Anda di halaman 1dari 3

RESUME

KULTUR JARINGAN
(Tanaman Kultur Sebagai Peluang Usaha)

SRI FEBRIANI MASDI


191051301052

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
Pisang termasuk ke dalam famili Musaceae merupakan tanaman buah tropis yang
paling digemari oleh sebagian besar masyarakat dunia karena rasanya enak, nilai gizinya
tinggi, relatif murah dan mudah diperoleh. Menurut FAO produksi pisang dunia didominasi
oleh lima negara, yaitu India, Brazil, China, Filipina, dan Equador. India menduduki
peringkat pertama dengan rata-rata produksi sebesar 15,54 juta ton per tahun dan
memberikan kontribusi sebesar 21,26% terhadap total produksi pisang dunia, sedangkan
Indonesia menduduki peringkat keenam dengan kontribusi sekitar 6,6% dan rata-rata
produksi sekitar 4,85 juta ton/tahun. Permintaan ini terus meningkat sesuai dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat, sehingga pada tahun 2010
untuk kebutuhan lokal saja telah diproyeksikan sebesar 5,62 juta ton dengan rata-rata
pertumbuhan 4,06%. Meningkatnya permintaan ini mendorong para petani ataupun pelaku
usaha agribisnis untuk membudidayakan pisang secara komersial pada skala usaha yang
lebih luas, baik untuk memenuhi pasar lokal maupun ekspor. Pasar internasional menuntut
kualitas buah yang prima dan seragam yang pada gilirannya juga sangat membutuhkan bibit
unggul yang seragam dan berkualitas pula. Untuk mengatasi kondisi ini maka teknik kultur
jaringan merupakan alternatif yang mempunyai prospek yang baik untuk pengadaan bibit
pisang di masa sekarang dan yang akan datang.
Di Indonesia, pisang merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi. Oleh karena
jenisnya yang beranekaragam, pisang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat mulai dari
bentuknya yang berupa pangan seperti pisang goreng, jumput-jumput pisang, kolak pisang,
dan lain sebagainya. Pisang juga dimanfaatkan dalam pembuatan kerajinan rakyat seperti
anyaman topi, tas, dan lainnya. Di Provinsi Bali, pisang merupakan komoditas yang sangat
diperlukan ketika Hari Raya Agama Hindu tiba.  Sedangkan di Propinsi Kalimantan
Selatan, merupakan salah satu daerah produksi yang wilayah potensial dikembangkannya
tanaman pisang, seperti pisang menurun (kapok), pisang mauli(uli), pisang talas dan pisang
raja. Pisang kepok dan talas sering dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk kolak pisang
atau pisang goring, sedangkan pisang mauli (uli) sering dihidangkan sebagai pencuci mulut
dalam acara selamatan dan perkawinan.
Salah satu koperasi di Lampung yaitu koperasi Tani Hijau Makmur melaporkan
bahwa permintaan pasar dalam negeri untuk pisang mencapai 3.000 kardus perminggu,
sedangkan yang bisa dipasok oleh daerah tersebut hanya 500 kardus perminggu, yang
artinya masih ada peluang pasar sekitar 6 kali lipat dari pemasok sekarang, yang
menandakan baha potensi pasar untuk pisang sangat luar biasa. Sedangkan potensi pasar
luar negeri menurut koperasi tersebut juga sangat besar, salah satu contohnya permintaan
pasar Singapura sebanyak 1 kontainer atau sekitar 5.6 ton per mingu dan Cina sebanyak 2
kontainer sekitar 10 ton lebih, sehingga dapat dikatakan bahwa peluangnya hampir 15 kali
lipat.
Dalam proses kultur jaringan pisang, bagian yang biasanya digunakan adalah tunas
bonggol atau tunas dari anakan yang berukuran 40-100 cm dari pohon pisang yang pernah
berbuah. Eksplan yang sudah terpilih dibersihkan dan dipotong-potong kurang lebih 1 cm2
lalu rendam dengan air sabun selama 20-30 menit yang kemudian dimasukkan kedalam
adah steril untuk di sterilkan. Setelah disterilisasi, eksplan kemudian ditanam pada media
media dasar MS yang mengandung BAP 2-5 mg/l, sukrosa 20 g/l. Sebagai bahan pengeras
diberikan agar swallow 8 g/l. Selanjutnya biakan disimpan di dalam ruang kultur dengan
intensitas cahaya 800-1000 lux selama 16 jam pada temperatur 20-220 derajat celcius. Pada
kondisi ini tunas akan bermultiplikasi antara 3-5 kali lipat setiap bulan tergantung
varietasnya, sehingga dalam satu tahun dari 1 eksplan dapat dihasilkan sekitar 125.000-
6.700.000 planlet tergantung tingkat kontaminasi yang terjadi. Setelah tunas dapat
dilipatgandakan maka saatnya biakan dipindahkan ke dalam media perakaran Setelah
biakan di dalam botol memiliki pertumbuhan dan perakaran yang sempurna (biasanya 8-10
bulan), maka biakan pisang sudah saatnya dikeluarkan dari botol untuk ditanam di rumah
kaca. 1-2 hari sebelum ditanam di polibag sebaiknya botol sudah dipindahkan ke rumah
kacan dengan tujuan penyesuaian lingkungan (hardening), kemudian bibit dikeluarkan dari
botol. Selanjutnya bibit ditanam pada polibag. Pemeliharaan bibit pisang di rumah kaca
memerlukan waktu 4-6 minggu sebelum siap ditanam ke lapangan atau kirakira tinggi bibit
mencapai 30-40 cm. Selanjutnya bibit pisang kultur jaringan tersebut siap ditanam pada
lubang-lubang yang telah diberi pupuk kandang sebelumnya dan siap dipanen pada umur
11-14 bulan. Jika pengelolaan kebun cukup baik setiap hektar dapat menghasilkan buah 70-
100 ton/ha.

Anda mungkin juga menyukai