Anda di halaman 1dari 5

RMK AKM II

CHAPTER 14

LIABILITAS TIDAK LANCAR

Anggota Kelompok 3 Kelas B:

Arinta Kamesjwara (F.0313014)

Dewi Ekowati (F.0313023)

Dian Nur Rasetyanti (F.0313024)

Eliana Kisama I. (F.0313027)

Bonds Payable (Utang Obligasi)

 Definisi
Menurut IFRS. Hutang obligasi merupakan kewajiban yang timbul dari suatu
kontrak dan merupakan janji untuk membayar. Sejumlah uang yang sudah ditetapkan pada
tanggal jatuh tempo, dan bunga periodik pada tingkat tertentu atas jumlah yang jatuh
tempo (nilai nominal).
Menurut PSAK nomor 57. Liabilitas merupakan kewajiban kini entitas yang
timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya dapat mengakibatkan arus keluar
sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

 Pengukuran
Menurut IFRS. Metode pengukuran yang paling umum digunakan untuk kewajiban
adalah biaya historis. Pengukuran nilai wajar yang digunakan pada pengukuran awal
transaksi yang melibatkan kewajiban. Dengan demikian, kewajiban yang timbul dalam
pembiayaan diakui pada awal berdasarkan nilai wajar atau nilai saat ini dari pembayaran
sewa minimum jika lebih rendah. Pada tahun berikutnya, kewajiban diukur berdasarkan
metode biaya diamortisasi, yaitu biaya dari kewajiban pada awal disesuaikan dengan
dasar tahunan untuk mencerminkan estimasi nilai saat ini, saldo kewajiban tersebut
berdasarkan metode tingkat bunga efektif amortisasi.
Menurut PSAK.

 Penilaian

Menurut IFRS. Kewajiban dinilai sebesar kejadian dalam transaksi, biasanya


jumlah yang akan dibayarkan di masa yang akan datang didiskonto (hal ini dinilai
berdasarkan Present Value – untuk yang jangka panjang), sejumlah nilai pertukaran atau
sejumlah nilai nominal. Penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah
rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi,
dengan kata lain penilaian adalah penentuan nilai sekarang kewajiban.

Menurut PSAK. Penilaian Hutang adalah penentuan nilai sekarang kewajiban.


Apabila pengukuran mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada saat
terjadinya, saat antara terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Makin
mendekati saat jatuh tempo, nilai kewajiban akan makin mendekati nilai nominal
kewajiban.

 Pengakuan
Menurut IFRS. Hutang obligasi diakui sebesar nilai jual. Jika nilai jual lebih besar
dari nilai nominal maka mengakui adanya premium. Jika nilai jual lebih kecil dari nilai
nominal maka mengakui diskonto. Premium dan diskonto harus diamortisasi. Bunga
(termasuk premium dan diskonto) diakui/diamortisasi sampai jangka waktu yang telah
ditentukan.
Menurut PSAK. Hutang obligasi (liabilitas keuangan) diakui pada saat tanggal
pengukuran jika nilai wajar dapat dibuktikan dan pada tanggal setelah pengakuan awal,
entitas harus mengakui keuntungan maupun kerugian yang diperhitungkan pelaku pasar
ketika menilai hutang obligasi (liabilitas keuangan).

 Penyajian
Menurut IFRS. Dalam Laporan Posisi Keuangan di bagian Non-Current Liabilities.
Seringkali disajikan hanya dalam 1 akun yaitu “Non-Current Liabilities” yang
merupakan jumlah dari semua kewajiban jangka panjang perusahaan.
Menurut PSAK. Disajikan dalam laporan posisi keuangan bagian kewajiban
jangka panjang. Biasanya disajikan terpisah dengan akun kewajiban jangka panjang
lainnya.

 Pengungkapan
Menurut IFRS. Hal-hal yang lebih detail diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan yaitu tentang jenis kewajiban, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, call
provisions, conversion privileges, pembatasan yang ditentukan kreditor, dan aset yang
digunakan sebagai jaminan, serta nilai wajar utang jangka panjang, pembayaran yg harus
disisihkan dan jumlah yang harus dibayar setiap periode.
Menurut PSAK. Diungkapkan sebesar nilai wajar. Jika entitas memenuhi
persyaratan penyajian saling hapus maka harus mengungkapkan informasi kuantitatif dan
kualitatif seperti jumlah yang diakui, jumlah yang saling dihapuskan, jumlah neto yang
disajikan dalam LPK dan jumlah yang tunduk pada perjanjian.

Long-term Notes Payable (Utang Wesel Jangka Panjang)

 Definisi
Menurut IFRS. Utang wesel jangka panjang merupakan janji tertulis perusahaan
untuk membayar sejumlah uang pada tanggal di masa yang akan datang. Beda antara
current notes payable dan long-term notes payable adalah maturity date-nya.
Menurut PSAK. Utang Jangka Panjang (long-trem debt) – terdiri dari pengorbanan
manfaat ekonomi yang sangat mungkin dimasa depan akibat kewajiban sekarang yang
tidak dibayarkan dalam satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan. Jenis-jenis hutang
jangka panjang antara lain hutang obligasi, wesel bayar jangka panjang, hutang hipotik,
kewajiban pensiun, dan kewajiban leasen.

