Kata prokem sendiri merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini
awalnya digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara
rahasia. Agar kalimat mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang
kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari kata
sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi fonem, penambahan
awalan, sisipan, atau akhiran. Masing-masing komunitas (daerah) memiliki rumusan
sendiri-sendiri. Pada dasarnya, bahasa ini untuk memberkan kode kepada lawan bicara
(kalangan militer dan kepolisian juga menggunakan sejenis ini).
Belakangan ini, bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia
menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja. Dalam konteks kekinian, bahasa pergaulan
anak-anak remaja ini merupakan dialek bahasa Indonesia nonformal yang terutama
digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu (kalangan homoseksual atau waria).
Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian
mengumpulkan kosakata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan
kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999.
Saat ini, bahasa prokem telah banyak melebur dan menjadi umum digunakan
sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan
dalam media-media populer seperti TV, radio, dunia perfilman nasional. Seringkali pula
ia digunakan dalam bentuk pengumuman-pengumuman yang ditujukan untuk kalangan
remaja oleh majalah-majalah remaja populer. Karena jamaknya, kadang-kadang dapat
disimpulkan bahasa prokem adalah bahasa utama yang digunakan untuk komunikasi
verbal oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, kecuali untuk keperluan formal.
Karenanya, kita akan merasa "aneh" untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang
lain menggunakan bahasa Indonesia formal.
Banyak orang asing yang belajar bahasa Indonesia merasa bingung saat mereka
berbicara langsung dengan orang Indonesia asli karena bahasa yang mereka pakai adalah
formal, sedangkan kebanyakan orang Indonesia berbicara dengan bahasa daerahnya
masing-masing atau juga menggunakan bahasa prokem.
Contoh
Tidak Enggak,Gk,Ga
Tidak peduli Emang gue pikirin! (singkatnya EGP), Peduli amat!, Bodo Amat!
Norak/Udik Kamseupay
Digunakan tepat setelah sebuah kata tanya yang artinya kurang lebih
"sebenarnya ...."
o Tadi dia bilang apa sih? - Sebenarnya apa yang dia katakan tadi?
o Berapa sih harganya? - Sebenarnya berapa harganya?
Partikel ini tidak dapat dipakai di awal kalimat lengkap atau berdiri sendiri.
9. Tuh/tu
Kependekan dari "itu", menunjuk kepada suatu objek
o Lihat tuh hasil dari perbuatanmu. - Lihat itu, itulah hasil dari perbuatanmu.
10. Ya