Anda di halaman 1dari 3

Nama : Haifa Dwi Cahyani

NIM : 1700430
6A – Pendidikan Sosiologi
SPAI

1. Apa makna dan ciri-ciri orang beriman?


2. Apa makna dan ciri-ciri orang kafir?
3. Apakah setiap orang islam otomatis beriman?
4. Apakah setiap penganut agama non islam otomatis kafir? Berikan argumentasinya!

Jawaban
1. Pengertian Iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah,
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah
membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan
kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan
amal perbuatan secara nyata. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang
beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang
mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan
dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin
yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan
tidak dapat dipisahkan. Ciri-ciri orang beriman yang dirangkum dari Al-Quran diantaranya
adalah:

1. Beriman kepada Allah dan sangat mencintai Allah.


2. Beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, dalam arti siap meneladani sikap beragama para
Malaikat, yakni selalu mentaati Allah dan RasulNya, selalu beribadah menyembahNya,
tidak pernah bosan beribadah, dan tidak pernah durhaka kepada Allah.
3. Beriman kepada Kitab-kitab-Nya, dalam arti kesiapan untuk menjalankan semua perintah
Allah dalam Al-Quran dan semua laranganNya.
4. Beriman kepada Rasul-rasul-Nya. Mereka tidak membeda-bedakan seorang Rasul dengan
Rasul lainnya, dan mereka mengatakan: "Kami dengar (perintah dan larangan Rasul) dan
kami mentaatinya.
5. Beriman kepada Hari Akhir, dalam arti mempersiapkan bekal untuk akhirat.
6. Jika Tuhan Yang AsmaNya Allah disebut, hatinya bergetar.
7. Jika ayat-ayat Allah dibacakan, imannya bertambah kokoh.
8. Memelihara shalatnya dengan khusyu`.
9. Menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak berguna.
10. Membayar zakat.
11. Memelihara kesucian dirinya, kecuali kepada pasangannya yang sah.
12. Memelihara amanat dan janji-janjinya (jujur).
13. Di antara Ahli Kitab ada juga lurus, yakni: beriman kepada Allah dan Hari Akhir,
melakukan amar ma`ruf dan nahyi munkar, dan bersegera mengerjakan berbagai
kebajikan. Mereka itu termasuk orang-orang yang shaleh. Artinya, keimanan tidak
berhubungan dengan identitas agama. Beriman kepada Allah dan sangat mencintai Allah.
14. Beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, dalam arti siap meneladani sikap beragama para
Malaikat, yakni selalu mentaati Allah dan RasulNya, selalu beribadah menyembahNya,
tidak pernah bosan beribadah, dan tidak pernah durhaka kepada Allah.
15. Beriman kepada Kitab-kitab-Nya, dalam arti kesiapan untuk menjalankan semua perintah
Allah dalam Al-Quran dan semua laranganNya.
16. Beriman kepada Rasul-rasul-Nya. Mereka tidak membeda-bedakan seorang Rasul dengan
Rasul lainnya, dan mereka mengatakan: "Kami dengar (perintah dan larangan Rasul) dan
kami mentaatinya.
17. Beriman kepada Hari Akhir, dalam arti mempersiapkan bekal untuk akhirat.
18. Jika Tuhan Yang AsmaNya Allah disebut, hatinya bergetar.
19. Jika ayat-ayat Allah dibacakan, imannya bertambah kokoh.
20. Memelihara shalatnya dengan khusyu`.
21. Menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak berguna.
22. Membayar zakat.
23. Memelihara kesucian dirinya, kecuali kepada pasangannya yang sah.
24. Memelihara amanat dan janji-janjinya (jujur).
25. Di antara Ahli Kitab ada juga lurus, yakni: beriman kepada Allah dan Hari Akhir,
melakukan amar ma`ruf dan nahyi munkar, dan bersegera mengerjakan berbagai
kebajikan. Mereka itu termasuk orang-orang yang shaleh. Artinya, keimanan tidak
berhubungan dengan identitas agama.

2. Kata Kafir bukan kata asing bagi umat Islam. Kita sudah sangat akrab dengan kata yang satu
ini. Hampir setiap membaca Al-Quran kata ini terucap, sebab memang tercantum di dalamnya.
Al-Quran menyebut kata kafir dalam berbagai derivasinya dan disebut sebanyak 439 kali. Lagi
pula, istilah kafir, adalah istilah hanya untuk umat Islam saja. Seperti halnya umat lain yang
punya istilah sama. Orang Kristen juga berkeyakinan, selain memeluk agamanya, dianggap
‘domba sesat’. Sementara orang Yahudi menganggap pemeluk agama lain yang tak menghimani
Yahudi disebut ‘goyim’. Orang Hindu menyebut orang yang mengimani selain Hindu, disebut
maitrah. Oleh sebab itu, tugas dan kewajiban umat Islam untuk meyakini kitab sucinya. Sikap
demikian juga dijamin dalam konstitusi di Indonesia, untuk menjalankan agama sesuai
keyakinannya. Secara bahasa, kafir artinya orang yang mengingkari sesuatu, atau orang yang
menolak sesuatu. Kata ini bisa digunakan sebagai ungkapan orang yang melupakan nikmat Allah
ta’ala, menjadi lawan kata Asy-Syaakir (orang yang bersyukur). Ciri-ciri orang kafir berdasarkan
kesimpulan dari ayat-ayat yang ada di Al-Quran diantaranya sebagai berikut:
1. Sombong. Enggan sujud (mentaati) Nabi/Rasul, bahkan tidak segan-segan membunuh
Nabi/Rasul – termasuk membunuh ajarannya.
2. Menolak perintah Allah dan laranganNya.
3. Membunuh orang-orang yang menegakkan keadilan.
4. Memandang indah kehidupan dunia, sehingga mereka mengejar-ngejar dunia (harta,
tahta, dan wanita/pasangan) dengan berbagai cara.
5. Memandang hina orang-orang beriman.
6. Jika bersedekah, mereka: (1) menyebut-nyebut sedekahnya, bahkan menyakiti hati si
penerima sedekah, dan (2) sedekahnya untuk menghalang-halangi manusia dari jalan
Allah, yakni untuk mencegah yang ma`ruf dan membangun kemunkaran.
7. Karakter kafir tidak dapat diubah. Oleh karena itu orang-orang kafir jangan didakwahi
karena mereka tidak mungkin beriman.

3. Orang Islam belum tentu beriman. Dengan mengikrarkan dua kalimat Syahadat serta hati
membenarkannya belum bisa dikatakan seseorang itu dikatakan beriman, akan tetapi dia telah
termasuk orang yang memeluk agama islam. Karena salah satu rukun dari islam itu ialah
mengucapkan dua kalimat Syahadat. Setelah berada di dalam agama islam, maka belumlah
cukup sampai disitu saja. Ia harus menggali dari pada ilmu–ilmu tentang ke islaman agar tumbuh
dalam dirinya keimanan. Sebab keimanan itulah yang bisa membawa ia kedalam keselamatan,
sebagaimana arti dari pada islam itu sendiri adalah selamat atau keselamatan. Bagaimana
mungkin bisa dikatakan selamat atau masuk di dalam keselamatan kalau belum tumbuh yang
namanya keimanan. Karena keimanan itu adalah isi dari pada islam, ruh dari pada islam dan
kehidupan dari pada islam.

4. Non-muslim tidak bisa dikatakan sebagai kafir. Karena kafir tidak berkaitan dengan identitas
agama. Kafir adalah sebuah karakter yang buruk. Dengan demikian orang-orang kafir bisa
datang dari penganut agama di luar Islam dan juga bisa dari penganut Islam jika ada tanda-tanda
kekafiran pada mereka, yakni: menolak keberadaan Tuhan (atheis), menolak perintah dan
larangan Tuhan, sombong, merasa dirinya lebih baik daripada Rasulullah, lebih menuruti hawa
nafsunya, dan tergila-gila dengan dunia. Kita hanya mengetahui ciri-ciri kekafiran agar kita
masing-masing menghindari ciri-ciri tersebut, bukan untuk menuduh orang di luar diri kita
sebagai orang kafir.

Anda mungkin juga menyukai