Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KATION DAN ANION

KIMIA ANALIS

Nama : Cahaya Pratama


NIM : 16330053
Mata Kuliah : Kimia Analis

INSTITUT SAINS DAN TEKONOLOGI


FARMASI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di sekitar kita dapat ditemukan banyak ion-ion terlarut seperti pada sungai, limbah, air
laut, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Unsur logam dalam
larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan unsur nonlogam akan membentuk
ion negatif atau anion. Metode yang digunakan untuk menentukan keberadaan kation tersebut
dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif. Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk
melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kimi analitik kualitatif?


2. Bagaimana cara menganalisis kation?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui kimia analitik kualitatif secara keseluruhan besrta penjelasannya


2. Memahami dan dapat menganalisis kation secara tepat.

D. Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca dalam bidang kimia analitik
kualitatif mengenai analisis kation dan anion sehingga dapat menganalisis atau mengidentifikasi
kation dengan tepat sesuai metode yang disajikan.

BAB II
PEMBAHASAN

Kimia Analitik Kualitatif

Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk mengenali
atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (kation) yang terdapat dalam sebuah
sampel berdasarkan sifat kimia dan fisikanya. Sifat fisika suatu zat kimia adalah sifat yang dapat
diamati dengan pancaindera dan sifat yang dapat diukur tanpa mengubah susunan kimia zat
tersebut. Sifat yang dapat diamati dengan pancaindera adalah wujud/rupa, warna, bau, rasa,
tekstur, terbentuknya gelembung gas, dan terbentuknya endapan, sedangkan sifat yang dapat
diukur tanpa mengubah susunan kimia zat antara lain bobot jenis, indeks bias, titik didih, dan
titik leleh/beku.

A. Analisis Kation
Klasifikasi Kation
Kation-kation dikelompokkan dalam lima golongan yang bertujuan untuk analisis
kualitatif sistematik. Kation-kation digolongkan berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa
reagensia. Reagensia golongan yang biasanya digunakan untuk klasifikasi kation adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan
pada kemampuan suatu kation untuk bereaksi dengan reagensia-reagensia dengan membentuk
endapan atau tidak.

Ciri-ciri khas kelima golongan ini adalah


1. Golongan I
Kation golongan I membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah
timbel, merkurium (I) (raksa), dan perak
2. Golongan II
Kation golongan II tidak dapat bereaksi dengan asam klorida, namun dapat membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah
merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik (III), arsenik (V), stibium (III), stibium (V),
timah (II), dan timah (III)(IV)
3. Golongan III
Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorid encer atau dengan hidrogen sulfida dalam
susana asam mineral encer. Kation golongan ini membentuk endapan dengan amoinum sulfida
dalam suasana netral atau amoniakal kation kation gologan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi
(II), besi (III), kromium (III), almunium, zink, dan mangan (II).
4. Golongan IV
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation pada
golongan IV membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida,
dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah: kalsium, strontium,
dan barium.
5. Golongan V Kation-kation pada golongan V adalah kation yang umum yang tidak
bereaksi dengan reagensia-reagensia pada golongan sebelumnya. Kation ini merupakan
golongan kation yang terakhir yaitu ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium,
litium, dan hidrogen.

Golongan Kation I: Timbel (II), Merkurium (I), dan Perak (I)


Kation pada golongan pertama membentuk klorida-klorida yang tidak larut. Tetapi timbel
klorida sedikit larut dalam air sehingga tidak pernah mengendap dengan sempurna bila
ditambahkan asam klorida encer pada suatu cuplikan; ion timbel yang tersisa itu, diendapkan
secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam  bersama kation golongan kedua.

a. Timbel (Pb)
Timbel merupakan logam berwarna abu-abu kebiruan dengan rapatan sebesar 11,48g/ml
pada suhu kamar. Timbel mudah larut dalam asam nitrat dengan tingkat kepekatan sedang (8M),
dan terbentuk nitrogen oksida: 3Pb + 8HNO3 -> 3Pb2+ 6NO3-+ 2NO + 4H2O.

Gas nitrogen (II) oksida yang tidak berwarna bila tercampur dengan udara akan teroksidasi
menjadi nitrogen dioksida berwarna merah:

2NO (tidak berwarna) + O2 -> 2NO2(merah)

Dengan asam nitrat pekat dapat terbentuk lapisan pelindung berupa timbel nitrat  pada
permukaan logam yang mencegah pelarutan lebih lanjut. Reaksi-reaksi dari ion timbel (II).
1. Asam klorida encer
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam timbel sulfida
3. Larutan amonia
4. Natrium hidroksida

b. Merkurium atau Raksa (Hg)


Merkurium adalah logam cair berwarna putih keperakan pada suhu biasa dengan rapatan
13,534 g/ml pada 25 C. Merkurium mudah bereaksi dengan asam nitrat, namun tidak
dipengaruhi oleh asam klorida atau asam sulfat encer (2M).
Reaksi-reaksi dari ion merkurium (I)
1. Asam klorida encer atau klorida-klorida yang larut: endapan putih merkurium (I) klorida
(kalomel)
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam, yang merupakan
campuran dari merkurium (II) sulfida dan logam merkurium
3. Larutan amonia: endapan hitam yang merupakan campuran logam merkurium dan
merkurium (II) amidonitrat basa
4. Natrium hidroksida: endapan hitam merkurium (I) oksida
c. Perak
Ag Perak adalah logam berwarna yang putih, dapat ditempa, liat dengan rapatan 10,5
g/ml dan melebur pada 960,5 C. Perak tidak larut dalam asam klorida, asam sulfat encer (1M)
atau asam nitrat encer (2M). Dalam larutan asam nitrat yang lebih  pekat (8M) atau dalam asam
pekat panas, perak melarut:
6Ag + 8HNO3-> 6Ag+ + 2NO + 6NO3-+4H2O
2Ag + 2H2SO4 -> 2Ag+ + SO42-+ SO2+ 2H2O
Reaksi-reaksi ion perak (I):
1. Asam klorida encer (atau klorida-klorida yang larut): endapan putih perak klorida
2. Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh) dalam suasana netral atau asam: endapan
hitam perak sulfida
3. Larutan amonia: endapan coklat perak oksida
4. Natrium hidroksida: endapan coklat perak oksida

Golongan kation II: Merkurium (II), Timbel (II), Bismut (III), Tembaga (II), Kadmium (II), Arsenik
(III) dan (V), Stibium (III) dan (V), dan Timah (II) dan (IV).

a. Merkurium (Raksa), Hg- Merkurium (II)


