Anda di halaman 1dari 14

Bahasa prokem

Bahasa prokem atau Bahasa gaul adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim
digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut
sebagai bahasa gaul. Bahasa prokem ditandai oleh katakata bahasa Indonesia atau kata dialek
Betawi yang dipotong dua fonemnya yang paling akhir kemudian disisipi bentuk -ok- di depan
fonem terakhir yang tersisa. Misalnya, kata bapak dipotong menjadi bap, kemudian disisipi
-okmenjadi bokap. Diperkirakan ragam ini berasal dari bahasa khusus yang digunakan oleh para
narapidana. Seperti bahasa gaul, sintaksis dan morfologi ragam ini memanfaatkan sintaksis dan
morfologi bahasa Indonesia dan dialek Betawi.

Bahasa prokem Indonesia atau bahasa gaul adalah bahasa prokem yang khas Indonesia dan
jarang dijumpai di negaranegara lain kecuali di komunitaskomunitas Indonesia. Bahasa prokem
yang berkembang di Indonesia lebih dipengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami
penyimpangan/pengubahsuaian pemakaian kata oleh kaum remaja Indonesia yang menetap di
Jakarta.

Kata prokem sendiri merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini awalnya digunakan
oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar kalimat
mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang kata-kata baru dengan
cara antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-
angka, penggantian fonem, distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran.
Masingmasing komunitas (daerah) memiliki rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya, bahasa
ini untuk memberkan kode kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga
menggunakan sejenis ini).

Contoh yang sangat mudah dikenali adalah dagadu yang artinya matamu. Perubahan kata ini
menggunakan rumusan penggantian fonem, yaitu huruf M diganti dengan huruf D, sedangkan
huruf T diubah menjadi G. Sementara huruf vokal sama sekali tidak mengalami perubahan.
Rumusan ini didasarkan pada susunan huruf pada aksara Jawa yang dibalik dengan melompati
satu baris untuk masing-masing huruf. Bahasa ini dapat kita jumpai di daerah Yogyakarta dan
sekitarnya.
Belakangan ini, bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi
bahasa pergaulan anak-anak remaja. Dalam konteks kekinian, bahasa pergaulan anak-anak
remaja ini merupakan dialek bahasa Indonesia nonformal yang terutama digunakan di suatu
daerah atau komunitas tertentu (kalangan homoseksual atau waria). Penggunaan bahasa gaul
menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosakata yang
digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama
Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999.

Sejarah
Bahasa prokem merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam
pergaulan anak-anak remaja. Istilah ini muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu, ia
dikenal sebagai "bahasanya para bajingan atau anak jalanan" karena arti kata prokem
dalam pergaulan adalah preman.

Saat ini, bahasa prokem telah banyak melebur dan menjadi umum digunakan sebagai bentuk
percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam media-media
populer seperti TV, radio, dunia perfilman nasional. Seringkali pula ia digunakan dalam bentuk
pengumumanpengumuman yang ditujukan untuk kalangan remaja oleh majalah-majalah
remaja populer. Karena jamaknya, kadang-kadang dapat disimpulkan bahasa prokem adalah
bahasa utama yang digunakan untuk komunikasi verbal oleh setiap orang dalam kehidupan
sehari-hari, kecuali untuk keperluan formal. Karenanya, kita akan merasa "aneh" untuk
berkomunikasi secara verbal dengan orang lain menggunakan bahasa Indonesia formal.

Bahasa prokem senantiasa berkembang. Banyak sekali kata-kata yang menjadi kuno atau
usang karena kecenderungan dan perkembangan zaman.

Penggolongan
Tiada penggolongan formal dari bahasa prokem, kecuali barangkali bahasa tersebut
termasuk sebagai bagian ataupun cabang dari bahasa Indonesia.

Distribusi geografis

Bahasa prokem umumnya digunakan di lingkungan perkotaan. Terdapat cukup banyak variasi
dan perbedaan dari bahasa prokem bergantung pada kota tempat seseorang tinggal,
utamanya dipengaruhi oleh bahasa daerah yang berbeda dari etnis-etnis yang menjadi
penduduk mayoritas dalam kota tersebut. Sebagai contoh, di Bandung, Jawa Barat,
perbendaharaan kata dalam bahasa prokemnya banyak mengandung kosakata-kosakata yang
berasal dari bahasa Sunda.

