Ragam Bahasa
Latar Belakang
Media Pokok Persoalan
Penutur
Ragam Baku
Ragam baku adalah ragam bahasa yang berkekuatan sanksi sosial dan diterima oleh
masyarakat bahasa sebagai acuan atau model.
Penggunaan Penggunaan
Ragam Baku Ragam Nonbaku
Wacana teknis
Berbicara dengan
teman
Pembicaraan di
depan umum
Berbicara dalam
situasi santai
Berbicara
dengan orang
yang dihormati
Ragam Bahasa
Indonesia
Ragam Ragam
Ragam baku Ragam baku
nonbaku nonbaku
Contoh Ragam Bahasa Indonesia
1. Ragam Lisan Baku
Saudara-Saudara,
Salah satu lambang negara kebangsaan kita adalah bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
bahasa Indonesia harus kita jaga baik-baik dan dengan rasa tanggung jawab yang sebesar-
besarnya. Bahasa Indonesia adalah salah satu unsur Sumpah Pemuda yang mempersatukan kita
sebagai bangsa. Kita bangga bahwa bahasa Indonesia itu telah tumbuh dan berkembang.
Bahasa Indonesia bukan hanya menjadi bahasa pergaulan, bahasa Indonesia telah
menjadi bahasa resmi, malahan dapat menjadi bahasa ilmu pengetahuan, dapat menjadi bahasa
teknologi. Namun, akhir-akhir ini ada tanda-tanda yang merisaukan kita dalam penggunaan
bahasa Indonesia. Oleh karena itu, saya mengulangi lagi ajakan yang saya sampaikan melalui
Pidato Kenegaraan tanggal 16 Agustus 1972, 23 tahun yang lalu, marilah kita menggunakan
bahasa Indonesia yang benar dan baik. (Dikutip dari sambutan Presiden pada Peringatan hari
Kebangkitan Nasional ke-87, 20 Mei 1995.)
LATIHAN 1
1. Apakah yang membedakan ragam lisan dengan ragam tulis dan ragam ilmiah dengan
ragam nonilmiah?
2. Apakah aspek bahasa yang membedakan penutur terpelajar dengan penutur tak
terpelajar?
3. Apakah yang dimaksud dengan ragam baku? Jelaskan pula ciri dan fungsi bahasa baku?
4. Ubahlah ragam bahasa lisan berikut menjadi ragam bahasa tulis?
“Itu bukan tanggung jawabmu. Tugas kalian tak lebih dari belajar. Belajar dan belajar
terus. Untuk apa kalian susah-susah datang ke sini. Apa yang bisa kalian peroleh kalau
tuntutan itu terkabulkan. Seharusnya kalian sebagai mahasiswa harus tahu, dibangunnya
pabrik ini akan meningkatkan pendapatan di daerah ini. Yang senangkan rakyat juga,”
katanya pelan. (dikutip dari majalah “Wacana”, 1994)
5. Ubahlah ragam tulis takbaku berikut menjadi ragam tulis baku?
Lebih seminggu dia hidup dengan cara demikian. Tidurnya pindah-pindah tiap malam.
Hingga malam ke delapan dia membuat kesalahan. Pagi-paginya dia bayar makanan
dengan sehelai uang kertas lima puluh ribu rupiah di depan orang lain yang tidur sama-
sama dengan dia. Dan malamnya dia tidur kembali di tempat itu juga. Esok paginya
ketika dia bangun tidur dan mau pergi makan dan memeriksa sakunya, dilihatnya
uangnya telah hilang dicuri orang. (dikutip dari novel “Tanah Gersang” karya Mochtar
Lubis)
6. Mengapa ada ragam dalam sebuah bahasa?
7. Apakah sebuah bahasa dapat mempunyai satu ragam saja?
BAB 2
MAKSUD KALIMAT
Kalimat adalah satuan sintaksis yang biasanya dinyatakan dengan subjek dan predikat
yang dirakit secara logis.
1. Kalimat pernyataan: menyampaikan informasi (intonasi menurun; tanda titik).
Misalnya,
Kami akan mengadakan seminar minggu depan.
Anak itu ditangkap polisi.
