Anda di halaman 1dari 6

LEARNING OBJEKTIVE

1. Fitofarmaka apa saja yang ada di indonesia ?


2. Herbal apa saja yang sudah terstandarisasi di indonesia ?
3. Apa itu ekstrak ?
4. Apa itu metabolit sekunder dan tipe-tipenya ?
5. Bagaimana cara identifikasi metabolit sekunder ?
6. Jenis metabolit sekunder pada daun tempuyung dan fungsinya pada kasus di skenario ?
7. Syarat-syarat obat herbal sudah terstandarisasi ?
8. Manfaat lain dari ekstrak daun tempuyung ?

<JAWABAN>
1. Daftar Nama Obat Fitofarmaka
a. Diabmeneer Nyonya Meneer Fitofarmaka Diabetes (Kencing Manis) mengandung

ekstrak momordica fructis yang membantu mengurangi konsentrasi gula darah.


b. Stimuno Dexa Medica Fitofarmaka Modulator Imun (Imunomodulator); ekstrak
Phylanthus niruri atau meniran di dalamnya berkhasiat merangsang tubuh lebih
banyak memproduksi lebih banyak antibodi dan mengaktifkan sistem kekebalan
tubuh agar bekerja optimal.
c. Tensigard Phapros Fitofarmaka Hipertensi (Darah Tinggi); ekstrak apii herba dan
ekstrak orthosiphonis berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah sistolik dan diastol.
d. Rheumaneer Nyonya Meneer Fitofarmaka Rematik; mengandung ekstrak Curcumae
Rhizoma yang berkhasiat melancarkan peredaran darah, menghilangkan nyeri dan
kaku sendi, menghangatkan, dan menyegarkan badan.
e. X-Gra Phapros Fitofarmaka Lemah Syahwat (Impoten Aphrodisiaka); terbuat dari
ekstrak ginseng, royal jelly, ekstrak ganoderma, dan lainnya. Obat ini berkhasiat
meningkatkan stamina pria dan membantu mengatasi disfungsi ereksi serta ejakulasi
dini.
f. Nodiar Kimia Farma Fitofarmaka Diare (Mencret); yang terbuat dari ekstrak apel
dan rimpang kurkuma. Kandungan attapulgite dan pectin di dalamnya diklaim dapat
mengabsorpsi virus, bakteri, gas, dan toksin yang terdapat dalam usus.
Sumber : http://cekbpom.pom.go.id/
2. Herbal yang terstandarisasi

Sumber : http://cekbpom.pom.go.id

3. Ekstrak adalah sediaan kental yang di peroleh dengan cara mengengstraksi senyawa aktif
dari simplisia nabati/hewani dengan pelarut yang sesuai.
Sumber : Wahyuningsih, M,. ST. 2016. Lecture Simplisia dan Ekstraksi. Dept.of
Pharmacology and Therapy Faculty of Medicine : UGM

4. Metabolit Primer Memiliki ciri: Esensial untuk hidup: pertumbuhan normal,


perkembangan dan reproduksi. Berupa enzim fisiologis, menghasilkan energi misalnya
karbohidrat.
a. Terlibat langsung dalam fungsi fisiologis normal: protein dan enzim
b. Terdapat di dalam organisme atau sel.
c. Dikenal dengan istilah metabolit sentral.
d. Berat molekul (BM) dari kecil dalam bentuk monomer hingga sangat besar polimer
( > 1500 Dalton).
e. Contoh: glukosa, asam organik sederhana, asam lemak, protein, hormon, enzim
adalah metabolit primer.
Metabolit Sekunder Memiliki ciri:
a. Tidak terlibat langsung dalam metabolism/kehidupan dasar: pertumbuhan,
perkembangan dan reproduksi.
b. Tidak esensial, ketiadaan jangka pendek tidak berakibat kematian. Ketiadaan jangka
panjang mengakibatkan kelemahan dalam pertahanan diri, survival, estetika, menarik
serangga.
c. Golongan metabolit sekunder distribusi hanya pada spesies pada filogenetik /familia
tertentu.
d. Seringkali berperan di dalam pertahanan terhadap musuh.
e. Senyawa organik dengan berat molekul 50-1500 Dalton. Sehingga disebut mikro
molekul.
f. Penggolongan utama: terpenoid, fenil propanoid, poliketida, dan alkaloid adalah
metabolit sekunder.
g. Pemanfaatan oleh manusia: untuk obat, parfum, aroma, bumbu, bahan rekreasi dan
relaksasi.

Tipe metabolit sekunder :


a. Senyawa Fenol : Flavonoid, Anthraquinones dll
b. Senyawa Terpenoid : Eugenol, Karotenoid, Taxol, asam oleanolic dll
c. Alkaloid - vincristine, kina, camptothecine dll
d. Senyawa Polifenol : EGCG (Epi Gallo Catechin gallate) dll
e. Senyawa Poliketida : diskodermolida dll
Sumber :
1. Saifudin, A. 2014. Senyawa Alam Metabolit Sekunder. Deepublish : Yogyakarta
2. Wahyuningsih, M,. ST. 2016. Lecture Metabolit Sekunder. Dept.of Pharmacology
and Therapy Faculty of Medicine : UGM

5. Identifikasi Metabolit Sekunder


a. Dalam Ekstrak/Fraksi :
TLC/KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dengan penampak bercak spesifik
senyawa
b. Metabolit Sekunder (isolat) Murni :
TLC/KLT
GC-MS (Gas Kromatografi-Spektrometri Massa), untuk senyawa-2 yang relatif
mudah menguap
Spektroskopi
1) Spektrum uv (ultraviolet), melihat adanya kromofor
2) Spektrum IR (infrared), melihat adanya gugus tertentu.
3) Spektrum Massa (MS), melihat bobot molekul dan elemen penyusun
senyawa
4) Nuklir Magnetik Resonans (NMR): Penentu struktur absolut senyawa
isolat
c. Visualisasi KLT
Senyawa berfloresensi pada > 400 nm
Senyawa dg ikatan rangkap terkonjugasi panjang (contoh : Karotenoid,
berberin, dll.)
Senyawa meredam pada 200-400 nm :
Senyawa dg ikatan rangkap terkonjugasi pendek (contoh : senyawa
Aromatik, fenol-2, dll.)
Senyawa tidak nampak pada diatas :
Senyawa dg ikatan rangkap tidak terkonjugasi , Senyawa tidak
mempunyai ikatan rangkap (contoh : Terpenoid, alkaloid yg tidak mempunyai inti
aromatik dll.)
Sumber : Wahyuningsih, M,. ST. 2016. Lecture Metabolit Sekunder. Dept.of
Pharmacology and Therapy Faculty of Medicine : UGM
6. Kandungan kimia yang terdapat di dalam daun tempuyung (Sonchus arvensis L) adalah
ion-ion mineral antara lain kalium, silika, magnesium, natrium, dan senyawa organik
misalnya flavonoid (kaempferol, luteolin-7-O-glukosida dan apigenin-7-O-glukosida),
kumarin (skepoletin), taraksasterol, inositol, serta asam fenolat (sinamat, kumarat dan
vanilat). Kandungan kalium dalam daun tempuyung 8,2 %, sedangkan natriumnya 0,227
%. Kandungan flavonoid total di dalam daun tempuyung 0,1044%, pada akar kira-kira
0,5 % dan flavonoid yang terbesar adalah apigenin-7-O-glukosida.
Daun tempuyung mengandung ion-ion natrium dan kalium yang cukup tinggi,
sehingga dengan mengkonsumsi air daun tempuyung dapat menjaga keseimbangan
elektrolit pada ginjal. Kalium dari daun tempuyung inilah yang membuat batu ginjal
berupa kalsium oksalat tercerai berai, karena kalium akan menyingkirkan kalsium dan
bergabung dengan senyawa kalsium oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu
ginjal dengan membentuk senyawa garam yang mudah larut dalam air, sehingga batu
ginjal itu akan terlarut secara perlahan-lahan dan ikut keluar bersama. Menurut Sarjito,
1964 dalam Mulyadi. S., dkk., 2003 bahwa dalam penelitiannya tempuyung (Sonchus
arvensis L) dapat memecah batu saluran kemih secara in vitro yang kemungkinan pada
penelitiannya tersebut terjadi pertukaran ion kalium (K) dengan kalsium (Ca) dari batu.
Hal ini dapat di jelaskan dengan ilmu kimia dasar tentang Deret Volta (deret unsur kimia)
yaitu : K Ba Ca Mg Al Mn Zn (H) ----Au. Deret ini semakin ke kanan
semakin mudah reduksi atau makin mudah digantikan. Jadi 2 K+ +CaC2O4 Ca2+
+K2C2O4 sedangkan unsur K (golongan IA daftar periodik) dikatakan mudah larut.
Sumber : Winarno,F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi Cetakan XI. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
7. Untuk dapat memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 obat tradisional,
obat
herbal terstandar dan fitofarmaka harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. menggunakan bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang memenuhi persyaratan
mutu, keamanan dan kemanfaatan / khasiat;
b. dibuat sesuai dengan ketentuan tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional
yang Baik atau Cara Pembuatan Obat yang Baik yang berlaku;
c. penandaan berisi informasi yang lengkap dan obyektif yang dapat menjamin
penggunaan obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka secara tepat,
rasional dan aman sesuai dengan hasil evaluasi dalam rangka pendaftaran.
Sumber : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA. Bagian 2 ,pasal 4

8. Kandungan kimia tanaman tempuyung (Sonchus arvensis L) yang sangat beragam maka
tempuyung (Sonchus arvensis L) termasuk tanaman yang penting untuk menyembuhkan
batu ginjal dan kencing batu. Tanaman tempuyung (Sonchus arvensis L) bersifat dingin
dan agak pahit sehingga cocok masuk ke meridian ginjal, penghancur batu ginjal
(litotropik), peluruh air seni (diuretik), mengobati radang saluran kencing (anti
urolotiasis), penghilang bengkak dan dapat mengeluarkan dan menawarkan racun. Oleh
karena itu tempuyung (Sonchus arvesis L) digunakan untuk mengobati batu ginjal, darah
tinggi (hiperurisemia) dan reumatik akibat asam urat.

Sumber : Soenanto, H dan Sri Kuncoro.2005. Hancurkan Batu Ginjal dengan Ramuan
Herbal.Jakarta:Puspa Swara
Blok 20 Paper Tutorial HERBAL

LEARNING OBJECTIVES 1
Oh My Baby

MOHAMMAD IRSAN
N 101 13 054
KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU

DESEMBER 2016

Anda mungkin juga menyukai