Anda di halaman 1dari 7

Tobias Brian Anindito (151180082)

Bahan utama : Clive Archer, International Organizations 3rd Edition, Role and Function
of International Organizations, 2001, hlm 65-111

Critical Review

International Organizations 3rd Edition, Role and Function of International

Organizations

Chapter 3 : Roles of Organizations, functiond of International Organization,


Global Governance, and Conclusions.

Setelah perang dunia kedua, organisasi internasional ditempatkan sebagai


fenomena sejarah yang berevolusi. Tujuan dan aktivitas yang dilakukan oleh
organisasi internasional digunakan untuk mengklasifikasikan mereka dan lebih
digunakan untuk internal dari organisasi organisasi internasional yang
merepresentasikan apa yang menjadi tugas mereka menurut pendiri mereka.
Dalam buku ini menyebutkan bahwa organisasi internasional setelah berevolusi,
organisasi internasional juga masuk kedalam urusan politik yang didalamnya
berhubungan langsung dengan masyarakat, kelompok, bisnis, serta negara. Dari
tujuan dan kegiatan mereka itu dapat diasumsikan menurut Clive Archer bahwa
organisasi internasional memiliki peran penting dalam hubungan internasional.

Dalam bukunya (Clive Archer 2001), menyebutkan bahwa sifat dari


sebuah sistem akan mempengaruhi penilaian atau pandangan terhadap peran dan
fungsi dari sebuah organisasi internasional. Dengan kata lain sistem internasional
lah yang membentuk fungsi dan peran yang dilakukan oleh organisasi
internasional sehingga berpengaruh juga terhadap tujuan dan aktivitas dari
organisasi internasional. Sistem yang ada dalam dunia internasional tidak
memiliki fungsi controling terhadap penguasa dan keanarkisan dalam arti tanpa
keberadaan pemerintahan.

Pengaturan yang ada dimasa sekarang masih menjadi polemik karena akan
dimungkinkan suatu sistem akan terus berkembang mengikuti perkembangan
Tobias Brian Anindito (151180082)
Bahan utama : Clive Archer, International Organizations 3rd Edition, Role and Function
of International Organizations, 2001, hlm 65-111

zaman. Namun, interpretasi yang ada juga dapat menjadi berbagai evaluasi yang
dapat mengembangkan organisasi internasional. Clive Archer (2001) juga
menyebutkan bahwa jika sistem saat ini dipandang sebagai hasil yang perlu dan
berkelanjutan dari politik kekuasaan, maka setiap lembaga internasional akan
memiliki aspek yang agak terbatas dan hanya akan dapat memperbaiki
konsekuensi yang tidak diinginkan dari hubungan antar negara yang berdaulat.
Untuk memperkuat argumennya, Clive Archer (2001) mengutip jika sistem
kontemporer ditafsirkan sebagai masyarakat internasional (Bull 1977), maka
peran organisasi internasional akan dilihat sebagai bagian dari lembaga yang
mendukung tatanan seperti itu.

Sebagai pembanding, penulis menggunakan tulisan oleh MN Barnet &


Martha Finnemore (1999) yang didalam artikelnya yang berjudul “The Politics,
Power, and Pathologies of International Organizations” mempertanyakan apakah
organisasi internasional yang ada sudah melakukan apa yang menjadi keinginan
dari para pendiri mereka? Apalagi dengan organisasi internasional yang semakin
banyak.

MN Barnet dan Martha Finnemore (1999) menyatakan bahwa menurut


Weberian birokrasi dan institusionalisme sosiologi dapat membentuk kebiasaan
yang dilakukan oleh organisasi internasional. Otoritas hukum yang diwujudkan
oleh organisasai internasional membuat mereka memiliki kekuatan yang
independen dari negara negara anggota mereka dan menyalurkannya kearah yang
lain (MN Barnet & Martha Finnemore 1999). Menurut penulis hal ini
mengakibatkan adanya kecenderungan sebuah organisasi internasional tidak
responsif terhadap lingkungan mereka dan sibuk dengan aturan yang mereka buat
sehingga mengorbankan apa yang seharusnya menjadi fokus mereka sehingga,
kinerja dari organisasi internasional itu sendiri menjadi tidak efisien dan terjadi
disfungsional.