Rekasi-reaksi ion merkurium (II):
1. Hidrogen Sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan putih merkurium (II) klorosulfida
terbentuk karena adanya asam klorida encer. Bila ditambahkan hidrogen sulfida lebih
lanjut akan terbentuk endapan hitam merkurium (II) sulfida.
2. Larutan amonia: endapan putih dengan komposisi tercampur, pada dasarnya dari
merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat: 2Hg2+ + NO3- + 4NH3+ H2O
-> HgO.Hg(NH2)NO3+3NH4+
3. Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit: endapan merah-kecoklatan
dengan komposisi berbeda-beda, jika ditambahkan dalam jumlah stoikiometris endapan
berubah menjadi kuning ketika terbentuk merkurium (II) oksida:
Hg2+ + 2OH- -> HgO + H2O
4. Kalium sianida (RACUN): tidak terdapat perubahan apapun dalam larutan encer
(perbedaan dari ion-ion lain dari sub-golongan tembaga)
5. Lembaran atau mata uang tembaga mereduksi ion merkurium (II) menjadi logamnya:
Cu + Hg2+ ->Cu2++ Hg
b. Bismut,
Bi Bismut adalah logam yang putih-kemerahan, kristalin, getas, dan mempunyai titik
lebur 271,5C. Bismut tidak larut dalam asam klorida namun dapat larut dalam asam pengoksid
seperti asam nitrat pekat, air raja, atau asam sulfat pekat. Reaksi-reaksi ion bismut (III)
1. Hidrogen sulfida (gas larutan air jenuh): endapan hitam bismut sulfida
2. Larutan amonia: garam basa putih dengan berbagai komposisi.
3. Natrium hidroksida: endapan putih bismut (III) hidroksida
4. Kalium sianida (RACUN): endapan putih, bismut hidroksida. Reaksi ini adalah suatu hidrolisis:
Bi3+ + 3H2O + 3CN- -> Bi(OH)3+ 3HCN
c. Tembaga,
Cu Tembaga adalah logam berwarna merah muda, lunak, dapat ditempa, dan liat. Tembaga mempunyai
titik lebur 1038 C. Tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, namun dapat sedikit larut
dengan adanya oksigen.
Reaksi-reaksi ion tembaga (II):
1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh): endapan hitam, tembaga(II) sulfida
2. 2.Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit: endapan  biru
suatu garam basa (tembaga sulfat basa).
3. Natrium hidroksida dalam larutan dingin: endapan biru tembaga (II) hidroksida.
4. Kalium iodida: mengendapkan tembaga (I) iodida yang putih, tetapi larutannya berwarna
coklat tua karena terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod).
5. Kalium sianida (RACUN): terbentuk endapan kuning tembaga(II) sianida apabila ditambahkan dengan
sedikit sekali.

d. Kadmidum
Cd Kadmidun adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan liat. Kadmium mempunyai titik
lebut pada 321C dan melarut dengan lambat dalam asam encer dengan melepaskan hidrogen.
Cd + 2H+ -> Cd2+ + H2
Rekasi-reaksi ion kadmium (II):
1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan kuning kadmium sulfida
2. Larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes: endapan putih kadmium (II) hidroksid
3. Natrium hidroksida: endapan putih kadmium(II) hidroksida
4. Kalium sianida (RACUN): endapan putih kadmium sianida
5. Kalium tiosianat: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)
6. Kalium iodida: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)

e. Arsenik As-Arsenik (III)


Arsenik merupakan zat padat berwarna abu-abu seperti baja, getas, dan berkilap seperti
logam. Arsenik bersublimasi dan timbul bau seperti bawang putih apabila dipanaskan. Reaksi-
reaksi ion arsenik (III)
1. Hidrogen sulfida: endapan kuning arsenik(III) sulfida
2. Perak nitrat: endapan kuning perak arsenit dalam larutan netral (perbedaan dari arsenat)
3. Larutan tembaga sulfat: endapan hijau tembaga arsenit (hijau Scheele)
4. Kalium tri-iodida (larutan iod dalam kalium iodida): mengoksidasikan ion arsenit sambil kehilangan
warna

f. Arsenik As-Arsenik (V)


Reaksi-reaksi ion arsenat:
1. Hidrogen sulfida: tidak terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida encer.
2. Larutan perak nitrat: endapan merah kecoklatan, perak arsenat Ag3AsO4 dari larutan netral. Endapan
larut dalam asam dan dalam larutan amonia tetapi tidak larut dalam asam asetat.

g. Uji-uji Khusus untuk Arsenik yang Berjumlah Sedikit


1. Uji Marsh
2. Uji Gutzeit
3. Uji Fleitzmann
4. Uji Reinsch
5. Uji Kering

h. Stibium,Sb-Stibium (III)
Stibium adalah logam putih keperakan mengkilap yang memiliki titik lebur 630 C. Stibium tidak larut
dalam asam klorida dan asam sulfat encer. Senyawa-senyawa stibium (V) mengandung ion antimonat, SbO43-
Ciri-ciri khasnya serupa dengan senyawa-senyawa arsenik padanannya.

i. Timah, Sn-Timah (II)

GOLONGAN KATION KE TIGA :


BESI(II) DAN (III), ALUMINIUM, KROMIUM(III) DAN (VI), NIKEL, KOBALT,
MANGAN(II) DAN (VIII), DAN ZINK
Reagensia golongan : hidrogen sulfida dengan adanya amonia dan amonium klorida, atau
larutan amonium sulfida.
Reaksi golongan : endapan – endapan dengan berbagai warna: besi(II) sulfida (hitam),
Alumunium hidroksida (putih), Kromium(III) hidroksida (Hijau), Nikel Sulfida (Hitam), Kobalt
sulfida (hitam), Mangan (II) sulfida (merah jambu), dan zink sulfida (putih)

1. BESI (II)
Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuh dan liat. Ia melebur
pada 1535 ℃. Besi membentuk dua deret garam yang penting. Garam-garam besi(II)
atau fero diturunkan dari besi(II) oksida, FeO. Garam-garam besi (III) atau feri
diturunkan dari oksidasi besi(III), Fe2O3.

1) Larutan Natrium hidroksida


Endapan putih besi(II) hidroksida, Fe(OH)2, bila tak terdapat udara sama sekali.
Endapan ini tak larut dalam reagensia berlebihan, tetapi larut dalam asam

2) Larutan amonia
Terjadi pengendapan Besi(II) hidroksida. Tetapi jika ada ion amonium dalam
jumlah banyak, disosiasi amonium tertekan, dan kosentrasi ion hidroksil semakin
rendah, menjadi kelarutan besi(II) hidroksida, Fe(OH)2 tak tercapai dan
pengendapan tak terjadi.

3) Hidrogen sulfida
Tak terjadi pengendapan dalam larutan asam, karena konsentrasi ion sulfida,
[ S2-], tak cukup untuk melampaui hasilkali kelarutan besi(II) sulfida.

4) Larutan Kalium heksasianoferat(II)


Dalam keadaan tanpa udara sama sekali, terbentuk endapan putih kalium besi(II)
heksasianoferat
Fe2+ + 2K+ + [Fe(CN)6]4- → K2Fe[Fe(CN)6] ↓

5) Reagensia dimetilglioksima
Besi(II) dimetilglioksima merah yang larut dalam larutan amoniakal. Garam-
garam besi(III) tak memberi pewarnaan, tetapi nikel, kobalt, dan jumlah – jumlah
besar garam tembaga menunggu, maka tidak boleh ada. Uji ini boleh dilakukan
dengan adanya larutan kalium sianida, dalam mana nikel dimetilglioksima larut.

