Anda di halaman 1dari 6

PERBANDINGAN TEKANAN INTRAOKULAR PADA

PENDERITA HIPERTENSI DAN NORMOTENSI DI


POLIKLINIK MATA RSUD H. ABDUL MANAP TAHUN 2019

Herenda Tiara Firsti1, Ameria Paramita2, Ahmad Syauqy1


1
Prodi Kedokteran Universitas Jambi, 2RSUD Abdul Manap Provinsi Jambi

E-mail : herendatiara@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah secara tidak wajar dan
terus-menerus karena rusaknya salah satu atau beberapa faktor yang berperan
mempertahankan tekanan darah tetap normal. Tekanan intraokular (TIO) adalah tekanan di
dalam bola mata yang terbentuk sebagai akibat dari produksi dan sirkulasi cairan bola mata
secara terus menerus. Faktor individual seperti jenis kelamin, usia, ras, dan perbedaan
fisiologis seperti hipertensi dan kardiovaskuler mempengaruhi TIO. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbandingan tekanan intraokular pada penderita hipertensi dan normotensi
di poliklinik mata RSUD H. Abdul Manap tahun 2019.

Metode : Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2019 dengan menggunakan desain penelitian
cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling, dengan jumlah
sampel penelitian sebanyak 60 sampel. Sampel penelitian yang diambil adalah pasien yang
berobat di poliklinik mata RSUD H. Abdul Manap yang berusia ≥45 tahun. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan Chi-Square Tests.

Hasil : Hasil penelitian terhadap 60 responden menunjukkan bahwa responden penelitian


banyak pada kelompok usia 45-59 tahun sebanyak 33 responden (55%) dan paling banyak
pada jenis kelamin laki-laki sebanyak sebanyak 36 responden penelitian (60%). Responden
yang memiliki TIO tinggi sebanyak 16 responden (26.7%) dan yang memiliki TIO dalam batas
normal sebanyak 44 responden (73.3%). Pada uji hipotesis dengan menggunakan Chi-square
test, diperoleh p-value < 0,000 dengan nilai PR sebesar 15,000 dan nilai CI 2,113-106,486.

Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang bermakna pada tekanan intraokular penderita


hipertensi dan normotensi di poliklinik mata RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi.

Kata Kunci : Tekanan Intraokular, Hipertensi.

ABSTRACT

Background: Hypertension is increasing blood pressure abnormally and regularly because of


one or some factor that keeps the blood pressure in normal level. Intraocular pressure is
pressure measured in eye cavity, related to production and circulation of aqueous humor
regularly. Individual factors such as gender, age, race, and physiological differences like
hypertension and cardiovascular can affect intraocular pressure. Aim of this research is to know
the difference in intraocular pressure between patient with hypertension and normotension in
RSUD H. Abdul Manap Jambi.

Methods: This research was conducted on July 2019 using a cross sectional approach. The
sampling technique used in this research was purposive sampling, with a total of 60 samples.
The samples were patients aged ≥45 years that is treated at the eye polyclinic of H. Abdul
Manap. The data was analyzed using Chi-Square Test.

Result: The study of 60 respondents showed that most respondents were men with 36 people
(60%) and most respondents is in the age group of 45-59 years old with a number of 33 people
(55%). There are 16 respondents (26.7%) with high intraocular pressure and 44 people (73.3%)
with normal intraocular pressure. The hypothesis is tested by Chi-square test and the obtained
p-value is <0,000. The Prevalence Ratio is 15,000 with the Confidence Interval is in between
2,113-106,486

Conclusion: There is a significant difference in intraocular pressure between patient with


hypertension and normotension in RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi.

Keywords: Increased Intraocular Pressure, Hypertension.

PENDAHULUAN mmHg. Faktor individual seperti jenis

Pengukuran tekanan intraokular kelamin, usia, ras dan perbedaan fisiologis

merupakan pemeriksaan rutin yang penting seperti hipertensi dapat mempengaruhi

pada mata dan merupakan salah satu tanda tekanan intraokular.2

untuk mengetahui kondisi mata seseorang


Hipertensi adalah keadaan dimana
dalam menilai dinamika humor aquos.
terjadi peningkatan tekanan darah yang
Tekanan intraokular (TIO) adalah tekanan
akan memberi gejala pada suatu organ
cairan di dalam bola mata yang nilainya
target2. Pada penderita hipertensi, retensi
ditentukan oleh kecepatan pembentukan
natrium akan meningkat akibat menurunnya
humor aquos dan tahanan terhadap aliran
fungsi filtrasi ginjal. Meningkatnya retensi
keluarnya dari mata. Peningkatan tekanan
natrium akan menyebabkan penumpukan
intraokular dapat terjadi akibat peningkatan
cairan di mata yang juga menekan nervus
produksi ataupun gangguan aliran keluar
optikus. Hal ini dapat memicu peningkatan
dari humor aquos tersebut.
tekanan intraokular dan menyebabkan

