KIMIA ANALIS
Di sekitar kita dapat ditemukan banyak ion-ion terlarut seperti pada sungai, limbah, air
laut, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Unsur logam dalam
larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan unsur nonlogam akan membentuk
ion negatif atau anion. Metode yang digunakan untuk menentukan keberadaan kation tersebut
dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif. Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk
melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca dalam bidang kimia analitik
kualitatif mengenai analisis kation dan anion sehingga dapat menganalisis atau mengidentifikasi
kation dengan tepat sesuai metode yang disajikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk mengenali
atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (kation) yang terdapat dalam sebuah
sampel berdasarkan sifat kimia dan fisikanya. Sifat fisika suatu zat kimia adalah sifat yang dapat
diamati dengan pancaindera dan sifat yang dapat diukur tanpa mengubah susunan kimia zat
tersebut. Sifat yang dapat diamati dengan pancaindera adalah wujud/rupa, warna, bau, rasa,
tekstur, terbentuknya gelembung gas, dan terbentuknya endapan, sedangkan sifat yang dapat
diukur tanpa mengubah susunan kimia zat antara lain bobot jenis, indeks bias, titik didih, dan
titik leleh/beku.
A. Analisis Kation
Klasifikasi Kation
Kation-kation dikelompokkan dalam lima golongan yang bertujuan untuk analisis
kualitatif sistematik. Kation-kation digolongkan berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa
reagensia. Reagensia golongan yang biasanya digunakan untuk klasifikasi kation adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan
pada kemampuan suatu kation untuk bereaksi dengan reagensia-reagensia dengan membentuk
endapan atau tidak.
a. Timbel (Pb)
Timbel merupakan logam berwarna abu-abu kebiruan dengan rapatan sebesar 11,48g/ml
pada suhu kamar. Timbel mudah larut dalam asam nitrat dengan tingkat kepekatan sedang (8M),
dan terbentuk nitrogen oksida: 3Pb + 8HNO3 -> 3Pb2+ 6NO3-+ 2NO + 4H2O.
Gas nitrogen (II) oksida yang tidak berwarna bila tercampur dengan udara akan teroksidasi
menjadi nitrogen dioksida berwarna merah:
Dengan asam nitrat pekat dapat terbentuk lapisan pelindung berupa timbel nitrat pada
permukaan logam yang mencegah pelarutan lebih lanjut. Reaksi-reaksi dari ion timbel (II).
1. Asam klorida encer
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam timbel sulfida
3. Larutan amonia
4. Natrium hidroksida
Golongan kation II: Merkurium (II), Timbel (II), Bismut (III), Tembaga (II), Kadmium (II), Arsenik
(III) dan (V), Stibium (III) dan (V), dan Timah (II) dan (IV).
d. Kadmidum
Cd Kadmidun adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan liat. Kadmium mempunyai titik
lebut pada 321C dan melarut dengan lambat dalam asam encer dengan melepaskan hidrogen.
Cd + 2H+ -> Cd2+ + H2
Rekasi-reaksi ion kadmium (II):
1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan kuning kadmium sulfida
2. Larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes: endapan putih kadmium (II) hidroksid
3. Natrium hidroksida: endapan putih kadmium(II) hidroksida
4. Kalium sianida (RACUN): endapan putih kadmium sianida
5. Kalium tiosianat: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)
6. Kalium iodida: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)
h. Stibium,Sb-Stibium (III)
Stibium adalah logam putih keperakan mengkilap yang memiliki titik lebur 630 C. Stibium tidak larut
dalam asam klorida dan asam sulfat encer. Senyawa-senyawa stibium (V) mengandung ion antimonat, SbO43-
Ciri-ciri khasnya serupa dengan senyawa-senyawa arsenik padanannya.
1. BESI (II)
Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuh dan liat. Ia melebur
pada 1535 ℃. Besi membentuk dua deret garam yang penting. Garam-garam besi(II)
atau fero diturunkan dari besi(II) oksida, FeO. Garam-garam besi (III) atau feri
diturunkan dari oksidasi besi(III), Fe2O3.