2. BESI(III)
Ciri – ciri khas yang paling penting dari logam ini telah diuraikan dalam bagian III

1) Larutan amonia
Endapan coklat merah seperti gelatin dari besi(III) hidroksida, yang tak larut
dalam reagensia berlebihan tetapi larut dalam asam.
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O → Fe(OH)3↓ + 3NH4+

2) Larutan natrium hidroksida


Endapan coklat kemerahan besi(III) hidroksida, yang tak larut dalam reagensia
berlebihan
Fe3+ + 3OH- → Fe(OH)3↓

3) Gas hidrogen sulfida


Dalam larutan asam mereduksi ion – ion besi(III) menjadi besi (II) dan terbetuk
belerang sebagai endapan putih susu
2Fe3+ + H2S → 2Fe2+ + 2H+ + S↓

4) Larutan amonium sulfida


Terbentuk endapan hitam,yang terdiri dari besi (II) sulfida dan belerang
2Fe3+ + 3S2- → 2FeS↓ + S↓

5) Kalium sianida
Bila ditambahkan perlahan-lahan, menghasilkan endapan coklat kemerahan
besi(III) sianida
2Fe3+ + 3CN- → Fe(CN) 3↓

3. Alumunium
Alumunium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna abu-
abu. Ia melebur pada 659℃. Bila terkena udara, objek – objek alumunium teroksidasi
pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut.
Ion-ion alumunium (Al3+) membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-
anion yang tak berwarna.

1) Larutan amonium
Endapan putih seperti gelatin, yaitu alumunium hidroksida Al(OH)3, yang larut
sedikit dalam reagensia berlebihan. Kelarutan berkurang dengan adanya garam-
garam amonium, disebabkan oleh efek ion sekutu.

2) Larutan natrium hidroksida


Endapan putih alumunium hidroksida
Al3+ + 3OH- → Al(OH) 3↓

3) Larutan amonium sulfida


Endapan putih dari alumunium hidroksida
2Al3+ + 3S2- + 6H2O → 2 Al(OH) 3↓ + 3H2S↑

4) Larutan natrium fosfat


Endapan putih alumunium fosfat yang seperti gelatin
Al3+ + HPO42- ⇄ AIPO4↓ + H+

5) Reagensia Alizarin-S
Endapan merah dalam larutan amoniakal, yang cukup stabil terhadap asam asetat
encer.
Taruh setetes larutan uji diatas lempeng bercak, tambahkan 1 tetes preaksi, lalu
tetesan asam asetat sampai warna lembayung tepat hilang dan lebihkan 1 tetes.
Timbul endapan pewarnaan merah.

4. Kromium
Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan tak dapat ditempa dengan
berarti. Ia melebur pada 1765℃. Logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat.
Jika tak terkena udara, akan terbentuk ion-ion kromaium(II)

1) Larutan amonia
Endapan seperti gelatin yang berwarna abu-abu hijau sampai abu-abu biru, yaitu
kromium(III) hidroksida, Cr(OH)3, yang sedikit larut dalam zat pengendap
berlebihan dalam keadaan dingin dengan membentuk larutan lembayung atau
merah jambu yang mengandung ion kompleks heksaaminakromat(III); dengan
mendidihkan larutan, kromium hidroksida diendapkan.

2) Larutan natrium hidroksida


Endapan kromium(III) hidroksida
Cr3+ + 3OH- → Cr(OH) 3↓

3) Larutan natrium karbonat


Endapan kromium(III) hidroksida
2Cr3+ + 3CO32- + 3H2O → 2 Cr(OH) 3↓ + 3CO2↑

4) Larutan amonium sulfida


Endapan kromium(III) hidroksida
2Cr3+ + 3S2- + 6H2O → 2 Cr(OH) 3↓ + 3H2S↑

5. Kobalt
kobalt adalah logam berwarna abu – abu seperti baja, dan bersifat sedikit magnetis. Ia
melebur pada 1490℃. Logam ini mudah larut dalam asam – asam mineral encer.

1) Larutan natrium hidroksida


Dalam keadaan dingin, mengendap suatu garam basa berwarna biru
Co2+ + OH- → Co(OH)NO3↓

2) Larutan amonium sulfida


Endapan hitam kobalt(II) sulfida dari larutan netral atau basa
Co2+ + S2- → CoS↓

3) Larutan kalium sianida


Endapan coklat kemerahan kobalt(II) sianida
Co2+ + 4CN- → Co(CN)2↓

4) Reagensia asam rubeanat


Endapan coklat – kekuningan. Pada kondisi serupa, garam – garam nikel dan
tembaga masing – masing memberi endapan – endapan biru dan hitam. Garam –
garam amonium dalam jumlah banyak akan mengurangi kepekaan.\

6. Nikel, Ni
Nikel adalah logam putih perak yang keras. Nikel bersifat liat, dapat ditempa dan sangat
kukuh. Logam ini melebur pada 1455℃, dan bersifat magnetis. Asam klorida dan asam
sulfat encer, melarutkan nikel dengan membentuk hidrogen.

1) Larutan natrium hidroksida


Endapan hijau nikel(II) hidroksida
Ni2+ + 2OH- → Ni(OH)2 ↓

2) Larutan amonia
Endapan hijau nikel(II) hidroksida
Ni2+ + 2NH3 + 2H2O → Ni(OH)2 ↓ + 2NH4+

3) Larutan amonium sulfida


Endapan hitam nikel sulfida dari larutan netral atau sedikit basa
Ni2+ + S2- → NiS↓

4) Reagensia dimetilglioksima
Endapan merah nikel dimetilglioksima dari larutan yang tepat basa dengan
amonia, atau larutan asam yang dibufferkan dengan natrium asetat.

5) Reagensia asam rubeanat


Endapan atau pewarnaan biru sampai lembayung dalam larutan amoniakal. Garam
– garam tembaga dan kobalt, maupun besi, menggangu reaksi dan tidak boleh
ada.

7. Mangan, Mn
Mangan adalah logam putih abu – abu, yang penampilanya serupa besi-tuang. Ia melebur
pada kira – kira 1250℃. Ia bereaksi dengan air hangat membentuk mangan(II)
hidroksida dan nitrogen

1) Larutan natrium hidroksida


Endapan mangan(II) hidroksida, yang mula – mula berwarna putih
Mn2+ + 2OH- → Mn(OH)2 ↓

2) Larutan amonia
Pengendapan mangan(II) hidroksida yang semula putih
Mn2+ + 2NH3 + 2H2O ⇄ Mn(OH)2 ↓ + 2NH4+

3) Larutan amonium sulfida


Endapan merah jambu mangan(II) sulfida
Mn2+ + S2- → MnS↓
4) Natrium bismutat
Bila zat padat ini ditambahkan kepada larutan dingin ion-ion Mangan(II) dalam
asam nitrat encer atau dalam asam sulfat encer, campuran diaduk, dan reagensia
yang kelebihan disaring, dihasilkan larutn permanganat

8. Zink, Zn
Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada
110-150℃. Zink melebur pada 410℃ dan mendidih pada 906℃.