Peningkatan TIO secara konsisten gangguan penglihatan akibat penekanan

dapat meningkatkan resiko terjadinya pada nervus optikus.3 Berdasarkan hasil

kerusakan saraf optik dan hilangnya lapang pengukuran tekanan darah, prevalensi

pandang. Deteksi secara dini dapat hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke

mencegah terjadinya komplikasi hilangnya atas tahun 2013 adalah sebesar 25,8%.

lapang pandang. Oleh karena itu Prevalensi Hipertensi berdasarkan

pengukuran TIO penting dilakukan. 1 pengukuran tekanan darah di Provinsi

Normalnya tekanan intraokular sekitar 15 Jambi pada tahun 2013 adalah sebesar

mmHg, dengan kisaran antara 10-21 25,5%.4 Sementara itu, data Survei
Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) dengan menggunakan data primer berupa
tahun 2016 menunjukkan peningkatan data tekanan darah dan tekanan intraokular
prevalensi hipertensi pada penduduk usia responden yang didapat dari hasil
5
18 tahun ke atas sebesar 32,4%. pemeriksaan dan pencatatan peneliti di
RSUD H. Abdul Manap Tahun 2019.
Berbagai penelitian secara konsisten
Sampel dalam penelitian ini adalah semua
menemukan korelasi positif antara tekanan
individu yang berusia ≥45 tahun yang
darah dan tekanan intraokuler di Kaukasia,
berobat di poliklinik mata rumah sakit H.
Jepang dan Cina.6 Secara khusus,
Abdul Manap. Setelah memenuhi kriteria
beberapa studi epidemiologi menunjukkan
inklusi dan eksklusi, didapatkan 60 sampel
bahwa tekanan darah sistemik yang tinggi
keseluruhan dan 30 sampel masing-masing
dikaitkan dengan adanya sedikit peninggian
kelompok hipertensi dan normotensi. Teknik
tekanan intraokular (TIO).7
pengambilan sampel pada penelitian ini
Namun pada beberapa penelitian adalah non probability sampling. Adapun
tentang hubungan antara peningkatan bentuk non probability sampling yang
tekanan intraokular dan tekanan darah yang digunakan adalah purposive sampling.
dilakukan di Indonesia, seperti yang Pengolahan data dilakukan dengan caara
dilakukan oleh Nicholas Xavier Ongko 8 editing, coding, entry data dan cleaning
pada tahun 2012 dan Maheksa Hayu9 pada data. Analisis data yang digunakan dalam
tahun 2014, tidak ditemukan adanya penelitian ini adalah analisis bivariat chi
hubungan yang signifikan antara square
peningkatan tekanan intraokular dengan
HASIL
tekanan darah.
Tabel 1. Ditribusi Frekuensi Usia
Dari latar belakang inilah peneliti
Responden
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Perbandingan Tekanan Intraokular Pada
Usia F (%)
Penderita Hipertensi dan Normotensi di
Responden
45-59 33 55
Poliklinik Mata RSUD H. Abdul Manap
(tahun)
60-74 27 45
Tahun 2019”
Total 60 100
METODE PENELITIAN
Berdasarkan tabel 1 didapatkan
Penelitian ini merupakan penelitian karakteristik responden yang ada pada
rentang usia 45-59 tahun berjumlah 33
analitik dengan desain cross sectional orang (55%), sedangkan usia responden
60-74 tahun berjumlah 27 orang (45%).
Tabel 2. Ditribusi Frekuensi Jenis Tabel 4 Crosstab antara Tekanan
Kelamin Responden Intraokular dan Hipertensi

Jenis F % TIO (%)


PR
Kelamin
Laki-laki 36 60 Tekanan Total
p (CI
Darah (%)
Perempu 95%)
24 40 Tinggi Normal
an
Total 60 100
15 15 30
Hipertensi
(50% (50%) (100%) 15,000
0,000 (2,113-
Karakteristik subjek penelitian Non 1 29 30 106,486)
berdasarkan jenis kelamin pada tabel 2 Hipertensi (3,3%) (96,7%) (100%)
menggambarkan bahwa dari 60 orang
responden, terdapat 36 orang (60%) 16 44 60
berjenis kelamin laki-laki dan 24 orang Total (%)
(26,7%) (73,3%) (100%)
(40%) berjenis kelamin perempuan.

Tabel 3. Gambaran Tekanan Intraokular


Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat
Responden dilihat bahwa responden dengan hipertensi
berjumlah sebanyak 15 orang (50%) yang
TIO F % memiliki TIO tinggi dan 15 orang (50%)
yang memiliki TIO normal. Lalu responden
Mata kanan tanpa hipertensi berjumlah sebanyak 1
Normal 49 81,7 orang (3,3%) yang memiliki TIO tinggi dan
29 orang (96,7%) yang memiliki TIO normal.
Tinggi
(10-20 11 18,3
Hasil uji chi-square diperoleh nilai
Total (≥ 21
mmHg) 60 100 0,000 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan
Mata mmHg) bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara peningkatan tekanan intraokular
Kiri Normal 49 81,7 dengan hipertensi di poliklinik mata RSUD
Tinggi
(10-20 11 18,3 H. Abdul Manap tahun 2019. Berdasarkan
tabel 4.9, nilai Prevalence Ratio (PR)
Total (≥ 21
mmHg) 60 100 sebesar 15,000, hal ini menunjukkan bahwa
responden dengan tekanan darah tinggi
mmHg) memiliki resiko untuk mengalami
Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat peningkatan tekanan intraokular sebesar 15
kali lipat. Nilai CI 95% adalah 2,113-
dilihat bahwa dari 60 responden, didapatkan 106,486 menunjukkan bahwa tekanan
jumlah responden dengan tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko
intraokular normal pada mata kanan terjadinya peningkatan tekanan intraokular.
berjumlah 49 orang (81,7%) dan pada mata
kiri berjumlah 49 orang (81,7%), sedangkan PEMBAHASAN
responden dengan tekanan intraokular Responden penelitian berjumlah 60
tinggi pada mata kanan berjumlah 11 orang orang yang terdiri dari 33 orang responden
(18,3%) dan pada mata kiri berjumlah 11 yang berada pada rentang usia 45-59 tahun
orang (18,3%). (55%) dan 27 orang orang yang berada
pada rentang usia 60-74 tahun (45%).
Perbandingan distribusi frekuensi usia Dari penelitian yang dilakukan pada
responden yang tidak terlalu jauh ini 60 responden, setelah dilakukan uji Chi-
disebabkan karena mayoritas responden square untuk mencari hubungan antara
yang berobat ke poliklinik mata RSUD H. peningkatan tekanan intraokular dengan
Abdul Manap Kota Jambi adalah pasien hipertensi, berdasarkan tabel 4.5, hasil uji
dengan usia 40 tahun keatas. Berbeda statistik memperlihatkan p=0,000 yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh berarti uji secara statistik menunjukkan
Maheksa12, mengenai tekanan intraokuler bahwa terdapat hubungan yang bermakna
pada pasien hipertensi di klinik AMC antara peningkatan tekanan intraokular
Yogyakarta, didapatkan hasil penelitian dengan hipertensi.
lebih banyak menggunakan responden
berumur 60-69 tahun sebanyak 13 orang, Hal ini sesuai dengan teori
dan responden berumur 40-49 tahun sebelumnya yang mengatakan tingginya
sebanyak 1 orang. Perbedaan distribusi tekanan darah dapat mempengaruhi
frekuensi usia responden ini disebabkan peningkatan tekanan intraokular. Kondisi
oleh faktor di lapangan ketika peneliti hipertensi yang diakibatkan oleh perubahan
melakukan penelitiannya, salah satunya epithelial sodium transport pada distal ginjal
adalah perbedaan jumlah sampel penelitian. dan epitel bersilia dapat menyebabkan
peningkatan tekanan kapiler pada korpus
Dari 60 orang responden, 36 orang siliaris. Hal ini akan mempengaruhi
berjenis kelamin laki-laki (60%) dan 24 peningkatan tekanan vena episklera, yang
orang berjenis kelamin perempuan (40%). penting dalam mengatur aliran aqueous
Pada penelitian yang pernah dilakukan humor melintasi trabecular meshwork ke
Maheksa12 juga menunjukkan hasil yang kanalis schlemm.3 Ketika tekanan vena
sejalan dengan hasil penelitian yang episklera meningkat, jaringan mata akan
didapatkan, dimana mayoritas distribusi mengalami pembengkakan. Koroid, bagian
frekuensi responden berjenis kelamin laki- mata yang penuh dengan pembuluh darah
laki. akan meluas dan menyebabkan perubahan
dinamika cairan mata. Selain itu,
Gambaran tekanan intraokular pada Meningkatnya ciliated epithelial sodium
60 responden menunjukkan 49 orang transport juga akan menyebabkan ekstrusi
memiliki tekanan intraokular normal pada natrium menuju aqueous humor yang akan
mata kanan (81,7%) dan 49 orang pada menghambat aliran aqueous humor menuju
mata kiri (81,7%). Sedangkan 11 orang trabekula sehingga terjadi penumpukan
responden memiliki tekanan intraokular cairan yang akan menyebabkan
tinggi pada mata kanan (18,3%) dan 11 peningkatan tekanan intraokular. 9
orang responden pada mata kiri (18,3%).
Berbeda dengan penelitian yang pernah KESIMPULAN
dilakukan oleh Nur Asicha 30 tentang
hubungan hipertensi dengan tekanan Pada penelitian ini didapatkan lebih
intraokular pada pasien glaukoma yang banyak responden pada kelompok usia 45-
menunjukkan bahwa responden dengan 59 tahun yang berobat ke Poliklinik mata
tekanan intraokular tinggi pada mata kanan RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi dan
lebih banyak dibandingkan responden responden yang berjenis kelamin laki-laki
dengan tekanan intraokular tinggi di mata lebih banyak ditemukan dibandingkan
kiri. Sedangkan responden dengan tekanan responden yang berjenis kelamin
intraokular normal pada mata kanan lebih perempuan.
sedikit dibandingkan responden dengan
tekanan intraokular normal pada mata kiri. Pada mata kanan, jumlah responden
dengan tekanan intraokular normal lebih
banyak jika dibandingkan dengan
responden yang memiliki tekanan
intraokular tinggi. Pada mata kiri, jumlah Badan Penelitian dan
responden dengan tekanan intraokular Pengembangan Kesehatan; 2016.
normal lebih banyak jika dibandingkan Available from:
dengan responden yang memiliki tekanan http://hdl.handle.net/123456789/2211
intraokular tinggi. Perbandingan tekanan 8
intraokular tinggi dengan tekanan
intraokular normal pada mata kanan dan kiri 6. Tina T. Wong, Tien Y. Wong, Paul J.
sama. Foster, Jonathan G. Crowston, Chee-
Weng Fong TA. The Relationship of
Hasil penelitian setelah dilakukan uji Intraocular Pressure with Age,
Chi-square menunjukkan bahwa terdapat Systolic Blood Pressure, and Central
hubungan yang bermakna (p=0,000) antara Corneal Thickness in an Asian
peningkatan tekanan intraokular dengan Population. 2009;Vol.50.
hipertensi, dengan nilai PR 15,000 dan nilai
CI 2,113-106.486. 7. Costa VP, Arcieri ES, Harris A: Blood
pressure and glaucoma. Br J
Ophthalmol 2009;93:1276–1282.

