Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN TUGAS

STRESSOR PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH :

Kelompok 1

- Anda Mar Atus S (201701003)


- Anindia Putri Y Y (201701005)
- Annisatul Ulfiati Rifa’i (201701006)
- Bintoro Krisdiyanto (201701010)
- Fauziah Zain M (201701018)
- Riko Priyandana (201701029)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN PONOROGO
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Keperawatan Anak yang berjudul “Stressor Pada Anak Yang Dirawat Di
Rumah Sakit“ dengan baik. Shalawat serta salam kami sampaikan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau, serta orang-
orang mukmin yang tetap istiqamah di jalan-Nya.
Makalah ini kami rancang untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Anak dan agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Stressor
Pada Anak Yang Dirawat Di Rumah Sakit, yang disajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber.
Kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini
tidaklah sempurna. Kami mengharapkan adanya sumbangan pikiran serta
masukan yang sifatnya membangun dari pembaca, sehingga dalam penyusunan
makalah yang akan datang menjadi lebih baik.
Terima kasih

Ponorogo, 23 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 2
BAB II ISI
2.1 Pengertian Hospitalisasi.................................................................. 3
2.2 Perubahan Yang Terjadi Akibat Hospitalisasi................................. 3
2.3 Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi............................................... 4
2.4 Reaksi Orang Tua Terhadap Hospitalisasi...................................... 6
2.5 Pembahasan Jurnal ......................................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 38
3.2 Saran ............................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit dan
dapat menimbulkan trauma dan stress pada klien yang baru mengalami rawat
inap dirumah sakit. Hospitalisasi dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan
yang memaksa seseorang harus menjalani rawat inap di rumah sakit untuk
menjalani pengobatan maupun terapi yang dikarenakan klien tersebut
mengalami sakit. Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu psikologi
seseorang terlebih bila seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi dengan
lingkungan barunya di rumah sakit. Pengalaman hospitalisasi yang dialami
klien selama rawat inap tersebut tidak hanya mengganggu psikologi klien,
tetapi juga akan sangat berpengaruh pada psikososial klien dalam berinteraksi
terutama pada pihak rumah sakit termasuk pada perawat [ CITATION Riw17 \l
1057 ].
Masalah yang dapat ditimbulkan dari hospitalisasi biasanya berupa cemas,
rasa kehilangan, dan takut akan tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah
sakit, jika masalah tersebut tidak diatasi maka akan mempengaruhi
perkembangan psikososial, terutama pada anak-anak. Masalah tersebut akan
berpengaruh pada pelayanan keperawatan yang akan diberikan, karena yang
mengalami masalah psikososial akibar hospitalisasi cenderung tidak dapat
beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit. Hal ini tentu saja akan
menyebabkan terganggunya interaksi baik dari perawat maupun tim medis lain
di rumas sakit [ CITATION Riw17 \l 1057 ].
Untuk mencegah supaya masalah hospitalisasi teratasi maka peran perawat
adalah tetap memberikan dukungan (support) dan dorongan kepada klien yang
efektif agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tetap menjaga
kepercayaan klien agar klien tidak merasa takut akan tindakan yang akan
dilakukan oleh perawat [ CITATION Ang16 \l 1057 ].

1
Selain itu perawat juga berperan sebagai promotif  yang memberikan
pandangan pada keluarga agar selalu setia mendampingi dan memberi
perhatian lebih pada klien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Hal ini menjadi salah satu pendukung karena kehadiran orang terdekat dapat
mengurangi rasa cemas maupun jenuh selama klien mengalami perawatan
[ CITATION xx \l 1057 ].

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa hospitalisasi itu?
2. Bagaimana perubahan yang terjadi pada anak akibat hosoitalisasi?
3. Bagaimana reaksi anak terhadap hospitalisasi?
4. Bagaimana reaksi orang tua terhadap hospitalisasi pada anak?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui makna dari hospitalisasi
2. Dapat menjelaskan apa saya perubahan yang terjadi pada anak akibat
hospitalisasi
3. Mengetahui dan memahami reaksi anak terhadap hospitalisasi
4. Dapat memahami reaksi orang tua terhadap hospitalisasi pada anak

2
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Hospitalisasi


Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama
individu tersebut dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi merupakan suatu proses
yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak
untuk tinggal di RS, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya ke
rumah [ CITATION Hul18 \l 1057 ].
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu
karena stressor yang dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:
1. Lingkungan yang asing
2. Berpisah dengan orang yang berarti
3. Kurang informasi
4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian
5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering
berhubungan dengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil
atau malah sebaliknya
6. Prilaku petugas Rumah Sakit

[ CITATION Hul18 \l 1057 ].

2.2 Perubahan Yang Terjadi Akibat Hospitalisasi


1. Perubahan konsep diri.
Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan,
pengaruh citra tubuh , perubahan citra tubuh dapat menyebabkan
perubahan peran , idial diri, harga diri dan identitasnya.
2. Regresi
Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau
lebih rendah dalam fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.
3. Dependensi

3
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.

4. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak
realistis, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan
identitas dan sulit bekerjasama mengatasi masalahnya.
5. Takut dan Ansietas
Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap
penyakitnya.
6. Kehilangan dan perpisahan
Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena lingkungan
yang asing dan jauh dari suasana kekeluargaan, kehilangan kebebasan,
berpisah dengan pasangan dan terasing dari orang yang dicintai.
[ CITATION xx \l 1057 ].

2.3 Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi


Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat tergantung pada usia
perkembangan anak,pengalaman sebelumnya terhadap sakit,sistem pendukung
yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi
anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan,kehilangan, perlukaan
tubuh,dan rasa nyeri [ CITATION Sum18 \l 1057 ].

Reaksi anak pada hospitalisasi menurut [ CITATION sd \l 1057 ], antara lain :


1. Masa bayi (0-1 th)
Dampak perpisahan
Pembentukan rasa P.D dan kasih sayang
Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas
- Menangis keras
- Pergerakan tubuh yang banyak
- Ekspresi wajah yang tak menyenangkan

4
2. Masa todler (2-3 th)
- Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon perilaku
anak dengan tahapnya.
- Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
- Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif, kurang menunjukkan
minat bermain, sedih, apatis
- Pengingkaran/ denial
- Mulai menerima perpisahan
- Membina hubungan secara dangkal
- Anak mulai menyukai lingkungannya

3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )


- Menolak makan
- Sering bertanya
- Menangis perlahan
- Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
Perawatan di rumah sakit :
- Kehilangan kontrol
- Pembatasan aktivitas
Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman. Sehingga ada
perasaan malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah,
berontak,tidak mau bekerja sama dengan perawat.

4. Masa sekolah 6 sampai 12 tahun


Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan
yang dicintai , keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan
kecemasan. Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dlm
keluarga, kehilangan kelompok sosial,perasaan takut mati, kelemahan
fisik. Reaksi nyeri bisa digambarkan dgn verbal dan non verbal.

5
5. Masa remaja (12 sampai 18 tahun )
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya.
Saat MRS cemas karena perpisahan tersebut. Pembatasan aktifitas
kehilangan control Reaksi yang muncul :
- Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
- Tidak kooperatif dengan petugas
Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon :
- Bertanya-tanya
- Menarik diri
- Menolak kehadiran orang lain

2.4 Reaksi Orang Tua Terhadap Hospitalisasi


Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi & Perasaan yang muncul dalam
hospitalisasi:
- Takut dan cemas, perasaan sedih dan frustasi:
- Kehilangan anak yang dicintainya
- Prosedur yang menyakitkan
- Informasi buruk tentang diagnosa medis
- Perawatan yang tidak direncanakan
- Pengalaman perawatan sebelumnya & Perasaan sedih:
Kondisi terminal perilaku isolasi /tidak mau didekati orang lain &
Perasaan frustasi: Kondisi yang tidak mengalami perubahan Perilaku tidak
kooperatif, putus asa, menolak tindakan, menginginkan Perhatian &
Reaksi saudara kandung terhadap perawatan anak di RS: Marah, cemburu,
benci, rasa bersalah.

6
2.5 Pembahasan Jurnal

JURNAL 1 JURNAL 2 JURNAL 3 JURNAL 4 JURNAL 5


Hubungan Kecemasan Anak Hubungan Sikap Riwayat Hubungan
Dukungan Saat Hospitalisasi Perawat Dengan Hospitalisasi, Kehadiran Orang
Keluarga Dengan Stres Akibat Kehadiran Orang Tua Dengan
Tingkat Hospitalisasi Tua Terhadap Kecemasan Anak
Kecemasan Akibat Pada Anak Usia Respon Perilaku Saat Pemberian
Hospitalisasi Pada Pra Sekolah Di Anak Pra Sekolah Obat IV Line Di
JUDUL Anak Usia Pra Rsu Pancaran Pada Tindakan Rsu Garut
Sekolah Di Ruang Kasih Gmim Invasif
Alamanda Rsud Manado
Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi
Lampung Tahun
2014
JURNAL Jurnal Kesehatan Jurnal Kesehatan E-journal Jurnal Psikologi Jurnal Dunia
Holistik Kusuma Husada Keperawatan (e- Jambi Kesmas
Kp) Volume 6

7
Nomor 1
VOLUME & Vol 9, No 2, Hal. Hal. 144-149 Volume 6 Nomor Volume 03, No. Volume 7. Nomor
HALAMAN 59-63 1 Hal. 1-7 01, Hal. 41-51 3, Hal. 146-155
TAHUN 2015 2017 2018 2018 2018
Siti Nursondang, Febriana Sartika Ismanto Sri Mulyani Nina Sumarni,
Setiawati, Sari, Hulinggi, Yuli Yuliana,
PENULIS Rahma Elliya Intan Maharani, Gresty Masi, Yuppi Rosmala
Batubara Amatus Yudi Sari
Ismanto
REVIEWER Kelompok 1 Kelompok 1 Kelompok 1 Kelompok 1 Kelompok 1
TANGGAL April 2015 Juli 2017 Mei 2018 Juli 2018 Juli 2018
LATAR BELAKANG Sakit dan Prevalensi Pada saat Penyebab stres Berdasarkan hasil
hospitalisasi kecemasan anak hospitalisasi anak dan kecemasan studi pendahuluan,
menimbulkan krisis saat hospitalisasi akan mengalami pada anak respon anak saat
pada kehidupan mencapai 75%. stres karena dipengaruhi oleh tindakan invasif
anak. Di rumah Kecemasan lingkungan yang banyak faktor, berbeda antara
sakit, anak harus merupakan asing bagi anak. diantaranya anak yang di
menghadapi kejadian yang Stres yang di perilaku yang dampingi orang tua
lingkungan yang mudah terjadi atau alami anak akan ditunjukkan dengan yang tidak
asing. Pemberi menyebar namun menimbulkan petugas kesehatan di dampingi orang
asuhan yang tidak tidak mudah banyak reaksi (dokter, perawat tua. Anak yang di

8
dikenal, dan diatasi karena misalnya dan tenaga dampingi orang tua
gangguan terhadap faktor terhadap penyakit kesehatan pada saat tindakan
gaya hidup mereka. penyebabnya yang atau masalah diri lainnya), invasif meskipun
Seringkali mereka tidak spesifik. anak pra sekolah pengalaman tetap terlihat respon
harus mengalami Kecemasan anak seperti hospitalisasi anak, kecemasan namun
prosedur yang saat hospitalisasi perpisahan, tidak support system sedikit lebih tenang
menimbulkan disebabkan oleh mengenal atau dukungan bila dibandingkan
nyeri, kehilangan beberapa faktor lingkungan, keluarga yang dengan yang tidak
kemandirian dan diantaranya hilangnya kasih mendampingi di dampingi orang
berbagai hal yang perpisahan, hilang sayang, body selama perawatan. tuanya. Respon
tidak diketahui. kendali, cedera image maka akan Faktor-faktor cemas pada saat
tubuh, dan nyeri. beraksi seperti tersebut dapat tindakan invasif
regresi yaitu menyebabkan juga bisa terjadi
hilangnya anak semakin stres pada orang tua,
kontrol, dan hal ini dapat mereka
displacement, berpengaruh menganggap bahwa
agresi terhadap proses tindakan pemberian
(menyangkal), penyembuhan. injeksi akan
menarik diri, menyakitkan

9
tingkah laku anaknya. Orang tua
protes, serta lebih selalu mengatakan
antaranya agar perawat
mengalami memasukkan obat
ketakutan saat secara pelanpelan,
petugas kesehatan orang tua selalu
akan melakukan ingin ikut serta
perawatan pada dalam setiap
anak tindakan yang akan
dilakukan pada
anaknya.
TUJUAN PENELITIAN diketahui hubungan Untuk Untuk Untuk Mengetahui Untuk mengetahui
dukungan keluarga megidentifikasi mengetahui hubungan riwayat hubungan
dengan tingkat stressor yang hubungan sikap hospitalisasi dan kehadiran orang tua
kecemasan akibat didapat oleh anak perawat dengan kehadiran orang dengan kecemasan
hospitalisasi pada saat hospitalisasi. stres akibat tua pada respon anak usia 6–12
anak usia pra hospitalisasi pada perilaku anak usia tahun saat
sekolah di Ruang anak usia pra prasekolah pemberian obat
Alamanda RSUD sekolah di rsu terhadap tindakan melalui IV line di

10
dr. H. Abdul pancaran kasih invasif di ruang ruang Nusa Indah
Moeloek Provinsi gmim manado. Perawatan Anak Atas RSU dr.
Lampung tahun RSUD Raden Slamet Garut.
2014. Mattaher Jambi.

SUBJEK PENELITIAN Seluruh orang tua Anak usia 3 eluruh anak usia Anak usia Anak usia sekolah
dan pasien anak sampai 6 tahun prasekolah yang prasekolah yang (6-12 tahun) yang
usia pra sekolah yang hospitalisasi masuk di RSU berusia 3-6 tahun dirawat di ruang
yang dirawat di di ruang Anggrek Pancaran Kasih dan dirawat di Nusa Indah Atas
Ruang Alamanda RSUD Ambarawa. GMIM Manado ruang Perawatan RSU dr. Slamet
RSUD dr. H. Abdul Besar sampel berjumlah 142 Anak RSUD Garut pada 3 bulan
Moeloek Provinsi penelitian adalah anak, besar Raden Mattaher terakhir (bulan
Lampung dengan 60 sampel. sampel 47 anak Jambi Agustus-Oktober)
rata-rata pasien yang diambil 2017 yaitu 118
berjumlah 39 orang berdasarkan anak.
setiap bulan teknik sample
non-probability
sampling tipe
judgement

11
sampling.
Penelitian Desain penelitian Desain penelitian Desain penelitian Rancangan
kuantitatif yang digunakan yang digunakan ini bersifat penelitian yang di
adalah kuantitatif adalah deskriptif kuantitatif guna kan adalah
METODE PENELITIAN
diskriptif dengan analitik dengan analitik. observasional
pendekatan cross pendekatan cross mengguna kan
sectional. sectional. desain case kontrol.
HASIL Berdasarkan hasil Hasil menunjukkan Hasil penelitian Hasil analisis Berdasarkan
uji statistik bahwa 87.5% anak yang diperoleh hubungan antara analisis uji Chi-
diperoleh p-value = lebih banyak yakni terdapat 47 kehadiran orang tua Square terdapat
dengan respon
0,003 yang berarti cemas ringan saat responden hubungan
perilaku anak
p < α = 0.05 (Ho hari pertama didapatkan hasil kehadiran orang tua
terhadap tindakan
ditolak), maka dirawat di rumah sikap perawat dengan kecemasan
invasif diperoleh
dapat disimpulkan sakit jika kurang baik yang anak usia sekolah
bahwa dari 11
bahwa ada dibandingkan tidak mengalami responden yang
ρ-value 0,003 (ρ-
hubungan dengan hari ke 2 stress berjumlah tidak didampingi value ,0,05). Hasil
dukungan keluarga atau 3. Hal tersebut 1 responden ortu pada saat penelitian
dengan tingkat dikarenakan anak (2,12%) dan tindakan invasif, didapatkan ada
kecemasan akibat baru saja responden dengan menunjukkan hubungan antara
hospitalisasi pada menghadapi sikap perawat respons perilaku dukungan keluarga

12
anak usia pra perpisahan dengan kurang baik yang yang kurang dengan tingkat
sekolah di Ruang teman bermain, mengalami stress baik ada sebanyak kecemasan anak
Alamanda RSUD lingkungan tempat berjumlah 4 10 (90.9 %) melalui uji korelasi
responden dan
dr. H. Abdul tinggal, hilang responden Spearman Rho
diantara responden
Moeloek Provinsi kendali, cedera dan (8,48%). didapatkan nilai r =
yang didampingi
Lampung tahun nyeri, lingkungan Sementara -0,650 dengan nilai
ortu menunjukkan
2014. Dengan nilai baru saat responden signifikan 0,01
respon perilaku
OR 11,611 berarti hospitalisasi. dengan sikap yang baik ada artinya terdapat
anak usia pra perawat baik dan sebanyak 15 (78.9 hubungan terbalik
sekolah yang tidak yang tidak %). Hasil uji antara dukungan
mendapat mengalami stress statistik diperoleh p- keluarga dengan
dukungan dari berjumlah 34 Value 0,001 maka tingkat kecemasan
keluarga memiliki responden dapat
disimpulkan yang menunjukkan

peluang 11,611 kali (72,37%) dan ada hubungan yang semakin tinggi
bermakna antara
lebih besar untuk responden sikap dukungan keluarga
kehadiran orang tua
mengalami perawat baik maka semakin
dengan respon
kecemasan yang mengalami rendah tingkat
perilaku anak.
dibandingkan stress berjumlah kecemasan anak.
dengan anak usia 8 responden Terdapat hubungan

13
pra sekolah yang (17,03%). yang signifikan
mendapat antara peran orang
dukungan dari tua dengan tingkat
keluarga. kecemasan anak
pada saat
pemasangan infus.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil Kecemasan Ada hubungan Berdasarkan hasil Upaya untuk
penelitian berdasarkan lama antara penelitian tentang mengurangi
didapatkan pada hari rawat, dapat pengetahuan dan gambaran riwayat kecemasan saat
anak pra sekolah diketahui bahwa tindakan perawat hospitalisasi anak anak dirawat
yang mendapat anak yang lama meminimalkan di ruang dengan melibatkan
dukungan keluarga hari rawat 2 paling stress Perawatan Anak orangtua untuk
dengan baik banyak mengalami hospitalisasi pada RSUD Raden berpartisifasi
didapatkan cemas tingkat anak usia pra Mattaher Jambi ,seting ruangan
sebannyak 6 orang sedang (35.7%) sekolah. Terdapat tahun 2016, perawatan seperti
(35,3%) responden dan anak yang ada hubungan diketahui bahwa dirumah, tunjukkan
yang mengalami lama hari rawat 1 antara perilaku dari 30 responden sikap empati dan
kecemasan. Hal ini paling banyak perawat dengan ternilai bersikap melakukan
menurut pendapat mengalami kecemasan anak lebih tenang saat kegiatan bermain,

14
peneliti disebabkan kecemasan tingkat pra sekolah. disampingi oleh hal tersebut
koping individu ringan (87.5%). Begitupun juga orang tuanya, dilakukan agar
pada anak pra Hasil penelitian Terdapat sedangkan yang anak tidak stress
sekolah yang tidak tidak mampu hubungan tidak didapingi sehingga anak
baik. Selain itu rasa menjelaskan lama komunikasi orang tuanya dan merasa nyaman
terasing karena hari rawat terapeutik dengan tidak pernah pada saat anak
dipisahkan dari berhubungan kecemasan akibat dirawat menerima tindakan
teman sepermainan dengan tingkat hospitalisasi pada sebelumnya 22 IV line rasa takut
membuat anak kecemasan anak. anak usia pra responden dan nyerinya bisa
merasa tertekan sekolah. (26.7%). berkurang. Efek
dan ingin segera Pengalaman anak dari hospitalisasi
pulang ke rumah saat menjalani pada anak adalah
untuk kembali perawatan di lebih rewel, minta
berkumpul dan rumah sakit yang ekstra perhatian
bermain dengan membuat mereka dari orang terdekat,
teman sebayanya. sangat sulit tidak mau
Sedangkan pada menerima atau berhubungan
responden yang menghadapi, yang dengan orang lain
mendapatkan dilihat dari terutama perawat

15
dukungan keluarga perkembangan karena masih asing
tidak baik psikososialnya baik dengan orang
didapatkan adalah jauh dari maupun
sebanyak 3 teman-teman lingkunganya.
orang(13,6%) bermain maupun Kecemasan yang
responden yang sekolah akan terjadi akibat
tidak mengalami memunculkan hospitalisasi adalah
kecemasan. perasaan kesepian, ketidakramahan
kebosanan dan ,lingkungan rumah
pikiran bahwa sakit
mereka mungkin terkesan
akan kehilangan menyeramkan,
teman atau status tindakan yang
dalam kelompok diberikan memberi
social. Beberapa efek sakit dan rasa
anak mengingat ketakutan akan
pengalaman sakit datangnya
sebelumnya dan kematian.
khawatir jika

16
mengalami lagi.
KESIMPULAN Ada hubungan Kecemasan anak Fokus intervensi Dukungan
Terdapat
dukungan keluarga tingkat sedang keperawatan emosional pada
hubungan antara
dengan tingkat paling banyak adalah anak akan
sikap perawat
kecemasan akibat terjadi pada anak meminimalkan didapatkan dengan
dengan stress
hospitalisasi pada usia 3 tahun, jenis stresor, kehadiran orang tua
akibat
anak usia pra kelamin memaksimalkan selama anak
hospitalisasi pada
sekolah di Ruang perempuan, dan manfaat dirawat karena
anak usia pra
Alamanda RSUD lama hari rawatnya hospitalisasi, Orang tua adalah
sekolah di RSU
dr. H. Abdul 2 hari. memberikan sosok yang paling
Pancaran Kasih
Moeloek Provinsi dukungan dikenal dan dekat
GMIM Manado.
Lampung tahun psikologis pada dengan
2014. anak, anggota anak.Sebagian anak
keluarga dan usia sekolah
mempersiapkan berusaha
anak sebelum mempertahankan
dirawat di rumah ketenangannya
sakit. Salah satu selama prosedur
intervensi invasif, tetapi

17
keperawatan secara umum masih
dalam mengatasi membutuhkan
dampak dukungan.
hospitalisasi pada Dukungan dari
anak dengan keluarga mungkin
memberikan tidak sebesar yang
aktivitas bermain. dibutuhkan oleh
Perawat anak usiatoddler
memegang posisi atau pra sekolah.
kunci untuk Untuk melepaskan
membantu orang tekanan akibat
tua menghadapi penyakit, anak akan
permasalahan mencari dukungan
yang berkaitan dari orang lain
dengan perawatan ,untuk melepaskan
anaknya di rumah tekanan akibat
sakit, karena penyakit yang di
perawat berada di deritanya. Oran tua
samping pasien atau saudara adalah

18
selama 24 jam. orang yang pertama
kali diminta anak
mendampinginya
atau
mendukungnya
selama
dirawat.Minta
didampingi saat
dilakukan treatment
, minta dipeluk saat
merasa takut dan
cemas.

JURNAL 6 JURNAL 7 JURNAL 8 JURNAL 9 JURNAL 10


JUDUL Hubungan Antara Kecemasan Anak Tingkat
Lama Hospitalisasi Usia Sekolah Kecemasan Pada
Dan Persepsi Sebelum dan Anak Prasekolah
Keluarga Tentang Sesudah Yang Mengalami
Perilaku Perawat Mendapatkan Hospitalisasi

19
Dengan Kecemasan Informasi Saat Berhubungan
Anak Prasekolah Di Pemberian Obat Dengan
Rsu Pku Injeksi Perubahan Pola
Muhammadiyah Tidur Di Rsud
Gubug 2014 Karanganyar
Jurnal Ilmu Jurnal Ilmu
JURNAL Keperawatan dan Kesehatan
Kebidanan
VOLUME & Vol.8 No.2 (2017) Volume 2 (2), Hal. Vol. XIV No. 2,
HALAMAN 19-24 99 – 106 Hal. 100-111
TAHUN 2017 2017 2016
Sukarmin, Sutrisno, Anggika A,
Subiwati Gipta Galih Wahyuni
PENULIS
Widodo,
Herry Susanto
REVIEWER Kelompok 1 Kelompok 1 Kelompok 1
TANGGAL Agustus 2016
LATAR BELAKANG Perasaan cemas Seorang anak Stres yang
merupakan dampak selama menjalani dialami anak
dari hospitalisasi masa akan
yang dialami oleh perawatannya menimbulkan