1) Larutan natrium hidroksida


Endapan seperti gelatin yang putih, yaitu zink hidroksida
Zn2+ + 2OH- → Zn(OH)2 ↓

2) Larutan amonia
Endapan putih zink hidroksida

3) Larutan amonium sulfida


Endapan putih zink sulfida

4) Uji ditizon
Ditizon membentuk kompleks-kompleks dengan sejumlah ion logam,yang dapat
diekstraksi dengan karbon tetraklorida. Kompleks zink-nya, yang terbentuk dalam
larutan – larutan netral, basa atau asam, berwarna merah
GOLONGAN KATION KE EMPAT :
BARIUM, STRONTIUM, DAN KALSIUM
Reaksi golongan:
Kation Kation golongan empat tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida ataupun
amonium sulfida, tetapiamonium karbonat (jika ada amonia atau ioan amonium dalam jumlah
yang sedang) membentuk endapan putih.Uji ini harus dilakukan dalam larutan netral atau basa.
Endapan putih yang terbentuk dengan regensia golongan adalah :barium karbonat ,strontium
karbonat, dan kalsium karbonat.
Ketiga logam alkali tanah ini menguraikan air dengan laju yang berbeda- beda ,dengan
membentuk hidroksida dan gas hidrogen.Barium hidroksida adalah yang paling mudah larut,
sedangkan kalsium hidroksida yang paling sedikit larut diantara ketigaanya. Klorida dan Nitrat
dari alkali tanah sangat mudah larut :karbonat, sulfat, fospat,dan oksalat tidak larut. Sulfidanya
dapat dibuat hanya dalam keaadana kering. Alkali tanah bersifat serupa dengan larutan air jadi
sulit untuk membedakannya trerutama untuk memisahkannya. Ada perbedaaan dalam kelarutan
beberapa garam mereka dala medium bukan air ,seperti 100g etanol yang bebas air melarutkan
12,5 kalium klorida, 0,91g strontium klorida dan 0,012g barium klorida (semuanya garam
berhidrat).
1. BARIUM
Ba (Ar: 137,34). Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan dilihat, yang stabil
dalam udara kering. Barium breaksi dengan air dalam udara yang lembab , membentuk
oksida atau hidroksida, Barium melebur pada 710oC. Logam ini bereaksi dengan air pada
suhu ruang, membentuk barium hidroksida dan hidrogen :
Ba + 2H2O → Ba2+ + H2↑ + 2OH-
Asam encer melarutkan barium dengan mudah dengan mengeluarkan hidrogen:
Ba + 2H+ → Ba2+ + H2↑
Barium adalah bivalen dalam garamnya ,membentuk kation barium(II), Ba 2+. Klorida dan
nitratnya larut ,tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau asam nitrat pekat
kepada larutan barium, barium klorida atau nitrat mungkin mengendap sebagai akibat
hkum kegiatan massa.

Reaksi – reaksi ion barium


1. Larutan amonia
tak terjadi endapan barium hidroksida karena kelarutannya relatif tinggi. Jika larutan
yang basa itu terkena udara luar, sedikit karbondioksida akan terserap dan terjadi
kekeruhan yang ditimbulkan oleh barium karbonat. Sedikit kekeruhan mungkin terjadi
ketika menambahkan reagensia; ini disebabkan oleh sejumlah kecil amonium karbonat,
yang sering terdapat dalam reagensia yang telah lama.

2. Larutan amonium karbonat


Endapan putih barium karbonat, yang larut dalam asam asetat dan dalam asam mineral
encer.
Ba2+  + CO32- à BaCO3 ¯
Endapan larut sedikit dalam larutan garam-garam amonia dari asam-asam kuat; ini
disebabkan karena ion amonium, sebagai suatu asam kuat, bereaksi dengan basa, yaitu
ion karbonat, CO32-, dengan mengakibatkan terbentuknya ion hidrogen karbonat, HCO 3-,
maka konsentrasi ion karbonat dari larutan menjadi berkurang.
NH4+ + CO32- à NH3  + HCO3-
atau
NH4+ + BaCO3 ¯ à NH3  + HCO3- + Ba2+
Jika jumlah endapan barium karbonat sangat kecil, ia bisa larut dengan baik dalam garam
amonium yang berkonsentrasi tinggi.

3. Larutan amonium oksalat


Endapan putih barium oksalat Ba(COO)2, yang hanya sedikit larut dalam air (0,09 g/liter;
Ks = 1,7 x 10-7), tapi dilarutkan dengan mudah oleh asam asetat encer (perbedaan dari
kalsium) dan oleh asam mineral.
Ba2+ + (COO)22- « Ba(COO)2 ¯

4.    Asam sulfat encer

Endapan putih barium sulfat BaSO4 hampir tak larut dalam asam encer dan dalam larutan
amonium sulfat, dan larut cukup baik dalam asam sulfat pekat mendidih. Dengan
mengendapkan dalam larutan yang mendidih, atau lebih baik lagi dengan menambahkan
pula amonium asetat, diperoleh bentuk yang lebih mudah disaring:
Ba2++ SO42- à BaSO4  ¯
BaSO4 ¯ + H2SO4 (pekat) à Ba2+ + 2HSO4-
barium sulfat dididihkan dengan larutan natrium karbonat pekat, terjadi transformasi
parsial menjadi barium karbonat yang kurang larut, menurut persamaan :
BaSO4 ¯ + CO32- « BaCO3 ¯ + SO42-
Karena reaksi ini reversibel, transformasi ini tak sempurna. Jika campuran disaring dan
dicuci ( jadi menghilangjkan natrium sulfat) dan residu dididihkan dengan sejumlah
larutan natrium karbonat yang baru saja dibuat, lebih banyak lagi barium sulfat akan
berubah menjadi karbonat yang bersangkutan.

5.    Larutan kalsium sulfat jenuh


Endapan segera dari barium sulfat putih. Fenomena yang serupa terjadi jika dipakai
reagensia strontium sulfat jenuh.
Penjelasan atas reaksi-reaksi ini adalah sebagai berikut : dari ketiga alkali tanah sulfat,
barium sulfatlah yang paling sedikit larut. Dalam larutan kalsium atau strontium sulfat
jenuh, konsentrasi ion sulfat cukup tinggi untuk menimbulkan pengendapan dengan
barium yang berjumlah agak banyak, karena hasil kali konsentrasi-konsentrasi ion
melampaui nilai hasil kali kelarutannya:
SO42- + Ba2+ « BaSO4 ¯

6. Larutan kalium kromat


Endapan kuning barium kromat, yang praktis tak larut dalam air (3,2 mg/ liter, Ks = 1,6
x 10-10).
Ba2+ + CrO42- à BaCrO4 ¯
Endapan tak larut dalam asam asetat encer (perbedaan dari strontium dan kalsium) tetapi
dapat larut dengan mudah dalam asam mineral.
Penambahan asam pada larutan kalium kromat menyebabkan warna kuning dari larutan
berubah menjadi jingga-kemerahan, disebabkan terbentuknya dikromat:
2CrO42- + 2H+ « Cr2O72- + H2O
Dengan penambahan basa (misalnya ion-ion OH-) kepada larutan dikromat, reaksi atom
berlangsung dari kanan ke kiri karena ion hidrogen hilang diikat oleh ion OH-, maka
kromat akan terbentuk.
7. Reagensia natrium rhodizonat

Membentuk endapan cokelat kemerahan , yaitu garam barium dari


asamrodisonat dalam larutan netral. Garam barium sama sama bereaksi dengan
asamreagensia ini sepertigaram stronsium, bedanya garam barium tidak larut dalamasam
klorida encer. reaksi dengan reagensia ini dilakukan dengan cara meneteskan larutan uji
yangnetral atau sedikit asam di atas kertas reaksi tetes dan kemudian di tambahkansetetes
reagensia, maka akan di dapat noda cokelat kemerahan. Jika larutanmengandung barium,
maka saat noda tersebut di tetesi dengan setetes asamklorida 0.5M akan terbentuk noda
merah teran

8. Etanol bebas air dan eter


Campuran 1+1 dari pelarut-pelarut ini melarutkan barium nitrat anhidrat atau barium
klorida (perbedaan dari strontium dan kalsium). Garam-garam ini harus dipanaskan
180oC sebelum pengujian, untuk menghilangkan semua air kristal. Uji ini bisa dipakai
untuk memisahkan barium dari strontium dan atau kalsium.

9. Uji kering (pewarnaan nyala).


Garam-garam barium bila dipanaskan dalam nyala bunsen yang tak cemerlang (yang
kebiru-biruan), memberi warna hijau-kekuningan pada nyala. Karena kebanyakan garam
barium, kecuali kloridanya, tak mudah menguap, kawat platinum harus dibasahi asam
klorida pekat sebelum dicelupkan ke dalam zat itu. Sulfat mula-mula direduksi menjadi
sulfida dalam nyala reduksi, lalu dibasahi asam klorida pekat, dan dimasukkan kembali
ke dalam nyala.

2. STRONTIUM
Sr (Ar: 87,62) Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat.
Strontium lebur pada 771oC. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium.
1. Larutan amonia
tak ada endapan.
2. Larutan amonium karbonat:
endapan putih strontium karbonat :
Sr2+ + CO32- à SrCO3 ¯
Strontium karbonat agak kurang larut dibanding barium karbonat; lain daripada ini; ciri-
ciri khasnya (kelarutan yang sedikit dalam garam-garam amonium terurai oleh asam),
adalah serupa dengan ciri-ciri khas barium karbonat.

3. Asam sulfat encer : endapan putih strontium sulfat :


Sr2+ + SO42- à SrSO4 ¯
Kelarutan endapan tak dapat diabaikan (0,097 gr/L, Ks = 2,8 x 10-7). Endapan tak larut
dalam larutan amonium sulfat bahkan dengan mendidihkan sekalipun (perbedaan dari
kalsium), dan larut sedikit dalam asam klorida mendididh. Ia hampir sempurna diubah
menjadi karbonat yang bersangkutan, dengan mendidihkan larutan karbonat pekat:
SrSO4 + CO32- « SrCO3 ¯ + SO42-
Strontium karbonat kurang larut dibanding strontium sulfat (kelarutan 5,9 mg SrCO3 L-1;
Ks = 1,6 x 10-9 pada suhu ruang)
Setelah menyaring larutan, endapan dapat dilarutkan dalam asam klorida, jadi ion-ion
strontium dapat dipindahkan ke dalam larutan itu.

4.Larutan kalsium sulfat jenuh


Endapan putih strontium sulfat, terbentuk dengan lambat-lambat dalam keadaan dingin,
tetapi lebih cepat dengan mendidihkan (perbedaan dengan barium).

5.Larutan amonium oksalat :


Endapan putih strontium oksalat
Sr2+ + (COOH)22- à Sr(COO)2¯
Endapan hanya sedikit sekali larut dalam air (0,039 gr/L, Ks = 5 x 10-8). Asam asetat tak
menyerangnya; namun asam-asam mineral melarutkan endapan.

6. Larutan kalium kromat: endapan kuning strontium kromat


Sr2+ + CrO42- à SrCrO4¯
Endapan larut agak banyak dalam air (1,2 gr/L, Ks = 3,5 x 10-5), maka tak terjadi
endapan dalam larutan strontium yang encer. Endapan larut dalam asam asetat
(perbedaan dari barium) dan dalam asam-asam mineral, oleh sebab-sebab yang sama,
seperti yang diuraikan pada barium.

7. Reagensia natrium rhodizonat

8. Etanol bebas air dan ete : campuran 1+1 dari pelarut-pelarut ini, tidak melarutkan
strontium nitrat anhidrat, tetapi melarutkan strontium klorida anhidrat. Uji dapat dipakai
untuk pemisahan kalsium, strontium, dan barium.
Uji ini dapat dilakukan sebagai berikut: endapkan strontium sebagai karbonat. Saring
endapan, larutkan satu bagian darinya dalam asam klorida, dan satu bagian lain dalam
asam nitrat. Uapkan kedua larutan di atas kaca arloji sendiri-sendiri sampai kering,
panaskan residu sampai 180oC selama 30 menit, dan coba larutkan residu dalam ml
pelarut.

9. Uji kering (pewarnaan nyala). Senyawa-senyawa stroantium yang mudah menguap,


terutama kloridanya, memberi warna merah-karmin yang khas pada nyala bunsen yang
tak cemerlang.
3. KALSIUM
Ca (Ar: 40,08) Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Yang melebur pada
845oC ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab, pada reaksi ini terbentuk
kalsium oksida dan kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk
kalsium hidroksida dan hidrogen.
Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan-larutan air. Garam-
garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tak bewarna,
kecuali bila anionnya berwarna. Kalsium klorida padat bersifat higroskopis dan sering
digunakan sebagai zat pengiring. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah
dalam etanol atau dalam campuran 1+1 dari etanol bebas-air dan dietil eter.
Reaksi-reaksi ion kalsium :
1. Larutan amonia
tak ada endapan, karena kalsium hidroksida larut cukup banyak. Dengan zat pengendap
yang telah lama dibuat, mungkin timbul kekeruhan karena terbentuknya kalsium
karbonat.
2. Larutan amonium karbonat
Endapan amorf putih kalsium karbonat :
Ca2+ + CO32- à CaCO3 ↓
Dengan mendidihkan, endapan menjadi berbentuk kristal. Endapan larut dalam air yang
mengandung asam karbonat berlebihan (misalnya, air soda yang baru dibuat), karena
pembentukan kalsium hidrogen karbonat yang larut :
CaCO3↓ + H2O + CO2 ↔ Ca2+ + 2HCO-3
Dengan mendidihkan, endapan muncul lagi karena karbondioksida keluar selama proses
itu sehingga reaksi berlangsung kearah kiri. Ion-ion barium dan sromtium bereaksi
serupa. Endapan larut dalam asam, bahkan dalam asam asetat :
CaCO3 ↓ + 2H+ → Ca2+ + H2O + CO2↑
CaCO3↓ + 2CH3COOH à Ca2++ H2O + CO2↑+ 2CH3COO-
Kalsium karbonat larut sedikit dalam larutan garam-gaaram amonium dari asam kuat.

3. Asam sulfat encer


Endapan putih kalsium sulfat :
Ca2+ + SO42- → CaSO4↓
CaSO4 larut cukup berarti dalam air (0,61 gram Ca2+, 2,06 gram CaSO4 atau 2,61 gram
CaSO4.2H2O l-1, Ks = 2,3 x 10-6) yaitu larut lebih banyak dari pada barium.

4. Kalsium sulfat jenuh


tak terbentuk endapan ( berbeda dengan barium dan stronsium ).

5. Larutan amonium oksalat


Endapan putih oksalat, segera dari larutan – larutan pekat dan lambat dari larutan –
larutan encer :
Ca2+ + (COO)22- → Ca(COO)2↓
Pengendapan dipermudah dengan menjadikan larutan bersifat basa dengan amonia.

6. Larutan kalium kromat


Tak terjadi endapan dari larutan – larutan encer, tak pula dari larutan – larutan pekat
dengan adanya asam aseta.

7. Larutan kalium heksasianoferat (II)


Endapan putih garam campuran :
Ca2+ + 2K+ +[Fe(CN)6]4- → K2Ca[Fe(CN)6] ↓
Dalam hal ini, kalium digantikan oleh ion – ion amonium dalam endapan.

8. Reagensia natrium dihidroksitartrat osazon


Endapan kuning garam kalsium yang sangat sedikit larut.
Taruh setetes larutan uji yang netral di atas lempeng bercak hitam atau di atas kaca arloji
hitam, dan tambahkan sekeping kecil reagenisia padat. Jika kalsium tidak ada, reagenesia
larut dengan sempurna. Adanya kalsium terungkap dengan terbentuknya selaput putih di
atas permukaan cairan, yang akhirnya memisah sebagai endapan yang padat.

