Anda di halaman 1dari 4

Nama : Pramesti Windyarta Cahyani

Nim : B03219047

Menganalisis ayat Al-Qur'an yang terkait dengan Fungsi BK Perspektif


Al-Qur'an

A. Q.S al-isra ayat 37


1. Q.S al-isra ayat 37

2. Terjemahan
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya
kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi
gunung.2

3. Makna Mufradat

Ayat Arti
‫َواَل‬ Dan jangan

ِ ‫تَ ْم‬
‫ش‬ Kamu berjalan
‫فِي‬ Di

ِ ْ‫اأْل َر‬
‫ض‬ Muka bumi ini
‫َم َرح ًۖا‬ Sombong
‫ك‬َ َّ‫إِن‬ Sesungguhnya kamu
‫لَ ْن‬ Kamu tidak
‫ق‬َ ‫ت َْخ ِر‬ Dapat menembus
‫ض‬َ ْ‫اأْل َر‬ Bumi
‫َولَ ْن‬ Dan kamu tidak akan
‫تَ ْبلُ َغ‬ Sampai
َ َ‫ْال ِجب‬
‫ال‬ Gunung
‫طُواًل‬ Panjang/tinggi

4. Asbabul Nuzul
Tidak ada
5. Tafsir Q.S al-isra ayat 37

1
Departemen agama RI,Al-Quran dan terjemahannya,(Semarang: cv.assyifa,2001),611
2
Departemen agama RI,Al-Quran dan terjemahannya,(Semarang: cv.assyifa,2001),611
a) Tafsir Jalalain

(Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong) artinya
berjalan dengan sombong dan takabur (karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat
menembus bumi) melubanginya hingga sampai batas akhir bumi dengan ketakaburanmu
itu (dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung) maknanya bahwa
sesungguhnya kamu tidak akan dapat mencapai hal tersebut, mengapa kamu bersikap
sombong?.3

b) Tafsir Al-Muyassar
Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan congkak lagi sombong; karena
kamu tidak akan dapat menembus bumi dengan berjalanmu di permukaannya dengan sifat
demikian, dan kamu tidak akan sampai setinggi gunung dengan kecongkakan, bermegah-
megahan, dan kesombonganmu.4
c) Ibnu Katsir
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi, dari sekali-kali kamu tidak
akan sampai setinggi gunung. Semua kejahatannya itu adalah amat dibenci di sisi
Tuhanmu. Allah Swt. melarang hamba-hamba-Nya bersikap angkuh dan sombong dalam
berjalan. Untuk itu Allah Swt. berfirman: Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini
dengan sombong. (Al-Isra: 37) Yakni dengan langkah-langkah yang angkuh seperti
langkahnya orang-orang 'yang sewenang-wenang. karena sesungguhnya kamu sekali-kali
tidak dapat menembus bumi. (Al-Isra: 37) Maksudnya, dengan langkahmu yang demikian
itu kamu tidak akan dapat menembus bumi, menurut Ibnu Jarir.

Ibnu Jarir menafsirkan demikian berdasarkan syahid dari ucapan seorang penyair (yaitu
Ru-bah ibnul Ajjaj): dan suatu tempat yang jauh didaerah pedalaman, tiada suatu jalan
pun padanya yang dapat di tempuh. Firman Allah Swt.: dan sekali-kali kamu tidak akan
sampai setinggi gunung. (Al-Isra: 37) Yakni dengan langkahmu yang angkuh dan sifatmu
yang besar diri itu kamu tidak akan sampai setinggi gunung, bahkan orang yang berlaku
demikian akan mendapat balasan yang sebaliknya.

Seperti yang disebutkan di dalam hadis sahih: Dahulu kala di kalangan orang-orang
sebelum kalian terdapat seorang lelaki yang sedang berjalan dengan langkah-langkah
yang angkuh seraya memakai dua lapis baju burdahnya, tiba-tiba ia ditelan oleh bumi,
dan ia amblas ke dalam bumi sampai hari kiamat. Demikian pula dalam firman Allah Swt.

