Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 2

Siti Hartika (1111143050)


Vinda Intan N.U (1111140738)
Shinta Dwi Septiani
(1111141013)
Rendi Saputra (1111141952)
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut
pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium
pembicara
.
BERDASARKAN PENUTUR

Bahasa Indonesia yang


Berdasarkan digunakan oleh orang yang
Daerah tinggal di Jakarta berbeda
(Logat/Dialek) dengan bahasa Indonesia yang
digunakan di Jawa Tengah, Bali,
Jayapura.

Contoh Gue udah baca itu buku


Berdasarkan Pendidikan
Penutur

Bahasa Indonesia yang digunakan oleh


kelompok penutur menunjukan
perbedaan yang jelas antara yang
berpendidikan formal dan yang tidak.

Contoh: Saya sudah membaca buku itu


Berdasarkan Sikap
Penutur (langgam/
gaya)

Ragam ini pemilihannya


bergantung pada sikap Misalnya, gaya
penutur terhadap orang bahasa kita jika kita
yang diajak berbicara memberikan laporan
atau terhadap kepada atasan
pembacanya
Menurut Pokok Persoalan atau Sudut Pandang
Bidang

Ragam bahasa yang digunakan


dalam lingkungan agama berbeda
dengan bahasa yang digunakan
dalam lingkungan kedokteran,
hukum, atau pers.
Ragam hukum : Dia dihukum karena
melakukan tindak pidana.
Ragam bisnis : Setiap pembelian
diatas nilai tertentu akan diberikan diskon.
Ragam sastra : Cerita itu
menggunakan Flashback.
Ragam kedokteran : Anak itu menderita
penyakit kuorsior
Ragam Lisan atau Ujaran
Ragam lisan adalah ragam bahasa
yang diungkapkan melalui media lisan,
terkait oleh ruang dan waktu sehingga
situasi pengungkapan dapat membantu
pemahaman.
Adanya lawan bicara
Unsur-unsur fungsi gramatikal seperti subjek,
predikat, objek tidak selalu dinyatakan
Maknanya dipengaruhi oleh tinggi-rendah
dan panjang-pendeknya nada suara

Contohnya: Sudah saya baca buku itu


Ragam tulisan adalah bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya.
Dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut
adanya kelengkapan unsur tata bahasa
seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat,
ketepatan pilihan kata, kebenaran
penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda
baca dalam mengungkapkan ide.
Contohnya: Saya sudah membaca buku itu
Selama pemasukan unsur bahasa daerah
Nusantara atau bahasa asing, misalnya bahasa
Belanda dan Inggris, ke dalam bahasa
Indonesia mengisi kekosongan atau
memperkaya kesinoniman dalam kosakata,
maka gejala itu dianggap wajar.
Ragam formal atau baku adalah variasi
bahasa yang cara pengucapannya dan
penulisannya sesuai dengan kaidah-
kaidah standar.

Ragam nonformal atau tidak baku adalah


variasi yang cara pengucapannya dan
penulisannya tidak sesuai dengan
kaidah-kaidah standar
RAGAM Kata Ganti dan Sapaan Imbuhan dan Partikel Pilihan Kata Tertentu
Penegas

Beri tahu(kan)
Uang
...sudah menerima... Sudah
Saya-Anda ...sudah membaca... Tidak
Saya-Bapak Betulkan Begitu
FORMAL Saya-Ibu Mengobrol Seperti itu
Saya-Saudara Minum Kopi Sebentar
Saja
Laki-laki/Pria
Perempuan/Wanita

Bilang(in)/omong(in)
GUE- ...udah terima... Doku/fulus
Bang/Mbak ...udah baca... Udah
Gue-lu(Elu) Betulin Enggak
NONFORMAL Gue-Neng Ngobrol Gitu
Gue-Situ Ngopi Kok gitu
Lho,Kok Entar/bentar
Ragam Formal Lisan Ragam Nonformal Lisan

Dipakai untuk: Dipakai untuk:


Berceramah ilmiah Berbicara sehari-hari di rumah
Berpidato resmi Bergunjing
Berdiskusi Bercerita
Berdebat resmi Mengobrol

Ragam Formal Tulis Ragam Nonformal Tulis

Dipakai untuk: Dipakai untuk:


Menulis surat resmi Menulis surat kepada kerabat
Menulis makalah, artikel Menulis surat kepada teman
Menulis proposal Menulis surat pad pacar
Menulis laporan formal Menulis catatan harian
Langkah yang dilakukan pemerintah adalah
menetapkan kaidah berupa aturan yang tepat di
bidang ejaan, kosakata, tata bahasa, dan peristilahan.
Bahasa baku atau bahasa standar sebagai salah satu
ragam bahasa Indonesia berbeda dengan ragam-
ragam lain (ragam santai, ragam akrab, dll) yang
tidak menggunakan kaidah bahasa Indonesia dengan
baik.
Adapun langkah yang ditempuh dalam
usaha pembakuan bahasa Indonesia ialah
dengan kodifikasi, elaborasi, dan
implementasi.
Kodifikasi dalam KBBI (2008:578)
bermakna pencatatan norma yang telah
dihasilkan oleh pembakuan dalam bentuk
buku tata bahasa, seperti pedoman lafal,
pedoman ejaan, pedoman pembentukan
istilah, atau kamus.
Ada beberapa langkah dalam kodifikasi
Pertama adalah inventarisasi bahan, kemudian
dipilih tiap bidang untuk dihimpun menjadi satu
kesatuan.
Kedua ialah elaborasi, yakni penyebarluasan hasil
kodifikasi yang dapat dilakukan dengan cara
menerapkan hasil kodifikasi ke dalam berbagai
bidang, misalnya bidang pendidikan, kedokteran,
pemerintahan, sosial, budaya, ekonomi, hukum, iptek,
dll.
Langkah terakhir adalah implementasi
(pelaksanaan). Jika langkah ini telah sesuai dengan
aturan, tujuan pembakuan bahasa telah tercapai.
A. sebagai alat komuikasi
B. sebagai alat mengekspresikan diri
C. sebagai alat berintegrasi dan
beradaptasi sosial
D. sebagai alat kontrol sosial.
Dalam Keputusan Seminar Politik Bahasa
Nasional dinyatakan bahwa sebagai bahasa
nasional,bahasa Indonesia berfungsi
sebagai:
1. Lambang kebanggaan nasional
2. Lambang identitas nasional
3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang
berbeda latar belakang sosial budayanya
dan alat perhubungan antarbudaya dan
antar daerah
A. Bahasa resmi kenegaraan
B. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
pendidikan
C. Bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan
D. Bahasa resmi dalam pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Finoza,lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa
Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa.
Jakarta:Diksi Insan Mulia.

Anda mungkin juga menyukai