9. Reagensia asam pikrolonat


Kristal – kristal empat persegi panjang yang khas dari kalsium pikrolonat dalam larutan
netral atau asam asetat.
Ca(C10H7O5N4)2.8H2O ↓
Taruh setetes larutan uji dalam lubang dari suatu empeng bercak yang hangat, dan
tambahkan 1 tetes larutan asam pikrolonat jenuh. Dihasilkan kristal – kristal empat
persegi panjang yang khas.

10. Uji (mikroskop) kalsium sulfat dihidrat


Uapkan beberapa tetes larutan uji diatas kaca arloji sampai kering pada penangas air,
larutkan residu dalam beberapa tetes air, pndahkan ke atas lempeng mikroskop, dan
tambahkan setetes kecil sekali asam sulfat encer. Ketika diamati melalui mikroskop
nampak kristal seperti kumpulan jarum atau prisma yang memanjang dengan adanya
kalsium

11. Etanol bebas air,


12. Uji kering (pewarnaan nyala)
Senyawa – senyawa kalsium yang mudah menguap, memberi warna merah kekuningan
pada nyala bunsen
GOLONGAN KATION KE LIMA :
MAGNESIUM, NATRIUM, KALIUM, DAN AMONIUM

Kation – kation golongan kelima tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen disulfida,
amonium sulfida atau dengan amonium karbona. Reaksi – reaksi khusus atau uji – uji nyala
dapat dipakai untuk mengidentifikasi ion – ion ini.
Dari kation – kation golongan ini, magnesium memperlihatkan reaksi – reaksi yang
serupa dengan reaksi – reaksi dari kation – kation dalam golongan ke empat. Namun, magnesium
kerbonat dengan adanya garam amonium, larut, maka dalam pengerjaan analisis sistematis,
magnesium tak akan mengendap bersama kation golongan ke empat.
Reaksi ion amonium sangat serupa dengan reaksi – reaksi ion kalium, karena jari – jari
ion dari kedua ion ini hampir indetik.

1. Magnesium, Mg
Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan liat. Ia melebur pada 650℃. Logam
ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen dengan mengeluarkan cahaya putih yang
cemerlang. Logam ini perlahan – lahan terurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titik didih air
reaksi berlangsung cepat :
Mg + 2H2O → Mg(OH)2 ↓ + H2 ↑
Magnesium hidroksida, jika tak ada garam amonium, praktis tak larut. Magnesium larut
dengan mudah dalam asam :
Mg + 2H+ → Mg2+ + H2 ↑
Magnesium membentuk kation bivalen Mg2+. Oksida, hidroksida, karbonat, dan fosfatnya
tak larut; garam – garam lainnya larut. Rasanya pahit. Beberapa darigaram – garam ini adalah
higroskopis.

1. Larutan Amonia
Pengendapan parsial magnesium hidroksida yang putih dan seperti gelatin
Mg2+ + 2NH3 + 2H2O → Mg(OH)2 ↓ + 2NH+4

2. Larutan natrium hidroksida


Endapan putih magnesium hidroksida yang tak larut dalam reagenesis berlebihan, tetapi
mudah larut dalam garam – garam amonium :
Mg2+ + 2OH- → Mg(OH)2 ↓

3. Larutan amonium karbonat


Jika tidak ada serta garam – garam amonium, terjadi endapan putih magnesium karbonat
basa :
5Mg2+ + 6CO32- + 7H2O → 4MgCO3.Mg(OH)2.5H2O↓ + 2HCO3-
Dengan adanya garam – garam amonium, tak terjadi endapan, karena kesetimbangan
bergeser ke arah pembentukan ion hidrogen karbonat
NH4_+ + CO32- ⇄ NH3 + HCO3-

4. Larutan Natrium karbonat


Endapan putih, bervolume besar, yaitu karbonat basa, yang tak larut dalam larutan basa,
tetapi mudah larut dalam asam dan larutan garam.

5. Larutan dinatrium hidrogen fosfat


Endapan kristalin putih magnesium amonium fosfat Mg(NH4)PO4.6H2O jika ada
amonium klorida dan larutan amonia:
Mg2+ + NH3 + HPO42- → Mg(NH4)PO4↓

6. Reagensia difenilkarbazida
Larutan garam magnesium itu, diolah dengan larutan natrium hidroksida akan terbentuk
endapan magnesium hidroksida lalu dengan beberapa tetes reagensia difenilkrbazida dan
larutan disaring. Setelah endapan dengan air panas, akan terlihat bahwa ia telah memperoleh
warna lembayung merah karena pembentukan suatu garam kompleks.

7. Uji Kering
Semua senyawa – senyawa magnesium bila dipijarkan dia atas arang dengan adanya
natrium karbonat diubah menjadi magnesium oksida putih, yang berkilau terang ketika
panas. Setelah dibasmi dengan satu dua tetes larutan kobalt nitrat, dan dipanaskan lagi
sampai panas sekali, kita memperoleh massa yang berwarna merah jambu muda.

2. Kalium, K
Kalium adalah logam putih perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5℃. Ia tetap
tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi
tertutup dengan suatu lapisan biru. Logam itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil
melepaskan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung :
2K+ + 2H2O → 2K+ + 2OH- + H2 ↑
Kalium biasanya disimpan dalm pelarut nafta.

1. Larutan natrium heksanitritokobaltat(III) Na3[Co(NO2)6]


Endapan kuning kalium heksanitritokobaltat(III) :
3K+ + [Co(NO2)6]3- → K3[Co(NO2)6] ↓

2. Larutan asam tartarat


Endapan kristalin putih kalium hidrogen tartarat
K+ + H2C4H4O6 ⇄ KHC4H4O6 ↓ + H+ dan K+ + HC4H4O6- ⇄ KHC4H4O6

3. Larutan asam perkolat (HCIO4)


Endapan kristalin putih kalium perklorat HCIO4 dari larutan yang tak begitu encer.
K+ + CIO- → KCIO4 ↑

4. Regensia asam heksakloroplatinat (IV)


Endapan kuning kalium heksakloroplatinat (IV)
2K+ + [PtCl6]2- → K2[PtCl6] ↓
Pengendapan terjadi seketika dari larutan yang pekat; dalam larutan encer, pengendapan
berlangsung berlahan – lahan kalau didiamkan, tetapi dapat dipercepat dengan mendidihkan dan
dengan menggosok – gosok dinding dalm bejana memakai sebatang kaca.

5. Uji natrium tetrafenilboron


Kalium membentuk endapan putih dalam larutan netral atau dengan adanya asam asetat
K+ + [B(C6H5)4]- → K[B(C6H5)4] ↓

6. Uji Kering
Senyawa kalium, sebaliknya kloridanya, mewarnai nyala bunsen yang tak cemerlang
menjadi lembayung. Nyala kuning yang dihasilkan oleh natrium dalam jumlah sedikit,
mengganggu warna lembayung itu, tetapi dengan memandang nyala melalui dua lapisan
kaca kobalt yang biru, sinar – sinar natrium yang kuning akan diserap sehingga nyala
kalium yang lembayung kemerahan jadi terlihat.

3. Natrium, Na
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5 ℃ .
Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam
seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air,
membentuk natrium hidroksida dan nitrogen:
2Na + 2H2O → 2Na+ + 2OH- + H2 ↑
Dalam garam – garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na+. Garam
garam ini membentuk larutan tak bewarna kecuali jika anionnya berwarna; hampir semua
garam natrium larut dalm air.

