Anda di halaman 1dari 69

MODUL PRAKTIKUM

PROSES MANUFAKTUR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 2020
PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM MANUFAKTUR

A. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari
yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.
 Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas
laboratorium/Prakrikan itu sendiri.
 Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :
A. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari mesin,
peralatan, bahan, lingkungan kerja dll.
B.Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari
manusia, yang dapat terjadi antara lain karena : Kurangnya pengetahuan
dan keterampilan pelaksana, Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily
defect), Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh, Sikap dan
perilaku kerja yang tidak baik.
Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium :
1. Terpeleset , biasanya karena lantai licin. Terpeleset dan terjatuh adalah
bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi di laboratorium.
Akibat : memar, fraktura, dislokasi, memar otak, dll.
Pencegahan : Pakai sepatu anti slip, jangan pakai sepatu dengan hak tinggi,
tali sepatu longgar, hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel
(basah dan licin) atau tidak rata konstruksinya. Menggunakan Lantai yang
tidak licin.
2. Mengangkat beban Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup
berat,
terutama bila mengabaikan kaidah ergonomi.
Akibat : cedera pada punggung.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Pencegahan : Beban jangan terlalu berat , jangan berdiri terlalu jauh dari
beban, jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi
pergunakanlah tungkai bawah sambil berjongkok, pakaian penggotong
jangan terlalu ketat sehingga pergerakan terhambat.

3. Risiko terjadi kebakaran (sumber : bahan kimia,alat Las) bahan desinfektan


yang mungkin mudah menyala (flammable) dan beracun. Kebakaran terjadi
bila terdapat 3 unsur bersama-sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah
terbakar dan panas.
Akibat : Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai
berat bahkan kematian. Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.
Pencegahan : Konstruksi bangunan yang tahan api, sistem penyimpanan
yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar, pengawasan
terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran, sistem tanda kebakaran
manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya dengan
segera, sistem tanda kebakaran otomatis yang menemukan kebakaran dan
memberikan tanda secara otomatis, jalan untuk menyelamatkan diri
Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran. Penyimpanan dan
penanganan zat kimia yang benar dan aman.

1. KETENTUAN LABORATORIUM MANUFAKTUR

Ketentuan Umum:

1. Praktikan adalah mahasiswa/i Teknik Mesin ITERA yang sedang/sudah


mengambil matakuliah Proses Manufaktur.
2. Praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum, mulai dari
briefing praktikum, pre-test, praktikum, post-test pembuatan laporan,
asistensi, dan presentasi.
3. Praktikan wajib mengikuti seluruh modul praktikum dan lulus pre-test
sebelum diperbolehkan mengikuti praktikum.
4. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum sesuai dengan jadwalnya
diwajibkan dapat menghubungi asisten yang bersangkutan maksimal satu
hari sebelum praktikum dan apabila dimungkinkan akan ada perubahan
jadwal praktikum

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


5. Dalam satu Kelompok wajib memiliki minimal satu modul cetak Proses
Manufaktur

K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja) LAB. MANUFAKTUR

1. Praktikan Wajib Menggunakan kaca mata safety (terutama operator).


2. Praktikan harus memakai pakaian standart Lab (minimal PDH) saat
praktikum berlangsung.
3. Praktikan Wajib Menggunakan Sepatu tertutup (bukan sepatu sandal, balet
dan diinjak)
4. Praktikan khusus Laki Laki Dilarang berambut Panjang, dan wanita
wajib mengikat rambut kebelakang, jika berhijab maka hijab dimasukan
kedalam pakaian standar Lab, PDH, jaket atau sejenis nya.
5. Praktikan Wajib Melepas asesoris tangan seperti jam tangan, gelang dan
sejenisnya.

Khusus untuk praktikum kerja bangku


6. Praktikan menggunakan ear plug/headset (tidak wajib)
7. Praktikan wajib menggunakan Masker.
8. Praktikan wajib menggunakan sarung tangan atau sarung tangan las ( saat
melakukan praktikum pengelasan)
9. Praktikan wajib menggunakan Apron saat proses praktikum pengelasan
10. Praktikan wajib menggunakan Helm las saat proses pengelasan.

Kebersihan :

1. Praktikan wajib menjaga kebersihan alat/mesin dari kotoran dan chip


(geram) sebelum dan sesudah memakai alat praktikum
2. Praktikan wajib menjaga kebersihan Laboratorium dari kotoran debu dan
serpihan chip (geram) yang ada di sekitar mesin sebelum dan sesudah
praktikum.

Tata Tertib Praktikum:

1. Praktikan diwajibkan hadir sebelum praktikum dimulai.


Keterlambatan maksimal 10 menit setelah jam masuk, Praktikan yang

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


terlambat melebihi waktu toleransi yang telah ditentukan asisten tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum
2. Praktikan yang tidak mengikuti/tidak masuk tanpa keterangan atau
karena keterlambatan akan dikenakan sanksi nilai praktikum akhir
dibagi dua.
3. Praktikan diwajibkan membawa modul cetak untuk setiap kelompok
pada saat mengikuti praktikum
4. Praktikum dilaksanakan per kelompok sesuai jadwal yang telah
ditentukan
5. Praktikan dilarang berseda gurau (bercanda) pada saat proses
praktikum berlangsung.
6. Praktikan tidak diperkenankan makan, merokok, dan bermain alat
komunikasi (handphone) selama praktikum berlangsung
7. Praktikan wajib meminta izin kepada asisten apabila hendak
meninggalkan laboratorium pada saat praktikum.
8. .Praktikan wajib melapor jika terjadi kerusakan alat/ terjadi kecelakaan
saat praktikum berlangsung
9. Jika Praktikan merusakan alat/ Komponen mesin, maka praktikan
wajib mengganti baru sesuai dengan alat/ komponen yang dirusak
10. Jika aturan diatas tidak dipatuhi, asisten berhak memberikan sanksi

Briefing Praktikum:

1. Briefing praktikum merupakan awal dimulainya praktikum Proses


Manufaktur
2. Dalam briefing, dibahas mengenai segala sesuatu yang berhubungan
SOP Proses Manufaktur dengan praktikum, seperti pembagian
penjelasan singkat mengenai praktikum yang akan segera dilaksanakan
dan penyetelan benda kerja.
3. Briefing praktikum wajib dihadiri oleh semua praktikan dan apabila
tidak mengikuti briefing akan diberikan sanksi pengurangan poin.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Pre-test:
1. Sebelum memulai praktikum, semua praktikan wajib mengikuti pretest yang
materinya berhubungan dengan praktikum yang akan dilaksanakan
2. Praktikan yang tidak lulus pre-test tidak diperbolehkan mengikuti praktikum

Post-test:
1. Setelah mendapat ACC dari asisten, semua praktikan wajib mengikuti post-
test atau persentasi yang materinya berhubungan dengan praktikum yang
telah dilaksanakan

Format Laporan:

1. Praktikan wajib mengumpulkan laporan resmi setelah praktikum (untuk


tiap-tiap modul) sesuai jangka waktu yang telah ditentukan
2. Jika sampai waktu yang ditentukan praktikan belum mendapat “ACC” SOP
Proses Manufaktur dari asisten, maka satu kelompok akan mendapatkan
nilai akhir yang di bagi 2 pada modul tersebut
3. Laporan praktikum bersifat kelompok
4. Format penulisan laporan:
a. Ditulis tangan pada kertas ukuran A4, 70 gram dengan tinta biru
b. Font menggunakan Huruf Cetak (dilarang menulis dengan tulisan
tegak bersambung/ Latin) dan jarak antar baris adalah 1,5 cm
c. Margin 4-3-3-3 (kiri, atas, bawah, kanan)