Dalam bukunya Clive Archer (2001) juga menekankan bahwa terdapat


peranan yang dapat dilakukan oleh organisasi internasional ada tiga yaitu, Peran
Tobias Brian Anindito (151180082)
Bahan utama : Clive Archer, International Organizations 3rd Edition, Role and Function
of International Organizations, 2001, hlm 65-111

instrumen, arena dan aktor. Dalam setiap peran instrumen yang dimaksud adalah
instrumen yang digunakan oleh anggota dalam organisasi internasional untuk
tujuan tertentu terkhusus untuk IGO dimana anggota adalah negara yang berdaulat
sehingga dapat membatasi atau mengontrol tindakan yang dilakukan oleh
organisasi internasional tersebut. Arena, peran arena yang dimaksud adalah forum
untuk organisasi internasional melakukan aksinya, dalam hal ini tentu saja
menyediakan tempat bagi anggota untuk berdiskusi, berdebat, bekerja sama atau
hanya berkumpul bersama. Peran Aktor disini adalah adanya aktor yang
independen dalam sebuah organisasi internasional.

Menurut MN Barnet dan Martha Finnemore (1999) Semua organisasi


memiliki budaya mereka sendiri (atau budaya) yang membentuk perilaku mereka.
Dampak dari budaya birokrasi, bagaimanapun, tidak perlu adanya disfungsional.
Memang, budaya organisasi tertentu mungkin dihargai dan secara aktif
dipromosikan sebagai sumber perilaku “baik”, sebagai mahasiswa budaya bisnis
tahu dengan sangat baik. Organisasi budaya terkait dengan perilaku “baik” dan
“buruk”, sama, dan dampak dari perilaku organisasi adalah pertanyaan empiris
yang akan diteliti. Barnet ingin menunjukan bahwa perilaku organisasi atau tujuan
serta aktivitas mereka dibentuk dari budaya yang mereka bentuk sendiri atau
dengan kata lain latar belakang yang membentuk organisasi internasional tersebut.
Sehingga dengan adanya budaya birokrasi yang melatarbelakangi mereka akan
meminimalisir adanya disungsional didalam organisasi internasional tersebut
mencapai tujuan mereka terutama yang ditekankan Barnet adalah tujuan sosial.

Dengan studi sosiologi dan antropologi Barnet menganalisis dan


mendiagnosa bahwa ada lima mekanisme budaya birokrasi yang dapat
berkembang didalam organisasi internasional yaitu : irasionalitas rasionalisasi,
universalisme, normalisasi Deviance, isolasi organisasi, dan kontestasi budaya.
Tiga mekanisme yang ditulis diawal menurut barnet menggambarkan dari fitur
birokrasi itu sendiri.
Tobias Brian Anindito (151180082)
Bahan utama : Clive Archer, International Organizations 3rd Edition, Role and Function
of International Organizations, 2001, hlm 65-111

Birokrasi yang dimaksud oleh Barnet adalah penentu kebijakan


internasional sebagai contoh adalah IMF. IMF dalam membantu negara negara di
Asia secara finansial namun ada kebijakan kebijakan dari IMF sendiri yang harus
dipatuhi oleh peminjam dana dari IMF. Banyak kritikus dari penanganan IMF
tentang krisis keuangan Asia berpendapat bahwa IMF tidak tepat menerapkan
formula standar pemotongan anggaran ditambah tinggi suku bunga untuk
memerangi cepat penyusutan mata uang tanpa menghargai hal yang bersifat lokal
dalam penyebab penyusutan.

Penulis menganalisis bahwa terdapat perbedaan yang terlihat jelas dari


studi yang dilakukan baik di buku Archer atau Artikel Barnet. Archer melihat dari
segi sistemik sehingga bisa melihat sistem yang berlaku didunia internasional
mempengaruhi terbentuknya suatu organisasi internasional. Sedangkan Barnet
menggunakan studi sosiologis dan antropologis yang dengan tegas melihat bahwa
kebiasaan kebiasaan dari organisasi internasional bisa dibentuk karena adanya
birokrasi dan institusional yang bersifat sosiologis. Dalam studi yang dilakukan
jelas terlihat perbedaannya Barnet lebih menekankan pada output yang seharusnya
didapat oleh masyarakat internasional dengan adanya tujuan sosial dan aktivitas
dari organisasi internasional.

Menurut penulis, dalam pemaparan Archer terutama soal pengaturan yang


ada di dunia internasional masih belum jelas karena dikatakan pengaturan masih
dimungkinkan untuk berkembang mengikuti perkembangan zaman. Sedangkan
menurut Barnet pengaturan dikuasai oleh birokrasi karena birokrasi dapat
mengatur sistem ada.

Tulisan dari Barnet menurut penulis lebih menekankan pada realita,


dikuatkan dengan menuliskan bahwa banyak terjadi disfungsi serta
ketidakefisiensian dalam pelaksanaan organisasi internasional. Sedangkan Archer
menekankan apa yang seharusnya dilakukan dan dialami oleh organisasi
internasional.
Tobias Brian Anindito (151180082)
Bahan utama : Clive Archer, International Organizations 3rd Edition, Role and Function
of International Organizations, 2001, hlm 65-111

Barnet dengan analisa sosiologinya juga melihat dengan aspek budaya,


karena menurutnya sebuah organisasi memiliki suatu budaya dan dalam
pengambilan keputusan oleh organisasi internasional juga harus
mempertimbangkan aspek budaya tersebut. Dalam analisa Archer tidak ada hal
yang berhubungan dengan aspek budaya padahal menurut penulis aspek budaya
sangat penting karena organisasi internasional ada yang beranggotakan negara
yang berdaulat seperti yang disebut Archer dan berhadapan juga dengan negara
negara.

Namun dalam analisa Archer memiliki kelebihan dalam analisis peran


organisasi internasional dengan membaginya kedalam tiga peran yaitu peran
instrument, area, dan aktor. Dalam analisis Barnet sangat sedikit disinggung
mengenai peran organisasi internasional tersebut dan malah lebih banyak
menyinggung mengenai kekuatan yang dimiliki oleh organisasi internasional serta
sumber dari kekuatan tersebut.

Ada beberapa kesamaan dalam dua tulisan tersebut, kedua tulisan tersebut
membahas mengenai kekuatan yang besar yang dimiliki oleh organisasi
internasional sehingga pengaruhnya dapat dirasakan oleh masyarakat internasional
baik secara langsung atau tidak langsung. Selain itu dalam kedua tulisan tersebut
sama sama menyebutkan bahwa ada pengaruh penting juga dari masyarakat
internasional jika Archer lebih kepada masyarakat internasional sebagai sistem
yang dapat mengatur organisasi internasional maka Barnet lebih menitik beratkan
pada masyarakat internasional yang harus menerima output yang keluar dari
organisasi internasional.

Dapat disimpulkan dari beberapa studi yang penulis ambil dari kedua
tulisan tersebut bahwa organisasi internasional mempunyai kekuatan yang besar
baik dari sistemnya maupun pengaruhnya kepada masyarakat internasional. Dan
juga organisasi internasional selain harus memperhatikan peranannya juga harus
memperhatikan aspek budaya serta birokrasi karena organisasi internasional selain
beranggotakan negara negara juga berhadapan dengan negara nergara.
Tobias Brian Anindito (151180082)
Bahan utama : Clive Archer, International Organizations 3rd Edition, Role and Function
of International Organizations, 2001, hlm 65-111

Daftar Pustaka
Tobias Brian Anindito (151180082)
Bahan utama : Clive Archer, International Organizations 3rd Edition, Role and Function
of International Organizations, 2001, hlm 65-111

Barnett, M., & Finnemore, M. 1999.

The Politics, Power, and Pathologies of International Organizations.

Cambridge University Press: InternationalOrganizati-on, 53(4), 699-732.

Archer, Clive. 2001.

International Organizations 3rd Edition.

London and New York:Routledge Taylor and Francis Group.

Anda mungkin juga menyukai