1. Larutan uranil magnesium asetat


Endapan kuning, natrium magnesium uranil asetat NaMg(UO2)3(CH3COO)9.9H2O, dari
larutan pekat. Penambahan kira – kira sepertiga volume alkohol akan membantu
pengendapan
Na+ + Mg2+ + 3UO22+ + 9CH3COO- → NaMg(UO2)3(CH3COO)9 ↓

2. Larutan asam kloroplatina, asam tartarat atau natrium heksanitritokobaltat(III)


Tak ada endapan dengan larutan garam natrium

3. Reagensia uranil zink asetat


Taruh setetes larutan uji yang netral di atas lempeng bercak yang hitam atau diatas kaca
arloji, tambahkan 8 tetes reagensia, dan aduk dengan sebatang kaca. Terbentuk kekeruhan
atau endapan kuning.

4. Uji Kering
Nyala bunsen yang tak cermelang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam natrium.
Warna ini tak terlihat bila dipandang melalui 2 lapisan lempeng kaca kobalt yang biru. Garam
natrium dalam jumlah sedikit sekali memberikan hasil positif pada uji ini, dan hanya warna
yang kuat dan bertahan lama yang menunjukan bahwa natrium terdapat dalam jumlah yang
berarti.

4. Ion Amonium, NH4+


Ion amonium diturunkan dari amonia, NH3 dan ion hidrogen H+. Ciri – ciri khas ion
ini adalah serupa dengan ciri – ciri khas ion logam – logam alkali. Dengan elektrolisis
memakai katode dari merkurium dapat dibuat amonium amalgam, yang mempunyai sifat
– sifat serupa dengan amalgan dari natrium atau kalium.
Garam – garam amonium umumnya adalah senyawa – senyawa yang larut dalam air,
dengan membentuk yang tak berwarna. Dengan pemanasan, semua garam amonium
terurai menjadi amonia dan asam yang sesuai. Kecuali jika asamnya tak mudah menguap,
garam amonium dapat dihilangkan secar kuantitatif dari campuran kering dan
memanaskan.

1) Larutan Natrium hidroksida


Gas amonia dilepaskan ketika pemanasan.
NH4+ + OH- → NH3↑ + H2O

2) Reaksi Nesler
Endapan coklat atau pewarnaan coklat atau kuning dihasilkan sesuai dengan
jumlah amonia atau ion amonium yang terdapat. Endapan adalah merkurium(II)
amidoiodida basa :
NH4+ + 2[HgI4]2- + 4OH- → HgO.Hg(NH2)I↓ + 7I- + 3H2O

3) Natrium Heksanitritokobaltat(III), (Na3[Co(NO2)6])


Endapan kuning amonium heksanitritokobaltat(III), (NH4)3[Co(NO2)6], yang
serupa dengan yang dihasilkan oleh ion kalium :
3NH4+ + [Co(NO2)6]3- → (NH4)3[Co(NO2)6] ↓

4) Asam heksakloroplatinat (IV) (H2[PtCl6])


Endapan kuning amonium heksakloroplatinat (IV)
2NH4+ + [PtCl6]2- → (NH4)2[PtCl6] ↓

5) Uji Kering
Semua logam amonium menguap atau terurai, bila dipanaskan sampai sesaat
sebelum berpijar. Pada beberapa kasus, dimana asamnya mudah menguap, uapnya
akan bergabung kembali setelah mendingin dengan membentuk sublimat garam
itu, misalnya amonium klorida.

B. Analisis anion
Analisis anion dapat dilakukan dengan tiga cara: Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen
dengan cara menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya,
warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion
berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd, dan garam perak.
anion di bedakan menjadi 2 kelas yaitu kelas A dan B antara lain
Kelas A
1. gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer karbonat hidrogen
karbonat ( bikarbonat) sulfit, tiosulfit, sulfida, nitrit hipoklorit sianida dan sianat
2. gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat ini meliputi zat zat dari plus zat
yang berikut fluorida, hexsafluorosili kat , klorid, bromida, iodida, nitrat klorat
(bahaya),perklorat permanganat (bahaya), bromat, borat, dan lain lain
Kelas B
4. reasi pengendapan sulfat perokdisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat arsenit kromat,
dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, san suksinat.
5. Osidasi dan reduksi dalam larutan. Manganat, permanganat, kromat dan dikromat
untuk memudahkan reaksi dari asam asam organik tertentu dikelompokan besama – sama ini
meliputi asetat, format, oksalat, tartrat, sitrat, salisilat, benzoat, dan suksinat. Perlu ditunjukan
disini bahawa asetat, format, salisilat benzoatdan suksinat sendiri membentuk suatu golongan
yang lain lagi semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah ditambahkan
larutan besi (III) klorida kepada suatu larutan yang praktis netral.

1. Karbonat
kelarutan semua karbonat normal dengan kekkecualian karbonat dari logam logam
alkali serta amonium tak larut dalam air hidrogen karbonat dari kalsium, strontium, barium,
magnesium, dan mungkin dari besi ada larutan air mereka terbentuk karena aksi oleh asam
karbonat yang berlebihan terhadapa karbonat- karbonat normal entah dalam larutan air atau
suspensi dan akan terurai pada pendidihan larutan.

2. Hidrogen Karbonat
kebanyakan reaksi hidrogen karbonta adalah serupa dengan reaksi karbonat. Uji yang
diuraikan disini cocok untuk membedakan hidrogen karbonat dan karbonat
3. Sulfit
kelarurtan hanya dari logam alkali dan dari amonium larut dalam air sulfit dari logam
lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut. Hidrogen sulfit dari logam alkali larut dalam air
hidrogen sulfit dari logam alkali tanah hanya dikenal dalm larutan.

4 Tiosulfit
kelarutan kebanyakan tiosulfit yang pernah dibuat larut dalam air tiosulfit dari timbel
perak dan barium larut dalam sedikit sekali banyak dari tiosulfit ini larut dalam natrium tiosulfit
yang berlebihan membentuk garam kompleks.

5 Sulfida
kelarutan sulfida asam , sulfida normal dan polisulfida dari logam logam alkali larut
dalam air, larutan air zat zat ini beraksi bas akarena hgidrolisis.

6 Nitrit
kelarutan perak nitrit larut sangat sedikit dalam air. Semua nitrit larut dalam air.

7 Sianida
kelarutan hanya sianida dari logam logam alkali dan alkali tanah yang tidak larut dalam
air, larutan ini bereaksi basa disebabkan oleh hidrolisis.

8 Sianat
kelarutan sianat dari alkali dan alkali tanah larut dalam air sianat perak merkurium (I)
timbel dan tembaga tidak larut . Asam bebasnya cairan tak berwarna yang berbau tak sedap ion
ini sangat tidak stabil.

9 Tiosianat
kelarutan perak dan tembaga (I) tiosinat praktis tak larut dalam air merkurium (II) dan
timbel tiosinat sangat sedikit larut , kelarutan masing – masing dalam pada suhu 20 C adalah
0,0003, 0,0005, 0,7 dan 0,45 Tiosinat dari kebanyakan logam lainnya larut.

10 Ion Heksasianoferat (II)


kelarutan heksasianoferat dari logam – logam alkali dan alkali tanah larut dalam air
heksasianoferat (II) dari logam – logam lainnya tidak larut dalam air dan dalam asam encer
dingin tetapi terurai oleh alkali.