2) Larutan amonia
Terjadi pengendapan Besi(II) hidroksida. Tetapi jika ada ion amonium dalam
jumlah banyak, disosiasi amonium tertekan, dan kosentrasi ion hidroksil semakin
rendah, menjadi kelarutan besi(II) hidroksida, Fe(OH)2 tak tercapai dan
pengendapan tak terjadi.
3) Hidrogen sulfida
Tak terjadi pengendapan dalam larutan asam, karena konsentrasi ion sulfida,
[ S2-], tak cukup untuk melampaui hasilkali kelarutan besi(II) sulfida.
5) Reagensia dimetilglioksima
Besi(II) dimetilglioksima merah yang larut dalam larutan amoniakal. Garam-
garam besi(III) tak memberi pewarnaan, tetapi nikel, kobalt, dan jumlah – jumlah
besar garam tembaga menunggu, maka tidak boleh ada. Uji ini boleh dilakukan
dengan adanya larutan kalium sianida, dalam mana nikel dimetilglioksima larut.
2. BESI(III)
Ciri – ciri khas yang paling penting dari logam ini telah diuraikan dalam bagian III
1) Larutan amonia
Endapan coklat merah seperti gelatin dari besi(III) hidroksida, yang tak larut
dalam reagensia berlebihan tetapi larut dalam asam.
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O → Fe(OH)3↓ + 3NH4+
5) Kalium sianida
Bila ditambahkan perlahan-lahan, menghasilkan endapan coklat kemerahan
besi(III) sianida
2Fe3+ + 3CN- → Fe(CN) 3↓
3. Alumunium
Alumunium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna abu-
abu. Ia melebur pada 659℃. Bila terkena udara, objek – objek alumunium teroksidasi
pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut.
Ion-ion alumunium (Al3+) membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-
anion yang tak berwarna.
1) Larutan amonium
Endapan putih seperti gelatin, yaitu alumunium hidroksida Al(OH)3, yang larut
sedikit dalam reagensia berlebihan. Kelarutan berkurang dengan adanya garam-
garam amonium, disebabkan oleh efek ion sekutu.
5) Reagensia Alizarin-S
Endapan merah dalam larutan amoniakal, yang cukup stabil terhadap asam asetat
encer.
Taruh setetes larutan uji diatas lempeng bercak, tambahkan 1 tetes preaksi, lalu
tetesan asam asetat sampai warna lembayung tepat hilang dan lebihkan 1 tetes.
Timbul endapan pewarnaan merah.
4. Kromium
Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan tak dapat ditempa dengan
berarti. Ia melebur pada 1765℃. Logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat.
Jika tak terkena udara, akan terbentuk ion-ion kromaium(II)
1) Larutan amonia
Endapan seperti gelatin yang berwarna abu-abu hijau sampai abu-abu biru, yaitu
kromium(III) hidroksida, Cr(OH)3, yang sedikit larut dalam zat pengendap
berlebihan dalam keadaan dingin dengan membentuk larutan lembayung atau
merah jambu yang mengandung ion kompleks heksaaminakromat(III); dengan
mendidihkan larutan, kromium hidroksida diendapkan.
5. Kobalt
kobalt adalah logam berwarna abu – abu seperti baja, dan bersifat sedikit magnetis. Ia
melebur pada 1490℃. Logam ini mudah larut dalam asam – asam mineral encer.
6. Nikel, Ni
Nikel adalah logam putih perak yang keras. Nikel bersifat liat, dapat ditempa dan sangat
kukuh. Logam ini melebur pada 1455℃, dan bersifat magnetis. Asam klorida dan asam
sulfat encer, melarutkan nikel dengan membentuk hidrogen.
2) Larutan amonia
Endapan hijau nikel(II) hidroksida
Ni2+ + 2NH3 + 2H2O → Ni(OH)2 ↓ + 2NH4+
4) Reagensia dimetilglioksima
Endapan merah nikel dimetilglioksima dari larutan yang tepat basa dengan
amonia, atau larutan asam yang dibufferkan dengan natrium asetat.
