Anda di halaman 1dari 3

Bahasa prokem Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Bahasa prokem Indonesia atau bahasa gaul atau bahasa prokem yang khas Indonesia dan
jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-komunitas Indonesia. Bahasa prokem
yang berkembang di Indonesia lebih dominan dipengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami
penyimpangan/ pengubahsuaian pemakaian kata oleh kaum remaja Indonesia yang menetap di
Jakarta.
Kata prokem sendiri merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini awalnya digunakan
oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar kalimat mereka
tidak diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang kata-kata baru dengan cara antara
lain mengganti kata ke lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian
fonem, distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Masing-masing komunitas
(daerah) memiliki rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya bahasa ini untuk memberkan kode
kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga menggunakan).
Contoh yang sangat mudah dikenali adalah dagadu yang artinya matamu. Perubahan kata ini
menggunakan rumusan penggantian fonem, dimana huruf M diganti dengan huruf D, sedangkan
huruf T diubah menjadi G. Sementara huruf vokal sama sekali tidak mengalami perubahan.
Rumusan ini didasarkan pada susunan huruf pada aksara jawa yang dibalik dengan melompati
satu baris untuk masing-masing huruf. Bahasa ini dapat kita jumpai di daerah Yogyakarta dan
sekitarnya.
Belakangan ini bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa
pergaulan anak-anak remaja. Dalam konteks kekinian, bahasa pergaulan anak-anak remaja ini
merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau
komunitas tertentu (kalangan homo seksual atau waria). Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih
dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan
dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun
1999.

Sejarah
Bahasa prokem merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam
pergaulan anak-anak remaja. Istilah ini muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu ia dikenal
sebagai 'bahasanya para bajingan atau anak jalanan' disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan
sebagai preman.
Saat ini bahasa prokem telah banyak terasimilasi dan menjadi umum digunakan sebagai bentuk
percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam media-media populer

seperti TV, radio, dunia perfilman nasional, dan seringkali pula digunakan dalam bentuk
pengumuman-pengumuman yang ditujukan untuk kalangan remaja oleh majalah-majalah remaja
populer. Karena jamaknya, kadang-kadang dapat disimpulkan bahasa prokem adalah bahasa
utama yang digunakan untuk komunikasi verbal oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari,
kecuali untuk keperluan formal. Karenanya akan menjadi terasa 'aneh' untuk berkomunikasi
secara verbal dengan orang lain menggunakan bahasa Indonesia formal.
Bahasa prokem senantiasa berkembang. Banyak sekali kata-kata yang menjadi kuno atau pun
usang disebabkan kecenderungan dan perkembangan zaman.

Penggolongan
Tiada penggolongan formal dari bahasa prokem, kecuali barangkali bahasa tersebut termasuk
sebagai bagian ataupun cabang dari bahasa Indonesia.

Distribusi geografis
Bahasa prokem umumnya digunakan di lingkungan perkotaan. Terdapat cukup banyak variasi
dan perbedaan dari bahasa prokem bergantung pada kota tempat seseorang tinggal, utamanya
dipengaruhi oleh bahasa daerah yang berbeda dari etnis-etnis yang menjadi penduduk mayoritas
dalam kota tersebut. Sebagai contoh, di Bandung, Jawa Barat, perbendaharaan kata dalam bahasa
prokemnya banyak mengandung kosakata-kosakata yang berasal dari bahasa Sunda.

Pemakaian resmi
Bahasa prokem bukanlah bahasa Indonesia resmi meskipun bahasa ini digunakan secara luas
dalam percakapan verbal dalam kehidupan sehari-hari.contoh bahasa : dulu menggunakan bahasa
baku kalau sekarang memakai bahasa elu gua

Pengucapan
Cara pengucapan bahasa gaul dilafalkan secara sama seperti halnya bahasa Indonesia. Kosakatakosakata yang meminjam dari bahasa lain seperti bahasa Inggris ataupun Belanda diterjemahkan
pengucapannya, contohnya, 'Please' ditulis sebagai Plis, dan 'Married' sebagai Merit.
Untuk contoh lainnya, lihat juga (Inggris) SEASite guide to pronunciation of Indonesian.

Tata bahasa
Struktur dan tatabahasa dari bahasa prokem tidak terlalu jauh berbeda dari bahasa formalnya
(bahasa Indonesia), dalam banyak kasus kosakata yang dimilikinya hanya merupakan singkatan
dari bahasa formalnya. Perbedaan utama antara bahasa formal dengan bahasa prokem ada dalam
perbendaharaan kata.

Banyak orang asing yang belajar Bahasa Indonesia merasa bingung saat mereka berbicara
langsung dengan orang Indonesia asli, karena Bahasa yang mereka pakai adalah formal,
sedangkan kebanyakan orang Indonesia berbicara dengan bahasa daerahnya masing-masing atau
juga menggunakan bahasa prokem.
Contoh
Bahasa Indonesia
Aku, saya
Kamu
Penatlah!
Benarkah?
Tidak
Tidak peduli
Norak/Udik

Bahasa prokem (informal)


Gue, gua (ditulis pula gw)
Lu, lo (ditulis pula lw)
Capek deh!
Emangnya bener?
Enggak
Emang gue pikirin!
Kamseupay

Bahasa prokem Tegal


Salah satu daerah yang memiliki bahasa prokem unik adalah Kota Tegal dan sekitarnya. Awal
penggunaan bahasa prokem di Tegal adalah sejak perang melawan penjajahan Belanda. Laskar
yang bergerilnya menggunakan bahasa sandi yang setelah era kemerdekaan masih tetap
dipergunakan sebagai bahasa prokem hingga kini, di samping dialek Tegalan.
Bahasa prokem Tegal tidak menggunakan satu rumusan. Ada sebagian kata yang sekadar
mengadopsi dari bahasa Arab seperti harem menjadi kharim (istri), distribusi fonem, seperti
bapak/bapa menjadi jasak, wadon (perempuan) menjadi tarok. Ada pula yang menggunakan
variabel nama untuk seseorang yang sering jadi bahan olokan, obyek penderita, seperti Dalban,
Waknyad, atau Mardiyah. Lantaran keragaman rumusan itulah mengakibatkan tidak semua orang
(pendatang) dapat memahami bahasa gaul Tegal.
Jika mengacu pada contoh di atas, ada kosa kata yang tidak jelas perumusannya, seperti berikut
ini:

Jakwir berasal dari kata batir (teman), semestinya dilafalkan (ditulis) jawir.

Jagin, berasal kata balik (pulang), namun sering diucapkan sebagai jegin

Adapun kata manjing yang berarti masuk merupakan copy dari padanan kata anjing dan asu

Anda mungkin juga menyukai