. 51.000,00 1 8 Rp. 1.018.000,00 Rp. 112.000,00 Rp. 51.000,00
6 Rp. 34.000,00 Rp. 50.800,00 Rp. 52.000,00 2 I9 Rp. 68.000,00 Rp. 101.600,00 Rp. 104.000,00
7 Rp. 339.000,00 Rp. 98.400,00 Rp. 52.000,00 2 10 Rp. 678.000,00 Rp. 196.800,00 Rp. 104.000,00
11 Rp. 43.000,00 Rp. 86.000,00 Rp. 14.000,00 2 14 Rp. 86.000,00 Rp. 172.000,00 Rp. 28.000,00
19 Rp. 43.000,00 Rp. 25.200,00 Rp. 3.500,00 2 23 Rp. 86.000,00 Rp. 50.400,00 Rp. 7.000,00
22 Rp. 136.000,00 Rp. 44.000,00 Rp. 22.000,00 1 27 Rp. 136.000,00 Rp. 44.000,00 Rp. 22.000,00
23 Rp. 12.700,00 Rp. 10.800,00 Rp. 24.500,00 1 28 Rp. 12.700,00 Rp. 10.800,00 Rp. 24.500,00
Jadi total biaya yang direncanakan untuk membuat satu medium load
trailer tipe W-Form sebesar Rp. 11.632.500,00.
4.10. Risiko Produksi
Selama pengerjaan barang produksi memungkinkan adanya risiko
produksi, berikut adalah kemungkinan-kemungkinan yang telah dibuat tim
penyusun:
1) Pengelasan dapat mengalami kemiringan pada plat besi akibat
ketidaksesuaian sudut.
2) Risiko kecelakaan kerja dalam proses penggerindaan akibat kelalaian
pekerja dalam penggunaan alat pelindung.
3) Kerusakan pada jalur tembaga di PCB akibat kesalahan dalam melakukan
proses etching.
4) Kerusakan pada limit switch akibat pemasangan posisi limit switch yang
kurang tepat terhadap arah gaya yang diterima.
5) Risiko tertimpa beban berat pada pekerja akibat pemasangan frame ke
body yang memiliki dimensi dan bobot yang besar.
6) Tidak berfungsinya rangkaian elektronika akibat kesalahan penyolderan.
7) Konstruksi kurang kuat akibat pemasangan mur dan baut yang tidak rapat.
4.11. Perencanaan Bisnis
4.12.1. Executive Summary
Kereta barang merupakan sasaran bisnis dalam bidang
intralogistik atau pergudangan. Didalam dunia industri intralogistik
merupakan salah satu peranan yang sangat berpengaruh karena
prosesnya berkaitan dengan pendistribusian barang yang ada
100
5.1. Kesimpulan
Dalam rancang bangun trailer W-Form yang telah dibuat yaitu tahap
pembuatan desain yang dimana desain sudah disetujui oleh pihak PT DLM,
lalu tahap berikutnya melengkapi administrasi permesinan dan pembuatan
bill of material. Setelah itu tahap berikutnya pengadaan standart part dan
material, proses permesinan, merangkai rangkaian elektrik. Lalu ke tahap
proses pengelasan frame.
Terdapat dua alasan mengapa trailer W-form belum selesai karena
waktu yang kurang dan dari pihak PT Duta Laserindo sedang mendapatkan
produksi yang banyak, sehingga dikejar untuk menyelesaikan target sesuai
waktunya. Oleh karena itu rancang bangun trailer intralogistik dengan
kapasitas 700 kg dalam proses pembuatan telah mencapai proses perakitan.
Dan untuk perkiraan biaya yang diperlukan untuk membuat produk ini
sebesar Rp. 11.632.500,00.
5.2. Saran
Kereta barang ini masih dapat ditingkatkan kembali, berikut adalah
hal-hal yang dapat ditingkatkan pada kereta barang, yaitu:
1) Sistem pengunci yang dapat mengunci otomatis ketika
memasukan muatan.
2) Terdapat sistem pengereman pada roda.
3) Terdapat buzzer peringatan ketika terjadi muatan yang berlebih
4) Dengan merubah sistem pengangkat dengan konstruksi yang
lebih kuat.
5) Lebih dimudahkan dalam proses perbaikan dengan cara
melepas frame trailer tanpa mengangkat frame.