5. Laporan akhir praktikum (keseluruhan) terdiri dari:


a. Halaman judul / cover
b. Lembar Pengesahan
c. Kata pengantar
d. Daftar isi
e. Daftar gambar
f. Daftar Tabel

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


g. Isi Laporan Tiap Modul
1. Laporan Pendahuluan :
- BAB I :
- Latar Belakang
…………………….. ( 2 Halaman )

- Tujuan

- BAB II :
- Landasan Teori, Deskripsi Alat dan Rumus ………(
4Literatur, Minimal 20 Halaman + Gambar )

- BAB III :
- Metode Praktikum ( Prosedur Praktikum )………….. ( Lebih
Lengkap dari Modul + Gambar)
2. Laporan Resmi :
- BAB IV :
- Olah Data (Tabel dan Rumus)
- Perhitungan
- BAB V :
- Kesimpulan dan Saran Laporan Pendahuluan
h. Daftar Pustaka
i. Lampiran

6. Laporan akhir dikumpulkan dalam bentuk hardcopy


7. Bentuk hardcopy merupakan kumpulan dari modul pertama sampai terakhir
dan dijilid dengan softcover warna “Biru”. Tiap modul dipisahkan dengan
pembatas kertas berwarna biru dengan logo Institut Teknologi Sumatera di
tengahnya
8. Laporan per modul pada bagian BAB II tidak boleh sama. Apabila
ditemukan kelompok yang laporannya sama, maka laporan dari kelompok
yang sama tersebut tidak akan dinilai dan akan ditempel di papan
pengumuman.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Asistensi :

1. Praktikan wajib melakukan asistensi laporan praktikum per modul


minimal 3 (tiga) kali sebelum mendapatkan “ACC”. Namun bila
sebelum asistensi ketiga laporan praktikum sudah dianggap benar,
maka praktikan berhak mendapatkan “ACC”
2. Asistensi Laporan pendahuluan dilakukan minimal satu minggu
sebelum praktikum dimulai. Khusus Angkatan 2017 asistensi laporan
pendahuluan dilakukan pada minggu ke 3 bulan Februari 2020 (tgl 10-
14 Februari 2020).
3. Jika laporan pendahuluan tidak selesai sampai menjelang hari
praktikum dimulai maka akan mendapatkan pengurangan point.
4. Tata Tertib Asistensi:
a. Asistensi tidak boleh melanggar jam kuliah, baik jam kuliah praktikan
maupun jam kuliah asisten
b. Asistensi dihadiri oleh semua anggota kelompok.
c. Pada saat asistensi, praktikan wajib membawa laporan, revisi laporan
sebelumnya dan referensi
d. Saat asistensi wajib membawa lembar asistensi
e. Apabila tata tertib tersebut tidak ditaati, maka asisten berhak menolak
asistensi
Asistensi laporan resmi di lakukan setelah praktikum selesai dan
dikumpulkan/diselesaikan sesuai jadwal yang telah ditentukan mengikuti
aturan diatas.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


 Contoh Lembar Asistensi :

LEMBAR ASISTENSI
NAMA ANGGOTA :

KELOMPOK :

NO. TANGGAL KETERAGAN PARAF

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Presentasi:
1. Presentasi merupakan tanda berakhirnya praktikum Proses Manufaktur atau
pengganti dari post test.
2. Presentasi dilaksanakan apabila semua praktikum telah selesai dan laporan
praktikum sudah dijilid dalam bentuk soft cover.
3. Presentasi merupakan ujian kecakapan bagi praktikan yang materinya
adalah semua yang telah didapat selama mengikuti praktikum Proses
Manufaktur
4. Penilaian presentasi bersifat individu yang dilakukan secara kelompok.

Sanksi:

Praktikan yang tidak memenuhi ketentuan praktikum tersebut diatas, akan


dikenakan sanksi berupa pengurangan nilai yang ketentuannya diatur oleh
asisten.

Sistem Penilaian

Nilai pre-test : 10%


Keaktifan: : 30%
Laporan praktikum : 30%
Post Test/ Presentasi : 30%

2. JADWAL BRIEFING DAN PRAKTIKUM

1. Briefing Praktikum
Dilaksanakan sebelum praktikum di mulai dan setelah pre test.
2. Jadwal Praktikum
Jadwal akan diberikan pada informasi selanjutnya
3. Pembagian Asisten
Asisten akan diberikan pada informasi selanjutnya

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR

CUTTING

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


11

MESIN CUT OFF/ CUTTING WHEEL

Mesin Cut Off merupakan adalah alat perkakas potong yang di gunakan
untuk memotong bahan yang besar dan yang sulit apabila menggunakan
mesin gerinda tangan

1. PRINSIP KERJA

Motor listrik sebagai penggerak utama pada mesin Cut Off/Cutting Wheel.
Putaran pada motor listrik di transmisikan melalui porosnya ke batu mata
potong, putaran mesin menghasilahn RPM yang tinggi,

2. TUJUAN PRAKTIKUM

 Tujuan umum
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin
perkakas.

 Tujuan khusus
a. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin cut off/cutting
wheel.
b. Mengetahui proses dan cara memotong benda kerja dengan mesin cut
off/cutting wheel

Gambar Mesin Cut Off/ Cutting Wheel


Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Manufaktur
.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


12

3. BAGIAN UTAMA ALAT POTONG SHEARIN


 Power ON/OFF
 Pelindung
 Tuas Pengunci Bahan

4. PETUNJUK PENGOPERASIAN MESIN

A Sebelum Menjalankan Mesin


1. Periksa keadaan mesin
2. Siapkan benda kerja maupun peralatan yang dibutuhkan.
3. Siapkan benda kerja, tandai bagian-bagian yang akan potong.

a. Saat Menjalankan Mesin


1. Nyalakan mesin dengan menekan tombol switch on
2. Lakukan pemotongan perlahan untuk menghindari kerusakan pada
mata potong dan kerusakan pada benda kerja.
3. Gunakan kaca mata safety pada saat cut off/cutting wheel berjalan
4. Segera matikan mesin jika terjadi gangguan.

b. Setelah Pengerjaan
1. Matikan mesin dengan memutar switch off
2. Bersihkan benda kerja dan mesin dari chip atau geram yang menempel.
3. Kembalikan peralatan ke tempat semula.

MESIN SHEARING
Proses pengguntingan (shearing)/ proses pemotongan dengan cara menekan
dua sisi pisau tajam ke lembaran logam (sheet metal).

1. PRINSIP KERJA
Benda kerja diletakkan dirahang penjepit kemudian sesuaikan bagian plat yang
akan potong sesuai dengan ukuran atau bentuk yang diinginkan, lalu kunci
rahang penjepit. Gunakan tuas pemotong untuk memotong plat sesuai dengan
ukuran yang diinginkan, Lepaskan benda kerja dari mesin shearing

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


13

2. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan umum
c. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
d. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin
perkakas.
Tujuan khusus
c. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan alat potong model
shearing.
d. Mengetahui proses dan cara memotong benda kerja dengan alat potong
shearing

Gambar Mesin Shearing


Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Manufaktur

3. BAGIAN ALAT PEMOTONG (SHEARING)


 Tuas penekan
 Tuas pengunci plat
 Spindel pengatur jarak potong
4. PETUNJUK PENGGUNAAN ALAT
A. Sebelum Penggunaan Alat
1. Periksa keadaan alat potong
2. Siapkan benda kerja maupun peralatan yang dibutuhkan.
3. Siapkan benda kerja, ukur dan tandai bagian-bagian yang akan
potong

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


14

B. Saat Penggunaan Alat


1. Letakan plat diantara mata pisau dan pengunci plat
2. Pastikan ukuran sesuai dengan yang di inginkankan max ketebalan
1.5mm
3. Lakukan pemotongan perlahan untuk menghindari kerusakan pada
mata potong dan kerusakan pada benda kerja.
4. Gunakan sarung tangan wool
C. Setelah Pengerjaan
1. Pastikan tidak tuas di posisi turun /180°
2. Bersihkan alat dari geram yang menempel.
3. Kembalikan peralatan ke tempat semula.