Pemakaian resmi
Bahasa prokem bukanlah bahasa Indonesia resmi meskipun bahasa ini digunakan secara
luas dalam percakapan verbal dalam kehidupan sehari-hari. Dulu menggunakan bahasa
baku kalau sekarang memakai bahasa elu gua.
Pengucapan

Cara pengucapan bahasa gaul dilafalkan secara sama seperti halnya bahasa Indonesia.
Kosakata-kosakata yang meminjam dari bahasa lain seperti bahasa Inggris ataupun Belanda
diterjemahkan pengucapannya, contohnya, please ditulis sebagai plis, dan married sebagai
merit.

Tata bahasa
Struktur dan tata bahasa dari bahasa prokem tidak terlalu jauh berbeda dari bahasa
formalnya (bahasa Indonesia). Dalam banyak kasus, kosakata yang dimilikinya hanya
merupakan singkatan dari bahasa formalnya. Perbedaan utama antara bahasa formal
dengan bahasa prokem ada dalam perbendaharaan kata.

Banyak orang asing yang belajar bahasa Indonesia merasa bingung saat mereka berbicara
langsung dengan orang Indonesia asli karena bahasa yang mereka pakai adalah formal,
sedangkan kebanyakan orang Indonesia berbicara dengan bahasa daerahnya masingmasing
atau juga menggunakan bahasa prokem.

Contoh
Bahasa Indonesia Bahasa prokem (informal)

Aku, saya Gue, gua (ditulis pula gw)

Kamu Lu, lo (ditulis pula lw)

Penatlah! Capek deh!

Benarkah? Emangnya bener?, Beneran?, Ciyus?

Tidak Enggak,Gk,Ga

Tidak peduli Emang gue pikirin! (singkatnya EGP), Peduli amat!, Bodo Amat!
Norak/Udik Kamseupay

Astaga Anjir, Anjay, Anjoy

Partikel yang sering dipakai

Sih, nih, tuh, dan dong merupakan sebagian dari partikel-partikel bahasa prokem yang
membuatnya terasa lebih "hidup" dan membumi, menghubungkan satu anak muda dengan
anak muda lain, dan membuat mereka merasa berbeda dengan orang-orang tua yang
berbahasa baku. Partikel-partikel ini, walaupun pendek-pendek, tetapi memiliki arti yang
jauh melebihi jumlah huruf yang menyusunnya. Kebanyakan partikel mampu memberikan
informasi tambahan kepada orang lain yang tidak dapat dilakukan oleh bahasa Indonesia
baku seperti tingkat keakraban antara pembicara dan pendengar, suasana hati/ekspresi
pembicara, dan suasana pada kalimat tersebut diucapkan.

Deh/dah
Deh/dah asalnya dari kata sudah yang diucapkan singkat menjadi deh, dah, atau udah. Namun,
dalam konteks berikut, deh/dah ini sebagai penekanan atas pernyataan.

Bagaimana kalau ....

Coba dulu deh. (tidak menggunakan intonasi pertanyaan) -


Bagaimana kalau dicoba dahulu?
Besok pagi aja deh. - Bagaimana kalau besok pagi saja?

Saya mau ....

Lagi deh. - Saya mau lagi. Yang biru itu deh. - Saya mau
yang biru itu saja. Aku pergi deh. - Saya mau pergi
dahulu.
Partikel ini tidak dapat dipakai di awal kalimat lengkap atau berdiri sendiri.
Dong

Partikel dong digunakan sebagai penegas yang halus atau kasar pada suatu pernyataan
yang akan diperbuat.

Tentu saja ....

Sudah pasti dong. - Sudah pasti / Tentu saja. Mau


yang itu dong - Tentu saja saya mau yang itu.

Kata perintah atau larangan yang sedikit kasar / seruan larangan Maju dong! -

Tolong maju, Pak/Bu.


Pelan-pelan dong! - Pelanpelan saja, Kak/Dik.

Partikel ini tidak dapat dipakai di awal kalimat lengkap atau berdiri sendiri.

Eh

Pengganti subjek, sebutan untuk orang kedua

Eh, namamu siapa? - Bung, namamu siapa?

Eh, ke sini sebentar. - Pak/Bu, ke sini sebentar.

Ke sini sebentar, eh. - Ke sini sebentar, Bung.

Membetulkan perkataan sebelumnya yang salah


Dua ratus, eh, tiga ratus. - Dua ratus, bukan, tiga ratus.

Biru, eh, kalau gak salah hijau. -

Biru, bukan, kalau tidak salah hijau.

Mengganti topik pembicaraan Eh, kamu tahu tidak .... - Omongomong, kamu tahu

tidak ....