103
DAFTAR PUSTAKA
[1] DR. Craig Voortman, Global Logistic Management, ed. 1, Cape Town, South
Africa: Berne Convention, 2004, bab. 1, bag. 1, hal. 13.
[2] Ahmad Su'udi, Novri Tanti, Tri Ganang P., "Perencanaan Gearbox dan
Perhitungan Daya Motor pada Modifikasi Dongkrak Ulir Mekanis Menjadi
Dongkrak Ulir Elektrik", Jurnal Mechanical, vol. 4, No. 2, September 2013.
[4] Trevor Linsley, Basic Electrical Installation Work, ed. 3, Jakarta, Indonesia:
Erlangga, 2004.
[6] Adi Y. D., Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, ATMI
Cikarang, 2010.
[8] Budi Astuti, Pengantar Teknik Elektro, ed. 3, Yogyakarta, Indonesia: Graha
ilmu, 2019.
[10] Al Ichlas Imran, Kadir, "Simulasi Tegangan Von Mises dan Analisa Safety
Factor Gantry Crane Kapasitas 3 Ton", Dinamika Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin, Vol. 8, No. 2, Mei 2017.
[11] J.R. Davis, Tensile Testing, ed. 2, Ohio, United States of America: ASM
International, 2004.
104
LAMPIRAN
Lampiran 1
DRAWING
PART AND ASSEMBLY
105
Lampiran 2
WIRING
DIAGRAM
134
Lampiran 3
BUSSINES
MODEL CANVAS
139
140
1) Universitas 1) Membuat desain 1) Efektif dan efisien 1) Memberikan garansi 1) Industri manufaktur
2) Politeknik trailer 2) Mampu untuk pada trailer 2) Pergudangan logistik
3) Perusahaan laser 2) Sistem dibuat dan mengangkut beban 2) Memberikan pelatian 3) Semua industri yang
cutting, bending, diuji 700 kg penggunaan trailer pada kapasitas produk 700
punching, 3) Pengemasan 3) Ramah lingkungan saat pertama pembelian kg
manufaktur 4) Pemasaran 4) Bisa loading dan 3) Memberikan potongan
mekanik, motor 5) Pemeliharaan unloading produk dari harga kepada pelanggan
listrik, baterai kedua sisinya untuk
4) Perusahaan Key Resources memudahkan operator Channels
promosi 5) Menggunakan sistem
1) Engineer mechanical pengangkat 1) Iklan
and electric 6) Turning radius yang 2) Media sosial
2) Financial Resources cukup baik dengan 3) Promosi
3) Marketing menggunakan sistem 4) Brosur
4) R&D Development penghubung gunting 5) Sponsorship
7) Menggunakan sistem
pengunci
DESAIN
KERETA BARANG
141
142
Lampiran 5
LEMBAR
BIMBINGAN
143
Lampiran 6
DATA
SURVEI
146
147
Lampiran 7
BUKTI
SURVEI
148
149
150
151
152
153
154
Lampiran 8
TABEL
DEFLEKSI
155
156
157
Lampiran 9
DATASHEET
DONGKRAK LISTRIK
158
159
Lampiran 10
DATASHEET
RODA
160
161
162
Lampiran 11
SIMULASI
ELEKTRIK
163
Simulasi Elektrik Kondisi Motor UP
164
Simulasi Elektrik Kondisi Motor Netral
165
Simulasi Elektrik Kondisi Motor DOWN
166
Lampiran 12
PERHITUNGAN
LAS
167
168
PERHITUNGAN
CUTTING WHEEL
169
170
Cs = ( π x d x n ) /1000
Cs = ( π . 29,4 mm x 5000 rpm) / 1000
= 461.8 mm/menit
Hollow 60 x 30:
A = ( 60 mm x 30 mm) – ( 58,3 mm x 28,3 mm)
= 1.800 mm2 – 1649,89 mm2
= 150,11 mm2
t = A / Cs
= 150,11 mm2 / 461.8 mm/menit
= 0,33 menit
Shaft:
A = ( ¼ π D² )
= 490,87 mm²
t = A / Cs
= 490,87 mm2 / 461.8 mm/menit
= 1,07 menit
Lampiran 14
171
172
420
Lampiran 15
173
174
Lampiran 16
HASIL SIMULASI
175
176
LEMBAR VALIDASI
PERMINTAAN
177
178
179