5. Alat-Alat Perlengkapan

1. Kaca Pelindung.
2. Slop Tangan
3. Masker
4. Sepatu Besi .

 BAHAN MATERIAL
Bahan material : Plat hitam eser besi 1,5 mm

 GAMBAR KERJA

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


15

Tahap pengerjaan 1. Ukur plat sesuai gambar kerja kemudian buatlah mal
benda kerja dan bentuk sesuai dengan gambar kerja di atas dengan
menggunakan alat: Cutting,Grinding,Rolling.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


16

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR

GRINDING

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


17

PENGGERINDAAN
Mesin gerinda merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses
pengikisan logam secara abrasif melalui gesekan antara material abrasif
dengan benda kerja (logam). Pada mesin gerinda, putaran batu pengasah pada
penyayatan benda kerja diperlukan putaran kecepatan pemotongan yang
sangat tinggi. Mesin gerinda digunakan untuk pengasahan benda kerja yang
bulat, pengasahan benda kerja permukaan rata, pengasahan benda kerja
bentuk, dan pengasahan pahat pemotong (cutting tool) mesin-mesin perkakas.
Selain itu, gerinda juga digunakan untuk memperhalus dan membuat ukuran
yang akurat permukaan benda kerja (finishing).

1. Mesin Gerinda Duduk

Fungsi utama gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi dapat
juga digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau dapur,
golok, kampak, arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya. Selain untuk
mengasah, gerinda duduk dapat juga untuk membentuk atau membuat
perkakas baru, seperti membuat pisau khusus untuk meraut bambu, membuat
sukucadang mesin jahit, membuat obeng, atau alat bantu lainnya untuk
reparasi turbin dan mesin lainnya.

2. Komponen - Komponen Mesin Gerinda Duduk

Bagian badan mesin yang biasanya terbuat dari besi tuang yang memiliki sifat
sehagai peredam getaran yang baik. fungsinya adalah untuk menopang meja
kerja dan menopang kepala rumah spindel. Bagian poros spindel merupakan
bagian yang kritis karena harus berputar dengan kecepatan tinggi juga
dibebani gaya pemotongan pada batu gerindanya dalam berbagal arah. Bagian
meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi basil kerja proses
gerinda karena diatas meja inilah Benda kerja dilelakkan melalui suatu ragum
ataupun magnetic chuck yang dikencanukan pada meja ini.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


18

 Switch ON/OFF
 Tool Reast
 Grinding Wheel
 Spark Arrestor

3. Prinsip Kerja Mesin Gerinda

Prinsip kerja dari mesin penggerindaan ini adalah dimana sebuah batu
gerinda digerakkan dengan menggunakan sebuah motor AC. Yang mana
dibantu dengan motor stepper. Fungsi dari motor stepper ini sendiri adalah
untuk menggerakkan sebuah Linear, dimana gerakan dari motor stepper itu
menaik menurunkan, memaju dan memundurkan Linear.

4. Fungsi Mesin Gerinda


1. Menggerinda Permukaan Sejajar
2. Menggerinda Permukaan Vertikal
3. Menggerinda Bor
4. Menggerinda Pahat
Catatan :
Gunakan pendinginan untuk penggerindaan ini guna mencegah
pemanasan lebih.
Berikan tekanan ringan ke muka dan gunakan dudukan sebagai titik
kendali, turunkan perlahan lahan tangan yang memegang gagang bor
pada saat menekan mata bor.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


19

5. PETUNJUK PENGOPERASIAN MESIN


5.1. Langkah –langkah Pengerjaan
B Sebelum Menjalankan Mesin
1. Periksa keadaan mesin
2. Siapkan benda kerja maupun peralatan yang dibutuhkan.
3. Siapkan benda kerja, tandai bagian-bagian yang akan digrinding
dengan penitik.

b. Saat Menjalankan Mesin


1. Nyalakan mesin dengan menekan tombol switch on
2. Lakukan pengegrindingan secara perlahan untuk menghindari
kerusakan batu grinding dan kerusakan pada benda kerja.
3. Rapikan sisi baju yang dapat terkena mesin grinding terutama pada
lengan baju, serta singkirkan benda yang dapat menghalangi proses
penggerindaan untuk menghindari kecelakaan.
4. Segera matikan mesin jika terjadi gangguan.

c. Setelah Pengerjaan
1. Matikan mesin dengan memutar switch off
2. Bersihkan benda kerja dan mesin dari chip atau geram yang menempel.
3. Kembalikan peralatan ke tempat semula.

Alat-Alat Perlengkapan

1. Kaca Pelindung
2. Slop Tangan
3. Masker
4. Sepatu Safety

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


20

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR

ROLLING MANUAL

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


21

MESIN ROLLING MANUAL

Rolling Plat atau Gulung Plat adalah mesin pembuatan plat bulat atau tangki
dengan cara manual ,mesin ini mampu menggulung plat sehingga membentuk profil
kurva lingkaran. mesin ini dalam aplikasinya banyak di gunakan dalam industri
manufaktur untuk pembuatan beberapa alat industri seperti tangki, ducting, cerobong

1. PRINSIP KERJA

Mesin ini merupakan tipe yang paling sederhana, menggunakan 3 roll yang disusun
secara asimetris yang mana 2 roll digunakan untuk menjepit dan satu roll untuk
mengarahkan. Tenaga yang digunakakan bisa dari tenaga manusia, motor listrik
maupun hidrolik. Mesin ini digunakan untuk mengerol plat tipis maksimal 2mm

2. TUJUAN PRAKTIKUM
 Tujuan umum
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin
perkakas.
 Tujuan khusus
a. Dapat mengetahui, menguasai dan menggunakan mesin Rolling Manual.
b. Mengetahui proses dan cara pembentukan plat secara
melengkung/melingkar.

3. BAGIAN UTAMA MESIN ROLLING PLAT MANUAL

Gambar Mesin Rolling Plat Manual


Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Manufaktur

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


22

BAGIAN ALAT ROLLING PLAT MANUAL

1. Roll 1, Roll 2, Roll 3


2. Tuas pemutar rol
3. Spindel pengatur pemakanan lengkungan

4. PETUNJUK PENGGUNAAN ALAT


Sebelum Penggunaan Alat
1. Periksa keadaan alat potong
2. Siapkan benda kerja maupun peralatan yang dibutuhkan.
3. Siapkan benda kerja, ukur dan tandai bagian-bagian yang akan potong

Saat Penggunaan Alat


1. Pastikan ukuran benda kerja sudah benar
2. Letakan plat di antara roll 1 dan roll 2,
3. Atur jarak jepit plat antara rol sesuaikan dengan ketebalan plat
dan maximal ketebalan 1.5 mm
4. Lakukan pemutaran pada spindel pada benda kerja secara perlahan,
lakuakan 2 samapai 3 kali sampai bentuk yang di inginkan
Setelah Pengerjaan
1. Bersihkan alat dari geram yang menempel pada roll
2. Kembalikan peralatan ke tempat semula.

5. Alat-Alat Perlengkapan

1. Kaca Pelindung.
2. Slop Tangan

3.. Sepatu Besi .

 BAHAN MATERIAL
Bahan material : Plat hitam eser besi 1,5 mm

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


23

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR

BENDING MANUAL

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


24

MESIN TEKUK

Mesin tekuk digunakan untuk membuat bentuk bersudut pada benda kerja
plat besi atau baja yang tipis.

1. PRINSIP KERJA

Benda kerja diletakkan dirahang penjepit kemudian sesuaikan bagian


plat yang akan ditekuk sesuai dengan sudut atau bentuk yang diinginkan, lalu
kunci rahang penjepit. Gunakan tuas penekuk untuk menekuk plat sesuai
dengan sudut yang diinginkan, lakukan berulang kebagian lain benda kerja
yang akan dibentuk. Lepaskan benda kerja dri mesin bending.

2. TUJUAN PRAKTIKUM

 Tujuan umum
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin
perkakas.
 Tujuan khusus
a. Dapat mengetahui, menguasai dan menggunakan mesin Bending.
b.Mengetahui proses dan cara penekukan benda kerja dengan mesin
Bending. 1
3. Bagian Utama Mesin Tekuk

2
8
7
6

5
4

Gambar Mesin Tekuk


Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Manufaktur

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


25

Keterangan :
1. Rahang Penjepit
2. Lengan Hidrolis
3. Tuas Penekuk
4. Pedal pembuka rahang
5. Pengunci
6. Meja Rentang
7. Rahang Penekuk
8. Penyetel sudut

4. Petunjuk Pengoperasian

1. Ukur dan tandai bagian benda kerja yang akan ditekuk


2. Injak pedal pembuka rahang, lalu letakkan benda kerja pada meja
rentang dengan posisi bagian yang akan ditekuk pada bibir rahang
penekuk
3. Atur ukuran sudut benda kerja yang akan di tekuk
4. Jepit benda kerja dengan menekan/menginjak pedal penjepit dan kunci
posisi pedal penjepit
5. Atur berapa sudut derajat yang di inginkan,
6. Gerakkan tuas penekuk untuk menggerakkan rahang penekuk sehingga
benda kerja membentuk sudut yang diinginkan
7. Lepaskan jepitan benda kerja dengan membuka kuncian pada pedal
penjepit.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


26

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR

DRILLING

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


27

MESIN BOR

Mesin bor Biasa digunakan untuk membuat lubang (drilling), reaming, dan counter
boring pada benda-benda ferrous maupun non ferrous. Benda kerja diletakkan pada table
dan jika diperlukan dapat dijepit pada ragum (vise) yang biasanya ada sebagai perlengkapan
tambahan pada mesin bor. Selanjutnya ,mata bor yang mendapat daya dan putaran dari motor
listrik ditekankan pada benda kerja tersebut.

1. TUJUAN PRAKTIKUM
 Tujuan umum :
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin perkakas.
 Tujuan khusus :
a. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bor.
b. Mengetahui proses dan cara pengeboran benda kerja dengan menggunakan mesin
bor.
2. PRINSIP KERJA MESIN BOR
Mesin Bor mempunyai prinsip kerja yang sama dengan mesin–mesin lainnya,
yaitu:
1. Main Drive
Motor listrik biasa dipakai sebagai penggerak utama pada mesin bor. Putaran pada
motor listrik di transmisikan melalui porosnya ke mekanisme pengatur putaran mesin
berupa pasangan puli bertingkat yang dihubungkan dengan Vee Belt. Dari puli
bertingkat,putaran diteruskan ke spindle mesin. Pada spindle terdapat tool post
sebagai pemegang mata bornya.
2. Feed Drive
Feed drive merupakan gerakan pemakanan mata bor pada benda kerja. Gerakan ini
dilakukan secara manual pada mesin-mesin bor yang sederhana dengan cara
memutar drilling lever sehingga mata bor bergerak ke arah benda kerja.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


28

3. MESIN BOR

3.1.Bagian –bagian utama Mesin Bor

1. Motor listrik
2. Puli bertingkat
3. Vee Belt
4. Table

3.2 Kontrol Utama Mesin Bor

Gambar 11 : Skema Drilling Machine


Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Manufaktur

Keterangan gambar
1. Hood
2. Belt Tensioning Lever
3. Drilling Lever
4. Drilling Depth Control
5. Driving Motor
6. Table
7. Base
8. Table Clamp
9. Spindle Head
10. Drilling Chart
11. Rack
12. Front Plate

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


29

4. PETUNJUK PENGOPERASIAN MESIN


4.1. Langkah –langkah Pengerjaan
a. Sebelum Menjalankan Mesin
1. Periksa keadaan mesin dan kelengkapannya.
2. Siapkan benda kerja maupun peralatan yang dibutuhkan dalam proses
pengeboran.
3. Siapkan benda kerja ( plat atau kayu ), tandai bagian-bagian yang akan
di bor dengan penitik.
4. Pasang mata bor pada drill chuck kemudian jepit dengan erat mata bor
dengan menggunakan kunci drill chuck.
5. Atur kedudukan benda kerja pada table, sehingga mata bor dapat
menjangkau bagian yang akan dibor dengan tepat.
6. Saat posisi mesin mati, turunkan mata bor yang sudah terpasang
dengan menggunakan drilling lever untuk memastikan apakah bagian
yang akan dibor sudah tepat kedudukannya.
7. Kemudian jepit bila perlu benda kerja yang akan dibor dengan
menggunakan ragum.
8. Apabila benda kerja terlalu besar atau mata bor terlalu dekat jaraknya
dengan benda kerja maka kedudukan table dapat diatur dengan
menggunakan table clamp.
9. Atur kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja.

b. Saat Menjalankan Mesin

1. Nyalakan mesin dengan memutar main switch dan two speed switch,
dan lakukan pengeboran dengan memutar drilling lever.
2. Putar drilling lever dengan perlahan untuk menghindari kerusakan
mata bor dan kerusakan pada benda kerja.
3. Dilarang menggunakan kaos tangan dari bahan berserat saat
menjalankan mesin bor, rapikan sisi baju yang dapat terkena mesin bor
terutama pada lengan baju, serta singkirkan benda yang dapat
menghalangi proses pengeboran untuk menghindari kecelakaan.
4. Segera matikan mesin jika terjadi gangguan.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


30

c. Setelah Pengerjaan

1. Matikan mesin dengan memutar main switch dan two speed switch
2. Benda kerja dilepaskan dari mesin.
3. Bersihkan benda kerja dan mesin dari chip atau geram yang menempel.
4. Kembalikan peralatan ke tempat semula.

4.2. Alat –alat yang digunakan


1. Mesin Bor
2. Mata Bor
3. Kunci Drill chuck
4. Stop watch
6. Penitik
BAHAN MATERIAL:

 Nama Bahan : As S45C ST60 AISI 1045 CARBON STEEL ,ASTM


A2 ASSENTAL Diameter 80 mm.
RUMUS

A. MESIN DRILLING
Benda Kerja : ;

Mesin Drilling :
;
ℎ 2
; /
ℎ ; /

Perhitungan :
1. Kecepatan Potong : . . /1000 ; /
2. gerak makan pergigi : $% / . ; /

3. Kecepatan pengurangan volume benda :

' ) *
& (
. . . /1000 ; /

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


31

Perhitungan Hasil Keterangan Hasil

$%
&

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


32

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR

WELDING

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


33

MESIN LAS

Pengelasan digunakan dalam proses penyambungan antara dua logam.


Berdasarkan definisi dari DIN (Deutche Industrie Normen ), las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan
dalam keadaan lumer atau cair. Luasnya penggunaan pengelasan untuk
penyambungan ini karena proses pengerjaan yang relatif sederhana, dapat
menjaga berat sambungan tetap ringan, dan secara ekonomis sangat
menguntungkan.

1. TUJUAN PRAKTIKUM
 Tujuan umum
a. Pengenalan secara langsung terhadap mesin las serta cara
pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang
prosespengelasan.
 Tujuan khusus
a. Dapat mengetahui, memahami dan melakukan proses pengelasan.
b. Melatih ketrampilan dalam mengoperasikan mesin las.

2. DASAR PENGELASAN
Berdasarkan cara kerjanya, pengelasan dapat dibagi menjadi tiga macam,
yaitu :
a. Pengelasan cair
Pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair
dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas
yang terbakar.
b. Pengelasan tekan
Pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian
ditekan hingga menjadi satu.
c. Pematrian
Pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.
Dalam hal ini, logam induk tidak turut mencair.
34

Cara pengelasan yang banyak digunakan adalah las busur listrik, yang antara
lain, terdiri dari :

 Las Stik / SMAW (Shield Metal Arc Welding)


Metode ini menggunakan kawat elektroda logam yang dibungkus dengan
fluks. Karena panas dari busur maka logam induk dan ujung elektroda tersebut
akan mencair dan kemudian membeku bersama. Selama pengelasan, bahan
fluks yang digunakan untuk membungkus elektroda mencair dan membentuk
terak, yang kemudian menutupi logam cair yang terkumpul di tempat
sambungan dan bekerja sebagai penghalang oksidasi.

Gambar 1 : Skema Las dengan Elektrode Terbungkus


Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Manufaktur

Bagian –Bagian Utama

 Switch ON/OFF
 Tang massa dan tang(+) elektroda
 Curent adjusting level / Potensio
35

3. PETUNJUK PENGOPERASIAN MESIN


Langkah –langkah Pengoperasian Mesin Las SMAW
A. Sebelum Menjalankan Mesin
1. Periksa keadaan mesin dan kelengkapannya.
2. Siapkan benda kerja maupun peralatan lain yang dibutuhkan
dalam proses pengelasan.
3. Bersihkan permukaan yang akan dilas dari kotoran dan minyak.
4. Pasangkan tang massa ke benda kerja yang akan di las, lalu jepitkan
kawat eletroda pada tang(+) secara tegak lurus

B. Saat Menjalankan Mesin

1. Hidupkan mesin las dengan menekaan power ON/OFF, pilih


pengelasan yang akan digunakan ( las jenis elektroda ) Contoh: RB
,NK
2. Atur Arus pada potensio bila plate -+2 mm gunakan Amper 50-65A
3. Lakukan awal dengan mecari api, caranya dengan memercikan
kawat las ke massa
4. Bila ujung kawat elektroda sudah merah, lakukan pengelasan secara
menitik pojok –pojok benda kerja agar hasil lasan tidak cacat. Jaga
jarak antara ujung elektroda dengan bidang las kurang lebih ± 0.5 kali
diameter elektrodanya.
5. Pada saat mengelas ambil data yang diperlukan seperti waktu
pengelasan, arus yang di pakai, panjang pengelasan dan ketebelan plat
6. Setelah pengelasan selesai bersihkan terak –terak dari benda kerja
yang telah dilas dengan menggunakan palu las atau sejenisnya.
7. Kemudian uji benda kerja yang telah dilas dengan memberikan
beban pada benda kerja tersebut.
8. Apabila patah atau dirasa belum kuat maka las kembali benda
kerja tersebut. Tetapi apabila sudah kuat maka benda kerja siap di
finishing.
36

C. Setelah Pengerjaan
1. Matikan mesin dengan menekan power switch pada posisi OFF
2. Pastikan tidak ada bunga api yang menempel pada bahan yang mudah
terbakar
3. Bersihkan benda kerja dan mesin..
4. Kembalikan peralatan ke tempat semula.

Peringatan

Sinar yang terjadi pada proses pengelasan dengan elektroda terbungkus


berbahaya bagi mata kita. Karena itu pelindung muka wajib dipakai pada
saat melakukan pengelasan.

Alat dan safety yang digunakan

1 Palu Las
2 Tang
3 Kacamata las / Helm Las
4 Penggaris Siku
5 Apron set
6 Sepatu Safety
7 Masker
8 Sarung tangan las
9 Sikat Kawat
10 C Clam

 Las TIG (Tungsten Inert Gas Welding)/ GTAW(Gas Tungsten Arc


Welding)
Pada pengelasan ini menggunakan batang wolfram sebagai elektroda yang
dapat menghasilkan busur listrik tanpa turut mencair. Kelompok ini masih
dibagi menjadi pengelasan tanpa logam pengisi dan dengan logam pengisi.
Kelompok ini biasanya menggunakan gas mulia sebagai pelindung, dan
biasa disebut sebagai las TIG (Tungsten Inert Gas Welding). Las TIG
mempunyai dua keuntungan, yaitu kecepatan pengumpanan logam yang
dapat diatur terlepas dari besarnya arus listrik, dan kualitas yang baik pada
daerah las.
37

Gambar 2 : Skema Las TIG


Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Manufaktur

Bagian –Bagian Utama

1. Tabung gas lindung


2. Regulator gas lindung

3. Flowmeter untuk gas


4. Selang gas dan perlengkapan pengikatnya
5. Kabel elektroda dan selang
6. Stang las (welding torch)
7. Elektroda tungsten

8. Kawat las tungsten


9. Assesories

PETUNJUK PENGOPERASIAN MESIN


Langkah –langkah Pengoperasian Mesin Las TIG
A. Sebelum Menjalankan Mesin
1. Periksa keadaan mesin dan kelengkapannya.
2. Siapkan benda kerja maupun peralatan lain yang dibutuhkan
dalam proses pengelasan.
3. Siapkan benda kerja yang akan di las. Bersihkan permukaan yang akan
dilas dari kotoran dan minyak.
4. Jepit benda yang akan di las dengan penjepit massa
38

B. Saat Menjalankan Mesin

1. Hidupkan mesin las dengan memutar power switch, pilih pengelasan


yang akan digunakan ( las jenis elektroda )
2. Lakukan penyetelan pada regulator argon bila jarak pengelasan
pendek setting regulator 5 L/min
3. Buka Flowcontrol regulator secara perlahan
4. Ubah switch MMA ke TIG
5. Lakukan pengelasan secara perlahan dengan arah kanan ke kiri.
6. Setelah pengelasan selesai bersihkan terak –terak dari benda kerja
yang telah dilas.
7. Kemudian uji benda kerja yang telah dilas dengan memberikan
beban pada benda kerja tersebut.

8. Apabila patah atau dirasa belum kuat maka las kembali benda kerja
tersebut. Tetapi apabila sudah kuat maka benda kerja siap di
finishing.

C. Setelah Pengerjaan
1. Matikan mesin dengan menekan power switch
2. Tutup regulator, pastikan tertutup dengan rapat
3. Bersihkan benda kerja dan mesin..
4. Kembalikan peralatan ke tempat semula.

Peringatan

Sinar yang terjadi pada proses pengelasan dengan elektroda terbungkus


berbahaya bagi mata kita. Karena itu pelindung muka wajib dipakai pada
saat melakukan pengelasan.

Alat dan safety yang digunakan


 Tang
 Kacamata las / Helm Las
 Penggaris Siku
 Apron Set
 Sarung tangan las
 Sikat Kawat
 C Clam
39

 Las MIG (Metal Inert Gas Welding) / GMAW (Gas Metal Arc Welding)

Pada jenis ini, elektroda diumpankan sebagai logam pengisi. Las busur gas
dengan elektroda terumpan menggunakan pelindung gas mulia dan lebih
dikenal sebagai las MIG (Metal Inert Gas Welding). Las MIG banyak
digunakan dalam pengelasan baja kualitas tinggi karena busurnya sangat
mantap dengan percikan yang sedikit, kecepatan las yang tinggi, terak yang
terbentuk cukup banyak, dan tangguh terhadap retak.

Gambar 3 : Skema Las MIG


Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Manufaktur

Bagian –Bagian Utama

1. Mesin las
2. Unit pengontrol kawat elektroda (wire feeder)
3. Welding Gun
4. Kabel las dan kabel control
5. Regulator gas pelindung
6. Pipa kontak
7. Nozzel gas pelindung
8. Assesories
40

PETUNJUK PENGOPERASIAN MESIN


Langkah –langkah Pengoperasian Mesin Las MIG
A. Sebelum Menjalankan Mesin
1. Periksa keadaan mesin dan kelengkapannya.
2. Siapkan benda kerja maupun peralatan lain yang dibutuhkan
dalam proses pengelasan.
3. Bersihkan permukaan yang akan dilas dari kotoran dan minyak.
4. Jepit benda yang akan di las dengan penjepit massa

B. Saat Menjalankan Mesin

1. Hidupkan mesin las dengan memutar power switch, pilih pengelasan


yang akan digunakan ( las jenis elektroda )
2. Lakukan penyetelan pada DCRP atau DCSP
3. Buka Flowcontrol regulator secara perlahan
4. Lalu Lakukan Penyetelan wire feeder,serta Mengatur/ menyetel tekanan
roda terhadap kawat elektroda agar kawat dapat terputar secara lancar.
5. Ada dua hal utama yang perlu dilakukan pada welding gun, yaitu
menyesuaikan ukuran contact tip dengan diameter kawat elektroda dan
menyesuaikan tipe nozzle dengan kebutuhan pekerjaan

6. Setelah pengelasan selesai bersihkan terak –terak dari benda kerja


yang telah dilas.
7. Kemudian uji benda kerja yang telah dilas dengan memberikan
beban pada benda kerja tersebut.
8. Apabila patah atau dirasa belum kuat maka las kembali benda
kerja tersebut. Tetapi apabila sudah kuat maka benda kerja siap di
finishing.

C. Setelah Pengerjaan
1. Matikan mesin dengan menekan power switch
2. Tutup regulator, pastikan tertutup dengan rapat
3. Bersihkan benda kerja dan mesin..
4. Kembalikan peralatan ke tempat semula.
41

Peringatan

Sinar yang terjadi pada proses pengelasan dengan elektroda terbungkus


berbahaya bagi mata kita. Karena itu pelindung muka wajib dipakai pada
saat melakukan pengelasan.

Alat dan safety yang digunakan

 Tang
 Kacamata las / Helm Las
 Penggaris Siku
 Apron Set
 Sarung tangan las
 Sikat Kawat
 C Clam

 Las Spot Welding/ RSW (Resistance spot welding)


Resistance welding adalah proses di mana penyambungan benda kerjanya
menggunakan jenis sambungan lap joint dengan las berupa titik. Las berupa
titik tersebut dihasilkan dari dua buah elektroda yang saling berlawanan. Salah
satu metode pengelasan tekan adalah las titik, dimana las titik menggunakan
metode resistansi listrik. Plat atau lembaran logam dijepit antara elektrode
logam. Ketika elektroda bersinggungan dengan logam dibawah pengaruh
tekanan, terjadilah aliran arus tegangan rendah antara elektroda. Panas pada
bagian logam yang tertekan akan naik dan memaksa logam menjadi satu
sehingga terjadi sambungan las.

Gambar 4 : Skema Las Spot Welding


42

Bagian –bagian Utama


Keterangan :
1. Main regulator
2. Electrode Arm
3. Electrode
4. Foot Pedal
5. Selang Pendingin

PETUNJUK PENGOPERASIAN MESIN


Langkah –langkah Pengoperasian Mesin Las RWS
A. Sebelum Menjalankan Mesin
1. Periksa keadaan mesin dan kelengkapannya.
2. Siapkan benda kerja maupun peralatan lain yang dibutuhkan
dalam proses pengelasan.
3. Bersihkan permukaan yang akan dilas dari kotoran dan minyak.
4. Jepit benda yang akan di las dengan penjepit massa
B. Saat Menjalankan Mesin

1. Benda kerja diletakkan di antara dua elektroda yang terbuka.


2. Elektroda menekan benda kerja.
3. Waktu pengelasan di mana arus listrik menyala.
4. Arus dimatikan namun penekanan dengan elektroda tetap dilakukan
(ditahan sebentar).
5. Elektroda dibuka dan benda kerja dapat dikeluarkan.

6. Setelah pengelasan selesai bersihkan terak –terak dari benda kerja


yang telah dilas.
7. Kemudian uji benda kerja yang telah dilas dengan memberikan
beban pada benda kerja tersebut.
8. Apabila patah atau dirasa belum kuat maka las kembali benda
kerja tersebut. Tetapi apabila sudah kuat maka benda kerja siap di
finishing.
43

C. Setelah Pengerjaan
1. Matikan mesin dengan menekan power switch
2. Bersihkan benda kerja dan mesin..
3. Kembalikan peralatan ke tempat semula.

Peringatan

Sinar yang terjadi pada proses pengelasan dengan elektroda terbungkus


berbahaya bagi mata kita. Karena itu pelindung muka wajib dipakai pada
saat melakukan pengelasan.

Alat dan safety yang digunakan

 Tang

 Kacamata Bening

 Sarung tangan wool


 Sikat Kawat

 BAHAN MATERIAL
Bahan material : Plat hitam eser besi 1,5 mm
 GAMBAR KERJA
44

 Tabel dan Rumus


H = E.I.T

Dimana:
H : Panas dalam Joule
E : Tegangan Listrik dalam Volt
I : Kuat Arus Ampere
T : Waktu dalam detik
45

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR

MESIN BUBUT

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
46

Latar Belakang

MESIN BUBUT ( Lathe Machine)

Lathe Machine atau lebih dikenal sebagai mesin bubut mencakup segala mesin
perkakas yang memproduksi bentuk silindris dan digunakan untuk menghasilkan benda-
benda putar, membuat ulir, pengeboran dan meratakan permukaan benda putar

1. TUJUAN PRAKTIKUM
 Tujuan umum
e. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara pengoperasiannya.
f. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin perkakas.

 Tujuan khusus
e. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bubut.
f. Mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin bubut.
g. Mengetahui serta memahami cara pembuatan poros bertingkat dan ulir.

2. PRINSIP KERJA MESIN BUBUT


Prinsip mekanisme gerakan pada mesin bubut adalah merubah energi listrik menjadi
gerakan putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan ke mekanisme gerak mesin bubut.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada (Gambar 1) yang menunjukkan transmisi gerakan line of
power pada mesin bubut.

Gambar 1 : Line of Power Pada Mesin Bubut


Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Manufaktur
47

Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam, yaitu:
1. Main Drive
Gerakan utama pada mesin bubut putaran motor listrik berupa putaran motor listrik
yang ditransmisikan melalui belt menuju gear box. Di dalam gear box terdapat roda
gigi yang berfungsi untuk mengatur transmisi putaran spindel, sehingga
menghasilkan putaran pada chuck.
2. Feed Drive
Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja.

3. MESIN BUBUT

3.1 Bagian-bagian Mesin Bubut

Bagian-bagian utama dari suatu mesin bubut adalah :

1. Alas Mesin

2. Kepala Tetap

3. Kepala Lepas

4. Eretan, Eretan terdiri dari : sadel/pelana, eretan melintang , eretan kombinasi, pemegang
pahat, kotak apron..

5. Mekanik Percepatan
48

3.2. Alat Perlengkapan Mesin Bubut

1. Pahat Bubut

Adapun bahan yang sering digunakan dalam pembuatan pahat pada mesin
bubut adalah;High Carbon Stell (HCS), High Speed Stell( HSS ), Super HSS,
Karbida, Diamond (Intan),Ceramic tools

2. Penyangga

4. PETUNJUK PENGOPERASIAN MESIN


 Langkah –langkah Pengerjaan
A. Sebelum Proses Pembubutan / Persiapan
1. Pengecekan mesin yang akan digunakan .
2. Menyiapkan alat–alat, bahan, dan gambar kerja yang dibutuhkan dalam
praktikum.
3. Benda kerja diukur dimensinya sebelum dipasang pada chuck serta ditandai
bagian-bagian yang akan dibubut.
4. Benda kerja dipasang pada chuck dengan bantuan kunci chuck dan senterkan.
5. Penyenteran benda kerja menggunakan dial indicator atau center gauge
6. Pahat dipasang pada Tool Holder/tool post dan kedudukannya disenterkan
terhadap titik pusat benda kerja dengan bantuan tail stock .
7. Pemilihan kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja dengan
mengatur posisi kedua tuas Spindle Change lever ( Tuas A,B,C dan 1,2,3 ).
Tabel kecepatan putar berdasarkan posisi tuas A,B,C dan 1,2,3 dapat dilihat
pada mesin (menempel pada headstock). Gunakan kecepatan yang lebih
tinggi serta kedalaman pemakanan yang kecil pada proses finishing.
8. Mesin dapat dinyalakan.
9. Pengaturan titik nol dan pengaturan kedalaman pemakanan dengan cara
menggoreskan ujung pahat pada benda kerja yang berputar.
10. Proses pembubutan bisa dilakukan sesuai gambar benda kerja yang
direncanakan.
49

 Catatan :

Pastikan benda kerja terpasang dengan erat pada chuck

Pastikan benda kerja benar benar dalam kondisi center, gunakan bantuan alat center
gauge

Pastikan pahat dalam keadaan baik, terpasang dengan benar dan erat pada toolpost.

Pada beberapa jenis mesin bubut, perubahan kecepatan spindle dan pengaturan pitch
and feed selector lever hanya dapat dilakukan jika mesin dalam keadaan mati. Jika
dilakukan dalam keadaan hidup akan menyebabkan kerusakan serius pada sistem
transmisinya.

B. Selama Proses Pembubutan


1. Pengaturan kedalaman pemakanan (depth of cut ) pada tiap tahapan pemotongan
hendaknya tidak terlalu besar untuk menghindari kerusakan pada benda kerja dan pahat.
2. Untuk menggerakkan pahat secara manual maka Carriage Longitudinal Feed
Handwheel ataupun Cross Slide Handwheel harus digerakkan dengan perlahan sehingga
didapat permukaan benda kerja yang baik.
3. Pelumasan harus diperhatikan secara teratur.
4. Matikan mesin dan buka chuck protecting cover jika hendak melakukan pengukuran,
merubah kecepatan, atau jika terjadi gangguan pada mesin saat bekerja.

C. Setelah Proses Pembubutan


1. Mesin dimatikan.
2. Benda kerja dilepaskan dari chuck , dan pahat dilepaskan dari tool post.
3. Mesin dan alat yang digunakan dibersihkan dari chips (Geram) .
4. Alat –alat dikembalikan ke tempat semula.
50

5. ALAT –ALAT YANG DIGUNAKAN

Alat – alat yang digunakan yaitu :

1. Mesin Bubut
2. Jangka Sorong
3. Center gauge / Dial Indikator
4. Stop Watch
5. Kunci Chuck
6. Kunci Pahat
7. Pahat
8. Kunci tool post

6. PENGAMBILAN DATA

6.1 Data yang diambil

JENIS MESIN : BUBUT KONVENSIONAL (LATHE MACHINE)


TYPE : KNUTH TURNADO 230/1000
DAYA ( P ) : 5,5 kW

BAHAN MATERIAL YANG DIGUNAKAN


 Nama Bahan : As S45C ST60 AISI 1045 CARBON
STEEL ,ASTM A2 ASSENTAL Diameter 80 mm.
 Koefisien bahan ( k ) : kg/mm2
 Konstanta Eksponen (.+ ) :

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


51

6.2 Gambar kerja

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


52

LANGKAH KERJA

1.

TAHAP 1. Facing sebesar 0,5 mm kearah melitang untuk menentukan


X0 dan Z0, Facing kembali 0,5 mm kearah memanjang.

2.

TAHAP 2. Bubut lurus memanjang permukaan silinder sepanjang 8


mm sampai berdiameter 50 mm

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


53

3.

TAHAP 3. Facing pada bagian tersebut sebanyak 1 mm dengan


tahapan 0,5 mm

4.

TAHAP 4. Bubut lurus pada permukaan tersebut sepanjang 11 mm


sedalam 1 mm dengan tahapan pemakanan 0,5 mm

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


54

5.

TAHAP 5. Drilling lubang pada sumbu silinder dengan mata bor


12mm sedalam 20mm.

6.3 Tabel dan Rumus Perhitungan

B. MESIN BUBUT
Benda Kerja :

, - ;

+ ℎ ;
. ;

Mesin Bubut :

+ / , /2 ;

$ $ ; /

ℎ ; /

Perhitungan :
1. Diameter rata-rata :
0 + 1 , /22 / , ;
2. Kecepatan Potong :
. . /1000 ; /

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


55

3. Kecepatan pemakanan :
$. ; /
4. Waktu pemakanan :
3 ./ ;
5. Kecepatan pengurangan volume benda :
*
& 4. $. . ; /

TABEL.

Perhitungan Hasil Keterangan Hasil

3
&

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


56

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR

BAND SAW

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


57

BAND SAW MACHINE

Band saw adalah gergaji potong yang gerakannya mendapat daya dari
motor listrik. Mesin ini dapat digunakan untuk memotong benda-benda dari
logam ataupun non logam dengan bentuk silindris maupun bentuk profil.
Blade/pisau potong yang dapat diganti sesuai keperluan merupakan
keuntungan tersendiri dari mesin ini.

1. PRINSIP KERJA

Gerakan putar dari motor listrik, dirubah menjadi gerakan lurus bolak-
balik oleh mekanisme yang serupa dengan mesin skrap. Gerakan bolak-balik
diteruskan pada frame yang menjepit blade (pemotong). Karena pada frame
terdapat pemberat,maka pada langkah bolak- balik terjadi perubahan posisi
titik berat frame yang mengakibatkan penekanan pada benda kerja. Untuk
menjaga posisi setelah penekanan, maka frame ditahan oleh sebuah
mekanisme hidrolis. Posisi frame akan terus turun ke bawah sampai panjang
minimum dari lengan hidrolis tercapai.

2. TUJUAN PRAKTIKUM

 Tujuan umum
- Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
- Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-
mesin perkakas.
 Tujuan khusus
- Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin Band Saw.
- Mengetahui proses dan cara pemotongan benda kerja dengan mesin
Band Saw.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


58

3. BAGIAN UTAMA BAND SAW


Band Saw yang dimiliki Laboratorium Proses Manufaktur
mempunyai bagian-bagian utama sebagai berikut :

1. Base
2. Frame
3. Blade
4. Speed Change Switch
5. Pressure Release Button
6. Hydraulic Mechanism
7. Vise
8. Vise Adjusting Handle
9. Coolant Hose
10. Coolant Pump
11. Main Switch
12. Ruler
Petunjuk Pengoperasian

1. Siapkan benda kerja, ukur dan tandai bagian yang akan dipotong.
2. Cek keadaan mesin
3. Letakkan benda kerja pada vise dan atur posisi pemotongannya.
Pastikan kedudukan blade tepat pada bagian yang akan dipotong.
Kemudian kencangkan vise dangan memutar handle-nya sehingga
benda kerja tercengkeram dengan baik.
4. Angkat frame, sesuaikan jarak blade dengan benda kerja yang akan

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


59

dipotong pada sudut yang telah disesuaikan, hidupkan coolant ( jika


pemotongan memerlukan coolant) pada bagian yang akan dipotong,
kemudian ppastikan kran dalam posisi terbuka jika coolant akan
digunakan.
5. Atur posisi blade pada permukaan benda kerja , kemudian hidupkan
mesinnya.
6. Gunakan kecepatan yang sesuai dengan mengatur posisi flow control.
7. Setelah benda kerja terpotong, mesin akan mati secara otomatis jika
sudah dalam posisi 0 (nol), kemudian kendorkan vise dan ambil benda
kerja yang telah terpotong.
8. Setelah selesai kemudian bersihkan mesin dari chip (geram)
menggunakan kuas sampai bersih.

Bahan material dan asesoris pendukung :


Bahan material : As S45C ST60 AISI 1045 CARBON STEEL ,ASTM A2
ASSENTAL Diameter 80 mm.

Gambar kerja
1.

Gambar. Setelah proses bubut


TAHAP 1. Cutting bandsaw pada posisi tersebut, diperhitungkan lebar
pemotongan adalah 2mm ( lebar Bandsaw)

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


60

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR

MILLING

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


61

MESIN MILLING

Mesin Milling adalah jenis mesin pemotong yang melakukan pemotongan logam
dengan cutting tool bergigi banyak (Multiple Tooth Cutting Tool) yang disebut milling
cutter/ pisau frais. Ada banyak jenis dari mesin milling, diantaranya mesin milling
horizontal, vertikal, universal dll dengan bentuk konstruksi dan fungsi yang berbeda.
Milling cutter dipasang pada arbor dan diputar oleh mekanisme gerak mesin dengan
menggunakan motor listrik. Pada praktikum Proses Manufaktur kali ini menggunakan mesin
milling horizontal dan vertikal.

1. TUJUAN PRAKTIKUM
 Tujuan umum
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin perkakas.
 Tujuan khusus
a. Mengetahui serta mampu mengoperasikan bagian-bagian dari mesin milling.
b. Melatih praktikan melakukan pekerjaan dalam proses meratakan benda kerja dan
mengetahui macam-macam pekerjaan yang dapat dilakukan.

2. PRINSIP KERJA MESIN MILLING


Prinsip kerja mesin frais adalah Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik
yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik. ... Mesin perkakas untuk
mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau
milling (cutter) sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


62

3. MESIN MILLING

3.1 Bagian –bagian utama Mesin Milling

Gambar 9 : Bagian Utama Mesin Milling Horisontal


Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Manufaktur

Pada dasarnya mesin milling mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :


1. Base
2. Saddle
3. Table
4. Knee
5. Over arm
6. Spindle
7. Arbor
8. Gear box
9. Index dividing head

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


63

3.2.Kontrol Utama Mesin Milling

2
4

1
3

Gambar 10 : Skema Kontrol Utama Pada Mesin Milling Horisontal


Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Manufaktur

1. Variable Speed Control


2. Cross Feed
3. Vertical Feed
4. Longitudinal Feed

4. PETUNJUK PENGOPERASIAN MESIN

A. Sebelum Menjalankan Mesin


1. Pengecekan mesin yang akan digunakan .
2. Menyiapkan alat –alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum.
3. Benda kerja diukur dimensinya, serta lakukan perhitungan secara benar sebelum
dipasang pada table.
4. Benda kerja dipasang pada table, selanjutnya atur posisi benda kerja sehingga
mata pahat menyentuh benda kerja tepat pada sumbu vertikalnya (titik nol).

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


64

5. Dari perhitungan, lakukan pengaturan jumlah putaran index crank pada index
plate untuk tiap pemakanan.
6. Atur kecepatan pemotongan sebelum menjalankan mesin, serta atur pula
kedalaman pemotongannya.
7. Mesin dapat dihidupkan.

B. Selama Proses Pengerjaan


1. Pemakanan dilakukan dengan menggerakkan longitudinal feed secara perlahan .
2. Pastikan milling cutter mempunyai pelumasan yang cukup selama proses
pemotongan.
3. Hilangkan chip dari benda kerja dengan kuas.
4. Untuk pemindahan pemotongan ke bagian lain, jauhkan benda kerja dari
jangkauan milling cutter lalu putar index crank sesuai perhitungan.
5. Pengaturan depth of cut hendaknya tidak terlalu besar, sehingga didapat benda
kerja dengan hasil pemotongan yang baik.

6. Matikan mesin jika hendak melakukan pengukuran, atau jika terjadi gangguan
pada mesin.

C.Setelah Pengerjaan

1. Matikan mesin.
2. Benda kerja dilepaskan dari mesin.
3. Bersihkan benda kerja dan mesin dari chip yang menempel.
4. Kembalikan peralatan ke tempat semula.

5. ALAT –ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Mesin Milling .
2. Jangka Sorong
3. Milling Cutter
4. Kompresor
5. Kunci Chuck

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


65

6. PENGAMBILAN DATA

BAHAN MATERIAL YANG DIGUNAKAN


6.1 Nama Bahan : As S45C ST60 AISI 1045 CARBON STEEL ,ASTM A2
ASSENTAL Diameter 80 mm.
6.2 Gambar kerja

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


66

Gambar Langkah kerja


1.

TAHAP 1. Menentukan titik Nol (0) X0,Y0,Z0, setelah mendapatkan titik


nol dari X0 dan Y0, lalu tentukan titik tengah benda kerja kemudian geser
cutting milling kearah diameter luar benda kerja sebanyak 16 mm, setelah
itu geser cutting milling sebanyak 27,71 mm lalu lakukan Gerakan memakan
kearah luar sehingga mendapatkan profil yang diinginkan. Lakukan secara
berulang sampai mendapatkan bentuk sesuai dengan gambar kerja.

2.

Gambar benda kerja setelah selesai.


MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR
67

6.3 Rumus dan Tabel


Benda Kerja : - ;
;
;

Mesin Milling : ℎ ;
ℎ ℎ
; /
ℎ ; /

Perhitungan :
1. Kecepatan Potong : . . /1000 ; /
2. Gerak makan pergigi : $% / . ; /
*
3. Kecepatan pengurangan volume benda : & . . - /1000 ; /

Perhitungan Hasil Keterangan Hasil

$%

&

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


68

DAFTAR PUSTAKA

Catalog Knuth Machine tools 2017,


Teori & Teknologi Proses Permesinan. Taufiq Rochim,Jakarta Mei 1993
Modul Prakikum Proses Manufaktur Universitas Negeri Yogyakarta,mdul 2 versi 3
2012
Materials and Processes in Manufacturing,Degarmo

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR

Anda mungkin juga menyukai