Makalah Bu Yani Infus
Makalah Bu Yani Infus
PEMASANGAN INFUS
Di susun oleh:
Chusniah Alda Amriilah
Prodi : S1 Keperawatan
Dosen Pembimbing:
Ns. Asri Kusyani, M. Kep
1
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur ke hadirat Alloh SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Dasar 1 yang berjudul
Pemasangan Infus dengan baik. Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas
Keperawatan Dasar 1 dan juga untuk membentuk atau membangun kreatifitas mahasiswa
dalam pembuatan makalah yang akan datang. Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik
karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada: 1. Ns. Asri Kusyani, M. Kep sebagai dosen Keperawatan Dasar 1. 2.
Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah mendukung dan
berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah
ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat
penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap agar makalah, dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
2
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar....................................................................................................................2
Daftar isi...............................................................................................................................3
BAB I : Pendahuluan..........................................................................................................4
1.1 Latar belakang.................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................................4
1.4 Manfaat...........................................................................................................................4
BAB II : Pembahasan.........................................................................................................5
2.1 Definisi Pemasangan Infus...............................................................................................
2.2 Tujuan Pemasangan Infus..................................................................................................
2.3 Indikasi Dan Kontraindikasi Pemasangan Infus................................................................
2.4 Keuntungan Dan Kerugian Pemasangan Infus..................................................................
2.5 Lokasi Pemasangan Infus..................................................................................................
2.6 Jenis Cairan Pemasangan Infus.........................................................................................
2.7 Komplikasi Pemasangan Infus..........................................................................................
BAB III : Penutup..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................11
3.2 saran...............................................................................................................................11
Daftar pustaka......................................................................................................................
3
BAB
PENDAHULUAN
Latar Belakang
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pemasangan Infus
Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk
memasukkan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Dermawan, 2008). Sementara itu
menurut Lukman (2007), terapi intravena adalah memasukkan jarum atau kanula ke dalam
vena (pembuluh bilik) untuk di lewati cairan infus/ pengobatan, dengan tujuan agar
sejumlah cairan atau obat dapat masuk ke dalam tubuh melalui vena dalam jangka waktu
tertentu. Tindakan ini sering merupakan tindakan life saving seperti pada kehilangan
cairan yang banyak, dehidrasi dan syok, karena itu keberhasilan terapi dan cara pemberian
yang aman diperlukan pengetahuan dasar tentang keseimbangan cairan dan elektrolit serta
asam basa.
tujuan utama terapi intravena adalah mempertahankan atau mengganti cairan tubuh
yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat
mempertahankan melalui oral, mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit,
memperbaiki keseimbangan asam basa, memberikan tranfusi darah, menyediakan medium
untuk pemberian obat intravena, dan membantu pemberian nutrisi parenteral.
Pada Indikasi Pemasangan Infus secara garis besar terdiri dari 4 situasi yaitu :
kebutuhan pemberian obat intravena, hidrasi intravena, tranfusi darah atau komponen
darah dan situasi lain di mana akses langsung ke aliran darah di perlukan. Seperti contoh :
5
g) Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (contohnya pada
pasien operasi besar dengan resiko pendarahan, dipasangkan jalur infus intravena
untuk persiapan seandainya berlangsung syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat).
h) Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil.
Kontraindikasi relatif pada pemasangan infus, karena ada berbagai situasi dan
keadaan yang mempengaruhinya. Namun secara umum, pemasangan infus tidak boleh di
lakukan jika :
a) Terdapat inflamsi (bengkak, nyeri, demam) flebitis, skletoris vena, luka bakar
dan infeksi di area yang hendak di pasang infus.
b) Pemasangan infus didaerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, terutamail
pada pasien-pasien yang mempunyai penyakit ginjal karena lokasi dapat digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci
darah).
c) Obat-obatan yang berpotensi iritasi pada pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat (contohnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
Menurut Porry dan Potter (2005), keuntungan dan kerugian terapi intravena adalah :
6
titk akses ke sirkulsi dalam periode tertentu, iritasi vascular, misalnya flebitis kimia,
dan inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan.
Menurut Perry dan Potter (2005), tempat atau lokasi vena perrifer yang sering di
gunakan pada pemasangan infus adalah vena supervisil atau perifer kutan terleta di dalam
fasia subcutan dan merupakan akses paling mudah untuk terapi intravena. Daerah tempat
infus yang memungkinkan adalah permukaan dorsal tangan (vena basalika, vena sefalika,
vena kubital median, vena median lengan bawah, dan vena radialis), permukaan dorsal
(vena safena magna, ramus dorsalis).
1. Umur pasien : ex. Pada anak kecil pemilihan sisi sangat penting dan
mempengaruhi berapa lama intravena akhir.
2. Prosedur yang diantisipasi : ex. Pemilihan sisi tertentu pada pasien yang
memiliki jenis terapi tertentu dan beberapa prosedur seperti pembedahan.
3. Aktifitas pasien : ex. Gelisah, bergerak, tak bergerak, perubahan kesadaran.
4. Jenis intravena : jenis larutan dan obat-obatan yang akan diberikan sering
memaksa tempat-tempat yang optimus (ex. Hiperalimentasi adalah sangat
mengiritasi vena-vena perifer).
5. Durasi terapi intravena : terapi jangka panjang memerlukan pengukuran
untuk memelihara vena; pilih vena yang akurat dan baik, rotasi sisi dengan
hati-hati, rotasi sisi fungi dar distal ke prokimal (ex. Mulai di tangan dan
pindah ke lengan).
6. Ketersediaan vena perifer bila sangat sedikit vena yang ada, pemilihan sisi
dan rotasi yang berhati-hati menjadi sangat penting; jika sedikit vena
pengganti
7. Terapi intravena sebelumnya; flebitis sebelumnya membuat vena menjadi
tidak baik untuk di gunakan, kemoterapi sering membuat vena menjadi
buruk (ex. Mudah pecah atau sklerosis).
8. Pembedahan sebelumnya : jangan gunakan ekstremitas yang terkena pada
pasien dengan kelenjar limfe yang telah di angkat (ex. Pasien mastektomi)
tanpa izin dari dokter.
7
9. Sakit sebelumnya : jangan gunakan ekstremitas yang sakit pada pasien
stroke.
10. Kesukaan pasien : jika mungkin, pertimbangkan kesukaan alami pasien
untuk sebelah kiri atau kanan dan juga sisi.
2.6 Jenis Cairan Pemasangan Infus