7. Mangan, Mn
Mangan adalah logam putih abu – abu, yang penampilanya serupa besi-tuang. Ia melebur
pada kira – kira 1250℃. Ia bereaksi dengan air hangat membentuk mangan(II)
hidroksida dan nitrogen
2) Larutan amonia
Pengendapan mangan(II) hidroksida yang semula putih
Mn2+ + 2NH3 + 2H2O ⇄ Mn(OH)2 ↓ + 2NH4+
8. Zink, Zn
Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada
110-150℃. Zink melebur pada 410℃ dan mendidih pada 906℃.
2) Larutan amonia
Endapan putih zink hidroksida
4) Uji ditizon
Ditizon membentuk kompleks-kompleks dengan sejumlah ion logam,yang dapat
diekstraksi dengan karbon tetraklorida. Kompleks zink-nya, yang terbentuk dalam
larutan – larutan netral, basa atau asam, berwarna merah
GOLONGAN KATION KE EMPAT :
BARIUM, STRONTIUM, DAN KALSIUM
Reaksi golongan:
Kation Kation golongan empat tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida ataupun
amonium sulfida, tetapiamonium karbonat (jika ada amonia atau ioan amonium dalam jumlah
yang sedang) membentuk endapan putih.Uji ini harus dilakukan dalam larutan netral atau basa.
Endapan putih yang terbentuk dengan regensia golongan adalah :barium karbonat ,strontium
karbonat, dan kalsium karbonat.
Ketiga logam alkali tanah ini menguraikan air dengan laju yang berbeda- beda ,dengan
membentuk hidroksida dan gas hidrogen.Barium hidroksida adalah yang paling mudah larut,
sedangkan kalsium hidroksida yang paling sedikit larut diantara ketigaanya. Klorida dan Nitrat
dari alkali tanah sangat mudah larut :karbonat, sulfat, fospat,dan oksalat tidak larut. Sulfidanya
dapat dibuat hanya dalam keaadana kering. Alkali tanah bersifat serupa dengan larutan air jadi
sulit untuk membedakannya trerutama untuk memisahkannya. Ada perbedaaan dalam kelarutan
beberapa garam mereka dala medium bukan air ,seperti 100g etanol yang bebas air melarutkan
12,5 kalium klorida, 0,91g strontium klorida dan 0,012g barium klorida (semuanya garam
berhidrat).
1. BARIUM
Ba (Ar: 137,34). Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan dilihat, yang stabil
dalam udara kering. Barium breaksi dengan air dalam udara yang lembab , membentuk
oksida atau hidroksida, Barium melebur pada 710oC. Logam ini bereaksi dengan air pada
suhu ruang, membentuk barium hidroksida dan hidrogen :
Ba + 2H2O → Ba2+ + H2↑ + 2OH-
Asam encer melarutkan barium dengan mudah dengan mengeluarkan hidrogen:
Ba + 2H+ → Ba2+ + H2↑
Barium adalah bivalen dalam garamnya ,membentuk kation barium(II), Ba 2+. Klorida dan
nitratnya larut ,tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau asam nitrat pekat
kepada larutan barium, barium klorida atau nitrat mungkin mengendap sebagai akibat
hkum kegiatan massa.
Endapan putih barium sulfat BaSO4 hampir tak larut dalam asam encer dan dalam larutan
amonium sulfat, dan larut cukup baik dalam asam sulfat pekat mendidih. Dengan
mengendapkan dalam larutan yang mendidih, atau lebih baik lagi dengan menambahkan
pula amonium asetat, diperoleh bentuk yang lebih mudah disaring:
Ba2++ SO42- à BaSO4 ¯
BaSO4 ¯ + H2SO4 (pekat) à Ba2+ + 2HSO4-
barium sulfat dididihkan dengan larutan natrium karbonat pekat, terjadi transformasi
parsial menjadi barium karbonat yang kurang larut, menurut persamaan :
BaSO4 ¯ + CO32- « BaCO3 ¯ + SO42-
Karena reaksi ini reversibel, transformasi ini tak sempurna. Jika campuran disaring dan
dicuci ( jadi menghilangjkan natrium sulfat) dan residu dididihkan dengan sejumlah
larutan natrium karbonat yang baru saja dibuat, lebih banyak lagi barium sulfat akan
berubah menjadi karbonat yang bersangkutan.