11 Heksasianferat (III)
kelarutan heksasianoferat (III) dari alkali dan alkali tanah larut air begitu pula besi (III)
heksasianoferat (III). Heksasianoferat (III) dari kebanyakan logam – logam umumnya lebih larut
dari heksasianoferat (II)nya.

12 Klorida
kelarutan kebanyakan klorida larut dalam air merkurium (I) klorida Hg2Cl2 perak
klorida AgCl , timbel klorid PbCl2 (yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin tetapi mudah
larut dalam air mendidih), tembaga (I) klorid CuCl, bismut oksiklorida BiOCL, stibium
oksiklorid SbOCl.

13 Hipoklorit
kelarutan semua hipoklorit larut dalam air zat – zat ini bereaksi basa karena hidrolisis

14 Bromida
kelarutan perak merkurium (I) dan tembaga (I) tak larut dalam air timbel bromid sangat
sedikit larut larut dalam air dingin tetapi lebih larut dalam air mendidih semua bromid lainnya
larut.

15 Iodida
kelarutan iodida adalah serupa dengan klorida dan bromid perak merkurium (I)
merikurium (II) tembaga (I) dan timbel iodida adalah garam garamnnya yang paling sedkit larut.
Reaksi – reaksi ini dapat di pelajari dengan larutan kalium iodida KI 0,1 M.
16 Fluorida
kelarutan fluorida dari logam alkali yang umum dan dari perak merkurium almunium dan
nikel mudah larut dalam air sedang fluorida dari timbel tembaga besi (III) barium dan litinium
larut sedikit dan fluorida dari logam alkali tanah yang lainnya tidak larut dalam air.

17 Nitarat
kelarutan semua nitrat larut dalam air nitrat dari merkurium dan bismut menghasilakn
garam basa setelah diolah dengan air garam garam ini larut daalm asam nitrat encer.

18 Klorat
kelarutan semua klorat larut dalam air kalium klorat adalah salah satu dari yang paling
sedikit larut dan litium klorat salah satu yang paling banyak larut.

19 Bromat
kelarutan perak barium dan timbel bromat larut sedikit dalam air dengan kearutan masing
masing adalah 2,0 g , 7,0 g dan 13,5 g pada suhu 20 C merkurium (I) bromat juga sangat sedkit
larut kebanyakan dari bromat logam – logam lainnya mudah larut dalam air.

20 Iodat
kelarutan iodat logam – logam alkali larut dalam air iodat logam -logam lainnya sangat
sedikit larut dan umumnya kurang larut dari klorat dan bromat padanannya.
21 Peklorat
kelarutan peklorat umumnya larut dalam air kalium perklorat adalah satu yang dari yang
paling sedkit larut dan natrium perklorat adalah salah satu dari yang paling banyak larut.

22 Borat
borat - borat diturunkan dari ketiga asam borat, asam borat ortoborat, H3BO3, asam
piroborat H2B4O7 dan asam metaborat HBO2. Asam borat adalah zat padat kristalin yang putih
yang sangat sedkit larut dalam air ini sangat sedikit yang diketahui dengan pasti. Asam ortoborat
yang dipanskan pada suhu 100 C akan diubah menjadi asam metaborat pada suhu 140 C
dihasilkan asam piroborat . Kebanyakan garam ini ditrunkan dari asam meta dan piro
disebabkan oleh lemahnya asam borat garam garam yang larut terhidrolisis dalam larutan dan
karena bereaski basa.

23 Sulfat
kelarutan sulfat dari barium strontium dan timbel praktis tak larut dalam air sulfat dari
kalsium dan merkurium (II) larut sedikit dan kebanyakan sulfat dari logam – logam sisanya larut.

24 Peroksodisulfat
kelarutan yang paling terkenal yaitu dari natrium kalium amonium dan barium larut
dalam air diantara mana garam kalium adalah yang paling larut pada suhu 0 C.

25 Silikat
kelarutan hanya silikat logam logam alkali dalam air zat zat ini terhidrolisis dalam larutan
air dan karena bereaksi basa

26 Silikofluorida
kelarutan kebanyakan silikofluorida dari logam logam kecuali garam garam barium dan
kalium yang hanya sedikit larut larut dalam air. Larutan dari asamnya merupakan salah satu
produk dari aksi oleh air terhadap silikon tetrafluorida dan akan terbentuk juga dengan
melarutkan silika dalam asam fluorida.

27 Ortofosfat
tiga asam fosfat dikenal orang asam ortofosfat H3PO4 asam pirofosfat H4P2O7 dan asam
metafosfat HPO3 garam garam fari ketiga asam ini benar benar ada ortofosfat adalah yang stabil
dan penting.

28 Pirofosfat dan metafosfat


natrium pirofosfat dibuat dengan memanaskan dinatrium hidrogen fosfat, natrium
metafosfar (polimer) bisa dibuat dengan memanaskan garam mikrokosmik atau natrium
dihidrogen fosfat.
29 Fosfit
kelarutan fosfit dari logam alkali larut dalam air semua fosfit dari logam yang lainnya tak
larut dalma air

30 Hipofosfit
kelarutan semua hipofosfit larut dalam air

31 Arsenat dan arsenit

32 Kromat dan Dikromat


kromat logam biasa nya adalah zat zat padat berwarna yang mengahsilkan larutan
kurning bila dapat larut dalam air asam mineral encer yaitu ion – ion hidrogen kromat berubah
menjadi dikromat yang terakhir ini menghasilkan larutan yang merah jingga perubahan ini
dibalikakn oleh alkali yaitu oleh ion ion hidroksil.

33 Asetat
kelarutan semua asetat normal terkecuali perak dan merkurium (I) asetat yang sangat
sedikit larut dengan mudah larut dalam air.

34 Format
kelarutan terkecuali garam garam timbel perak dan mekurium (I) yang sangat sendikit
larut kebanyakan format larut dalam air.

35 Oksalat
kelarutan oksalat dari logam logam alkali dan besi (II) larut dalam air semua oksalat lain
tak larut dalam atau sangat sedikit laurt dalm air.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
dalam analisis kualitatif yang dilakukan berdaksarkan metode H2S kation kation diklasifikasi dalam lima
golongan berdasarkan sifat sifat kation tersebut terhadap bebrapa preaksi. Preaksi yang paling umum dipakai Hcl
H2S amonium sulfat dan amonium karbonat.
Analisis anion dapat dilakukan dengan tiga cara: Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen
dengan cara menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya,
warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion
berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd, dan garam perak.
anion di bedakan menjadi 2 kelas yaitu kelas A dan B antara lain
Kelas A
gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer karbonat hidrogen karbonat
( bikarbonat) sulfit, tiosulfit, sulfida, nitrit hipoklorit sianida dan sianat
gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat ini meliputi zat zat dari plus zat yang
berikut fluorida, hexsafluorosili kat , klorid, bromida, iodida, nitrat klorat (bahaya),perklorat
permanganat (bahaya), bromat, borat, dan lain lain
Kelas B
reasi pengendapan sulfat perokdisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat arsenit kromat, dikromat,
silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, san suksinat.
Osidasi dan reduksi dalam larutan. Manganat, permanganat, kromat dan dikromat
Daftar pustaka

svehla G ( Setiono & Pudjaatmaka, alih bahasa )1985. vogel analis anorganik kualitatif

Anda mungkin juga menyukai