Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL BIODIVERSITAS

BANK BENIH

DISUSUN OLEH :

ADZANI GAISANI ARDA 165100500111031

RATNA DWI APRILIA 165100501111003

KELAS Q

BIOTEKNOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
Bank Benih

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alamnya dan bahkan
pernah menjadi negara yang berswasembada, hingga mendapat julukan Macan Asia.
Sumberdaya alam yang melimpah, artinya tingkat keanekaragaman genetik tanaman yang
ada di Indonesia pun juga sangat tinggi. Kenanekaragaman genetik ini merupaan modal
utama untuk menghasilkan varietas unggulan. Semakin tinggi tingkat varietas genetik yang
ada, peluang pembentukan vaietas unggul semakin besar.

Namun, semenjak revolusi hijau tahun 1970an, varietas-varietas lokal baik tanaman
pangan maupun holtikultura yang ada mulai tererosi dengan banyaknya varietas unggul
bermunculan. Masalah mulai berdatangan ketika varietas lokal tidak lagi dibudidayakan
karena dianggap tidak menguntungkan. Hal ini tentunya akan mengurangi tingkat
biodiversitas tanaman. Tetapi, jika ditelusuri lebih lanjut, varietas lokal masih memungkinkan
untuk dimanfaatkan dan dilakukan penelitaian lanjutan. Alasan lainnya yaitu, seringkali gen-
gen pertahanan terhadap suatu penyakit hanya dapat ditemukan pada satu varietas
tanaman, yang dikenal sebagai landrace, yang secara terbatas hanya dapat dikembangakan
di suatu lokasi kecil di dunia. Keanekaragaman ini seringkali penting bagi indutri pertanian
dalam usaha untuk memelihara dan meningkatkan produktivitas tinggi tanaman modern,
serta penting dengan bereaksi dengan lingkungan yang berubah-ubah seperti hujan asam,
pola cuaca yang berubah-ubah, serta kondisi tanah.

Belajar dari pengalaman masa lalu dan kondisi yang akan dihadapi saat ini, sudah
selayaknya sektor pertanian menjadi sektor unggulan dalam menyusun strategi
pembangunan nasional. Kita sangat senang dengan pilihan pemerintah untuk memberikan
perhatian pada sektor pertanian, karena memang itulah kekuatan negeri ini, tidak mungkin
pertanian kita akan maju tanpa adanya keterpihakan dari pemerintah. bangsa ini akrab dan
mengenal betul pertanian. Sektor pertanian haruslah diposisikan sebagai sektor andalan
perekonomian nasional. Hal ini sejalan dengan prioritas pembangunan ekonomi Kabinet
Indonesia Bersatu, dimana salah satunya adalah Revitalisasi Pertanian dan Perdesaan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan konservasi plasma nutfah tanaman salah satunya
yaitu dengan pengembangan bank gen atau bank benih.

Bank gen merupakan tempat diamana bahan biologis dikumpulkan, disimpan, di


katalog dan dibuat siap untuk redistribusi. Peran utama bank gen adalah untuk melestarikan
keanekaragaman genetik, dalam bentuk biji atau stek pada tanaman yang bereproduksi
secara vegetatif. Bank gen merupakan salah satu konservasi ex situ, karena bahan biologis
yang dilestarikan diluar habitat asli. Sebagai contoh, 100.000 atau lebih sampel beras dan
kerabat, yang dikumpulkan dari seluruh dunia dan dipelihara oleh International Rice
Research Institute di Filipina.

Benih yang disimpan merupakan benih tanaman pangan yang saat ini sedang ditanam
dan benih tumbuhan langka yang terancam punah. Benih tanaman pangan disimpan
dengan alasan yang beragam, mulai dari preservasi varietas tertentu, seperti
varietas kerabat liar tanaman pertanian yang mungkin memiliki kode genetik yang
bermanfaat untuk kondisi iklim dan tanah tertentu. Benih juga disimpan ketika bencana
seperti wabah hama dan penyakit tanaman, peperangan, dan kekeringan terjadi di dunia
dan menghabisi tanaman pangan. Bank benih bersifat tertutup dan hanya dapat diakses
oleh beberapa orang tertentu saja( umumnya ilmuwan pertanian).

Agar variasi genetik spesies dapat terwakili, benih dikumpulkan dari beragam populasi
terkait, atau dari seluruh daerah spesies tersebut tersebar. Sebelum dikecambahkan, benih
benih disimpan dalam suhu rendah dan kering untuk disimpan dalam jangka waktu yang
lama. Untuk penyimpanan jangka menengah (20 sampai 30 tahun), biji dipertahankan pada
suhu sederhana 5 C dan untuk penyimpanan jangka panjang (hingga 100 tahun) disimpan
pada -18 sampai -20 C. Benih harus secara berkala diperiksa untuk kelangsungan hidup
dan bahan regenerasi untuk mengisi koleksi dengan benih dan penanaman bahan segar.

Tidak diketahui kapan tepatnya koleksi sumber daya genetik tanaman di dunia dimulai.
Pengumpulan dan pelestarian tanaman telah dilakukan sejak ratusan tahun lalu. Namun,
pelopor terbesarnya adalah akademisi Rusia, Nikolai Ivanovich Vavilov (1887-1943). Dalam
serangkaian ekspedisinya, Vavilov beserta murid-muridnya mengumpulkan lebih dari
250.000 aksesi tanaman dari seluruh dunia. Vavilov jatuh busuk saar rezim Stalin tapi
namanya telah lama dihormati baik di N. I. Vavilov Institut Tanaman Industri (VIR) di St
Petersburg, salah satu bank gen terpenting di dunia.

Saat ini, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO)


memperkirakan setidaknya hingga tahun 2005, terdapat sekitar 13.000 bank gen di seluruh
dunia dengan 6 juta aksesi. Beberapa bank gen yang sangat aktif dan berkualitas adalah
National Seed Storage Laboratory (NSTL-USA), Plant Genetic Resources Canada (PGRC),
Institut fur Pflanzegenetik und Kulturpflanzenforschung Gatersleben (IPK-Jerman), IRRI
(Filipina) untuk padi, AVRDC (Taiwan) untuk sayuran, ITTA (Nigeria) untuk ubiubian, CIP
(Peru) untuk kentang, CIMMYT (Brasil) untuk jagung, dan CIAT (Kolombia) untuk ubi kayu.

Namun, tidak semua jenis benih tanaman dapat disimpan di dalam bank gen. Jenis
benih yang dapat disimpan adalah jenis benih ortodoks. Benih ortodoks tidak mati walaupun
dikeringkan sampai kadar air yang relatife sangat rendah dengan cara pengeringan cepat
dan juga tidak mati walau disimpan dalam keadaan suhu yang relative rendah. Contoh benih
ortodoks antara lain seperti jagung, padi, dan kacang hijau. Benih rekalsitran seperti
tanaman buah-buahan tidak cocok untuk ditempatkan di dalam bank gen. Benih yang
bersifat rekalsitran, akan mati jika kadar airnya diturunkan sebelum mencapai kering dan
tidak tahan di tempat yang bersuhu rendah.
Idealnya, bank gen harus memenuhi tiga kriteria. Yang pertama yaitu, memiliki akses
jangka panjang, menduplikasi dan regenerasi bahan yang diperlukan, serta memiliki
kapasitas untuk mendokumentasikan dan menyimpan informasi tentang bahan tanaman
dalam koleksi

Namun, pada tahun 1998, 75 negara mengatakan mereka memiliki fasilitas untuk
menyimpan benih dalam jangka menengah atau panjang - tapi kurang dari setengah (35) ini
mampu memenuhi disepakati standar manajemen internasional. Sisanya melaporkan
kurangnya fasilitas untuk benih pengeringan, masalah dalam peralatan mempertahankan,
dan pasokan listrik tidak dapat diandalkan. Lain 56 negara mengatakan bahwa fasilitas
mereka hanya cocok untuk pendek untuk penyimpanan jangka menengah.

Menyinggung masalah bank benih di Indonesia, pada tanggal 22 Juni tahun 2009 lalu,
SPI (Serikat Petani Indonesia) mendirikan Bank Benih SPI yang berlokasi di desa
Ciberureum , Situ Leutik, Dramaga, Bogor.Peresmian ini dihadiri oleh staf dan beberapa
keta departemen dari DPP SPI, direktur ICBB (Indonesian Centre for Biodiversity and
Biotechnology), kepala desa Dramaga,serta anggota SPI cabang Bogor dan masyarakat
setempat. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya konkret perjuangan pembaruan
agraria oleh kaum tani.

Begitupun pada tanggal 11-13 Juli 2012, telah berkumpul para petani pemulia Benih
dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat pada acara sarasehan jaringan petani
nasional yang bertempat di Kantor ICBB(Indonesian Centre for Biodiversity and
Biotechnology) Bogor. Pertemuan ini dimaksudkan untuk merespon hilangnya benil lokal
yang ada di Indonesia, serta pembentukan Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI).
Organisasi ini dipimpin oleh Bapa DR Andreas dari IPB, serta dibantu oleh perwakilan
berbagai ormas petani, peneliti, dan NGO (organisasi non pemerintah) yang fokus pada
upaya mewujudkan kedaulatan benih.

Walaupun masih terdapant poin plus dan minus bank benih, hal ini merupakan salah
satu cara bentuk konservasi plasma nutfah. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut ataupun
teknologi alternatif lainnya agar semua benih dapa dikonservasikan demi menghaindari
kepunahan. Bank benih dapat melindungi varietas-varietas lokal dari ancaman dunia luar
yang sebagian besar diakibatkan oleh ulah manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Eko B. Walujo. 2011. Keanekaragaman Hayati Untuk Pangan. Herbarium Bogoriense,


Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Disampaikan pada
Konggres Ilmu Pengetahuan Nasional X. Jakarta, 8 10 Nopember 2011. Jakarta.
Dalam
http://www.opi.lipi.go.id/data/1228964432/data/13086710321320841770.makalah.pdf.
Diakses pada tanggal 9 Januari 2017, pukul 21.11 WIB.

Hawtin, Geoffrey C. dan Jeremy Cherfas. 2003. Plant Genebanks: Food Security dalam
http://www.actionbioscience.org/biodiversity/hawtin_cherfas.html. Diakses pada tanggal
7 Januari 2017, pukul 20.30 WIB.
IIP Digital. 2004. Gene Banks Help Maintain Global Biodiversity dalam
http://iipdigital.usembassy.gov/st/english/texttrans/2004/10/20041020142904ballennocc
m0.8963739.html#axzz4V5NwZlSw. Diunduh pada tanggal 7 Januari 2017, pukul 20.35
WIB.

Indrawan, Mochammad., Richard B. Primark., Jatna Supriatna. 2007. Biologi Konservasi


dalam
https://books.google.co.id/books?id=FYfkdv4VGQgC&printsec=frontcover&dq=biologi+k
onservasi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiuvObCuLXRAhXCNI8KHW9lDrUQ6AEIGTAA#v
=onepage&q=biologi%20konservasi&f=false. Diakses pada tanggal 9 Januari 2017,
pukul 22.30 WIB.

Munif, Abdul. 2009. Strategi Pencapaian Swasembada Beras dan Peningkatan Daya Saing
Komoditas Pertanian dalam
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/76557/1/ART2009_ABM.pdf.
Diakses pada tanggal 10 Januari 2017, pukul 22.00 WIB.

Supriatna, Jatna. 2008. Melestarikan Alam Indonesia dalam


https://books.google.co.id/books?id=VX0crY5PkFYC&printsec=frontcover&dq=melestari
kan+alam+indonesia&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi61KLPq7XRAhUeSI8KHasNBYgQ6
AEIGTAA#v=onepage&q=melestarikan%20alam%20indonesia&f=false. Diakses pada
tanggal 9 Januari 2017, pukul 22.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai