Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Askep Malaria

OLEH:

RISWAHYUNI
PO.71.3.201.18.1.047

Tingkat II A

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII
TAHUN 2020
BAB 1

Konsep Dasar Medis

1. Pengertian
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium
yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dl
dalam darah. (Sudoyo Aru,dkk 2009)

2. Penyebab
Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium, yang selain menginfeksi
manusia juga menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptile dan
mamalia.
Plasmodium terdiri dari 4 spesies : (Sudoyo Aru,dkk 2009)
1. Plasmodlum falciparum menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria)
2. Plasmodium vivox menyebabkan malaria tertian (Bening Malaria)
3. Plasmodium malarioe
4. Plasmodium ovale

3. Jenis Malaria
a. Malaria Tertiana
Malaria tertiana atau disebut juga dengan malaria vivax adalah jenis
malaria yang paling sering terjadi. Malaria ini disebabkan oleh
parasit Plasmodium vivax. Daerah tropis dan sub-tropis paling sering
terjangkit malaria, termasuk Indonesia.
Masa inkubasi malaria tertania sejak terinfeksi berkisar antara 12-17
hari. Gejala malaria ini diawali dengan menggigil atau demam yang
hilang-timbul, hingga akhirnya demam terjadi setiap 48 jam disertai
gejala klasik trias malaria, yakni periode dari dingin, panas, hingga
berkeringat.
b. Malaria Kuartana
Malaria Kuartana termasuk jenis malaria yang jarang ditemukan.
Malaria ini disebabkan oleh parasit  Plasmodium malariae dengan masa
inkubasi antara 18-40 hari.
Sekilas, Malaria kuartana hampir mirip dengan malaria tiartana, namun
gejalanya lebih ringan, seperti berkeringat dingin, sakit kepala,
demam, hingga hilang kesadaran. Meski jarang menimbulkan
komplikasi, malaria kuartana bisa menyebabkan komplikasi imun yang
terdapat pada ginjal. Pengobatan yang diberikan biasanya lebih dari
malaria biasa.
c. Malaria Ovale
Malaria ovale adalah jenis malaria paling ringan, disebabkan oleh
parasit Plasmodium ovale. Masa inkubasinya sekitar 11-16 hari. Gejala
yang muncul hampir serupa dengan malaria tertiana dan kuartana,
namun jauh lebih ringan. Selain itu, puncak demam juga lebih rendah.
Bahkan, malaria ini bisa sembuh spontan tanpa pengobatan.
d. Malaria Tropika
Malaria tropika adalah jenis malaria yang paling berat. Penyebabnya
adalah parasit Plasmodium falciparum. Masa inkubasinya yakni antara
9-14 hari. Gejala yang timbul berupa demam tidak teratur, anemia dan
pembesaran limpa. Namun, gejala awalnya biasanya sakit kepala,
nyeri tungkai, lesu mual, muntah dan diare

4. Manifestasi Klinis
a. Keluhan sebelum terjadinya demam: kelesuan, malaise, sakit kepala,
sakit belakang, merasa dingin dipunggung, nyerl sendi dan tulang, demam
ringan, anoreksia, peruttakenak, diare ringan dan kadang-kadang dingin
(Sumarmo)
b. Gejala klasik: triase malaria (Sumarmo, 2002)
Periode dingin (1S-60 menit): mengigil, badan bergetar, gigi-gigi saling
terantuk, temperature mulai naik, pada anak sering terjadi kejang
c. Periode panas: muka merah,kulit kering dan tersa sangat panas seperti rasa
terbakar,nyeri kepala, nadi cepat, panas badan tetap tinggi 2-12 jam periode
berkeringat: berkeringat banyak dan temperature turun, dan
merasa sehat
Plasmodium Masa inkubasi Tipe Manifestesi Klinik
panas
Falciparum 12 (9-14) 24,36,48 Gejala gastrointestinal : hemolisis
,anemia, ikterus, hemoglobinuria.
syok, algid mallgna, gejaJa cerebral,
edema paru, gangguan kehamllan •
kelainan retina hipoglikemia,
kematian
Vivax 13(12-17)~12bln 48 Anemia kronik, splenomegali, rupture
limpa
Ovale 17 (16-18) 48 Anemia kronlk, splenomegali, rupture
lirnpa
Malariae 28 (18-40) 72 Rekrudensi sampal SO tahun,
splenomegali menetap, limpa jarang
rupture, sindroma nefrotik
5. Patofisiologi

6. Pemeriksaan Diagnostik (Yulinah dkk,2011)


1. Happus darah tepi
- Tetes darah tepi dengan pewarnaan gimsa (spesies parasit)
- Tetes tebal (Iebih sensitive dekteksi parasit)
2. Resserosol
- IFA(inderat Flovorescen Antibody)
- IHA (interean Hemoglotinatiaon)
- Untuk diagnostic akut (+) bila beberapa hari setelah infeksi parasit
3. Pemeriksaan GBC
7. Diagnosis (Nanda,201S)
1. Hipertermia b.d peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek langsung
sirkulasi kuman pada hipotalamus
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan
makanan yang tidak sdekuat; anorexia; mual lmuntah
3. Nyeri akut b.d respon inflamasi sistemik, myalgia, atralgia, diaphoresis
4. Resiko syok
S. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
6. Resiko ketidakseimbangan elektrolit
7. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (peningkatan TIK)

8. Penatalaksanaan
1. Malaria Falciparum tanpa kompllkasi

-
Tabel Pengobatan lini pertama pad a malaria falciparum

Komposisi obat:
Artesunat : 50 mg/ tablet
Amodiakuin : 200 mg/ tablet -153 mg amodiakuin basel tablet
Semua pasien (kecuali ibu hamil dan anak usia < 1 tahun) diberikan
tablet Primakuin (1 tablet berisi 15 mg primakuin basal dengan
dosis 0,75 mg/kgBB/oral, dosis tunggal pada harl I (hari pertama minum
obat).

Dosis pada tabel diatas merupakan perhltungan kasar bila penderita


tidak ditimbang berat badannya. Dosis yang direkomendasi
berdasarkan berat badan adalah:
Artesunat: 4 mg/kgBB dosis tunggal/hari/oral, diberikan pada hari I,
hari "dan hari "I ditambah Amodiakuin: 25 mg basa/kgBB selama 3
hari dengan pembagian dosis: 10 mg basa/kgBB/hari/oral pada hari I dan
hari II, serta 5 mg basa/kgBB/oral pada harl "I.
Apablla dalam suatu daerah belum tersedia obat komblnasi
Artesunat dan Amodiakuin maka dapat dlgunakan kombinasi
Sulfadoksin dan Pirimetamin. Kombinasi obat ini diberikan dalam dosis
tunggal berdasarkan dosis Sulfadoksin 25 mg/kgBB atau Pirimetamin
1,25 mg/kgBB (dosis maksimal dewasa 3 tablet).
Blla terjadi gagal pengobatan linl pertama, maka diberikan
pengobatan lini kedua seperti tabel di bawah ini:

Keterangan:
Kina : pada usia < 1 tahun harus berdasarkan berat badan yaitu
30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
Dokslsiklin tidak diberikan pada ibu hamll dan anak usia < 8 tahun.
Dosis
doksisiklin untuk anak usia 8 -14 tahun adalah 2 mg/kg BB/hari.

Blla tldak ada doksisiklin, dapat digunakan Tetrasiklin. Dosis


Tetraslklln yaitu 25-50 mg/kgBB/4 dosis/hari atau 4 x 1 (250 mg)
selama 7 hari; tetrasiklin tidak boleh diberikan pada umur < 12 tahun dan
ibu harnil, Primakuin tidak boleh diberikan pada Ibu hamil dan anak usia
< 1 tahun. Dosis prlmakuln: 0,75 mg/kgBB, dosls tunggal.
2. Malaria vivax/ ovale
Tabel Pengobatan linl pertama pada malaria vivax/ ovale

Perhitungan dosis berdasarkan berat badan:


Klorokuin: hari I dan II: 10 mg/kgBB, hari III: 5 mg/kgBB
Primakuin: 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari
Bila terjadi gagaI pengobatan lini pertama maka diberikan pengobatan lini
kedua seperti tabel dl bawah ini:
Tabel Pengobatan lini kedua pada malaria vivax/ ovale
Dosis berdasarkan berat badan:
Kina : 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
Primakuin: 0,25 mg/kgBB/hari

3. Malaria berat
Pada malaria berat diberikan untuk lini pertama yaitu Artemether
Injeksi diberikan secara intramuskuler selama 5 hari. Setlap ampul
Artemether berisi
80 rng/ml. Dosis dan cara pemberian Artemetheryaitu:
• Untuk dewasa: dosis inisial160 mg (2 ampul) 1M pada hari ke 1, diikuti 80
mg (1 ampul) 1Mpada hari ke 2 sid ke 5.
• Dosis anak tergantung berat badan yaitu: Hari I : 3,2 mg/KgBB/hari
Hari 11V- : 1,6 mg/KgBB/hari
Untuk lini kedua diberikan Kina per infus/ drip. Cara pemberian kina per
infus yaltu:
• Oasis dewasa (termasuk ibu hamil): Kina Hel 25% dosis 10 mg/Kgbb
(1 ampul isi 2 ml = 500 mg kina Hel 25%) yang dilarutkan dalam 500
ml
dekstrose 5% atau NaCI 0,9 % diberikan selama 8 jam, diulang dengan
cairan yang sama setiap 8 jam terus-menerus sampai penderita dapat
minum obat atau Kina Hel 25% (per infus), dosis 10mg/Kg BB/4jam
dlberikan setlap 8 jam, dlulang dengan cairan dan dosts yang sama setlap 8
jam sampal penderlta dapat minum obat.
• Oasis anak-anak: Kina Hel2S % (per infus) dosis 10 mg/kgbb (blla umur <
2 bulan: 6-8 mg/kgBB) diencerkan dengan 5-10 cc dekstrosa 5% atau
NaCI
0,9% per kgBB diberlkan selama 4 jam, diulang setiap 8 jam
sampai penderlta sadardan dapat minum obat.
Apabila tldak memungklnkan pemberlan kina per Infus maka kina
dapat diberlkan Intramuskular. Sediaan yang ada untuk pemberian
intramuskular yaltu Kinin antipirin dengan dosis: 10 mg/kgbb 1M(dosts
tunggal).

9. Komplikasi

Komplikasi malaria umumnya disebabkan karena P.falciparum dan sering


disebut pernicious manifestasions. Sering terjadi mendadak tanpa gejala-gejala
sebeumnya, dan sering terjadi pada penderita yang tidak imun seperti pada orang
pendatang dan kehamilan. Komplikasi terjadi 5-10 % pada seluruh penderita yang
dirawat di RS dan 20 % diantaranya merupakan kasus yang fatal.

Penderita malaria dengan kompikasi umumnya digolongkan sebagai malaria


berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P.falciparum dengan satu
atau lebih komplikasi sebagai berikut :

1. Malaria serebral (coma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau lebih dari
30 menit setelah serangan kejang ; derajat penurunan kesadaran harus
dilakukan penilaian berdasar GCS (Glasgow Coma Scale) ialah dibawah 7 atau
equal dengan keadaan klinis soporous.

2. Acidemia/acidosis ; PH darah <>respiratory distress.

3. Anemia berat (Hb <> 10.000/ul; bila anemianya hipokromik atau miktositik harus
dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia/hemoglobinopati
lainnya.

4. Gagal ginjal akut (urine kurang dari 400 ml/24 jam pada orang dewasa atau 12
ml/kg BB pada anak-anak) setelah dilakukan rehidrasi, disertai kreatinin > 3
mg/dl.

5. Edema paru non-kardiogenik/ARDS (adult respiratory distress syndrome).

6. Hipoglikemi : gula darah <>

7. Gagal sirkulasi atau syok : tekanan sistolik <> C:8).10

8. Perdarahan spontan dari hidung atau gusi, saluran cerna dan disertai kelainan
laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler

9. Kejang berulang lebih dari 2 kali/24 jam

10. Makroskopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut (bukan karena obat
anti malaria/kelainan eritrosit (kekurangan G-6-PD)

11. Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada


pembuluh kapiler pada jaringan otak.

10. Pencegahan

a. Tidur dengan kelambu

b. Hindari berpergian kedaerah yang dlketahui sedang mengalami


wabah malaria

c. Mengenakan pakaian tertutup jika terdapat didaerah endemic malaria

d. Gunakan obat anti nyamuk atau krlm anti nyamuk

e. Vaksinasi malaria
BAB 2
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Diagnosa medik : malaria
Ruangan : poli anak
Tgl masuk : 23 – 01 – 07
Tgl pengkajian : 23 – 01 – 07
I . BIODATA
1. Identitas klien
 Nama : An .R
 Umur : 4 tahun
 Jenis kel amin : laki – laki
 Agama : islam
 Pendidikan : -
 Alamat : Jln Jend. Nasution
2. Identitas orang tua
 Ayah
Nama : Tn . D
Usia : 42 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan : PNS
Suku / bangsa : Tolaki/ indonesia
Hubungan dengan klien : Ayah kandung
Alamat : Jln Jend. Nasution
 Ibu
Nama : Ny M
Usia : 37 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
Suku / bangsa : Tolaki / Indonesia
Hubungan dengan klien : Ibu kandung
Alamat : Jend. Nasution
 Identitas saudara kandung
No Identitas saudara Usia Hubungan Status kes
kandung
1 An . Oni 18 tahun Kakak kandung Sehat
2 An . agus 15 tahun Kakak kandung Sehat
3 An . Rani 12 tahun Kakak kandung Sehat
II . Riwayat kesehatan.
A. Keluhan utama : panas
Waktu timbulnya: kira – kira 6 hari yang lalu dan berhenti 2 hari setelah itu timbul
Lagi.sering timbul pada waktu siang dan malam.
Awal munulnya : ibu klien mengatakan panas dan kemudian 2 hari yang lalu
muntah
keadaan waktu dikaji : klien tampak lemas mual – mual suhu tubuh 39 C

B . Riwayat kesehatan keluarga :


Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
keturunan dalamkeluarga.
Riwayat Imunisasi :Ibu klien mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi di
posyandu tempat tinggal klien.
Jenis imunisasi: BCG , DPT , polio ,campak dengan waktu pemberian tepat sesuai
usia namun ibu klien tidak ingat setiap jenis imunisasi.
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
 Pertumbuhan fisik anak.
Berat badan : 12 kg
Panjang badan lahir : -
Usia mulai timbul gigi 8 bulan jumlah gigi 20 buah.
 Perkembangan anak..
Dari hasil anamnese dengan ibu klien mulai berguling dada usia 5 bulan duduk
pada usia 8 bulan merangkak pada usia 9 setengah bulan berdiri pada usia 12
bulan, mulai berjalan pada usia 13 bulan , dan mulai berbicara pada usia 15
bulan.
Riwayat nutrisi.
 Pemberian ASI.
Anak pertama kali diberi ASI sejak 3 hari dan cara pemberiannya anak
dibaringkan.lamanya pemberian tidak menentu.asi di berikan sampai seusia 2
tahun.ibu juga memberikan susu formula pada kepada klien.pemberian susu
dalam sehari _+ 4 gelas (1800 cc ).
 Pemberian makanan tambahan.
Pertama kali diberikan makanan tambahan pada usia 4 bulan preminasun nestle
beras merah. Lama pemberian berupa promina sun nestle beras merah usia 5
bulan.
Riwayat psikososial
Berdasarkan anamnese dengan ibu klien di dapat : klien tinggal bersama orang
tua letak rumah klien ditengah kota dan jauh dari sekolah.

Aktivitas sehari – hari.


1. pola nutrisi.
 Selera makan : selera makan klien baik.
 Menu makan ; nasi + ikan + sayur . klien makan 3X dalam sehari.
 Cara makan klien : klien makan sendiri.
Perubahan ; klien selama sakit,ibu klien mengatakan selera makan
anaknya berkurang. Porsi makannya selalu tidak dihabiskan.
2. pola cairan
 .jenis minuman yang dikomsumsi : susu
 Frekwensi minum +_3 gelas (1900 cc )
Perubahan selama sakit tidak ada perubahan.
3. pola eliminasi.
 BAB
Frekwensi 1 kali sehari.
Konsistensi lunak
 BAK
Frekwensi 4 – 5 kali sehari
Perubahan selama sakit klien mengatakan kadang dalam 1 hari tidak BAB.
BAK klien selama sakit tidak ada perubahan.
4. pola istrahat tidur.
 Tidur siang dari jam 13.00 -15.00 (2 jam)
 Tidur malam dari jam 20.00-06.00 (10 jam)
Perubahan selama klien sakit:ibu klien klien mengatakan waktu tidur sering
terjaga dan gelisah.
5. pola personal hyegiene.
 Mandi 2-3 kali sehari.
 Cuci rambut dangan memakai sahmpo 2 kali dalam seminggu.
 Menggunting kuku bila panjang
Perubahan selama klien sakit : ibu klien mengatakan selama sakit klien
jarang dimandikan hanya menglap badannya dengan handuk basah.
Pemeriksaan fisik.
1. keadaan umum
 Klien tampak gelisah , pakaian klien rapi dan bersih
2 tanda tanda vital
 Suhu tubuh :39 C
 Denyut nadi : 120 dpm
 Pernapasan : -
3 kepala
 Bentuk kepala oval.
 Kulit kepala bersih
4 rambut
 Hitam lurus , tummbuhnya merata.
5 hidung dan telinga
 Bentuk lubang hidung kiri dan kanan simetris.tidak ada cairan dan tidak ada
infeksi pada lubang telinga.
6 mata
 Sclera tidak ikterus , konjungtiva tidak anemis.bala mata simetris
7 mulut dan gigi
 Bentuk datar, atas`dan bawah simetris, bibir anak kering, tidak ada karies,
jumlah gigi 20 buah, tidak ada peradamgan pada tonsil.
8 leher
 Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
9 thoraks
 Bentuk simetris kiri dan kanan pergerakan simetris.
10 abdomen
 Tidak ada kelainan (benjolan)
11. ekstermitas
 Koordinasi gerak baik.
 Data penunjang.
Pemeriksaan laboratorium : anemia.
PENGUMPULAN DATA
 Ibu klien mengatakan cemas.
 Suhu tubuh 39 C
 Denyut nadi 120 dpm
 Berat badan 15 kg
 Ibu klien mengatakan panas
 Klien tampak lemas
 Anoreksia
 Mengigil
 BB menurun
 Anak tampak gelisah dan lemah
 Mual
 Pada pemeriksaan DDR positif
 Ibu klien mengatakan selera makannya menurun
 Panas saat dipalpasi
 Orang tua klien sering bertanya.
KLASIFIKASI DATA
DS :
 Ibu klien mengatakan anaknya panas
 Ibu klien mengatakan cemas
 Ibu klien mengatakan anaknya mual muntah
 Ibu klien mengatakan anaknya kurang nafsu makan.
Do :
 Anoreksia
 Mengigil
 Anak tampak gelisah dan lemah
 Pada pemeriksaan DDR positif
 Denyut nadi 120 dpm
 Suhu tubuh 39 C
 Berat badan 15 kg
 Panas saat palpasi
ANALISA DATA
N SYIMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
O
1 Ds : tubuh t’infeksi Hipertermi
Ibu klien reaksi inflamasi
mengatakan P produksi leukosit
anaknya panas. Memfagosit MO
Do : Leukosit mati
Suhu tubuh 39 C MO mlpskn pirogen, interleukin II
Denyut nadi 120 Ke hipotalamus
dpm Meningkatkan thermostat set paint
Mengigil Hipertermi
Anak tampak
gelisah
Panas saat palpasi
2 Ds : Parasit Plasmodium Nutrisi kurang
Ibu klien Masuk mll darah host dari kebutuhan
mengatakan oleh gigitan anopheles tubuh
anaknya mual menybr sal. Pncrnaan
Do : pe sekresi enzim2 sal.cerna
Berat badan 13 kg. Pe asam lambung
Berat badan Perasaan mual dan muntah
menurun (anoreksia)
Anoreksia Intake nutrisi menurun/kurang
Nutrisi (-) dari kebutuhan tubuh
3 Ds : Hospitalisasi Kecemasan
Ibu klien Informasi in adekuat orang tua
mengatakan cemas Koping keluarga tdk efektif
Do ; Kecemasan orang tua
Orang tua klien
nampak cemas.
Orang tua klien
sering bertanya
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi yang berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan :
Ds :
Ibu klien mengatakan anaknya panas.
Do :
 Suhu tubuh 39 C
 Denyut nadi 120 dpm
 Mengigil
 Anak tampak gelisah
 Panas saat palpasi
2.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake yang
inadekuat ditandai dengan :
Ds :
Ibu klien mengatakan anaknya mual
Do :
 Berat badan 13 kg.
 Berat badan menurun
 Anoreksia
3.Kecemasan orang tua yang berhubungan dengan informasi in adekuat
ditandai dengan :
Ds :
Ibu klien mengatakan cemas
Do ;
Orang tua klien nampak cemas.
Orang tua klien sering bertanya
RENCANA ASUHAN KEPEREWATAN
Nama : An . R diagnosa : malaria
Umur : 4 tahun alamat : Jln. Nasution
N DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN RASIONAL
O
TUJUAN INTERVENSI
1 Hipertermi yang Klien akan 1. kaji vital sign Untuk
berhubungan menunjukan 2. Pantau suhu pasien mengklasifikasikan
dengan proses suhu tubuh (derajat dan pola), intervensi selanjutnya
inflamasi ditandai dalam batas perhatikan menggigil.  Hipertermi
dengan : normal 3. anjurkan pada klien menunjukan
Ds : dengan untuk kompres proses penyakit
Ibu klien criteria : hangat pada daerah infeksius akut.
mengatakan -Suhu tubuh dahi dan ketiak Pola demam
anaknya panas. 36 -37 C 4. anjurkan pada ibu menunjukkan
Do : -Klien tidak klien untuk diagnosis.
-Suhu tubuh 39 C gelisah memakaikan pakaian  Menimbulkan evek
-Denyut nadi 120 tipis yang mudah vasodelatasi
dpm menyerap keringat vaskularisasi
Mengigil 5. anjurkan pada klien sehingga
-Anak tampak untuk memberikan mempercepat
gelisah anaknya banyak proses evaporasi
-Panas saat minum dan menurunkan
palpasi 6. kolaborasi dengan tim panas.
medis untuk  Memberikan rasa
pemberian anti biotic nyanman pada
dan anti piuretik. klien
 Untuk perubahan
cairan dan
mempercepat
penurunan panas
 Pemberian obat
mempercepat
penyembuhan
penyakit.
2 Nutrisi kurang Klien akan1. Kaji riwayat nutrisi,  mengawasi
dari menunjukan termasuk makanan masukan kalori
kebutuhantubuh tanda-tanda yang disukai. Observasi atau kualitas
yang kebutuhan dan catat masukan kekeurangan
berhubungan nutrisi yang makanan klien konsumsi
dengan intake adekuat 2. Anjurkan pada ibu klien makanan
yang inadekuat dengan untuk memberikan  Porsi yang kecil tapi
ditandai dengan : criteria : makanan sedikit tapi sering, membantu
Ds : -selera makan sering dalam memenuhi
-Ibu klien klien 3. beri HE ttg pentingnya nutrisi yang
mengatakan meningkat nutrisi yang adekuat adekuat.
anaknya mual -BB dalam bagi tubuh.  Untuk membantu
Do : batas normal4. Pertahankan jadwal pasien memahami
-Berat badan 13 penimbangan berat pentingnya nutrisi
kg. badan secara teratur. bg tubuh
-Berat badan 5. Observasi dan catat  Mengawasi
menurun kejadian mual/ muntah, penurunan berat
-Anoreksia dan gejala lain yang badan atau
berhubungan efektifitas
6. Diskusikan yang disukai nitervensi nutrisi
klien dan masukan  Gejala GI dapat
dalam diet murni. menunjukan efek
7. kolaborasi rujuk atau anemia (hipoksia)
konsultasi dengan ahli pada organ
gizi.  Dapat
meningkatkan
masukan,
meningkatkan
rasa
berpartisipasi/
control
 Perlu bantuan
dalam
perencanaan diet
yang memenuhi
kebutuhan nutrisi
3 Kecemasanorang Kecemasan 5.kaji tingkat  Menentukan
tua yang orang tua kecemasan intervensi dini
berhubungan hilang atau orang tua.  Memberikan rasa
dengan berkurang 6.dorong dan nyaman setelah
ketidaktahuan dengan anjurkan pada mengungkapkan
tentang masalah criteria : ibu klien untuk masalah.
ditandai dengan : Ibu klien mengungkapkan  Support mental
Ds : mengerti perasaannya dapat membuat
Ibu klien terhadap 7.berukan support ibu lebih rileks
mengatakan penjelasan mental pada ibu  Meningkatkan
cemas yang klien pengetahuan
Do ; diberikan. 8.berikan HE pada kepada klien
-Orang tua klien Ekspresiwaja ibu klien ttg untuk
nampak cemas. h klien penyakit mengurangi
-Orang tua klien nampak anaknya. kecemasan
sering bertanya tenang. klien.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
N TGL D JAM IMPLEMENTASI PARAF JA EVALUASI
0 X M
1 24/01/07 1 08.00 1. mengkaji vital sign S : ibu klien
2. memantau suhu mengatakan
pasien (derajat dan mengerti / paham
pola), perhatikan dengan apa yang
menggigil. dijelaskan /dianjurkan
3. menganjurkan pada 0 : ibu klien tampak
klien untuk kompres tenang dan rileks.
hangat pada A :tujuan tercapai.
daerah dahi dan P : pertahankan dan
ketiak lanjutkan intervensi.
4. menganjurkan pada
ibu klien untuk
memakaikan
pakaian tipis yang
mudah menyerap
keringat
5. menganjurkan pada
klien untuk
memberikan
anaknya banyak
minum
6. mengkolaborasikan
dengan tim medis
untuk pemberian
anti biotic dan anti
piuretik
2 24/01/07 08.45 1. mengkaji riwayat S : ibu klien
nutrisi, termasuk menyatakan
makanan yang mengerti/paham
disukai. Observasi dengan apa yang
dan catat masukan dijelaskan/dianjurkan.
makanan klien O : ibu klien nampak
2. menganjurkan tenang
pada ibu klien untuk A : tujuan tercapai.
memberikan P : pertahankan dan
makanan sedikit lanjutkan intervensi.
tapi sering
3. memberi HE ttg
pentingnya nutrisi
yang adekuat bagi
tubuh.
4. mempertahankan
jadwal
penimbangan berat
badan secara
teratur.
5. mengobservasi dan
catat kejadian mual/
muntah, dan gejala
lain yang
berhubungan
6. mendiskusikan
yang disukai klien
dan masukan
dalam diet murni.
7. mengkolaborasi
rujuk atau
konsultasi dengan
ahli gizi.
3 24/01/07 10.30 1. mengkaji tingkat S : ibu klien
kecemasan mengatakan sedikit
orang tua. lega
2. mendorong dan 0 : ibu klien nampak
anjurkan pada tenang dan rileks
ibu klien untuk A : tujuan tercapai.
mengungkapka P : intervensi
n perasaannya dihentikan.
3. memberikan
support mental
pada ibu klien
4. memberikan HE
pada ibu klien
ttg penyakit
anaknya
BAB 3
Daerah Endemis Malaria di Indonesia

Wilayah Indonesia timur masih tergolong dalam zona merah yang belum bebas
malaria. Padahal target di tahun 2030, seluruh wilayah Indonesia harus terbebas dari
penyakit akibat gigitan nyamuk itu.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis drg R
Vensya Sitohang MEpid mengatakan, sejak zaman Soekarno tahun 1959, Indonesia
endemis malaria. Dampaknya menurunkan kualitas sumber daya manusia, karena
menyebabkan kematian. "Hampir semua wilayah Indonesia timur belum bebas malaria.
Banyak zona merah di Papua, NTT, dan sebagian wilayah Kalimantan," kata Vensya
saat temu media membahas Kebijakan Pencegahan dan Pengobatan Malaria di Kantor
Kementerian Kesehatan RI
Berdasarkan data Annual Parasite Incidence (API) per provinsi tahun 2016,
terdapat 6 besar wilayah yang masih endemis malaria dan masuk ke dalam zona
merah. Antara lain Papua (39,93 persen), Papua Barat (10,20 persen), NTT (5,17
persen), Maluku (3,83 persen), Maluku Utara (2,44 persen) dan Bengkulu (1,36
persen).

Anda mungkin juga menyukai