2. STRONTIUM
Sr (Ar: 87,62) Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat.
Strontium lebur pada 771oC. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium.
1. Larutan amonia
tak ada endapan.
2. Larutan amonium karbonat:
endapan putih strontium karbonat :
Sr2+ + CO32- à SrCO3 ¯
Strontium karbonat agak kurang larut dibanding barium karbonat; lain daripada ini; ciri-
ciri khasnya (kelarutan yang sedikit dalam garam-garam amonium terurai oleh asam),
adalah serupa dengan ciri-ciri khas barium karbonat.
8. Etanol bebas air dan ete : campuran 1+1 dari pelarut-pelarut ini, tidak melarutkan
strontium nitrat anhidrat, tetapi melarutkan strontium klorida anhidrat. Uji dapat dipakai
untuk pemisahan kalsium, strontium, dan barium.
Uji ini dapat dilakukan sebagai berikut: endapkan strontium sebagai karbonat. Saring
endapan, larutkan satu bagian darinya dalam asam klorida, dan satu bagian lain dalam
asam nitrat. Uapkan kedua larutan di atas kaca arloji sendiri-sendiri sampai kering,
panaskan residu sampai 180oC selama 30 menit, dan coba larutkan residu dalam ml
pelarut.
Kation – kation golongan kelima tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen disulfida,
amonium sulfida atau dengan amonium karbona. Reaksi – reaksi khusus atau uji – uji nyala
dapat dipakai untuk mengidentifikasi ion – ion ini.
Dari kation – kation golongan ini, magnesium memperlihatkan reaksi – reaksi yang
serupa dengan reaksi – reaksi dari kation – kation dalam golongan ke empat. Namun, magnesium
kerbonat dengan adanya garam amonium, larut, maka dalam pengerjaan analisis sistematis,
magnesium tak akan mengendap bersama kation golongan ke empat.
Reaksi ion amonium sangat serupa dengan reaksi – reaksi ion kalium, karena jari – jari
ion dari kedua ion ini hampir indetik.
1. Magnesium, Mg
Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan liat. Ia melebur pada 650℃. Logam
ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen dengan mengeluarkan cahaya putih yang
cemerlang. Logam ini perlahan – lahan terurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titik didih air
reaksi berlangsung cepat :
Mg + 2H2O → Mg(OH)2 ↓ + H2 ↑
Magnesium hidroksida, jika tak ada garam amonium, praktis tak larut. Magnesium larut
dengan mudah dalam asam :
Mg + 2H+ → Mg2+ + H2 ↑
Magnesium membentuk kation bivalen Mg2+. Oksida, hidroksida, karbonat, dan fosfatnya
tak larut; garam – garam lainnya larut. Rasanya pahit. Beberapa darigaram – garam ini adalah
higroskopis.
1. Larutan Amonia
Pengendapan parsial magnesium hidroksida yang putih dan seperti gelatin
Mg2+ + 2NH3 + 2H2O → Mg(OH)2 ↓ + 2NH+4
6. Reagensia difenilkarbazida
Larutan garam magnesium itu, diolah dengan larutan natrium hidroksida akan terbentuk
endapan magnesium hidroksida lalu dengan beberapa tetes reagensia difenilkrbazida dan
larutan disaring. Setelah endapan dengan air panas, akan terlihat bahwa ia telah memperoleh
warna lembayung merah karena pembentukan suatu garam kompleks.
7. Uji Kering
Semua senyawa – senyawa magnesium bila dipijarkan dia atas arang dengan adanya
natrium karbonat diubah menjadi magnesium oksida putih, yang berkilau terang ketika
panas. Setelah dibasmi dengan satu dua tetes larutan kobalt nitrat, dan dipanaskan lagi
sampai panas sekali, kita memperoleh massa yang berwarna merah jambu muda.
2. Kalium, K
Kalium adalah logam putih perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5℃. Ia tetap
tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi
tertutup dengan suatu lapisan biru. Logam itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil
melepaskan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung :
2K+ + 2H2O → 2K+ + 2OH- + H2 ↑
Kalium biasanya disimpan dalm pelarut nafta.
6. Uji Kering
Senyawa kalium, sebaliknya kloridanya, mewarnai nyala bunsen yang tak cemerlang
menjadi lembayung. Nyala kuning yang dihasilkan oleh natrium dalam jumlah sedikit,
mengganggu warna lembayung itu, tetapi dengan memandang nyala melalui dua lapisan
kaca kobalt yang biru, sinar – sinar natrium yang kuning akan diserap sehingga nyala
kalium yang lembayung kemerahan jadi terlihat.
3. Natrium, Na
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5 ℃ .
Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam
seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air,
membentuk natrium hidroksida dan nitrogen:
2Na + 2H2O → 2Na+ + 2OH- + H2 ↑
Dalam garam – garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na+. Garam
garam ini membentuk larutan tak bewarna kecuali jika anionnya berwarna; hampir semua
garam natrium larut dalm air.
4. Uji Kering
Nyala bunsen yang tak cermelang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam natrium.
Warna ini tak terlihat bila dipandang melalui 2 lapisan lempeng kaca kobalt yang biru. Garam
natrium dalam jumlah sedikit sekali memberikan hasil positif pada uji ini, dan hanya warna
yang kuat dan bertahan lama yang menunjukan bahwa natrium terdapat dalam jumlah yang
berarti.
2) Reaksi Nesler
Endapan coklat atau pewarnaan coklat atau kuning dihasilkan sesuai dengan
jumlah amonia atau ion amonium yang terdapat. Endapan adalah merkurium(II)
amidoiodida basa :
NH4+ + 2[HgI4]2- + 4OH- → HgO.Hg(NH2)I↓ + 7I- + 3H2O
5) Uji Kering
Semua logam amonium menguap atau terurai, bila dipanaskan sampai sesaat
sebelum berpijar. Pada beberapa kasus, dimana asamnya mudah menguap, uapnya
akan bergabung kembali setelah mendingin dengan membentuk sublimat garam
itu, misalnya amonium klorida.
B. Analisis anion
Analisis anion dapat dilakukan dengan tiga cara: Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen
dengan cara menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya,
warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion
berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd, dan garam perak.
anion di bedakan menjadi 2 kelas yaitu kelas A dan B antara lain
Kelas A
1. gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer karbonat hidrogen
karbonat ( bikarbonat) sulfit, tiosulfit, sulfida, nitrit hipoklorit sianida dan sianat
2. gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat ini meliputi zat zat dari plus zat
yang berikut fluorida, hexsafluorosili kat , klorid, bromida, iodida, nitrat klorat
(bahaya),perklorat permanganat (bahaya), bromat, borat, dan lain lain
Kelas B
4. reasi pengendapan sulfat perokdisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat arsenit kromat,
dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, san suksinat.
5. Osidasi dan reduksi dalam larutan. Manganat, permanganat, kromat dan dikromat
untuk memudahkan reaksi dari asam asam organik tertentu dikelompokan besama – sama ini
meliputi asetat, format, oksalat, tartrat, sitrat, salisilat, benzoat, dan suksinat. Perlu ditunjukan
disini bahawa asetat, format, salisilat benzoatdan suksinat sendiri membentuk suatu golongan
yang lain lagi semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah ditambahkan
larutan besi (III) klorida kepada suatu larutan yang praktis netral.
1. Karbonat
kelarutan semua karbonat normal dengan kekkecualian karbonat dari logam logam
alkali serta amonium tak larut dalam air hidrogen karbonat dari kalsium, strontium, barium,
magnesium, dan mungkin dari besi ada larutan air mereka terbentuk karena aksi oleh asam
karbonat yang berlebihan terhadapa karbonat- karbonat normal entah dalam larutan air atau
suspensi dan akan terurai pada pendidihan larutan.
2. Hidrogen Karbonat
kebanyakan reaksi hidrogen karbonta adalah serupa dengan reaksi karbonat. Uji yang
diuraikan disini cocok untuk membedakan hidrogen karbonat dan karbonat
3. Sulfit
kelarurtan hanya dari logam alkali dan dari amonium larut dalam air sulfit dari logam
lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut. Hidrogen sulfit dari logam alkali larut dalam air
hidrogen sulfit dari logam alkali tanah hanya dikenal dalm larutan.
4 Tiosulfit
kelarutan kebanyakan tiosulfit yang pernah dibuat larut dalam air tiosulfit dari timbel
perak dan barium larut dalam sedikit sekali banyak dari tiosulfit ini larut dalam natrium tiosulfit
yang berlebihan membentuk garam kompleks.
5 Sulfida
kelarutan sulfida asam , sulfida normal dan polisulfida dari logam logam alkali larut
dalam air, larutan air zat zat ini beraksi bas akarena hgidrolisis.
6 Nitrit
kelarutan perak nitrit larut sangat sedikit dalam air. Semua nitrit larut dalam air.
7 Sianida
kelarutan hanya sianida dari logam logam alkali dan alkali tanah yang tidak larut dalam
air, larutan ini bereaksi basa disebabkan oleh hidrolisis.
8 Sianat
kelarutan sianat dari alkali dan alkali tanah larut dalam air sianat perak merkurium (I)
timbel dan tembaga tidak larut . Asam bebasnya cairan tak berwarna yang berbau tak sedap ion
ini sangat tidak stabil.
9 Tiosianat
kelarutan perak dan tembaga (I) tiosinat praktis tak larut dalam air merkurium (II) dan
timbel tiosinat sangat sedikit larut , kelarutan masing – masing dalam pada suhu 20 C adalah
0,0003, 0,0005, 0,7 dan 0,45 Tiosinat dari kebanyakan logam lainnya larut.
11 Heksasianferat (III)
kelarutan heksasianoferat (III) dari alkali dan alkali tanah larut air begitu pula besi (III)
heksasianoferat (III). Heksasianoferat (III) dari kebanyakan logam – logam umumnya lebih larut
dari heksasianoferat (II)nya.
12 Klorida
kelarutan kebanyakan klorida larut dalam air merkurium (I) klorida Hg2Cl2 perak
klorida AgCl , timbel klorid PbCl2 (yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin tetapi mudah
larut dalam air mendidih), tembaga (I) klorid CuCl, bismut oksiklorida BiOCL, stibium
oksiklorid SbOCl.
13 Hipoklorit
kelarutan semua hipoklorit larut dalam air zat – zat ini bereaksi basa karena hidrolisis
14 Bromida
kelarutan perak merkurium (I) dan tembaga (I) tak larut dalam air timbel bromid sangat
sedikit larut larut dalam air dingin tetapi lebih larut dalam air mendidih semua bromid lainnya
larut.
15 Iodida
kelarutan iodida adalah serupa dengan klorida dan bromid perak merkurium (I)
merikurium (II) tembaga (I) dan timbel iodida adalah garam garamnnya yang paling sedkit larut.
Reaksi – reaksi ini dapat di pelajari dengan larutan kalium iodida KI 0,1 M.
16 Fluorida
kelarutan fluorida dari logam alkali yang umum dan dari perak merkurium almunium dan
nikel mudah larut dalam air sedang fluorida dari timbel tembaga besi (III) barium dan litinium
larut sedikit dan fluorida dari logam alkali tanah yang lainnya tidak larut dalam air.
17 Nitarat
kelarutan semua nitrat larut dalam air nitrat dari merkurium dan bismut menghasilakn
garam basa setelah diolah dengan air garam garam ini larut daalm asam nitrat encer.
18 Klorat
kelarutan semua klorat larut dalam air kalium klorat adalah salah satu dari yang paling
sedikit larut dan litium klorat salah satu yang paling banyak larut.
19 Bromat
kelarutan perak barium dan timbel bromat larut sedikit dalam air dengan kearutan masing
masing adalah 2,0 g , 7,0 g dan 13,5 g pada suhu 20 C merkurium (I) bromat juga sangat sedkit
larut kebanyakan dari bromat logam – logam lainnya mudah larut dalam air.