DAFTAR PUSTAKA 8. Ongko NX. 2012. Hubungan


Hipertensi dengan Peningkatan
1. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Tekanan Intraokuli pada Pasien
Oftalmogi Umum. Edisi 17. Jakarta: Glaukoma di Poliklinik Mata Rumah
Penerbit Buku Kedokteran EGC; Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
2010. Medan Periode Juli-Agustus 2012.
Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas
2. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Kedokteran. Universitas Sumatera
Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Utara: Medan.
Rachman L., editor. Textbook of
Medical Physiology. Jakarta: Penerbit 9. Price, Sylvia A. Patofisiologi :
Buku Kedokteran EGC; 2006. 1011– Konsep Klinis Proses-proses
1018 p. Penyakit. Edisi 6. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC;Vol.02;2006
3. Langman MJS, Lancashire RJ,
Cheng KK, Stewart PM. Systemic
hypertension and glaucoma:
mechanisms in common and co-
occurrence. Br J Ophthalmol
[Internet]. 2005 Aug 1 [cited 2019 Jun
16];89(8):960–3. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
16024843

4. InfoDatin Pusat Data dan Informasi


Kementrian Kesehatan RI [Internet].
Depkes. 2014 [cited 2019 Apr 17].
Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/do
wnload/Pusdatin/ infodatin/infodatin-
hipertensi.pdf

5. Siswanto. Laporan Survei Indikator


Kesehatan Nasional 2016 [Internet].

Anda mungkin juga menyukai