20
anak karena mengharapkan ada banyak reaksi
menghadapi stressor sosok yang misalnya
yang ada menjadi pengganti terhadap penyakit
dilingkungan rumah ibu yang dapat atau masalah diri
sakit. Pada memberikan kasih anak prasekolah
umumnya reaksi sayang, mengerti seperti
anak terhadap sakit minat dan perpisahan, tidak
adalah kecemasan aktivitas, sosok mengenal
karena perpisahan, tersebut adalah lingkungan,
kehilangan, perawat. Pada hilangnya kasih
perlukaan tubuh,dan kondisi tersebut, sayang, body
rasan yeri. Pada perawat image maka akan
masa prasekolah memegang beraksi seperti
reaksi anak terhadap peranan penting regresi yaitu
hospitalisasi adalah dalam hilangnya
menolak makan, meminimalkan kontrol,
sering bertanya, dampak dari displacement,
menangis perlahan, perawatan anak agresi
tidak kooperatif dan membantu (menyangkal),

21
terhadap petugas mengurangi menarik diri,
kesehatan. Sehingga kecemasan pada tingkah laku
perawatan dirumah anak, agar anak protes, serta lebih
sakit menjadi dapat beradaptasi peka dan pasif
kehilangan control dengan lingkungan seperti menolak
dan pembatasan di rumah sakit. makan dan lain-
aktivitas. Seringkali Tidakan perawat lain.
hospitalisasi untuk menurunkan
dipersepsikan oleh kecemasan tidak
anak sebagai dapat terlepas dari
hukuman, sehingga hubungan
ada perasaan malu, terapeutik antara
takut sehingga perawat dan
menimbulkan reaksi pasien. Selain
agresif, marah, memberikan
berontak, tidak mau komunikasi
bekerjasama dengan terapeutik pada
perawat. setiap
melakukan

22
tindakan kepada
pasien, perawat
juga memberikan
informasi yang
berhubungan
dengan perawatan
pasien. Pemberian
informasi yang
dimaksud dapat
berupa informasi
tentang masalah
perawatan,
tindakan
perawatan, cara
pengatasan
masalah serta
beberapa hal yang
diperlukan pasien
yang berhubungan

23
dengan masa
perawatannya.
TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui Tujuan dari Mengetahui
hubungan antara penelitian ini Hubungan
lama hospitalisasi adalah untuk Tingkat
dan perilaku perawat mengetahui Kecemasan Pada
dengan kecemasan perbedaan tingkat Anak Prasekolah
anak prasekolah di kecemasan anak yang Mengalami
RSU PKU usia sekolah Hospitalisasi
Muhammadiyah sebelum dan dengan
Gubug. sesudah Perubahan Pola
mendapatkan Tidur di RSUD
informasi tentang Karanganyar
pemberian injeksi
di RSUD
Ambarawa. Hasil
penelitian ini
diharapkan dapat
digunakan sebagai

24
sumber untuk
mendapatkan
informasi yang
benar tentang
manfaat pemberian
informasi pada
saat pemberian
injeksi untuk
meminimalkan
kecemasan pada
anak.
SUBJEK PENELITIAN Orang tua yang Populasi dalam Semua pasien
mempunyai anak pra penelitian anak anak prasekolah
sekolah yang usia sekolah yang yang sedang di
dirawat di RSU dirawat inap di rawat inap di
PKU RSUD Ambarawa Bangsal Melati
Muhammadiyah selama 3 bulan RSUD
Gubug terakhir yaitu rata- Karanganyar
rata tiap bulan sebanyak 898

25
sebanyak 87 anak. anak pada bulan
Januari 2015
sampai Desember
2015.
METODE Desain penelitian ini Pada penelitian ini Penelitian ini
PENELITIAN menggunakan jenis merupakan menggunakan
penelitian korelatif penelitian metode penelitian
analitik dengan kuantitatif dengan kuantitatif dengan
pendekatan cross menggunakan rancangan
sectional desain quasi analitik yaitu
experiment, bentuk mencari
desain hubungan antara
penelitiannya yaitu variable bebas
desain pre and post (tingkat
test one group kecemasan)
design. dengan variable
terikat
(perubahan pola
tidur). Penelitian

26
ini menggunakan
metode
pendekatan Cross
Sectional.
HASIL Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil
analisis dengan penelitian dan penelitian
menggunakan uji pembahasan, menunjukkan
Chi Square (X2) peneliti bahwa sebagiaan
diperoleh hasil mengambil besar responden
bahwa terdapat kesimpulan berupa anak prasekolah
hubungan antara : anak usia sekolah yang mengalami
perilaku perawat sebelum diberi rawat inap di
dengan tingkat informasi RSUD
kecemasan anak pra mengenai Karanganyar
sekolah.Hasil pemberian obat mempunyai
penelitian ini saat injeksi tingkat
didukung oleh hasil sebagian besar kecemasan berat,
penelitian. Gaghiwu mengalami yaitu sebanyak 55
di Universitas Sam kecemasan ringan, responden

27
Ratulangi Manado sesudah diberi (61,1%). Pada
dengan judul informasi tahap usia
hubungan perilaku mengenai prasekolah ini
caring perawat pemberian obat perilaku
dengan stres saat injeksi kehilangan
hospitalisasi pada sebagian besar kontrol menjadi
anak usia toddler di tidak mengalami lebih jelas, anak
RSUP Prof. Dr. R.D. kecemasan, Pada lebih
Kandou Manado penelitian ini menunjukkan
tahun tingkat kecemasan sikap protes
2013,sedangkan responden dengan keras.
lama hospitalisasi menurun setelah Pada masa
tidak ada hubungan dilakukan prasekolah anak
idengan tingkat pemberian tidak mampu
kecemasan anak informasi membedakan
prasekollah di ruang mengenai tindakan antara kenyataan
Al-Ikhlas RSU PKU injeksi. Ada dengan fantasi
Muhammadiyah perbedaan tingkat dalam semua
Gubug. Namun kecemasan pada situasi. Dan

28
meskipun demikian anak usia sekolah Berdasarkan hasil
hal tersebut menunjukkan penelitian
menunjukkan bahwa bahwa informasi menunjukkan
masih banyak faktor tentang pemberian sebagian besar
yang dapat injeksi memiliki responden anak
mempengaruhi dampak positif dengan pola tidur
tingkat kecemasan, terhadap buruk, yaitu
diantaranya adalah kecemasan yang sebanyak 52
Faktor predisposisi dialami oleh anak. responden
kecemasan Hasil penelitian ini (57,8%). Paling
(pengalaman hendaknya dapat banyak responden
hospitalisasi, diri dijadikan anak prasekolah
terganggu, frustasi, pertimbangan bagi mengalami pola
pola mekanisme perawat untuk tidur yang kurang
koping keluarga mengantisipasi baik. Menurut
riwayat gangguan adanya kecemasan Tarwoto &
kecemasan dalam pada anak dan Wartonah (2004)
keluarga. menjadi tambahan seseorang yang
pengetahuan dalam keadaan

29
perawat khususnya sakit akan
dalam hal memerlukan
perawatan anak waktu untuk tidur
usia sekolah. lebih banyak dari
normal. Akan
tetapi keadaan
sakit dapat
menyebabkan
pasien mengalami
kekurangan tidur
atau malah tidak
dapat tidur.

PEMBAHASAN Pada anak usia Pada penelitian ini Gangguan tidur


prasekolah sebagian tingkat kecemasan pada anak usia
besar sudah dapat responden prasekolah
mengerti dan menurun setelah merupakan
mampu mengerti dilakukan keadaan dimana

30
bahasa yang pemberian individu
sedemikian informasi mengalami suatu
kompleks. Bagi anak mengenai tindakan perubahan dalam
usia prasekolah, injeksi. Cara kuantitas dan
sakit adalah sesuatu tersebut ternyata kualitas pola tidur
yang menakutkan. efektif dalam yang
Selain itu, perawatan menurunkan menyebabkan
di rumah sakit dapat tingkat kecemasan rasa tidak
menimbulkan cemas responden. Ada nyaman atau
karena anak merasa perbedaan tingkat mengganggu
kehilangan kecemasan pada gaya hidup yang
lingkungan yang anak usia sekolah diinginkan.
dirasakanya aman, menunjukkan Ganguan tidur
penuh kasih sayang, bahwa informasi pada anak jika
dan tentang pemberian tidak segera
menyenangkan.Ana injeksi memiliki ditangani akan
k juga harus dampak positif berdampak serius
meninggalkan terhadap dan akan menjadi
lingkungan rumah kecemasan yang gangguan tidur

31
yang dikenalnya, dialami oleh anak. yang kronis
permainan, dan secara fisiologis,
teman jika seseorang
sepermainannya. tidak
Pengalaman mendapatkan
traumatik, tidur yang cukup
lingkungan baru untuk
pengalaman mempertahankan
hospitalisasi, diri kesehatan tubuh
terganggu, Frustasi, dapat menurun.
pola mekanisme Gangguan pola
koping keluarga tidur pada anak
riwayat gangguan usia prasekolah
kecemasan dalam misal:
keluarga. meningkatnya
frekuensi
terbangun di
malam hari atau
meningkatnya

32
fragmentasi tidur
karena seringnya
terbangun.
Walaupun
demikian, rata-
rata waktu tidur
total anak hampir
sama dengan
dewasa muda.
Ritmik sirkadian
tidur-bangun
anak juga sering
terganggu.
Seringnya
terbangun pada
malam hari
menyebabkan
keletihan,
mengantuk, dan

33
mudah jatuh tidur
pada siang hari.
KESIMPULAN Sebagian besar anak Perawat perlu
Ketika dirawat di
prasekolah saat untuk
rumah sakit
hospitalisasi di RSU meningkatkan
seseorang akan
PKU peranannya dalam
mengalami
Muhammadiyah bentuk pemberian
gangguan pola
Gubug adalah pelayanan
tidur sebagai
berjenis kelamin profesional, tidak
akibat dari
laki-laki (70 %), hanya fokus pada
kecemasan yang
dengan lama pemenuhan
dialaminya.
hospitalisasi pendek kebutuhan dasar
Ketika seseorang
(60 %), dengan yang spesifik
mengalami cemas
tingkat kecemasan misalnya; oksigen,
akan
berat (86,7%) dan makan, minum,
meningkatkan
perilaku baik eliminasi, dan
saraf simpatis
perawat (70%) dan perlindungan
sehingga tidur
terdapat hubungan tetapi juga harus
terganggu.
antara perilaku diperhatikan
Kecemasan dapat

34
perawat dengan kebutuhan lainnya
menyebabkan
kecemasan anak pra misalnya; cinta
seseorang
sekolah diperoleh dan kasih sayang,
menjadi lebih
sedangkan untuk rasa aman, dan
tegang dan
lama hospitalisasi perlindungan
frustasi apabila
tidak ada hubungan sangat penting
mereka tidak
yang bermakna peranannya dalam
dapat tidur.
antara Lama mengurangi stres
Seseorang yang
hospitalisasi dengan atau cemas
cemas akan
tingkat kecemasan di khususnya pada
berusaha keras
ruang Al-Ikhlas RSU anak. Selain itu
agar bisa tidur,
PKU perawat juga harus
tetapi akan sering
Muhammadiyah memperhatikan
terbangun selama
Gubug. kebutuhan akan
siklus tidur. Hal
privasi bagi anak.
ini disebabkan
karena orang
tersebut dalam
keadaan banyak

35
pikiran dan tidak
rileks atau merasa
nyaman. Cemas
dan depresi dapat
pula
menyebabkan
gangguan pada
frekuensi tidur,
karena pada
kondisi cemas
akan
meningkatkan
norepinefrin
darah melalui
sistem saraf
simpatis. Zat
tersebut akan
mengurangi tahap

36
empat NREM
dan REM.

37
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hospitalisasi pada anak dapat menimbulkan kecemasan dan stress


dimana hal itu diakibatkan karena adanya perpisahan, kehilangan kontrol,
ketakutan mengenai kesakitan pada tubuh, serta nyeri dimana kondisi tersebut
belum pernah dialami sebelumnya. Perawatan anak yang berkualitas tinggi
akan dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan yang terjadi karena bila
kecemasan dan ketakutan tidak ditangani akan membuat anak menolak
tindakan perawatan dan pengobatan yang diberikan sehinngga akan
mempengaruhi lamanya perawatan, memperberat kondisi anak bahkan
menyebabkan kematian pada anak, dampak dari anak sakit yang tidak
ditangani juga akan menyebabkan kesulitan dan kemampuan membaca yang
buruk, memiliki gangguan bahasa, menurunnya kemampuan intelektual dan
social serta fungsi imun

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai stressor pada


anak saat hospitalisasi di Rumah Sakit, dapat menunjang kita dalam proses
pembelajaran pada mata kuliah Keperawatan Anak serta menjadi bahan
pembelajaran. Oleh karena itu dengan adanya bahan materi ini diharapkan
kita dapat mengaplikasikan konsep ini saat praktek di lahan maupun di
Institusi

38
DAFTAR PUSTAKA

Anggika, A. (2016). Tingkat Kecemasan Pada Anak Prasekolah Yang Mengalami


Hospitalisasi Berhubungan Dengan Perubahan Pola Tidur Di Rsud
Karanganyar.

Hulinggi, I. (2018). Hubungan Sikap Perawat Dengan Stres Akibat Hospitalisasi


Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Rsu Pancaran Kasih Gmim Manado. E-
journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 1.

Mulyani, S. (2018). Riwayat Hospitalisasi, Kehadiran Orang Tua Terhadap


Respon Perilaku Anak Pra Sekolah Pada Tindakan Invasif. Jurnal
Psikologi Jambi, 41-51.

Nursondang, S., & Setiawati. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan


Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah Di
Ruang Alamanda Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun
2014. Jurnal Kesehatan Holistik.

Sari, F. S., & Maharani, I. (2017). Kecemasan Anak Saat Hospitalisasi. Jurnal
Kesehatan Kusuma Husada, 144-149.

Sukarmin. (2017). Hubungan Antara Lama Hospitalisasi Dan Persepsi Keluarga


Tentang Perilaku Perawat Dengan Kecemasan Anak Prasekolah Di Rsu
Pku Muhammadiyah Gubug 2014. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan.

Sumarni, N. (2018). Hubungan Kehadiran Orang Tua Dengan Kecemasan Anak


Saat Pemberian Obat IV Line Di Rsu Garut. Jurnal Dunia Kesmas.

39

Anda mungkin juga menyukai