20 Iodat
kelarutan iodat logam – logam alkali larut dalam air iodat logam -logam lainnya sangat
sedikit larut dan umumnya kurang larut dari klorat dan bromat padanannya.
21 Peklorat
kelarutan peklorat umumnya larut dalam air kalium perklorat adalah satu yang dari yang
paling sedkit larut dan natrium perklorat adalah salah satu dari yang paling banyak larut.
22 Borat
borat - borat diturunkan dari ketiga asam borat, asam borat ortoborat, H3BO3, asam
piroborat H2B4O7 dan asam metaborat HBO2. Asam borat adalah zat padat kristalin yang putih
yang sangat sedkit larut dalam air ini sangat sedikit yang diketahui dengan pasti. Asam ortoborat
yang dipanskan pada suhu 100 C akan diubah menjadi asam metaborat pada suhu 140 C
dihasilkan asam piroborat . Kebanyakan garam ini ditrunkan dari asam meta dan piro
disebabkan oleh lemahnya asam borat garam garam yang larut terhidrolisis dalam larutan dan
karena bereaski basa.
23 Sulfat
kelarutan sulfat dari barium strontium dan timbel praktis tak larut dalam air sulfat dari
kalsium dan merkurium (II) larut sedikit dan kebanyakan sulfat dari logam – logam sisanya larut.
24 Peroksodisulfat
kelarutan yang paling terkenal yaitu dari natrium kalium amonium dan barium larut
dalam air diantara mana garam kalium adalah yang paling larut pada suhu 0 C.
25 Silikat
kelarutan hanya silikat logam logam alkali dalam air zat zat ini terhidrolisis dalam larutan
air dan karena bereaksi basa
26 Silikofluorida
kelarutan kebanyakan silikofluorida dari logam logam kecuali garam garam barium dan
kalium yang hanya sedikit larut larut dalam air. Larutan dari asamnya merupakan salah satu
produk dari aksi oleh air terhadap silikon tetrafluorida dan akan terbentuk juga dengan
melarutkan silika dalam asam fluorida.
27 Ortofosfat
tiga asam fosfat dikenal orang asam ortofosfat H3PO4 asam pirofosfat H4P2O7 dan asam
metafosfat HPO3 garam garam fari ketiga asam ini benar benar ada ortofosfat adalah yang stabil
dan penting.
30 Hipofosfit
kelarutan semua hipofosfit larut dalam air
33 Asetat
kelarutan semua asetat normal terkecuali perak dan merkurium (I) asetat yang sangat
sedikit larut dengan mudah larut dalam air.
34 Format
kelarutan terkecuali garam garam timbel perak dan mekurium (I) yang sangat sendikit
larut kebanyakan format larut dalam air.
35 Oksalat
kelarutan oksalat dari logam logam alkali dan besi (II) larut dalam air semua oksalat lain
tak larut dalam atau sangat sedikit laurt dalm air.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
dalam analisis kualitatif yang dilakukan berdaksarkan metode H2S kation kation diklasifikasi dalam lima
golongan berdasarkan sifat sifat kation tersebut terhadap bebrapa preaksi. Preaksi yang paling umum dipakai Hcl
H2S amonium sulfat dan amonium karbonat.
Analisis anion dapat dilakukan dengan tiga cara: Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen
dengan cara menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya,
warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion
berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd, dan garam perak.
anion di bedakan menjadi 2 kelas yaitu kelas A dan B antara lain
Kelas A
gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer karbonat hidrogen karbonat
( bikarbonat) sulfit, tiosulfit, sulfida, nitrit hipoklorit sianida dan sianat
gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat ini meliputi zat zat dari plus zat yang
berikut fluorida, hexsafluorosili kat , klorid, bromida, iodida, nitrat klorat (bahaya),perklorat
permanganat (bahaya), bromat, borat, dan lain lain
Kelas B
reasi pengendapan sulfat perokdisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat arsenit kromat, dikromat,
silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, san suksinat.
Osidasi dan reduksi dalam larutan. Manganat, permanganat, kromat dan dikromat
Daftar pustaka
svehla G ( Setiono & Pudjaatmaka, alih bahasa )1985. vogel analis anorganik kualitatif