Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perempuan saat ini memiliki peran yang cukup beragam, mulai pendidik sampai karir.
Tidak dapat dipungkiri, saat ini perempuan banyak yang berperan sebagai laki-laki yang
memberikan nafkah keluarga. Dunia kerja yang selama ini selalu dianggap milik laki-laki
sebagai dunia publik mulai mendapat “penghuni” baru yang namanya perempuan yang
selama ini selalu diasumsikan “menghuni” dunia domestik, dunia “rumahan” (Astuti 2011 :
114 ).

Dalam menjalai kehidupan individu pasti akan selalu dihadapkan dengan berbagai
macam permasalahan. Begitu juga saat dalam membina rumah tangga (Keluarga), tidak akan
terlepas dari masalah, bahkan masalah yang dihadapi akan semakin kompleks. Namun 
berbagai macam permasalahan itu akan dapat diminimalisisir dengan upaya-upaya preventif
dari seluruh anggota keluarga terutama orang tua agar masalah tersebut tidak mengakibatkan
konsekuensi yang berarti.

Orang tua merupakan model utama bagi seorang anak, anak akan cenderung meniru
segala hal yang berada disekitarnya termasuk apa  yang orang tua contohkan kepada anak,
karena itu orang tua harus memberikan pendidikan dan pola asuh yang benar terhadap anak.
Memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangan nya dan berupaya
memfasilitasi kebutuhan anak demi tumbuh kembang anak secara optimal. Jika
perlakuan/pola asuh orang tua tepat kepada seorang anak, memberikan kasih sayang dan
perhatian secara adil dan seimbang maka tumbuh kembang anak akan bekembang secara baik
tanpa ada masalah-masalah yang mengancam kehidupannya. Namun jika pendidikan dan
pola asuh orang tua salah terhadap anak, maka hal itu akan berakibat buruk terhadap
perkembngan anak.

Keluarga yang mampu mengembangkan kehidupannya dengan selalu memegang


prinsip-prinsip nilai yang kuat, dan senantiasa menjaga komunikasi antar anggota keluarga
dan sabar dalam menghadapi setiap masalah serta mampu meminimalisisr pengaruh negatif
yang  dapat menyebabkan kekacauan dalam keluarga maka keluarga tersebut mempunyai
ketahanan keluarga yang kuat.
Dalam hal membantu individu-individu untuk membentuk keluarga yang sakinah,
sejahtera dan mempunyai ketahanan keluarga yang kuat Layanan Bimbingan konseling
mampu memberikan pelayanan melalui layanan Konseling Keluarga (Family Counseling),
yang bertujuna untuk membntu keluarga melakukan usaha-usaha preventif agar terhindar dari
masalah penyebab kekacauan rumah tangga, ataupun membantu menyelesaikan/
memperbaikai komunikasi dalam sistem keluarga yang terganggu.

Oleh karena itu didalam makah ini kami memaparkan tentang Ketahanan Keluarga
serta  bagaimana Layanan Konseling Keluarga berperan dalam membantu menciptakan
ketahanan keluarga.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Konsep Pemberdayaan Perempuan ?
2. Apa yang dimaksud dengan Ketahanan Keluarga ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa arti dari konsep pemberdayaan perempuan
2. Untuk mengetahui arti dari ketahanan keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP PEMBERDAYAAN PEREMPUAN


Definisi pemberdayaan dalam arti sempit, yang berkaitan dengan sistem pengajaran
antara lain dikemukakan oleh Merriam Webster dan Oxford English Dictionary
kata”empower” mengandung dua arti. Pengertian pertama adalah to give power ofauthority
dan pengertian kedua berarti to give ability to or enable.Dalam pengertian pertama diartikan
sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuasaan, atau mendelegasikan otoritas ke pihak
lain.

Pengertian kedua, diartikan sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau


keberdayaan. Proses pemberdayaan dalam konteks aktualisasi diri berkaitan dengan upaya
untuk meningkatkan kemampuan individu dengan menggali segala potensi yang dimiliki oleh
individu tersebut baik menurut kemampuan keahlian (skill) ataupun pengetahuan
(knowledge). Seseorang tokoh pendidikan, Paulo Freire, berpendapat bahwa pendidikan
seharusnya dapat memberdayakan dan membebaskan para peserta didiknya, karena dapat
mendengarkan suara dari peserta didik.Yang dimaksud suara adalah segala asprasi maupun
segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut.

Konsep pemberdayaan (empowerment) dilihat dari perkembangan konsep dan


pengertian yang disajikan dalam beberapa catatan kepustakaan, dan penerapannya dalam
kehidupan masyrakat.Pemahaman konsep dirasa penting, karena konsep ini mempunyai akar
historis dari perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan barat.Perlu upaya
mengaktualisasikan konsep pemberdayaan tersebut sesuai dengan alam pikiran dan
kebudayaan Indonesia.Empowerment hanya akan mempunyai arti kalau proses
pemberdayaan 15 menjadi bagian dan fungsi dari kebudayaan, baliknya menjadi hal yang
destruktif bagi proses aktualisasi dan koaktualisasi aksestensi manusia.

Pada intinya pemberdayaan adalah membantu klien untuk memperoleh daya untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan terkait dengan diri
mereka termasuk mengurangi hambatan pribadi dan sosial. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki
antara lain dengan transfer daya dari lingkunganya. (Prijono dan Pranaka, 2016: 2-8)

Pemberdayaan Permpuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai


kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Pemberdayaan
perempuan sebagai sumber daya insani, potensi yan dimiliki perempuan dalam hal kuantitas
maupun kualitas tidak dibawah laki-laki. Namun kenyataannya masih dijumpai bahwa status
perempuan dan peranan permpuan dalam masyarakat masih bersifat subordinatif dan belum
sebagai mitra sejajar dengan laki-laki.

Tujuan Pemberdayaan Manusia

Tujuan pemberdayaan perempuan adalah Untuk meningkatkan status, posisi dan


kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setrara dengan  laki-laki, Untuk
membangun anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan bertaqwa serta terlindungi.
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan
masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak
dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian masyarakat adalah
merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk
memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai
pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang
terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan mengerahkan
sumberdaya yang di miliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut.

2.2 KONSEP KETAHANAN KELUARGA


Pengertian Ketahanan Keluarga

1. Ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk mengelola sumber daya dan
masalah yang dihadapi keluarga agar keluarga sejahtera yaitu terpenuhinya kebutuhan
seluruh anggota keluarga (Sunarti 2017).
2. Ketahanan keluarga menurut UU No. 10 Tahun 1992 merupakan kondisi dinamik
suatu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan, serta mengandung kemampuan
fisk-material dan psikis mental spiritual guna hidup mandiri, dan mengembangkan diri dan
keluarganya untuk hidup harmonis dan meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin
(BKKBN 1992).
Komponen Ketahanan Keluarga

a. Ketahanan Fisik

Ketahanan fisik berkaitan dengan kemampuan ekonomi keluarga yaitu kemampuan anggota
keluarga dalam memperoleh sumber daya ekonomi dari luar sistem keluarga untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan.

b. Ketahanan Sosial

Merupakan kekuatan keluarga dalam penerapan nilai agama, pemeliharaan ikatan dan
komitmen, komunikasi efektif, pembagian dan penerimaan peran, penetapan tujuan serta
dorongan untuk maju, yang akan menjadi kekuatan dalam menghadapi masalah keluarga
serta memiliki hubungan sosial yang positif.

c. Ketahanan Psikologis

Kemampuan anggota keluarga untuk mengelola emosinya sehingga menghasilkan konsep diri
yang positif dan kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan dan pencapaian tugas
perkembangan keluarga.Kemampuan mengelola emosi dan konsep diri yang baik menjadi
kunci dalam menghadapi masalah-masalah keluarga yang bersifat non fisik (masalah yang
tidak berkaitan dengan materi seperti masalah kesalahpahaman, konflik suami dan istri, dsb).

Fungsi Keluarga

1. Fungsi keagamaan
2. Fungsi Sosial Budaya
3. Fungsi Cinta Kasih
4. Fungsi Melindungi
5. Fungsi Reproduksi
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
7. Fungsi Ekonomi
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Tugas Keluarga

Keluarga memiliki tugas dasar, tugas perkembangan dan tugas krisis yang harus dijalani
dengan sukses agar mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pemberdayaan Permpuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai
kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Pemberdayaan
perempuan sebagai sumber daya insani, potensi yan dimiliki perempuan dalam hal kuantitas
maupun kualitas tidak dibawah laki-laki. Namun kenyataannya masih dijumpai bahwa status
perempuan dan peranan permpuan dalam masyarakat masih bersifat subordinatif dan belum
sebagai mitra sejajar dengan laki-laki. Tujuan pemberdayaan perempuan adalah Untuk
meningkatkan status, posisi dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang
setrara dengan  laki-laki, Untuk membangun anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan
bertaqwa serta terlindungi.

Ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk mengelola sumber daya dan
masalah yang dihadapi keluarga agar keluarga sejahtera yaitu terpenuhinya kebutuhan
seluruh anggota keluarga (Sunarti 2017).

3.2 Saran

Semoga dengan adanya pemberdayaan perempuan dan ketahanan keluarga,


Perempuan di Indonesia dapat diberdayakan agar dapat setara dan juga adanya ketahanan
dalam keluarga

Anda mungkin juga menyukai