Makalah Askep Malaria
Makalah Askep Malaria
Askep Malaria
OLEH:
RISWAHYUNI
PO.71.3.201.18.1.047
Tingkat II A
1. Pengertian
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium
yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dl
dalam darah. (Sudoyo Aru,dkk 2009)
2. Penyebab
Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium, yang selain menginfeksi
manusia juga menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptile dan
mamalia.
Plasmodium terdiri dari 4 spesies : (Sudoyo Aru,dkk 2009)
1. Plasmodlum falciparum menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria)
2. Plasmodium vivox menyebabkan malaria tertian (Bening Malaria)
3. Plasmodium malarioe
4. Plasmodium ovale
3. Jenis Malaria
a. Malaria Tertiana
Malaria tertiana atau disebut juga dengan malaria vivax adalah jenis
malaria yang paling sering terjadi. Malaria ini disebabkan oleh
parasit Plasmodium vivax. Daerah tropis dan sub-tropis paling sering
terjangkit malaria, termasuk Indonesia.
Masa inkubasi malaria tertania sejak terinfeksi berkisar antara 12-17
hari. Gejala malaria ini diawali dengan menggigil atau demam yang
hilang-timbul, hingga akhirnya demam terjadi setiap 48 jam disertai
gejala klasik trias malaria, yakni periode dari dingin, panas, hingga
berkeringat.
b. Malaria Kuartana
Malaria Kuartana termasuk jenis malaria yang jarang ditemukan.
Malaria ini disebabkan oleh parasit Plasmodium malariae dengan masa
inkubasi antara 18-40 hari.
Sekilas, Malaria kuartana hampir mirip dengan malaria tiartana, namun
gejalanya lebih ringan, seperti berkeringat dingin, sakit kepala,
demam, hingga hilang kesadaran. Meski jarang menimbulkan
komplikasi, malaria kuartana bisa menyebabkan komplikasi imun yang
terdapat pada ginjal. Pengobatan yang diberikan biasanya lebih dari
malaria biasa.
c. Malaria Ovale
Malaria ovale adalah jenis malaria paling ringan, disebabkan oleh
parasit Plasmodium ovale. Masa inkubasinya sekitar 11-16 hari. Gejala
yang muncul hampir serupa dengan malaria tertiana dan kuartana,
namun jauh lebih ringan. Selain itu, puncak demam juga lebih rendah.
Bahkan, malaria ini bisa sembuh spontan tanpa pengobatan.
d. Malaria Tropika
Malaria tropika adalah jenis malaria yang paling berat. Penyebabnya
adalah parasit Plasmodium falciparum. Masa inkubasinya yakni antara
9-14 hari. Gejala yang timbul berupa demam tidak teratur, anemia dan
pembesaran limpa. Namun, gejala awalnya biasanya sakit kepala,
nyeri tungkai, lesu mual, muntah dan diare
4. Manifestasi Klinis
a. Keluhan sebelum terjadinya demam: kelesuan, malaise, sakit kepala,
sakit belakang, merasa dingin dipunggung, nyerl sendi dan tulang, demam
ringan, anoreksia, peruttakenak, diare ringan dan kadang-kadang dingin
(Sumarmo)
b. Gejala klasik: triase malaria (Sumarmo, 2002)
Periode dingin (1S-60 menit): mengigil, badan bergetar, gigi-gigi saling
terantuk, temperature mulai naik, pada anak sering terjadi kejang
c. Periode panas: muka merah,kulit kering dan tersa sangat panas seperti rasa
terbakar,nyeri kepala, nadi cepat, panas badan tetap tinggi 2-12 jam periode
berkeringat: berkeringat banyak dan temperature turun, dan
merasa sehat
Plasmodium Masa inkubasi Tipe Manifestesi Klinik
panas
Falciparum 12 (9-14) 24,36,48 Gejala gastrointestinal : hemolisis
,anemia, ikterus, hemoglobinuria.
syok, algid mallgna, gejaJa cerebral,
edema paru, gangguan kehamllan •
kelainan retina hipoglikemia,
kematian
Vivax 13(12-17)~12bln 48 Anemia kronik, splenomegali, rupture
limpa
Ovale 17 (16-18) 48 Anemia kronlk, splenomegali, rupture
lirnpa
Malariae 28 (18-40) 72 Rekrudensi sampal SO tahun,
splenomegali menetap, limpa jarang
rupture, sindroma nefrotik
5. Patofisiologi
8. Penatalaksanaan
1. Malaria Falciparum tanpa kompllkasi
-
Tabel Pengobatan lini pertama pad a malaria falciparum
Komposisi obat:
Artesunat : 50 mg/ tablet
Amodiakuin : 200 mg/ tablet -153 mg amodiakuin basel tablet
Semua pasien (kecuali ibu hamil dan anak usia < 1 tahun) diberikan
tablet Primakuin (1 tablet berisi 15 mg primakuin basal dengan
dosis 0,75 mg/kgBB/oral, dosis tunggal pada harl I (hari pertama minum
obat).
Keterangan:
Kina : pada usia < 1 tahun harus berdasarkan berat badan yaitu
30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
Dokslsiklin tidak diberikan pada ibu hamll dan anak usia < 8 tahun.
Dosis
doksisiklin untuk anak usia 8 -14 tahun adalah 2 mg/kg BB/hari.