2. Kalimat pertanyaan: meminta informasi (intonasi meningkat, menurun; tanda tanya).
Misalnya,
Kapan Saudara datang?
Bagaimana membuat pesawat ini?
3. Kalimat perintah: menyuruh atau melarang orang untuk berbuat sesuatu (intonasi menurun;
tanda titik atau tanda seru).
Misalnya,
Bukalah pintu ini.
Sudilah menjawab surat ini dalam waktu dekat.
4. Kalimat seruan: mengungkapkan perasaan yang kuat atau yang mendadak (intonasi
meningkat, menurun; tanda seru atau tanda titik).
Misalnya,
Bukan main, cantiknya!
Panasnya hari ini!
Struktur Kalimat
1. Kalimat sederhana: strukturnya terdiri atas satu subjek dan satu predikat
Kami bekerja bakti.
Mereka menonton film siang hari.
2. Kalimat kompleks: strukturnya tidak setara
Karena sudah malam, kami ingin pulang.
Para pemain boleh beristirahat kalau sudah lelah.
3. Kalimat majemuk: strukturnya setara atau campuran.
Kami membaca dan mereka bermain pingpong.
Penduduk RT kami rata-rata masih muda, tetapi warga RT Kampung Jati pada umumnya tua-
tua.
Konjungsi
1. Konjungsi intrakalimat: berfungsi menghubungkan unsur-unsur kalimat di dalam sebuah
kalimat.
• Konjungsi Setara
(a) menambah: dan, serta
(b) mempertentangkan: tetapi, sedangkan
(c) memilih: atau
Misalnya,
Kami terpaksa mencuci dan memasak sendiri karena ibu sedang sakit.
Tommy Soeharto dituduh sebagai pelaku pembunuhan seorang hakim agung serta otak
pemboman yang terjadi di Jakarta.
• Konjungsi Taksetara
a. syarat: jika, kalau, jikalau, asal (kan), (apa) bila
b. sebab: (oleh) karena, sebab
c. akibat: (se) hingga
d. tujuan: agar, supaya, untuk
e. penjelasan: bahwa
f. cara: dengan
g. pemiripan: seolah-olah, seakan-akan, seperti
h. pengandaian: seandainya, andaikata, sekiranya, umpamanya
i. konsesi: meski (pun), walau (pun), biar (pun), kendati (pun), sungguhpun
j. waktu: sesudah, setelah, sebelum, sejak, semenjak, ketika
Misalnya,
Kalian dapat mencapai cita-cita kalian untuk menjadi apa saja asal mau belajar dengan baik.
Indonesia belum berhasil mengatasi kritis ekonomi karena konflik di antara elite politik belum
juga reda.
(b) Konjungsi yang menyatakan bahwa apa yang sedang dikatakan merupakan perlawanan
atau kontras terhadap apa yang telah dikatakan sebelumnya.
(56) Penjahat itu tidak mengindahkan tembakan peringatan. Sebaliknya, dia melawan polisi
dengan belati.
(c) Konjungsi yang menyatakan bahwa apa yang sedang dikatakan merupakan akibat atau hasil
dari apa yang telah dikatakan sebelumnya.
(58) Ibu selalu membela kakak. Akibatnya, dia jadi keras kepala
(d) Konjungsi yang menyatakan bahwa apa yang sedang dikatakan merupakan konsekuensi
dari persyaratan yang telah dikatakan sebelumnya.
(60) LP di Nusakambangan akan menerima kedatangan “Pangeran Cendana” minggu-minggu
ini. Jika begitu, mudah di duga akan terjadi perubahan suasana yang cukup kontras di
tempat ini dengan masa-masa sebelumnya.
(e) Konjungsi yang menyatakan bahwa apa yang sedang dikatakan merupakan ringkasan atau
kesimpulan dari apa yang telah dikatakan sebelumnya.
(62) Semua persyaratan yang diajukan oleh pelamar itu tidak dapat dipenuhinya. Dengan kata
lain, dia kurang layak sebagai calon karyawan di perusahaan itu.
(f) Konjungsi yang menyatakan bahwa apa yang sedang dikatakan merupakan penjelasan dari
apa yang telah dikatakan sebelumnya.
(64) Tingkat pertumbuhan ekonomi negara kita mengalami penurunan dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Lebih jelasnya, hal itu dapat di lihat dalam tabel berikut.
(g) Konjungsi yang dinyatakan bahwa apa yang sedang dikatakan merupakan
penegasan/penguatan dari apa yang telah dikatakan sebelumnya.
(66) Ibu tidak hanya memarahi pemuda itu di depan orang ramai. Malah, karena emosinya dia
sempat mengata-ngatainya dengan kasar.
(h) Konjungsi yang menyatakan bahwa apa yang sedang dikatakan merupakan urutan waktu
dari apa yang telah dikatakan sebelumnya.
(68) Mereka berbelanja di pasar petisah. Sesudah itu, mereka pergi ke rumah saudaranya di
Binjai.
Keefektifan Kalimat
Keefektifan kalimat diukur dari sudut pandangan banyak sedikitnya kalimat itu berhasil
mencapai sasaran komunikasi.
Ciri kalimat efektif:
1. Keutuhan dan Koherensi, maksudnya kalimat yang bail mempunyai kesatuan struktur dan
kesatuan logika. Kesatuan struktur diperoleh dengan adanya subjek dan predikat,
kesatuan logika akan nyata jika unsur kalimatnya jelas bertalian.
Contohnya: Para pelamar diharap mendaftar.
3. Penegasan maksudnya ciri yang berupa pemusatan pikiran pada bagian kalimat yang
terpenting.
Contohnya: Saya senang di temani oleh para gadis, saya suka akan kecantikan mereka, saya suka
akan kelembutan mereka, saya suka akan kehangatan mereka, saya suka akan kesepian mereka.
5. Variasi, maksudnya kelincahan pikiran dan bahasa dinyatakan juga oleh variasi bentuk
kalimat yang berurutan. Caranya:
a. Pemakaian berbagai jenis kalimat menurut struktur gramatikal dan bentuk retorik
b. Pemakaian kalimat yang panjangnya berbeda-beda
c. Pemakaian urutan unsur kalimat yang berselang-seling.
Contohnya: Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih berhati-hati memakai
bahan bakar dan energi di dalam negeri.
LATIHAN 4
a. Isilah dengan konjungsi yang tepat
1. ….menggunakan dana dari pemerintah, kami juga menggunakan dana dari masyarakat.
2. Diberi nasihat dia bukan bertambah baik….nakalnya semakin menjadi-jadi.
3. Saya tidak berminat membeli buku itu….uangku tidak ada lagi.
4. Kami datang bukan menagih utang….hendak mengabarkan hal lain.
5. Kami mau memaafkan….kau berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu.
6. ….tidak mempunyai uang dia berangkat juga ke sana.
7. ….ibu menyiapkan sarapan, kami memeriksa kembali perlengkapan sekolah kami.
c. Gabungkan kalimat-kalimat di bawah ini menjadi satu kalimat dengan bantuan kata tugas
yang. Berikan juga variasi-variasinya.
1. Tangan orang itu panjang. Orang itu lari.
2. Orang itu tinggi. Tangan orang itu sudah rusak.
3. Nama orang itu panjang sekali. orang itu gemuk.
4. Rumah orang itu kecil. Rumah itu bagus sekali.
5. Mobil orang itu hitam. Kami telah menjual mobil itu.
6. Kuda saya banyak. Kuda itu telah lari.
7. Mobil orang itu hitam. Mobil itu telah rusak.
8. Rumah yang besar. rumah itu terletak di pusat kota.
9. Anjing orang itu galak. Anjing itu menggigit adik saya.
10. Laras senjata orang itu 2. orang itu menakutkan.
11. Rumah gadis itu mahal sekali. rumah itu telah terbakar.
12. Layar kapal itu putih. Kapal itu berlayar ke Surabaya.
BAB 3
PERNALARAN DALAM TULISAN
LATIHAN 5
A. Tentukanlah pernyataan di bawah ini mana yang berupa generalisasi induktif, asumsi, atau
andaian.
1. Kekayaan tidak membawa kebahagiaan.
2. Gerhana matahari selalu dapat diramalkan.
3. Beberapa pejabat tinggi kelak akan menerima uang suap.
4. Orang jujur akan selamat.
5. Demokrasi ialah sistem pemerintahan yang terbaik untuk warga negara.
6. Asal diobati secara dini penyakit kanker dapat disembuhkan.
7. Pohon duku lebih subur tumbuhannya di pasar Minggu daripada di Bandung.
8. Jika semua warga turut dalam pemilihan umum kita pasti mendapat pemerintahan yang
lebih baik.
9. Tuhan menghukum orang jahat.
10. Pria lebih unggul dalam matematika daripada wanita.
B. Buatlah premis mayor dan premis minor yang cocok untuk simpulan berikut.
1. Rini harus dikeluarkan dari perkumpulan kita.
2. Saya akan membaca buku wajib minggu ini juga.
3. Mahasiswa seharusnya mengikuti kuliah filsafat.
4. Walaupun tidak belajar, Anita akan mendapat angka nilai yang bagus.
5. Kaum buruh dilarang berdemonstrasi.
6. Tahun ini kita akan mengimpor beras lagi.
7. Jumlah bis kota di Jakarta tidak akan ditambah.
8. Ratusan orang Wonogiri menjadi pengemudi becak di Jakarta.
10. Sidang Umum MPR dimulai pada tanggal 11 Maret.
11. Siaran televisi untuk anak-anak berakhir pukul 19.30.
Salah Nalar
Salah nalar adalah kesalahan dalam penarikan sebuah simpulan. Ada sepuluh salah nalar yang
selalu dijumpai dalam tulisan.
1. Deduksi yang salah: simpulan yang salah dalam silogisme yang berpremis salah.
Contoh: Pak Budi bukanlah dosen yang baik karena banyak mahasiswanya yang tidak lulus.
2. Generalisasi yang terlalu luas: jumlah contoh yang terbatas.
Contoh: Orang Cina suka menyuap.
3. Pemikiran “atau ini” “atau itu”: keinginan untuk melihat masalah yang rumit dari dua sudut
pandang.
Contoh: Kita harus memilih antara demokrasi dan diktator.
4. Salah nilai atas penyebaban: generalisasi induktif sering disusun berdasarkan pengamatan
sebab dan akibat.
Contoh: Pemakaian Brisk dan Pepsodent membuat orang jadi populer.
5. Analogi yang salah: perbandingan yang menyesatkan karena logikanya yang salah.
Contoh: Direktur Politeknik harus bertindak seperti seorang jenderal menguasai
mahasiswanya agar disiplin dipatuhi.
6. Penyampingan masalah: argumentasi tidak mengenai pokok masalah.
Contoh: Mengapa dasar humor Indonesia berpangkal pada kedunguan? Orang Indonesia
tidak mengenal humor.
7. Pembenaran masalah lewat pokok sampingan: argumentasi yang menggunakan pokok yang
tidak langsung.
Contoh: Orang boleh korupsi sebab pejabat juga korupsi.
8. Argumentasi ad hominem: argumentasi melawan orangnya bukan persoalannya.
Contoh: Kepemimpinannya diragukan karena ia mempunyai lima mobil.
9. Imbauan pada keahlian yang disangsikan: pembahasan masalah orang sering mengandalkan
wibawa kalangan ahli untuk memperkuat argumentasinya.
Contoh: Kita mengutip pendapat ketua dewan mahasiswa tentang persyaratan ujian sarjana.
10. Non Sequitur: simpulan yang didasarkan pada premis yang tidak ada sangkut pautnya.
Contoh: Pak Doli suka membentak-bentak. Bayangkan saja bagaimana ia menghajar
anaknya di rumah.
LATIHAN
A. Tentukan jenis salah nalar yang terdapat dalam pernyataan berikut.
1. Calon pegawai yang pertama ialah bekas anggota tentara. Ia pasti tidak memenuhi syarat.
2. Orang Bali ingin uang, bukan pemeliharaan kebudayaan.
3. Jika mau mengerti kenakalan remaja, orang harus pernah mengisap ganja.
4. Buku yang paling laris ialah buku tentang seks.
5. Gotong royong itu baik sebab asasnya kekeluargaan.
6. Mahasiswa tidak dapat menilai gurunya karena mereka sendiri belum jadi sarjana.
7. Saya akan memilih partai buruh; rektor saya juga memilih partai itu.
8. Saya tidak lulus karena lupa membawa jimat.
9. Saya memang terpaksa menyontek karena bahan ujian terlalu banyak.
10. Saya memakai sabun lux karena bintang film Widyawati juga memakai sabun itu.
a. tahap prapenulisan
b. tahap penulisan
a. nilai kecerdasan
b. nilai kependidikan
c. nilai kejiwaan
d. nilai kemasyarakatan
e. nilai keuangan
f. nilai kefilsafatan
c. kita lebih banyak menyerap, mencari, dan menguasai informasi yangberhubungan dengan
tulisan
e. kita dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara objektif
f. kita dapat lebih mudah memecahkan permasalahan
Tulisan ilmiah adalah berisi fakta tentang suatu topik keilmuwan dan dimaksudkan untuk
Ciri tulisan ilmiah dari segi bahasa adalah menggunakan istilah-istilah sesuai objek
kajiannya dari segi analisis menggunakan teknik analisis berdasarkan kerangka teori tertentu, dan
Tulisan nonilmiah adalah berisi rekaan penulis yang dimaksud untuk memberi hiburan
b. Modul adalah tulisan ilmiah yang dihasilkan oleh dosen sebagai panduan.
c. Artikel adalah tulisan yang berupa ringkasan dari sebuah laporan penelitian.
masalah.
j. Laporan Tinjauan adalah tulisan ilmiah yang berisi tinjauan karya ilmiah dalam waktu
tertentu.
k. Resensi adalah tanggapan terhadap suatu karangan atau buku yang memaparkan manfaat
LATIHAN
2. Mengapa kegiatan menulis itu sangat kompleks dibandingkan dengan kegiatan berbahasa
yang lain?
3. Dari sejumlah manfaat menulis, apakah manfaat yang paling penting menurut anda dan
berikan alasannya?
Bagian Awal
Judul
Pengesahan
- Panitia Ujian
Kata Pengantar
• Kemukakan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, kerangka teoretis, dan hasil
penelitian
Daftar Isi
Bagian Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
• Uraikan kegunaan hasil penelitian dari segi teoretis: bagi perkembangan ilmu
• Dalam pengumpulan data: Cara penentuan sumber data dan lokasi penelitian
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Bagian Akhir
DAFTAR PUSTAKA
• Lampirkan surat keterangan, gambar, foto, tabel, dll yang mendukung kelengkapan
laporan
1. Judul di bawah ini tergolong tidak baik. Perbaikilah dengan berpedoman pada ciri-ciri
a) Perkawinan di Jepang
Remaja Indonesia
Penyusunan Paragraf
1. Paragraf adalah gabungan dari beberapa kalimat yang berhubungan antara kalimat yang
Paragraf di bagi 3:
1. Deduksi
2. Induksi
3. Campuran
• Pemakaian contoh
• Pengisahan
b. Pemasukan kalimat topik yang kedua atau gagasan pokok lain ke dalamnya
berkurang karena ditebang orang tanpa rencana.Mungkin hal itu terjadi karena orang
terlalu miskin dan ingin menjual kayu.Mungkin juga karena orang tidak mengetahui
hubungan ekologi antara hujan dan hutan.Padahal hujan tahun-tahun terakhir ini sudah
amat berkurang.Menurut Direktorat Metereologi curah hujan di Jawa hanya sepertiga dari
tahun yang lalu.Banyak sawah yang kekurangan air sehingga hasil panen tidak
4. Perangkaian
Perangkaian adalah kata-kata yang merangkaikan kalimat yang satu dengan kalimat yang
lain.
5. Hubungan leksikal
Hubungan leksikal adalah adanya kata-kata yang secara leksikal memiliki pertalian
bentuk dan arti.Pengulangan adalah adanya unsur pengulang yang mengulang yang
Ada 4 pengulangan.
a. Pengulangan sama tepat, contohnya,
bukan sesuatu yang tumbuh begitu saja dari karang yang tandus.Namun, bagi kami
terbuka atas teropongan orang-orang luar.Keterbukaan ini bukan saja pada insiden Dili,
dinihari.Akan tetapi, itu bukan berarti telah menjadi jaminan keamanan buat para
Kesadaran etik dan moral itulah yang melandasi dihayatinya disiplin nasional
LATIHAN
1. Susunlah kalimat-kalimat di bawah ini sehingga terbentuk sebuah paragraf yang baik.
a. Karena letaknya yang strategis, tempat itu menjadi perhentian kapal-kapal tambang yang
d. Pada malam hari laki-laki keluar mencari ikan atau mengambil kayu ke
Nusakambangan.
e. Sebuah jalan tanah yang hanya berfungsi di musim panas, menghubungkan tempat itu
Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia agar dapat berhubungan
antara satu dengan yang lain. Dalam menyampaikan maksud kepada orang lain bukan hanya
menggunakan bahasa lisan, tetapi dapat juga menggunakan bahasa tulisan. Hal itu biasanya
berlaku bagi orang yang tahu membaca dan dapat mendengar apa yang dituliskan. Tetapi, itu
juga masih kurang jika salah satu dari yang berkomunikasi itu tahu baca tulis, tapi bisu dan
tuli.Maka, bantuan bahasa kode sangat diperlukan untuk menjamin lancarnya komunikasi di
Disiplin dalam pembangunan nasional sekarang ini sangat penting ditingkatkan. Dengan
adanya disiplin akan membangun masyarakat Indonesia yang berpikiran maju dan konsekuen
dalam pembangunan nasional. Selain itu, disiplin juga akan dapat meningkatkan keimanan
setiap masyarakat Indonesia yang beriman, cerdas, dan sejahtera dalam usaha mewujudkan
Perencanaan Tulisan
• Dikuasai penulis
• Membatasi topik
• Tesis adalah perumusan singkat yang mengandung tema dasar sebuah karangan dengan
a. Bersifat terbatas, artinya bila sudah ditetapkan jenis pendekatan yang akan digunakan
bagi karangan.
interprestasi.
Misalnya,
Tesis: Kemampuan berbahasa Indonesia mahasiswa dalam hal menulis pada umumnya
masih jauh dari memuaskan; oleh sebab itu, perlu dicaripenyebabnya sehingga
Misalnya,
a. Dalam tulisan ini akan diuraikan beberapa proses belajar mengajar yang dapat
– Bahan bacaan yang memberikan gambaran umum tentang topik yang kita pilih.
– Bahan yang harus kita baca secara kritis dan mendalam, karena bahan penulisan
Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu
e. Memudahkan pembaca melihat gagasan, struktur serta nilai umum karangan tersebut
• Pola logis adalah didasarkan dari cara berfikir manusia selalu menggunakan logika dalam
mengamati
Misalnya,
1. Daerah Semarang
2. Daerah Pekalongan
1. Daerah Ciamis
2. Daerah Garut
Pola Klimaks
2. Penyebab Kebakaran
1. Apakah Ekstasi
2. Bahaya Ekstasi
Pola Umum-Khusus
A. Bahasa Lisan
B. Bahasa Tulis
A. Kemampuan Kebahasaan
1. Olah Vokal
B. Kemampuan Akting
1. Mimik Muka
LATIHAN
2. Batasilah topik di bawah ini dengan menggunakan diagram jam, tuliskan apa topik yang
(a) iklan
(b) BBM
(e) kayuillegal
3. Buatlah kerangka karangan dalam bentuk kerangka topik dan satu lagi dalam bentuk
Bentuk-Bentuk Tulisan
Tulisan ilmiah maupun tulisan non-ilmiah, pada hakikatnya terdiri dari empat bentuk,
1. Narasi adalah bentuk tulisan yang sifatnya menceritakan. Bentuk narasi biasanya
digunakan dalam bentuk non-ilmiah, seperti anekdot, sketsa, dan profil. Susunan narasi
3. Eksposisi adalah bentuk tulisan yang sifatnya memaparkan. Bentuk eksposisi pada
umumnya untuk menulis buku panduan, resep dapur, dan memaparkan orang meninggal.
Argumentasi adalah bentuk karangan yang sifatnya mengemukakan pendapat seseorang. Bentuk
karangan ini ilmiah.
Jenis-jenis argumentasi:
a. penalaran induktif;
b. penalaran deduktif;
c. perbandingan;
d. sebab-akibat;
LATIHAN
a. Setiap kota mempunyai pasar, selain alun-alun, tempat ibadah, dan penjara. Pola-
pola semacam ini terutama tampak di Jawa. Di pusat kota berdiri gedung
b. Berbicara tentang bahasa hukum, kita pertama sekali berbicara tentang bahasa.
Sebab, bahasa hukum itu tidak lain daripada suatu penjelmaan bahasa. Sementara
dalam bahasa hukum, bahasa itu dibatasi atau dikhususkan oleh pengertian
syarat-syaratnya sendiri. Kepada hakekat dan syarat-syarat bahasa yang tak boleh
tidak harus dipatuhi bahasa hukum, ditambahkan hakekat dan syarat hukum
2. Ada tiga jenis deskripsi, yakni orang, tempat, dan waktu. Pilihlah salah satu di
pembuatan sesuatu?
BAB 9
6.1 Pengantar
Sebuah tulisan ilmiah yang baik tidak hanya bersangkut-paut dengan pemakaian bahasa.
Aspek lain yang tak kalah pentingnya ialah cara penyajian tulisan tersebut. Terkait dengan cara
penyajian, kita berbicara tentang teknik penulisan. Dalam penulisan ilmiah paling tidak ada tiga
teknik penulisan yang perlu dikuasai oleh penulis, yaitu teknik mengutip, teknik menyusun
catatan kaki, dan teknik menyusun daftar pustaka. Ketiga teknik penulisan itu akan dipaparkan di
bawah ini.
6.2 Kutipan
Apa itu kutipan? “Kutipan”, kata Keraf (1993:179), “adalah pinjaman kalimat atau
pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam
pernyataan tertulis ataupun pernyataan lisan. Fungsi kutipan dalam sebuah tulisan ilmiah ialah
sebagai (a) landasan teori, (b) penjelasan, dan (c) penguat pendapat yang dikemukakan oleh
penulis.
Lebih lanjut, Keraf (1993:180-182) mengatakan bahwa ada tiga prinsip yang harus
1. Penulis dalam membuat kutipan langsung tidak boleh mengubah kata-kata atau teknik
2. Penulis dalam membuat kutipan langsung tidak boleh memperbaiki kesalahan yang
dijumpai dalam teks aslinya. Caranya dengan memberi catatan singkat: [sic!].
3. Penulis boleh menghilangkan bagian-bagian kalimat dari suatu kutipan tanpa mengubah
makna aslinya atau makna keseluruhannya. Caranya dengan menggunakan tiga tanda titik
[…].
Kutipan langsung adalah pernyataan asli dari sumber yang dikutip. Itu sebabnya,
pernyataan yang dikutip oleh penulis tidak boleh diubah sedikit pun.
Contoh:
(1) Kutipan itu dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
(4) Sesudah kutipan diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam
kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
(5) Seluruh kutipan itu dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan; bila kutipan itu dimulai
dengan paragraf baru, baris pertama kutipan itu dimasukkan lagi 5-7 ketikan.
Misalnya, salah satu jenis penelitian bila ditinjau dari sudut cara dan taraf
Penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan
gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diselidiki.Akan
tetapi guna mendapatkan manfaat yang lebih luas dalam penelitian ini, kerap kali di
samping pengungkapan fakta sebagaimana adanya dilakukan juga pemberian interpretasi-
Kutipan tidak langsung adalah pernyataan yang ditulis berupa inti sari atau
ikhtisar dari sumber yang dikutip. Dengan perkataan lain, dalam kutipan tidak langsung,
Contoh:
(4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau
dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor
Yang dimaksud dengan catatan kaki ialah keterangan-keterangan yang ditempatkan pada
kaki halaman tulisan yang bersangkutan. Bila keterangan semacam itu ditempatkan pada akhir
bab atau akhir tulisan, catatan atau keterangan itu disebut keterangan. Adapun tujuan penulis
membuat catatan kaki ialah sebagai berikut: (1) untuk menyusun pembuktian, (2) menyatakan
penghargaan, (3) menyampaikan keterangan tambahan, dan (4) merujuk bagian lain dari teks
(Keraf, 1993:194-195).
6.4 Daftar Pustaka
Daftar pustaka, atau disebut juga bibliografi (lihat Keraf, 1993:213), ialah sebuah daftar
yang memuat semua sumber bacaan, baik yang sudah dipublikasikan seperti buku, majalah, surat
kabar, maupun yang belum dipublikasikan seperti makalah, skripsi, tesis, dan disertasi, yang
bertalian dengan sebuah tulisan atau sebagian dari tulisan yang tengah ditulis. Melalui daftar
pustaka, pembaca akan dapat mengetahui sumber-sumber apa saja yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah itu tanpa harus membaca seluruh tulisan lebih dahulu.
Untuk buku: (1) nama akhir, (2) koma, (3) nama pertama, (4) titik, (5) tahun penerbitan,
(6) titik, (7) judul buku dalam huruf miring, (8) titik, (9) kota penerbitan, (10) titik dua, (11)
Contoh:
Dardjowidjojo, Soendjono. 2000. Echa: Kisah Pemerolehan Bahasa Anak Indonesia. Jakarta:
Untuk Artikel: (1) nama akhir, (2) koma, (3) nama pertama, (4) titik, (5) tahun
penerbitan, (6) titik, (7) tanda petik pembuka, (8) judul artikel, (9) titik, (10) tanda petik penutup,
(11) nama jurnal atau majalah dalam huruf miring, (12) volume, (13) nomor, (14) titik. Bila
artikel diterbitkan dalam sebuah buku digunakan kata “Dalam” sebelum nama editor dari buku
tersebut.
Contoh:
Gleason, Jean Berko. 1998. “The Father Bridge Hypothesis. “Journal of Child Language, Vol.
14, No. 3.
Rachmat, Basoeki. 1979. “Penurunan Nomina pada Bahasa Anu.” Dalam Dardjowidjojo (ed.),
1979.
LATIHAN
2. Carilah sebuah bahan bacaan. Lalu, berdasarkan bacaan tersebut buatlah sebuah contoh
(a) kutipan langsung panjang, (b) kutipan langsung pendek, dan (c) kutip[an tidak
langsung.
5. Susunlah sebuah daftar pustaka berdasarkan data di bawah ini. Ingat penyusunannya
(c) Judul buku : Tamadun Cina: Falsafah, Pandangan Hidup, dan Aspek-Aspek Kesenian
Penulis : Tubiyono
(h) Judul artikel : Sistem Konsonan Bahasa Melayu Asahan: Sebuah Ancangan Generatif
Penulis : Mulyadi
Penulis : Mulyadi
Surat adalah menyampaikan berita atau masalah kepada orang lain. Bentuk surat
Benar Salah
u.p. u/p
a.n. a/n
Yth. Yth:
se-Indonesia se Indonesia
-kita harus hati-hati terhadap kata yang mirip dari segi bentuk dan makna,
contohnya kata suatu dengan sesuatu, yang kedua kata masing-masing dan tiap-tiap.
Kalimat yang digunakan dalam surat dinas mestilah efektif, artinya sesuai kaidah
a. Menurut rencana, pertemuan itu akan dihadiri Kepala Biro Hukum Pemda Tingkat I
Sumatera Utara.
b. Menurut rencana, dalam pertemuan itu akanhadir Kepala Biro Hukum Pemda Tingkat I
Sumatera Utara.
LATIHAN
1. Terangkanlah mengapa kalimat penutup surat dinas di bawah ini salah ditinjau dari
2. Perbaikilah kalimat bahasa surat di bawah ini agar sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia?
(a) Surat edaran terlampir dapat disebar luaskan pada unit kerja saudara.
(b) Melalui surat ini kami beritahukan bahwa tim cerdas cermat dari sekolah Bapak
(c) Sesuai dengan bunyi surat Bapak terdahulu dapat kami jelaskan sebagai berikut.
(d) Sebagai bahan pertimbangan Bapak, dengan ini saya lampirkan fotocopy ijasah
(e) Bagi calon pegawai baru diminta hadir pada jam 09.00 WIB bertempat di Aula.