4
tentang Qarun, bahwa pada suatu hari Qarun pergi menemui kaumnya dengan memakai
semua perhiasan kebesarannya lalu Allah Swt. membenamkan Qarun dan rumahnya serta
harta bendanya ke dalam bumi. Di dalam sebuah hadis disebutkan: Barang siapa yang
berendah diri karena Allah.

Allah pasti meninggikannya, sedangkan dia merasa hina di matanya sendiri dan besar di
mata orang lain. Dan barang siapa yang sombong, maka Allah akan merendahkannya,
sedangkan dia merasa besar diri menurut dirinya, tetapi hina di mata orang lain, sehingga
ia lebih dibenci oleh mereka daripada anjing dan babi. Abu Bakar ibnu Abud Dunia di
dalam kitabnya yang berjudul Al-Khumul wat Tawadu' mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Ahmad ibnu Ibrahim ibnu Kasir, telah menceritakan kepada kami Hajjaj
ibnu Muhammad, dari Abu Bakar Al-Huzali yang mengatakan, "Ketika kami sedang
bersama Al-Hasan, tiba-tiba lewatlah di hadapannya Ibnul Ahtam (yang dimaksud ialah
Al-Mansur) dengan memakai jubah kain sutera yang sebagiannya dilapiskan pada
sebagian yang lain, lalu bagian tengah jubahnya itu dibelah.

Dia berjalan dengan langkah yang angkuh. Saat itu Al-Hasan memandangnya dengan
pandangan yang tajam, lalu berkatalah ia, 'Sombong benar orang ini, dia melangkah
dengan langkah yang angkuh dan memalingkan mukanya seraya memandang ke arah
dirinya. Orang, bodoh macam apakah orang yang memandangi dirinya memakai pakaian
yang tidak pernah disyukurinya, yang dipakai bukan berdasarkan perintah dari Allah, dan
yang tidak pernah menunaikan hak Allah yang ada padanya.

Demi Allah, jika seseorang dari mereka berjalan seperti cara jalan orang ini, maka dia
bagaikan orang gila yang sedang berjalan; tiap anggota tubuhnya merasa enak, tetapi
setan yang ada padanya mendapat laknat'." Ibnul Ahtam mendengar apa yang dikatakan
oleh Al-Hasan itu, maka ia melangkah mundur dan meminta maaf kepada Al-Hasan. Al-
Hasan berkata, "Janganlah kamu meminta maaf kepadaku, tetapi bertobatlah kepada
Tuhanmu.

Tidakkah kamu pernah mendengar firman Allah Swt. yang mengatakan: Dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali
tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.
(Al-Isra: 37) Al-Bukhturi (seorang ahli ibadah) pernah melihat seorang lelaki dari
kalangan keluarga Ali yang sedang berjalan dengan langkah-langkah yang angkuh. Maka
Al-Bukhturi berkata kepadanya, "Hai kamu, sesungguhnya orang yang menjadikanmu
terhormat karenanya (maksudnya Ali r.a.) bukan seperti kamu cara jalannya." Maka sejak
saat itu lelaki tersebut meninggalkan cara jalan seperti itu.

Ibnu Umar pernah melihat seorang lelaki berjalan dengan langkah yang angkuh, maka
Ibnu Umar berkata, "Sesungguhnya setan itu mempunyai teman." Khalid ibnu Ma'dan
pernah mengatakan, "Tinggalkanlah oleh kalian bersikap sombong dalam berjalan, karena
sesungguhnya kaki itu merupakan tangan bagi seluruh tubuhnya." Kedua asar di atas
diriwayatkan oleh Ibnu Abud Dunia. Ia mengatakan pula: telah menceritakan kepada
kami Khalaf ibnu Hisyam Al-Bazzar, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu
Zaid, dari Yahya, dari Sa'id, dari Muhsin yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda: Apabila umatku berjalan dengan langkah yang congkak dan mereka
dilayani oleh orang-orang Persia dan Romawi, maka sebagian dari mereka akan
menguasai sebagian yang lainnya.5
6. Relevansi

7. Kesimpulan

5
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5, (Bogor: Puataka Imam asy-
Syafi’I,2003)165

Anda mungkin juga menyukai