Disusun oleh:
Nama : Agnes Angelika Lorinanto
Kelas : G Konversi
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2020
KIMIA BAHAN ALAM LAUT
Kimia bahan alam laut atau kimia organik bahan alam laut atau yang dapat
disingkat OBAT merupakan bagian dari kimia organik yang mengkaji mengenai
produk kimia alam laut lebih khusus molekul organik metabolit sekunder yang
penting dalam rangka pertahanan diri organisme terhadap predator atau hama.
metabolit kedua terdapat pada mikroba, bakteri, lumut, jamur. tumbuhan, dan
selain atom karbon dan hidrogen, biasanya mengandung atom oksigen dalam
terpenoid halogen, terutama yang memiliki gugus klor dan brom. Kelompok
baik pada organisme yang ada di daratan maupun yang ada di lautan. Molekul
terpenoid yang dihasilkan oleh organisme laut sangat beragam dan banyak
menunjukkan bahwa terpenoid yang berasal dari bahan alam laut memiliki
sifat bioaktivitas yang sangat kuat, lebih kuat daripada terpenoid yang berasal
dari bahan alam darat. Selain itu, juga telah ditemukan berbagai molekul
terpenoid yang spesifik dihasilkan oleh organisme laut tertentu yang berfungsi
dikembangkan sebagai bahan obat baru. Kerangka utama terpen disusun oleh
dan triterpen tersusun berturut-turut atas dua, tiga, empat, lima, dan enam
isopren, serta politerpen yang memiliki lebih banyak isopren (Usman, 2014).
a. Monoterpenoid
dengan IC50 4 µg/ml tetapi toksisitas yang lemah terhadap biakan sel
secara in vitro dengan ED50 > 20 µg/ml. Senyawa lain (2.4) menunjukkan
pada alga yang sama juga telah ditemukan senyawa sikloheksanon (2.5)
µg/mL), juga menunjukkan sifat insektisida yang aktif. Disamping itu juga
sangat kuat melawan sel Vero, dan paling kuat adalah Aplisiapiranoid-D
bioaktivitas yang cukup luas yakni aktif terhadap sel mamalia CHO, sel
tumor CT26, SW480 dan sel kanker pada manusia HeLa. Kesembilan
terhadap sel KB dan IC50 0,035 µg/ml terhadap P388, sedangkan untuk
cordaikromen-A memiliki IC50 0,5 µg/ml terhadap P388. Selain itu, dari
2014).
b. Seskuiterpen
molekul seskuiterpen antara lain alga, kelinci laut, jamur laut, spon, dan
alga merah Laurencia scoparia yang memiliki sifat aktifitas sebagai obat
cacing dengan IC50 0,11 mM. Wu Guangwei pada tahun 2013 melaporkan
c. Diterpenoid
juga telah ditemukan pada alga merah Laurencia obtuse adalah parguerol
P388 dengan IC50 3,5 µg/ml. Disamping itu, pada alga yang sama juga
membentuk cincin heptana, senyawa ini sangat toksik terhadap sel B16
dengan IC50 0,78 µg/ml. Kelompok senyawa yang serupa juga telah
aktifitas yang sangat kuat melawan P388 dengan IC50 0,01 µg/ml. Biaco
berasal dari rumput laut dapat digunakan sebagai antifouling antara lain
obtusa. Bersama itu dilaporkan pula dua diterpen yang bersifat antifoulan
d. Sesterpen
e. Triterpen
diameter berturut-turut 24,7 ± 0,05; 22,0 ± 0,35 dan 12,7 ± 0,09 mm.
Triterpen polieter juga dilaporkan oleh Pacheco (2011), telah diisolasi dari
hidroksi-15(28)-dehidrovenustatriol, 1,2-dehidropseudodehidrotirsiferol,
2. Steroid Laut
Pada umumnya steroid laut ditemukan dalam bentuk sterol. Sterol adalah
dihasilkan oleh organisme darat dan laut memiliki kerangka dasar yang sama,
ditemukan banyak yang memiliki perbedaan pada subtituen dan jenis rantai
sampingnya. Steroid adalah salah satu kelompok metabolit sekunder yang
sangat melimpah, berbagai jenis hormon merupakan turunan steroid dan lazin
steroid diturunkan melalui penataan ulang triterpen yang diawali oleh siklisasi
skuelen dan penataan ulang lanosterol (pada hewan) dan sikloartenol (pada
keragaman steroid terletak pada rantai samping yakni R1, R2, dan R3 serta
pola oksigenasinya.
a. Sterol laut
Eenkhoorn (1974). Senyawa yang sama juga telah diisolasi dari mahkota
ikan laut berduri Acanthaster planci. Pada ikan bintang Asterias rubens
(Usman, 2014).
3. Alkaloid
luas di alam dan banyak juga ditemukan dalam biota laut. Nitrogen merupakan
ciri utama dari kelompok senyawa ini baik sebagai bagian dari cincin
amino sebagai prazat atau prekursor sintesis. Meskipun ada juga sebagian
alkali yang berarti bersifat basa. Sifat basa molekul alkaloid disebabkan oleh
adanya gugus nitrogen yang bersifat basa melekat pada molekul alkaloid.
keragaman molekul alkaloid dalam organisme laut sangat luas. Begitu pula
diungkapkan memiliki prospek yang sangat tinggi. Selain daripada itu, yang
a. Pirol alkaloid
yang memiliki struktur cukup unik, merupakan kombinasi dari unit pirol-
b. Alkaloid imidazol
aktif terhadap P388 pada 0,001-1 g/ml. Pada Aplydium sp telah dilaporkan
telah dilaporkan alkaloid piridin yang dipisahkan dari Niphates sp, yaitu
yang dekat satu sama lainnya dan menunjukkan sifat sitotoksik yang kuat
(Usman, 2014).
menunjukkan bersifat aktif terhadap P388 dan tiga tumor pada manusia
ditemukan pada spons Stelleta sp, menunjukkan aktifitas anti fungal dan
darah. Suatu bisindol telah disolasi dari alga biru-hijau Rivularia firma
yaitu isobatzellin A-D yang ditemukan pada ekstrak spons Batzella sp.
h. Misscellaneous alkaloid
yang diisolasi oleh Okinawan dari kerang Pinna muricata dan spons
2014).
4. Fenolat
keunikan yang dimaksud ada yang dapat diamati secara langsung bentuk
fisiknya. Namun, banyak keunikan organisme itu yang hanya dapat dideteksi
a. Bioflavanoid
(Musman, 2013).
b. Tanin
yang kuat terhadap penghancuran radikal (IC50 0,60 µM) pada uji DPPH
(Musman, 2013).
5. Glikosida
Glikosida adalah suatu molekul dimana gula terikat pada tan gula melalui
tidak aktif. Bahan ini dapat diaktifkan melalui hidrolisis dengan bantuan
enzim. Pada proses tersebut, bagian gula lepas dari bagian tan gula. Dengan
cara itu, bahan kimia yang telah terpisah tersebut dapat digunakan. Banyak
manusia dan hewan, racun sering terikat glikosida sebagai cara membuangnya
a. C-glikosida
b. O-glikosida
c. N-glikosida
terhadap herpes simplex virus (HSV) dan Varicella zoster virus (VSV)
6. Peptida
Peptida adalah molekul yang terbentuk dari monomer asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan amida (disebut juga ikatan peptida). Ikatan amida
terjadi antara gugus -OH dari gugus asam suatu monomer asam amino dengan
-H dari gugus basa monomer asam amino yang lain. Asam amino-asam amino
dalam peptida disebut residu asam amino, kecuali pada peptida siklik, semua
a. Asiklik
dikategorikan atas tiga tipe berdasarkan modul poliketida sintase (PKS) dari
tipe, yaitu tipe I (PKS bakteri) yang menghasilkan senyawaan makrolida dan
aromatik dalam molekulnya dan tipe III (PKS tumbuhan) yang menghasilkan
a. Makrolida
Senyawa iejimalida A diekstraksi dari tunicate Eudistoma cf. rigida
b. Ketolida
c. Ansamisin
Senyawa faeokromisin F (5), faekromisin G (6), dan faekromisin H (7)
Ketiga senyawaan ini memiliki keaktifan sitotoksik terhadap lini sel HeLa
d. Poliena
e. Polieter
Senyawa brevetoksin B diisolasi dari dinoflagellata laut Gymnodinium
BTX-B menunjukkan racun sangat kuat terhadap ikan zebra air tawar
f. Tetrasiklin
0,3µM), sel kanker perut (IC50 0,2 µM), sel kanker paru-paru (IC50 0,16
µM), sel kanker kelenjar susu (IC50 0,29 µM), sel kanker melanoma (IC50
0,13 µM), sel kanker pankreas (IC50 0,15 µM), dan sel kanker ginjal (IC50
Beberapa penelitian mengenai kimia bahan alam laut, antara lain oleh
Khairunnisa dkk (2018) dari hasil isolasi senyawa bioaktif Oscillatoria sp berupa
kedua oleh Arbi dkk (2016) diperoleh kadar fenol dan flavanoid sebesar 4,59%
dan 0,59% serta memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi dan dapat
menghambat laju oksidasi minyak ikan. Penelitian ketiga oleh Sumilat (2017),
yang memiliki aktifitas yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker HCT-15
(sel kanker usus) dan sel kanker Jurkat (sel kanker leukemia).
HUBUNGAN KIMIA BAHAN ALAM LAUT DAN FARMASI
Hubungan mempelajari kimia bahan alam laut dalam bidang farmasi, yaitu:
laut.
pemeliharaan kesehatan.
3. Dapat mengisolasi metabolit sekunder yang terdapat dalam bahan alam laut
Arbi, Basyrowi dkk. 2016. Aktivitas Senyawa Bioaktif Selada Laut (Ulva lactuta)
Sebagai Antioksidan pada Minyak Ikan. Jurnal Saintek Perikanan, 12(1):
12-18.
Khairunnisa dkk. 2018. Isolasi Senyawa Bioaktif dari Oscillatoria sp. Sebagai
Antibakteri Escherichia coli. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan
Perikanan Unsyiah¸ 3(1): 121-127.
Musman, Musri. 2013. Kimia Bahan Alam Laut. Syiah Kuala University Press.
Banda Aceh.
Usman, Hanapi. 2014. Laporan Hibah Penulisan Buku Ajar Mata Kuliah Kimia
Organik Bahan Alam Laut. Universitas Hasanuddin. Makassar.