Eh, jangan-jangan .... - Hmm ... jangan-jangan ....

Berdiri sendiri: menyatakan keraguraguan

Eh ....

Selain 'eh' sebagai sebutan untuk orang kedua, partikel ini biasanya tidak dapat dipakai di
akhir lengkap.

Kan

Kependekan dari 'bukan', dipakai untuk meminta pendapat/penyetujuan orang lain

(pertanyaan)

Bagus kan? - Bagus bukan? Kan kamu yang bilang? - Bukankah


kamu yang bilang demikian?
Dia kan sebenarnya baik. - Dia sebenarnya orang baik,
bukan?
Jika dirangkai dalam bentuk "kan ... sudah ...", menyatakan suatu sebab yang pasti

(pernyataan)

Kan aku sudah belajar. - Jangan khawatir, aku sudah


belajar.
Dia kan sudah sabuk hitam. - Tidakkah kamu tahu bahwa dia
sudah (memiliki tingkatan) sabuk hitam.

Berdiri sendiri: menyatakan dengan nada kemenangan "Lihatlah, bukankah aku sudah

bilang demikian"

Kan.
Kok

Kata tanya pengganti "kenapa (kamu)"

Kok kamu terlambat? -

Kenapa kamu terlambat? Kok diam saja? - Kenapa kamu diam


saja?
Kok dia mukanya masam? -

Kenapa dia mukanya masam? Kok aku tidak percaya kamu? -


Kenapa aku tidak dapat mempercayaimu?

Memberi penekanan atas kebenaran pernyataan yang dibuat

Saya dari tadi di sini kok. - Saya mengatakan dengan


jujur bahwa dari tadi saya ada di sini. Dia tidak
mencurinya kok. - Saya yakin bahwa dia tidak
mencurinya.

Berdiri sendiri: menyatakan keheranan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata

Kok?
Lo/Loh/Lho

Kata seru yang menyatakan keterkejutan. Bisa digabung dengan kata tanya.

Tergantung intonasi yang digunakan, partikel ini dapat mencerminkan bermacam-


macam ekspresi.

Lho, kok kamu terlambat? - Kenapa kamu terlambat?


(dengan ekspresi heran) Loh, apa-apaan ini! - Apa yang
terjadi di sini? (pertanyaan retorik dengan ekspresi
terkejut/marah)
Lho, aku kan belum tahu? - Aku sebenarnya belum tahu.
(dengan ekspresi tidak bersalah)
Loh, kenapa dia di sini? - Kenapa dia ada di sini?
(dengan ekspresi terkejut) Kata informatif, untuk memastikan /
menekankan suatu hal

Begitu, lho, caranya. - Begitulah caranya. Nanti kamu


kedinginan, loh. - Nanti kamu akan
kedinginan (kalau tidak menggunakan jaket, misalnya).
Aku mau ikut, lho. - Aku mau ikut, tahu tidak?. Ingat,
loh, kalau besok libur. - Tolong diingatingat kalau
besok libur. Jangan bermain api, lho, nanti terbakar. -
Ingat, jangan bermain api atau nanti akan terbakar.

Berdiri sendiri: menyatakan keheranan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata

Loh?
Nih/ni

Kependekan dari "ini"

Nih balon yang kamu minta. - Ini balon yang kamu minta
(sambil menyerahkan barang).
Nih, saya sudah selesaikan tugasmu. - Ini tugasmu sudah
saya selesaikan. Ni orang benar-benar tidak bisa
dinasihati. - Orang ini benar-benar tidak bisa
dinasihati.

Tergantung intonasi yang digunakan, partikel ini dapat mencerminkan bermacam-macam

ekspresi (umumnya tentang keadaan diri sendiri).

Cape, nih. - Saya sudah lelah. (dengan ekspresi lelah)


Saya sibuk, nih. - Saya baru sibuk, maaf. (dengan
ekspresi menolak tawaran secara halus)
Sudah siang, nih. - Sekarang sudah siang. Ayo lekas ...

Untuk memberi penekanan pada subjek orang pertama

Saya nih yang tahu jawabannya. - Hanya saya yang


tahu jawabannya. Aku nih sebenarnya anak konglomerat.
- Aku ini sebenarnya anak konglomerat.

Berdiri sendiri:

memberikan/menyerahkan sesuatu kepada orang lain


Nih.

Lihat partikel "tuh/tu".

Sih

Karena ....

Dia serakah sih. - Karena dia serakah. (dengan


ekspresi mencemooh) Kamu sih datangnya terlambat. -
Karena kamu datang terlambat. (dengan ekspresi
menyesal) Digunakan tepat setelah sebuah kata tanya yang artinya
kurang lebih "sebenarnya ...."

Tadi dia bilang apa sih? - Sebenarnya apa yang dia katakan
tadi?
Berapa sih harganya? - Sebenarnya berapa harganya?
Apa sih yang dia mau? - Sebenarnya apa yang dia mau?
(dengan ekspresi jengkel)
Maumu kapan sih? - Sebenarnya kapan yang kamu mau?
Membedakan seseorang dari sekumpulan orang

Tetanggaku semuanya miskin, tetapi orang itu sih kaya. -


Orang itu lebih kaya daripada yang lain.
Aku sih tidak akan terjebak, kan aku sudah belajar banyak.
- (Yang lain boleh terjebak,) Saya pasti tidak akan
terjebak, sebab saya sudah belajar banyak.
Kata yang mengakhiri satu pernyataan sebelum memulai pernyataan yang bertentangan

Mau sih, tetapi ada syaratnya. - Saya mau tetapi ada


syaratnya. Saya bisa sih, cuma ada beberapa yang ragu-
ragu. - Saya bisa tetapi ada beberapa yang saya masih
ragu-ragu.
Itu saya sih, tetapi saya tidak bermaksud melukainya. -
Itu sebenarnya saya, tetapi saya tidak bermaksud
melukainya.
Kalau aku sih, tenangtenang saja. - Kalau saya sekarang
ini tenang-tenang saja.

Partikel ini tidak dapat dipakai di awal kalimat lengkap atau berdiri sendiri.

Tuh/tu

Kependekan dari "itu", menunjuk kepada suatu objek

Lihat tuh hasil dari perbuatanmu. - Lihat itu, itulah


hasil dari perbuatanmu.
Tuh orang yang tadi menolongku. - Itu lihatlah, itu
orang yang menolongku.

Tergantung intonasi yang digunakan, partikel ini dapat mencerminkan bermacam-macam

ekspresi (umumnya tentang keadaan orang lain).

Kelihatannya dia sudah sembuh, tuh. - Lihat, tampaknya


dia sudah sembuh.
Tuh, kamu lupa lagi kan? - Lihat, kamu lupa lagi bukan?
Ada yang mau, tuh. -
Lihat, ada yang mau (barang tersebut).

Untuk memberi penekanan pada subjek orang kedua atau ketiga

Dia tuh orangnya tidak tahu diuntung. - Dia


sebenarnya orang yang tidak tahu berterima kasih.
Kalau jadi orang seperti Bapak camat tuh. - Jadilah seseorang
seperti Bapak camat.
Kamu tuh terlalu baik. - Kamu orang yang terlalu baik.

Berdiri sendiri: menunjukkan sesuatu kepada orang lain

Tuh.

Ya

Ya di sini tidak selalu berarti persetujuan. Beberapa penggunaan partikel "ya":

Kata tanya yang kurang lebih berarti

"apakah benar ...?"

Rapatnya mulai jam delapan ya? - Apakah benar rapatnya


mulai jam delapan?
Kamu tadi pulang dulu ya?
- Apakah benar tadi kamu pulang dulu?
Kalau bukan ini, ya itu

Kalau tidak mau, ya tidak masalah. - Kalau tidak mau,


tidak masalah.
Kalau mau, ya silakan. -

Kalau mau, silakan (ambil/ikut/beli).

Sebagai awal kalimat digunakan tepat setelah sebuah kalimat dengan nada bertanya

Mahal? Ya jangan beli. -

Kalau mahal jangan dibeli.


Apa? (dengan ekspresi tidak percaya) Ya jangan mau
dong. - Apa? Kalau begitu jangan mau. Apa kamu
bilang? Ya dilawan dong. - Apa kamu bilang? Tahu
begitu seharusnya kamu melawan.

Berdiri sendiri: lawan kata "tidak"; kependekan dari "iya"; menyatakan persetujuan

Ya.

Yah

Selalu menyatakan kekecewaan dan selalu digunakan di awal kalimat atau berdiri sendiri.

Yah ....
Yah, kamu sih. - Ini karena kamu.
Yah, Indonesia kalah lagi

- Indonesia kalah lagi

(dengan ekspresi kecewa)

Yah, sudah selesai - Belum-belum sudah selesai.

Wikipedia. 2019. Bahasa prokem (Online) (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_prokem


diakses pada hari Selasa, 9 September 2019, pukul 19.50 WIB)

Anda mungkin juga menyukai