3. Malaria berat
Pada malaria berat diberikan untuk lini pertama yaitu Artemether
Injeksi diberikan secara intramuskuler selama 5 hari. Setlap ampul
Artemether berisi
80 rng/ml. Dosis dan cara pemberian Artemetheryaitu:
• Untuk dewasa: dosis inisial160 mg (2 ampul) 1M pada hari ke 1, diikuti 80
mg (1 ampul) 1Mpada hari ke 2 sid ke 5.
• Dosis anak tergantung berat badan yaitu: Hari I : 3,2 mg/KgBB/hari
Hari 11V- : 1,6 mg/KgBB/hari
Untuk lini kedua diberikan Kina per infus/ drip. Cara pemberian kina per
infus yaltu:
• Oasis dewasa (termasuk ibu hamil): Kina Hel 25% dosis 10 mg/Kgbb
(1 ampul isi 2 ml = 500 mg kina Hel 25%) yang dilarutkan dalam 500
ml
dekstrose 5% atau NaCI 0,9 % diberikan selama 8 jam, diulang dengan
cairan yang sama setiap 8 jam terus-menerus sampai penderita dapat
minum obat atau Kina Hel 25% (per infus), dosis 10mg/Kg BB/4jam
dlberikan setlap 8 jam, dlulang dengan cairan dan dosts yang sama setlap 8
jam sampal penderlta dapat minum obat.
• Oasis anak-anak: Kina Hel2S % (per infus) dosis 10 mg/kgbb (blla umur <
2 bulan: 6-8 mg/kgBB) diencerkan dengan 5-10 cc dekstrosa 5% atau
NaCI
0,9% per kgBB diberlkan selama 4 jam, diulang setiap 8 jam
sampai penderlta sadardan dapat minum obat.
Apabila tldak memungklnkan pemberlan kina per Infus maka kina
dapat diberlkan Intramuskular. Sediaan yang ada untuk pemberian
intramuskular yaltu Kinin antipirin dengan dosis: 10 mg/kgbb 1M(dosts
tunggal).
9. Komplikasi
1. Malaria serebral (coma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau lebih dari
30 menit setelah serangan kejang ; derajat penurunan kesadaran harus
dilakukan penilaian berdasar GCS (Glasgow Coma Scale) ialah dibawah 7 atau
equal dengan keadaan klinis soporous.
3. Anemia berat (Hb <> 10.000/ul; bila anemianya hipokromik atau miktositik harus
dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia/hemoglobinopati
lainnya.
4. Gagal ginjal akut (urine kurang dari 400 ml/24 jam pada orang dewasa atau 12
ml/kg BB pada anak-anak) setelah dilakukan rehidrasi, disertai kreatinin > 3
mg/dl.
8. Perdarahan spontan dari hidung atau gusi, saluran cerna dan disertai kelainan
laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler
10. Makroskopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut (bukan karena obat
anti malaria/kelainan eritrosit (kekurangan G-6-PD)
10. Pencegahan
e. Vaksinasi malaria
BAB 2
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Diagnosa medik : malaria
Ruangan : poli anak
Tgl masuk : 23 – 01 – 07
Tgl pengkajian : 23 – 01 – 07
I . BIODATA
1. Identitas klien
Nama : An .R
Umur : 4 tahun
Jenis kel amin : laki – laki
Agama : islam
Pendidikan : -
Alamat : Jln Jend. Nasution
2. Identitas orang tua
Ayah
Nama : Tn . D
Usia : 42 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan : PNS
Suku / bangsa : Tolaki/ indonesia
Hubungan dengan klien : Ayah kandung
Alamat : Jln Jend. Nasution
Ibu
Nama : Ny M
Usia : 37 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
Suku / bangsa : Tolaki / Indonesia
Hubungan dengan klien : Ibu kandung
Alamat : Jend. Nasution
Identitas saudara kandung
No Identitas saudara Usia Hubungan Status kes
kandung
1 An . Oni 18 tahun Kakak kandung Sehat
2 An . agus 15 tahun Kakak kandung Sehat
3 An . Rani 12 tahun Kakak kandung Sehat
II . Riwayat kesehatan.
A. Keluhan utama : panas
Waktu timbulnya: kira – kira 6 hari yang lalu dan berhenti 2 hari setelah itu timbul
Lagi.sering timbul pada waktu siang dan malam.
Awal munulnya : ibu klien mengatakan panas dan kemudian 2 hari yang lalu
muntah
keadaan waktu dikaji : klien tampak lemas mual – mual suhu tubuh 39 C
Wilayah Indonesia timur masih tergolong dalam zona merah yang belum bebas
malaria. Padahal target di tahun 2030, seluruh wilayah Indonesia harus terbebas dari
penyakit akibat gigitan nyamuk itu.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis drg R
Vensya Sitohang MEpid mengatakan, sejak zaman Soekarno tahun 1959, Indonesia
endemis malaria. Dampaknya menurunkan kualitas sumber daya manusia, karena
menyebabkan kematian. "Hampir semua wilayah Indonesia timur belum bebas malaria.
Banyak zona merah di Papua, NTT, dan sebagian wilayah Kalimantan," kata Vensya
saat temu media membahas Kebijakan Pencegahan dan Pengobatan Malaria di Kantor
Kementerian Kesehatan RI
Berdasarkan data Annual Parasite Incidence (API) per provinsi tahun 2016,
terdapat 6 besar wilayah yang masih endemis malaria dan masuk ke dalam zona
merah. Antara lain Papua (39,93 persen), Papua Barat (10,20 persen), NTT (5,17
persen), Maluku (3,83 persen), Maluku Utara (2,44 persen) dan Bengkulu (1,36
persen).