Disusun Oleh:
Sartika Rohmah 22020116120010
Sukma Putri Rahayu 22020116120023
Niken Saraswati 22020116120035
Salsabila Nur Istigfari 22020116120051
Unzilla Oktavianing Edna 22020116140058
Auzan Hudzaifah 22020116140068
Rizqi Fitriyani 22020116140089
Restu Ayu Saraswati 220201161300104
Evannando Anri Sakti 22020116140116
M. Fikky Hafidz Kalamulloh 22020115130089
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan memiliki peran penting dalam mencetak generasi yang
bermoral dan berprestasi. Berdasarkan data KPAI pada tahun 2018 kekerasan
di sekolah dengan dalih mendisiplinkan menjadi tren kasus pendidikan selama
April hingga Juli 2018 sebanyak 33 kasus. Dari 33 kasus yang ditangani
KPAI, kasus tertinggi adalah anak korban kekerasan/bully sebanyak 13 kasus
(39%). Kemudian, diikuti kasus anak korban kebijakan sebanyak 10 kasus
(30,30%), anak putus sekolah dan dikeluarkan dari sekolah sejumlah 5 kasus
(15%), pungli di sekolah sebanyak 2 kasus (6,60%), tidak boleh ikut ujian
sejumlah 2 kasus (6,60%), dan penyegelan sekolah sebanyak 1 kasus (3,30%).
Hal ini menunjukkan kemerosotan moral/karakter yang terjadi di
masyarakat. Sekolah memiliki peran penting dalam menumbuhkan dan
membentuk kepribadian yang unggul pada anak tanpa adanya kekerasan.
Sekolah hendaknya memberikan pelayanan yang terbaik bagi anak sehingga
anak dapat tumbuh, berkembang dan berpartisipasi dalam pendidikan dengan
aman, nyaman tanpa ada diskriminasi dan intimidasi paksaan/kekerasan.
Pemerintah telah mengupayakan berbagai program untuk terus memajukan
pendidikan, salah satunya program sekolah ramah anak.
Sekolah ramah anak merupakan konsep sekolah yang terbuka,
mengimplementasikan pembelajaran yang memperhatikan perkembangan
psikologis siswanya dengan mengembangkan kebiasaan belajar sesuai dengan
kondisi alami dan kejiwaan anak (Kristanto, Khasanah, I., & Karmila, M.,
2011:41). Sekolah ramah anak (Children Friendly School model) merupakan
model sekolah yang di kembangkan oleh UNICEF yang menjadikan konsep
ramah anak sebagai dasar dengan menyediakan sekolah yang nyaman, aman
dan terlindungi, pendidik yang terlatih, sumber daya dan lingkungan yang
memadai (Deputi Tumbuh Kembang Anak, 2015:07). Sehingga melalui
pelayanan program sekolah ramah anak, penerapan pendidikan karakter yang
di upayakan dapat tercapai dengan maksimal.
B. TOPIK
Pendidikan ramah anak.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit, orang tua
mampu meningkatkan peran serta keluarga dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit mengenai
diharapkan:
a. Orang tua dapat menjelaskan kembali pendidikan ramah anak
b. Orang tua dapat menjelaskan kembali model pendidikan ramah anak
c. Orang tua dapat menjelaskan kembali prinsip pendidikan ramah anak
D. KRITERIA PENILAIAN
1. Orang tua dapat menjelaskan kembali pendidikan ramah anak
2. Orang tua dapat menjelaskan kembali model pendidikan ramah anak
3. Orang tua dapat menjelaskan kembali prinsip pendidikan ramah anak
E. STRUKTUR KEGIATAN
1. Tempat : Kelas SD di Kota Semarang
2. Hari/tanggal : Kamis, 5 Maret 2020
3. Sasaran : Orang tua siswa SD Kota Semarang
4. Setting tempat :
Keterangan:
= Pemateri
= Operator
= Moderator
= Audiens
5. Pengorganisasian :
Moderator : Auzan Hudzaifah
Operator : Restu Ayu S
Pemateri : Niken Saraswati
F. ALAT DAN MEDIA
Laptop, Proyektor, dan Speaker
G. TAHAP PELAKSANAAN
Alat dan
No Waktu Kegiatan PJ
Media
1 09.00- Orientasi : - moderator
09.05 WIB a. Salam
(5’) b. Perkenalan
c. Menjelaskan tujuan
d. Melakukan kontrak waktu
2 09.05- Kerja : laptop, pemateri
09.20 WIB a. menjelaskan pendidikan proyektor,
(15’) ramah anak speaker
b. menjelaskan model
pendidikan ramah anak
c. menjelaskan prinsip
pendidikan ramah anak
3 09.20- Terminasi : - pemateri,
09.30 WIB a. Menyampaikan kesimpulan moderator
(10’) b. Evaluasi kegiatan
c. Rencana tindak lanjut
d. Kontrak yang akan datang
e. Salam
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Mahasiswa dapat berperan sesuai dengan tugasnya
b) Pre planning telah disetujui oleh dosen pembimbing
2. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b) Orang tua Siswa mengikuti dan berpartisipasi aktif selama proses
pendidikan kesehatan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a) Orang tua Siswa dapat menjelaskan kembali pendidikan ramah anak
b) Orang tua dapat menjelaskan kembali model pendidikan ramah anak
c) Orang tua dapat menjelaskan kembali prinsip pendidikan ramah anak
MATERI
A. Pengertian Bullying
Bullying berasal dari bahasa Inggris (bully) yang berarti menggertak
atau mengganggu. School Bullying perilaku agresif terhadap siswa yang
dilakukan secara berulang-ulang oleh seseorang/kelompok yang memiliki
kekuasaan terhadap siswa lain yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti.
ICRW (2015) menunjukkan kasus kekerasan antar anak di Indonesia
sebesar 84% lebih tinggi daripada tren di Asia sebesar 70%. Kasus
Bullying yang terjadi pada anak di < 12 tahun kurang mendapatkan
perhatian lebih karena dianggap sebagai hal yang wajar. Setiap harinya ada
160.000 murid yang bolos sekolah karena takut di-bully, 1-10 murid
pindah sekolah karena takut di-bully, dan 23 dari 36 kasus terdapat anak
yang tidak nyaman di sekolah berada di level SD dibandingkan SMP-
SMA.
Kasus bullying pada anak merupakan fenomena gunung es, kasus
yang mencuat terlihat sedikit namun faktanya sangat banyak, mengakar,
terwariskan dari generasi ke gernerasi sehingga kurang terpantau oleh
sekolah dan orang tua. Menurut catatan KPAI, kasus bullying merupakan
kasus dengan peringkat pertama di Indonesia sebanyak 369 kasus diikuti
oleh kasus tawuran, diskriminasi pendidikan, ataupun pungli.
B. Kategori Bullying
Bullying dapat dikelompokkan ke dalam 6kategori :
a) Kontak fisik langsung.
Tindakan memukul, mendorong, menggigit, menjambak,
menendang,mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar,
jugatermasuk memeras dan merusak barang yang dimiliki orang lain.
b) Kontak verbal langsung.
Tindakan mengancam, mempermalukan, merendahkan,
mengganggu,memberi panggilan nama (name-calling),sarkasme,
merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi,
memaki, menyebarkangosip.
c) Perilaku non-verbal langsung.
Tindakan melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,
menampilkanekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau
mengancam;biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal.
d) Perilaku non-verbal tidak langsung.
Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan
sehinggamenjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan,
mengirimkansurat kaleng.
e) Cyber Bullying
Tindakan menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik
(rekaman video intimidasi, pencemaran nama baik lewat media social)
f) Pelecehan seksual.
Kadang tindakan pelecehan dikategorikan perilaku agresi fisik
atauverbal.
D. Dampak Bullying
Dampak dari tindakan bullyingyang disampaikan oleh Levianti (2008)
antara lain: a) terganggunya kesehatan fisik, b) menurunnya kesejahteraan
psikologis (psychological weel-being), dan c) penyesuaian sosialyang
buruk Dampak bullyingsangat terlihat pada fisik, misalnya lebam dibadan,
sakit kepala, hingga kematian. Psikologis anak terganggu terutama
perasaan tidak nyaman hingga merasa dirinya tidak berharga. Anak akan
merasa kesulitan dalam menyesuaikan diri sehingga menginginkan
suasana baru dan biasanya anak ingin pindah sekolah agar terbebas dari
bullying. Sementara, AminiY. S. J. (2008) menyampaikan gejala-gejala
dampak dari tindakan bullyingyaitu mengurung diri, menangis, minta
pindah sekolah, gelisah, tidak bersemangat, menjadi pendiam, dan lain-
lain. Dampak yang paling berat ialah membuat anak melakukan bunuh
diri.
c) Ketinggalan pelajaran
Deputi Tumbuh Kembang Anak. (2015). Panduan Sekolah Ramah Anak. Jakarta:
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia.