BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Disiplin waktu menjadi hal yang harus diperhatikan dalam hal apapun.
Sebab dengan disiplin apapun menjadi terarah. Misal, ingin menentukan jalan
kedepan ataupun dalam hal menentukan tujuan yang ingin dicapai, disiplin sangat
diperhatikan. Ini juga berguna sekali agar penentuan kapan akan memulai dan
kapan akan mengakhiri sebuah rencana maupun tujuan dapat terlihat meski hanya
tampak sebuah gambaran. Disiplin juga berhubungan dengan pengendalian diri
supaya dapat menbedakan mana hal yang benar dan mana hal yang salah sehingga
dalam jangka panjang diharapkan bisa menumbuhkan perilaku yang bertanggung
jawab.
Di kelas V SDN Banua Hanyar 2, guru pengajar begitu disiplin dalam hal
pembelajaran. Misalnya tepat waktu masuk kelas ketika ingin mengajar dan
memulai pembelajaran, tepat waktu keluar kelas ketika jam pelajaran berakhir dan
berganti, sementara dalam proses pembelajaran menjadi aktif dan menarik yang
menandakan bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai sepenuhnya. Ini sesuai
dengan apa yang dimuat oleh AsyMas’udi (2000) dalam bukunya “Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan” yang mengatakan bahwa disiplin adalah
kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa
paksaan dari siapapun. Dalam artian guru kelas V di SDN Banua Hanyar 2 mampu
melaksanakan pembelajaran dengan disiplin waktu tertib dan teratur.
B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor yang membuat guru pengajar kelas 5 di SDN Banua Hanyar 2
mampu disiplin waktu dalam memulai dan menutup kegiatan pembelajaran di
kelas V?
2. Bagaimana guru pengajar kelas 5 di SDN Banua Hanyar 2 menerapkan perilaku
disiplin waktu ke proses memulai dan menutup pembelajaran di kelas V?
3
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui faktor yang membuat guru pengajar kelas V di SDN Banua
Hanyar 2 mampu disiplin waktu dalam memulai dan menutup kegiatan
pembelajaran di kelas V.
2. Untuk mengetahui guru pengajar kelas V di SDN Banua Hanyar 2 menerapkan
perilaku disiplin waktu ke proses memulai dan menutup pembelajaran di kelas
V.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014:1148), penerapan adalah
perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa ahli, penerapan adalah suatu
perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan
tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau
golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.1
B. Guru
Kata guru sudah tidak asing lagi di telinga kita, kata guru memiliki banyak
sinomin kata seperti: pendidik, pelatih, pengajar, trainer, tutor dan lain sebagainya.
Dimana tugas mereka adalah sama-sama mendidik dan mengajar para peserta
didiknya baik itu dalam pendidikan formal maupun informal. Seperti yang
dikatakan oleh Syaiful Bahari Djamarah dalam bukunya “Guru dan Anak Didik
dalam Interaksi Edukatif” (2000:31) mengatakan bahwa “Guru dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat
tertentu, tidak harus dilembaga formal.”4
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2014),
h. 1148
2
Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 2007), h. 104
3
Wahab, Tujuan Penerapan Program, (Jakarta: Bulan Bintang, 2008), h. 63
4
Syaiful Bahari Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.Rineka
Cipta, 2000), Cet ke-1, hal. 31.
5
5
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), Cet. Ke-2, h.4
6
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), Cet. Ke-1,
hal. 113
7
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Bab I Pasal 1
8
Departemen Agama, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Direktorat
Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2005), hal. 66
6
C. Disiplin
Kata disiplin berasal dari bahasa Latin yaitu “discipulus” yang berarti
“pembelajaran”. Jadi, disiplin itu sebenarnya difokuskan pada pengajaran.
Menurut Ariesandi arti disiplin sesungguhnya adalah proses melatih pikiran dan
karakter anak secara bertahap sehingga menjadi seseorang yang memiliki kontrol
diri dan berguna bagi masyarakat.10 Selain itu, The Liang Gie (1972),
mendefinisikan disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang
tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada
dengan rasa senang hati.
mencapai tindakan yang lebih efektif atau disiplin juga berarti tindakan terpilih
dengan ulet, aktif dan diarahkan sendiri, meskipun menghadapi rintangan. Sebab
penulis rasa, disiplin merupakan kunci sukses bagi kegiatan belajar siswa dan guru
di sekolah, karena dengan disiplin maka guru dan siswa akan menciptakan rasa
nyaman serta aman belajar.
bertentangan dengan sesuatu yang telah ditetapkan dan melakukan sesuatu yang
mendukung dan melindungi sesuatu yang telah ditetapkan.11
tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru karena perilakunya disiplin
terhadap waktu. Sebagai guru yang memegang peranan penting dalam
menanamkan nilai-nilai agama dalam diri peserta didik sebagai usaha membentuk
watak dan kepribadian peserta didik. Disiplin waktu yang ditunjukkan oleh guru
tentunya dapat diterapkan juga pada disiplin belajar peserta didik.15
Disiplin waktu bagi guru dalam mengajar merupakan hal yang sangat
berpengaruh terhadap prestasi siswa dalam belajar. Seorang guru harus menjadi
suri tauladan bagi setiap siswanya, maka dengan demikian setiap siswa akan
termotivasi untuk dapat belajar lebih giat lagi. Sebab sebagai seorang guru juga
harus mampu mencontoh Rasulullah lakukan tentang disiplin waktu. Sebagaimana
yang Allah perintahkan pada Alquran surah Al-Ahzab (33) ayat 21 yang artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah Subhaanahu wa Ta'aala.”16
15
Ibid, h. 56
16
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya; Duta Ilmu, 2009), h. 596
17
Febri Kusumaningtyas, Skripsi “Kedisiplinan Guru Dalam Proses Pembelajaran Di SD
Negeri 1 Sembung, Wedi, Klaten (Yogyakarta, 2017), h. 20
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alasan Menggunakan Metode Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, karena metode
kualitatif adalah orang yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.18 Selain itu, penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan
lain-lain.19 Maka penelitian ini menginginkan adanya pemaknaan yang sangat
mendalam. Dalam penelitian ini aspek utama yang diamati adalah guru pengajar
kelas V di SDN Banua Hanyar 2.
B. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian yang akan dilakukan adalah di kelas V SDN Banua Hanyar
2, Kelurahan Banua Hanyar, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai
Selatan, Kalimantan Selatan, Indonesia. Lokasi ini menjadi tempat penelitian
18
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta), h. 36.
19
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h.
6
20
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2011), h. 31
11
dikarenakan dari sinilah peneliti mulai menelusuri dan memperhatikan segala yang
menjadi bentuk penelitian tentang disiplin waktu oleh guru pengajar kelas V di
SDN Banua Hanyar 2, kelurahan Banua Hanyar, kecamatan Daha Selatan,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan Indonesia.
C. Sumber Data
Menurut Arikunto (2006:129), sumber data adalah objek dari mana data
dapat diperoleh.21 Untuk itu, data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini
adalah data tentang disiplin waktu oleh guru pengajar kelas V di SDN Banua
Hanyar 2. Sumber data dipilih secara to the point, artinya penulis melihat dan
menanyakan secara langsung kepada objek dari mana data dapat diperoleh.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:102), menjelaskan bahwa “Instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Dalam
penelitian ini yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri, karena
penelitilah yang menentukan dan menetapkan fokus penelitian, mengumpulkan
sumber data, memilih sumber data, serta membuat kesimpulan atas temuannya
(Sugiyono, 2013:59-60)
21
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta), h. 129
12
23
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif Dan R & D, (Bandung:CV. Alfabeta, 2012), h.
226.
24
Ibid, h. 246
14
3. Conclusion Drawing/Verification
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan berikutnya. Tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel dan akuntabel.
Jika kesimpulan awal yang dikemukakan oleh peneliti dalam
penelitian Penerapan Disiplin Waktu oleh Guru Pengajar Kelas V di
SDN Banua Hanyar 2 masih bersifat sementara artinya belum terlalu kuat
dalam bukti-bukti yang valid dan konsisten data atau yang sering disebut
kejenuhan data, maka data akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan berikutnya. Tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel dan akuntabel.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ali Lukman. 2007. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Surabaya: Apollo)
Ariesandi. 2008. Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia, Tips dan Terpuji
Melejitkan Potensi Optimal Anak. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.)
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka
Cipta)
Nata, Abuddin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Gaya Media Pratama. Cet.
Ke-1)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
Prasetyo Andrie. Jurnal “Pengaruh Konsep Diri dan Kedisiplinan Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Jurusan Teknik Audio Video di SMK Muhammadiyah 3
Yogyakarta”. 2013.
Ramayulis. 2013. Profesi dan Etika Keguruan. (Jakarta: Kalam Mulia. Cet. Ke-2)
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. (Jakarta: PT. Rajawali Pres. Cet ke-3)
Rusyan, Tabrani. 2001. Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar.
(Jakarta: Cipta Nusantara)
Semiawan, Conny R. 2002. Pendidikan Keluarga Dalam Era Global. (Jakarta:
Prenhalindo).
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta)
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif Dan R & D. (Bandung: CV.
Alfabeta)
Suprayogo, I. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. (Bandung: Rosdakarya)
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)
Tu’u Tulus. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta. Grasindo.
2004.
Unaradjan. 2003. Manajemen Disiplin. (Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana
Indonesia)
Wahab. 2008.Tujuan Penerapan Program. (Jakarta. Bulan Bintang)
Wantah J. Maria. 2005. Disiplin dan Pembentukan Moral Pada Anak Usia Dini.
(Jakarta: DEPDIKNAS)
Yessi Harnani dan Zulmeliza Rasyid. Statistik Dasar Kesehatan.
Yogyakarta. CV Budi Utama. 2015. cet. ke-1.