 Pengukuran dan Penilaian

Menurut IFRS. Perlakuan akuntansi untuk obligasi dan wesel adalah sama.

 Sebuah wesel dinilai pada nilai sekarang dari bunga dan aliran kas di masa yang akan
datang.
 Perusahaan melakukan amortisasi diskon atau premium selama umur wesel.

Notes Issued at Face Value : tidak ada amortisasi diskon maupun premium. Notes
Not Issued at Face Value:

1. Zero-Interest-Bearing Notes
Jika perusahaan mengeluarkan zero-interest-bearing note for cash, perusahaan
mengukur present value wesel dari kas yang diterima. Tingkat suku bunga implisit
adalah tingkat yang dapat menyamakan kas yang diterima dengan jumlah yang harus
dibayar di masa depan. Perbedaan antara face amount dengan present value
diperlakukan sebagai diskon dan diamortisasi ke interest expense.
2. Interest-Bearing Notes
Stated rate = Market rate Face Value
Stated rate > Market rate Premium
Stated rate < Market rate Discount

Menurut PSAK. Penentuan kos kewajiban pada saat terjadinya paralel dengan
pengukuran aset, dan pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban
pada saat terjadinya adalah dengan penghargaan sepakatan dalam transaksi-transaksi dan
bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Penghargaan suau kewajiban
merefleksi nilai setara tunai atau nilai sekarang kewajiban yaitu jumlah rupiah
pengorbanan sumber ekonomik seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya.

Dasar pengukuran kewajiban yang paling objektif adalah kos tunai atau kos tunai
implisit. Karena kewajiban merupakan cerminan dari aset, maka pengukurannya juga
mengikuti pengukuran aset. Nilai nominal atau jatuh tempo obligasi sering dianggap
sebagai jumlah rupiah kesepakatan pada saat penerbitan obligasi baik bagi penerbit
maupun bagi kreditor. Dasar pengukuran demikian tidak tepat. Utang obligasi diukur dan
diakui atas dasar jumlah rupiah yang diterima dalam penerbitan obligasi, sedangkan
diskun dan premium obligasi merupakan jumlah rupiah penyesuaian bunga nominal untuk
mendapatkan bunga efektif.

Kewajiban dapat bersifat moneter dan nonmeneter. Kewajiban moneter adalah


kewajiban yang pengorbanan sumber ekonomik masa datangnya berupa kas dengan
jumlah rupiah dan saat saat yang pasti. Kewajiban moneter ini dikukur atas dasar nilai
diskunan pembayaran kas masa datang (jangka panjang) dan atas dasar nilai nominal
(jangka pendek). Kewajiban nonmeneter adalah keharusan untuk menyediakan barang dan
jasa dengan jumlah dan saat yang cukup pasti yang biasanya timbul karena penerimaan
pembayaran dimuka untuk barang dan jasa tersebut. kewajiban nonmeneter diukur atas
dasar pembayaran tersebut yang menunjukkan harga yang disepakati untuk barang dan
jasa.
 Pengakuan, Penyajian, dan Pengungkapan

Menurut IFRS.
Wesel diterbitkan pada nilai nominal
Maka penerbitan wesel mengakui wesel bayar
Kas xxx
Wesel bayar xxx
Dan mengakui bunga
Beban bunga xxx
Kas xxx

Wesel tidak diterbitkan pada nilai nominal


Zero-Interest-Bearing Notes
Pengakuan beban bunga pada akhir periode
Beban bunga xxx
Diskonto atas wesel bayar xxx
Interest-Bearing Notes
Pengakuan beban bunga pada akhir periode
Beban bunga xxx
Diskonto atas hutang obligasi xxx
Kas xxx

Wesel diterbitkan untuk properti, barang, dan jasa


Pembeli
Properti,barang / jasa xxx
Wesel bayar xxx
Penjual
Piutang xxx
Penjualan xxx

Pengakuan menurut PSAK. Pengakuan  (PSAK 55 (REVISI 2011): INSTRUMEN


KEUANGAN: PENGAKUAN). Kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat
akibat transaksi yang sebelumnya terjadi. Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria
pengakuan yaitu definisi, keterukuran, keterandalan, dan keberpautan.

Penyajian dan Pengukuran menurut PSAK. Secara umum, kewajiban disajikan


dalam neraca berdasarkan urutan kelancarannya sejalan dengan aset. PSAK No. 1
menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban
disajikan menurut urutan jatuh tempo. Ini berarti kewajiban jangka pendek disajikan lebih
dahulu daripada kewajiban jangka panjang. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. PSAK No. 1 menentukan bahwa
semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka pendek
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai